Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas
terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran
terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma lebih
sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk terutama malam hari dan
atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran napas
yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa
binatang.
2. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen,
adalah spasme otot polos, edema dan inflamasi membran mukosa jalan udara,
dan eksudasi mucus intraliminal, sel-sel radang dan debris selular. Obstruksi
ekspresi paksa dan kecepatan aliran, penutupan prematur jalan udara, hiperinflasi
perbedaaan satu bagian dengan bagian lain, ini berakibat perfusi bagian paru
respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin
maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang
sensitif berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah
mengalami degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon peradangan
atau keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru.
Asma akan muncul bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat
kelainan, tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran
fisik dan tes fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita
merasa tidak sakit tetapi bila pengobatan dihentikan asma akan kambuh.
4. Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu
bronkus
d. Terdapatnya neutrofil eosinofil
2. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi,
komplikasi asma
a. Gas analisa darah
Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat
buruk
b. Kadang –kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang
meninggi
c. Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi
d. Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi
pada waktu seranggan, dan menurun pada waktu penderita bebas dari
serangan.
e. Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor alergi dengan
asma atopik.
3. Foto rontgen
Pada umumnya, pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada
penurunan tekanan sistolenya dan bila lebih rendah dari 20%, seluruh
RBBB
c. Tanda-tanda hipoksemia yakni terdapat sinus takikardi, SVES,
tim kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang
bagi klien.
c. Fisioterapi
Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini
sehari.
c. Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik,
maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d. Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak .
bersifat bronkodilator.
3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus
a. Infus RL 20 tpm
b. Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c. Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama
takipneu/bradipneu, retraksi.
2) Menggunakan otot aksesoris pernafasan
3) Kesulitan bernafas : diaforesis, sianosis
c. Circulation
1)Penurunan curah jantung : gelisah, latergi, takikardi
2)Sakit kepala
3)Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah
4)Papiledema
5)Urin output meurun
d. Dissability
Mengetahui kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum dan
maupun pada diri individu itu sendiri (pada saat berbeda), dari tidak ada
gejala sama sekali sampai kepada sesak yang hebat yang disertai
gangguan kesadaran.
Keluhan dan gejala tergantung berat ringannya pada waktu serangan.
Pada serangan asma bronkial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi,
keluhan dan gejala tak ada yang khas. Keluhan yang paling umum
ialah : Napas berbunyi, Sesak, Batuk, yang timbul secara tiba-tiba dan
meliputi pemeriksaan :
1) Status kesehatan umum
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah,
kusam.
3) Thorak
a) Inspeksi
Dada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesemetrisan
peranfasan.
b) Palpasi
Pada palpasi di kaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil
fremitus.
c) Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor
menjadi kental. Warna dahak jernih atau putih tetapi juga bisa
terdengar hipersonor.
b) Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan
cuping hidung.
c) Pada keadaan yang lebih berat dapat ditemukan
DIAGNOSA
NO NOC NIC RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan Setelah dilakukan Kaji warna, Karakteristik sputrum
jalan nafas yang tindakan kekentalan dan dapat menunjukkan
berhubungan keperawatan selama jumlah sputum berat ringannya
dengan sekresi 3 shifh, diharapkan obstruksi
kental jalan nafas normal Instruksikan klien Batuk yang tidak
peningkatan dengan kriteria pada metode terkontrol melelahkan
produksi mukus hasil: yang tepat dalam dan inefektif serta
bronkospasme. Menentukan posisi mengontrol menimbulkan frustasi
yang nyaman batuk. Sekresi kental sulit
sehingga Ajarkan klien untuyk dikeluarkan dan
memudahkan untuk dapat menyebabkan
peningkatan menurunkan sumbatan mucus yang
pertukaran gas. viskositas sekresi dapat menimbulkan
Dapat atelektasis.
mendemontrasikan Berkurangnya suara
batuk efektif Auskultasi paru tambahan setelah
Dapat menyatakan sebelum dan tindakan menunjukan
strategi untuk sesudah tindakan keberhasilan
menurunkan Fisioterpi dada
kekentalan sekresi Lakukan merupakan strategi
Tidak ada suara fisioterapi dada untuk mengeluarkan
nafas tambahan dengan tehnik sekret.
drainage
postural,perkusi
dan fibrasi dada. Hygiene mulut yang
Dorong dan atau baik meningkatkan rasa
berikan sehat dan mencegah
perawatan mulut bau mulut
Corwin, E.J. 2000. Buku Saku Patofisiologi, Alih bahasa Braham. U. Jakarta :
EGC
Wilkinson, J.M, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
Smeltzer, suzana& Brenda G. Bare 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah
brunnert & sudart. Edisi 8 vol. Jakarta : EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
GINA (Global Initiative for Asthma) 2006.; Pocket Guide for Asthma
Management and Prevension In Children. www. Dimuat dalam
www.Ginaasthma.org
Linda Jual Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta:
EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius