Professional Documents
Culture Documents
A. SYARAT-SYARAT UMUM
Bahan-bahan, peralatan dan metode kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini, satu
dan lain hal harus sesuai dengan kriteria - kriteria yang ditetapkan dalam RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-syarat) dan pasal-pasal dibawah ini.
Pasal – 1
PEMERIKSAAN BAHAN
2. Direksi Lapangan berhak meminta keterangan dan data-data yang diperlukan mengenai suatu
bahan/material dan pemborong wajib memberikan data tersebut dengan benar untuk
menetapkan suatu bahan/material bisa disetujui untuk digunakan.
3. Setiap bahan-bahan yang akan dipergunakan, lebih dahulu diperiksa oleh Direksi Pelaksana,
untuk memastikan bahan tersebut telah sesuai dengan contoh bahan yang telah disetujui.
4. Apabila terdapat perselisihan paham mengenai mutu dan jenis bahan tersebut atau Direksi
Lapangan meragukan kwalitas bahan-bahan yang disediakan Pemborong, maka Direksi
Pelaksana berhak mengirimkan contoh-contoh bahan tersebut kebalai penelitian bangunan untuk
mendapatkan kebenaran atau mutu / kwalitas bahan-bahan yang dimaksud.
5. Biaya yang timbul akibat pemeriksaan bahan yang diuraikan dalam ayat 4 ini adalah tanggung
jawab Pemborong.
6. Jika ada bahan-bahan yang tidak diterima oleh Direksi Lapangan, maupun peralatan lainnya
yang dipergunakan untuk pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan untuk segera mengeluarkan dari
lokasi pekerjaan dan mendatangkan penggantinya selambat lambatnya dalam tempo 2 x 24 jam
setelah Surat Penolakan Bahan itu dikeluarkan Direksi.
7. Bahan-bahan yang dinyatakan ditolak tidak diperkenankan untuk dipergunakan dan jika ternyata
pada bahan-bahan yang terpakai terdapat cacat yang tidak memenuhi syarat, maka pekerjaan
tersebut harus segera dibongkar dan diganti dengan bahan lain yang bermutu baik sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Pasal - 2
PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA
Pemborong harus mengusahakan sendiri langkah-langkah untuk melindungi bahan bangunan yang
masuk ke lokasi dan hasil pekerjaan dari kerusakan akibat pengaruh cuaca ( hujan, panas dan
kelembaban), sehingga tidak mengganggu kadar mutunya. Kerusakan yang terjadi akibat penumpukan
dan penyimpanan yang salah menjadi tanggung jawab dari kontraktor.
Pasal - 3
SKOPE PEKERJAAN
Yang dimaksud dengan Skope Pekerjaan adalah untuk melaksanakan pekerjaan Pembangunan
Embung seperti yang diuraikan pada judul RKS dan Gambar. Dalam hal ini dalam arti yang sebenarnya
sudah termasuk pengadaan/pendatangan bahan, tenaga kerja, pengolahan, penyediaan alat/sarana
pelaksanaan pekerjaan serta metode pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
Pasal - 4
PENGUKURAN, PEMATOKAN DAN PENETAPAN PEIL
1. Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil titik ukur yang ditentukan bersama
antara Owner, Perencana Dan Pengawas (bila ada titik BM). Penentuan ini harus diperiksa
kembali dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4. Pengukuran rencana Saluran harus dilakukan dengan teliti seksama, sehingga sesuai dengan
site plan dan gambar bestek.
5. Penempatan ukuran-ukuran titik duga dan titik pokok lainnya harus dibuat/dipasang dengan
profil-profil atau bowplank yang cukup kuat dari kayu dan papan yang sesuai dengan petunjuk-
petunjuk Direksi Lapangan. Titik-titik duga/pokok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa
persetujuan Direksi Lapangan
6. Pemasangan patok-patok ataupun titik-titik duga yang telah terpasang maupun bowplank, jika
Direksi yang menilai / mempertimbangkan merasa perlu membuat / memperbaiki / dipindahkan /
merevisi, Pemborong harus melakukan sesuai dengan petunjuk dan pengarahan Direksi
Lapangan.
8. Apa bila ada patok yang yang rusak, harus segera diganti dengan yang baru dan
pemasangannya diketahui dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pasal - 5
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pada dasarnya semua jenis pekerjaan tidak dapat dimulai/dikerjakan tanpa sepengetahuan dan
persetujuan Direksi, untuk itu Pemborong diwajibkan mengajukan Request disertai Shop
Drawing untuk setiap item yang akan dikerjakan, dan mengajukan Request pengecekan hasil
pekerjaan (check list) sebelum masuk ke item pekerjaan selanjutnya. Hal ini dilakukan secara
berkesinambungan selama pekerjaan berlangsung. Direksi berhak menolak hasil pekerjaan yang di
nilai tidak memenuhi standar spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dan pemborong wajib
melakukan perbaikan yang di minta oleh direksi teknis, Direksi Teknis berhak menghentikan
pekerjaan apabila diperlukan selama instruksi perbaikan belum dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
3. Pengawasan
Pengawasan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut akan dilaksanakan oleh pihak direksi atau
pegawai yang ditunjuk dan akan diberitahukan secara tertulis kepada pelaksana pekerjaan.
4. Penjagaan
- Pelaksana pekerjaan harus mengadakan penjagaan sebaik-baiknya atas bangunan yang
sedang dilaksanakan dan alat-alat yang digunakan.
- Pelaksana pekerjaan bertanggung jawab atas semua alat yang dipinjamkan untuk
penyelenggaraan pekerjaan tersebut.
6. Perubahan Konstruksi
Perubahan konstruksi atau penyimpangan dari konstruksi yang dijelaskan dalam gambar
rencana tidak diperkenankan, kecuali seizin atau atas perintah direksi/pengawas.
9. Pekerjaan Tambah/Kurang
a. Tiap-tiap perubahan penambahan atau pengurangan pekerjaan sebelumnya harus mendapat
persetujuan pihak direksi.
b. Biaya pekerjaan tambah/kurang setinggi-tingginya sampai dengan 10% (sepuluh persen)
dari harga borongan dan ditentukan atas dasar harga satuan yang diajukan dalam surat
penawaran pelaksana pekerjaan dan menjadi salah satu lampiran dari surat perjanjian
kontrak.
13. Pajak-Pajak
Pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang merupakan kewajiban berdasarkan ketentuan dan
peraturan yang berlaku sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, sepenuhnya menjadi
tanggungan dan kewajiban Pelaksana Pekerjaan.
dapat dipertimbangkan, maka pelaksana pekerjaan akan dikenakan denda 1/1000 (satu per mil)
untuk tiap-tiap hari kelambatan.
B. SPESIFIKASI UMUM
Lingkup Pekerjaan
C. SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal I PEKERJAAN
PERSIAPAN
Pemborong harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan perlatan bantu
yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan
segala biaya pengangkutan. Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama
perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak
peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
I.I.a Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan untuk memulai dan mengakhiri
pekerjaan konstruksi sesuai lingkup pekerjaan yang tertuang didalam kontrak
I.II.b Pekerjaan ini mencakup mobilisasi untuk melaksanakan seluruh pelayanan jasa
pemborongan yang meliputi, tenaga kerja, bahan, perlengkapan, peralatan, termasuk
penyiapan jalan masuk sementara atau fasilitas lain yang diperlukan untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan yang memerlukan mobilisasi dan demobilisasi.
A. MOBILISASI
B. DEMOBILISASI
I.II Pengukuran
Survey awal lapangan dilakukan untuk menyesuaikan rancangan (gambar kerja) dengan keadaan
aktual di lapangan. Dalam proses ini seorang surveyor akan melakukan Setting-Out lokasi
pekerjaan dengan berpedoman pada patok referensi yang telah ditetapkan oleh Direksi / Pemberi
Pekerjaan. Hasil data ukur dilaporkan ke direksi, jika dipandang perlu sesuai dengan perubahan
di lapangan akan dilakukan tahap revisi design sebagai acuan pelaksanaan proyek.
Pekerjaan survey mencakup :
1. Survey Pendauhulun
Survey yang dilakukan untuk menentukan Titik-titik Lokasi Pekerjaan, berpedoman pada
patok referensi yang telah ditetapkan oleh Direksi.
2. Survey Detail
Survey ini dilakukan pada saat setiap segmen pekerjaan akan dimulai pengerjaan. Surveyor
melakukan pengukuran dan pembantu surveyor akan menandainya dengan membuat titik
patok-patok untuk segmen pekerjaan tersebut, dari titik patok ini nantinya akan dapat ditarik
as-as pekerjaan dan batas-batasnya.
Bahan kayu dan papan adalah dari mutu kelas III dengan kondisi baik, kering dan lurus. Titik
duga (peil + 0,00) ditentukan diatas permukaan yang sudah diratakan dan disesuaikan
dengan gambar. Patok-patok harus kuat dan tidak mudah berubah posisinya, tanda-tanda
sumbu harus tetap dan jelas, dicat menie lurus dan mendatar.
Untuk pelaksanaan gambar Shop drawing dilakukan setelah proses pengukuran dan
sebelum pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan. Asbuilt drawing, segera akan dilaksanakan
minimal paling lambat selesai pekerjaan bangunan terakhir
Dalam pelaksanaan pembuatan administrasi progress dan pelaporan, mencatat segala aktifitas
kegiatan lapangan dalam beberapa bagian :
- Laporan Harian
Dimana laporan tersebut merupakan laporan periodic atas setiap bagian pekerjaan yang
diminta Direksi dalam bentuk yang disetujui Direksi. Laporan dimaksud memuat data-data ;
Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dikerjakan serta sesuai ketrampilannya,
jumlah bahan-bahan ditempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, volume
kemajuan pekerjaan, persiapan pekeraan dan peralatan serta data-data percobaan
laboratorium, kecelakaan kerja dan informasi yang lain berkaitan erat dengan kemajuan
pekerjaan.
- Laporan Mingguan
Memuat rekapitulasi kemajuan volume dari pelaksanan kegiatan fisik dan non fisik yang
tercantum pada RAB yang telah dicatat pada laporan harian, dan untuk disampaikan kepada
Direksi guna disetujui dan juga untuk perbaikan apabila terdapat kesalahan dalam
penulisannya
- Laporan bulanan
Memuat rekapitulasi kemajuan volume dari pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik yang
tercantum pada RAB yang telah dicatat pada laporan harian, dan untuk disampaikan kepada
Direksi guna disetujui dan juga untuk perbaikan apabila terdapat kesalahan dalam
penulisannya.
Foto Proyek
Pembuatan dan pemasangan papan nama proyek dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai dan ditempatkan pada lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Direksi, atau selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima Surat Keputusan tentang Penetapan / Penunjukan
Penyedia Barang / Jasa untuk Pekerjaan yang ditawarkan tersebut.
Tulisan yang tercantum pada papan nama proyek adalah merupakan suatu sarana sosialisasi
kepada masyarakat atau public tentang pelaksanaan kegiatan yang sedang berlangsung, dimana
masayarakat dapat berpartisipasi dalam mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan dimaksud,
adapun tulisannya adalah untuk mencerminkan :
- Nama dan alamat Pemilik Kegiatan
- Nama Pekerjaan
- Tanggal Dimulai
- Tanggal Selesai
- Sumber Dana
- Jumlah Nilai Kontrak
- Tahun Anggaran
- Nama Pelaksana (Kontrktor)
Atau tulisan-tulisan pada papan nama tersebut diatas sesuai dengan pentunjuk dari Direksi.
I.V Gambangan
Lingkup pekerjaan gambangan, meliputi penyediaan secara lengkap tenaga kerja dan peralatan
serta pemasangan komponennya.
Pasal II PEKERJAAN
POKOK
1. Persiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method Schedule) pekerjaan galian : dengan
alat berat excavator.
2. Persiapkan alat bantu ukur untuk penentuan batas galian dan pompa air untuk dewatering.
3. Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran.
4. Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau berada di sekitar
area galian (jalur kabel/pipa/telepon,dll).
5. Menentukan batas daerah galian (survey & marking koordinat serta elevasi).
6. Menentukan peralatan yang cocok untuk pekerjaan penggalian dan jumlah alat untuk
kelancaran pekerjaan.
Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material
dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton dan lain-
lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material dibawah dan di luar batas galian.
Pekerjaan perataan tanah galian embung dan pembersihan galian, harus dikerjakan begitu
pekerjaan galian selesai di laksanakan. Pekerjaan perataan tanah galian embung dan
pembersihan galian tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya, sesuai dengan peil-peil (level)
dan lokasi yang telah ditentukan di dalam gambaran serta mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas Lapangan.
PASAL III
PEKERJAAN PENUNJANG / PEKERJAAN LAIN – LAIN
Galian tanah pondasi nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan gambar kerja. Galian
tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan. Apabila hal ini terjadi, maka
pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk atas biaya
kontraktor. Jika pada galian ditemukan akar-akar pohon dan atau bagian tanah yang longsor
(tidak padat), maka bagian ini harus segera dikeluarkan seluruhnya dan lubang yang terjadi
diisi dengan pasir urug lapis demi lapis, disiram air sampai jenuh, sehingga mencapai
permukaan yang diinginkan. Bilamana galian harus melalui atau akan mengganggu
saluran/kabel bawah tanah yang telah ada, maka kontraktor bertanggung jawab untuk
melindunginya dengan membuat saluran sementara atau pekerjaan khusus lainnya. Galian
tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, sehingga setelah galian disetujui Tim Teknis /
Konsultan Pengawas, segera dimulai tahapan pekerjaan berikutnya.
Pekerjaan urugan meliputi urug kembali tanah yang digali dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, membuat ketinggian untuk pembentukan tanah menurut kebutuhan
dan pengurugan pasir di bawah struktur.
Pengurugan tanah kembali pekerjaan struktur tidak boleh dilaksanakan sebelum
diperiksa oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
Tanah urug yang dipakai harus bebas dari tanaman, akar-akar pohon, puing-puing
bangunan dan segala macam kotoran lainnya. Tanah urug tersebut harus berasal dari
jenis tanah berbutir (tanah ladang, sedikit berpasir, dan tidak terlalu basah).
Pengurugan tanah kembali dan penimbunan untuk peninggian tanah dilakukan lapis
demi lapis setebal 20 cm setiap lapisnya, dipadatkan dengan stamper / manual sampai
mencapai kepadatan 95% dan mencapai permukaan yang diinginkan.
Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari Tim Teknis / Konsultan Pengawas, maka
pengurugan dan pemadatan tanah tersebut dilakukan tanpa memakai air.
Untuk pekerjaan urugan pasir harus disiram dengan air dan ditumbuk hingga padat.
Pasir laut tidak diperkenankan dipakai untuk pengurugan, namun pasir pasang jenis
kasar (minimum ukuran 3.5 mm) boleh dipakai sebagai pasir urug.
Tanah urug yang dipakai untuk pekerjaan ini harus diambil dari luar pondasi.
Pekerjaan urugan tanah bawah lantai ini menggunakan material tanah yang bebas dari
sisa-sisa rumput, akar-akar pohon dan limbah lainnya. Proses pengerjaannya sama
dengan urugan kembali bekas galian, yaitu dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai
ketebalan yang diinginkan sesuai gambar rencana. Dalam pengerjaannya apabila
konsultan pengawas meminta lain maka pengguna jasa harus memadatkan dengan cara
menyiram air yang bebas dari lumpur hingga kepadatan yang diinginkan tercapai.
Pekerjaan urugan pasir bawah lantai ini menggunakan material pasir yang bebas dari sisa-
sisa rumput, akar-akar pohon dan limbah lainnya. Pasir laut dilarang menggunakan dalam
proses pemadatan. Proses pengerjaannya sama dengan urugan kembali bekas galian, yaitu
dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai ketebalan yang diinginkan sesuai gambar
rencana. Dalam pengerjaannya apabila konsultan pengawas meminta lain maka pengguna
jasa harus memadatkan dengan cara menyiram air yang bebas dari lumpur hingga
kepadatan yang diinginkan tercapai.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong mulai dari menyiapkan bahan
pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini, dimana dibentuk, ukuran dan tempat menurut
gambar rencana atau petunjuk direksi.
b. Bahan
Bahan untuk susunan batu ini dapat dipakai batu yang ada disekitarnya atau dari
sumber material dimana bentuknya mendekati bulat.
Batu harus segar (bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh cuaca
dan air. Batu untuk dasar dan pelindung pondasi batu kali/gunung berkisar minimum
20 kg sampai maksimum 100 kg dan tidak kurang 60 % batu tersebut mempunyai
berat lebih dari 40 kg.
Potongan-potongan keras yang terdiri dari patahan beton dan bongkaran jembatan,
kepala gorong-gorong dan konstruksi lainnya dapat dipakai sebagai bahan pengganti
asal disetuju oleh direksi teknik.
c. Pelaksanaan
1. Galian
Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut bentuk
yang diminta.
2. Penempatan
Susunan batu yang ditempatkan dibawah permukaan air harus didistribusikan
sedemikian rupa sehingga tebal minimum dan susunan bahan tersebut tidak
kurang dari tebal yang diminta atau yang diisyaratkan.
Batu yang ditempatkan diatas permukaan air disusun dengan tangan disusun
dengan saling menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa sehingga
cukup kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian akhir disusun
tegak lurus dengan sloof.
Batu ditempatkan sedemikian rupa tegak lurus dengan pada sloof dengan
pengakhiran yang baik. Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik
sebagaimana diisyaratkan dan permukaan akhir yang rapi dan kuat.
Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada
sloof.
a. Uraian
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu kali yaitu pondasi konstruksi
ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang ditentukan pada
gambar rencana atau atas perintah yang tertulis dari direksi. Pasangan batu kali
harus mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi lainnya yang melibatkan pekerjaan ini
dan harus sesuai dengan bentuk, ketinggian dan bentuk yang ditentukan dalam
gambar rencana atau persetujuan direksi/pengawas.
b. Material
1. Batu
Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui oleh
direksi atau batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan
dipergunakan. Jika tidak ditentukan ukurannya didalam gambar rencana, batu
harus mempunyai ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 1
½ kali tebalnya dan panjangnya tidak kurang dari 1 ½ kali lebarnya. Setiap
batu harus baik bentuknya dan bebas dari penyusutan dan berkurangnya
kekuatan batu.
2. Adukan Semen
Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps
c. Pelaksanaan
3. Penyelesaian
Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk
direksi. Penyelesaian sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya untuk
menghindari adanya genangan air.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan beton bertulang seperti yang tercantum dalam
spesifikasi dan gambar.
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengecoran beton bertulang adalah :
a. Pasir dan kerikil harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organik, lumpur dan
sejenisnya menurut PBI-1971. Kerikil yang digunakan mempunyai ukuran butir yang
lebih besar dari 5 mm menurut PBI-1971.
b. Semen yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C.150-84. Sangat
diharapkan semen yang dipergunakan menurut urutan kedatangannya untuk
menghindari pengerasan semen yang lebih awal datangnya.
c. Tulangan
1. Bahan-bahan dan ukuran tulangan
Semua tulangan beton harus baru dan sesuai dengan Standar Indonesia serta
disetujui oleh direksi pekerjaan.
2. Pembuatan dan Pembersihan
Tulangan beton, sebelum dipasang harus bebas dari kotoran-kotoran, minyak,
oli dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu.
Tulangan harus dilekukkan dengan tepat menurut ukuran yang ditunjukkan
pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar konstruksi yang harus
diselesaikan oleh kontraktor.
Tulangan jangan diluruskan atau dilekukkan kembali dengan cara yang akan
merusak bahan. Batangan dengan putaran/lekukan yang tidak ditunjukkan pada
gambar janganlah digunakan. Semua batangan harus dilekukkan dalam
keadaan dingin. Pemanasan hanya diperbolehkan bila seluruh operasi disetujui
oleh direksi pekerjaan.
3. Pemasangan
a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan
dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip-klip yang cocok pada
persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau
d. Kawat
Kawat yang digunakan untuk pengikatan tulangan pada beton bertulang haruslah
kawat baja dengan diameter kawat 2 & 3 mm atau seperti yang ditentukan oleh
direksi pekerjaan
e. Air
Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, dan adukan harus bebas dari
lumpur yang dapat mengganggu, bahan organik, alkali, dan garam.
f. Bekisting
Papan bekisting harus diperoleh dari sumber yang disetujui oleh direksi pekerjaan,
dengan mutu yang baik atau menurut persetujuan direksi pekerjaan dimana papan
tersebut akan digunakan.
Lingkup Pekerjaan meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan bekisting seperti yang tercantum dalam spesifikasi
dan gambar.
Ukuran penampang papan bekisting yang digunakan adalah 2/18 cm yang tergolong
kedalam kayu kelas awet II. Papan bekisting yang digunakan adalah papan yang
mempunyai kering udara (MC) max 20 %. Alat sambung yang dipakai adalah paku
biasa.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Tempat yang akan dicor harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti (ketebalan
dasar dan puncak , tinggi serta panjang, penulangan dan pemasangan bekisting),
bersih dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan akar-akar), bersih
dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pengecoran kontraktor harus
memberitahukan dahulu kepada Pengawas Lapangan.
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata seluruh dinding seperti tertera
dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
2. Dinding Bata
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut
siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-
retak yang merugukan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran
bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila
direndam air.
Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri setelah
pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat dipakai. Ukuran batu bata
nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm dengan toleransi ± 5 mm.
Pembongkaran batu bata dari kendaraan pada saat pemasukan barang harus
dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi ditempat yang telah
ditentukan oleh konsultan pengawas.
b. Pasir, harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
c. Semen dan air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan
yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Tempat yang akan dipasang dinding bata harus dipersiapkan terlebih dahulu
dengan teliti, bersih dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan
akar-akar), bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan
kontraktor harus memberitahukan dahulu kepada Pengawas Lapangan.
b. Pemasangan batu bata trasram kedap air dipakai adukan dengan perbandingan
spesi 1 Pc : 2 Ps, sedangkan pasangan dengan perbandingan spesi 1 Pc : 4 Ps
dipakai diatas pasangan trasram kedap air tersebut.
c. Dalam pemasangan tidak dibenarkan batu bata bertumpuan atau beradu satu
dengan yang lain tanpa spesi.
9. Plasteran
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plasteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang dan
dinding penahan tanah emperan keliling bangunan.
Lingkup pekerjaan meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi
dan gambar. Sebelum memulai plasteran harus diperhatikan sebagai berikut :
- Dinding dibersihkan dari semua kotoran
- Dinding dibasahi dengan air
- Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
- Permukaan beton yang akan diplaster dibuat kasar agar bahan plasteran dapat
merekat dengan baik.
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam plasteran beton adalah :
a. Pasir harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organik, lumpur dan
sejenisnya menurut PBI-1971. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
b. Semen yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C.150-84.
Sangat diharapkan semen yang dipergunakan menurut urutan kedatangannya
untuk menghindari pengerasan semen yang lebih awal datangnya.
1. Persyaratan Bahan
a. Plamur Tembok
Plamur tembok harus memenuhi syarat antara lain :
- Keadaan dalam kaleng, sewaktu kaleng dibuka, plamir tidak boleh mengandung
endapan dan atau bahan asing lainnya, serta masih berupa pasta serba sama.
- Sifat penggunaan, plamur diulaskan pada lempeng semen bebas debu dan
kontaminasi bahan kimia lainnya, setelah kering tidak terkelupas dan mudah
diamplas.
- Plamur dinding berasal dari merk yang sama dengan bahan cat (direkomendasi
untuk produksi cat tersebut), jenis alkali resisting primeir.
2. Peralatan
Alat-alat yang dipakai untuk pengecatan :
- Kuas atau Roller dan Kape.
- Pengaduk terbuat dari Kayu, Amplas Besi no. 0 – 2.
- Sikat ijuk dan lap.
- Ember plastic yang sudah dibersihkan atau bak datar dari plastic (baki).
- Persiapan semua alat-alat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.
-
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilaksanakan setelah :
- Bidang yang akan dicat betul-betul sudah kering dan tidak berdebu.
- Tidak ada bagian yang retak dan pecah.
- Seluruh permukaan bidang di plamur dan digosok sampai halus.
- Selesai diperiksa dan disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
b. Pengecatan dilakukan dengan meggunakan roller atau kuas, setidaknya sampai 3
kali penegecatan hingga mencapai warna yang dikehendaki.
c. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus rata, utuh, tidak ada
bagian yang belang dan dijaga dari pengotoran-pengotoran.
4. Kegagalan Pengecatan
- Pengecatan atas
permukaan yang kotor
dan berminyak.
- Bahan yang dicat
menyusut / memuai,
ini terjadi apabila
permukaan yang dicat
mengandung air atau
menyerap air.
Berbintik - Debu atau kotoran dari - Tunggu lapisan cat
(Bittiness) udara atau kuas / alat sampai kering
penyemprot. sempurna.
- Adanya bagian-bagian - Gosok permukaan yang
cairan yang sudah akan dicat dengan
mengering ikut amplas halus dan
tercampur / teraduk. bersihkan.
- Umumnya terjadi pada - Beri lapisan cat baru
lapisan cat yang sudah (yang sudah disaring)
tua karena elstisitas sampai permukaan cukup
berkurang. rata.
- Pengecatan pada
lapisan cat pertama
yang belum cukup
kering.
- Cat terlampau tebal.
- Pengeringan lapisan
cat tidak merata.
Perubahan - Pigmen yang dipakai - Piloihlah jenis cat lain.
Warna tidak tahan terhadap - Lakukan kembali
(Discoloration) cuaca dan terik persiapan permukaan
matahari. dan lapisi dengan cat
- Adanya bahan dasar tahan alkali.
pengikat (binder)
bereaksi dengan
garam-garam alkali.
1. Ketentuan
1. Ketentuan Umum
a. Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh Kontraktor yang mempunyai
reputasi yang baik, mempunyai tenaga pekerja, yang cakap dan berpengalaman.
b. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL,
peraturan setempat, jawatan keselamatan kerja), memenuhi persyaratan teknis dan
dilaksanakan sampai selesai dengan sempurna.
2. Ketentuan Khusus
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawings
yang disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor juga harus membuat as built drawings sesuai dengan instalasi yang telah
selesai dikerjakan dan dilaksanakan.
c. Untuk kepentingan kelancaran kerja, harus diadakan koordinasi dari seluruh
pekerjaan.
d. Kontraktor harus menyediakan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk
mendapatkan persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Pengawas / Perencana.
e. Seluruh bahan/material/peralatan harus diamankan dengan memadai, sebelum dan
sesudah pemasangan instalasi dan Konsultan harus memberikan jaminan (garansi)
selama 1 (satu) tahun setelah penyerahan kedua pekerjaan terhadap instalasi dan
bahan/material yang dipakai.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Instalasi listrik meliputi pemasangan sistem distribusi listrik yang
nyata-nyata dinyatakan dalam gambar dan RKS ini, yaitu :
a. Pemasangan panel distribusi tegangan menengah (LVMD) dan panel penerangan
(LP) serta panel daya (PP).
b. Pemasangan seluruh instalasi penerangan, baik diluar maupun didalam bangunan,
termasuk armateur dan sistem pengaman pentanahan.
c. Pemasangan instalasi daya listrik untuk keperluan pompa air, termasuk pengaman
motor dan hal-hal yang berhubungan dengan itu.
3. Persyaratan Bahan
1. Panel
a. Panel Box untuk LVMD, LP maupun PP adalah buatan pabrik panel, dimensi
sesuai dengan ketentuan PUIL, rangka dari besi profil dengan cover dari plat
baja dengan finishing cat bakar yang anti karat serta dilengkapi dengan lampu
indikator.
b. Komponen yang terdapat pada panel adalah NT atau NH Fuse, switch, MCB,
analog Ampere meter 4 – 30 Amp, digital Volt meter 0 – 600 V dan selector
switch.
2. Penghantar
a. Kabel penghantar yang dipakai adalah jenis NYA, NYM (untuk instalasi didalam
bangunan) dan jenis NYFGBY (untuk instalasi diluar bangunan), ukuran sesuai
gambar detail.
b. Kawat arde dari kabel telanjang (Bore Cooper) keras.
c. Pipa kabel dari bahan PVC, kelas AV dan ukuran sesuai dengan gambar.
Persilangan pipa disambung dengan T-dos dari bahan PVC lengkap dengan
tutupnya dan sambungan kabel pada persilangan terbuka ditutup dengan Las-
dop dari bahan keramik dengan sistem sambungan ekor babi.
d. Khusus untuk persediaan penyambungan daya ke panel induk, disediakan
kabel NYFGBY dengan panjang minimal 15 m.
3. Fixture
Stop kontak dan saklar Alpine White, rating arus 10 Ampere, 1 phasa, tegangan 500
volt, 50 Hz, kualitas baik dan tahan panas. Sistem pemasangan tertanam (inbow).
4. Pengaman Pentanahan
a. Hantaran pentanahan harus terus menerus (continue) dengan elektroda
pentanahan yang dipasang di luar bangunan.
b. Tahanan pentanahan maksimum adalah 3 ohm.
4. Pedoman Pelaksanaan
a. Panel listrik yang dipasang sesuai dengan ketentuan dan peraturan PUIL, diletakkan
pada dinding dengan anker yang kuat dan tinggi panel dari lantai jadi adalah 190
cm.
b. Semua kabel instalasi harus sesuai dengan jenis dan ukuran dalam gambar dan
dimasukkan dalam pipa kabel PVC dengan ukuran diameter yang sesuai. Pipa kabel
yang menuju ke saklar dan stopkontak harus tertanam dalam dinding dan tidak
diperbolehkan adanya sambungan pipa di dalam dinding, sedang pipa kabel menuju
armateur lampu harus menggunakan pipa fleksibel dari bahan yang sama.
c. Stopkontak dan saklar dipasang didalam dinding (inbow) dengan menggunakan
roset-roset dari bahan galvanis (tidak berkarat). Jarak dari lantai jadi adalah 150 cm
(untuk saklar) dan 30 cm (untuk stopkontak).
d. Armateur lampu dipasang secara outblow (untuk ruang yang tidak memakai
penutup plafond) dan secara inbow (untuk ruang yang memakai penutup plafon),
disesuaikan dengan gambar rencana dan harus mendapat persetujuan dari Tim
Teknis / Konsultan Pengawas.
e. Pada setiap panel listrik harus dipasang pengaman pentanahan dan frame/penutup
metal dari panel tidak boleh dipakai sebagai penghantar. Apabila ada beberapa panel
yang berdekatan, elektroda pentanahannya dapat digabung jika jarak antar panel
kurang dari 5 meter.
1. Galian Saluran
1. Persiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method Schedule) pekerjaan galian : dengan
alat berat excavator.
2. Persiapkan alat bantu ukur untuk penentuan batas galian dan pompa air untuk dewatering.
3. Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran.
4. Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau berada di sekitar
area galian (jalur kabel/pipa/telepon,dll).
5. Menentukan batas daerah galian (survey & marking koordinat serta elevasi).
6. Menentukan peralatan yang cocok untuk pekerjaan penggalian dan jumlah alat untuk
kelancaran pekerjaan.
Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material
dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton dan lain-
lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material dibawah dan di luar batas galian.
Pekerjaan perataan tanah galian saluran harus dikerjakan begitu pekerjaan galian selesai di
laksanakan. Pekerjaan perataan tanah galian saluran tersebut disesuaikan dengan
kebutuhannya, sesuai dengan peil-peil (level) dan lokasi yang telah ditentukan di dalam
gambaran serta mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan
b. Pekerjaan pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun
kerangka ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar
3. Persyaratan Kerja
a. Daun Pintu
1. Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan
komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai
dengan Gambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi bersih daun pintu.
2. Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka
Penyedia Jasa harus membuatnya dengan persetujuan Direksi.
3. Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air
adalah 6 (enam) mm, termasuk kelonggaran korosi 2 (dua) milimeter.
4. Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi
2 (dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari
1/800 bentang pada beban makimum.
5. Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut,
mur dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara
divulkanisir agar menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih
besar dari 50% (lima puluh persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal
harus dibentuk sedemikian sehingga dapat menahan air dengan baik.
b. Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka
atas dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan
pada pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu.
Jika konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus
dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
1. Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang
harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada
beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan.
2. Kerangka Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu)
milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan
dengan mesin dan diperkeras untuk memberikan perlindungan terhadap
keausan.
3. Kerangka Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban
pengangkat.
c. Stang
1. Umum
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual,
dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan,
menurunkan dan memegang pintu. Stang harus terdiri dari peralatan
mekanis, yaitu : tumpuan, mur penggerak, roda gigi, handel pemutar dan
komponen lain yang memerlukan pengoperasian secara efisien. Stang
harus direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi. Jika
konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka harus
dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
a. Tumpuan/bantalan
Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder atau datar
b. Roda gigi reduksi
Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons
pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda gigi
dan bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus
mempunyai “rumah” yang dapat dilepaskan untuk memudahkan
pelumasan.
c. Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian dan
pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian kedudukan
pintu dilapangan.
d. Ulir Pengangkatan
Ulir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan lain yang
disetujui dan dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat yang dapat
dihubungkan dengan roda gigi pinggir harus terdiri dari penopang roda
gigi dan bantalan pemandu sebagai penguat.
e. Tongkat Penghubung
Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.
FAKHRURRAZI,SP.MSc
NIP. 19700802 200112 1 002