Professional Documents
Culture Documents
Nama Kelompok 3 :
1. Gusti Ayu Putu Fillia Ratna Devi (14.321.2020)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kamidapatmenyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Endokrin dengan membahas
konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan dosen pembimbing kami, sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi teratasi. Kami juga menggunakan beberapa literature untuk
melengkapi pembuatan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Terima
kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................3
LAPORAN PENDAHULUAN ..........................................................................................................................3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MILLITUS.......................................................................3
A.KONSEP TEORI......................................................................................................................................3
1.Definisi Diabetes Millitus..................................................................................................................3
2.Etiologi..............................................................................................................................................3
3.Manifestasi Klinis..............................................................................................................................4
4.Patofisiologi......................................................................................................................................5
5.Penatalaksanaan...............................................................................................................................7
1.Pengkajian......................................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP TEORI
2. Etiologi
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau Diabetes Mellitus
Tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel beta pulau
Langerhans akibat proses autoimun. Sedangkan Non Insulin Dependent
Diabetes Millitus (NIDDM) atau Diabetes Mellitus Tidak Tergantung
Insulin (DMTTI) disebabkan kegagalan relative sel beta dan resistensi
insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghabat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu
mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi
relative insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnnya sekresi
insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa
bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel beta pancreas
mengalami resensitisasi terhadap glukosa.
3
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan, dengan konsekuensi metabolic defisiensi
insulin (Price & Wilson)
4
4. Patofisiologi
Iskemik jaringan
Kekebalan tubuh menurun
Glukosuria
Ketidakefektifan perfusi
Dieresis osmotik jaringan Resiko infeksi Neuropati sensori perifer
Poliuri Retensi urine Kehilangan kalori Nekrosis luka Klien tidak merasa sakit
5
Dehidrasi Protein dan lemak dibakar
Ketidakseimbangan Keteasidosis
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
6
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Medis
1) Pengaturan Diet
Karbohidrat 60-70%
Protein 10-14%
Lemak 20-25%
Pria Wanita
7
2200 1900 Sedang
2) Olahraga
b. Penatalaksanaan Medis
c) Medium Acting
8
Panjang (Long
Acting)
9
resistensi insulin
1. Pengkajian
b. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis Kelamin :
Status :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Alamat :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
No. Register :
Diagnosa Medis :
10
Alamat :
c. Status Kesehatan
1) Status Kesehatan Saat Ini
a) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas
pasien mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri,
polidipsi, penglihatan yang kabur, kelemahan dan sakit kepala
11
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang penyakit,
obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4
kg, riwayat glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma,
infeksi, penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid,
kontrasepsi oral).
12
(polifagia). Pasien juga mengalami keinginan minum berlebih
(polidipsi).
3) Pola Eliminasi
BAB
a) Sebelum sakit :
Sekali atau per dua atau 3 hari .
b) Saat sakit :
Sekali per dua atau 3 hari dengan konstitensi padat , warna kuning .
BAK
a) Sebelum sakit :
Normal .
b) Saat sakit :
Pasien mengalami keadaan dimana dorongan berkemih menjadi
lebih sering (poliuri).
b) Latihan
Sebelum sakit
Normal.
Saat sakit
Pasien mengalami keletihan sehingga sulit melakukan
aktivitas sehari – hari.
13
5) Pola kognitif dan Persepsi
Normal.
b) Saat sakit :
Pasien terkadang mengalami gangguan tidur karena poliuri atau
keinginan berkemih yang berlebihan.
8) Pola Peran-Hubungan
Normal.
9) Pola Seksual-Reproduksi
a) Sebelum sakit :
-
b) Saat sakit :
Pasien biasanya mengalami gangguan seksual reproduksi karena
gejala DM yang dialaminya.
14
h. Pengkajian Fisik
1) Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : verbal: 4 Psikomotor: 5 Mata : 6
2) Tanda-tanda Vital : Nadi = 80x/menit , Suhu = 36,5ºC , TD =
160/100 mmHg, RR = 20x/menit
3) Keadaan fisik
a) Kepala dan leher :
Inspeksi
Palpasi
b) Dada :
Paru
15
P : suara sonor
A : suara vesikuler
Jantung
P : suara dallness
A : aritmia, takikardi/bradikardi
b. abdomen :
P : suara timpani.
c. Genetalia :
16
Tidak Terkaji
d. Integumen :
e. Ekstremitas :
• Atas
Bawah
c) Neurologis :
Tidak terkaji
Pemeriksaan refleks :
17
i. Penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan
Tanggal : 07-11-2016
Test Hasil Normal
ALT : 16,4 (10 – 40)
AST : 14,8 (10 – 42)
BUN : 22,1 (7 – 18)
Creatinin : 1,22 (0,6 – 1,3)
Glukosa : 551,9 mg/dL (80 – 120)
Ureum : 47,29 (20 – 40)
RBC : 3,81106/µl (3,7 – 6,5)
HGB : 10,19/dL (12 – 18)
HCT : 31,6% (47 – 75)
MCV : 82,9 Fl (80 – 99)
MCH : 26,5 Fl (27 – 31)
PLT : 386 103/µl (150 – 450)
RDW : 42,2 Fl (35 – 47)
PDW : 9,9 Fl (9 – 13)
MPV : 8,4 Fl (7,2 – 11,1)
Differential
MXD : 6,2% (0 – 8)
Neut : 87,3% (40 – 74)
Lym# : 1,6 10 3/µl (1 – 3,7)
Mxd# : 1,6 10 3/µl (0 – 1,2)
Neut# : 21,910 3/µl (1,5 – 7)
2) Pemeriksaan radiologi
-
3) Hasil konsultasi
-
4) Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
GDS ≥ 200 mg/dl
18
GPP ≥ 126 mg/dl
TTGO ≥ 20 mg/dl
1. Diagnosa
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d perubahan sirkulasi, imobilitas dan
penurunan sensabilitas (Neuropati)
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani
c. Kelemahan b/d penurunan produksi metabolisme energi
d. Kerusakan integritas jaringan b/d perubahan sensasi
e. Resiko syok
f. Resiko infeksi
19
3. Intervesi
No Dx keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan perfusi Setelah diberikan asuhan keperatan… 1. Mengobservasi adanya daerah 1. Untuk mengetahui daerah-
jaringan perifer jam. Diharapkan kerusakan integritas tertentu yang hanya peka terhadap daerah peka terhadap
jaringan berkurang dengan kriteria panas/dingin/tajam/tumpul panas/dingin/tajam/tumpul
hasil : 2. Monitor adanya trombopleditis 2. Untuk mengetahui adanya
1. Tekanan systole dan diastole 3. Diskusikan mengenai penyebab suatu infeksi
dalam rentang yang diharapkan perubahan sensasi 3. Agar pasien mengenal
2. Tidak ada ortostatik hipertensi 4. Kolaborasi pemberian analgetik perubahan sensasi yang
3. Tidak ada tanda-tanda peningkatan dirasakan
tekanan intracranial (tidak lebih 4. Untuk mengurangi rasa
dari 15 mmHg) nyeri
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Timbang berat badan setiap hari 1. Mengkaji pemasukan
nutrisi kurang dari selama … jam diharapkan kebutuhan atau sesuai dengan indikasi makanan yang adekuat
kebutuhan tubuh nutrisi tubuh pasien tercukupi dengan 2. Tentukan program diet dan pola (termasuk absorpsi dan
kriteria hasil : makan pasien dan bandingkan utilisasinya)
1. Mencerna jumlah nutrient yang dengan makanan yang dapat 2. Mengidentifikasi
20
tepat dihabiskan pasien kekurangan dan
2. Menunjukan tingkat energy 3. Berikan makanan cair mengandung penyimpangan dari
biasanya zat nutrient dan elektrolit dengan kebutuhan terapeutik
segera jika pasien sudah dapat 3. Pemberian makan melalui
mentoleransinya melalaui oral lebih baik jika pasien
pemberian cairan melalui oral. Dan sadar dan fungsi
selanjutnya terus mengupayakan ganstroinstestinal baik
memberikan makanan yang lebih
padat sesuai dengan yang dapat
ditoleransi
1. Pendidikan dapat
3. Kelemahan Setelah diberikan asuhan keperatan… 1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan memberikan motivasi
jam. Diharapkan energy pasien kembali akan aktivitas untuk meningkatkan
fit dengan kriteria hasil : 2. Berikan aktivitas alternatifdengan tingkat aktivitas meskipun
1. Pasien mengungkapkan periode istirahat yang cukup pasien mungkin sangat
peningkatan energi 3. Tingkatkan partisipasi psien dalam lemah
2. Pasien mampu melakukan melakukan aktivitas sehari-hari 2. Mencegah kelelahan yang
imobilisasi secara mandiri sesuai toleransi berlebihan
3. Pasien mampu melakukan 3. Meningkatkan
21
aktivitas secara mandiri kepercayaan diri/harga diri
yang positif sesuai tingkat
aktivitas yang dapat
ditoleransi
22
jam. Diharapkan tidak ada tanda syok 2. Lakukan auskultasi pada jantung 1. Untuk mengetahui
pada pasien dengan kriteria hasil : pasien keadaan umum pasien
1. Nadi dalam batas normal 3. Lakukan auskultasi pada dada 2. Untuk mengetahui
2. Irama jantung dalam batas yang (daerah paru-paru) pasien irama jantung pasien
diharapkan 4. Berikan lingkungan yang nyaman 3. Untuk mengetahui
3. Frekuensi dan irama pernapasan irama dan frekuensi
dalam batas yang diharapkan pernapasan pasien
4. Agar pasien merasa
lebih nyaman
23
termasuk pasiennya sendiri 3. Kadar glukosa yang tingga
3. Pertahankan tekhnik aseptic pada dalam darah kan menjadi
prosedur invasive (pemasangan meia terbaik bagi
infus, kateter folley), pemberian pertumbuhan kuman
obat intravena dan lain-lain
24
4. Implementasi
Implementasi adalah tindakan yang dilakukan sesuai intervensi diatas
5. Evaluasi
DX 1 :
1) Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
2) Tidak ada ortostatik hipertensi
3) Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial (tidak lebih
dari 15 mmHg)
DX 2 :
1) Mencerna jumlah nutrient yang tepat
2) Menunjukan tingkat energy biasanya
DX 3 :
1) Pasien mengungkapkan peningkatan energi
2) Pasien mampu melakukan imobilisasi secara mandiri
3) Pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri
DX 4 :
1) Perfusi jaringan normal
2) Ketebalan dan tekstur jaringan nomal
3) Menunjukan terjadinya proses penyembuhan luka
DX 5 :
1) Nadi dalam batas normal
2) Irama jantung dalam batas yang diharapkan
3) Frekuensi dan irama pernapasan dalam batas yang diharapkan
DX 6 :
1) Klien bebas dari tanda dan gejala resiko infeksi
2) Menunjukan perilaku hidup sehat
25
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati.
Etiologi :
DM tipe I : Diabetes yang tergantung insuin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pancreas yang disebabkan oleh : Faktor genetic, Faktor imunologi
(autoimun), Faktor lingkungan
DM tipe II : Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia,
obesitas, riwayat dan keluarga.
Adanya kadar glukosa darah yang meningkat secara abnormal merupakan
criteria yang melandasi penegakan diagnosis diabetes.
B. Saran
Penulis menyadari makalah yang dibuat masih banyak kekurangan, maka dari
itu saran kami bacalah buku, tidak hanya berasal dari satu sumber saja dan terkait
dengan DM. Tujuannya agar lebih mudah dimengert
26
DAFTAR PUSTAKA
.
Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasakan
Diagnosa Medis dan Nanda. Yogyakarta: Media Action.
Elin, Y. (2009). Asuhan Keperawatan Pada DM, Jakarta
Nurarif, A. H. (2015). NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction.
T.H. Herdman, S. K. (2016). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
27