Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang. Penyakit ini dijuluki sebagai Silent
Epidemic Disease, karena menyerang secara diam–diam, tanpa adanya tanda–tanda khusus sampai pasien
patah tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pria tentang
Osteoporosis di RW 02 Desa Galanggang Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif,
desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner pengetahuan osteoporosis berjumlah 25 pertanyaan. Pengambilan sampel menggunakan teknik
Stratified random sampling didapat 141 responden. Hasil pengetahuan tentang pengertian osteoporosis
masuk dalam kategori baik (46.1%), penyebab osteoporosis masuk kurang (44.7%), tanda dan gejala
Osteoporosis kategori berpengetahuan baik (41.2%), pencegahan osteoporosis kategori berpengetahuan
cukup (41.1%), pengetahuan dalam penyakit Osteoporosis masuk dalam kategori kurang (51.1 %). Saran
kepada puskesmas di RW 02 iharapkan kepada pihak puskesmas, memberikan pemahaman kepada
masyarakat melalui penyuluhan tentang osteoporosis khususnya tentang penyebab dan pencegahan guna
meningkatkan pengatahuan warga.
untuk melakukan banyak aktivitas. daging yang terkulai lemas, tidak dapat
Kehidupan sehari-hari yang semakin padat berdiri, berjalan, ataupun mengangkat dan
perkembangan jaman, tidak akan lepas dari Osteoporosis yang lebih dikenal
tulang yang akan menjadi alat gerak utama WHO (World Health Organization) adalah
untuk menunjang dan melindungi bagian karakteristik massa tulang yang rendah dan
perubahan mikroarsitektur dari jaringan punggung (Almstedt et al, 2011). Fraktur
tulang dengan akibat meningkatnya yang disebabkan oleh osteoporosis
fragilitas tulang dan meningkatnya membutuhkan biaya pengobatan yang
kerentanan terhadap patah tulang. mahal dan waktu perawatan yang lama.
(Lukman dan Ningsih, 2009). Sebanyak 227.850 fraktur osteoporosis
Penyakit ini dijuluki sebagai Silent terjadi di Indonesia pada tahun 2000 dan
Epidemic Disease, karena menyerang memerlukan biaya pengobatan sebesar 2.7
secara diam–diam, tanpa adanya tanda– milyar. Perkiraan pada tahun 2020 akan
tanda khusus sampai pasien patah tulang. terjadi 426.300 fraktur osteoporosis
Mengutip dari Kemenkes RI (2015) yang dengan jumlah biaya pengobatan yang
menunjukkan sekitar 200 juta orang dibutuhkan sebesar 3.8 milyar. Fraktur
menderita. juga menimbulkan efek sekunder seperti
Data yang diambil dari Kementrian kecacatan, kematian, dan isolasi sosial.
Kesehatan Republik Indonesia (2008), Alexander dan Knight (2010)
menyatakan bahwa angka prevalensi mengemukakan bahwa hingga 20 % orang
osteopenia (osteoporosis dini) sebesar 41% yang p/ atah tulang panggul akan
dan prevalensi osteoporosis sebesar 10.3 meninggal dalam jangka waktu satu tahun
%. Ini berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia dan dari keseluruhan penderita yang
memiliki resiko untuk terkena berhasil bertahan, 50 % orang tidak bisa
osteoporosis, dimana 41.2% dari menjalani kehidupan sehari-hari secara
keseluruhan sampel yang berusia kurang mandiri sehingga menimbulkan depresi
dari 55 tahun terdeteksi menderita dan isolasi terhadap orang lain di
osteopenia. Prevalensi osteopenia dan sekitarnya. Sedangkan pada pria, risikonya
osteoporosis usia <55 tahun pada pria berada pada angka 13 %. Pada tahun 2050,
cenderung lebih tinggi dibandingkan diperkirakan angka patah tulang pinggul
wanita dan pada 16 wilayah di indonesia akan meningkat dua kali lipat pada wanita
termasuk Jawa Barat mencatat prevalensi dan tiga kali lipat pada pria (Kemenkes RI,
osteoporosis 10.3% (Kemenkes RI, 2008). 2015).
Osteoporosis dilaporkan telah Studi Pendahuluan dilakukan pada
menyebabkan 1.5 milyar fraktur setiap tanggal 10 Desember 2017 dengan
tahunnya, 700.000 terjadi pada tulang wawancara pada 10 warga di RW 02 Desa
Galanggang Kecamatan Batujajar Barat. Waktu penelitian dilakukan pada
Kabupaten Bandung Barat di dapat bahwa tanggal 27 Desember 2017- 25 Februari
7 dari 10 mengatakan tidak mengetahuai 2018. Populasi pada penelitian ini adalah
tentang apa penyakit osteoporosis, pria usia 30-55 tahun yang terdapat di RW
penyebab, tanda gejala dan pencegahan 02 Desa Galanggang Kecamatan Batujajar
osteoporosis. 3 dari 10 mengatakan Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah
mengetahui penyakit osteoporosis karena 217 orang. Teknik Pengambilan sampel
ada anggota keluarga yang terkena, tetapi untuk penelitian probability sampling yaitu
belum mengetahui pasti penyebab atau Stratified random sampling. Jumlah sampel
factor resiko osteoporosis seperti kurang untuk penelitian ini sebanyak 141 orang.
olah raga, kurang vitamin D, kurangnya Instrumen yang digunakan untuk penelitian
asupan kalsium. Dan hanya mengatakan ini kuesioner sebanyak 25 pertanyaan.
tanda gejala yang diketahui nyeri di bagian
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
kaki dan punggung. Ketua RW 02
Hasil
mengatakan belum pernah adanya
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
penyuluhan yang dilakukan oleh petugas Responden Berdasarkan Usia
kesehatan mengenai penyakit-penyakit Usia Frekuensi (n) Persentase
(%)
osteoporosis.
Data-data dan hasil studi Dewasa awal 26-35 tahun 23 16.3
Dewasa akhir 36-45 tahun 66 46.8
pendahuluan diatas peneliti tertarik untuk Lansia awal 46-55tahun 52 36.9
Sumber : Depkes RI
melakukan penelitian yang berjudul
Total 141 100
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Pada
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kurang dari
Pria Tentang Osteoporosis di RW 02 Desa setengahnya responden (46.8%) berusia 36-
Galanggang Kecamatan Batujajar 45 tahun dan dikategorikan masa dewasa
Kabupaten Bandung Barat ” akhir
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa lebih dari Tabel 4.5 menunjukkan kurang dari
setengahnya responden (51.7%) adalah setengahnya responden berpengetahuan baik
berpendidikan SMA sebanyak 65 orang (46.1%) mengenai
pengertian osteoporosis
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Responden Tentang penyebab Osteoporosis
Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase
Penyebab Frekuensi (n) Persentase
(%) (%)