Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Data iklim dianalisis untuk mengidentifikasi perubahan besaran parameter iklim maupun peristiwa iklim
ekstrem. Data yang menjadi kajian berasal dari Stasiun Meteorologi Serang, Banten. Tujuan penelitian ini
adalah menganalisis karakterisktik data cuaca stasiun pengamatan cuaca Serang terutama pada suhu udara
dan curah hujan serta mengidentifikasi perubahan pada pola dan nilai suhu udara dan curah hujan.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan RClimdex untuk mengetahui adanya perubahan jangka
panjang suhu dan curah hujan. Secara keseluruhan slope indeks suhu udara pada stasiun pengamatan Serang
mengalami penurunan diantaranya indeks TX10p dan TN10p, yang mengindikasikan jumlah hari dingin pada
siang hari dan malam hari mengalami penurunan. Pada stasiun Serang slope indeks suhu udara (TN90p)
cenderung meningkat yang mengindikasikan suhu udara lebih hangat. Indeks curah hujan hampir seluruhnya
mengalami penurunan kecuali CDD yang menunjukkan peningkatan deret hari kering pada wilayah Serang.
Kata kunci: curah hujan, indeks suhu udara, indeks curah hujan, Rclimdex, suhu udara
ABSTRACT
Climate data were analyzed to determine the of changes of climate parameters value or extreme
climate events. Data which are investigated on this study come from Serang Banten Meteorological
Station. The purpose of this research is to analyze the climate characteristic of weather of Serang
observation station especially in air temperature and rainfall and to identify any changes in
temperature and precipitation pattern at those observation stations. Data processing was done by
using RClimdex to detect the long-term change in temperature and precipitation. The results show
that the slope of the air temperature index at the Serang observation station has decreased, namely
TX10p and TN10p indexes, which indicating the number of cold days during the day and night has
decreased. At Serang station the air temperature index slope (TN90p) tends to increase indicating
warmer air temperatures. The rainfall index almost entirely decreased except CDD which showed
increasing of dry day series at Serang region.
Keywords: air temperature, air temperature indices, precipitation, precipitation indices, Rclimdex,
a) b)
c) d)
Gambar 3.1 Trend suhu: a) TN10p; b) TX10p; c) TN90p dan d) TX90p wilayah Serang tahun 1981-2017
a) b)
c) d)
Gambar 3.2 Trend presipitasi: a) RX1day; b) RX5day dan hari hujan; c) CWD; d) CDD periode
1981- 2017 di wilayah Serang
Trend curah hujan ekstrem terjadi di signifikan oleh Rx1day dan Rx5day, sehingga
Serang ditandai oleh penurunan yang tidak kondisi hujan di Serang memiliki intensitas
yang ringan dalam waktu yang relatif pendek. hujan yang turun dalam satu hari (Rx1day),
Kondisi dengan intensitas yang cukup ekstrem berhubungan dengan terjadinya kondisi basah
dan tinggi dalam waktu yang relatif pendek yang terus menerus (CWD) dan atau kondisi
akan mengakibatkan trend CWD menurun kering yang terus menerus (CDD). Trend
signifikan dan trend CDD meningkat. Hal ini CWD dan CCD di Serang tahun 1980-2017,
juga mengakibatkan kondisi hidrologi yang berturut-turut seperti terlihat pada Gambar c
tidak lagi stabil di Serang. dan d.
Trend Rx1day dan Rx5day, masing-
masing terlihat pada Gambar a dan b. Curah
a) b)
a) b)
Gambar 3.5 Trend Curah hujan 10 tahunan: a) Desember, Januari dan Februari (DJF); b) Juni, Juli dan
Agustus(JJA).
Trend curah hujan annual Juni, Juli, Agustus hujan dengan laju penurunan sebesar 4.3 mm
per tiga puluh tahun menunjukkan adanya per tahun sejak tahun 2000 sampai. Secara
penurunan curah hujan dengan laju penurunan umum kondisi CH annual DJF pada peride I
sekitar 3 mm hingga 5 mm per tahun sejak (1981-1990) lebih besar dibandingkan periode
tahun 1981 sampai 2010. Secara umum II (1991-2000), namun laju penurunannya
kondisi CH annual DJF pada periode I (1981- lebih besar pada periode III dibandigkan
1990) lebih besar dibandingkan periode II periode II. Curah hujan JJA di semua periode
(1991-2000). Hal tersebut menunjukkan mengalami kenaikan yang tidak terlalu
kondisi Serang pada periode II lebih kering signifikan. Hanya pada periode I pada DJF
dibandingkan periode I pada bulan Juni Juli mengalami kenaikan yang signifikan. Pada
dan Agustus (kemarau). Curah hujan annual periode I, II, dan III CH pada bulan DJF
JJA pada periode I berkisar 0 - 498 mm cenderung lebih stabil dibandingkan periode
sedangkan pada period II sebesar 0 - 286 mm IV yang terjadi semacam lag sehingga polanya
setiap tahunnya. Trend curah hujan annual tidak sama.
Desember, Januari, Februari per tiga puluh
tahun menunjukkan adanya penurunan curah
berkisar -0.10 s/d -0.02 C lebih dingin
3.3 Dinamika Atmosfer dibandingkan normalnya, setelah itu mulai
3.3.1 Sea Surface Temperature menghangat kembali pada periode ke 3 yaitu
SST mempengaruhi kondisi CH 2001-2010 dengan anomali berkisar -0.02 d/d
disuatu wilayah, yaitu ketika SST yang lebih 0.15 C lebih hangat dibanding normalnya,
hangat akan menghasilkan uap air yang lebih setelah itu pada period eke 4 yaitu tahun 2011-
banyak, sehingga memiliki potensi hujan yang 2017 juga tetap hangat dengan nilai anomali
lebih besar. Pada periode 1981-1990 anomali SST berkisar 0.02 d/d 0.32 C. Secara umum
SST di sekitar Serang, Banten berkisar -0.14 kondisi SST di sekitar Serang menunjukkan
s/d 0.02 C lebih dingin dibanding normalnya, bahwa pada periode-periode akhir cendrung
kemudian pada periode ke 2 yaitu tahun 1991- lebih hangat, sehingga berpotensi hujan lebih
2000 mendingin yaitu nilai anomali SST besar.
a) b)
c) d)
c) d)
Gambar 3.7 Anomali Precipitable Water 10 tahunan: a) 1981-1990; b) 1991-2000; c) 2001-2010; d) 2011-
2017.
RH menunjukkan tingkat kebasahan dari berkisar -0.05 s/d -0.25 % lebih kering
suatu udara, semakin basah semakin banyak dibandingkan normalnya. Pada periode ke 4
uap air, maka semakin berpotensi hujan. Pada yaitu 2011-2017 kondisi RH meningkat
periode 1 ( 1981-1990) anomali RH di sekitar kembali terlihat dari anomali yang semakin
Serang, Banten berkisar -0.4 s/d -0.9 % lebih besar yaitu 0.2 s/d 1.2 %, lebih basah
kering dibanding normalnya, kemudian pada dibanding normalnya. Secara umum kondisi
periode ke 2 yaitu tahun 1991-2000 nilai RH di sekitar Serang, Banten menunjukkan
anomali RH berkisar 0.1 s/d 0.7 % lebih basah bahwa pada periode akhir cenerung lebih
dibandingkan normalnya, setelah itu menurun basah, sehingga berpeluang atau berpotensi
pada periode ke 3 (2001-2010) anomali RH hujan lebih besar.
c)
d)
Gambar 3.8 Anomali Angin Zonal 10 tahunan: a) 1981-1990; b) 1991-2000; c) 2001-2010; d) 2011-
2017.
a) b)
c) d)
4. KESIMPULAN
5. DAFTAR PUSTAKA
Aldrian, E., 2007. Perubahan iklim global dan about mechanism of global change.
dampak terhadap iklim benua Atmos Res 37: 175-209.
maritim di laut dan di daratan. Pribadi, Yanuar H. 2012. Variabilitas Curah
Prosiding Jurnal Club Tahun 2007. Hujan dan Pergeseran Musim Di
Badan Meteorologi dan Geofisika. Wilayah Banten Sehubungan
ISBN:978-979-1241-11-3 Dengan Variasi Suhu Muka Laut
Geerts, B., 2002. Empirical estimation of the Perairan Indonesia, Samudera
monthly-mean daily temperature Pasifik dan Samudera Hindia. Tesis
range. Theor. Appl. Climatol. DOI Program Magister Ilmu Geografi,
10.1007/s00704-002-0715-3. Fakultas Matematika dan Ilmu
Haines A, Patz J.A.2004. Health effects of Pengetahuan Alam. Universitas
climate change. Journal of the Indonesia, Depok.
Ameican Medical Association 291 Tebaldi C., K. Hayhoe, J. M. Arblaster and G.
(1):99-103 A. Meehl.2006. Going to the
Hansen J, Sato M, and Ruedy R., 1995. Long- extremes. An intercomparisonof
term changes of the diurnal model-simulated historical and
temperature cycle: implication
future changes in extreme events. Zhang Xuebin, Feng Yang. 2004. RClimdex
Climatic Change 79:185-211 1.0 User Manual. Climate Research
IPCC, Intergovernmental Panel on Climate Branch Environment
Change. 2007. IPCC Fourth Canada:Ontario.
Assessment Report: Climate Zhou L, Dickinson RE, Tian Y, Fang J, Li Q,
Change 2007, Kaufman RK, Tucker TH and
(https://www.ipcc.ch/publications_ Myneni RB., 2004. Evidence for a
and_data/ar4/wg1/en/ch3s3-8- significant urbanization effect on
5.html, diakses 31 Oktober 2017 climate in China. PNAS Vol. 101
No. 26 :9540-9544.