You are on page 1of 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI (RBD)

Disusun Oleh:

EDO RIZKIA SEPTEMBRI


G3A016075

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN
RESIKO BUNUH DIRI

A. Masalah Utama: Resiko Bunuh Diri


Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
untuk mengakhiri kehidupannya (Maris, Berman, Silverman, dan Bongar.
2007).
Bunuh diri merupakan tindakan agresif yang langsung ditunjukan
terhadap dirinya sendiri untuk maksud mengakhiri kehidupannya (David A.
Tomb. 2003).
B. Penyebab
C. Faktor Predisposisi
a) Diagnosa medis: gangguan jiwa
Diagnosa medis gangguan jiwa yang beresiko untuk bunuh diri
yaitu gangguan afektif, penyalahgunaan zat dan schizophrenia.
b) Sifat Kepribadian
Sifat kepribadian yang meningkatkan resiko bunuh diri yaitu suka
bermusuhan, implusif, kepribadian anti sosial dan depresif.
c) Lingkungan Psikososial
Individu yang mengalami kehilangan dengan proses berduka yang
berkepanjangan akibat perpisahan atau bercerai, kehilangan barnag
kehilangan dukungan sosial merupakan faktor penting yang
mempengaruhi individu untuk melalukan tindakan bunuh diri.
d) Riwayat Keluarga
Keluarga yang pernah melakukan bunuh diri dan konflik yang
terjadi dalam keluarga merupaka faktor penting untuk melakukan
bunuh diri.
e) Faktor Biokimia
Menurunnya neurotansmiter serotonin, opiat dan dopamin dapat
menimbulkan perilaku destruktif diri

1. Faktor presipitasi
Stresor pencetus bunuh diri terjadi karena stres berlebihan yang
dialami individu. Faktor pencetus seringkali berupa peristiwa
kehidupan yang memalukan seperti masalah hubungan interpersonal,
dipermalukan didepan umum, kehilanhan pekerjaan, ancaman
penahanan dan dapat juga pengaruh media yang menampilkan peristiwa
bunuh diri.
D. Tanda gejala
Pemarah, emosional, depresi, putus asa, tidak berdaya, memberika isyarat
verbal maupun non verbal.
E. Akibat
Resiko bunuh diri mengakibatkan petunjuk gejala antara lain :
Keputusasaan, menyalahkan diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga,
alam perasaan tertekan, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap,
penurunan berat badan, berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari
lingkungan social, pikiran dan rencana bunuh diri, percobaan atau ancaman
verbal.

F. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan

Resiko bunuh diri

Harga diri rendah


G. Asuhan Keperawatan
H. Masalah
keperawatan
Resiko bunuh diri
DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya
hidup.
DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh
diri.
Koping tidak efektif
DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada
harapan.
DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol
impuls.
Menarik diri
DS : menyatakan minder, suka menyendiri
DO : nampak murung, tidak berkomunikasi dengan orang lain
I. Data Yang Dikaji
J. Pengkajian
Tingkat Resiko
Bunuh Diri
Intensitas Risiko
Perilaku atau gejala
Rendah Sedang Tinggi
1. Cemas Rendah Sedang Tinggi atau panik
2. Depresi Rendah Sedang Berat

3. Isolasi: menarik Perasaan depresi yang Perasaan tidak berdaya, Tidak berdaya, putus asa,
diri samar, tidak manarik putus asa, menarik diri. manarik diri, protes pada
diri. diri sendiri.
Tidak baik pada semua
4. Fungsi sehari-hari Umumnya baik pada Baik pada beberapa
aktivitas
semua aktivitas aktivitas
Beberapa Sedikit Kurang
5. Sumber-sumber

Sebagian besar
6. Strategi koping Umumnya konstruktif Sebagian konstruktif
destruktif.
7. Orang penting/
Beberapa Sedikit atau hanya satu Tidak ada
dekat
8. Pelayanan Ya, umumnya Bersikap negatif
Tidak, sikap positif
psikiatri yang lalu memuaskan terhadap pertolongan.
9. Pola hidup Stabil Sedang Tidak stabil
10. Pemakai alkohol
dan obat Tidak sering Sering Terus menerus

11. Percobaan bunuh Tidak, atau yg tidak Dari tidak s.d. cara yg Dari tidak sampai
diri sebelumnya fatal agak fatal berbagai cara yg fatal.
12. Disorientasi dan
disorganisasi Tidak ada Sedikit Jelas atau ada

13. Bermusuhan
Tidak tahu atau sedikit Beberapa Jelas atau ada
14. Rencana bunuh Samara, kadang- Sering dipikirkan Sering dan konstan
diri kadang ada fikiran, kadang-kadang ada ide dipikirkan dgn rencana
tidak ada rencana untuk merencanakan. yg spesifik.
K. Pengkajian
Faktor Resiko
Bunuh Diri
L. Jenis kelamin: resiko meningkat pada pria
M.Usia: lebih tua, masalah semakin banyak
N. Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup
sendiri merupakan masalah
O. Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan
percobaan bunuh diri / penyalahgunaan zat
P. Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang
yang dicintai, pengangguran, mendapat malu di lingkungan social
Q. Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian
introvert/menutup diri
R. Lain – lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih
beresiko mengalami perilaku bunuh diri.
S. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa 1 : Resiko bunuh diri
2. Diagnosa 2 : Gangguan konsep diri: harga diri
rendah
3. Diagnosa 3 : Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan

T. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


4. Diagnosa 1 : Resiko bunuh diri
a) Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
b) Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
U. Perkenalkan diri dengan klien
V. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak
menyangkal.
W. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
X. Bersifat hangat dan bersahabat.
Y. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.
2) Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Tindakan :
(a) Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan
(pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain).
(b) Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat
oleh perawat.
(c) Awasi klien secara ketat setiap saat.
3) Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
(a) Dengarkan keluhan yang dirasakan.
(b) Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan,
ketakutan dan keputusasaan.
(c) Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan
bagaimana harapannya.
(d) Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti
penderitaan,
kematian, dan lain lain.
(e) Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang
menunjukkan
keinginan untuk hidup.
4) Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
(a) Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
keputusasaannya.
(b) Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
(c) Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal:
hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk
diselesaikan).
5) Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
(a) Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman
yang menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan,
membaca buku favorit, menulis surat dll.)
(b) Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia
sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain,
mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.
(c) Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain
yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang
sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam
mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif
5. Diagnosa 2 : Gangguan konsep diri: harga diri
rendah
a) Tujuan umum : Klien tidak melakukan kekerasan
b) Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
(a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut
nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
(b) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
(c) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Tindakan:
(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
(b) Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien
(c) Utamakan pemberian pujian yang realitas
3) Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri
sendiri dan keluarga
Tindakan:
(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
(b) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah
4) Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai
kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
(a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan.
(b) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
(c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
(a) Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
(b) Beri pujian atas keberhasilan klien
(c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
(a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien
(b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
(c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
(d) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
6. Diagnosa 3 : Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
a) Tujuan umum : Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
b) Tujuan khusus :
1) Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
3) Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
Tindakan :
(a) Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
(b) Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan
yang positif
(c) Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting
(d) Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri
oleh pasien
(e) Merencanakan yang dapat pasien lakukan
4) Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang
baik
Tindakan :
(a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
(b) Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara
penyelesian masalah
(c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah
yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan


Riyadi, Sujono; Purwanto Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Graha Ilmu Media
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed.
Elsevier Mosby, Philadelphia

You might also like