You are on page 1of 26

Z Dinas Pertanian dan Pangan

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

KEGIATAN : PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA TEKNOLOGI


PERTANIAN/ PERKEBUNAN TEPAT GUNA (OTSUS)

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN EMBUNG


LOKASI : KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN ANGGARAN : 2018

A. SYARAT-SYARAT UMUM

Bahan-bahan, peralatan dan metode kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini, satu
dan lain hal harus sesuai dengan kriteria - kriteria yang ditetapkan dalam RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-syarat) dan pasal-pasal dibawah ini.

Pasal – 1
PEMERIKSAAN BAHAN

1. Pemborong diwajibkan memberikan contoh/sample material/bahan bangunan yang dipergunakan


kepada Direksi Lapangan sebelum pemasokan bahan tersebut ke lokasi pekerjaan guna mendapat
persetujuan mengenai mutu/kualitas bahan tersebut, apakah telah sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam spek tanpa terkecuali. Jenis bahan/material manapun tidak diperkenankan
dimasukkan kelokasi pekerjaan tanpa persetujuan Direksi Lapangan.

2. Direksi Lapangan berhak meminta keterangan dan data-data yang diperlukan mengenai suatu
bahan/material dan pemborong wajib memberikan data tersebut dengan benar untuk
menetapkan suatu bahan/material bisa disetujui untuk digunakan.

3. Setiap bahan-bahan yang akan dipergunakan, lebih dahulu diperiksa oleh Direksi Pelaksana,
untuk memastikan bahan tersebut telah sesuai dengan contoh bahan yang telah disetujui.

4. Apabila terdapat perselisihan paham mengenai mutu dan jenis bahan tersebut atau Direksi
Lapangan meragukan kwalitas bahan-bahan yang disediakan Pemborong, maka Direksi
Pelaksana berhak mengirimkan contoh-contoh bahan tersebut kebalai penelitian bangunan untuk
mendapatkan kebenaran atau mutu / kwalitas bahan-bahan yang dimaksud.

5. Biaya yang timbul akibat pemeriksaan bahan yang diuraikan dalam ayat 4 ini adalah tanggung
jawab Pemborong.

RKS – Pembangunan Embung 1


Dinas Pertanian dan Pangan

6. Jika ada bahan-bahan yang tidak diterima oleh Direksi Lapangan, maupun peralatan lainnya
yang dipergunakan untuk pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan untuk segera mengeluarkan dari
lokasi pekerjaan dan mendatangkan penggantinya selambat lambatnya dalam tempo 2 x 24 jam
setelah Surat Penolakan Bahan itu dikeluarkan Direksi.

7. Bahan-bahan yang dinyatakan ditolak tidak diperkenankan untuk dipergunakan dan jika ternyata
pada bahan-bahan yang terpakai terdapat cacat yang tidak memenuhi syarat, maka pekerjaan
tersebut harus segera dibongkar dan diganti dengan bahan lain yang bermutu baik sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Pasal - 2
PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA

Pemborong harus mengusahakan sendiri langkah-langkah untuk melindungi bahan bangunan yang
masuk ke lokasi dan hasil pekerjaan dari kerusakan akibat pengaruh cuaca ( hujan, panas dan
kelembaban), sehingga tidak mengganggu kadar mutunya. Kerusakan yang terjadi akibat penumpukan
dan penyimpanan yang salah menjadi tanggung jawab dari kontraktor.

Pasal - 3
SKOPE PEKERJAAN

Yang dimaksud dengan Skope Pekerjaan adalah untuk melaksanakan pekerjaan Pembangunan
Embung seperti yang diuraikan pada judul RKS dan Gambar. Dalam hal ini dalam arti yang sebenarnya
sudah termasuk pengadaan/pendatangan bahan, tenaga kerja, pengolahan, penyediaan alat/sarana
pelaksanaan pekerjaan serta metode pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.

Pasal - 4
PENGUKURAN, PEMATOKAN DAN PENETAPAN PEIL

1. Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil titik ukur yang ditentukan bersama
antara Owner, Perencana Dan Pengawas (bila ada titik BM). Penentuan ini harus diperiksa
kembali dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

2. Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan kepada Konsultan


Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama
pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrumen) yang perlu (dan


tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk itu, dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan,
penglihatan dan secara kira-kira.

RKS – Pembangunan Embung 2


Dinas Pertanian dan Pangan

4. Pengukuran rencana Saluran harus dilakukan dengan teliti seksama, sehingga sesuai dengan
site plan dan gambar bestek.

5. Penempatan ukuran-ukuran titik duga dan titik pokok lainnya harus dibuat/dipasang dengan
profil-profil atau bowplank yang cukup kuat dari kayu dan papan yang sesuai dengan petunjuk-
petunjuk Direksi Lapangan. Titik-titik duga/pokok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa
persetujuan Direksi Lapangan

6. Pemasangan patok-patok ataupun titik-titik duga yang telah terpasang maupun bowplank, jika
Direksi yang menilai / mempertimbangkan merasa perlu membuat / memperbaiki / dipindahkan /
merevisi, Pemborong harus melakukan sesuai dengan petunjuk dan pengarahan Direksi
Lapangan.

7. Patok-patok titik duga/pokok yang dipasang, pemborong harus memperhitungkan mutu


bahannya sehingga patok tersebut cukup kuat sampai pekerjaan pelaksanaan.

8. Apa bila ada patok yang yang rusak, harus segera diganti dengan yang baru dan
pemasangannya diketahui dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

Pasal - 5
PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pada dasarnya semua jenis pekerjaan tidak dapat dimulai/dikerjakan tanpa sepengetahuan dan
persetujuan Direksi, untuk itu Pemborong diwajibkan mengajukan Request disertai Shop
Drawing untuk setiap item yang akan dikerjakan, dan mengajukan Request pengecekan hasil
pekerjaan (check list) sebelum masuk ke item pekerjaan selanjutnya. Hal ini dilakukan secara
berkesinambungan selama pekerjaan berlangsung. Direksi berhak menolak hasil pekerjaan yang di
nilai tidak memenuhi standar spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dan pemborong wajib
melakukan perbaikan yang di minta oleh direksi teknis, Direksi Teknis berhak menghentikan
pekerjaan apabila diperlukan selama instruksi perbaikan belum dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

2. Direksi/pengawas berhak untuk memberitahukan kepada pelaksana pekerjaan untuk


melaksanakan pekerjaan dengan tidak memberitahukan biayanya.

3. Pengawasan
Pengawasan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut akan dilaksanakan oleh pihak direksi atau
pegawai yang ditunjuk dan akan diberitahukan secara tertulis kepada pelaksana pekerjaan.

4. Penjagaan
- Pelaksana pekerjaan harus mengadakan penjagaan sebaik-baiknya atas bangunan yang
sedang dilaksanakan dan alat-alat yang digunakan.
- Pelaksana pekerjaan bertanggung jawab atas semua alat yang dipinjamkan untuk
penyelenggaraan pekerjaan tersebut.

RKS – Pembangunan Embung 3


Dinas Pertanian dan Pangan

5. Kesejahteraan Dan Keselamatan Tenaga Kerja


- Pelaksana pekerjaan harus menyediakan sebuah peti pembalut (P3K yang tersusun menurut
syarat-syarat yang ditentukan dan harus senantiasa tersedia di tempat pekerjaan, setiap kali
isinya dipergunakan harus segera dilengkapi kembali.
- Apabila terjadi kecelakaan, pelaksana pekerjaan secepat mungkin harus memberitahukan
kepada pihak direksi dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk keselamatan
korban atau untuk pemeliharaan korban beserta keluarganya harus sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
- Pelaksana pekerjaan harus memperkenankan pihak ketiga mempergunakan peti pembalut
(P3K) di waktu kecelakaan yang mengenai pekerjaannya atau orang lain, dan setelah
selesai pekerjaan peti pembalut (P3K) menjadi hak pelaksana pekerjaan.
- Pelaksana pekerjaan diharuskan menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi
persyaratan kesehatan.
- Pegawai yang ditunjuk oleh pihak direksi sebagai pengawas pekerjaan harus disediakan
sebuah ruangan terpisah, dan diisi perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan.
- Segala kebutuhan makan dan minum untuk pengawas pekerjaan yang ditunjuk oleh pihak
direksi selama pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggungan pelaksana pekerjaan.

6. Perubahan Konstruksi
Perubahan konstruksi atau penyimpangan dari konstruksi yang dijelaskan dalam gambar
rencana tidak diperkenankan, kecuali seizin atau atas perintah direksi/pengawas.

7. Resiko Upah Dan Harga Satuan


Harga bahan-bahan dan upah kerja berdasarkan harga yang berlaku pada saat ini, jika dalam hal
tersebut terjadi perubahan-perubahan sebagai akibat dari kebijaksanaan pemerintah dibidang
moneter akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.

8. Pekerjaan Pihak Ketiga (Sub Kontraktor)


- Pada dasarnya tidak diperkenankan memberi pekerjaan baik sebagian maupun seluruhnya
kepada pihak ketiga.
- Bila ada pekerjaan yang khusus diberikan kepada pihak ketiga, pelaksana pekerjaan wajib
meminta izin terlebih dahulu kepada pihak direksi.
- Bila ada bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak ketiga atas dasar persetujuan pihak
direksi, tidak berarti pelaksana pekerjaan terlepas dari tanggung jawab sepenuhnya atas
pelaksanaan dan kesempurnaan pekerjaan pihak ketiga adalah tetap tanggung jawab
pelaksana pekerjaan.

9. Pekerjaan Tambah/Kurang
a. Tiap-tiap perubahan penambahan atau pengurangan pekerjaan sebelumnya harus mendapat
persetujuan pihak direksi.
b. Biaya pekerjaan tambah/kurang setinggi-tingginya sampai dengan 10% (sepuluh persen)
dari harga borongan dan ditentukan atas dasar harga satuan yang diajukan dalam surat
penawaran pelaksana pekerjaan dan menjadi salah satu lampiran dari surat perjanjian
kontrak.

RKS – Pembangunan Embung 4


Dinas Pertanian dan Pangan

10. Kekeliruan Direksi


Pelaksanaan Pekerjaan sama sekali tidak diperkenankan mengambil keuntungan yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kesilapan Pihak Direksi, dan bila hal ini terjadi maka segala
akibat yang ditimbulkan sepenuhnya menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.

11. Sistem Pembayaran Harga Borongan


Pembayaran harga borongan pekerjaan akan dilakukan oleh Pemimpin Kegiatan melalui
Bendaharawan Kegiatan, dan diatur dengan system pembayaran sebagai berikut :

- Angsuran harga Borongan, akan dibayarkan di bawah prosentase penyelesaian pekerjaan


yang telah dicapai sebesar 5% (lima persen)
- Dibayar sebesar 95% (sembilan puluh lima prosen)dari Harga Borongan setelah prosentase
penyelesaian pekerjaan mencapai 100% (seratus Persen) dan dilaksanakan Serah Terima
Pertama Pekerjaan.
- Sisanya 5% (lima persen) dari Harga Borongan, dibayar setelah masa pemeliharaan
dilampaui dan dilaksanakan Serah Terima Kedua Pekerjaan.

12. Ketentuan Hukum


- Pelaksana Pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya menyatakan tidak akan memberikan
atau menjanjikan imbalan apapun dan dalam bentuk apapun
- juga kepada Pihak Direksi atau kepada Pejabat-Pejabat lainnya yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan pekerjaan.
- Bila ternyata pernyataan dimaksud tidak benar, Pihak Direksi di samping berwenang
mengajukan Pelaksana Pekerjaan ke Instansi yang berwenang, juga dapat membatalkan
pelaksanaan pekerjaan dan semua kerugian atau biaya-biaya yang timbul karenanya
menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
- Apabila Pelaksana Pekerjaan tidak dapat melaksanakan dan memenuhi segala ketentuan-
ketentuan yang dimuat dan dilampirkan dalam Surat Perjanjian, maka hal tersebut dapat
dijadikan sebagai alasan oleh pihak Direksi untuk mengusulkan agar Pelaksana Pekerjaan
dikeluarkan dari Daftar Rekanan Mampu (DRM).

13. Pajak-Pajak
Pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang merupakan kewajiban berdasarkan ketentuan dan
peraturan yang berlaku sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, sepenuhnya menjadi
tanggungan dan kewajiban Pelaksana Pekerjaan.

14. Laporan Pekerjaan


- Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan dan mempunyai Buku Laporan Harian, yang berisi
dan memuat tentang aktivitas, bahan, peralatan, tenaga kerja, keadaan cuaca serta bagian-
bagian pekerjaan yang dilaksanakan sesuai form Buku Harian Standard, yang setiap harinya
dilaporkan dan ditandatangani oleh pihak Direksi/Pengawas.
- Pelaksana Pekerjaan harus membuat Laporan Bergambar tentang kemajuan pekerjaan
masing-masing menurut keadaan sebelum, sedang dan selesai dikerjakan.

15. Sanksi Kelambatan


Apabila jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan ternyata tidak dapat ditepati
atau dipenuhi oleh pelaksana pekerjaan dengan tidak dapat mengemukakan alasan-alasan yang

RKS – Pembangunan Embung 5


Dinas Pertanian dan Pangan

dapat dipertimbangkan, maka pelaksana pekerjaan akan dikenakan denda 1/1000 (satu per mil)
untuk tiap-tiap hari kelambatan.

16. Peraturan Tambahan


Pekerjaan-pekerjaan yang belum terang dan jelas termasuk dalam bagian pekerjaan yang harus
dilaksanakan, akan tetapi tidak diutarakan dalam penjelasan-penjelasan, maka pekerjaan
tersebut harus dilaksanakan dan dianggap sudah diuraikan, sehingga dapat dicapai hasil
penyelesaian pekerjaan yang sungguh-sungguh, baik dan sempurna.

B. SPESIFIKASI UMUM

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah PEMBANGUNAN EMBUNG, dengan Perincian bagian


pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ dan RKS yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

C. SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal I PEKERJAAN
PERSIAPAN

I.I Mobilisasi dan Demobilisasi

Pemborong harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan perlatan bantu
yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan
segala biaya pengangkutan. Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama
perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak
peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.

I.I.a Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan untuk memulai dan mengakhiri
pekerjaan konstruksi sesuai lingkup pekerjaan yang tertuang didalam kontrak

I.II.b Pekerjaan ini mencakup mobilisasi untuk melaksanakan seluruh pelayanan jasa
pemborongan yang meliputi, tenaga kerja, bahan, perlengkapan, peralatan, termasuk
penyiapan jalan masuk sementara atau fasilitas lain yang diperlukan untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan yang memerlukan mobilisasi dan demobilisasi.

A. MOBILISASI

1. Mobilisasi terdiri dari pekerjaan persiapan dan pelaksanaan, termasuk tapi


tidak terbatas pada kebutuhan - kebutuhan untuk mobilisasi personil,
peralatan, pemasokan, dan suplemen lainnya yang diperlukan ke lokasi

RKS – Pembangunan Embung 6


Dinas Pertanian dan Pangan

pekerjaan, untuk pembangunan kantor, gudang dan fasilitas lainnya yang


diperlukan untuk bekerja di proyek, dan untuk seluruh pekerjaan dan
operasi lainnya yang harus dilakukan atau biaya yang diperlukan sebelum
mulainya berbagai item pekerjaan kontrak di lokasi pekerjaan.

2. Mobilisasi dianggap selesai bila Kontraktor dapat melaksanakan dan diterima


oleh Konsultan mengenai pemenuhan masing-masing persyaratan yang
terkait yang disebutkan dalam kontrak.

B. DEMOBILISASI

1. Demobilisasi akan dianggap selesai jika seluruh peralatan, bahan,


personil, atau lainnya milik kontraktor telah dikeluarkan dari lokasi
pekerjan, dan persyaratan – persyaratan penyelesaian pekerjaan
sebagaimana diatur dalam kontrak telah terpenuhi.

2. Demobilisasi mencakup penyiapan pengajuan yang diperlukan sebelum


pengakhiran pekerjaan.

I.II Pengukuran

Survey awal lapangan dilakukan untuk menyesuaikan rancangan (gambar kerja) dengan keadaan
aktual di lapangan. Dalam proses ini seorang surveyor akan melakukan Setting-Out lokasi
pekerjaan dengan berpedoman pada patok referensi yang telah ditetapkan oleh Direksi / Pemberi
Pekerjaan. Hasil data ukur dilaporkan ke direksi, jika dipandang perlu sesuai dengan perubahan
di lapangan akan dilakukan tahap revisi design sebagai acuan pelaksanaan proyek.
Pekerjaan survey mencakup :
1. Survey Pendauhulun
Survey yang dilakukan untuk menentukan Titik-titik Lokasi Pekerjaan, berpedoman pada
patok referensi yang telah ditetapkan oleh Direksi.

2. Survey Detail
Survey ini dilakukan pada saat setiap segmen pekerjaan akan dimulai pengerjaan. Surveyor
melakukan pengukuran dan pembantu surveyor akan menandainya dengan membuat titik
patok-patok untuk segmen pekerjaan tersebut, dari titik patok ini nantinya akan dapat ditarik
as-as pekerjaan dan batas-batasnya.
Bahan kayu dan papan adalah dari mutu kelas III dengan kondisi baik, kering dan lurus. Titik
duga (peil + 0,00) ditentukan diatas permukaan yang sudah diratakan dan disesuaikan
dengan gambar. Patok-patok harus kuat dan tidak mudah berubah posisinya, tanda-tanda
sumbu harus tetap dan jelas, dicat menie lurus dan mendatar.
Untuk pelaksanaan gambar Shop drawing dilakukan setelah proses pengukuran dan
sebelum pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan. Asbuilt drawing, segera akan dilaksanakan
minimal paling lambat selesai pekerjaan bangunan terakhir

RKS – Pembangunan Embung 7


Dinas Pertanian dan Pangan

I.III Administrasi dan Dokumentasi

Pemenang pelelangan setelah menerima Surat Keputusan tentang Penetapan / Penunjukan


Penyedia Barang / Jasa langsung membuat kontrak sesuai dengan lampiran, dan bentuk surat
perjanjian Dokumen Pelelangan guna terdapat suatu ikatan kerja sama diantara Penyedia Jasa
Konstruksi dengan Pengguna Jasa Konstruksi.

Dalam pelaksanaan pembuatan administrasi progress dan pelaporan, mencatat segala aktifitas
kegiatan lapangan dalam beberapa bagian :

- Laporan Harian

Dimana laporan tersebut merupakan laporan periodic atas setiap bagian pekerjaan yang
diminta Direksi dalam bentuk yang disetujui Direksi. Laporan dimaksud memuat data-data ;
Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dikerjakan serta sesuai ketrampilannya,
jumlah bahan-bahan ditempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, volume
kemajuan pekerjaan, persiapan pekeraan dan peralatan serta data-data percobaan
laboratorium, kecelakaan kerja dan informasi yang lain berkaitan erat dengan kemajuan
pekerjaan.

- Laporan Mingguan

Memuat rekapitulasi kemajuan volume dari pelaksanan kegiatan fisik dan non fisik yang
tercantum pada RAB yang telah dicatat pada laporan harian, dan untuk disampaikan kepada
Direksi guna disetujui dan juga untuk perbaikan apabila terdapat kesalahan dalam
penulisannya

- Laporan bulanan

Memuat rekapitulasi kemajuan volume dari pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik yang
tercantum pada RAB yang telah dicatat pada laporan harian, dan untuk disampaikan kepada
Direksi guna disetujui dan juga untuk perbaikan apabila terdapat kesalahan dalam
penulisannya.

Foto Proyek

Dalam setiap pelaksanaan kegiatan dilapangan diambil photo dokumentasi Dan


menyerahkan photo tersebut kepada Direksi mengenai kemajuan pekerjaan dengan ukuran
8 cm x 12 cm pada lokasi yang telah ditentukan oleh Direksi selama masa kontrak. Photo
diambil pada waktu awal / sebelum pelaksanaan, sedang dalam plaksanaan dan telah
selesainya pelaksanan pekerjaan, serta pada waktu lain yang ditentukan oleh direksi.
Photo- photo tersebut juga menjadi indicator dalam penilaian kemajuan pelaksanaan.
Pekerjaan dilapangan yang mencerminkan setiap item pekerjaan fisik dan non fisik yang
tercantum dalam RAB kontrak. Dalam proses pengambilan photo dokumentasi merijik
kepada arahan dari direksi.

RKS – Pembangunan Embung 8


Dinas Pertanian dan Pangan

I.IV Papan Nama Proyek

Pembuatan dan pemasangan papan nama proyek dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai dan ditempatkan pada lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Direksi, atau selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima Surat Keputusan tentang Penetapan / Penunjukan
Penyedia Barang / Jasa untuk Pekerjaan yang ditawarkan tersebut.

Papan nama proyek tersebut dibuat dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :


- Ukuran papan (50 x 100) cm², dengan jenis kayu klas II yang dilapisi dengan seng BWG 28
atau sejenisnya.
- Tiang penyangga dan penyokongannya dibuat dari kayu klas I ukuran 5 x 7 cm².
- Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan terletak setinggi 2
meter dari tanah. Bagian bawah tiang penyangga dan penyokong ditanam didalam lubang
dan kemudian dicor dengan beton.
- Pengecatan papan nama proyek tersebut harus dilakukan dengan cat menie sekali, cat
dasar sekali dan penutup sekali.

Warna-warna yang digunakan untuk pembuatnya adalah sebagai berikut :


- Warna dasar putih (dominant)
- Tulisan warna hitam
- Lambang Pemerintah Aceh warna sesuai warna aslinya.

Tulisan yang tercantum pada papan nama proyek adalah merupakan suatu sarana sosialisasi
kepada masyarakat atau public tentang pelaksanaan kegiatan yang sedang berlangsung, dimana
masayarakat dapat berpartisipasi dalam mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan dimaksud,
adapun tulisannya adalah untuk mencerminkan :
- Nama dan alamat Pemilik Kegiatan
- Nama Pekerjaan
- Tanggal Dimulai
- Tanggal Selesai
- Sumber Dana
- Jumlah Nilai Kontrak
- Tahun Anggaran
- Nama Pelaksana (Kontrktor)

Atau tulisan-tulisan pada papan nama tersebut diatas sesuai dengan pentunjuk dari Direksi.

I.V Gambangan

Lingkup pekerjaan gambangan, meliputi penyediaan secara lengkap tenaga kerja dan peralatan
serta pemasangan komponennya.

RKS – Pembangunan Embung 9


Dinas Pertanian dan Pangan

Pasal II PEKERJAAN
POKOK

II.I Lingkup Pekerjaan

1. Pembangunan Embung Gp. Blang Reuling Kec. Sawang


2. Pembangunan Embung Gp. Ule Nyeu Kec. Bandar Baro
3. Pembangunan Embung Gp. Beuringen Kec. Meurah Mulia
4. Pembangunan Embung Gp. Pucok Alue Kec. Cot Girek
5. Pembangunan Embung Gp. Buket Linteung Kec. Langkahan
6. Pembangunan Embung Gp. Blang Rik Kec. Kuta Makmur
7. Pembangunan Embung Gp. Ceumeuceut Kec. Kuta Makmur

II.II Galian Embung

1. Persiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method Schedule) pekerjaan galian : dengan
alat berat excavator.
2. Persiapkan alat bantu ukur untuk penentuan batas galian dan pompa air untuk dewatering.
3. Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran.
4. Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau berada di sekitar
area galian (jalur kabel/pipa/telepon,dll).
5. Menentukan batas daerah galian (survey & marking koordinat serta elevasi).
6. Menentukan peralatan yang cocok untuk pekerjaan penggalian dan jumlah alat untuk
kelancaran pekerjaan.

Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material
dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton dan lain-
lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material dibawah dan di luar batas galian.

II.III Perataan Tanah

Pekerjaan perataan tanah galian embung dan pembersihan galian, harus dikerjakan begitu
pekerjaan galian selesai di laksanakan. Pekerjaan perataan tanah galian embung dan
pembersihan galian tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya, sesuai dengan peil-peil (level)
dan lokasi yang telah ditentukan di dalam gambaran serta mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas Lapangan.

RKS – Pembangunan Embung 10


10
Dinas Pertanian dan Pangan

PASAL III
PEKERJAAN PENUNJANG / PEKERJAAN LAIN – LAIN

III.I Pembangunan Rumah Pompa

1. Galian Tanah Pondasi

Galian tanah pondasi nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan gambar kerja. Galian
tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan. Apabila hal ini terjadi, maka
pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk atas biaya
kontraktor. Jika pada galian ditemukan akar-akar pohon dan atau bagian tanah yang longsor
(tidak padat), maka bagian ini harus segera dikeluarkan seluruhnya dan lubang yang terjadi
diisi dengan pasir urug lapis demi lapis, disiram air sampai jenuh, sehingga mencapai
permukaan yang diinginkan. Bilamana galian harus melalui atau akan mengganggu
saluran/kabel bawah tanah yang telah ada, maka kontraktor bertanggung jawab untuk
melindunginya dengan membuat saluran sementara atau pekerjaan khusus lainnya. Galian
tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, sehingga setelah galian disetujui Tim Teknis /
Konsultan Pengawas, segera dimulai tahapan pekerjaan berikutnya.

2. Urugan Kembali Bekas Galian

Pekerjaan urugan meliputi urug kembali tanah yang digali dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, membuat ketinggian untuk pembentukan tanah menurut kebutuhan
dan pengurugan pasir di bawah struktur.
 Pengurugan tanah kembali pekerjaan struktur tidak boleh dilaksanakan sebelum
diperiksa oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
 Tanah urug yang dipakai harus bebas dari tanaman, akar-akar pohon, puing-puing
bangunan dan segala macam kotoran lainnya. Tanah urug tersebut harus berasal dari
jenis tanah berbutir (tanah ladang, sedikit berpasir, dan tidak terlalu basah).
 Pengurugan tanah kembali dan penimbunan untuk peninggian tanah dilakukan lapis
demi lapis setebal 20 cm setiap lapisnya, dipadatkan dengan stamper / manual sampai
mencapai kepadatan 95% dan mencapai permukaan yang diinginkan.
 Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari Tim Teknis / Konsultan Pengawas, maka
pengurugan dan pemadatan tanah tersebut dilakukan tanpa memakai air.
 Untuk pekerjaan urugan pasir harus disiram dengan air dan ditumbuk hingga padat.
 Pasir laut tidak diperkenankan dipakai untuk pengurugan, namun pasir pasang jenis
kasar (minimum ukuran 3.5 mm) boleh dipakai sebagai pasir urug.
Tanah urug yang dipakai untuk pekerjaan ini harus diambil dari luar pondasi.

3. Urugan Tanah Bawah Lantai

Pekerjaan urugan tanah bawah lantai ini menggunakan material tanah yang bebas dari
sisa-sisa rumput, akar-akar pohon dan limbah lainnya. Proses pengerjaannya sama
dengan urugan kembali bekas galian, yaitu dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai
ketebalan yang diinginkan sesuai gambar rencana. Dalam pengerjaannya apabila
konsultan pengawas meminta lain maka pengguna jasa harus memadatkan dengan cara
menyiram air yang bebas dari lumpur hingga kepadatan yang diinginkan tercapai.

RKS – Pembangunan Embung 11


11
Dinas Pertanian dan Pangan

4. Urugan Pasir Bawah Lantai

Pekerjaan urugan pasir bawah lantai ini menggunakan material pasir yang bebas dari sisa-
sisa rumput, akar-akar pohon dan limbah lainnya. Pasir laut dilarang menggunakan dalam
proses pemadatan. Proses pengerjaannya sama dengan urugan kembali bekas galian, yaitu
dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai ketebalan yang diinginkan sesuai gambar
rencana. Dalam pengerjaannya apabila konsultan pengawas meminta lain maka pengguna
jasa harus memadatkan dengan cara menyiram air yang bebas dari lumpur hingga
kepadatan yang diinginkan tercapai.

5. Pasangan Aanstamping / Batu Kosong

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong mulai dari menyiapkan bahan
pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini, dimana dibentuk, ukuran dan tempat menurut
gambar rencana atau petunjuk direksi.

b. Bahan
Bahan untuk susunan batu ini dapat dipakai batu yang ada disekitarnya atau dari
sumber material dimana bentuknya mendekati bulat.
Batu harus segar (bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh cuaca
dan air. Batu untuk dasar dan pelindung pondasi batu kali/gunung berkisar minimum
20 kg sampai maksimum 100 kg dan tidak kurang 60 % batu tersebut mempunyai
berat lebih dari 40 kg.
Potongan-potongan keras yang terdiri dari patahan beton dan bongkaran jembatan,
kepala gorong-gorong dan konstruksi lainnya dapat dipakai sebagai bahan pengganti
asal disetuju oleh direksi teknik.

c. Pelaksanaan
1. Galian
Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut bentuk
yang diminta.

2. Penempatan
Susunan batu yang ditempatkan dibawah permukaan air harus didistribusikan
sedemikian rupa sehingga tebal minimum dan susunan bahan tersebut tidak
kurang dari tebal yang diminta atau yang diisyaratkan.
Batu yang ditempatkan diatas permukaan air disusun dengan tangan disusun
dengan saling menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa sehingga
cukup kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian akhir disusun
tegak lurus dengan sloof.
Batu ditempatkan sedemikian rupa tegak lurus dengan pada sloof dengan
pengakhiran yang baik. Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik
sebagaimana diisyaratkan dan permukaan akhir yang rapi dan kuat.
Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada
sloof.

RKS – Pembangunan Embung 12


12
Dinas Pertanian dan Pangan

6. Pasangan Pondasi Batu Kali

a. Uraian
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu kali yaitu pondasi konstruksi
ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang ditentukan pada
gambar rencana atau atas perintah yang tertulis dari direksi. Pasangan batu kali
harus mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi lainnya yang melibatkan pekerjaan ini
dan harus sesuai dengan bentuk, ketinggian dan bentuk yang ditentukan dalam
gambar rencana atau persetujuan direksi/pengawas.

b. Material

1. Batu
Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui oleh
direksi atau batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan
dipergunakan. Jika tidak ditentukan ukurannya didalam gambar rencana, batu
harus mempunyai ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 1
½ kali tebalnya dan panjangnya tidak kurang dari 1 ½ kali lebarnya. Setiap
batu harus baik bentuknya dan bebas dari penyusutan dan berkurangnya
kekuatan batu.

2. Adukan Semen
Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps

c. Pelaksanaan

1. Pemilihan dan penempatan


Jika batu kali dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan lain
sebagainya harus mendapat persetujuan dari direksi/pengawas sebelum
pasangan batu kosong.
Semua batu harus bersih sama sekali dan dibasahi segera sebelum disusun
dan dasarnya harus bersih dan juga dibasahi sebelum adukan semen
diletakkan.
Batu diletakkan dengan bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan
ruang diantaranya diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus
disusun peralel dengan muka dinding dimana batu disusun.

2. Dasar dan hubungannya.


Permukaan dasar dari batu dilapisi dengan adukan semen setebal 2 sampai 5
cm. Siar datar pada batu dasar tidak boleh lebih dari 5 (lima) batu terus-
menerus. Sedangkan antara satu sama lainnya tidak boleh bersinggungan
tetapi harus dilapisi dengan adukan setebal 2 cm sampai 5 cm sedangkan siar
tidak boleh dari 2 (dua) batu.
Batu dapat membuat sudut dengan garis vertikal dari 0˚ sampai 45˚ tidak
boleh ada pertemuan dengan 4 (empat)sudut batu sekaligus.

RKS – Pembangunan Embung 13


13
Dinas Pertanian dan Pangan

3. Penyelesaian
Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk
direksi. Penyelesaian sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya untuk
menghindari adanya genangan air.

4. Batu kali sebelah luar


Untuk permukaan yang batu kalinya dilekatkan, maka setelah selesai disusun
dan adukan masih baru atau basah, seluruh permukaan batu dibasahi dan sisa-
sisa adukan dibersihkan sampai bersih.

7. Pekerjaan Beton Bertulang

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan beton bertulang seperti yang tercantum dalam
spesifikasi dan gambar.

2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengecoran beton bertulang adalah :
a. Pasir dan kerikil harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organik, lumpur dan
sejenisnya menurut PBI-1971. Kerikil yang digunakan mempunyai ukuran butir yang
lebih besar dari 5 mm menurut PBI-1971.

b. Semen yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C.150-84. Sangat
diharapkan semen yang dipergunakan menurut urutan kedatangannya untuk
menghindari pengerasan semen yang lebih awal datangnya.

c. Tulangan
1. Bahan-bahan dan ukuran tulangan
Semua tulangan beton harus baru dan sesuai dengan Standar Indonesia serta
disetujui oleh direksi pekerjaan.
2. Pembuatan dan Pembersihan
Tulangan beton, sebelum dipasang harus bebas dari kotoran-kotoran, minyak,
oli dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu.
Tulangan harus dilekukkan dengan tepat menurut ukuran yang ditunjukkan
pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar konstruksi yang harus
diselesaikan oleh kontraktor.
Tulangan jangan diluruskan atau dilekukkan kembali dengan cara yang akan
merusak bahan. Batangan dengan putaran/lekukan yang tidak ditunjukkan pada
gambar janganlah digunakan. Semua batangan harus dilekukkan dalam
keadaan dingin. Pemanasan hanya diperbolehkan bila seluruh operasi disetujui
oleh direksi pekerjaan.
3. Pemasangan
a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan
dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip-klip yang cocok pada
persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau

RKS – Pembangunan Embung 14


14
Dinas Pertanian dan Pangan

logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Didalam semua hal,


pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan
sehingga tidak akan ada pelenturan batangan.
b. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan beton
yang dicor sebelumnya.
4. Sambungan
Bila diperlukan menyambung tulangan pada satu titik selain dari yang ditunjuk
pada gambar, ciri sambungan harus disetujui oleh direksi pekerjaan.

d. Kawat
Kawat yang digunakan untuk pengikatan tulangan pada beton bertulang haruslah
kawat baja dengan diameter kawat 2 & 3 mm atau seperti yang ditentukan oleh
direksi pekerjaan

e. Air
Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, dan adukan harus bebas dari
lumpur yang dapat mengganggu, bahan organik, alkali, dan garam.

f. Bekisting
Papan bekisting harus diperoleh dari sumber yang disetujui oleh direksi pekerjaan,
dengan mutu yang baik atau menurut persetujuan direksi pekerjaan dimana papan
tersebut akan digunakan.
Lingkup Pekerjaan meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan bekisting seperti yang tercantum dalam spesifikasi
dan gambar.
Ukuran penampang papan bekisting yang digunakan adalah 2/18 cm yang tergolong
kedalam kayu kelas awet II. Papan bekisting yang digunakan adalah papan yang
mempunyai kering udara (MC) max 20 %. Alat sambung yang dipakai adalah paku
biasa.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Tempat yang akan dicor harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti (ketebalan
dasar dan puncak , tinggi serta panjang, penulangan dan pemasangan bekisting),
bersih dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan akar-akar), bersih
dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pengecoran kontraktor harus
memberitahukan dahulu kepada Pengawas Lapangan.

b. Pengecoran beton bertulang dipakai adukan dengan perbandingan spesi 1 Pc : 2


Ps : 3 Kr.

c. Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui


oleh direksi teknik. Untuk melanjutkan pekerjaan yang terputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan.

RKS – Pembangunan Embung 15


15
Dinas Pertanian dan Pangan

8. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata seluruh dinding seperti tertera
dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

2. Dinding Bata
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut
siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-
retak yang merugukan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran
bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila
direndam air.
Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri setelah
pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat dipakai. Ukuran batu bata
nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm dengan toleransi ± 5 mm.
Pembongkaran batu bata dari kendaraan pada saat pemasukan barang harus
dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi ditempat yang telah
ditentukan oleh konsultan pengawas.
b. Pasir, harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
c. Semen dan air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan
yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Tempat yang akan dipasang dinding bata harus dipersiapkan terlebih dahulu
dengan teliti, bersih dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan
akar-akar), bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan
kontraktor harus memberitahukan dahulu kepada Pengawas Lapangan.
b. Pemasangan batu bata trasram kedap air dipakai adukan dengan perbandingan
spesi 1 Pc : 2 Ps, sedangkan pasangan dengan perbandingan spesi 1 Pc : 4 Ps
dipakai diatas pasangan trasram kedap air tersebut.
c. Dalam pemasangan tidak dibenarkan batu bata bertumpuan atau beradu satu
dengan yang lain tanpa spesi.

9. Plasteran

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plasteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang dan
dinding penahan tanah emperan keliling bangunan.
Lingkup pekerjaan meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi
dan gambar. Sebelum memulai plasteran harus diperhatikan sebagai berikut :
- Dinding dibersihkan dari semua kotoran
- Dinding dibasahi dengan air
- Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm

RKS – Pembangunan Embung 16


16
Dinas Pertanian dan Pangan

- Permukaan beton yang akan diplaster dibuat kasar agar bahan plasteran dapat
merekat dengan baik.

2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam plasteran beton adalah :
a. Pasir harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organik, lumpur dan
sejenisnya menurut PBI-1971. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
b. Semen yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C.150-84.
Sangat diharapkan semen yang dipergunakan menurut urutan kedatangannya
untuk menghindari pengerasan semen yang lebih awal datangnya.

3. Tata Laksana Kerja


a. Tempat yang akan diplaster harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti,
bersih dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan akar-akar),
bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan kontraktor
harus memberitahukan dahulu kepada Pengawas Lapangan.
b. Adukan plasteran pasangan bata trasram kedap air dipakai campuran 1 Pc : 2
Ps, sedangkan plasteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk
mencapai tebal plasteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara
horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plasteran yang berombak
harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang
harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plasteran baru harus rata dengan sekitarnya.
Semua bidang plasteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
sejak permulaan plasteran.

10. Pekerjaan Pengecatan

1. Persyaratan Bahan
a. Plamur Tembok
Plamur tembok harus memenuhi syarat antara lain :
- Keadaan dalam kaleng, sewaktu kaleng dibuka, plamir tidak boleh mengandung
endapan dan atau bahan asing lainnya, serta masih berupa pasta serba sama.
- Sifat penggunaan, plamur diulaskan pada lempeng semen bebas debu dan
kontaminasi bahan kimia lainnya, setelah kering tidak terkelupas dan mudah
diamplas.
- Plamur dinding berasal dari merk yang sama dengan bahan cat (direkomendasi
untuk produksi cat tersebut), jenis alkali resisting primeir.

b. Cat dinding emulsi.


Tipe cat tembok emulsi memakai pengencer air (acrylic).

RKS – Pembangunan Embung 17


17
Dinas Pertanian dan Pangan

Cat tembok emulsi harus memenuhi persyaratan sbb :


- Berada dalam kaleng yang masih bersegel dan tidak pecah/bocor, sewaktu
kaleng dibuka tidak boleh mengandung banyak endapan, menggumpal,
mengeras, mengulit, berbau busuk, adanya pemisahan warna dan bahan asing
lainnya, serta mudah diaduk menjadi campuran serba sama. Warna akan
ditentukan kemudian, berkualitas vinyil acrylic emulsion (untuk cat dinding
dalam dan plafond) serta kualitas wheater shield emulsion (untuk cat dinding
luar), produksi/merk akan ditentukan kemudian.
- Waktu mengering (suhu 28o – 30o C) dapat kering keras max. 1 jam.
- Sifat pengulasan dan sifat lapisan kering cat siap pakai, harus mudah diulaskan
dengan kuas pada lempeng semen. Lapisan cat kering harus halus, rata, tidak
berkerut dan tidak turun.

2. Peralatan
Alat-alat yang dipakai untuk pengecatan :
- Kuas atau Roller dan Kape.
- Pengaduk terbuat dari Kayu, Amplas Besi no. 0 – 2.
- Sikat ijuk dan lap.
- Ember plastic yang sudah dibersihkan atau bak datar dari plastic (baki).
- Persiapan semua alat-alat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.
-
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilaksanakan setelah :
- Bidang yang akan dicat betul-betul sudah kering dan tidak berdebu.
- Tidak ada bagian yang retak dan pecah.
- Seluruh permukaan bidang di plamur dan digosok sampai halus.
- Selesai diperiksa dan disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
b. Pengecatan dilakukan dengan meggunakan roller atau kuas, setidaknya sampai 3
kali penegecatan hingga mencapai warna yang dikehendaki.
c. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus rata, utuh, tidak ada
bagian yang belang dan dijaga dari pengotoran-pengotoran.

4. Kegagalan Pengecatan

Cara penanggulangan apabila terjadi kegagalan dalam pengecatan, antara lain:

Jenis Kegagalan Penyebab Cara Penangulangan


Menggelembung - Pengecatan pada - Keroklah lapisan cat
(Blistering) permukaan yang yang menggelembung
belum kering. dan halkuskan
- Pengecatan terkena permukaannya dengan
terik matahari langsung. amplas.
- Pengecatan atas - Beri lapisan cat baru
permukaan yang lama hingga seluruh
sudah terjadi permukaan tertutup rata.
pengapuran.

RKS – Pembangunan Embung 18


18
Dinas Pertanian dan Pangan

- Pengecatan atas
permukaan yang kotor
dan berminyak.
- Bahan yang dicat
menyusut / memuai,
ini terjadi apabila
permukaan yang dicat
mengandung air atau
menyerap air.
Berbintik - Debu atau kotoran dari - Tunggu lapisan cat
(Bittiness) udara atau kuas / alat sampai kering
penyemprot. sempurna.
- Adanya bagian-bagian - Gosok permukaan yang
cairan yang sudah akan dicat dengan
mengering ikut amplas halus dan
tercampur / teraduk. bersihkan.
- Umumnya terjadi pada - Beri lapisan cat baru
lapisan cat yang sudah (yang sudah disaring)
tua karena elstisitas sampai permukaan cukup
berkurang. rata.
- Pengecatan pada
lapisan cat pertama
yang belum cukup
kering.
- Cat terlampau tebal.
- Pengeringan lapisan
cat tidak merata.
Perubahan - Pigmen yang dipakai - Piloihlah jenis cat lain.
Warna tidak tahan terhadap - Lakukan kembali
(Discoloration) cuaca dan terik persiapan permukaan
matahari. dan lapisi dengan cat
- Adanya bahan dasar tahan alkali.
pengikat (binder)
bereaksi dengan
garam-garam alkali.

Sukar Mengering - Pengecatan dilakukan - Keroklah seluruh lapisan


(Drying Troubles) pada cuaca yang tidak cat, bersihkan dan
baik / kurangnya sinar biarkan permukaan
matahari, mis. Udara mengering dan baru
lembab. dicat ulang, dalam
- Pengecatan pada keadaan cuaca baik.
permukaan yang
mengandung wax
polish (lemak), minyak
atau berdebu.

RKS – Pembangunan Embung 19


19
Dinas Pertanian dan Pangan

Penyabunan - Serangan alkali yang - Keroklah seluruh lapisan


(Saponifiaction) kuat pada bahan cat, bersihkan dan beri
pengikat (binder), lapisan cat yang tahan
biasanya pada jenis alkali.
cat minyak. - Setelah lapoisan cat
- Kuas diulaskan terus mengering gosoklah
pada saat cat mulai dengan amplas,
mengering. bersihkan dan dicat
- Pemakaian cat terlalu dengan cara pengecatan
kental. yang benar dan dicat
- Pemakaian kuas yang ulang dengan cat yang
kotor. kekentalannya cukup.
- Pengadukan kurang - Encerkan cat sesuai
baik. aturan, aduk cat hingga
- Permukaan bahan merata.
yang akan dicat - Ulangi pengecatan
terlampau porous. sampai cukup rata.

Penumpukan - Larutan garam - Bersihkan setiap


Kristal Putih terbawa kepermukaan penumpukan kristal yang
(Efflorescence) saat air menguap dari terjadi dengan kain
permukaan bata, basah.
plesteran atau semen - Ulangi sampai tidak lagi
baru. terjadi efflorescense,
setelah itu baru dapat
dicat.

Cat tidak - Permukaan yang dicat - Bersihkan permukaan


menempel menganjdung lapisan dengan menggunakan
dengan rata minyak / gemuk atau kain yang dicelup ke
diatas bekas-bekas polesan dalam terpentine, white
permukaan saat silikon yang belum spirit, thinner, atau cuci
dilapiskan dibersihkan. dengan air sabun setelah
(Cissing) - Cat dasar yang itu bersihkan.
digunakan terlalu
banyak mengandung
minyak.
- Cat emulsi dilapiskan
diatas cat dengan
dasar minyak.

RKS – Pembangunan Embung 20


20
Dinas Pertanian dan Pangan

11. Pekerjaan Instalasi Listrik

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN


PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

1. Ketentuan

1. Ketentuan Umum
a. Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh Kontraktor yang mempunyai
reputasi yang baik, mempunyai tenaga pekerja, yang cakap dan berpengalaman.
b. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL,
peraturan setempat, jawatan keselamatan kerja), memenuhi persyaratan teknis dan
dilaksanakan sampai selesai dengan sempurna.

2. Ketentuan Khusus
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawings
yang disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor juga harus membuat as built drawings sesuai dengan instalasi yang telah
selesai dikerjakan dan dilaksanakan.
c. Untuk kepentingan kelancaran kerja, harus diadakan koordinasi dari seluruh
pekerjaan.
d. Kontraktor harus menyediakan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk
mendapatkan persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Pengawas / Perencana.
e. Seluruh bahan/material/peralatan harus diamankan dengan memadai, sebelum dan
sesudah pemasangan instalasi dan Konsultan harus memberikan jaminan (garansi)
selama 1 (satu) tahun setelah penyerahan kedua pekerjaan terhadap instalasi dan
bahan/material yang dipakai.

2. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan Instalasi listrik meliputi pemasangan sistem distribusi listrik yang
nyata-nyata dinyatakan dalam gambar dan RKS ini, yaitu :
a. Pemasangan panel distribusi tegangan menengah (LVMD) dan panel penerangan
(LP) serta panel daya (PP).
b. Pemasangan seluruh instalasi penerangan, baik diluar maupun didalam bangunan,
termasuk armateur dan sistem pengaman pentanahan.
c. Pemasangan instalasi daya listrik untuk keperluan pompa air, termasuk pengaman
motor dan hal-hal yang berhubungan dengan itu.

3. Persyaratan Bahan

1. Panel
a. Panel Box untuk LVMD, LP maupun PP adalah buatan pabrik panel, dimensi
sesuai dengan ketentuan PUIL, rangka dari besi profil dengan cover dari plat
baja dengan finishing cat bakar yang anti karat serta dilengkapi dengan lampu
indikator.

RKS – Pembangunan Embung 21


21
Dinas Pertanian dan Pangan

b. Komponen yang terdapat pada panel adalah NT atau NH Fuse, switch, MCB,
analog Ampere meter 4 – 30 Amp, digital Volt meter 0 – 600 V dan selector
switch.

2. Penghantar
a. Kabel penghantar yang dipakai adalah jenis NYA, NYM (untuk instalasi didalam
bangunan) dan jenis NYFGBY (untuk instalasi diluar bangunan), ukuran sesuai
gambar detail.
b. Kawat arde dari kabel telanjang (Bore Cooper) keras.
c. Pipa kabel dari bahan PVC, kelas AV dan ukuran sesuai dengan gambar.
Persilangan pipa disambung dengan T-dos dari bahan PVC lengkap dengan
tutupnya dan sambungan kabel pada persilangan terbuka ditutup dengan Las-
dop dari bahan keramik dengan sistem sambungan ekor babi.
d. Khusus untuk persediaan penyambungan daya ke panel induk, disediakan
kabel NYFGBY dengan panjang minimal 15 m.

3. Fixture
Stop kontak dan saklar Alpine White, rating arus 10 Ampere, 1 phasa, tegangan 500
volt, 50 Hz, kualitas baik dan tahan panas. Sistem pemasangan tertanam (inbow).

4. Pengaman Pentanahan
a. Hantaran pentanahan harus terus menerus (continue) dengan elektroda
pentanahan yang dipasang di luar bangunan.
b. Tahanan pentanahan maksimum adalah 3 ohm.

4. Pedoman Pelaksanaan

a. Panel listrik yang dipasang sesuai dengan ketentuan dan peraturan PUIL, diletakkan
pada dinding dengan anker yang kuat dan tinggi panel dari lantai jadi adalah 190
cm.
b. Semua kabel instalasi harus sesuai dengan jenis dan ukuran dalam gambar dan
dimasukkan dalam pipa kabel PVC dengan ukuran diameter yang sesuai. Pipa kabel
yang menuju ke saklar dan stopkontak harus tertanam dalam dinding dan tidak
diperbolehkan adanya sambungan pipa di dalam dinding, sedang pipa kabel menuju
armateur lampu harus menggunakan pipa fleksibel dari bahan yang sama.
c. Stopkontak dan saklar dipasang didalam dinding (inbow) dengan menggunakan
roset-roset dari bahan galvanis (tidak berkarat). Jarak dari lantai jadi adalah 150 cm
(untuk saklar) dan 30 cm (untuk stopkontak).
d. Armateur lampu dipasang secara outblow (untuk ruang yang tidak memakai
penutup plafond) dan secara inbow (untuk ruang yang memakai penutup plafon),
disesuaikan dengan gambar rencana dan harus mendapat persetujuan dari Tim
Teknis / Konsultan Pengawas.
e. Pada setiap panel listrik harus dipasang pengaman pentanahan dan frame/penutup
metal dari panel tidak boleh dipakai sebagai penghantar. Apabila ada beberapa panel
yang berdekatan, elektroda pentanahannya dapat digabung jika jarak antar panel
kurang dari 5 meter.

RKS – Pembangunan Embung 22


22
Dinas Pertanian dan Pangan

III.II Pekerjaan Galian Saluran

1. Galian Saluran

1. Persiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method Schedule) pekerjaan galian : dengan
alat berat excavator.
2. Persiapkan alat bantu ukur untuk penentuan batas galian dan pompa air untuk dewatering.
3. Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran.
4. Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau berada di sekitar
area galian (jalur kabel/pipa/telepon,dll).
5. Menentukan batas daerah galian (survey & marking koordinat serta elevasi).
6. Menentukan peralatan yang cocok untuk pekerjaan penggalian dan jumlah alat untuk
kelancaran pekerjaan.

Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material
dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton dan lain-
lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material dibawah dan di luar batas galian.

2. Perataan Tanah Galian

Pekerjaan perataan tanah galian saluran harus dikerjakan begitu pekerjaan galian selesai di
laksanakan. Pekerjaan perataan tanah galian saluran tersebut disesuaikan dengan
kebutuhannya, sesuai dengan peil-peil (level) dan lokasi yang telah ditentukan di dalam
gambaran serta mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.

3. Pekerjaan Pintu Air

1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang


berhubungan dengan pekerjaan seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan
gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Pekerjaan Daun Pintu Plat Baja


Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan SNI 03-
6861-2-2002.

b. Pekerjaan pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun
kerangka ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar

RKS – Pembangunan Embung 23


23
Dinas Pertanian dan Pangan

tahan terhadap cuaca harus dicat, pengecatan Komponen tersebut harus


memenuhi persyaratan sesuai SNI 06 – 6452 – 2000.

c. Pekerjaan alat angkat


1. Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual, dipasang pada balok atas pada rangka pintu
untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu.
2. Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, Tongkat
batang Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi,
Tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi
persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002.
3. Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air pada
beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan
maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1
(satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter.

3. Persyaratan Kerja

a. Daun Pintu
1. Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan
komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai
dengan Gambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi bersih daun pintu.
2. Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka
Penyedia Jasa harus membuatnya dengan persetujuan Direksi.
3. Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air
adalah 6 (enam) mm, termasuk kelonggaran korosi 2 (dua) milimeter.
4. Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi
2 (dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari
1/800 bentang pada beban makimum.
5. Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut,
mur dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara
divulkanisir agar menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih
besar dari 50% (lima puluh persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal
harus dibentuk sedemikian sehingga dapat menahan air dengan baik.

b. Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka
atas dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan
pada pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu.
Jika konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus
dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
1. Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang
harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada
beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan.

RKS – Pembangunan Embung 24


24
Dinas Pertanian dan Pangan

2. Kerangka Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu)
milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan
dengan mesin dan diperkeras untuk memberikan perlindungan terhadap
keausan.
3. Kerangka Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban
pengangkat.

c. Stang
1. Umum
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual,
dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan,
menurunkan dan memegang pintu. Stang harus terdiri dari peralatan
mekanis, yaitu : tumpuan, mur penggerak, roda gigi, handel pemutar dan
komponen lain yang memerlukan pengoperasian secara efisien. Stang
harus direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi. Jika
konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka harus
dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

2. Peralatan Mekanis, meliputi :

a. Tumpuan/bantalan
Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder atau datar
b. Roda gigi reduksi
Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons
pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda gigi
dan bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus
mempunyai “rumah” yang dapat dilepaskan untuk memudahkan
pelumasan.
c. Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian dan
pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian kedudukan
pintu dilapangan.
d. Ulir Pengangkatan
Ulir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan lain yang
disetujui dan dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat yang dapat
dihubungkan dengan roda gigi pinggir harus terdiri dari penopang roda
gigi dan bantalan pemandu sebagai penguat.
e. Tongkat Penghubung
Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.

RKS – Pembangunan Embung 25


25
Dinas Pertanian dan Pangan
f. Handel Operasi Manual

Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yang


dapat mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Gaya
untuk memutar alat harus lebih kecil dari 15 (lima belas) kilogram.

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

FAKHRURRAZI,SP.MSc
NIP. 19700802 200112 1 002

RKS – Pembangunan Embung 26


26

You might also like