You are on page 1of 8

TUGAS I

PENTINGNYA MEMPELAJARI FARMASI FISIKA DAN APA


HUBUNGAN NYA DENGAN DUNIA FARMASI

Ketika pertama kali mendengar nama mata kuliah ini, banyak pertanyaan di
dalam benak saya. Salah satunya “Ini kuliah Farmasi kok ada Fisika-nya sih?”. Jujur
saja, Fisika adalah salah satu pelajaran yang sangat tidak saya minati. Jadi ketika
mendengar saya akan mengambil mata kuliah ini, saya cukup khawatir akan ada
banyak rumus-rumus rumit yang harus saya mengerti, atau minimal ketika sudah
bingung, akan saya hafal. Hehe. Mungkin beberapa dari kalian juga bertanya-tanya,
ini kuliah tentang apa sih?Sesuai dengan namanya, Farmasi – Fisika, kuliah ini
mengajarkan kami tentang ilmu fisika yang diterapkan pada pembuatan sediaan
farmasi. Dalam kuliah ini dipelajari sifat fisika dari berbagai zat yang digunakan
untuk membuat sediaan obat, ketika sudah menjadi sediaan obat, dan juga meliputi
evaluasi akhir dari sediaan obat tersebut. Singkatnya, kuliah ini mengajarkan kami
membuat obat yang sesuai standar, aman, dan stabil hingga sampai ke tangan pasien.
Sebagai seorang farmasis, kami dituntut untuk bisa membuat sediaan farmasi
yang “baik” dalam arti luas. Artinya, semua aspek harus diperhatikan untuk
keselamatan pasien. Untuk itu, kami perlu mengetahui sifat-sifat zat aktif maupun
bahan pembantu agar dapat dikombinasikan sehingga menjadi suatu sediaan farmasi
yang aman, berkhasiat, dan berkualitas. Masalah mungkin tidak terlalu banyak
muncul ketika zat aktif tidak memiliki sifat yang menyulitkan, contohnya pada
sediaan sirup dimana zat aktif mudah larut dalam air sebagai pelarut. Namun
bagaimana jika senyawa tersebut tidak larut dalam air? Nah, disinilah ilmu farmasi
fisika tersebut akan diterapkan. Dengan mengetahui sifat fisika dari zat aktif, kita bisa
mencari bahan pembantu yang dapat kita tambahkan dalam sediaan untuk membantu
mengatasi “masalah” zat aktif tersebut. Atau kita dapat memikirkan bentuk sediaan
yang baik untuk zat tersebut agar dapat dikonsumsi oleh pasien dengan baik. Oleh
karena itulah ada sediaan yang berbentuk tablet, sirup, salep, dan lain-lain. Semua itu
bergantung pada sifat zat aktif dan fungsinya terhadap tubuh. Serba serbi proses
pembuatan sediaannya menjadi bagian dari cerita menarik lain di kuliah Teknologi
Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida dan Solid.
Saya suka membadingkan proses membuat kue dengan membuat obat. Untuk
menghasilkan kue dengan rasa yang enak, tentu kita perlu komposisi yang tepat
bukan? Sama seperti obat, kami juga membandingkan berbagai kombinasi dari bahan
pembantu yang dapat menghasilkan sediaan terbaik. Tidak hanya dari bahan, namun
kombinasi teknik juga kami pelajari. Misalnya, untuk menghasilkan emulsi yang
baik, berapa kecepatan putaran pengaduk yang diperlukan. Tentu kami tidak asal
coba dan menebak kombinasi yang kami uji. Namun semuanya tentu berdasarkan
teori yang kami peroleh di kelas.
Ketika sediaan obat sedang dibuat, masih ada lagi beberapa kriteria yang
harus diuji apakah memenuhi standar atau tidak, misalnya uji viskositas atau
kekentalan. Kekentalan sediaan likuid, perlu untuk ditetapkan, salah satu tujuannya
berkaitan dengan kemudahan pasien dalam menuang obat ke sendok takar. Coba
bayangkan jika sirup yang dituang terlalu cair, akan meningkatkan resiko tumpah
bukan? Begitu juga sebaliknya jika sirup terlalu kental, maka akan sulit untuk dituang
dan ditakar. Hal ini mungkin terlihat sepele, namun dari kenyamanan pasien dalam
menggunakan obat inilah diharapkan pasien dapat menggunakan obatnya sesuai
aturan dengan baik dan tidak menyulitkan.
Setelah sediaan jadi, tentu hal penting yang selanjutnya menjadi perhatian
adalah kestabilan sediaan. Obat yang telah dibuat tentu harus tetap stabil selama
proses distribusi obat, agar ketika diterima oleh pasien, obat masih dalam keadaan
yang stabil, tidak ada pengurangan aktivitas atau terjadi kerusakan zat aktif. Melalui
penerapan ilmu farmasi fisika, kami dapat menetapkan waktu kadaluarsa berdasarkan
hasil uji sediaan pada berbagai kondisi. Jadi, teman-teman tidak perlu khawatir
dengan obat yang diterima. Kami, para farmasis, sudah memastikan semaksimal
mungkin agar obat yang kalian terima aman untuk dikonsumsi. Melalui semua itu,
kami belajar melihat sediaan yang kami buat dari sifat fisik dan tidak melulu sifat
kimianya saja.

Apakah hubungan ilmu Farmasi dan Ilmu Fisika, sehingga kedua ilmu
ini tidak dapat dipisahkan?. Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan ilmu fisika yaitu
senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, dan sifat sifat fisika ini akan sangat memengaruhi cara pembuatan dan cara
formulasi sediaan obat, yang pada akhirnya akan memengaruhi efek pengobatan dari
obat serta kestabilan dari sebuah sediaan obat.
Sifat sifat fisika dari suatu senyawa obat mencakup massa jenis, momen dipol,
konstanta dielektrikum, indeks bias, rotasi optik, kelarutan, titik lebur, titik
didih,pH,dan lain-lain. Sifat-sifat ini lah yang merupakan dasar dalam formulasi
sediaan farmasi. Sifat-sifat fisika ini akan menentukan kemurnian dari suatu zat yang
akan dijadikan obat. Jadi,dengan mengukur sifat-sifat fisika di atas maka murni atau
palsunya suatu zat dapat diketahui. Selain itu, berdasarkan sifat-
sifat fisika di atas, akan mengiring seorang farmasis dalam memformulasi suatu zat
baik yang dapat maupun tidak dapat dibuat menjadi sebuah sediaan, yang akhirnya
akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang bermutu dan
berefek.
PERISTIWA YANG MENYATAKAN PERISTIWA FARMASI
FISIKA DI DALAM SEDIAAN FARMASI

1. Rheologi
Adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat alir dari suatu zat.
2. Koloid/Dispersi
Adalah suatu campuran zat heterogen antara 2 zat atau lebih dimana partikel-
partikel zat yang berukuran keloid berkisar antara 1-100 nm (10-7 – 10-5
cm).
3. Kinetika Reaksi
Adalah suatu studi tentang kecepatan reaksi kimia.
4. Mikromeritik
Adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang ukuran partikel.
5. Fenomena antar muka dan kelarutan
Adalah
6. Difusi dan Disolusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian yang berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi
rendah.Perbedaan konsentrasi yang ada pada 2 larutandisebut gradien
konsentrasi. Difusi akan terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata.
Disolusi adalah proses pelepasan senyawa obat dari sediaan dan melarut
dalam media pelarut.
TUGAS II

DEFINISI,JENIS,DAN TIPE LARUTAN

Larutan adalah suatu sediaan dengan satu fasa,bila zat yang dilarutkan
akan terlarut sempurna.

PENGGOLONGAN LARUTAN

a. Larutan menurut tipe

1. Gas sebagai zat terlarut dan gas sebagai pelarut,contoh : udara


2. Zat cair sebagai zat terlarut dan gas sebagai pelarut, contoh : air dalam
oksigen
3. Zat padat sebagai zat terlarut dan gas sebagai pelarut, uap iodium dalam udara
4. Gas sebagai zat terlarut dan zat cair sebagai pelarut,contoh : air berkarbonat
5. Zat cair sebagai zat terlarut dan zat cair sebagai pelarut,contoh : alkohol dalam
air
6. Zat padat sebagai zat terlarut dan zat cair sebagai pelarut, contoh :larutan
natrium klorida dalam air
7. Gas sebagai zat terlarut dan zat padat sebagai pelarut,contoh : hidrogen dalam
poladium
8. Zat cair sebagai zat terlarut dan zat padat sebagai pelarut,contoh : minyak
mineral dalam parafin
9. Zat padat sebagai zat terlarut dan zat padat sebagai pelarut, contoh : campuran
emas-perak

b. Larutan menurut kesetimbangan

1. Larutan jenuh adalah larutan zat yang akan dilarut dengan pelarut nya
sudah mencapai kesetimbangan/sudah larut,apabiladitambahkan volume zat
yang dilarutkan akan membentuk endapan.
2. Larutan tidak jenuh adalah larutan zat yang akan dilarutkan dengan
pelarutnya belum mencapai kesetimbangan,apabila ditambahkan volume zat
yang dilarutkan semuanya akan larut dan tidak membentuk endapan.
3. Larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut
dalam konsentrasi yang banyak pada suhu tertentu sehingga dapat zat terlarut
yang tidak dapat larut lagi.
c. Larutan lainnya

1. Suspensi adalah suatu dispersi kasar dimana partikel zat padat yang tidak
larut, terdispersi dalam suatu medium cair.

Contoh sediaan suspensi

 Oral, contoh : suspensi khloramfenicol,rifampicin


 Ocular, contoh : suspensi hidrocortison acetat
 Otic, contoh : suspensi hidrocortison
 Parenteral, contoh : suspensi penicilin G
 Rectal, contoh : suspensi paranitrosulfathiazol
 Topikal , contoh : caladin lotion
TUGAS III

Acetosal terlarut = V x BE x N

BE = 180,16

V = 0,1 (NaOH=0,1)

Asetosal awal : 500mg

% Kadar = mg asetosal terlarut x 100%


mg asetosal awal

SOAL-SOAL
1. Blangko V1 = 1,7ml , V2 = 1,6 ml , V3 = 1,5 ml
Jawab : 4,8
3
Asetosal terlarut = 1,6 x 180,16 x 0,1
= 28,83 mg
% kadar = 28,83 x 100%
500
= 0,058

2. Tween 80 1 % V1 = 2,8 ml, V2 = 2,7 ml, V3 = 2,8 ml


Jawab : V tween 80 1% = 2,8+2,7+2,8
= 8,3 = 2,77
3
Asetosal terlarut = 2,77x 180,16 x 0,1
= 49,90
% kadar = 49,90 x 100%
500
= 0,099
3. Tween 80 3 % V1 = 3,2 ml, V2 = 3,1 ml , V3 = 3,0 ml

Jawab : V tween 80 3% = 3,2 + 3,1 + 3,0

= 9,3

Asetosal terlarut = 9,3 x 180,16 x 0,1

= 167,55mg

% kadar = 167,55 x 100% = 0,34


500
4. Tween 80 2% V1 = 3,6ml ,V2 = 3,7 ml, V3= 3,6 ml
Jawab : V tween 80 2% = 3,6 + 3,7 +3,6
= 10,9
Asetosal terlarut = 10,9 x 180,16 x0,1
= 196,37 mg
% kadar = 196,37 x 100% = 0,39
500
TUGAS FARMASI FISIKA

SEMESTER I

DISUSUN OLEH :
FIFTHA AGUSTINA

You might also like