You are on page 1of 4

Perkembangan keluarga menurut Aldous berdasarkan pada 4 asumsi dasar, yaitu (1) keluarga

berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama dan dapat dikaji, (2)
karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai tindakan dan
juga bereaksi terhadap tuntutan lingkung an, (3) keluarga dan anggotanya melakukan tugas tertentu
yang ditetapkan oleh mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat, (4) terdapat
kecenderungan pada keluarga untuk memulai sesuatu dengan sebuah awal dan akhir yang kelihatan
jelas.

Siklus kehidupan keluarga dibagi menjadi 7 tahap, yaitu:

1. Tahap I: keluarga pemula. Keluarga pemula adalah keluarga yang baru menikah, keluarga baru, dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.

Tugas perkembangan keluarganya adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan,


menghubungkan ikatan persaudaraan secara harmonis, keluarga berencana (keputusan tentang
kedudukan sebagai orang tua).

Masalah kesehatan pada tahap ini adalah (1) penyesuaian seksual dan peran pernikahan, (2)
penyuluhan dan konseling keluarga berencana, (3) penyuluhan dan konseling pranatal,

(4) komunikasi dan informasi. Kurangnya informasi dapat mengaibatkan masalah seksual, emosional,
ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit kelamin (sebelum dan sesudah
pernikahan). Pada situasi yang demikian, peran perawat keluarga sangat besar dalam membantu
mereka menjadi keluarga mantap.

2. Tahap II: keluarga yang sedang mengasuh anak. Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama
hingga bayi berusia 30 bulan.

Tugas perkembangan keluarganya adalah membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit
yang mantap (mengitegrasikan bayi baru ke dalam keluarga), merekonsiliasi tugas perkembangan
yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga, mempertahankan pernikahan yang memuaskan,
dan memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua, kakek,
dan nenek.

Masalah kesehatan utama keluarga dalam tahap ini adalah (1) pendidikan maternitas yang
berpusat pada keluarga, (2) perawatan bayi yang baik, (3) pengenalan dan penanganan masalah
kesehatan fisik secara dini, (4) imunisasi, (5) konseling perkembangan anak, (6) keluarga berencana,
(7) interaksi keluarga, (8) peningkatan kesehatan (gaya hidup). Masalah utama tersebut dipengaruhi
oleh ketidakmampuan dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan anak untuk ibu yang bekerja;
hubungan antarorang tua; masalah pengasuhan anak, termasuk penyalahgunaan dan kelalaian
terhadap anak; masalah transisi peran orang tua.

3. Tahap IIl: keluarga dengan anak usia pra-sekolah. Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2,5
tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun; saat ini keluarga terdiri dari 3 -5 orang anggota
keluarga (suami, istri, anak).

Tugas perkembangan keluarganya adalah memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti


rumah, ruang bermain, privasi i, keamanan, dan lain-lain; mensosialisasikan anak: mengintegrasikan
anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain; mempertahankan hubungan
yang sehat didalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua serta anak) dan di luar
keluarga (keluarga besar dan komunitas).
Masalah kesehatan fisik utama pada tahap ini adalah penyakit menular yang lazim pada anak-
anak, anak jatuh, luka, luka bakar, keracunan, dan kecelakaan-kecelakaan lain. Sedangkan masalah
psikososial keluarga yang utama adalah:

(1) hubungan pernikahan. Beberapa studi meneliti adanya penurunan kepuasan yang dirasakan oleh
banyak pasangan suami-istri pada tahapan ini, (2) persaingan antara kakak dan adik, (3) keluarga
berencana, (4) kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan, (5) masalah pengasuhan anak seperti
disiplin anak, penganiayaan, dan penelantaran anak, keamanan di rumah, (6) masalah komunikasi
keluarga.

Peran perawat pada Tahap IlI adalah (1) memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling
dalam hal pencegahan masalah kesehatan utama, seperti merokok, penyalahgunaan obat dan alkohol,
seksualitas, keselamatan. diet dan nutrisi, olahraga, dan penanganan stres/dukungan sosial, (2)
membantu anak membentuk gaya hidup yang sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual,
emosional, dan sosial secara optimal (Wilson).

4. Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah. Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia
6 tahun (mulai masuk sekolah dasar) dan berakhir pada usia 13 tahun (awal dari masa remaja). Tugas
perkembangan keluarganya adalah mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat; mempertahankan
hubungan pernikahan yang memuaskan; memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

Masalah kesehatan tahap ini adalah (1) orang tua akan mulai berpisah dengan anak karena
anak sudah mulai memiliki banyak teman sebaya; hati-hati dengan pengaruh lingkungan anak. (2)
orang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari sekolah dan komunitas, untuk
menyesuaikan anak dengan komunitas dan sekolah, (3) kecacatan/kelemahan anak akan tampak pada
periode ini melalui pengamatan perawat sekolah dan guru. Mereka dapat mendeteksi gangguan
penglihatan, gangguan wicara kesulitan belajar, gangguan tingkah laku perawatan gigi yang tidak
adekuat, pengamanan anak, penyalahgunaan obat/zat, dan penyakit menular, juga dapat mendeteksi
kecacatan, penyakit epilepsi (ayan), paralisis serebra, retardasi mental, kangker, kondisai kondisi
ortopedik.

Peran orang tua adalah mendeteksi keadaan anak (kelemahan, kecacatan, dll.) dan
mengupayakan penanggulangannya, memberi penyuluhan dan konseling kepada anak/orang tua
tentang perawatan anaknya, dan menyertakan orang tua dalam proses perawatan anak-anaknya.

5. Tahap V: keluarga dengan anak remaja. Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 13 tahun
hingga berusia 19 atau 20 tahun.

Tugas perkembangan keluarganya adalah mengembangkan kebebasan bertanggung jawab


ketika anak remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri; memfokuskan kembali hubungan
pernikahan; berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.

Masalah kesehatan pada tahap ini adalah (1) pada orang tua yang berusia 35 tahun, risiko
penyakit jantung koroner meningkat di kalangan pria, dan perubahan perkembangan dari biasanya
sudah mulai tampak, (2) penyalahqunaan obat dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak
dikehendaki. Pendidikan dan konseling seks perlu mendapat perhatian yang relevan, (3) hubungan
keluarga (suami-istri/ dan hubungan orang tua dengan anak) perlu mendapat perhatian lebih serius
karena periode ini adalah periode rawan. Peran perawat pada tahap ini adalah (1) mendeteksi ubahan
yang terjadi pada orang tua dan anak-anak, (2) memberi pendidikan dan konseling yang intensif, dan
(3)melaksanakan upaya penanggulangan (pencegahan peningkatan kesehatan dan penyembuhan)
dengan mandiri atau rujukan.

6. Tahap VI: keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda. Fase ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan "rumah kosong" ketika anak terakhir
meninggalkan rumah.

Tugas perkembangan keluarganya adalah memperluas siklus keluarga dengan memasukkan


anggota keluarga yang baru yang didapat melalui pernikahan anak-anak; melanjutkan/memperbarui
keharmonisan pernikahan dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan; membantu orang tua
lanjut usia dan cenderung sakit-sakitan dalam kehidupan dan kesehatannya.

Masalah kesehatan pada tahap ini adalah (1) komunikasi kaum dewasa muda dengan orang
tua mereka perlu ditingkatkan, (2) masalah dalam hal transisi peran bagi suami-istri, (3) masalah
perawatan orang tua lanjut usia, (4) munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan
perubahan situasi fisik (kolesterol tinggi, obesitas/kegemukan, tekanan darah tinggi), (5) masalah gaya
hidup perlu mendapat perhatian antara lain, kebiasaan minum alkohol, merokok, makan, dan lain-
lain.

Peran perawat adalah memberi pendidikan dan konseling pada keluarga, merawat orang tua
lanjut usia dengan anggota keluarga yang bermasalah, mengkaji kebutuhan/ permasalahan keluarga
dan berupaya menanggulanginya.

7. Tahap VII: orang tua usia pertengahan. Tahap ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan orang tua (45-55 tahun sampai
dengan 16-18 tahun kemudian). Tugas perkembangan keluarganya adalah menciptakan lingkungan
yang meningkatkan kesehatan; mempertahankan hubungan harmonis dan penuh arti dengan para
orang tua lansia dan anak-anak; memperkokoh hubungan pernikahan.

Masalah kesehatan pada tahap ini adalah (1) masalah yang berhubungan dengan pemahaman
mengenai kebutuhan, misalnya promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan pada waktu luang,
tidur, nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur, pengurangan berat badan optimal, berhenti
merokok, berhenti/pengurangan minum alkohol, pemerik kesehatan, pencegahan penyakit, (2)
masalah yang berhubungan dengan keharmonisan hubungan pernikahan, (3) masalah yang berkaitan
dengan keharmonisan hubungan dengan anggota keluarga (anak-anak, cucu, orang tua lansia, dan
lain-lain), (4) masalah yang berhubungan dengan perawatan keluarga, antara lain perawatan orang
tua lanjut usia atau yang tidak mampu merawat dirinya sendiri.

Peran perawat adalah (1) memberikan pendidikan dan konselingkeluarga dalam hal
pemenuhan kebutuhan keluarga, keharmonisan pernikahan, hubungan keluarga, pencegahan
penyakit, dll. (2) memberi/membina/melatih keluarga dalam hal perawatan orang tua lanjut usia.

8. Tahap VIIl: keluarga dalam masa pensiun dan lanjut usia (Lansia).

Tahap ini dimulai ketika salah satu/pasangan suami istri memasuki masa pensiun, sampai
dengan salah satu pasangan meninggal dunia. Tugas perkembangan keluarganya adalah
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan; menyesuaikan diri terhadap pendapatan yang
menurun; mempertahankan hubunganpernikahan;menyesuaikandiriterhadapkehilangan pasangan;
mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi; meneruskan upaya memahami eksistensi
mereka/penelaahan dan integrasi hidup.
Masalah kesehatan adalah (1) masalah kesehatan lanjut usia karena menurunnya kekuatan
fisik, sumber finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan lain yang
mengakibatkan lansia rentan secara psikologis, (2) isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif, masalah
psikologis merupakan masalah kesehatan yang serius, (3) kemampuan saling menolong suami-istri
lansia dalam merawat pasangannya perlu ditingkatkan. Karena penuaan dan banyaknya masalah,
suami istri lansia perlu saling menolong. Umumnya suami lebih sulit merawat pasangannya karena
tidak terbiasa merawat orang lain, sementara istri kebalikannya. (4) defisiensi nutrisi yang dapat
mengganggu kesehatan, misalnya lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan lain-lain (5) masalah yang
berkaitan dengan perumahan, penghasilan yang kurang cocok, kurang rekreasi dan fasilitas perawatan
yang kurang memadai banyak merugikan kesehatan lansia.

Peran perawat adalah memberi bantuan tidak langsung dengan merujuk individu atau
pasangan lansia ke sumber-sumber komunitas yang sesuai untuk mengatasi masalah mereka.
Beberapa sumber komunitas tersebut adalah senior centre yang menawarkan rekreasi, program
pendidikan lanjutan, pelayanan kesehatan, pelayanan hukum, dll. pelayanan informasi dan rujukan
yang memberikan informasi relevan sebagai respons terhadap panggilan telepon atau kunjungan;
pelayanan pembantu rumah tangga yang tugasnyamemasak, membersihkan rumah, serta
menciptakan hubungan sosial; fasilitas perawatan sehari untuk geriatrik yang merupakan tempat
lansia mendapat supervisi dan berbagai pelayanan sehari penuh (biasanya bagi lansia yang tidak
mampu menggunakan senior centre); program nutrisi (makan bersama) atau mengurangi makanan
untuk lansia yang tidak bisa berjalan; program kakek-nenek angkat,

zaidin ali, haji. 2009. Pengantar Keperawatan keluarga. Jakarta: EGC

You might also like