Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat –Nya,
laporan ini bisa diselesaikan di bawah bimbingan Ibu Ida Rosida SP.d, selaku guru mata
pelajaran Kimia. Terima kasih kami sampaikan kepada beliau yang telah memberikan petunjuk,
dan mengajarkan teori tentang Laju Reaksi.
Karya tulis ini kami tujukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia di SMA Negeri
1 Ciruas. Karya tulis ini kami beri judul “Laju Reaksi dan Orde Reaksi”.
Dalam proses pembuatan karya tulis ini, kami mendapatkan banyak kesulian, sehingga
masih terdapat banyak kesalahan dalam karya tulis ini. Untuk itu kritik dan saran sangat berharga
bagi kami untuk menjadi lebih baik dalam penulisan karya tulis ini.
PENDAHULUAN
Asam dan Basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin
acetum yang berarti cuka, sedangkan basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.
Sejak berabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat
larutannya.
1. Agar dapat mengetahui dan dapat menyimpulkan suatu zat bersifat asam atau basa.
2. Dan dapat menentukan bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai indikator asam-
basa.
Bab II
Pengertian
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu
bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda,
sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat
asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan
menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan
berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang
bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya.
pHmerupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan
larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau
dengan pH meter.
Ada tiga teori tentang asam dan basa. Teori asam basa yang pertama adalah Teori
Arrhenius, Teori Bronsted-Lowry dan Teori Lewis.
Teori Arrhenius
Asam basa didefinisikan berdasarkan pelepasan ion H+ dan OH- dari basa dipahami
sebagai reaksi kesetimbangan. Teori ini banyak digunakan untuk menjelaskan reaksi
asam dan basa dalam pelarut air. Jenis senyawa asam dapat dikelompokan menjadi
senyawa molekul yang bereaksi dengan air membentuk ion hydrogen [H+] dan
senyawa molekul yang berupa oksida non-logam. Sedangkan senyawa basa
dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu senyawa ion yang mengandung ion hidroksida
[OH-], senyawa ion yang berupa oksida non-logam dan senyawa molekul yang
bereaksi dengan air membentuk ion hidroksida [OH-].
Teori Bronsted-Lowry
Teori ini dapat menjelaskan reaksi asam basa yang terjadi dalam pelarut air. Dalam
teori ini juga menyatakan bahwa reaksi asam basa melibatkan transfer proton[H +] .
Asam akan memberikan/donor proton [H+] kepada suatu basa, sedangkan basa akan
menerima proton [H+] dari asam.
Teori Lewis
Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Hal
ini dikarenakan Toeri Lewis dapat menjelaskan reaksi asam-basa yang berlangsung
dalam pelarut air, bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali. Teori ini juga dapat
menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton [H+]. Molekul
atau ion yang bergabung dengan molekul atau ion lainnya dengan cara menerima
sepasang elekton atau bertindak sebagai akseptor sepasang electron disebut asam
lewis. Sementara molekul atau ion yang memberikan sepasang electron bertindak
sebagai pendonor sepasang electron disebut basa lewis.
BAB III
Hasil Pengamatan
Pada percoban ini, larutan diuji menggunakan zat yang warnanya berbeda dengan lingkungan
yang berlainan. Zat seperti ini disebut juga indikator.
Urutan Kerja:
a. Pengujian Larutan dengan Kertas Lakmus
1. a. Teteskan air suling pada kertas lakmus merah dan biru!
b. Amatilah perubahan yang terjadi pada kertas lakmus!
c. Dengan cara yang sama, ujilah larutan cuka dan air kapur!
2. Ujilah larutan-larutan di bawah ini dengan cara yang sama, kemudian nyatakanlah larutan
itu bersifat asam seperti cuka, basa seperti kapur,atau netral seperti air suling!
a. larutan gula
b. Larutan amoniak
c. Larutan hydrogen klorida
d. Larutan natrium karbonat
e. Larutan natrium hidroksida
f. Larutan natrium klorida
g. Larutan amonium klorida
h. Air jeruk
i. Air sabun
j. Alkohol
3. Pengujian dengan ekstrak mahkota bunga.
a. Hancurkan mahkota bungamerah pada mortar!
b. Encerkanlah cairan bunga itu dengan sedikit air!
c. Ambilah 1 mL larutan berwarna merah dan masukan ke dalam tabung reaksi!
d. Teteskan 10 tetes larutan cuka ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan merah
Amati dan catatlah yang terjadi
Ulangi cobaan di atas dengan mengganti asam cuka dengan air kapur 10 tetes!
Apakah yang terjadi?
Lakukanlah kembali percobaan di atas dengan menggunakan mahkota bunga yang
lain.
Amati yang terjadi dan catat pada tabel!
Hasil Pengamatan :
Perubahan Warna
Larutan
Lakmus merah Lakmus biru
Perubahan warna
Warna bunga Nama bunga Warna ekstrak bunga
Asam cuka Air kapur
Pertanyaan:
1. Larutan manakah yang mengubah warna lakmus merah menjadi biru?
Jawab : Air sabun, Urea
2. Larutan manakah yang mengubah lakmus biru menjadi merah?
Jawab : Air jeruk, Larutan H2SO4, Larutan HCl
3. Larutan manakah yang tidak mengubah warna lakmus merah atau lakmus biru?
Jawab : Gula, Alkohol, N2SO3, PP+HCl
4. Sebutkan larutan yang bersifat asam, basa, dan netral!
Jawab :
Asam : HCl, Air jeruk, H2SO4
Basa : Gula, Air sabun, Urea, N2S2O3, PP+NaOH
Netral : Alkohol, PP+HCl
5. Dapatkah ekstrak mahkota bunga bertindak sebagai indikator? Jelaskan!
Jawab : Iya, karena ekstrak bunga dapat mengubah warna larutan dan dapat
membandingkan mana larutan yang bersifat asam, basa, netral.