Professional Documents
Culture Documents
JAKARTA
LAPORAN KASUS
Pembimbing:
dr. M. Setiadi, Sp.THT-KL, Msi. Med
Disusun Oleh:
TAHUN 2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
di Departemen THT
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat
dan Hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus
dengan judul “Otitis Eksterna Difusa” Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi penilaian pada kepaniteraan klinik di bagian Telinga Hidung
Tenggorokan RSUD Ambarawa. Dalam penyelesaian laporan kasus ini penulis
menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak berjasa
sehingga penulis bias menyelesaikan laporan kasus ini. Terimakasih saya ucapkan
kepada dr. M. Setiadi, Sp. THT, Msi, Med, selaku dokter pembimbing yang
banyak memberikan masukan dan saran. Serta teman-teman sejawat yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini serta kepada semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu
Penulis
ii
BAB I
STATUS PASIEN
I.II ANAMNESIS
1
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat penyakit serupa : disangkal
- Riwayat penyakit kongenital : disangkal
- Riwayat operasi : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat trauma : disangkal
- Riwayat penyakit lain : Diabetes Melitus (-), Hipertensi (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami riwayat sakit serupa dengan
pasien. Riwayat alergi pada keluarga disangkal. Riwayat Diabetes Melitus
dan Hipertensi pada keluarga disangkal.
5. Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 7 Desember 2017 pukul 09.00 WIB di
klinik THT-KL RSUD Ambarawa.
1. Keadaan Umum
a. Keadaan umum : tampak baik
b. Kesadaran : compos mentis
2. Vital Sign
a. TD : 119/71 mmHg
b. Nadi : 90 kali/menit
2
c. RR : 18 kali/menit
d. Suhu : 36,5oC
e. BB/TB : 59 kg/158 cm
f. BMI : normoweight
3. Status Generalis
a. Kulit :Dalam batas normal
b.THT – KL
• Kepala : Normocephal, tidak ada tanda trauma kepala
(-)
• Wajah : Simetris, allergic shiner (-), salute (-), crease
, massa (-)
• Mata : gerak bola mata bebas ke segala arah ODS,
konfergensi ODS baik, ptosis (-)
• Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-), massa (-)
• Gigi dan Mulut : Gigi lengkap, tidak ada gigi yang bolong, ()
caries gigi, mukosa mulut tampak dalam batas normal
• Lidah : Normal, kotor (-), tremor (-), stomatitis (-)
• Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal, faring tidak
edema dan hiperemis
4. Status Lokalis
a. Telinga
Telinga luar
Telinga AD AS
3
- Preaurikula Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
fistula (-), abses (-), Fistel fistula (-), abses (-), Fistel
(-) (-)
- Retroaurikula Hiperemis (-), nyeri tekan (- Hiperemis (-), nyeri tekan
) edema (-), fistula (-), abses (+) edema (-), fistula (-),
(-) abses (-)
- Aurikula Hiperemis (-), Nyeri tarik Hiperemis (+), Nyeri tarik
aurikula (-), edema (-), aurikula (+), edema (+),
kelainan congenital (-) kelainan congenital (-)
- Tragus pain Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (+)
- Mastoid Nyeri ketok (-) Nyeri ketok (-)
Eksternus
Mukosa hiperemis (-) (+)
Membran Timpani
Membran Timpani AD AS
4
Intak (+) Sulit di Nilai
Perforasi (-)
Bulging (-)
Hidung Luar
Bentuk Tidak ada kelainan
Massa (-)
Deformitas (-)
Radang (-)
Sinus Paranasal
Pemeriksaan Sinus Frontal Sinus Maxilla
Nyeri Tekan (-) (-) / (-)
Nyeri Ketok (-) (-) / (-)
Rinoskopi Anterior
Cavum Nasi Dextra Sinistra
Konka nasi inferior Hiperemis(-) Hiperemis(-)
5
Tumor (-) (-)
d. Faring
Orofaring Kanan Kiri
Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Dinding faring Granular (-) Granular (-)
Palatum mole Ulkus (-) Hiperemis (- Ulkus (-)
) Hiperemis (-)
Arcus laring Simetris (+) Simetris (+)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
6
I.IV RESUME
3. Status Generalis
Status lokalis didapatkan nyeri tarik aurikula sinistra, nyeri tekan tragus
AS, Auricular AS dan Canalis Acusticus Eksterna AS tampak mukosa
hiperemis dan edema dan terdapat cairan berwarna putih kekuningan dan
sedikit berbau.
7
Otitis eksterna sirkumkripta auricula sinistra
I.VI PENATALAKSANAAN
a. Terapi :
• Medikamentosa :
• Suction serumen
• Ear toilet
b. Monitoring
- Discharge telinga
c. Edukasi :
I.VII PROGNOSIS
8
c. Qou ad functionam : ad bonam
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 ANATOMI
1. Telinga
Telinga terbagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, dan liang telinga sampai
membran timpani.
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga
berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian
luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.
Panjangnya kira-kira 2,5-3cm.
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak
kelenjar serumen dan rambut, sedangkan pada duapertiga bagian dalam
hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah
liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga.
Bagian atas disebut pars flaksida, sedangkan bagian bawah par tenda
b. Telinga Tengah
c. Telinga dalam
10
Terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan
vertibuler yang terdiri dari tiga buah kanalis semisirkularis. Kanalis
semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang
koklea tampak skala vestibuli dibagian atas, dan skala timpani
dibagian bawah, serta skala media diantaranya. Skala timpani dan
vestibuli berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa.
Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli
(Reissner’s membrane) sedangkan dasar skala media adalah
membran basalis. Pada membran ini terdapat organ corti.
11
II.2 FISIOLOGI PENDENGARAN
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dihantarkan melalui udara atau tulang ke koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan memperkuat getaran melalui daya
ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan
foramen ovale. Energi getar yang teiah diperkuat ini akan diteruskan ke stapes yang
menggerakkan foramen ovale sehingga cairan perilimfe pada skala vestibuli
bergerak. Getaran akibat getaran perilimfe diteruskan melalui membran Reissner
yang akan mendorong endolimfe, sehingga akan terjadi gerak relatif antara
membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik
yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion
terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini
menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter
ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu
12
dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39 - 40) di
lobus temporalis.
Definisi
Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau
telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga
akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit
sehingga menyumbat saluran folikel.
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang
telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di
liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan
sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah
makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa
sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada
1/3 luar liang telinga.
13
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi
bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab
lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang
telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat
furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta
(furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak
bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari
kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.
3. Otomikosis
Infeksi jamur dipermudah oleh kelembapan yang tinggi di daerah tersebut kuman
tersering adalah Pityrosporum, Aspergillus, Candida albicans. Gejala yang timbul
biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga. Pengobatan yang
diberikan berupa : membersihkan telinga dengan tetes telinga seperti otopain,
maupun yang mengandung campuran anti biotik dan steroid. Diperlukan pula obat
tetes anti jamur untuk pengobatan hingga tuntas.
Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai
oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang
telinga menyempit.
Etiologi
Organisme yang paling sering ditemukan pada pasien dengan otitis eksterna difusa
adalah bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocaneus) dan
staphylococci. Yang lebih jarang ditemukan adalah bakteri streptococci dan
Proteus vulgaris. Selain itu, jamur dapat terlibat dalam infeksi pada telinga luar,
yaitu jamur Candida albicans dan Aspergillus niger. Otitis eksterna difusa dapat
juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.
14
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu :
1. Derajat keasaman (pH) pH pada liang telinga biasanya normal atau asam,
pH asam berfungsi sebagai protektor terhadap kuman. Peningkatan pH
menjadi basa (di atas 6.0) akan mempermudah terjadinya otitis eksterna
yang disebabkan oleh karena proteksi terhadap infeksi menurun.
2. Udara
Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah
tumbuh.
3. Trauma
4. Berenang
Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Air kolam renang menyebabkan
maserasi kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri
Patofisiologi
Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-
sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan
saluran telinga dengan cotton bud bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini
dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga
kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan
air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Terjadinya
kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi
kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
Perubahan ini dapat juga menyebabkan rasa gatal di liang telinga sehingga
menambah kemungkinan trauma karena garukan.
15
Gejala Klinis
Gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan otitis eksterna difusa antara lain:
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan
daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa
sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa
gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan
peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan
keluhan utama.
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak
sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa
sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala
yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan.
Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan
yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar
langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema
16
dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagipula,
kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang
rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan
rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna. Nyeri terutama ketika
daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan. Rasa
gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen
tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan
bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna
akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit
yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis
dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut,
serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan ke dalam telinga bisa menutup
lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.
Diagnosis Klinis
Anamnesis
1. Kulit MAE edema dan hiperemis merata sampai ke membran timpani dengan
sekret pada CAE. Jika terjadi edema CAE yang hebat, membran timpani dapat
tidak tampak. 2. Nyeri tekan tragus (+)
3. Nyeri tarik auricula (+)
17
c. Otitis Eksterna Komplikasi : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
Otitis eksterna akut berlangsung kurang dari 4 minggu atau terjadi kurang dari 4
kali dalam setahun, sedangkan otitis eksterna kronis berlangsung selama lebih dari
4 minggu atau terjadi lebih dari 4 kali dalam satu tahun. Pada penderita DM atau
pasien dengan immunocompromised, otitis eksterna dapat berkembang menjadi
tipe maligna.
Histopatologi
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara lain
meliputi :
1. Otitis eksterna sirkumskripta
2. Otomikosis
18
Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya
perlu disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga mengandung
obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa
disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator. Penderita harus
meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari.
Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah
besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling efektif
terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti
glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentian violet 2%
dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang
telinga. Setelah reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70%
untuk membuat liang telinga bersih dan kering.
Komplikasi
1. Perikondritis
2. Selulitis
3. Dermatitis aurikularis
19
Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh dengan
cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis ekserna dapat dengan
mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis yang mungkin
memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki
komplikasi jangka panjang atau serius.
20
DAFTAR PUSTAKA
21