You are on page 1of 7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat –Nya,
laporan ini bisa diselesaikan di bawah bimbingan Ibu Ida Rosida SP.d, selaku guru mata
pelajaran Kimia. Terima kasih kami sampaikan kepada beliau yang telah memberikan petunjuk,
dan mengajarkan teori tentang Laju Reaksi.

Karya tulis ini kami tujukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia di SMA Negeri
1 Ciruas. Karya tulis ini kami beri judul “Laju Reaksi dan Orde Reaksi”.

Dalam proses pembuatan karya tulis ini, kami mendapatkan banyak kesulian, sehingga
masih terdapat banyak kesalahan dalam karya tulis ini. Untuk itu kritik dan saran sangat berharga
bagi kami untuk menjadi lebih baik dalam penulisan karya tulis ini.

Ciruas, Februari 2012


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Asam dan Basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin
acetum yang berarti cuka, sedangkan basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.
Sejak berabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat
larutannya.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Agar dapat mengetahui dan dapat menyimpulkan suatu zat bersifat asam atau basa.
2. Dan dapat menentukan bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai indikator asam-
basa.

1.3 Rumusan Masalah


Permasalahan yang diangkat dalam percobaan ini adalah bagaimana kita dapat
menentukan zat apa saja yang bersifat asam ataupun basa. Selain itu kita juga dapat
mengetahui suatu zat bersifat asam atau basa dengan menggunakan indikator lain selain
kertas lakmus.

Bab II
Pengertian

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu
bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda,
sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat
asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan
menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan
berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang
bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya.
pHmerupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan
larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau
dengan pH meter.

Ada tiga teori tentang asam dan basa. Teori asam basa yang pertama adalah Teori
Arrhenius, Teori Bronsted-Lowry dan Teori Lewis.

 Teori Arrhenius
Asam basa didefinisikan berdasarkan pelepasan ion H+ dan OH- dari basa dipahami
sebagai reaksi kesetimbangan. Teori ini banyak digunakan untuk menjelaskan reaksi
asam dan basa dalam pelarut air. Jenis senyawa asam dapat dikelompokan menjadi
senyawa molekul yang bereaksi dengan air membentuk ion hydrogen [H+] dan
senyawa molekul yang berupa oksida non-logam. Sedangkan senyawa basa
dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu senyawa ion yang mengandung ion hidroksida
[OH-], senyawa ion yang berupa oksida non-logam dan senyawa molekul yang
bereaksi dengan air membentuk ion hidroksida [OH-].

 Teori Bronsted-Lowry
Teori ini dapat menjelaskan reaksi asam basa yang terjadi dalam pelarut air. Dalam
teori ini juga menyatakan bahwa reaksi asam basa melibatkan transfer proton[H +] .
Asam akan memberikan/donor proton [H+] kepada suatu basa, sedangkan basa akan
menerima proton [H+] dari asam.

 Teori Lewis
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal
ini dikarenakan Toeri Lewis dapat menjelaskan reaksi asam-basa yang berlangsung
dalam pelarut air, bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali. Teori ini juga dapat
menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton [H+]. Molekul
atau ion yang bergabung dengan molekul atau ion lainnya dengan cara menerima
sepasang elekton atau bertindak sebagai akseptor sepasang electron disebut asam
lewis. Sementara molekul atau ion yang memberikan sepasang electron bertindak
sebagai pendonor sepasang electron disebut basa lewis.

BAB III

Hasil Pengamatan

Pada percoban ini, larutan diuji menggunakan zat yang warnanya berbeda dengan lingkungan
yang berlainan. Zat seperti ini disebut juga indikator.

Alat dan Bahan :


 Rak dan tabung reaksi
 Mortir
 Pipet tetes
 Kertas lakmus merah/biru
 Plat tetes
 Mahkota bunga
 Air sabun
 Amoniak
 Hydrogen klorida
 Natrium hidroksida
 Natrium karbonat
 Alcohol
 Larutan cuka
 Larutan gula
 Air kapur
 Air suling
 Air jeruk nipis
 Amonium klorida

Urutan Kerja:
a. Pengujian Larutan dengan Kertas Lakmus
1. a. Teteskan air suling pada kertas lakmus merah dan biru!
b. Amatilah perubahan yang terjadi pada kertas lakmus!
c. Dengan cara yang sama, ujilah larutan cuka dan air kapur!
2. Ujilah larutan-larutan di bawah ini dengan cara yang sama, kemudian nyatakanlah larutan
itu bersifat asam seperti cuka, basa seperti kapur,atau netral seperti air suling!
a. larutan gula
b. Larutan amoniak
c. Larutan hydrogen klorida
d. Larutan natrium karbonat
e. Larutan natrium hidroksida
f. Larutan natrium klorida
g. Larutan amonium klorida
h. Air jeruk
i. Air sabun
j. Alkohol
3. Pengujian dengan ekstrak mahkota bunga.
a. Hancurkan mahkota bungamerah pada mortar!
b. Encerkanlah cairan bunga itu dengan sedikit air!
c. Ambilah 1 mL larutan berwarna merah dan masukan ke dalam tabung reaksi!
d. Teteskan 10 tetes larutan cuka ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan merah
 Amati dan catatlah yang terjadi
 Ulangi cobaan di atas dengan mengganti asam cuka dengan air kapur 10 tetes!
Apakah yang terjadi?
 Lakukanlah kembali percobaan di atas dengan menggunakan mahkota bunga yang
lain.
 Amati yang terjadi dan catat pada tabel!

Hasil Pengamatan :

Perubahan Warna
Larutan
Lakmus merah Lakmus biru

Air suling Merah Biru

Larutan cuka Merah Merah

NaOH Biru Biru

Air kapur Biru Biru

b. Pengujian dan Pengelompokkan Larutan

Perubahan warna Sifat Larutan


No. Larutan
Lakmus merah Lakmus biru Asam Basa Netral

1. Gula Tetap Tetap 

2. Hydrogen klorida Tetap Merah 

3. Air jeruk Tetap Merah 

4. Air sabun Biru Tetap 

5. Alkohol Tetap Tetap 

6. H2SO4 Tetap Merah 

7. Urea Biru Tetap 


8. N2S2O3 Tetap Tetap 

9. PP+HCl Tetap Tetap 

10. PP+NaOH Ungu Tetap 

c. Pengujian dengan ekstrak mahkota bunga

Perubahan warna
Warna bunga Nama bunga Warna ekstrak bunga
Asam cuka Air kapur

Merah Mawar Merah Merah Coklat

Merah muda Mawar Merah muda Merah muda Coklat

Ungu Bunga Terompet Ungu Merah Kuning

Pertanyaan:
1. Larutan manakah yang mengubah warna lakmus merah menjadi biru?
Jawab : Air sabun, Urea
2. Larutan manakah yang mengubah lakmus biru menjadi merah?
Jawab : Air jeruk, Larutan H2SO4, Larutan HCl
3. Larutan manakah yang tidak mengubah warna lakmus merah atau lakmus biru?
Jawab : Gula, Alkohol, N2SO3, PP+HCl
4. Sebutkan larutan yang bersifat asam, basa, dan netral!
Jawab :
Asam : HCl, Air jeruk, H2SO4
Basa : Gula, Air sabun, Urea, N2S2O3, PP+NaOH
Netral : Alkohol, PP+HCl
5. Dapatkah ekstrak mahkota bunga bertindak sebagai indikator? Jelaskan!
Jawab : Iya, karena ekstrak bunga dapat mengubah warna larutan dan dapat
membandingkan mana larutan yang bersifat asam, basa, netral.

You might also like