You are on page 1of 11

KONSEP DASAR

KATARAK

A. Pengertian

Katarak menyebabkan penglihatan menjadi berkabut/buram. Katarak merupakan keadaan

patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein

lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air terjun atau kabut merupakan penurunan progresif

kejernihan lensa, sehingga ketajaman penglihatan berkurang (Corwin, 2000).

B. Anatomi

Anatomi Mata

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti

kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen

anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi

keduanya adalah kapsula anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami

perubahan warna menjadi coklat kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di

anterior dan poterior nukleus. Opasitaspada kapsul poterior merupakan bentuk aktarak yang

paling bermakna seperti kristal salju.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan

dalam serabut halus multipel (zonula) yang memaenjang dari badan silier ke sekitar daerah di

luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga

mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori

menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan

bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim

akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita

katarak.

Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau sistemis

(diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang normal. Faktor yang paling

sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol,

merokok, dan asupan vitamin antioksidan

C. Fisiologi

Lensa mata yang normal maka akan transparan dan mengandung banyak air, sehingga

cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Tapi setelah mengalami gangguan maka lensa akan

mengalami kekeruhan, distorsi, dislokasi, dan anomaligeometri. Pada orang yang mengalami

lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, peningkatan poliferasi dan

kerusakan kontinuitas normal serat – serat lensa. Secara umum lensa bervariasi sesuai stadium

perkembangan katarak.

Katarak immature (insipien) hanya sedikit opal. Katarak mature yang keruh total

mengalami sedikit edema. Apabila kandungan air maksimum dan kapsul lensa terekam katarak

disebut mengalami intumesensi (membengkak)

Katarak hipermature. Air telah keluar dari lensa dan meninggalkan lensa yang sangat

keruh, relative mengalami dehidrasi dengan kapsul berkeriput.

Secara kimiawi pembentukan karatak dapat disebabkan oleh penurunan penyerapan

oksigen dan mula – mula terjadi peningkatan kandungan air diikuti oleh dehidrasi. Kandungan
natrium dan kalsium meningkat, kandungan kalium, asam askorbat dan protein berkurang. Pada

lensa yang mengalami katarak juga tidak ditemukan glutation.

Peningkatan kandungan air akan mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu

transmisi sinar.

Protein yang berkurang dapat merusak dan menggumpal sehingga membentuk endapan

yang menghalangi masuknya cahaya ke retina mata.

D. Etiologi

Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat menderita katarak yang biasanya

merupakan penyakit yang diturunkan di dalam kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak

kongenital. Penyebab katarak lainnya adalah:

a. Faktor keturunan

b. Cacat bawaan sejak lahir

c. Masalah kesehatan, khususnya steroid

d. Gangguan metabolisme seperti DM

e. Gangguan pertumbuhan

f. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam jangka waktu lama

g. Rokok dan alkohol

h. Trauma pada mata; dan faktor lain yang belum diketahui

E. Manisfestasi klinis

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam penglihatan secara progresif (seperti

rabun jauh memburuk secara progresif). Penglihatan seakaan melihat asam dan pupil akan

tampak benar – benar putih. Sehingga reflek cahaya pada mata menjadi negative (-).
Bila katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan

komplikasi berupa glukoma dan uveitis.

Gejala umum gangguan katarak, meliputi:

a. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghilangi objek

b. Peka terhadap sinar dan cahaya

c. Dapat melihat double pada satu mata

d. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca

e. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu

f. Penglihatan buram atau berkabut, bahkan sampai tidak bisa melihat

g. Penglihatan semakin buram pada sore hari

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Retrometri : Tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah penglihatan yang turun itu

disebabkan katarak atau tidak.

b. Keratometri

c. Pemeriksaan lampu slit

d. Oftalmoskopis : dengan melihat refleks merah di dalam manik mata atau pupil. Apabila

tidak ada katarak maka akan terlihat reflek merah pada pupil yang merupakan reflek retina

yang terlihat melalui pupil. Bila terdapat katarak atau kekeruhan padat pada pupil maka

refleks merah ini tidak akan terlihat.

e. A-scan ultrasound (Echography)

f. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi dan implantasi.


G. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi dari penyakit katarak, yaitu : nistagmus dan strabismus dan

bila katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan menimbulkan

komplikasi penyakit berupa glukoma dan uveitis.

H. Penatalaksanaan

Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan

menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang

dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.

Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki

lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi

katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan

sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat

dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata

lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran

uvea) terdiri dari 3 struktur:

1. Iris : Cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam.

2. Badan silier : Otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal.

3. Koroid : Lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung

otot silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.

Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas pada

iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis. Juga operasi katarak akan dilakukan

bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat
setelah operasi jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin

terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau atas

indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta: Ilmu Penyakit Mata, ed. 3). Indikasi dilakukannya operasi

katarak :

1. Indikasi sosial : Jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam

melakukan rutinitas pekerjaan.

2. Indikasi medis : Bila ada komplikasi seperti glaucoma.

3. Indikasi optic : Jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3m

didapatkan hasil visus 3/60.

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu

1. ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction) Yaitu dengan mengangkat semua lensa

termasuk kapsulnya. Sampai akhir tahun 1960 hanya itulah teknik operasi yg tersedia.

2. ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction) terdiri dari 2 macam yakni:

a. Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa secara

manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan yang lebar

sehingga penyembuhan lebih lama.

b. Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru dimana

menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus sehingga material

nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi ± 3 mm. Operasi katarak ini

dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan tetes mata anti nyeri

pada kornea (selaput bening mata), dan bahkan tanpa menjalani rawat inap. Sayatan

sangat minimal, sekitar 2,7 mm. Lensa mata yang keruh dihancurkan (Emulsifikasi)
kemudian disedot (fakum) dan diganti dengan lensa buatan yang telah diukur

kekuatan lensanya dan ditanam secara permanen. Teknik bedah katarak dengan

sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai waktu pemulihan yang

lebih cepat.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

DATA DASAR YANG DAPAT DITEMUKAN DALAM PENGKAJIAN :


1) Aktivitas atau istirahat
Gejala : Malaise
2) Sirkulasi
Tanda : Takikardi
3) Eliminasi
Gejala : Konstipasi pada awitan
Tanda : Distensi abdomen, nyeri tekan atau lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising usus.
4) Makanan/ Cairan
Gejala : Anoreksia, mual atau muntah
5) Nyeri atau kenyamanan
Gejala :
o Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada
titik Mc. Burney (setengah jarak antara umbilicus dan tulang ileum kanan). Meningkat karena
berjalan, bersin, batuk atau napas dalam.
o Keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala tidak jelas (sehubungan dengan lokasi appendiks, contoh
retrosekal atau sebelah ureter).
Tanda :
o Prilaku berhati – hati berbaring kesamping atau terlentang dengan lutut ditekuk : meningkatnya
nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi
o Ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak
o Nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.
6) Keamanan
Tanda : demam (biasanya rendah)
7) Pernapasan
Tanda : takipnea, pernapasan dangkal.
8) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat kondisi lain yang berhubunngan dengan nyeri abdomen contohnya
pielis akut, batu uretra, salpingitis akut, ileitis regional. Dapat terjadi pada
berbagai usia
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 4,2 hari
Rencana pemulangan : Membutuhkan bantuan sedikit dalam transportasi tugas pemeliharaan
rumah
Pemeriksaan Penunjang
. Retrometri : Tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah penglihatan yang turun itu disebabkan
katarak atau tidak.
b. Keratometri
c. Pemeriksaan lampu slit
d. Oftalmoskopis : dengan melihat refleks merah di dalam manik mata atau pupil. Apabila tidak ada
katarak maka akan terlihat reflek merah pada pupil yang merupakan reflek retina yang terlihat
melalui pupil. Bila terdapat katarak atau kekeruhan padat pada pupil maka refleks merah ini tidak
akan terlihat.
e. A-scan ultrasound (Echography)
f. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi dan implantasi.

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


Pre Operasi
1. Kecemasan (ansietas) berhubungan dengan kerusakan sensori.
2. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya keinginan untuk mencari informasi.
Post Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
2. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan penglihatan (ketidakmampuan dalam
memodifikasi pencahayaan)
. Intervensi Keperawatan
- Pre Operasi
No. intervensi Rasional
1. NIC: Anxiety Reduction 1. Mengetahui kecemasan yang dialami pasien
1. Gunakan pendekatan yang 2. Mengurangi rasa kecemasan pasien
menenangkan 3. mengurangi rasa kecemasan pasien
2. Jelaskan semua prosedur & apa 4. memberi motivasi/mengurangi rasa
yang dirasakan selama prosedur kecemasan yang dialami pasien
3. Berikan obat untuk mengurangi 5. mengetahui seberapa pasien takut
rasa kecemasan
4. Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
5. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketidaktakutan, persepsi
2. 1. Tentukan ketajaman penglihatan 1. Mengetahui proses penyemuhan operasi
2. Perhatikan tentang penglihatan
2. Mengetahui keberhasilan operasi
kabur 3. Memudahkan pasien mengambil barang yang
3. Letakkan barang yang dibutuhkan diperlukan
NIC: Teaching: Disease Process 1. Meningkatkan pengetahuan pasien dan
1. Berikan penilaian tentang tingkat keluarga pasien
pengetahuan pasien tentang
2. Meningkatkan pengetahuan pasien dan
proses penyakit
2. - Gambaran proses penyakit keluarga pasien
dengan cara yang tepat 3. Meningkatkan pengetahuan pasien dan
- Gambaran tanda dan gejala yang
keluarga pasien
biasa muncul penyakit, dengan
cara yang tepat 4. Memberi kesempatan pasien atau keluarga
4. Diskusikan pilihan terapi atau pasien untuk memilih
penanganan
Post Operasi
No intervensi Rasional
1. NIC: Paint Managemen 1. Mengurangi nyeri yang sedang dialami pasien
1. Lakukan pengkajian secara
2. Mengetahui nyeri yang dialami pasien
komprehensif 3. Mengurangi/ mengalihkan perhatian lewat
2. Observasi reaksi nonverbal dari tidur
ketidaknyamanan 4. Agar pasien mengetahui mengurangi nyeri
3. Tingkatkan istirahat tanpa obat
4. Ajarkan tentang teknik non
5. Mengurangi nyeri
farmakologis
5. Berikan analgetik
2. NIC: Infection Control 1. Mengurangi adanya infeksi dari luar
1. Membatasi pengunjung 2. Mengurangi resiko infeksi
2.
2. Menyediakan tempat tidur yang
3. Agar pasien terkontor kebersihannya
nyaman dan bersih 4. Memberikan kenyamanan pasien
3. Menganjurkan keluarga untuk
5. Mengurangi risiko infeksi pada pasien
menemani pasien
4. Memberikan penerangan yang
cukup
5. Menghindari lingkungan yang
berbahaya

You might also like