You are on page 1of 9

Profil melintang

Hari/tanggal : senin/ 23 Mei 2016

Waktu : 13.20-17.10 WIB

Tempat : Lapangan Induk Perpustakaan UNP Air Tawar

Cuaca : Cerah

A. Landasan Teori
Profil melintang adalah potongan/penampang melintang dari suatu areal
pengukuran tanah arah melintang yang memperlihatkan jarak dari elevasi tertentu.
Pengukuran profil melintang alat ditempatkan diatas setiap profil memanjang yang
telah dihitung ketinggian dan jarak antara titik ke titik. Setiap pengukuran harus diambil
siku terhadap profil memanjang yang diarahkan kekiri dan kekanan dengan jarak sesuai
dengan kebutuhan masing-masing.
Data yang diambil :
- Bacaan benang (Ba, Bt, dan Bb) ke kiri dan ke kanan
- Tinggi alat
- Tinggi titik tempat dari profil memanjang
- Sketsa gambar penampang

B. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa mengerti metoda profil melintang
2. Mahasiswa dapat menghitung apakah tanah tersebut jika dijadikan jalan akan
menguntungkan atau merugikan.
3. Mahasiswa dapat menghitung volume galian ataupun timbunan untuk pembuatan jalan
tersebut.

C. Alat dan bahan :


1.lavelling : 1
2. tripod : 1
3. Meteran (50m)
4.Alat tulis
5. Bak ukur : 2

D. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakanlah pakaian/rompi lapangan dan topi/helm pelindung kepala
2. Dalam membawa tripod dan bak ukur diarahkan ke posisi vertikal
3. Hindarkan alat dari kemungkinan hilang

54
4. Pusatkan perhatian pada pekerjaan
5. Berdo’alah sebelum melakukan pekerjaan/praktikum.

E. Langkah Kerja :
1. Letakkan tripod dan laveling pada titik awal (A) ,salah satu rekan praktikum memegang
bak ukur pada daerah yang ingin dituju.
2. Jika sudah dapat melihat angka dibaukur, maka stel derajat yang ada pada laveling
searah dengan laveling, maka itu akan menjadi patokan dalam melakukan praktikum.
3. Putar 900 laveling ke kiri dengan jarak yang dituntukan , misalnya 8 m.
4. Pengambilan jarak 8 m ini harus sesuai dengan instruksi rekan yang melihat dari
laveling, karena di laveling lah yang ada derajat, jadi dalam melakukan hal ini diperlukan
tiga orang.
5. Satu orang memegang bauukur dan satu lagi memegang meteran dan satu lagi
mengontrol dari laveling.
6. Jika sudah pas dan jaraknya sudah pas juga,maka dapat dilakukan pembacaan benang
atas,benang bawah, dan benang tengah.
7. Lakukan hal serupa pada arah kanan laveling.
8. Setelah data kanan dan kiri didapatkan, maka kita melakukan pengukuran pada titik B
dengan jarak yang telah ditetapkan ataupun belum ditetapkan.
9. Langkah praktikum sama dengan langkah yang ada dinomor 3,4,5, dan 6.
10. Ulangi langkah kerja

55
F. Sketsa

G. Data

Bacaan Tinggi Titik


No titik Tinggi Alat (cm) Jarak (m) Beda Tinggi
BA BT BB (m)
1 150 3
A1 150 1.485 1.445 1.405 8 5,5 8,5
B1 150 2,430 2,390 2,350 8 -89 -5.9
2 150 1,912 1,837 1,762 16 -337 2.778
A2 150 1,475 1,387 1,300 8 1,13 3.908
B2 150 2,680 2,640 2,600 8 -1 2
3 150 1,768 1,703 1,639 13 -203 2.233
A3 150 1,570 1,525 1,480 8 0.025 2.258
B3 150 2,505 2,465 2,425 8 -10 -7

56
4 150 1,860 1,799 1,739 12 -299 2.4
A4 150 1,450 1,415 1,380 8 8,5 10.9
B4 150 2,200 2,160 2,120 8 -7 -4
5 150 2,304 2,180 2,052 25 -7 2.177
A5 150 1,495 1.455 1,415 8 0.45 2.627
B5 150 1,440 1,400 1,360 8 1 3.177
6 150 1,580 1,480 1,380 20 2 2.218
A6 150 1,520 1,480 1,440 8 2 4.218
B6 150 1,680 1,640 1,600 8 -1.4 0.818

H. Analisis
Tinggi minimum jalan dari permukaan laut adalah 2 meter.
Tinggi tempat dari permukaan laut = 150 cm
Tinggi alat = 150 cm
Maka tinggi alat + tinggi tempat = 3 meter

Pengolahan Data
Hitung :
Cek Bt = ½ (Ba + Bb)
Jarak optis (Ba – Bb) x 100, kesetiap titik-titik pengukuran dari setiap titik profi
Beda Tinggi = (Ta – Bt)
Tinggi Titik = Tinggi titik profil memanjang – Beda tinggi

Perhitungan Volume
Untuk menghitung volume, berdasarkan rencana tinggi tanah didatarkan, maka dicari
luas galian/timbunan setiap profil melintang berdasarkan bentuk bagian penampang.
Volume galian = ( ½ x luas galian P1 + P2) x jarak P1- P2 (dari profil memanjang)

Volume timbunan = (½ x luas timbunan P1 + P2) x jarak P1-P2

 Tinggi titik A1 = 1,445 , maka 3-1,445 = 1,555


Jika tinggi minimum jalan adalah 2, maka kita harus menimbun di titik A sebesar 0,445
meter.
LT A1 = ½ a.t
= ½ 8.0,445
= 1,78 m2
 Tinggi titik A2 = 1,387
= 3 - 1,387
= 1,613 meter.
Maka 2 – 1,613 = 0,387 meter
LT A2 = 1/2a.t
= ½ 8. 0,387

57
= 1,548 m2

= LT1 + LT2
VolumeT A12 X jarak 1,2
2
1,78+1,548
= X 16
2
=26,624 m3
 Tinggi titk B1 = 2,390
= 3 – 2,390
= 0,61 meter

Maka 2 – 0,61 =1,39


LT B1 = ½ a.t
= ½ 8.1,39
= 5,56 m2
 Tinggi titik B2 = 2,640
= 3 – 2,640
= 0,36 meter
Maka 2 – 0,36 = 1,64
LT B2 = ½ a.t
= ½ 8.1,64
= 6,56 m2

= LT1 + LT2
VolumeT B12 X jarak 1,2
2
5,56+6,56
= X 16
2
=96,96 m3
 Tinggi titik A3 = 1,525
= 3 – 1,525
= 1,475 meter

Maka 2 – 1,475 = 0,525

LT A3 = ½ a.t
= ½ 8.0,525
= 2,1 m2
 Tinggi titik A4 = 1,415
= 3 – 1,415
= 1,585

Maka 2 – 1,585 = 0,415

LT A4 = ½ a.t
= ½ 8.0,415

58
= 1,66 m2

= LT1 + LT2
VolumeT A34 X jarak 3,4
2
2,1+1,66
= X 12
2
=24,44 m3
 Tinggi titik B3 = 2,465
= 3 – 2,465
= 0,535 meter

Maka 2 – 0,535 = 1,465

LT B3 = ½ a.t
= ½ 8.1,465
= 5,86 m2
 Tinggi titik B4 = 2,160
= 3 – 2,160
= 0,84 meter

Maka 2 – 0,84 = 1,16

LT B3 = ½ a.t
= ½ 8.1,16
= 4,64 m2

= LT1 + LT2
VolumeT B34 X jarak 3,4
2
5,86+4,64
= X 12
2
=63 m3
 Tinggi titik A5 = 1.455
= 3 – 1,455
= 1,545 meter

Maka 2 – 1,545 = 0,455

LT A5 = ½ a.t
= ½ 8.0,455
= 1,83 m2
 Tinggi titik A6 = 1,480
= 3 – 1,480
= 1,52 meter

Maka 2 – 1,52 =0,48

59
LT A6 = ½ a.t
= ½ 8.0,48
= 1,92 m2

= LT1 + LT2
VolumeT A56 X jarak 5,6
2
1,83+1,92
= X 20
2
=37,5 m3
 Tinggi titik B5 = 1,400
= 3 – 1,400
= 1,6 meter

Maka 2 – 1,6 = 0,4

LT B5 = ½ a.t
= ½ 8.0,4
= 1,6 m2
 Tinggi titik B6 = 1,640
= 3 – 1,640
= 1,36 meter

Maka 2 – 1,36 = 0,64

LT B6 = ½ a.t
= ½ 8.0,64
= 2,56 m2

= LT1 + LT2
VolumeT A56 X jarak 5,6
2
1,6+2,56
= X 20
2
=41,6 m3

I. Kesimpulan

Dari metode ini maka didapatkan jumlah galian dan timbunan yang akan diletakkan. Jika
seorang enginer tidak bisa melakukan metode melintang atau dia mengalami kesalahan yang
besar, maka kontraktor akan mengalami pembengkakan biaya dan bisa-bisa gagal menjalankan
proyek tersebut. Ilmu ini paling sering digunakan dalam membuat jalan tol atau jalan-jalan raya
biasa.

60
J. Gambar

titik ke titik ( m ) titk denga sub titik ( m )


No 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5 ke 1- 1- 2- 2- 3- 3- 4- 4- 5- 6- 6-
5 - A5
titik 2 3 4 5 6 A1 B1 A2 B2 A3 B3 A4 B4 B5 A6 B6
Jarak 16 13 12 25 20 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Beda - 0.13 -
-0.1 0.7 0.06 -0.9 0.45 -0.8 0.178 -0.76 0.384 -0.36 0.725 0.78 0 -0.16
tinggi 0.34 4 0.38

61
K. Dokumentasi

62

You might also like