You are on page 1of 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS

Stase Keperawatan Komunitas

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 1

1. Andi Hijratul Aswad 8. Fransiska


2. Eriyandi 9. Gilang Guswara
3. Ernita P. 10. Ari Pratama
4. Fachratunnisa 11. Ashadullah Choliq
5. Febri Turwiyamto 12. Ergian Enjas
6. Firminus Frony 13. Fajar N.
7. Dithya Enggal Pratiwi 14. Herdri
15. Ab. Sandi P.

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. PENGANTAR

Materi : Penyakit Diabetes Melitus


Pokok Bahasan : Perawatan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Hari/tanggal : Rabu, 16 Januari 2018
Waktu pertemuan : 45 menit
Tempat : Kelurahan Banjar Serasan
Sasaran : Warga RW 04 Kelurahan Banjar Serasan

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan pasien dan keluarga dapat
melakukan perawatan dan pencegahan pada penyakit DM
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x45 menit, pasien dan
keluarga dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian DM
b. Klasifikasi DM
c. Penyebab DM
d. Tanda dan gejala DM
e. Pengelolaan DM
f. Pemeriksaan penunjang
g. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan.

C. MATERI
(Terlampir)
D. MEDIA
 Materi SAP
 Leafleat
 LCD

E. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Diskusi

F. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu


1 Pembukaan 5 menit
 Memberi salam Menjawab salam
 Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
 Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyimak
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2 Pelaksanaan 20 menit
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. Memperhatikan
Materi :
 Pengertian DM
 Penyebab DM
 Klasifikasi DM
 Tanda dan gejala DM
 Pengelolaan DM
3 Evaluasi 5 menit
 Menyimpulkan inti penyuluhan * Memperhatikan
 Menyampaikan secara singkat
* menjawab
materi penyuluhan
 Memberi kesempatan kepada ibu-
ibu untuk bertanya
 Memberi kesempatan kepada ibu-
ibu untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan

4 Penutup :
 Menyimpulkan materi penyuluhan Menyimak dan 5 menit
yang telah disampaikan Mendengarkan
 Menyampaikan terima kasih atas Menjawab
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam Menjawab salam

G. REFERENSI
1. ADA. 2014. Diagnosis And Classification Of Diabetes
Mellitus.http://care.diabetesjournals.org/content/diacare/37/Supplement_1/S81.
full.pdf (diakses tanggal 24 Januari 2017)
2. Greenstein, Ben & Wood, Diana F. At a Glace Sistem Endokrin Edisi
kedua.Jakarta: Erlangga,2010.
3. Kowalak, Kennifer P. Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta: EGC,2014.
4. Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit
Edisi 6 Vol 2. Jakarta: EGC,2012.
5. Soeparman dkk, 1987, Ilmu Penyakit dalam, Jilid 1, edisi 2. UI Press, Jakarta.
6. http://www.interna.fk.ui.ac.id/referensi/pedoman/001PD.htm# , 1998,
Konsensus Pengelolaan Diabete Melitus Di Indonesia. Universitas Indonesia,
Jakarta.

Lampiran Materi

DIABETES MELITUS

A. PENGERTIAN
Diabetes melitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan
penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi
cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
secara efektif (Infodatin, 2014).
Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa serum) akibat
kurangnya hormon insulin,menurunnya efek insulin atau keduanya
(Kowalak, 2014).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka
diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dab
postprandial,aterosklerotik dan penyakit vaskilar mikro angiopati dan
neuropati (Price, 2012).
Diabetes adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia akibat cacat pada sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Hiperglikemia kronis diabetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (ADA, 2014).
B. KLASIFIKASI DIABETES MELITUS
Menurut Greenstein (2010) diabetes melitus dapat dibagi menjadi 3 tipe.
1. Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan


kerusakkan sel 𝛽 pankreas sehingga timbul defisiensi insulin absolute.
Keadaan ini timbul pada anak-anak dan dewasa muda dan lebih sering
terjadi pada populasi Eropa Utara daripada kelompok etnis lainnya.
Infiltrasi pulau pancreas oleh makrofag yang teraktivasi, limfosit T
sitotoksik dan supresor, dan limfosit B menimbulkan ‘insulitis’
destruktif yang yang sangst selektif terhadap populasi sel 𝛽. Sekitar 70-
90% sel 𝛽 hancur sebelum timbul gejala klinis. DM tipe 1 ini
merupakan ganggaun poligenik dengan peran faktor genetik sebesar
30%. Faktor lingkungan dapat juga berperan penting sebagai etiologi
diabetes tipe 1; peran virus, dan diet sedang diteliti.

2. Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling sering terjadi,


mencakup sekitar 85% pasien diabetes. Keadaan ini ditandai oleh
resistensi insulin disertai defisiensi insulin relative. Mekanisme
resistensi insulin pada diabetes tipe 2 masih belum jelas. Walaupun
terdapat sejumlah abnormalitas genetik dari reseptor insulin yang telah
ditemukan, namun pada beberapa kasus yang berhubungan dengan
sindrom resistensi insulin yang jelas, hal ini jarang terjadi dan tidak
menjelaskan hiprinsulinemia yang terjdi pada sebagian besar pasien
diabetes tipe 2. Konsekuensi hiperinsulinemia berkepanjangan adalah
tejadinya defisiensi insulin. Terdapat predisposisi genetik yang kuat
bagi DM tipe 2 dengan adanya kesesuaian yang tinggi antara kembar
identik dan prevalensi tinggi pada komunitas etnik tertentu, terutama
penduduk Asia Selatan dan Afrika-Karibia, namun faktor lingkungan
juga berperan penting, misalnya orang obes memiliki angka resistensi
insulin dan DM tipe 2 jauh lebih tinggi. Pasien dapat mengeluhkan
gejala hiperglikemia seperti rasa haus dan poliuria walaupun
hiperglikemia lebih sering terdiagnosis melalui pemeriksaan penunjang
rutin atau pada pasien dengan penyakit kardiovaskular dan infeksi
saluran kemih atau kulit. Dulu diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada
pasien berusia di atas 40 tahun. Namun, dengan meningkatnya insidensi
obesitas di negara barat dan onsetnya yang semakin dini,saat ini terjadi
peningkatan frekuensi diabetes tipe 2 pada orang dewasa muda dan
anak-anak.

3. Diabetes Melitus Gestasional

Pasien dengan predisposisi diabetes tipe 2 dapat mengalami kondisi


ini selama kehamilan, biasanya dengan hiperglikemia asimtomatik
yang terdiagnosis pada pemeriksaan rutin. Kontrol glikemik yang baik
perlu dicapai untuk mencegah komplikasi pada bayi baru lahir dan
kasus ini membutuhkan pemantauan ketat dan terapi insuli, kadang-
kadang dalam dosis besar. Jika perubahan pola makan dan gaya hidup
tidak dijalankan setelah kehamilan, maka sebagian besar(>75%) wanita
dengan diabetes gestasional akan menderita diabetes tipe 2 di masa
depan.

C. PENYEBAB
1. Keturunan
2. Usia
3. Kegemukan
4. Kurang gerak
5. Kehilangan insulin
6. Alkoholisme
7. Obat-obatan
D. TANDA DAN GEJALA
1. Sering merasa haus
2. Sering kencing terutama malam hari
3. Pandangan menjadi kabur
4. Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk
5. Penurunan berat badan
6. Kulit terasa kering
7. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit
sembuh
8. Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
9. Mual dan muntah

E. PENGELOLAAN DM
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena
pengobatan dan perawatan DM membutuhkan waktu yang lama.
Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :
1. Minum obat secara teratur sesuai program
2. Diet yang tepat
3. Olahraga yang teratur
4. Kontrol GD teratur
5. Pencegahan komplikasi

F. MAKANAN YANG DIPANTANG DAN DIPERBOLEHKAN


Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM :
Berdasarkan anjuran dari PERKENI ( Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia ) diet harian penderita DM disusun sebagai berikut:
a. Karbohidrat : 60-70 %
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%
Jenis Makanan yang Harus diKonsumsi yang dikonsumsi oleh penderita
DM diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi :
1. Manisan Buah
2. Gula pasir
3. Susu Kental Manis
4. Abon
5. Kecap
6. Sirup
7. Es Krim

b. Jenis makanan Yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS


DIBATASI ;
1. Nasi
2. Singkong
3. Roti
4. Telur
5. Tempe
6. Tahu
7. Kacang Hijau
8. Kacang Tanah
9. Ikan

c. Jenis Makanan YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN :


1. Kol
2. Tomat
3. Kangkung
4. Oyong
5. Bayam
6. Kacang Panjang
7. Pepaya
8. Jeruk
9. Pisang
10. Labu Siam

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik
sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis

Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah :


1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka
cepat MINUM TEH MANIS
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin,
tangga ( undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan

Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada
penderita DM :
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau
menghilangkan kalus
4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok

Mengapa pengidap DM beresiko terhadap Ulkus Diabetik


1. Sirkulasi darah kaki kurang baik
2. Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka
3. Daya Tahan tubuh terhadap infeksi menurun

Tindakan yang bisa dilakukan bila kaki terluka:


1. Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa
steril dan bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke
dokter
2. Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke dokter.

Perawatan kaki Diabetik :


1. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung /
sikat halus
2. Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari
3. Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna ( pucat,kemerahan
),bentuk (pecah-pecah,lepuh,kalus,luka),Suhu (dingin,lebih panas)
4. Bila kaki kering,olesi dengan lotion
5. Potong kuku / kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku terlalu
keras kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5’C ) selama 5 menit.
6. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada
sesuatu didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan
pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar
8. Lakukan senam kaki
9. Jangan biarkan luka sekcil apapun
Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM :
1. Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar kurang lebih ½ inchi lebih
panjang dari kaki
2. Bentuk : Ujung sepatu jangan runcing,tinggi tumit < 2 inchi
3. Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut
4. Insole terbuat dari bahan yang tidak licin

You might also like