Professional Documents
Culture Documents
Assalamulaikum
Bismillah, 😊kali saya akan memosting tentang kanker payudara serta tindakan bedah yang dilakukan
pada pasien yang terkena kanker payudara, langsung saja ya kakakk
😊😊😊😊😊
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-
paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari
pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher
rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara
merupakan kanker terbanyak diderita wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta
pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita
yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada
wanita menunjukkan angka ke-2 tertinggi
Tujuan dalam pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
terwujudnya kesehatan yang optimal.
Perawatan merupakan salah satu komponen dari pembangunan di bidang kesehatan, sehingga secara
tidak langsung merupakan bagian dari system kesehatan nasional dan banyak berperan dalam usaha
meningkatkan derajat kesehatan. Sebab keperawatan merupakan bagian intergral yang tidak dapat di
pisahkan dari pelayanan kesehatan secara umum, dalam memberi asuhan keperawatan yang
mempunyai masalah kesehatan.
Kanker payudara adalah yang paling sering diteliti dalam studi tentang kualitas hidup, studi psikososial
terdahulu menekankan bahwa adaptasi terhadap kehilangan payudara merupakan satu-satunya factor
penting bagi seorang wanita, trutama budaya barat. Karenanya , tidaklah mengejutkan bahwa perhatian
penelitian tentang penyesuian diri seorang wanita terhadap kanker payudara menemukan hasil yang
serupa
Meskipun demikian riset yang terus tumbuh menunjukan bahwa perhatian yang berkaitan dengan
ketidakpastian tentang masa depan seseorang, Isu-isu keseharian yang terjadi ditempat kerja dan
hubungan keluarga, serta tuntutan penyakit merupakan faktor-faktor yang lebih penting dalam
menyesuaikan diri akibat mengalami kanker, dibanding kehilangan payudara itu sendiri.
2. TUJUAN
Tujuan umum
Mahasiswa dapat melaksanakan perawatan pada pasien dengan Pre operasi, intra operasi dan,Post
operasi dengan pendekatan proses asuhan keperawatan.
Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti tentang perawatan pada kasus Pre dan Post Operasi
kanker payudara
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN
Mastektomy adalah bedah pengangkatan seluruh payudara, nodus limfa aksila, dan seluruh lemak, fasia,
serta jaringan yang terdekat sebagi tindakan terhadap karsinoma. (tucker et al: 1999)
Tahap kanker payudara seringkali dapat sembuh total dengan hanya pembedahan saja. Kecenderungan
sekarang adalah untuk melekukan pembedahan konservasi payudara pada wanita dengan penyakit
tahap awal, jika mungkin. Peningkatan pada pendekatan ini berhubunagn dengan bagian penelitian
sekarang yang menunjukan kesamaan ketahanan hidup dan laju kesembuhan penyakit bagi wanita
dengan penyakit tahap awal yang mengalami prosedur pengangkatan sebagian payudara disamping
modifikasi mastektomi radikal. Satu prosedur pengangkatan sebagian payudara adalah mastektomi
segmental (lumpektomi) yang diikuti dengan radiasi payudara, tujuan utamanya adalah kosmetik,
beberapa wwanita dengan payudara yang kecil atau tergantung pada lokasi tumor dapat mencapai hasil
yang lebih secara kosmetik denagn mastektomi radikal dimodifikasi dengan rekonstruksi daripada
denagan mastektomi segmental. (gale, danielle: 2000)
B. INDIKASI
Mastektomy dilakukan untuk pengangakatan beserta payudara dan kelenjar axilla. (jitowiyono, sugeng
dan kristiyanasari weni: 2012)
C. PATHWAYS KEPERAWATAN
(untuk patwaysnya kunjungi aljazuli99.blogspot.com) 😊😊😊
D. PROSEDUR TINDAKAN
Sebelum pembedahan, dokter menyusun rencana tentang insisi yang akan di buat sehingga
pengangkatan tumor dan nodus yang terkenal maksimal. Pada saat bersamaan, upaya juga dilakukan
untuk menghindari terbentuknya jaringan parut yang akan tampak dan restriktif. Sasaran
pengobatannya adalah untuk mempertahankan atau memulihkan fungsi normal tangan, lengan, soket
bahu pada tempat yang sakit setelah pembedahan. Flap kulit dan jarinagn di tangani dengan sangat hati-
hati untuk memastikan viabilitas, hemostatis, dan drainase yang sesuai. Jika di rencanakan pembedahan
rekonstruktif, dilakukan konsultasi dengan ahli bedah plastik sebelum mastektomi dilakukan.
Setelah tumor sudah diangkat, titik pendarahan diligasi dan kulit ditutup di atas dinding dada. Tandur
kulit dilakukan jika flap kulit terlalu kecil menutup luka. Balutan yang tak melekat (adaptic) mungkin
dipasang dan ditutupi denagn balutan tekanan. Dua buah drainase di pasang di aksila dan di bawah flap
kulit superior dan alat penghisap portable digunakan untuk keperluan drainase. Balutan ditahan di
tempatnya dengan menggunakan perban elastik yang lebar. ( Bunner and sunddart: 2002
Tabel 46-3 tindakan bedah ca mammae menurut: Bunner and sunddart: 2002
http://books.google.co.id/books?id=efnQBP_WQuwC&pg=PA751&dq=mastektomi&hl=id&sa=X
2. Lokasi pembulu epigestrika superior dalam di tentukan dangan menggunakan dopper steril. Di
suntik zat warna floresein agar tim bedah dapat mengevaluasi sirkulasi ke flap dengan menggunakan
lampu utraviolet
3. Di seksi dilanjutkan dari dinding abdomen anterior ke tepi subkosa dan kemudian menyatu dengan
insisi mastektomi.
4. Dibuat sebuah insisi di selubung otot rektus interior 1,5 cm di kedua sisi pembulu h darah
epgestrika superior dalam.
5. Serat- serat otot rektus diinsisi tepat di luar insisi selubung otot rektus anterior, yang seyogyanya
menghasilkan otot yang utuh di sebelah medial. (hartrampraf: 1988)
6. Otot rektus dipisahkan dari selubung rektus posterior dibawahnya bersamaan island flap abdomen
yang melekat padanya.
7. Flap disalurkan melalui bagian yang telah diseksi dibawah dinding dada dan dikeluarkan melalui
insisi submamaria di dinding dada anterior.
8. Segmen medial dan lateral otot rektus yang tersisa diperbaiki, meninggalkan sebuah ruang kecil
(selebar satu atau dua jari) yang tidak di perbaiki di sekitar pedikulus vaskuler. Bagian perbaikan
pertama ini berfungsi untuk mendekatkan otot dan untuk menutup ruang mati dinding anterior.
9. Selubung rektus anterior kemudian ditutup dengan jahitan dengan bahan benang yang kuat dan
permanen.
11. Pasien ditekuk bagian pinggang agar insisi tranvesus dapat diperbaiki, yang menimbulkan efek
abdominoplastis.
12. Flap di putar 80-90 drajat (sesuai arah jarum jam untuk defek dada kanan dan berlawanan arah
jarum jam untuk defek dada kiri) ditempatnya. Ini adalah rotasi yang terbaik untuk membentuk
payudarah jika pasien mengalami mastektomi radikal dimodifikasi jika dimensi vertikal lebih besar dan
lebih defek.
13. Flap dengan cermat dilipat dan di bentuk menjadi seperti payudara.tepi-tepi secara temporer di
staple atau di jahit.dan pasien diposisikan secara duduk agar ahli bedah dapat mengevalusi ukuran,
penempatan dan simetris payudara buatan dengan payudara yang disisinya.
14. Apabila penempatan dan ukuran telah selesai maka staples atau jahitan temporer di lepaas dan flap
di jahid permanen.
16. Dapat di oleskan dengan salep anti biotik di tepi luka dan pembalut boleh tidak dipasang. Pembalut
penghambat pemeriksa berkala terhadap flap dan dinding abdomen untuk melihat adanya perubahan
suhu, warna, dan sirkulasi kapiler di flap dan didinding abdomen anterior. (dinner dan coleman 1985)
17. Pasien di biarkan dalam posisi flower selama 24 jam pascaoperasi kemudian di pulangkan dengan
posisi semifleksi.
a. Pengkajian
a) Pengkajian umum
Riwayat kesehatan mencangkup suatu pengkajian tentang reaksi pasien terhadap diagnosis dan
kemampuanya untuk mengatasi situasi tersebut. Pertanyan yang berhubungan mencangkup berikut:
4. Apakah ada pasangan, keluarga, atau teman untuk membantu dalam membuat pengobatan?
4. Premedikasi
Tujuan :
Sedasi
Amnesia
Analgesia
Obat-obat Premedikasi
Sedavia : Diazepam,midazolam
Atropin
1. Induksi Anestesia
2. Intubasi
3. Pengaturan posisi
· Observasi/ temuan
· Hemoragi
· Atelektasis
· Perubahan emosional/ perilaku yang berhubungan dengan: ansietas, depresi, perubahan citra
tubuh.
· Insisi: sisidonor kulit; sisi pencangkokan puting susu, kemerahan, nyeri, pembengkakan, drainase.
· Drein luka: drein tempat cairan, hemovac atau jackson-partt. ( tucker susan, martin: 1999)
b. Diagnosa keperawatan
a) Pre operasi
Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang, dan selalu
menunjukan penegndalian diri terhadap ansietas, konsentrasi dan koping.
Intervensi:
· Kaji TTV:
Rasional: meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka atau perasaan tidak tenang yang
berhubungan dengan sumber bahaya yang di antisipasi dan tidak jelas.
Rasional: memberikan penenangan, penerimaan dan bantuan dukungan selama masa stres. (Wilkison,
judith M: 2012)
· kaji TTV:
Rasional: membantu pasien beradaptasi dengan persepsi stresor, perubahan atau ancaman yang
mengganggu pemenuhan kebutuhan hidup, dan peran.
Rasional: meningkatkan perasaan aman fisik dan psikologis pasien. (Wilkison, judith M: 2012)
b) Intra operasi
1) ketidakefektifan bersih jalan napas berhubungan dengan Obstruksi jalan napas efek sekunder
efek anastesi .
Intervensi:
· Kaji TTV :
ü Lakukan section
Rasional: mengeluarkan secret dari jalan napas dengan memasukan selang kateter penghisap ke dalam
jalan napas oral atau trakhea.
Rasional: mengubah posisi pasien atau bagian tubuh pasien secara sengaja untuk menfasilitasi
kesejahteraan fisiologis dan psikologis.
Rasional: supaya pasien tidak mengalami sesak napas (Wilkison, judith M: 2012)
2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan frekuensi atau irama jantung
Tujuan dan kriteria hasil: menunjukan curah jantung yang memuaskan, dibuktikan oleh efektifitas
pompa jantung, status sirkulasi, perfusi jaringa (organ abdomen, jantung serebral, perifer,dan pulmonal,
dan perfusi jaringan (perifer); dan status tanda vital.
Intervensi :
Rasional: mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan, dan suhu tubuh untuk
mentukan komplikasi.
· Perawatan jantung
Rasional: membatasi komplikasi akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
miokard pada pasien yang mengalami gejala kerusakan fungsi jantung.
Intervensi:
ü Monitor status hidrasi ( kelembaban membrane, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
diperlukan
ü Kolaborasi dokter jika cairan berlebihan muncul memburuk atur kemungkinan transfusi
Rasional: meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan yang
abnormal atau yang tidak di harapkan.
Rasional: meningkatkan keadekuatan perfusi jaringan untuk pasien yang mengalami ganggauan volume
intravaskuler yang benar.
Rasional: memberikan dan memantau cairan dan obat intravena. (Wilkison, judith M: 2012)
Menunjukan integritas jaringan: kulit dan membran mukosa yang dibuktikan oleh tidak ada tanda atau
gejala infeksi.
Intervensi:
ü Berikan disinfektan
Rasional: membersihkan, memantau dan meningkatkan penyembuhan luka yang tertutup dengan
jahitan, klip atau steples.
ü terapi tropikal
Rasional: mengoleskan zat tropikal atau manipulasi alat untuk meningkatkan intergritas kulit dan
meminimalkan kerusakan kulit. (Wilkison, judith M: 2012)
c) Pasca operasi
1) ketidakefektifan bersih jalan napas berhubungan dengan Obstruksi jalan napas efek
sekunder efek anastesi.
menunjukan pembersihan janlan napas yang efektif, yang di buktikan oleh pencegahan aspirasi; status
pernapasan: kepatenan jalan napas.
Intervensi:
· Kaji TTV :
ü Lakukan section
Rasional: mengeluarkan secret dari jalan napas denganmemasukan selang kateter penghisap ke dalam
jalan napas oral atau trakhea.
· Lakukan pengaturan posisi:
ü Berikan posisi pasien kepala ekstensi tujuannya untuk memperlancar pernafasan pasca oprasi dan
untuk meregangkan struktur leher antirior menyebabakan dasar lidah terangkat menjauhi dinding
faringeal posterior.
Rasional: mengubah posisi pasien atau bagian tubuh pasien secara sengaja untuk menfasilitasi
kesejahteraan fisiologis dan psikologis dan di berikan posisi kepala ekstensi.
Rasional: supaya pasien tidak mengalami sesak napas (Wilkison, judith M: 2012)
Tidak akan mengalami aspirasi yang yang di buktikan oleh pencegahan aspirasi, ventilasi tidak
mengalami gangguan.
Intervensi:
· Kaji TTV:
ü Catat pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan oto tambahan dan retraksi otot intracostal
ü Catat pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot tambahan dan retraksi otot intracostal
Rasional: mencegah dan menimalkan faktor resiko pada pasien yang beresiko terhadap aspirasi.
ü Catat pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot tambahan dan retraksi otot intracostal
Rasional: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan
pertukaran gas yang adekuat. (Wilkison, judith M: 2012)
Suhu tubuh dalam rentang normal, dan nadi, RR dalam rentang normal.
Intervensi:
ü Berikan selimut hangatdan letakkan peralatan udara hangat dibawah dan diatas pasien
Resiko jatuh akan menurun atau terbatas tang di buktikan oleh keseimbangan, gerakan terkoorndinasi,
perilaku pencegahan jatuh, kejadian jatuh, dan pengetahuan : pencegahan jatuh.
Intervensi:
Rasional: menerapkan tindakan kewaspadaan khusus bersama pasien yang memiliki resiko mengalami
cidera akibat jatuh.
(Wilkison, judith M: 20
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ca Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca Mamae ini bisa disebabkan
karena faktor internal maupun eksternal. Tanda dan gejala yang biasa muncul pada pasien Ca Mamae
adanya benjolan/massa di payudara, terasa nyeri dan terjadi pembesaran yang abnormal.
2. Saran
Kita harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar apabila terdapat kelainan, bisa
langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan sebelum kanker payudara itu
bermetastasis lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA
Bunner and sunddart, 2002. Keperawatan medikal bedah, edisi 8 vol. 1. Jakarta: EGC
Bunner and sunddart, 2002. Keperawatan medikal bedah, edisi 8 vol. 2. Jakarta: EGC
Jitowiyono, sugeng dan kristiyanasari, weni,2012. Asuhan keperawatan post opersi. Yogyakarta: medikal
book.
Nurarif, amin huda, 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan NANDA NIC-
NOC. Yogyakarta: mediaction
Tucker, susan martin, 1999. Standar keperawatan pasien. Jakarta : EGC