Professional Documents
Culture Documents
Pembahasan
1. Norma
2. Budaya
3. Etika
4. Moral
5. Struktur Etika
1. Norma
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan
diantaranya adalah kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia lain.
Manusia mempunyai hak dan kewajiban. Manusia bisa berbuat kesalahan dan melakukan
penyimpangan atau pelanggaran norma – norma sosial.
Ada beberapa kriteria lain dari beberapa aliran yang digunakan untuk menyatakan
perbuatan moral itu baik atau buruk:
Aliran Hedonise (Aristippus pendiri mazhab Cyrene 400 SM, Epicurus 341271 SM) Perbuatan
manusia dikatakan baik apabila menghasilkan kenikmatan atau kebahagiaan bagi dirinya
sendiri atau orang lain (perbuatan itu bermanfaat bagi semua orang).
Aliran Utilisme (Jeremy Bentham 1742-1832, John Stuart Mill 1806-1873)Perbuatan itu
baik apabila bermanfaat bagi manusia, buruk apabila menimbulkan mudharat bagi manusia.
Aliran Naturalisme (J.J. Rousseau). Perbuatan manusia dikatakan baik apabila bersifat
alami, tidak merusak alam. Aliran Vitalisme (Albert Schweizer abad 20).
Perbuatan baik adalah perbuatan yang menambah daya hidup, perbuatan buruk adalah
perbuatan yang mengurangi bahkan merusak daya hidup
1.2. Budaya
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk
jamak dari “buddhi” (budi atau akal). Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal. Sedangkan dalam bahasa inggris, kebudayaan di kenal dengan nama
“Culture” yang berasal dari kata latin “Colere”, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, culture atau kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan,
antara lain sebagai berikut
a. Melville J. Herskovits menyebutkan 4 unsur pokok, yaitu :
• alat-alat teknologi
• sistem ekonomi
• Keluarga
• Kekuasaan Politik
b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur yang meliputi :
• Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
• Organisasi ekonomi.
• Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
• Organisasi kekuatan (politik).
1.3. Etika
Bertens (1994) menjelaskan, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Bentuk jamaknya adalah ta etha artinya adat kebisaan,
dari bentuk jamak inilah terbentuk kata Etika oleh filsuf Yunani Aristoteles (384-322 BC)
dipakai untuk menunjukan filsafat moral. Berdasarkan asal – usul kata tersebut Etika berarti
Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
1. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat
mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya.
2. Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah, negara dan
agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati.
3. Etika dapat mengantarkan manusia, pada sifat kritis dan rasional.
4. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap
semua norma
5. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli
dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada.
1.4. Moral
Moral berasal dari bahasa Latin MOS , jamaknya adalah mores yang juga berarti adat
kebisaan. Dengan merujuk pada kata Etika maka Moral berarti nilai – nilai dan norma – norma
yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Struktur Etika
Norma-Kaidah
Suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap individu
atau masyarakat untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah disepakati
bersama.
Nilai-nilai etika harus diletakkan sebagai landasan atau dasar pertimbangan dalam setiap tingkah
laku manusia termasuk kegiatan dibidang keilmuan.
Perbedaan antara ETIKA dengan ETIKET
Etika Etiket
Berasal dari kata Yunani “Ethos”, artinya Adat, Berasal dari kata Inggris “Ethics” dan Perancis
tata akhlak, watak, sikap, cara berpikir, lebih “etiquette” yang artinya sopan santun
mengarah ke moral
Menyangkut apakah suatu perbuatan boleh Menyangkut cara melakukan sesuatu kepada
atau tidak boleh dilakukan orang lain
Berlaku kapan saja walaupun tidak ada saksi Berlaku hanya kalau ada saksi di sekitar
Memandang manusia dari lahir dan batin Bersifat realtif
Memandang manusia dari lainnya saja
Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggris etiket dikenal
sebagai ethics atau etiquette (bahasaPerancis).
Persamaan antara etika dengan etiket
1. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia
tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
2. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi
perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilkukan.
Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampur adukkan Mengapa
Kita Harus Belajar Tentang Etika – (Profesi) ? Etika diperlukan untuk :
1. Mengambil sikap yang wajar dalam suasana perbedaan.
2. Memahami adanya perbedaan (suku, budaya, agama dll)
3. Mampu menyesuaikan dengan dampak modernisasi yang membawa perubahan yang
berbeda
4. Penuntun kehidupan.
Prinsip Etika
a. Prinsip Keindahan, etika manusia berkaitan dengan nilai-nilai keindahan
b. Prinsip Persamaan, hakekat manusia menghendaki adanya persamaan antara manusia satu
dengan yang lain.
c. Prinsip Kebaikan, segala sesuatu yang menimbulkan pujian. Manusia kebaikan tatanan
sosial, ilmu pengetahuan, agama dll
d. Prinsip Keadilan, adanya kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap
orang apa yang semestinya.
e. Prinsip Kebebasan, menginginkan keleluasaan bertindak berdasarkan pilihan.
f. Prinsip Kebenaran, segala sesuatu harus dapat dibuktikan kebenarannya
Dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya
perilaku manusia
1. ETIKA DESKRIPTIF
2. ETIKA NORMATIF
Etika deskriptif memberikan fakta sebaga idasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku
yang dilakukan, sedangkan etika normatif memberikan penilaian sekaligus memberikan norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan
Tugas Individual :
Berikan masukan atau komentar tentang materi Pertemuan 1 ini :
1. Pengetahuan atau hal lain apa saja yang ingin Anda ketahui mengenai Etika Profesi ini?
2. Menurut pendapat Anda apakah mata kuliah ini perlu untuk diketahui dan dipelajari oleh
mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja? Harap berikan penjelasan jika jawaban Anda “ya”
ataupun “tidak”
3. Jika Anda telah mengikuti perkuliahan iLearning sebelumnya selain Etika Profesi, sebaiknya
seorang dosen menggunakan metoda atau cara yang bagaimana menurut Anda yang terbaik
untuk memberikan perkuliahan iLearning ini? Jika Anda mahasiswa untuk pertama kalinya
mengikuti kelas iLearning, berikan penjelasan apa motivasi Anda bergabung mengikuti
kelas iLearning?
Semua jawaban harap dipostingkan dalam COMMENTS. Semua bentuk jawaban Anda tidak
akan berpengaruh terhadap penilaian akhir (Anda bebas berpendapat dan memberikan masukan
yang positif)
Catatan : Comment ditunggu paling lambat dua hari setelah pertemuan pertama selesai.
Mahasiswa yang terlambat mengirim atau tidak mengirim “Comment” dianggap tidak
menyelesaikan/mengikuti TUGAS (tidak akan mendapat nilai untuk komponen TUGAS)
Pertemuan-2
PROFESI dan PROFESIONAL
Profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian, sehingga orang bekerja tetap sesuai dengan bidang keahliannya. Tetapi dengan keahlian saja
yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek
Profesi merupakan:
Kelompok lapangan pekerjaan yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan
keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, didalamnya terdapat pemakaian
dengan cara yang benar akan keahlian dan keterampilan tinggi, hanya dapat dicapai dengan memiliki
penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas,serta adanya disiplin yang dikembangkan oleh
kelompok anggota. Profesi adalah suatu Moral Community (Masyarakat Moral) yang memiliki cita-cita
dan nilai-nilai bersama.
CIRI-CIRI PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan inidimiliki berkat pendidikan,
pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan
kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu
ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :
a) Melibatkan kegiatan intelektual.
b) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c) Memerlukan persiapan profesional yang dalam dan bukan sekedar latihan.
d) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
f) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari
pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah
seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar
hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
PROFESI :
a) Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
b) Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
c) Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
d) Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
e) PROFESIONAL :
f) Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
g) Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
h) Hidup dari situ.
i) Bangga akan pekerjaannya.
Untuk menjadi profesional, seseorang yang melakukan pekerjaan dituntut untuk memiliki beberapa sikap
sebagai berikut:
1. Komitmen tinggi. Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang
sedang dilakukannya
2. Tanggung jawab. Seorang profesional juga harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang
dilakukannya sendiri
3. Berpikir sistematis. Seorang profesional harus mampu menguasai berpikir secara sistematis tentang
apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya
4. Penguasaan materi. Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan/materi pekerjaan
yang sedang dilakukannya
5. Menjadi bagian masyarakat profesional. Seyogyanya seorang profesional harus menjadi bagian dari
masyarakat dalam lingkungan profesinya
Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain)
sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.
Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah
tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).
Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai
atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.
Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai
sumber penghidupan. Profesionalisme merupakan suatu proses yang tidak dapat di tahan-tahan dalam
perkembangan dunia perusahaan modern dewasa ini Mengapa?
PERTAMA ialah bahwa manusia-manusia profesional tidak dapat di golongkan sebagai kelompok
“kapitalis” atau kelompok “kaum buruh”. Juga tidak dapat dimasukkan sebagai kelompok “administrator”
atau “birokrat”.
KEDUA ialah : bahwa manusia-manusia profesional merupakan suatu kelompok tersendiri, yang bertugas
memutarkan roda perusahaan, dengan suatu leadership status. Jelasnya mereka merupakan lapisan
kepemimpinan dalam memutarkan roda perusahaan itu. Kepemimpinan di segala tingkat, mulai dari
atasan, melalui yang menengah sampai ke bawah.
RESUME
Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh
sekelompok orang yang disebut Kalangan Profesional.
Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi
yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil.
Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai
melalui proses pendidikan dan atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat
Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral dan harus menundukkan diri
pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam
sebuah organisasi profesi. (Wignjosoebroto -1999)
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi adalah
suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh
melalui pendidikan formal dan keterampilan tertentu yang didapati melalui pengalaman kerja pada orang
yang terlebih dahulu menguasai keterampilan tersebut dan terus memperbarharui keterampilannya sesuai
dengan perkembangan teknologi.
Catatan tentang profesi adalah:
1. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus yang
didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan pada umumnya
2. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sebagai utama nafkah hidup dengan keterlibatan
pribadi yang mendalam dalam menekuninya
3. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengembangan profesi tersebut untuk terus
memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi
Keahlian profesi yang dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk
memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi kesejahteraan umat
manusia.Kalau didalam peng-amal-an profesi yang diberikan ternyata ada semacam imbalan
(honorarium) yang diterimakan, maka hal itu semata hanya sekedar “tanda kehormatan” (honour) demi
tegaknya kehormatan profesi, yang jelas akan berbeda nilainya dengan pemberian upah yang hanya
pantas diterimakan bagi para pekerja upahan saja.
Kelompok profesionalis harus berpedoman pada nilai-nilai kebajikan yang mereka junjung tinggi dan
direalisasikan melalui keahlian serta kepakaran yang dikembangkan berdasarkan wawasan keunggulan
yang berkelanjutan (sustainable advantage)
Kelompok profesional harus memiliki visi dan misi dalam menegakkan dan menjunjung tinggi
kehormatan profesinya, mengontrol praktek-praktek pengamalan dan pengembangan kualitas keahlian/
kepakaran, serta menjaga dipatuhinya kode etik profesi yang telah disepakati bersama
Tanggung Jawab Moral .Titik penekanan dari profesonalime adalah pengetahuan, ilmu pengetahuan dan
teknologi atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapan Sikap etis di dalam penggunaan
teknologi modern, dalam rangka menunjang pekerjaan dengan profesi tertentu, diturunkan dari prinsip
dasar tanggung jawab moral dari masing-masing pelakunya Setiap orang yang menghormati diri dan
profesinya, akan bertanggung jawab terhadap peran/profesinyas
Pembahasan
1. Bidang Pendidikan atau Pelatihan
2. Pengembang Sistem ( System Developer )
3. Specialist Support
Model SEARCC untuk pembagian job dalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi yang
mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat pengetahuan yang dibutuhkan.
Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
4.1. Instruktur
Instruktur IT adalah seorang yang memiliki kopetensi dan tanggung jawab proses belajar mengajar
atau melatih dibidang Teknologi Informasi.
Instruktur IT harus memiliki kombinasi kemampuan menguasai Pengetahuan tentang software dan
hardware yang menjadi tanggung jawabnya.
4.2. System Developer
Merupakan bidang keahlian dibidang pengembangan sistem informasi. System Developer ini
mencakupi 3(tiga) bidanG keahlian, yaitu:
● Programer
● System Analyst
● Project Manager
4.2.1. Programmer
Seorang pengembang perangkat lunak atau orang yang menulis perangkat lunak komputer.
Istilah programmer komputer dapat mengacu pada suatu spesialis area computer programming atau pada
suatu generalist kode untuk macam-macam perangkat lunak.
Orang praktisi atau berprofesi secara resmi terhadap programming dikenal juga sebagai seorang analis
programmer, insinyur perangkat lunak, ilmuwan komputer, atau analis perangkat lunak.
REAL PROGRAMER
Real Programer atau “Hardcore” Programer adalah seorang programer yang menjauhkan diri dari
hal yang modern atau tidak menggunakan graphical tools seperti IDE (Integrated Development
Environment) dan lebih condong mengarah penggunaan bahasa assembler atau kode mesin, dan
semakin dekat dengan perangkat keras.
Sistem Analist bertugas melakukan pengumpulan keterangan dari para user serta manajemen dalam
rangka memperoleh bahan- bahan utama bagi perancangan sistem yang ditugaskan kepadanya.
Bahan-bahan tersebut akan digunakan sebagai kriteria ruang lingkup dari sistem yang akan dibuatnya.
Semua bahan tadi dikumpulkan dalam fase analisa sistem, sehubungan dengan adanya kebutuhan
manajemen akan adanya sistem baru yang lebih memenuhi kebutuhan sistem informasi bagi
pengelolaan perusahaan (bisnis) yang bersangkutan.
Selanjutnya, berdasarkan bahan-bahan yang diperolehnya tadi, seorang Sistem Analis akan melakukan
perancangan sistem baru. Dalam proses perancangan sistem tersebut, maka sejumlah panduan dasar
berikut dapat digunakannya sebagai pangkal tolak bekerja (merancang sistem) tersebut.
Sebutan Project Manager ini digunakan dalam industri konstruksi, arsitektur dan banyak jabatan
berbeda yang didasarkan pada produksi dari suatu produk atau jasa.
Manager proyek harus memiliki suatu kombinasi ketrampilan yang mencakup suatu kemampuan
untuk menembus suatu pertanyaan, mendeteksi asumsi, tidak dinyatakan dan tekad konflik
hubungan antar pribadi seperti halnya ketrampilan manajemen yang lebih sistematis.
Dalam hal ini, terdapat 2(dua) macam sertifikasi yang berkenaan dengan Profesionalisme Project
Manager, yaitu :
1. Certified Project Manager (CPM)
2. Project Management Professional (PMP) Certifications.
4.3. Spesialisasi
Didalam dunia IT, memiliki beberapa spesialisasi dalam profesionalisme kerja, diantaranya yaitu :
1. Spesialisasi Bidang System Operasi dan Networking
• System Enginer
• System Administrator
2. Spesialisasi Bidang Pengembangan Aplikasi dan Database
• Application Developer
• Database Administrator
3. Spesialisasi Audit dan Keamanan Sistem Informasi
• Information System Auditor
• Information Security Manager
Pertemuan-3
ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK PROFESI
Kita akan mengulas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan :
1. Peran etika dalam profesi
2. Prinsip Etika Profesi dan pentingnya Etika Profesi
3. Kode Etik Profesi
4. Prinsip dasar Kode Etik Profesi
5. Orientasi Kode Etik
6. Tujuan (dibuatnya) Kode Etik Profesi
Etika Profesi
• Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus
dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut Kalangan Profesional.
• Profesionalisme tanpa etika menjadikannya “Bebas Sayap” dalam arti tanpa kendali dan
tanpa pengarahan.
• Etika tanpa profesionalisme menjadikannya “Lumpuh Sayap” dalam arti tidak maju bahkan
tidak tegak.
Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari suatu profesi, sehingga kode
etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga
menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.
• Kode Etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi seorang
profesional.
• Kode etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Sifat Kode Etik Profesional
Singkat
• Sederhana
• Jelas dan konsisten
• Masuk akal
• Dapat diterima
• Praktis dan dapat dilaksanakan
• Komprehensif dan lengkap
• Positip dalam formulasinya
TUJUAN KODE ETIK PROFESI
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
PROFESIONALIME
Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang
menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.
Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau
sebagai sumber penghidupan.
CIRI – CIRI PROFESIONALISME
1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result),sehingga kita
dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.
2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapatdiperoleh
melalui pengalaman dan kebiasaan.
3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus
asa sampai hasil tercapai.
4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa”
atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.
5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga
efektivitas kerja yang tinggi.
PROFESIONALISME dan KEPEMIMPINAN
Kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan dengan unjuk kerja yang
efektif atau superior pada jabatan tertentu pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan
standar profesi adalah kompetensi.
Kompetensi disini mencakup:
Pendidikan yang berkaitan dengan profesinya,
Pengetahuan dan ketrampilan dibidang yang bersangkutan,
Working attitude (sikap kerja).
Kemampuan komunikasi dan sosial serta training.
Standar Kompetensi
Perbedaan pendidikan dan bidang yang digeluti membutuhkan adanya standarisasi
Standar industri (vendor) besar lebih disukai karena bersifat global
Seringkali sertifikat ini lebih disukai oleh perusahaan dibandingkan ijazah dari perguruan tinggi
atau lembaga penddikan yang tidak terkenal
Untuk mendapat sertifikat dari vendor, seperti misalnya Microsoft atau Cisco dibutuhkan biaya
yang tidak sedikit
Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan
secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi
kerja nasional Indonesia/dan atau internasional.
Sertifikasi terhadap kompetensi profesi: dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Personil/Profesi,
berlaku apabila masih kompeten.
Sertifikasi untuk mendapat status profesi: dilakukan organisasi profesi, biasa disebut juga
lisensi/registrasi profesi.
Sertifikat pelatihan: oleh lembaga pelatihan, biasa disebut juga Certificate of Attainment, berlaku
selamanya
Sertifikasi
Sertifikasi berbeda dengan ujian, lisensi ataupun registrasi.
Sertifikasi IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineer) adalah suatu jaminan tertulis,
yang merupakan suatu demonstrasi formal yang merupakan konfirmasi dan merupakan suatu
sistem atau komponen dari suatu persyaratan tertentu dan diterima untuk keperluan operasi.
Manfaat Sertifikasi bagi tenaga profesional
Sertifikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi promosi,
gaji),
Perencanaan karir
Profesional development
Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga
profesional tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional. Perusahaan akan mengakui
keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut.
Profesional Dengan Sertifikasi
Sertifikasi merupakan salah cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi.
Sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme.
Jenis-jenisSertifikasi (Bidang TI)
Cisco : Cisco Certified Network Associate (CCNA), Cisco Certified Network Professional
(CCNP), Cisco Certified Designing Associate (CCDA), Cisco Certfied Designing Professional
(CCDP), dan Cisco Security Specialist 1 (CSS 1)
Microsoft : Microsoft Certified System Engineer (MCSE), Microsoft Certified System
Administrator (MCSA), Microsoft Certified Solution Developer (MCSD), dan Microsoft
Certified Database Administrator (MCDBA)
Lotus : Certified Lotus Specialist (CLS), Certified Lotus Professional Application Development
(CLP AD), dan Certified Lotus Professional System Administration (CLP SA)
Oracle : Oracle Certified Professional Database Administrator (OCP DBA) dan Oracle Certified
Professional Developer (OCP Developer)
Dibidang internet, sertifikasi dari CIW (Certified Internet Web Master), seperti Master CIW
Administrator, Master CIW Enterprise Developer
SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) merupakan suatu forum/badan
yang beranggotakan himpunan profesional IT (Information Technology) yang terdiri dari 13
negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6 ikatan komputer dari negara-
negara tetangga seperti Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Philipine, Singapore dan Thailand.
DUA MODEL KLASIFIKASI OLEH SEARCC
1. Model yang berbasiskan industri atau bisnis. Pada model ini pembagian pekerjaan
diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi
Informasi.
2. Model yang berbasiskan siklus pengembangan sistem. Pada model ini pengelompokkan
dilakukan berdasarkan tugas yang dilakukan pada saat pengembangan suatu sistem.
PROFESIONALISME KERJA
Pembahasan
1. Pengertian Profesi
2. Pengertian Profesional
3. Pengertian Profesionalisme
Bekerja merupakan kegiatan pisik dan pikir yang terintegrasi. Pekerjaan dapat dibedakan menurut
kemampuan (fisik dan intelektual), kelangsungan (sementara dan terus menerus), lingkup (umum
dan khusus), tujuan (memperoleh pendapatan dan tanpa pendapatan).
Profesi adalah : Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara
bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.
Setiap profesional berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur.
Dalam melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa
malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak.
Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah
proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat
pengabdian (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu
ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan
untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil-duniawi.
Kelompok profesional merupakan :
kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran -- yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi -- yang dalam menerapkan semua keahlian dan
kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat,
sesama profesi sendiri.
1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau
mengharapkan imbalan upah materiil.
2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang
dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat.
3. Kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -- harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan
disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu
dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan – serta ikrar
(fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut - untuk dengan semangat pengabdian selalu siap
memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya
kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
2. Keterampilan Pengguna IT
3. Pengetahuan di Bidang IT
Pembahasan
Bartens (1995) menyatakan, kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya
berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat.
Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan
pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota kelompok profesi tidak akan
ketinggalan zaman.
Kode etik profesi merupakan hasil pengaturan diri profesi yang bersangkutan dan ini perwujudan
moral yang hakiki, yang tidak dapat dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif
apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri.
Kode etik profesi merupakan rumusan norma moral manusia yang mengemban profesi itu. Kode etik
profesi menjadi tolak ukur perbuatan anggota kelompok profesi. Kode etik profesi merupakan upaya
pencegahan berbuat yang tidak etis bagi anggotanya
Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga diketahui
dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru ataupun calon anggota kelompok profesi.
Kode etik profesi telah menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi.
Sehingga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan bagaimana
profesional menjalankan kewajibannya.
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah dianggap benar atau yang sudah
mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila norma perilaku itu dirumuskan secara baik,
sehingga memuaskan semua pihak.
a. Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di
sekitar para profesional, sehingga harapan sangat jauh dari kenyataan. Hal ini cukup
menggelitik para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme
kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan berbingkai.
b. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan sanksi keras
karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional. Rupanya kekurangan
ini memberi peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat menyimpang dari
kode etik profesinya.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung sangat cepat. Dengan pekembangan
tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia. Untuk
menjadi manusia secara utuh.
Maka tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus
menghayati secara mendalam. kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan.
Apabila manusia sudah jauh dari nilai-nilai, maka kehidupan ini akan terasa kering dan hampa.
Oleh karena ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia harus tidak mengabaikan nilai-
nilai kehidupan dan keluhuran.
Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental
manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut
dari kerja mental manusia
Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi sedikit
banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam
kehidupannya
Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat. Dengan etika profesi
diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat mempertanggungjawabkan
tugas yang dilakukannya dari segi tuntutan pekerjaannya.
Pertemuan-6
FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MENGEMBANGKAN
PROFESIONAL
Bahasan minggu ini akan mengulas tentang faktor yang berperan dalam mengembangkan
profesionalisme
Hal-hal apa saja yang dapat kita pelajari dari perkuliahan keenam ini?
1. Kita dapat memahami bahwa kecerdasan manusia itu satu sama lainnya memiliki perbedaan.
2. Kita sering menginterprestasikan mengenai tingkat kecerdasan itu selalu diukur dan
dihubungkan dengan yang namanya IQ saja.
3. Jenis kecerdasan yang berperan dalam menunjang keberhasilan hidup (sukses) seseorang
ternyata bukan hanya IQ saja.
4. Kita dapat memahami disamping IQ, ada kecerdasan lain yang sangat berperan dalam
menunjang keberhasilan hidup seseorang (Kecerdasan apa itu?)
5. Kecerdasan selain IQ, adalah EQ, SQ, CQ, AQ!!
Dan ternyata menurut penelitian (para ahli) IQ hanya menyumbang 20% saja bagi keberhasilan
hidup seseorang itu. Sisanya 80% adalah disumbang oleh
KECERDASAN
Untuk menjawab semua ini. Silakan mahasiswa mengikuti bahan ajar berikut ini
Hingga kini masih banyak oramg yang memuja kecerdasan intelektual yang mengandalkan
kemampuan berlogika semata.
Orang merasa bangga dan berhasil mendidik anak, bila melihat anak-anaknya mempunyai nilai
rapor yang bagus, menjadi juara kelas. Tentu saja hal ini tidak salah, tetapi tidak juga benar
seratus persen.
Karena beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan sosial
dan kecerdasan spirituallah yang lebih berpengaruh bagi kesuksesan seorang anak.
Selama ini, yang namanya “kecerdasan” senantiasa dikonotasikan dengan Kecerdasan
Intelektual” atau yang lazim dikenal sebagai IQ saja (Intelligence Quotient). Namun pada saat
ini, anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya tertumpu pada dimensi intelektual saja sudah
tidak berlaku lagi. Selain IQ, manusia juga masih memiliki dimensi kecerdasan lainnya
RUMPUN ATAU MACAM-MACAM KECERDASAN TERSEBUT ADALAH :
• IQ (INTELLEGENCE QOUTIENT)
• EQ (EMOTIONAL QOUTIENT)
• SQ (SPIRITUAL QOUTIENT)
• CQ (CREATIVITY QOUTIENT)
• AQ (ADVERSITY QOUTIENT)
Memahami Kecerdasan
David Wechsler (1939) mendefinisikan kecerdasan sebagai kumpulan kapasitas seseorang untuk
bereaksi searah dengan tujuan, berpikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif.
IQ (INTELIGENCE QUOTIENT)
CIRI-CIRI PERILAKU INTELEGEN / CERDAS :
• Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan.
• Serasi tujuan dan ekonomis (efesien).
• Masalah mengandung tingkat kesulitan.
• Keterangan pemecahannya dapat diterima.
• Sering menggunakan abstraksi.
• Bercirikan kecepatan.
• Memerlukan pemusatan perhatian.
EQ (EMOTIONAL QUOTIENT)
Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan
profesional. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi.
• Alasan utamanya adalah masyarakat percaya bahwa emosi-emosi sebagai masalah pribadi
dan tidak memiliki tempat di luar inti batin seseorang juga batas-batas keluarga.
• Penting bahwa kita perlu memahami apa yang diperlukan untuk membantu kita membangun
kehidupan yang positif dan memuaskan, karena ini akan mendorong mencapai tujuan-tujuan
PROFESIONAL kita.
PENGERTIAN EQ
(Emotional Quotient) / kecerdasan emosi :
• Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri,
mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL GOLDMAN).
• Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN MAYER).
• Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan, ketajaman,
emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh (COOPER & SAWAF).
• Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial
(SEAGEL).
SQ (SPRITUAL QUOTIENT)
Kecerdasan spiritual atau spiritual intelligence atau spiritual quotient (SQ) ialah suatu intelegensi
atau suatu kecerdasan dimana kita berusaha menyelesaikan masalah-masalah hidup ini
berdasarkan nilai-nilai spiritual atau agama yang diyakini,
kita berusaha menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupan kita ke dalam suatu konteks yang
lebih luas dan lebih kaya, serta lebih bermakna.
Kecerdasan spiritual merupakan dasar yang perlu untuk mendorong berfungsinya secara lebih
efektif, baik Intelligence Quotient (IQ) maupun Emotional Intelligence (EI). Jadi, kecerdasan
spiritual berkaitan dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.
Sumber:Widodo Gunawan, tersedia dalam http://suaraagape.org/wawasan/Ei2.php.
Lima karakteristik orang yang cerdas secara spiritual menurut Roberts A. Emmons, The
Psychology of Ultimate Concerns: (1) kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan
material; (2) kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak; (3) kemampuan
untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari; (4) kemampuan untuk menggunakan sumber-
sumber spiritual buat menyelesaikan masalah; dan kemampuan untuk berbuat baik. Karakteristik
yang kelima: memiliki rasa kasih yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan.
“The fifth and final component of spiritual intelligence refers to the capacity to engage in
virtuous behavior: to show forgiveness, to express gratitude, to be humble, to display
compassion and wisdom,”
CREATIVITY QUOTIENT
Manusia yang menjadi lebih kreatif akan menjadi lebih terbuka pikirannya terhadap
imajinasinya, gagasannya sendiri maupun orang lain. Sekalipun beberapa pengamat yang
memiliki rasa humor merasa bahwa kebutuhan manusia untuk menciptakan
berasal dari keinginan untuk “hidup di luar kemampuan mereka”, namun penelitian
mengungkapkan bahwa manusia berkreasi adalah karena adanya kebutuhan dasar, seperti :
keamanan, cinta dan penghargaan.
Kreativitas sering dianggap terdiri dari dua unsur
1. Kepasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan dan ide-
ide pemecahan masalah secara lancar dan cepat.
2. Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan atau
ide yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatumasalah.
Beberapa cara memunculkan gagasan kreatif yaitu :
• Kuantitas gagasan. Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan keseluruhannya bersandar
pada pengembangan pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk memperoleh
gagasan yang baik dan kreatif. Akan tetapi, bila masalahnya besar dimana kita ingin
mendapatkan pemecahan baru dan orisinil maka kita membutuhkan banyak gagasan untuk
dipilih.
• Teknik brainstorming. Merupakan cara yang terbanyak digunakan, tetapi juga merupakan
teknik pemecahan kreatif yang tidak banyak dipahami. Teknik ini cenderung menghasilkan
gagasan baru yang orisinil untuk menambah jumlah gagasan konvensional yang ada.
• Sinektik. Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk
menghasilkan gagasan kreatif atau wawasan segar ke dalam permasalahan, maka proses
sinektik mencoba membuat yang asing menjadi akrab dan juga sebaliknya.
• Memfokuskan tujuan. Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah
terjadi saat ini dengan melakukan visualisasi yang kuat. Apabila proses itu dilakukan secara
berulang-ulang, maka pikiran anda akan terpusat ke arah tujuan yang dimaksud dan terjadilah
proses auto sugesti ke dalam diri maupun keluar.
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, psikiater, mengemukakan bahwa SDM dengan CQ yang tinggi
mampu merubah bentuk. Dari suatu ancaman (THREAT) menjadi tantangan (CHALLENGE)
dan dari tantangan menjadi peluang (OPPORTUNITY). Daya kreativitas tipe ini dapat
membangkitkan semangat, percaya diri (SELF CONFIDENCE) dan optimisme masyarakat dan
bangsa untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, daya kreativitasnya bersifat rasional,
tidak sekedar angan-angan belaka (WISHFUL THINKING), dan dapat di aplikasikan serta
diimplementasikan.
AQ (ADVERCITY QUOTIENT)
Apakah adversity quotient (AQ) itu ?
Menurut Stoltz, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. “AQ merupakan faktor yang
dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan
kinerja Anda terwujud di dunia,” Orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu
mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya lebih rendah.
Rentang AQ meliputi tiga (3) golongan :
1. AQ rendah (0-50)
2. AQ sedang (95-134)
3. AQ tinggi (166-200
Untuk menutup perkuliahan Etika Profesi mid semester ini kita akan membahas
A. Kelompok Pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software) baik
mereka yang merancang sistem operasi, database maupun sistem aplikasi. Pada lingkungan
kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti misalnya :
1. Sistem analis, Merupakan bidang pekerjaan untuk melakukan analisis dan desain terhadap
sebuah sistem sebelum dilakukan implementasi atau pemrograman lebih lanjut. Analisis dan
desain merupakan kunci awal untuk keberhasilan sebuah proyek-proyek berbasis komputer.
Jenis pekerjaan ini juga memiliki 3 tingkatan seperti halnya pada programmer.
2. Programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem
analis yaitu membuat program (baik aplikasi maupun sistem operasi) sesuai sistem yang
dianalisa sebelumnya. Jenis pekerjaan ini memiliki 3 tingkatan yaitu : Supervised
(terbimbing). Tingkatan awal dengan 0-2 tahun pengalaman, membutuhkan pengawasan
dan petunjuk dalam pelaksanaan tugasnya. Moderately supervised (madya). Tugas kecil
dapat dikerjakan oleh mereka tetapi tetap membutuhkan bimbingan untuk tugas yang lebih
besar, 3-5 tahun pengalaman Independent/Managing (mandiri). Memulai tugas, tidak
membutuhkan bimbingan dalam pelaksanaan tugas
3. Web designer adalah orang yang melakukan kegiatan perecanaan, termasuk studi kelayakan,
analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
4. Web programmer orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer yaitu
membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.
5. dan lain-lain.
B. Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di perangkat keras (hardware). Pada
lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
1. Technical enginer, sering juga disebut sebagai teknisi yaitu orang yang berkecimpung
dalam bidang teknik baik mengenai pemeliharaan maupun perbaikan perangkat sistem
komputer.
2. Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis jaringan
komputer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya.
3. dan lain-lain.
C. Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi.
Pada lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
1. EDP Operator, adalah orang yang bertugas untuk mengoperasikan program-program yang
berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau
organisasi lainnya.
2. System Administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap
sistem, melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses
terhadap sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah
sistem.
3. MIS Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi terhadap sebuah
sistem informasi, melakukan manajemen terhadap sistem tersebut secara keseluruhan baik
hardware, software maupun sumber daya manusianya.
4. dan lain-lain
Pertanyaannya adalah : “Apakah pekerjaan di bidang teknologi informasi dapat disebut sebagai
sebuah profesi?”
Untuk mengatakan apakah suatu pekerjaan termasuk profesi atau bukan, maka harus diuji
kriteria dari pekerjaan tersebut karena tidak semua pekerjaan adalah profesi. Demikian juga
dengan pekerjaan di bidang komputer.
Sebagai contoh, pekerjaan sebagai staf operator komputer (sekedar mengoperasikan), tidak
masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja sebagai staf operator tersebut seseorang bisa
dari berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan seorang
software enginer dapat dikatakan sebagai sebuah profesi karena seseorang yang bekerja sebagai
software enginer haruslah berpengetahuan dan memiliki pengalaman kerja di bidangnya.
Jenis keterampilan/teknik yang diperlukan
Teknik Rekayasa. Mempelajari analisis, rekayasa, spesifikasi, implementasi, validasi untuk
menghasilkan produk untuk memecahkan masalah pada berbagai bidang
Teknik Industri. Mempelajari riset operasi, perencanaan produksi, pengendalian kualitas,
optimasi proses dan sumber daya untuk mencapai keberhasilan
DUA MODEL KLASIFIKASI OLEH SEARCC (South East Asia Regional Computer
Confideration) merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan himpunan profesional IT
(Information Technology) yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di
Singapore oleh 6 ikatan komputer dari negara-negara tetangga seperti Hong Kong, Indonesia,
Malaysia, Philipine, Singapore dan Thailand.
1. Model yang berbasiskan industri atau bisnis. Pada model ini pembagian pekerjaan
diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi
Informasi.
2. Model yang berbasiskan siklus pengembangan sistem. Pada model ini pengelompokkan
dilakukan berdasarkan tugas yang dilakukan pada saat pengembangan suatu sistem.
Pertemuan-8
KODE ETIK PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI
E-Commerce
Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga menghasilkan sebuah model
perdagangan elektronik yang disebut electronic commerce (E-Commerce). E-commerce adalah
sistem perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet E-
commerce dapat menimbulkan beberapa isu yang menyangkut aspek hukum perdagangan dalam
penggunaan sistem yang terbentuk secara online networking management tersebut. Acuan yang
berisi model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut diterbitkan oleh UNCITRAL
sebagai salah satu komisi internasional yang di bawah naungan PBB
Organisasi profesi di AS, seperti Association for Computing Machinery (ACM) dan
Institute of Electrial and Electronic Engineering (IEEE), sudah menetapkan kode etik,
syarat-syarat pelaku profesi dan garis-garis besar pekerjaan untuk membantu para
profesional komputer dalam memahami dan mengatur tanggung jawab etis yang
dipenuhinya Di Indonesia, organisasi profesi di bidang komputer didirikan sejak tahun
1974 yang bernama IPKIN (Ikatan Profesi Komputer dan Informatika), juga sudah
menetapkan kode etik yang sudah disesuaikan dengan kondisi perkembangan pemakaian
teknologi komputer di Indonesia.
Dalam lingkup T I, kode etik profesi harus berpedoman pada prinsip atau norma yang
berhubungan antara :
• Profesional dengan Klien
• Profesional dengan Organisasi Profesi
• Organisasi Profesi dengan Pemerintah
c. Etika Programmer
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para programmer adalah:
1. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.
3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
membingungkan atau tidak akurat.
4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali telah
membeli atau meminta ijin.
5. Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua tanpa
ijin.
6. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
7. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu proyek
secara bersamaan kecuali mendapat ijin.
8. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain untuk
mengambil keuntungan dalam menaikkan status.
9. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
10. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja
11. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
12. Tidak boleh mempermalukan profesinya.
13. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
14. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer akan
mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
15. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.
Pembahasan:
Kejahatan Komputer adalah bentuk kejahatan yang menimbulkan dampak yang sangat luas
karena tidak saja dirasakan secara nasional tetapi juga internasional, oleh sebab itu wajar
apabila Dikatagorikan sebagai kejahatan yang sifatnya internasional berdasarkan United
Nation Convention Against Transnational Organized Crime (Palermo Convention,
November 2000 dan Deklarasi ASEAN 20 Desember 1997 di Manila)
Banyak permasalahan hukum yang muncul ketika kejahatan dunia maya dapat diungkap oleh
aparat penegak hukum, Yurisdiksi merupakan hal yang sangat crucial dan kompleks
berkenaan dengan hal tersebut.
Hukum internasional telah meletakkan beberapa prinsip umum yang berkaitan dengan
yuridiksi suatu negara, diantaranya :
Prinsip Teritorial, setiap negara dapat menerapkan yurisdiksi nasionalnya terhadap semua
orang baik warga negara atau asing. Prinsip Nasional Aktif, setiap negara dapat
memberlakukan yuridiksi nasionalnya terhadap warga negaranya yang melakukan tindak
pidana sekalipun dilakukan dalam yurisdiksi negara lain.
Prinsip Nasional Pasif, merupakan counterpart dari prinsip nasional aktif, tekanannya ada
pada kewarganegaraan sikorban.
Prinsip Universal, suatu negara dapat menyatakan mempunyai hak untuk memberlakukan
hukum pidananya dengan alasan terdapat hubungan antara negara tersebut dengan tindak
pidana yang dilakukan.
Bentuk penanggulangan pelanggaran Kode Etik Profesi IT, beberapa asosiasi atau
organisasi dan negara telah memiliki bentuk perundangan, berikut beberapa contoh
perundangan tersebut :
A. Mulder mengemukakan bahwa kebijakan hukum pidana ialah garis kebijakan untuk
menentukan : Seberapa jauh ketentuan – ketentuan pidana yang berlaku perlu dirubah atau
diperbaharui. Apa yang dapat diperbuat untuk mencegah terjadinya tindak pidana Bagaimana
cara penyelidikan, penuntutan, peradilan dan pelaksanaan pidana harus dilaksanakan.
Selama ini fenomena kejahatan komputer masih menjadi perdebatan diantara pakar
hukum, ada yang berpendapat bahwa hukum pidana positif (KUHP dan KUHAP) tidak
dapat menjangkau kejahatan ini, sebagian berpendapat sebaliknya.
Pengaturan mengenai kejahatan komputer belum secara tegas dan jelas diatur dalam
KUHP, KUHAP dan undang – undang nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi. Pasal
184 ayat 1 KUHAP secara definitif membatasi alat bukti hanyalah keterangan saksi,
keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa saja.
Kepala Kejaksaan Tinggi Jakarta Basrief Arief dalam sebuah Simposium HaKI 2001 di
Jakarta menyatakan “Sampai saat ini pemerintah Indonesia belum memiliki perangkat
perundangan yang mengatur ikhwal pelanggaran hak cipta di dunia internet”
1. Memoderinisasi KUHP
2. Menyusun RUU Teknologi Informasi (draf III) oleh UNPAD, yang rencananya
diserahkan kepada Depkominfo
Resume
Teknologi, Informasi dan Komunikasi bisa menjadi pilar-pilar pembangunan nasional yang bisa
mengadaptasi di setiap permasalahan bangsa sebagai contoh menyerap tenaga kerja baru,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam mengaplikasikan
ilmunya ataut menjalankan profesi IT bukan mudah dan bukan tidak sukar, yang terpenting
adalah kita mampu menempatkan diri pada posisis yang benar. Profesi IT dianggap orang lain
adalah profesi khusus karena keahlian yang ia miliki maka dari itu kita bisa menentukan tapi
dengan ikatan yang jelas.
Profesi IT juga bisa dianggap sebagai 2 mata pisau, bagaimana yang tajam bisa menjadikan IT
lebih berguna untuk kemaslahatan umat dan mata lainya bisa menjadikan IT ini menjadi bencana
sosial, bencana ekonomi maupun krisis kebudayaan yang saat ini sering terjadi yaitu Pembuatan
website porno, seorang hacker melakukan pengacakan rekening sebuah bank dan melakukan
kebohongan dengan content-content tertentu, dan lain-lain.
Kita juga harus bisa menyikapi dengan keadaan teknologi, informasi dan komunikasi saat ini
dengan arus besar data yang bisa kita dapat dengan hitungan per detik ataupun dengan
kesederhanaan teknologi kita bisa melakukan pekerjaan kita menjadi praktis, tapi kita harus
melakukan pembenahan terhadap teknologi sebagai inovasi untuk meringankan maupun
memberantas resiko kejamnya teknologi itu sendiri. Dengan membangun semangat kemoralan
dan sadar akan etika sebagai orang yang ahli di bidang IT . Tentu saja diharapkan etika profesi
semakin dijunjung ketika jenjang pendidikan kita berlatar IT makin tinggi. Sedangkan keahlian
dilapangan meningkat seiring banyaknya latihan dan pengalaman.
Pada kesempatan saat ini, bagaimana kita bisa menegakan etika profesi seorang
teknokrat(sebutan bagi orang yang bekerja di bidang IT) dan bagaimana kita bisa menjadi
seorang teknokrat yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Kita harus bisa memberikan inovasi-
inovasi pemikiran, gagasan produktif dan aksi nyata untuk perkembangan IT kedepan. Bukan tak
mungkin IT akan menjadi hal yang sistematis dalam perkembanagan bangsa kedepan dalam
memajukan kegidupan berbangsa maupun bernegara.
Pertemuan 9
HAK CIPTA DAN JENIS PELANGGARAN KODE ETIK BIDANG IT
Sebelum membahas hak cipta, paten, dan merek ada baiknya bila kita mengetahui terlebihdahulu
apa itu Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).Karena ketiganya itu merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari khazanah intelektual.
Hak atas Kekayaan Intelektual atau bisa juga dikatakan Hak Milik Intelektual adalah hasil – hasil
usaha manusia kreatif yang dilindungi oleh hukum (menurut UNCTAD dan ICSD). Keberadaan
dari HaKI selalu berhubungan erat antar manusia dan antar negara. Keberadaan dari HaKI
sendiri selalu mengikuti dinamika dalam perkembangan masyarakat.
Objek yang diatur dalam HaKI adalah karya – karya yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia. Sistem HaKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk
mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektual asalkan karyanya bukan karya
tiruan/jiplakan dan mempunyai nilai ekonomi.
Dimaksudkan adanya HaKI adalah sebagai penghargaan atas hasil karya (kreatifitas) dan agar
orang lain terangasang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga dengan
sistem HaKI tersebut kepentingan masyarakat dintentukan oleh mekanisme pasar. Selain itu
juga, keberadaan HaKI menunjang diadakannya dokumentasi yang baik atas segala bentuk
kreatifitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama
dapat dihindari atau dicegah.
Hukum yang mengatur HaKI bersifat territorial, pendaftaran ataupun penegakan HKI harus
dilakukan secara terpisah di masing – masing yurisdiksi yang bersangutan. HKI yang dilindungi
di Indonesia adalah HaKI yang sudah di daftarkan di Indonesia. Cabang-cabang Hak Kekayaan
Intelektual di Indonesia yaitu : Hak Cipta (Copyright); Paten (Patent); Merek (Trademark);
Disain Industri (Industrial Design); Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Integrated Circuit
Layout Design); Rahasia Dagang; Indikasi Geografis
Pembagian hak kekayaan intelektual tersebut dilakukan salah satu alasannya karena bagian-
bagian hak kekayaan intelektual ini memiliki objek perlindungan yang berbeda-beda. Hak cipta
memberikan perlindungan atas ciptaan-ciptaan di bidang seni, sastra dan ilmu pengetahuan,
paten memberikan perlindungan atas invensi di bidang teknologi, merek memberikan
perlindungan atas logo/simbol dagang, desain industri memberikan perlindungan atas kreasi
berupa bentuk, konfigurasi, dan komposisi yang dapat berupa dua dimensi atau tiga dimensi
yang memiliki nilai estetika dan untuk menghasilkan suatu produk, komoditi industri dan
kerajinan tangan, sedangkan rahasia dagang memberikan perlindungan atas informasi bisnis atau
teknologi yang bernilai ekonomi dan dijaga kerahasiaannya.
Latar belakang HAKI, dilihat secara historis, undang-undang mengenai HaKI pertama kali ada di
Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo dan Guttenberg
tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut dan mempunyai hak
monopoli atas penemuan mereka. Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian diadopsi oleh
kerajaan Inggris di jaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai paten
pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai
undang-undang paten tahun 1791. Upaya harmonisasi dalam bidang HaKI pertama kali terjadi
tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention untuk masalah paten, merek dagang dan desain.
Kemudian Berne Convention 1886 untuk masalah copyright atau hak cipta.
Tujuan dari konvensi-konvensi tersebut antara lain standarisasi, pembahasan masalah baru, tukar
menukar informasi, perlindungan mimimum dan prosedur mendapatkan hak. Kedua konvensi itu
kemudian membentuk biro administratif bernama the United International Bureau for the
Protection of Intellectual Property yang kemudian dikenal dengan nama World Intellectual
Property Organisation (WIPO). WIPO kemudian menjadi badan administratif khusus di bawah
PBB yang menangani masalah HaKI anggota PBB.
Sebagai tambahan pada tahun 2001 World Intellectual Property Organization (WIPO) telah
menetapkan tanggal 26 April sebagai Hari Hak Kekayaan Intelektual Sedunia. Setiap tahun,
negara-negara anggota WIPO termasuk Indonesia menyelenggarakan beragam kegiatan dalam
rangka memeriahkan Hari HKI Sedunia.
Sejak ditandatanganinya persetujuan umum tentang tariff dan perdagangan (GATT) pada tanggal
15 April 1994 di Marrakesh-Maroko, Indonesia sebagai salah satu negara yang telah sepakat
untuk melaksanakan persetujuan tersebut dengan seluruh lampirannya melalui Undang-undang
No. 7 tahun 1994 tentang Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Lampiran yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) adalah Trade Related
Aspects of Intellectual Property Rights (TRIP’s) yang merupakan jaminan bagi keberhasilan
diselenggarakannya hubungan perdagangan antar Negara secara jujur dan adil, karena :
(1). TRIP’s menitikberatkan kepada norma dan standard;
(2). Standar persetujuan dalam TRIP’s adalah Full Complience atau ketaatan yang bersifat
memaksa tanpa reservation ;
(3). TRIP’s memuat ketentuan penegakan hukum yang sangat ketat dengan mekanisme
penyelesaian sengketa diikuti dengan sanksi yang bersifat retributif.
Tumbuhnya konsepsi kekayaan atas karya-karya intelektual pada akhirnya juga menimbulkan
untuk melindungi atau mempertahankan kekayaan tersebut. Pada gilirannya, kebutuhan ini
melahirkan konsepsi perlindungan hukum atas kekayaan tadi, termasuk pengakuan hak
terhadapnya. Sesuai dengan hakekatnya pula, HaKI dikelompokan sebagai hak milik perorangan
yang sifatnya tidak berwujud (Intangible).
Pengenalan HaKI sebagai hak milik perorangan yang tidak berwujud dan penjabarannya secara
lugas dalam tatanan hukum positif terutama dalam kehidupan ekonomi merupakan hal baru di
Indonesia. Dari sudut pandang HaKI, aturan tersebut diperlukan karena adanya sikap
penghargaan, penghormatan dan perlindungan tidak saja akan memberikan rasa aman, tetapi juga
mewujudkan iklim yang kondusif bagi peningkatan semangat atau gairah untuk menghasilkan
karya-karya inovatif,inventif dan produktif.
Jika dilihat dari latar belakang historis mengenai HaKI terlihat bahwa di negara barat (western)
penghargaan atas kekayaan intelektual atau apapun hasil olah pikir individu sudah sangat lama
diterapkan dalam budaya mereka yang kemudian ditejemahkan dalam perundang-undangan.
HaKI bagi masyarakat barat bukanlah sekedar perangkat hukum yang digunakan hanya untuk
perlindungan terhadap hasil karya intelektual seseorang akan tetapi dipakai sebagai alat strategi
usaha dimana karena suatu penemuan dikomersialkan atau kekayaan intelektual, memungkinkan
pencipta atau penemu tersebut dapat mengeksploitasi ciptaan/penemuannya secara ekonomi.
Hasil dari komersialisasi penemuan tersebut memungkinkan pencipta karya intelektual untuk
terus berkarya dan meningkatkan mutu karyanya dan menjadi contoh bagi individu atau pihak
lain, sehingga akan timbul keinginan pihak lain untuk juga dapat berkarya dengan lebih baik
sehingga timbul kompetisi.
Perkembangan Haki di Indonesia. Pada awal tahun 1990, di Indonesia, HAKI itu tidak populer,
mulai populer memasuki tahun 2000 sampai dengan sekarang. Tapi, ketika kepopulerannya itu
sudah sampai puncaknya, grafiknya akan turun. Ketika dia mau turun, muncullah hukum siber,
yang ternyata kepanjangan dari HAKI itu sendiri. Jadi, dia akan terbawa terus seiring dengan
ilmu-ilmu yang baru. Berikut ini perubahan undang-undang perjalanan perundang-undang
HAKI di Indonesia : UU No 6 Tahun 1982 ——-> diperbaharui menjadi UU No 7 Tahun
1987—— > UU No 12 Tahun 1992——> Terakhir, UU tersebut diperbarui menjadi UU No 19
Tahun 2002 tentang Hak Kekayan Intelektual yang disahkan pada 29 Juli 2002 ternyata
diberlakukan untuk 12 bulan kemudian, yaitu 19 Juli 2003, inilah kemudian menjadi landasan
diberlakukannya UU HAKI di Indonesia.
Informasi saat ini telah menjelma menjadi suatu kekuatan tersendiri dalam persaingan global.
Internet sebagai suatu fenomena kemajuan teknologi menyebabkan terjadinya percepatan
globalisasi dan lompatan besar bagi penyebaran informasi dan komunikasi di seluruh
dunia. Penggunaan Internet sebagai media informasi multimedia membuat beragam karya digital
yang disebar luaskan dan digandakan keseluruh dunia. Dalam karya digital tersebut banyak
muatan Hak Kekayaan Intelektual terkandung didalamnya antara lain Hak Cipta.
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama atas inspirasinya
melahirkan ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan keterampilan, atau
keahlian yang dituangkan dalam benda yang khas dan bersifat pribadi
Indonesia saat ini telah meratifikasi konvensi internasional dibidang hak cipta yaitu
namanya Berne Convension tanggal 7 Mei 1997 dengan Kepres No. 18/ 1997 dan
dinotifikasikan ke WIPO (World Intelectual Property Organization) tanggal 5 Juni 1997,
dengan konsekuensi Indonesia harus melindungi dari seluruh negara atau anggota Berne
Convention.
Paten
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2001 Paten adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya dibidang teknologi, yang untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (Pasal 1 ayat 1).
Inventor yang dimaksudkan dalam paragraf diatas adalah seseorang yang secara sendiri atau
beberapa orang yang secara bersama – sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam
kegiatan yang menghasilkan Invensi. Sedangkan, Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke
dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa
produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
Pemegang hak paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan
melarang orang lain yang tanpa persetujuannya :
1. Pemegang Paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat perjanjian
lisensi.
2. Pemegang Paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat, kepada
siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam butir 1 di atas.
3. Pemegang Paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak
pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam
butir 1 di atas.
Suatu sistem pemberian Paten di Indonesia menganut sistem First to File bahwa seseorang yang
pertamakali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang Paten, bila semua
persyaratannya dipenuhi.
Paten diberikan atas dasar permohonan dan memenuhi persyaratan administratif dan subtantif
sebagaimana diatur dalam Undang-undang Paten. Suatu permohonan Paten sebaiknya diajukan
secepat mungkin, mengingat sistem Paten Indonesia menganut sistem First to File. Akan tetapi
pada saat pengajuan, uraian lengkap penemuan harus secara lengkap menguraikan atau
mengungkapkan penemuan tersebut.
Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan seorang Inventor sebelum mengajukan permohonan
Paten, yaitu :
Melakukan penelusuran. Tahapan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang
teknologi terdahulu dalam bidang invensi yang sama (state of the art) yang memungkinkan
adanya kaitannya dengan invensi yang akan diajukan. Melalui informasi teknologi terdahulu
tersebut maka inventor dapat melihat perbedaan antara invensi yang akan diajukan permohonan
Patennya dengan teknologi terdahulu.
Melakukan Analisis. tahapan ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah ada ciri khusus dari
invensi yang akan diajukan permohonan Patennya dibandingkan dengan Invensi terdahulu.
Mengambil Keputusan. Jika invensi yang dihasilkan tersebut mempunyai ciri teknis
dibandingkan dengan teknologi terdahulu, maka invensi tersebut sebaiknya diajukkan
permohonan Patennya.Sebaliknya jika tidak ditemukan ciri khusus, maka invensi tersebut
sebaiknya tidak perlu diajukan untuk menghindari kerugian dari biaya pengajuan permohonan
Paten.
Pembahasan
3. Piracy
4. Fraud
5. Gambling
7. Data Forgery
Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa
Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of
Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan
teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe.
Kata hacker pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang
memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik
ketimbang yang telah dirancang bersama.
Menurut Mansfield, hacker didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki keinginan untuk
melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi dan kode komputer pengaman
lainnya, tetapi tidak melakukan tindakan pengrusakan apapun, tidak mencuri uang atau informasi.
Sedangkan cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki kertertarikan untuk mencuri
informasi, melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali waktu juga melumpuhkan
keseluruhan sistem komputer.
Hacker juga memiliki kode etik yang pada mulanya diformulasikan dalam buku karya Steven Levy
berjudul Hackers: Heroes of The Computer Revolution, pada tahun 1984. Yaitu :
1. Akses ke sebuah sistem komputer, dan apapun saja dapat mengajarkan mengenai bagaimana
dunia bekerja, haruslah tidak terbatas sama sekali
4. Hacker haruslah dinilai dari sudut pandang aktifitas hackingnya, bukan berdasarkan standar
organisasi formal atau kriteria yang tidak relevan seperti derajat, usia, suku maupun posisi.
Recreational Hackers, kejahatan yang dilakukan oleh netter tingkat pemula untuk sekedar mencoba
kekurang handalan sistem sekuritas suatu perusahaan.
Crackers/Criminal Minded hackers, pelaku memiliki motivasi untuk mendapat keuntungan
finansial, sabotase dan pengerusakan data. Tipe kejahatan ini dapat dilakukan dengan bantuan orang
dalam.
Political Hackers, aktifis politis (hacktivist) melakukan pengrusakan terhadap ratusan situs web untuk
mengkampanyekan programnya, bahkan tidak jarang dipergunakan untuk menempelkan pesan untuk
mendiskreditkan lawannya.
Didalam keamanan komputer, Denial Of Service Attack (DoSAttack) adalah suatu usaha untuk
membuat suatu sumber daya komputer yang ada tidak bisa digunakan oleh para pemakai.
Secara khas target adalah high-profil web server, serangan ini mengarahkan menjadikan host halaman
web tidak ada di Internet. Hal ini merupakan suatu kejahatan komputer yang melanggar kebijakan
penggunaan internet yang diindikasikan oleh Internet Arsitecture Broad (IAB).
1. Memaksa komputer-komputer korban untuk mereset atau korban tidak bisa lagi menggunakan
perangkat komputernya seperti yang diharapkan nya.
2. Menghalangi media komunikasi antara para pemakai dan korban sehingga mereka tidak bisa lagi
berkomunikasi.
Denial of Service Attack ditandai oleh suatu usaha eksplisit dengan penyerang untuk mencegah para
pemakai memberi bantuan dari penggunaan jasa tersebut. Contoh meliputi:
1. Mencoba untuk “membanjiri" suatu jaringan, dengan demikian mencegah lalu lintas jaringan
yang ada.
2. Berusaha untuk mengganggu koneksi antara dua mesin, dengan demikian mencegah akses
kepada suatu service.
4. Berusaha untuk mengganggu service kepada suatu orang atau sistem spesifik
6.3. Pelanggaran Piracy
Piracy adalah kemampuan dari suatu individu atau kelompok untuk memelihara urusan pribadi dan
hidup mereka ke luar dari pandangan publik, atau untuk mengendalikan alir informasi tentang diri
mereka.
Pembajakan software aplikasi dan lagu dalam bentuk digital (MP3, MP4, WAV dll) merupakan trend
dewasa ini, software dan lagu dapat dibajak melalui download dari internet dan dicopy ke dalam
CD room yang selanjutnya diperbanyak secara ilegal dan diperjual belikan secara ilegal .
6.4. Fraud
Merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan tujuan mengeruk keuntungan yang sebesar-
besarnya. Biasanya kejahatan yang dilakukan adalah memanipulasi informasi keuangan. Sebagai
contoh adanya situs lelang fiktif.
Melibatkan berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan kartu kredit. Carding muncul ketika
seseorang yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan kartu kredit tersebut secara melawan
hukum.
6.5. Gambling
Perjudian tidak hanya dilakukan secara konfensional, akan tetapi perjudian sudah marak didunia cyber
yang berskala global.
Dari kegiatan ini dapat diputar kembali dinegara yang merupakan “tax heaven”, seperti cyman islands
yang merupakan surga bagi money laundering. Jenis-jenis online gambling antar lain :
1. Online Casinos
Pada online casinos ini orang dapat bermain Rolet, BlackJack, Cheap dan lain-lain.
2. Online Poker
Onlie Poker biasanya menawarkan Texas hold 'em, Omaha, Seven-card stud dan permainan lainnya.
Jenis perjudian online di Indonesia yaitu SDSB.com, jenis perjudian olahraga terlengkap di
Indonesia dan Asia Tenggara.
Pornography merupakan jenis kejahatan dengan menyajikan bentuk tubuh tanpa busana, erotis, dan
kegiatan seksual lainnya, dengan tujuan merusak moral. Dunia cyber selain mendatangkan
kemudahan dengan mengatasi kendala ruang dan waktu, juga telah menghadirkan dunia pornografi
melalui news group, chat rooms dll.
Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen – dokumen penting yang
ada di internet. Dokumen – dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang
memiliki situs berbasis web database. Dokumen tersebut disimpan sebagai scriptless document dengan
menggunakan media internet.
PERTEMUAN-10
ENTERPRENEUR DAN TINJAUAN PELANGGARAN KODE ETIK
Kewajiban Konsumen
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang dan atau jasa demi keamanan dan keselamatan
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau jasa
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut
Waspada Konsumen
1. Kritis terhadap iklan dan promosi dan jangan mudah terbujuk
2. Teliti sebelum membeli
3. Biasakan belanja sesuai rencana
4. Memilih barang yang bermutu dan berstandar yang memenuhi aspek kemanan, keselematan,
kenyamanan dan kesehatan
5. Membeli sesuai kebutuhan dan kemampuan
6. Perhatikan label keterangan barang dan masa kadaluwarsa
Konsumen harus diperlakukan dengan baik secara moral, tidak saja merupakan tuntutan etis,
melainkan juga syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis.
Walaupun konsumen digelari raja, pada kenyataanya “kuasanya” sangat terbatas karena
berbagai alasan:
• Karena daya belinya sering kali tidak seperti diiginkan, sehingga ia tidak sanggup
mengungkapkan preferensinya yang sesunguhnya. Apa yang pada kenyataanya
dibeli konsumen, belum tentu sama dengan apa yang sebenarnya ingin dibelinya.
• Pengetahuanya tentang produk atau jasa yang tersedia dipasaran kerapkali tidak
cukup untuk mengambil keputusan yang tepat.
• Konsumen tidak mempunyai keahlian maupun waktu untuk secara seksama
menyelidiki tepat tidaknya mutu dan harga dari begitu banyak produk yang
ditawarkan.
PENGERTIAN KONSUMEN
Menurut Undang-undang no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen : Pasal 1 butir 2 :
• “ Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.
• Menurut Hornby :
• “Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa;
seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa
tertentu; sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah
barang; setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”.
• Yang dimaksud Konsumen Akhir :
• Menurut BPHN (Badan Pembinaan Hukum Nasional) : “Pemakai akhir dari barang,
digunakan untuk keperluan diri sendiri atau orang lain dan tidak diperjualbelikan”
• Menurut YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) : “Pemakai Barang atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, bagi keperluan diri sendiri atau keluarganya atau orang
lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali”.
• Menurut KUH Perdata Baru Belanda : “orang alamiah yang mengadakan perjanjian tidak
bertindak selaku orang yang menjalankan profesi atau perusahaan”.
Didalam realitas bisnis tidak jarang dibedakan antara :
Consumer (konsumen) dan Custumer (pelanggan).
• Konsumen adalah semua orang atau masyarakat. Termasuk pelanggan.
• Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi suatu produk yang di produksi
oleh produsen tertentu.
Konsumen Akhir dengan Konsumen Antara :
• Konsumen akhir adalah. Konsumen yang mengkonsumsi secara langsung produk yang
diperolehnya
• Konsumen antara adalah konsumen yang memperoleh produk untuk memproduksi
produk lainnya.
Ada tiga pandangan dasar teoritis bagi pendekatan etis maupun yuridis mengenai hubungan
produsen-konsumen, khususnya dalam hal tanggung jawab atas produk yang ditawarkan oleh
produsen dan dibeli oleh konsumen.
1. Teori Kontrak.
Menurut pandangan ini hubungan antara produsen dan konsumen sebaiknya dilihat sebagai
semacam kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen didasarkan atas kontrak tersebut.
Jika konsumen membeli sebuah produk, ia seolah-olah mengadakan kontrak dengan perusahaan
yang menjualnya. Perusahaan tahu dan mau menyerahkan produk dengan ciri-ciri tertentu
kepada sipembeli dan sipembeli membayar jumlah uang yang disetujui. Karena kontrak diadakan
dengan bebas, produsen berkewajiban menyampaikan produk dengan ciri-ciri tersebut. Si
konsumen berhak memperoleh produk itu setelah jumlah uang dilunasi menurut cara
pembayaran yang telah disepakati.
Pandangan kontrak ini sejalan dengan pepatah romawi kuno yang berbunyi “caveat emptor”,
hendaklah sipembeli berhati-hati. Sebagaimana sebelum menandatangani sebuah kontrak, kita
harus membaca dengan teliti seluruh teksnya,
Pembahasan
1. Aspek Teknologi
2. Aspek Hukum
3. Aspek Pendidikan
4. Aspek Ekonomi
Semua teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat digunakan untuk tujuan baik dan jahat.
Contoh teknologi nuklir dapat memberikan sumber energi tetapi nuklir juga bisa menghancurkan kota
hirosima.
Seperti halnya juga teknologi komputer, orang yang sudah memiliki keahlian dibidang komputer bisa
membuat teknologi yang bermanfaat tetapi tidak jarang yang melakukan “kejahatan”
Hukum untuk mengatur aktivitas di internet terutama yang berhubungan dengan kejahatan maya
antara, masih menjadi perdebatan. Ada dua pandangan mengenai hal tersebut :
1. Karakteristik aktivitas di Internet yang bersifat lintas-batas, sehingga tidak lagi tunduk pada
batasan-batasan teritorial.
2. Sistem hukum tradisional (the existing law) yang justru tertumpu pada batasan-batasan teritorial
dianggap tidak cukup memadai untuk menjawab persoalan-persoalan hukum yang muncul akibat
aktivitas di Internet
Dilema yang dihadapi oleh hukum tradisional dalam menghadapi fenomena cyberspace ini
merupakan alasan utama perlunya membentuk satu regulasi yang cukup akomodatif terhadap
fenomena-fenomena baru yang muncul akibat pemanfaatan Internet. Aturan hukum yang akan dibentuk
itu harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hukum (the legal needs) para pihak yang terlibat
didalam traksaksi-transaksi lewat Internet .
Dalam kode etik hacker ada Kepercayaan bahwa berbagi informasi adalah suatu hal yang sangat baik
dan berguna, dan sudah merupakan kewajiban (kode etik) bagi seorang hacker untuk membagi hasil
penelitiannya dengan cara menulis kode yang "open-source" dan memberikan fasilitas untuk
mengakses informasi tersebut dan menggunakan peralatan pendukung apabila memungkinkan. Disini
kita bisa melihat adanya proses pembelajaran.
Yang menarik, ternyata dalam dunia hacker terjadi strata-strata (tingkatan) yang diberikan oleh
komunitas hacker kepada seseorang karena kepiawaiannya, bukan karena umur atau senioritasnya. Saya
yakin tidak semua orang setuju dengan derajat yang akan dijelaskan disini,karena ada kesan arogan
terutama pada level yang tinggi. Untuk memperoleh pengakuan/derajat, seorang hacker harus
mampu membuat program untuk eksploit kelemahan sistem, menulis tutorial (artikel), aktif diskusi
di mailing list, membuat situs web dsb."
Hadirnya masyarakat informasi (information society) yang diyakini sebagai salah satu agenda penting
masyarakat dunia di milenium ketiga antara lain ditandai dengan pemanfaatan Internet yang
semakin meluas dalam berbagai akitivitas kehidupan manusia, bukan saja di negara-negara maju
tapi juga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Fenomena ini pada gilirannya telah menempatkan ”informasi” sebagai komoditas ekonomi yang
sangat penting dan menguntungkan.
Untuk merespon perkembangan ini Amerika Serikat sebagai pioner dalam pemanfaatan Internet telah
mengubah paradigma ekonominya dari ekonomi yang berbasis manufaktur menjadi ekonomi yang
berbasis jasa (from a manufacturing-based economy to a service-based economy).
Akan tetapi pemanfaatan teknologi yang tidak baik (adanya kejahatan dunia maya) bisa
mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, di Indonesia tercatat ada 109 kasus yang
merupakan Credit Card Fraud (penipuan dengan kartu kredit), korbannya 80% adalah warga Amerika
Akibat yang sangat nyata dari adanya Cyber Crime terhadap kehidupan sosial dan budaya di
Indonesia adalah ditolaknya setiap transaksi di internet dengan menggunakan kartu kredit yang
dikeluarkan oleh perbankan Indonesia, masyarakat dunia tidak percaya lagi, hal ini dikarenakan
banyak kasus Credit Card Fraud yang dilakukan oleh netter asal Indonesia.
PERTEMUAN-11
ETIKA BISNIS PENYEBAB PELANGGARAN KODE ETIK
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya maka
suatu kegiatan bisnis akan berkembang karena memiliki relasi yang dapat dipercaya dan
mempercayai. Sehingga etika dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan dan memperkuat rasa
saling percaya tersebut.
Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalam maupun di luar negeri, telah
menimbulkan tantangan baru, yaitu adanya tuntutan praktik bisnis yang baik, yang etis,
yang juga menjadi tuntutan kehidupan bisnis di negara dunia
Ibarat sebuah mobil, laju mobil penting untuk dapat mengantarkan penumpangnya ke tempat
tujuan. Mobil melaju karena injakkan pedal gas pengemudinya dan berhenti kerena injakan
pedal rem. Injakan pedal gas mobil diperlukan agar mobil dapat melaju dan injakan pedal rem
diperlukan agar mobil melaju dengan selamat.
Begitu pula sebuah perusahaan bergerak karena beraksinya sumber daya manusia bersama-
sama sumber daya yang lain. Agar aksi manajemen perusahaan berjalan selamat perlu
memperhatikan etika bisnis dan tanggung jawab sosial.
Etika dan tanggung jawab sosial perupakan rem perusahaan agar berkerja tidak bertabrakan
dengan pemegang kepentingan perusahaan, seperti pelanggan, pemerintah, pemilik, kreditur,
pekerja dan komunitas atau masyarakat.
Hubungan yang harmonis dengan pemegang kepentingan akan menghasilkan energi positif buat
kemajuan perusahaan.
Etika bisnis akan memberikan pelajaran bahwa bisnis yang “berhasil” tidak hanya bisnis yang
menuai keuntungan secara material saja melainkan bisnis yang bergerak secara etis membawa
serta tanggung jawab dan memelihara hubungan baik antar manusia yang terlibat di dalamnya.
Prinsip-prinsip etika bisnis
1. Prinsip otonomi. Prinsip ini mengandung pengertian bahwa manusia dapat bertindak
secara bebas berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggap baik, tetapi
otonomi juga memerlukan adanya tanggung jawab
2. Prinsip kejujuran. Kejujuran adalah prinsip etika bisnis yang cukup penting karena
menjamin kelanggengan sebuah kegiatan bisnis. Beberapa contoh aspek kejujuran dalam
kegiatan bisnis antara lain: : Kejujuran dalam menjual atau menawarkan barang dengan
harga yang sesuai dengan kualitas barang yang dijual atau ditawarkan tersebut. Kejujuran
dalam kegiatan perusahaan menyangkut hubungan kerja antar pemimpin dengan pekerja.
Kejujuran dalam melakukan perjanjian-perjanjian bagi perjanjian kontrak, jual-beli maupun
perjanjian-perjanjian yang lain
3. Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat. Berbuat baik (beneficence) dan berbuat jahat (non
maleficence) merupakan prinsip moral untuk bertindak baik kepada orang lain dalam segala
bidang
4. Prinsip keadilan. Merupakan prinsip yang menuntut bahwa dalam hubungan bisnis,
seseorang memperlakukan orang lain sesuai haknya
5. Prinsip hormat pada diri sendiri. Prinsip ini sama artinya dengan prinsip menghargai diri
sendiri bahwa melakukan hubungan bisnis, manusia memilih kewajiban moral untuk
melakukan dirinya sebagai pribadi yang memiliki nilai sama dengan pribadi lainnya
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
KESIMPULAN
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Etika
bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka
panjang, karena :
1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga
4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai
yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni
dengan cara :
Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
Memperkuat sistem pengawasan
Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan
yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau
jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.
Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen
dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas
lokal dan masyarakat luas. Wacana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility) yang kini menjadi isu sentral yang semakin populer dan bahkan ditempatkan
pada posisi yang penting, karena itu kian banyak pula kalangan dunia usaha dan pihak-pihak
terkait mulai merespon wacana ini, tidak sekedar mengikuti tren tanpa memahami esensi dan
manfaatnya.
Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola
perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata kelola perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa
dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan pemangku
kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-
kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi
dapat diperbaiki dengan segera.
Dengan pemahaman tersebut, maka pada dasarnya CSR memiliki fungsi atau peran strategis bagi
perusahaan, yaitu sebagai bagian dari manajemen risiko khususnya dalam membentuk katup
pengaman sosial (social security). Selain itu melalui CSR perusahaan juga dapat membangun
reputasinya, seperti meningkatkan citra perusahaan maupun pemegang sahamnya, posisi merek
perusahaan, maupun bidang usaha perusahaan.
Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa CSR berbeda dengan charity atau sumbangan sosial. CSR
harus dijalankan di atas suatu program dengan memerhatikan kebutuhan dan keberlanjutan
program dalam jangka panjang. Sementara sumbangan sosial lebih bersifat sesaat dan berdampak
sementara. Semangat CSR diharapkan dapat mampu membantu menciptakan keseimbangan
antara perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Pada dasarnya tanggung jawab sosial
perusahaan ini diharapkan dapat kembali menjadi budaya bagi bangsa Indonesia khususnya, dan
masyarakat dunia dalam kebersamaan mengatasi masalah sosial dan lingkungan.
Setidaknya ada tiga alasan mengapa perusahaan melakukan CSR. Tiga alasan tersebut
yaitu compliance, risk minimisation dan value creation. Ketiganya membentuk sebuah kontinum
(Bhatt, 2002:6). Berikut diuraikan penjelasan singkat mengenai ketiga hal tersebut.
1. Compliance. Perusahaan setidaknya harus patuh (comply) terhadap peraturan nasional.
Demikian pula dengan multinasional yang harus mematuhi ketentuan hukum, kesepakatan,
konvensi ataupun standar internasional yang berlaku.
2. Risk minimisation. Lebih dari sekedar kepatuhan, perusahaan harus menyadari impact nyata
dan impact potensial secara sosio ekonimi, politik maupun lingkungan. Berdasarkan pada
kesadaran inilah, perusahaan harus mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan
serta prosedur untuk meminimalisasi berbagai kerusakan atau kerugian yang mungkin
dihasilkan dari operasi perusahaan atau dari rekanan bisnisnya.
3. Value Creation. Lebih dari sekedar kepatuhan dan meminimalisasi kerusakan, perusahaan
dapat menciptakan “positive social value” dengan melibatkan masyarakat di
dalamnya (engage in), seperti inovasi investasi sosial (innovative social
investment), konsultasi dengan stakeholders, dialog kebijakan (policy dialogue), dan
membangun istitusi masyarakat (building civic institution), baik secara mandiri ataupun
bersama dengan perusahaan yang lain.
Pembahasan
1. Faktor Penyebab Pelanggaran Kode Etika profesi IT
2. Kesadaran Hukum
3. Kebutuhan Undang-Undang
B. Kesadaran hukum
Soerjono Sokanto (1988) menyebutkan lima unsur penegakan hukum. Artinya untuk
mengimplementasikan penegakan hukum di Indonesia sangat dipengaruhi 5(lima) faktor yaitu :
1. Undang — undang.
2. Mentalitas aparat penegak hukum
3. Perilaku masyarakat
4. Sarana.
5. Kultur.
Apa yang dilakukan masyarakat akan berpengaruh besar terhadap potret penegakan hukum. Ketika ada
seseorang yang melanggar hukum, sama artinya dengan memaksa aparat untuk mengimplementasikan
law in books menjadi law in action.
Dalam implementasi ini akan banyak ragam prilaku masyarakat, diantaranya ada yang mencoba
mempengaruhi aparat agar tidak bekerja sesuai dengan kode etik profesinya, kalau sudah begitu, maka
prospek law enforcement menjadi berat.
Dasar hukum tersebut ditujukan misalnya kepada hacker, karena aktivitasnya merusak website. Dan hal
yang paling menggemaskan adalah sulitnya untuk mencari barang bukti yang akhirnya bisa menjerat
pelaku cyber crime dengan hukum yang ada.
Contoh nyata pelaku typosite klikbca.com Steven Haryanto berhasil merekam 130 user id dan PIN milik
nasabah BCA, ia hanya menyampaikan pernyataan maaf kepada pihak BCA, ia tidak dijerat hukum
karena belum ada undang — undang cyber crime.
PERTEMUAN-12
TANTANGAN PENERAPAN ETIKA BISNIS TEKNOLOGI
INFORMATIKA & INDUSTRI KREATIF
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika bisnis
dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang sering
kali terjadi secara revolusioner:
1. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam
bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan “tekanan” bagi
masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. Tidak jarang perusahaan
harus melakukan investasi dan menanarnkan modal untuk membeli peralatan peralatan baru
demi mengikuti perubahan tersebut.
2. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan apa yang disebut
lingkungan vertikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai pernain yang harus
bertanding di atas tanah yang terus bergoyang. Tanah yang terus bergoyang, berarti pula
sebuah ketidakpastian. Hal itu akan membuat pernanfaatan peluang usaha semakin sulit dan
kemungkinan gagal dalarn berbisnis akan sernakin besar.
3. Tantangan pergaulan internasional. Sering tedadi bahwa perusahaan internasional mengambil
tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar
bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke
budaya masyarakat lain, atau kemungkinan terjadi esploitasi yang dilakukan perusahaan
terhadap lubang lubang perundang undangan dalam sebuah negara demi kepentingan mereka.
4. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan tantangan penegakan nilai nilai etika dan
moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan clan penerapan teknologi tersebut bagi
kemanusian. Dunia etika adalah dunia filsafat, nilai, dan moral. Dunia bisnis adalah dunia
keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak clan berkenaan dengan persoalan baik dan
buruk, sedangkan bisnis adalah konkret dan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan.
Begitu juga perkembangan E-Commerce begitu pesat sehingga sampai saat ini belum ada
definisi tungggal tentang system ini. Kesulitan menentukan definisi tersebut terjadi kerena
hampir setiap saat muncul bentuk-bentuk baru dari E-Commerce, salah satu definisi e-commerce
yang sering di gunakan adalah definisi dari Electronic Commerce Expert Group (ECEG)
Australia sebagai berikut :
Electronic Commerce is broad concept the covers any commercial transaction that is effected via
electronic means and would include such means as facsimile, telex, EDI, internet, and the
telephone.
Perkembangan yang sangat pesat dari system perdagangan elektronik tersebut antara lain di
sebabkan oleh :
1. Proses transaksi yang singkat
2. Menjangkau lebih banyak pelanggan
3. Mendorong kreativitas penyediaan jasa
4. Biaya operasional lebih murah
5. Meningkatkan kepuasan pelangggan
Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Karena TI
ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka mau tak mau berhubungan
dengan etika.
Dalam era kini, informasi dipandang sebagai aset atau sumber yang setara dengan sumber-
sumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan dan pengelolaannya, sehingga
diperlukan suatu manajemen khusus yaitu sistem manajemen informasi dengan pengelolanya
yang khusus yaitu manajer informasi atau Chief Information Officer (CIO). Sebagai manajer
jelas harus mengetahui etika manajemen. Aspek keuangan merupakan suatu aspek yang yang
sangat sensitif, demikian juga dengan aspek informasi. Dengan demikian hak dan tanggung
jawab manajer mengisyaratkan bahwa syarat manajer harus “beretika (bermoral) tinggi dan
kuat”.
Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum tentu ilegal.
Jadi, dalam kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada keputusan etika
tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau tidak.
Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan TI telah menimbulkan berbagai isu etika, yang
dapat dikategorikan dalam empat jenis:
1. Isu privasi: rahasia pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail,
memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera tersembunyi).
Pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi mengenai berbagai
individu/pelanggan dan menjualnya kepada pihak lain untuk tujuan komersial. Privasi
informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana informasi mengenai diri
sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu, kelompok,
dan institusi.
2. Isu akurasi: autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta diproses.
Siapa yang bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam informasi dan kompensasi apa
yang seharusnya diberikan kepada pihak yang dirugikan?
3. Isu properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang
paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan
perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi para vendor,
termasuk juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film.
4. Isu aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya.
Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi.
Industri Kreatif
1. Industri yang unsur utamanya adalah kreativitas, keahlian dan talenta yang berpotensi
meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual.
2. Industri kreatif terdiri dari penyediaan produkk reatif langsung kepada pelanggan
dan pendukung penciptaan nilai kreati fpada sektor lain yang secara tidak langsung
berhubungan dengan pelanggan.
3. Produk kreatif mempunyai ciri-ciri: siklus hidup yang singkat, risiko tinggi, margin yang
tinggi, keanekaragaman tinggi, persaingan tinggi, dan mudah ditiru.
Di Indonesia sendiri tampaknya belum ada satu istilah yang disepakati atau paling tidak hanya
sekedar terjemahan atas terminologi cyber law. Sampai saat ini ada beberapa istilah yang
Dimaksudkan sebagai terjemahan dari cyber law, misalnya, Hukum Sistem Informasi, Hukum
Informasi, dan Hukum Telematika (Telekomunikasi dan Informatika). Istilah (Indonesia) manapun
yang akan dipakai tidak menjadi persoalan. Yang penting, didalamnya memuat atau
membicarakan mengenai aspek-
aspek hukum yang berkaitan dengan aktivitas manusia di Internet. Oleh karena itu dapat dipahami
apabila sampai saat ini di kalangan peminat dan pemerhati masalah hukum yang berikaitan dengan
Internet di Indonesia masih menggunakan istilah cyber law.
Jonathan Rosenoer dalam Cyber law, the law of internet mengingatkan tentang ruang lingkup dari
cyber law diantaranya :
• Hak Cipta (Copy Right)
• Hak Merk (Trademark)
• Pencemaran nama baik (Defamation)
• Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech)
• Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access)
• Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name
• Kenyamanan Individu (Privacy)
• Prinsip kehati-hatian (Duty care)
• Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat Isu prosedural seperti yuridiksi,
pembuktian, penyelidikan dll
• Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital
• Pornografi
• Pencurian melalui Internet
• Perlindungan Konsumen
• Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti e- commerce, e-government, e-
education dll
Agar pembentukan perangkat perundangan tentang teknologi informasi mampu mengarahkan segala
aktivitas dan transaksi didunia cyber sesuai dengan standar etik dan hukum yang disepakati maka
proses pembuatannya diupayakan sebagai berikut:
A. Menetapkan prinsip – prinsip dan pengembangan teknologi informasi antara lain :
1. Melibatkan unsur yang terkait (pemerintah, swasta, profesional).
2. Menggunakan pendekatan moderat untuk mensintesiskan prinsip hukum konvensional dan
norma hukum baru yang akan terbentuk
3. Memperhatikan keunikan dari dunia maya
4. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat internet yang global
5. Menempatkan sektor swasta sebagai leader dalam persoalan yang menyangkut industri dan
perdagangan.
6. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab yang jelas untuk persoalan yang
menyangkut kepentingan publik
7. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif melainkan harus direktif dan
futuristik
B. Melakukan pengkajian terhadap perundangan nasional yang memiliki kaitan langsung maupun
tidak langsung dengan munculnya persoalan hukum akibat transaksi di internet seperti : UU hak cipta,
UU merk, UU perlindungan konsumen, UU Penyiaran dan Telekomunikasi, UU Perseroan Terbatas,
UU Penanaman Modal Asing, UU Perpajakan, Hukum Kontrak, Hukum Pidana dll.
Dalam rangka upaya menanggulangi cyber crime Resolusi Kongres PBB VII/1990 mengenai
“Computer related crime” mengajukan beberapa kebijakan antara lain :
• Menghimbau negara anggota untuk mengintensifkan upaya – upaya penanggulangan
penyalahgunaan komputer yang lebih efektif dengan mempertimbangkan langkah – langkah berikut :
5. Kebijakan IT di Indonesia
Ada dua model yang diusulkan oleh Mieke untuk mengatur kegiatan di cyber space, yaitu :
a. Model ketentuan Payung (Umbrella Provisions), Model ini dapat memuat materi pokok saja
dengan memperhatikan semua kepentingan (seperti pelaku usaha, konsumen, pemerintah dan
pemegak hukum), Juga keterkaitan hubungan dengan peraturan perundang – undangan.
b. Model Triangle Regulations sebagai upaya mengantisipasi pesatnya laju kegiatan di cyber
space. Upaya yang menitikberatkan permasalahan prioritas yaitu pengaturan sehubungan
transaksi online, pengaturan sehubungan privacy protection terhadap pelaku bisnis dan
konsumen, pengaturan sehubungan cyber crime yang memuat yuridiksi dan kompetensi dari
badan peradilan terhadap kasus cyber space.
Dalam moderinisasi hukum pidana, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi dalam seminar cyber crime 19 maret
2003 mengusulkan alternatif :
1. Menghapus pasal – pasal dalam UU terkait yang tidak dipakai lagi
2. Mengamandemen KUHP
3. Menyisipkan hasil kajian dalam RUU yang ada
4. Membuat RUU sendiri misalnya RUU Teknologi Informasi
Upaya tersebut tampaknya telah dilakukan terbukti dengan mulai disusunnya RUU KUHP yang baru
(konsep tahun 2000).Di samping pembaharuan KHUP di Indonesia juga telah ditawarkan alternatif
menyusun RUU sendiri, antara lain RUU yang disusun oleh tim dari pusat kajian cyber law UNPAD yang
diberi title RUU TI draft III.
MISI : Pandangan/wawasan luas manajemen mengenal kondisi secara lengkap, (skala dan
ukuran) yang ingin dicapai oleh organsasi dimasa mendatang MIS
1. Memiliki integritas sejati yang mendorong organisasi berbuatdan menyajikan hal yang
terbaik.
2. Unik, berbeda dengan yang lain yang dapa tmemberikan posisik husus dipasa rterpilih
3. Harus bermakna dan relevan dalam membuat perbedaan yang jelas bagi person dan atau
kehidupan pekerjaan
4. Dapat bertahan lama (berkesinabungan) untuk jangka panjang
5. Mudah dikomunikasikan dan diingat yang memadukan tujuan organisasi dan janjinya pada
pelanggan
6. Sederhana
7. Didasar ioleh nilai-nilai, dengan mana anggota-anggotanya dapat mengacu
8. Mudah diterjemahkan menjadi spesifik, anggota organisasi harus tahu apa yang harus
dilakukan dan membuatnya berbeda dengan yang lain
9. Berbeda namun mudah diingat, menyegarkan tetapi juga membuat greget
10. Kredibel
Suatu maksud yang mendasar dan unik yang membedakan suatu organisasi perusahaan dari yang
lain dan mengisyaratkan lingkup operasinya dengan menyatakan barang atau jasa yang
dihasilkan serta pasar yang akan dilayani dengan memperhatikan pelanggan-produk/jasa-pasar-
teknologi, komitmen terhadap pertumbuhan, keuntungan, stabilitas. Komitmen terhadap image
masyarakat, Komitmen terhadap image karyawan Pandangan/wawasan luas manajemen
mengenal kondisi secara lengkap, (skala dan ukuran) yang ingin dicapai oleh organsasi dimasa
mendatang
1. Memberi nilai tambah bagi kehidupan organisasi, baik secara individu, kelompok maupun
keseluruhan organisasi
2. Membangun komitmen diantara angkatan kerja organisasi untuk bergerak maju menuju masa
depan yang lebih baik
3. Dapat menjawab setiap tantangan, hambatan yang muncul dan akan muncul dikemudian hari
4. Dapat mengatasi masalah kegagalan usaha yang dapat berpengaruh pada kemajuan dan
perbaikan masa depan
• Visi tidak akan punya kekuatan, tenaga ataupun pengaruh, kecuali jika memang disebarkan
oleh orang yang mempunyai visi itu sendiri kepada orang lain.
• George Barna : “Tanda dari seorang pemimpin yang hebat adalah kemampuannya
menangkap visi, mengeluarkan pikirannya, dan membuat orang mengerti akan maksudnya.
Karena visi perlu aksi, maka penting bagi dia untuk bisa dimengerti orang banyak. Visi tidak
harus dijaga dan dilindungi, tetapi harusdibagi supaya ada pengaruhnya.”
• Visi merupakan dasar kesuksesan. Dengan visi akan dapat melihat jauh ke depan, akan
diketahui kemana tujuanyang harus dicapai.
• Visi akan menantang untuk mencapai target-target, sehingga impian terwujud.
• Tujuan atau target adalah langkah-langkah yang harus harus dilakukan dan dicapaiuntuk
mencapai terwujudnya visi.Dalam hal ini VISI = Tujuan jangka panjang.
• Dari sudut pandang visi, tujuan-tujuan itu adalah sasaran-sasaran antara yang harus sukses
sebelum dapat mewujudkan visi.
• Henry Kaisor : “Tentukan apa yang betul-betul Anda kehendaki dalam organisasi Anda,
tuliskan bagaimana Anda akan mencapainya, dan jangan biarkan sesuatu pun menghalangi
Anda dalam mencapai cita-cita tersebut,”
TUJUAN
• Rumuskan visi – tujuan – target itu secara jelas dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan
yang ada dalam organisasi. Dengan demikian akan mudah dikomunikasikan dan
disosialisasikan, dan diterima oleh orang-orang yang Anda pimpin.
• Visi-tujuan-target bukan sekedar impian atau keinginan yang tidak ditunjang dengan
kemampuan dan komitmen sehingga sulit atau bahkan tak mungkin dicapai.
• Visi-Tujuan-Target dirumuskan sebagai pedoman tentang apa yang harus dicapai. Jadi harus
jelas bagi semua orang yang bersangkutan, dan sesuai dgn kemampuan organisasi dan
komitmen pimpinan.
• Mencapai atau mewujudkan visi adalah tantangan pertama dan utama bagi setiap pimpinan.
Guna Tujuan
1. Tujuan akan menyederhanakan proses pengambilan keputusan.
2. Tujuan akan meningkatkan kesehatan mental dan fisik. (Kalau tak punya tujuan à mental tak
sehat)
3. Tujuan akan menimbulkan rasa hormat.
4. Tujuan akan menolong Anda untuk menyadari dan merasakan kebanggaan dalam mencapai
cita-cita Anda.
5. Tujuan akan menimbulkan kegigihan.
6. Tujuan menjauhkan seorang pemimpin menjadi seorang penipu atau menjadi orang yang
haus akan tepukan tangan.
Internet merupakan kepanjangan dari Inteconnection Networking atau juga telah menjadi
International Networking merupakan suatu jaringan yang menghubungkan komputer di
seluruh dunia tanpa dibatasi oleh jumlah unit menjadi satu jaringan yang saling mengakses.
Internet pertama kali dikembangkan oleh salah satu lembaga riset di Amerika Serikat, yaitu
DARPA (Defence Advanced Research Project Agency) pada tahun 1973 Tahun 1972, jaringan
komputer yang pertama dihasilkan dari proyek DARPA tersebut lahir dan diberi nama ARPNET
Pada perkembangannya, semakin lama titik yang dihubungkan dari jaringan ARPNET memiliki
jumlah semakin besar sehingga protokol yang digunakan saat itu adalah NCP (Network
Communication Protocol), tidak lagi menampungnya. Tahun 1984, jumlah host pada jaringan
internet mencapai lebih dari 1000 titik. Awal tahun 1990-an layanan aplikasi di internet pun
berkembang seiring peningkatan jumlah pemakai Alasan mengapa era ini memberikan dampak
yang cukup signifikan bagi berbagai aspekkehidupan
1. Informasi pada internet bisa diakses 24 jam dalam sehari
2. Biaya murah dan bahkan gratis
3. Kemudahan akses informasi dan melakukan transaksi
4. Kemudahan membangun relasi dengan pelanggan
5. Materi dapat di update dengan mudah
6. Pengguna internet telah merambah ke segala penjuru
Untuk administrator elektronik mail, terdapat beberapa hal sebaiknya dilakukan adalah:
1. Lakukan publikasi secara tertulis tentang petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan user jika
dihadapkan pada pesan yang tidak sah (illegal), tidak pantas (improper), atau forged
traffic dalam pemakai email
2. Berikan jawaban dengan segera jika ada pertanyaan-pertanyaan mengenai pesan yang
tidak sah (illegal), tidak pantas (improper) dengan segera
3. Jelaskan aturan-aturan kepada pengguna mengenai kuota disk atau system rules yang lain
4. Selidiki keluhan-keluhan yang terjadi pada pengguna dengan pikiran yang jernih dan
terbuka
Khusus untuk pengguna mailing list terdapat beberapa netiket tambahan sebagai berikut:
1. Setiap individu bertanggung jawab untuk melakukan subscribe dan unsubscribe pada
setiap mailing list
2. Jika melakukan pendaftaran pada mailing list, biasanya akan mendapat balasan yang
berupa subscribe message
3. Secara umum, tidak mungkin kita mengambil kembali pesan yang sudah dikirimkan
4. Jangan mengirimkan file yang berukuran besar karena dapat mengganggu sistem
Bagi administrator mailing list atau netnews berlaku netiket sebagai berikut:
1. Memperjelas aturan-atauran tentang pemakaian mailing list atau netnews sejelas-jelasnya
tentang bagaimana berlangganan netnews, bagaimana mendaftar mailing list, bagaimana
melakukan posting dan sebagainya
2. Memperjelas kebijakan penanganan arsip, misalnya tentang berapa lama artikel akan
disimpan dan sebagainya
3. Pastikan untuk memonitor kondisi sistem setiap waktu bagaimana “kesehatan”sistem
tersebut dan sebagainya
4. Jelaskan aturan-aturan kepada pengguna mengenai kuota disk dan system rules yang lain
5. Selidik keluhan-keluhan yang terjadi pada pengguna dengan pikiran yang jernih dan
terbuka
Information services
1. Bahwa semua jasa adalah kepunyaan object
2. Jika mendapat kesalahan terhadap layanan tersebut, lakukan pengecekan pertama kali
terhadap kondisi lokal sistem
3. Pemakaian perlu mengetahui bagaimana file layanan tersebut bekerja pada sistem lokal
yang dimilikinya
4. Pemakaian information service harus menggunakan pikiran yang terbuka bahwa di dalam
internet terhubung berjuta-juta orang dengan kultur yang mungkin berbeda dengan kultur
masyarakat di mana pengguna berada
5. Tidak menggunakan FTP (File Transfer Protocol) orang lain untuk menyimpan materi
kita agar orang lain bisa mengambilnya