Professional Documents
Culture Documents
OLEH;
DIKETAHUI OLEH;
( ) ( )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Laporan Pendahuluan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“ENSEFALITIS”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
tersering dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan
juga terjadi pasca infeksi campak, influenza, varicella, dan pasca vaksinasi
pertusis.
ensefalitis virus penyebab adalah virus RNA (Virus Parotitis), virus morbili,
virus rabies, virus Rubela, virus dengue, virus polio, cockscakie A dan B,
B. Rumusan masalah
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Komplikasi
5. Asuhan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2010).
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
pertusis.
edema serebral, degenarasi sel ganglion otak dan kehancuran sel saraf difusi
(Anania, 2012).
B. ETIOLOGI
terpenting dan paling sering adalah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus
langsung ke otak atau reaksi radang akut karena infeksi sistemik atau
vaksinasi terdahulu.
C. PATOFISIOLOGI
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas dan saluran cerna,
setelah masuk kedalam tubuh, virus akan menyebar keseluruh tubuh dengan
secara lokal: aliran virus terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau
kepala, sulit mengunyah, suhu badan naik, muntah, kejang hingga penurunan
D. KLASIFIKASI
ialah:
jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
Hassan, 2013).
E. MANIFESTASI KLINIS
adalah :
b. Sakit kepala.
c. Muntah-muntah lethargi.
cairan dan elektrolit dan koreksi gangguan asam basa darah (Arif, 2010). Tata
Pemberian dapat diulang setiap 8-12 jam. Dapat juga dengan Gliserol,
bagian sari jeruk. Bahan ini tidak toksik dan dapat diulangi setiap 6
a. Biakan
b. Pemeriksaan serologis
c. Pemeriksaan darah
d. Punksi lumbal
e. EEG
f. CT scan
H. KOMPLIKASI
a. Retardasi mental
b. Iritabel
c. Gangguan motorik
d. Epilepsi
f. Sulit tidur
g. Halusinasi
h. Enuresis
1. Pengkajian
a. Identitas
f. Imunisasi
1) Kebiasaan
(daerah kumuh)
2) Status Ekonomi
semPemenuhan Nutrisi
4) Pola Eliminasi
6) Pola Aktivitas
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
d. Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis,
gelisah.
ROM Terbatas.
K. INTERVENSI
1. Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun
infeksi endogen
Intervensi:
a. Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik
perkembangan Meningkosamia .
individu.
Intervensi :
dengan segera.
kerusakan serebral
melebar
metilprednison(medrol)
mulut relaksasi.
lanjutan.
4. Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis,
gelisah.
Intervensi :
dengan indikasi
penting
lanjut
ROM terbatas.
Intervensi :
ketergantungan (0-4)
karena tekanan. Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit
harus diubah posisinya secara teratur dan posisi dari daerah yang
Intervensi :
nutrisi
R/. Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
kombinasi tanda dan gejala : kejang, delirium, bingung, stupor atau koma,
Patofisiologi : Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan
saluran cerna. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh
tubuh.
nyeri ekstremitas, dan pucat. Kemudian di ikuti tanda ensefalitis yang berat
2010.
Media Aesculapius
Jakarta: Indeks.