Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.
Pembukaan bagian tubuh ini pada umumnya menggunakan sayatan. Setelah bagian
yang ditangani ditampilkan dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan (Sjamsuhidayat, 2005). Bedah atau operasi merupakan
tindakan pembedahan cara dokter untuk mengobati kondisi yang sulit atau tidak
mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana (Potter and Perry, 2006).
Laparatomi merupakan pembedahan perut, membuka selaput perut dengan
operasi yang dilakukan untuk memeriksa organ-organ perut dan membantu diagnosis
masalah termasuk menyembuhkan penyakit-penyakit pada perut (Mansjoer, 2007).
Berdasarkan penelitian di RSUD Dr. Moewardi banyak terdapat pasien yang
dilakukan pembedahan. Pembedahan atau operasi yang sering dilakukan selama
bulan Agustus sampai November 2012 kasus laparotomi 230 (60%) kasus, pada bulan
Januari sampai November 2012 pasien dengan kasus post operasi apendisitis sekitar
kurang lebih 252 orang, dengan kasus laparatomi apendisitis 78 orang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada post laparatomi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menegetahui definisi laparatomi
b. Untuk mengetahui etiologi laparatomi
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis laparatomi
d. Untuk mengetahui komplikasi laparatomi
e. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway laparatomi
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan laparatomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Laparatomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya
perleketan usus dan biasanya terjadi pada usus halus (Arif Mansjoer, 2010)
Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka selaput perut dengan operasi
(Lakaman, 2011)
Jenis-jenis laparatomi menurut Jitowiyono (2010) :
1. Midline incision, yaitu sayatan ke tepi dari garis tengah abdomen.
2. Paramedian, yaitu sayatan sedikit ke tepi dari garis tengah dengan
jarak sekitar 2,5 cm dengan panjang 12,5 cm.
3. Transverse upper abdomen incision, yaitu insisi di bagian atas,
misalnya pembedahan colesistotomy dan spelenektomy.
4. Transverse lower abdomen, yaitu insisi melintang dibagian bawah 4
cm di atas anterior spinl iliaka, misalnya pada operasi appendisitis.
B. ETIOLOGI
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
2. Peritonitis
3. Perdarahan saluran pencernakan
4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar
5. Masa pada abdomen (Mansjoer, 2007)
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri tekan
2. Kelemahan
3. Konstipasi
4. Mual muntah
5. Dapat terjadi peningkatan tekanan darah, nadi dan pernafasan
D. KOMPLIKASI
1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis,
Tromboplebitis post operasi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi.
Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari
dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke
paru-paru, hati dan otak.
2. Buruknya integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau
eviserasi
Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi luka
adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi. Faktor penyebab
dehisensi dan eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan menutupnya
waktu pembedahaan, ketegangan yang berat pada dinding abdomen
sebagai akibat dari batuk atau muntah.
3. Buruknya integritas kulit sehubungan dengan luka infeksi
Infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam setelah operasi. Organisme
yang paling sering menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aurens,
organisme, gram positif. Stapilokokus mengakibatkan pernanahan.
(Jitowiyono, 2010)
Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : kanan (1-5), kiri(1-5)
ROM kanan dan kiri : adekuat atau tidak adekuat
Perubanhan bentuk tulang : tidak ada
Perubahan akral : hangat atau dingin
Pitting edema : ada tau tidak
Capilary revil time : ada <3 detik
B. TERSIERY SURVEY
Data penunjang ini terdiri dari farmakotherapi atau obat-obatan yang diberikan kepada
klien, serta prosedur diagnostik yang dilakukan kepada klien seperti pemeriksaan
laboratorium (AGD, cek darah lengkap) serta pemeriksaan serta pemeriksaan rontgen.
C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan dengan agen cidera fisik
2. Ketidakefektifan bersihkan jalan nafas berhubungan dengan faktor fisiologis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsopsi nutrien
4. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan hipovolemik
5. Resiko ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan penurunan berat
badan
6. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
D. Perencanaan tindakan keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan dengan agen cidera fisik
NIC :
- Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
Rasional : untuk mengetahui reaksi non verbal klien dalam menghadapi nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi karakteristik,
durasi, kualitas, frekuansi, dan faktor predisposisi
Rasional : untuk mengetahui skla nyeri, lokasi, karakteristik, durasi, kualitas
- Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi nafas dalam, kompres hangat dan
dingin)
Rasional : untuk mengajarkan kepada pasien cara mengurangi nyeri
- Kalaborasi dalam pemberian analgetik
Rasional : untuk menentukan dosis yang tepat
2. Ketidakseimbangan bersihkan jalan nafas berhubungan dengan faktor biologis
NIC :
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Rasional : untuk menentukan tindakan yang tepat dalam menangani O2 pasien
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Rasional : untuk mengetahui apakah ada suara tambahan atau tidak
- Berikan bronkodilator bila perlu
Rasional : untuk membuka jalan nafas yang dilatasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsopsi nutrisi
NIC
- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrsisi yang dibutuhkan
Rasional : untuk mengetahui kemmpuan pasien dalam mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
- Monior kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Hematokrit
Rasional : untuk mengetahui kadar albumin,total protein, Hb, dan kadar
Hematokrit
- Berikan substansi gula
Rasional untuk meningkatkan glukosa dalam tubuh
- Kalaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Rasional : untuk menentukan jumlah kalori yang dibutukan pasien
4. Resiko syok berhubungan hipopelimia
NIC
- Monitor ttv,tekanan darah, status mental dan output
Rasional : untuk memonitor pasien
- Berikan cairan IV kristaloid sesuai dengan kebutuhan
Rasional untuk memperbaiki status cairan pasien
- Lakukan pemasangan NGT dan monitor residu lambung
Rasional untuk mengetahui apakah lambung mengalami masalah
- Atur posisi pasien untuk mengoptimalkan perfusi
Rasional untuk melancarkan perfusi sampai ke pembuluh darah perifer
5. Resiko ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan penurunan
berat badan
NIC
- Pantau kadar glukosa dalam darah
Rasional : untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah apakah mengalami
peningkatan atau penurunan
- Pantau tanda-tanda hiperglikemia
Rasional untuk mengetahui mekanisme pengontrolan fugsi tubuh
- Instruksikan pasien dan keluarga terhadap pencegahan, pengenalan,
manajement
Rasional : agar dapat memanajement diabetes yang di alami oleh klien dan
mengetahui cara penanganan terhadap hiperglikemia
- Konsultasi dengan dokter jika tanda-tanda hiperglikemia memburuk
Rasional : agar dapat mengantisipasi dan menghambat keparahan yang
diakibatkan hiperglikemia
6. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
NIC
- Monitor tanda dan gejala infeksi
Rasional : untuk menegtahui tanda dan gejala infeksi
- Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Rasional : untuk menjaga agar lingkungan tetap steril
- Edukasikan kepada pasien dan keluarga pasien tanda dan gejala infeksi
Rasional : untuk mencegah infeksi pada pasien dan tidak menambah keadaan
pasien makin memburuk
- Kalaborasi dalam pemberian antibiotik
Rasional : untuk mencegah dan menghindari pasien dari virus dan bakteri yang
menyebabkan infeksi
KABUPATEN BOYOLALI
A. IDENTITAS
1. Nama : Ny. P
2. Tempat / Tanggal Lahir : 01 Januari 1956
3. Usia : 63 tahun
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Jawa
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Pendidikan : Tamat SD
8. Bahasa yang digunakan : Jawa
9. Alamat : Pomah 03/01, Mojosongo, Boyolali
10. No. Register : 08276033
11. Diagnosa Medis : Post operasi Laparatomi
B. STATUS RIWAYAT KESEHATAN
1. Nama : Ny. P
2. Umur : 63 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Pomah 03/01, Mojosongo, Boyolali
6. Diagnosa Medis : Post operasi Laparatomi
7. Nomor Register : 08276033
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan / penampilan umum
a. Kesadaran : GCS : E4 M6 V5 , klien tampak sakit sedang
b. Tanda-tanda vital : TD : 145 / 80 mmHg, HR : 82 X/m, RR : 24 X/m, MAP :
198 mmHg
c. Suhu : 37.70 C
b. Kepala
Bentuk kepala : Mesocepal
Kulit kepala : Kotor, bau, dan ada ketombe
Rambut : beruban
c. Muka
a. Mata
Palpebra : Kehitaman
Konjungtiva: Merah muda
Sclera : Ikterik
Pupil : Isokor
Diameter kiri/ kanan : 2 mm
Reflek terhadap cahaya : reaktif
Lapang pandang : visus normal
b. Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
c. Mulut : Bibir kehitaman, mukosa bibir kering
d. Gigi : Kotor, kekuning-kuningan, ada gigi yang berkurang, tidak ada
caries gigi
e. Telinga : Bersih, tidak ada gangguan pendengaran
d. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,
tidak ada peningkatan jvp
e. Dada (thorax)
a. Paru-paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada jejas
Palpasi : Vocal fremitus depan kanan dan kiri sama, vocal fremitus
fremitus belakang kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi: Vesikuler
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi :Ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicula sinistra, tampak
kardiomegali
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler
f. Abdomen
Inspeksi : kulit sawo matang, ada luka post operasi laparatomi ± 15 cm,
luka tertutup kassa, tidak ada rembesan yang keluar dari
balutan.
Auskultasi : Tidak terdengar suara bising usus
Perkusi : Thympani
Palpasi : ada nyeri tekan, tidak ada nyeri lepas, teraba supel, tidak
tampak distensi
g. Genetalia
Terpasang DC kateter
h. Rektum
Tidak ada hemoroid
i. Ekstremitas
Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : skala 4 (kanan), skala 4 (kiri)
ROM kanan dan kiri : ROM aktif
Perabaan akral : hangat
Pitting edema : -
Cappilary revil : < 2 detik
Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : skala 4 (kanan), skala 4 (kiri)
ROM kanan dan kiri : ROM aktif
Perabaan akral : hangat
Pitting edema : -
Cappilary revil : < 2 detik
D. DATA TAMBAHAN
Keluhan utama : nyeri perut
Riwayat penyakit sekarang : pasien dengan post operasi laparatomi pada tanggal 31
oktober 2016, Kemudian pasien dibawa ke ruang ICU RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali. Pada saat pengkajian didapatkan data TD : 145/80 mmHg, HR :
82 X/ m, RR : 24 X/ m, suhu : 37.7 0 C, SPO2 : 89 % dengan tipe ventilasi ET T-Piece ,
FIO2 : 60 %
Riwayat penyakit dahulu : pasien memiliki riwayat alergi terhadap obat bodrex, tidak
ada riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, DM, Asma, TB, dan lain-lain.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan :
Kardiomegali
Pulmo dalam batras normal
Hasil :
Preperitoneal fatline lugas
Tampak distensi pada usus halus dengan gambaran air fluid level pendek-
pendek cal springe appearene (+)
Tampak udara bebas intraabdominal 2x traluminer
Tampak penebalan dinding usus halus
F. TERAPI MEDIS
G. ANALISA DATA
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
K. EVALUASI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M., et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) sixth editions.
USA : Elsevier Mosby.
Dermawan, D. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. EGC: Jakarta
Herdman, T.Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015 – 2017.
EGC: Jakarta.
Jatiwiyono dan Kristiyanasari. 2010. Asuhan Keperawatan Operatif. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Mansjoer Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Euculapcius UI.
Moorhead Sue, Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC). Fifth editions. USA : Elsevier Mosby.
Potter, P.A., Perry, A.G. 2006, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep Proses dan
Pratik, Edisi 4, volume 2, EGC: Jakarta.
Sjamsuhidayat, M. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC: Jakarta