You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit Buerger (Tromboangitis Obliterans) merupakan penyakit oklusi

pembuluh darah perifer yang lebih sering terjadi di Asia dibandingkan di

Negara-negara barat. Penyakit ini merupakan penyakit idiopatik, kemungkinan

merupakan kelainan pembuluh darah karena autoimmune, panangitis yang hasil

akhirnya menyebabkan stenosis dan oklusi pada pembuluh darah.

Laporan pertama kasus Tromboangitis Obliterans telah dijelaskan di Jerman

oleh von Winiwarter pada tahun 1879 dalam artikel yang berjudul “A strange

form of endarteritis and endophlebitis with gangrene of the feet”. Kurang

lebih sekitar seperempat abad kemudian, di Brookline New York, Leo Buerger

mempublikasikan penjelasan yang lebih lengkap tentang penyakit ini dimana ia

lebih memfokuskan pada gambaran klinis dari Tromboangitis Obliterans

sebagai “presenile spontaneous gangrene”.

Hampir 100% kasus Tromboangitis Obliterans (kadang disebut

Tromboarteritis Obliterans) atau penyakit Winiwarter Buerger menyerang

perokok pada usia dewasa muda. Penyakit ini banyak terdapat di Korea,

Jepang, Indonesia, India dan Negara lain di Asia Selatan, Asia tenggara dan

Asia Timur.

Buerger diasease Page 1


Prevalensi penyakit Buerger di Amerika Serikat telah menurun selama

separuh dekade terakhir, hal ini tentunya disebabkan menurunnya jumlah

perokok, dan juga dikarenakan kriteria diagnosis yang lebih baik. Pada tahun

1947, prevalensi penyakit ini di Amerika serikat sebanyak 104 kasus dari 100

ribu populasi manusia. Data terbaru, prevalensi pada penyakit ini diperkirakan

mencapai 12,6 - 20% kasus per 100.000 populasi.

Kematian yang diakibatkan oleh Penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada

pasien penyakit ini yang terus merokok, 43% dari penderita harus melakukan

satu atau lebih amputasi pada 6-7 tahun kemudian. Data terbaru, pada bulan

Desember tahun 2004 yang dikeluarkan oleh CDC publication, sebanyak 2002

kematian dilaporkan di Amerika Serikat berdasarkan penyebab kematian,

bulan, ras dan jenis kelamin (International Classification of Diseases, Tenth

Revision, 1992), telah dilaporkan total dari 9 kematian berhubungkan dengan

Tromboangitis Obliterans, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan

adalah 2:1 dan etnis putih dan hitam adalah 8:1.

Anatomi Pembuluh Darah

Pembuluh darah terdiri atas 3 jenis : arteri, vena, dan kapiler.

1. Arteri

Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan

tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil, diameternya kurang

Buerger diasease Page 2


dari 0,1 mm, dinamakan arteriol. Persatuan cabang-cabang arteri dinamakan

anastomosis. Pada arteri tidak terdapat katup.

End arteri anatomik merupakan pembuluh darah yang cabang-cabang

terminalnya tidak mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang arteri yang

memperdarahi daerah yang berdekatan. End arteri fusngsional adalah

pembuluh darah yang cabang-cabang terminalnya mengadakan anastomosis

dengan cabang-cabang terminal arteri yang berdekatan, tetapi besarnya

anastomosis tidak cukup untuk mempertahankan jaringan tetap hidup bila

salah satu arteri tersumbat.

2. Vena

Vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kembali ke jantng;

banyak vena mempunyai kutub. Vena yang terkecil dinamakan venula. Vena

yang lebih kecil atau cabang-cabangnya, bersatu membentuk vena yang lebih

besar, yang seringkali bersatu satu sama lain membentuk pleksus vena. Arteri

profunda tipe sedang sering diikuti oleh dua vena masing-masing pada sisi-

sisinya, dan dinamakan venae cominantes.

3. Kapiler

Kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan yang

menghubungkan arteriol dengan venula. Pada beberapa daerah tubuh,

terutama pada ujung-ujung jari dan ibu jari, terdapat hubungan langsung

Buerger diasease Page 3


antara arteri dan vena tanpa diperantai kapiler. Tempat hubungan seperti ini

dinamakan anastomosis arteriovenosa.

Histologi Struktur Pembuluh Darah secara umum

Tunica intima. merupakan lapisan yang kontak langsung dengan darah. Lapisan

ini dibentuk terutama oleh sel endothel.

Tunica media. Lapisan yang berada diantara tunika media dan adventitia,

disebut juga lapisan media. Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot polos

dan and jaringan elastic.

Tunica adventitia. Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun oleh

jaringan ikat.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada makalah ini dijelaskan sebagai berikut.

1. apa pengertian dari buerger diasease?

2. Apa etiologi dari buerger diasease?

3. Apa patofisiologi dari buerger diasease?

4. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari penyakit buerger diasease?

5. Bagaimana penatalaksana dari penyakit buerger diasease?

C. tujuan

Tujuan penulisan pada makalah ini dijabarkan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian dari buerger diasease.

2. Untuk mengetahui etiologi dari buerger diasease.

3. Untuk mengetahui patofisiologi dari buerger diasease.

Buerger diasease Page 4


4. Untuk mempelajari pemeriksaan penunjang dari penyakit buerger diasease.

5. Untuk mempelajari penatalaksana dari penyakit buerger diasease.

D. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mahasiswa keperawatan lebih memahami tentang pengertian, etiologi,

patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksana dari penyakit buerger

diasease .

2. Dosen dapat menambah wawasan tentang pengertian, etiologi, patofisiologi,

pemeriksaan penunjang, penatalaksana penatalaksana dari penyakit buerger

diasease .

3. Perawat dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian, etiologi,

patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksana penatalaksana dari penyakit

buerger diasease .

Buerger diasease Page 5


BAB II

PEMBAHASAN (KONSEP PENYAKIT)

A. Definisi

Penyakit Burger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit

pembuluh darah arteri dan vena yang bersifat segmental pada anggota gerak

dan jarang pada alat-alat dalam, berupa peradangan, proliferasi dan non

supurasi serta terjadi penyumbatan oleh trombus pada segmen yang terkena,

terutama mengenai pembuluh darah kecil dan sedang (http://www.kalbe.co.id)

Penyakit buerger merupakan penyakit otoimun yang mengakibatkan

penyumbatan pada pembuluh darah distal (Brunner & Suddart,2002).

Buerger disease (tromboangitis obliteran) adalah suatu penyakit non-

aterosklerosis yang ditandai dengan kombinasi inflamasi dan trombosis arteri

kecil dan sedang serta vena pada kaki dan tangan (Yehuda Shoenfeld, dkk.

2008).

Buerger’s disease adalah penyakit implamatory arteri kecil dan menengah

serta vena yang menyebabkan obstruksi vaskular (Lois White, 2005)

Buergers adalah penyakit oklusi inflammatry yang melibatkan seluruh lapisan

menengah dan kecil dari arteri extremitiles (Rosdiana, 2010).

Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri

dan vena yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu

oleh merokok. Berdasarkan studi cohort, pria perokok sigaret berusia 20-40

Buerger diasease Page 6


tahun lebih banyak yang menderita penyakit Buerger dibandingkan dengan

siapapun. Sekitar 5% penderita adalah wanita (Firmansyah, 2010)

Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah suatu penyakit

vaskulitis dari pembuluh darah yang paling sering ditemukan pada perokok

pria yang berusia pertengahan. Sering ditemukan feblitis superficial

rekurens, sedangkan vena-vena dalam jarang terkena. Penyakit pembuluh

darah arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang

pada alat-alat dalam.

Penyakit Tromboangitis Obliterans merupakan kelainan yang mengawali

terjadinya obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah

mengalami konstriksi atau obstruksi sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi

dan bekuan sehingga mengurangi aliran darah ke jaringan.

B. Etiologi

Penyebabnya tidak jelas, Penderita penyakit ini umumnya perokok berat yang

kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada usia sekolah. Penghentian

kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada penyakit ini.

Penyakit ini sering diderita pria dewasa muda hingga usia pertengahan (20-40 tahun)

terutama perokok berat. Penyakit ini jarang ditemukan pada bukan perokok, oleh sebab

itu merokok merupakan suatu faktor penyebab timbulnya penyakit ini.

(http://www.tanyadokter.com).

Adapun kategori perokok berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi dalam sehari

sebagai berikut :

Buerger diasease Page 7


1. Perokok sangat berat, mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang per hari dan

selang merokoknya 5 menit setelah bangun pagi.

2. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang rokok perhari dengan selang waktu

sejak bangun pagi sekitar 6-30 menit.

3. Perokok sedang menghabiskan rokok sekitar11-21 batang perhari dengan selang

waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.

4. Perokok ringan menghabiskan sekitar 10 batang perhari dengan selang waktu 60

menit dari bangun pagi.

Penggunaan maupun dampak dari tembakau berperan penting dalam mengawali serta

berkembangnya penyakit tersebut. Hampir sama dengan penyakit autoimune lainnya,

Tromboangitis Obliterans dapat memiliki sebuah predisposisi genetik tanpa penyebab

mutasi gen secara langsung. Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa penyakit imun

adalah suatu endarteritis yang dimediasi sistem imun (Benvie, 2009).

C. Manifestasi klinis

Gambaran klinis Tromboangitis Obliterans terutama disebabkan oleh iskemia.

Gejala yang paling sering dan utama adalah nyeri yang bermacam-macam

tingkatnya. Pengelompokan Fontaine tidak dapat digunakan disini karena nyeri

terjadi justru waktu istirahat. Nyerinya bertambah pada waktu malam dan

keadaan dingin, dan akan berkurang bila ekstremitas dalam keadaan

tergantung. Serangan nyeri juga dapat bersifat paroksimal dan sering mirip

Buerger diasease Page 8


dengan gambaran penyakit Raynaud. Pada keadaan lebih lanjut, ketika telah

ada tukak atau gangren, maka nyeri sangat hebat dan menetap.

Manifestasi terdini mungkin klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) lengkung

kaki yang patognomonik untuk penyakit Buerger. Klaudikasi kaki merupakan

cermin penyakit oklusi arteri distal yang mengenai arteri plantaris atau

tibioperonea. Nyeri istirahat iskemik timbul progresif dan bisa mengenai

tidak hanya jari kaki, tetapi juga jari tangan dan jari yang terkena bisa

memperlihatkan tanda sianosis atau rubor, bila bergantung. Sering terjadi

radang lipatan kuku dan akibatnya paronikia. Infark kulit kecil bisa timbul,

terutama pulpa phalang distal yang bisa berlanjut menjadi gangren atau

ulserasi kronis yang nyeri.

Tanda dan gejala lain dari penyakit ini meliputi rasa gatal dan bebal pada

tungkai dan penomena Raynaud ( suatu kondisi dimana ekstremitas distal :

jari, tumit, tangan, kaki, menjadi putih jika terkena suhu dingin). Ulkus dan

gangren pada jari kaki sering terjadi pada penyakit buerger. Sakit mungkin

sangat terasa pada daerah yang terkena.

Tanda dan gejala yang sering dirasakan oleh pasien penderita penyakit ini

adalah :

a. Tangan atau kaki pucat, merah, atau kebiru-biruan

b. Tangan atau kaki terasa dingin

Buerger diasease Page 9


c. Nyeri spontan berupa rasa nyeri yang hebat pada jari dan daerah sekitarnya.

d. Perasaan terbakar atau kesemutan pada tungkai dan tangan

e. Nyeri saat istirahat(rest pain)

f. Sakit di kaki, pergelangan kaki, atau kaki ketika berjalan (klaudikasio intermiten)

g. Ulserasi dan ganggren pada jari tangan dan kaki

D. Patofisiologi

Etiologi dan mekanisme dari penyakit buerger ini belum diketahui dengan pasti.

Sebagian besar pasien buerger memiliki riwayat menghisap rokok. Timbulnya

manifestasi klinis penyakit ini diduga berhubungan dengan fenomena imunologis yang

mengakibatkan vasodisfungsi dan trombi inflamasi yang akan menyebabkan obstruksi

aliran darah perifer sehingga kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrisi dan oksigen yang

diangkut oleh darah tidak terpenuhi dengan baik. Apabila kondisi ini berlanjut maka

akan terjadi kematian sel dan jaringan tubuh terutama pada daerah yang jauh dari

jantung yaitu jari-jari kaki dan tangan. Apabila penderita tetap tidak berhenti untuk

merokok maka ini akan memungkinkan penderita untuk mengalami kematian jaringan

pada jari-jari kaki dan tangan yang biasa dikenal dengan sebutan ganggren.

E. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang khusus untuk diagnosis buerger disease.

Namun ada beberapa yang pemeriksaan harus dilakukan untuk menyingkirkan

Buerger diasease Page 10


penyakit lainnya. Beberapa pemeriksaan yang digunakan untuk menilai adanya

vaskulitis sistemik, seperti reaktan fase akut, biasanya negatif pada penyakit ini.

Pemeriksaan yang perlu untuk dilakukan antara lain:

- Darah perifer lengkap dan LED

- Pemeriksaan fungsi hati

- Pemeriksaan fungsi ginjal dan urinalisa

- Glukosa darah puasa, porfil lipid

- Pemeriksaan CRP, komplemen, faktor rheumatoid

- Pemeriksaan serologis: ANA, Anticentromere antibody, Sel-70 antibody,

Antiphospholipid antibody

b. Pemeriksaan radiologi

 Angiografi/ arteriografi

Pada arteriografi penemuan yang khas adalah oklusi non atherosklerotik segmental

pada pembuluh darah kecil dan menengah (digital, palmar, plantar, tibial, peroneal,

radial, dan ulnar) dengan pembentukan pembuluh darah collateral di area sekitar

oklusi dinamakan cockskrew collateral.

 Echocardiography

Echocardiographyuntuk menyingkirkan kemungkinan adanya sumber emboli dari

jantung.

Buerger diasease Page 11


Pemeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah Allen’s test, untuk menilai aliran

arteri radialis dan arteri ulnaris. Hasil abnormal menunjukan adanya sumbatan pada

arteri distal dan menunjukan keterlibatan ekstremitas atas. Ini dapat digunakan

untuk membedakan dari penyakit aterosklerosis.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksaan buerger disease merupakan kombinasi penatalaksanaan medis dan

bedah, serta harus disertai dengan kerjasama yang kuat dari pasien untuk

menghentikan kebiasaan merokok dan perawatan kaki jika dengan/atau tanpa ulkus

iskemik. Penghentian kebiasaan merokok secara mutlak merupakan tatalaksana satu-

satunya yang telah terbukti untuk mencegah progresivitas buerger’s disease.

Mengurangi jumlah rokok menjadi 1-2 batang per hari, mengganti rokok dengan

permen tembakau atau pengganti nikotin dapat menyebabkan penyakit ini tetap

aktif.

Tidak ada pengobatan atau pembedahan yang efektif untuk kelainan ini. Penderita

harus berhenti merokok untuk mengurangi gejala-gejala yang dikeluhkan. Obat-obat

vasodilator yang melebarkan diameter pembuluh darah dapat diberikan pada

penderita, tetapi tidak efektif. Hindarilah daerah tubuh yang terkena terhadap

paparan panas dan dingin. Hindarilah daerah yang dipengaruhi penyakit ini terhadap

trauma dan jika terjadi infeksi harus segera diobati(http://www.tanyadokter.com)

Buerger diasease Page 12


Untuk penatalaksanaan ulkus iskemik dan nyeri yang terjadi (termasuk klaudikasio

intermiten) dapat digunakan:

- Cilostazol, suatu inhibitor fosfodiester dengan efek vasodilatasi dan anti platelet,

dapat memperbaiki klaudikasio hingga 40-60%.

- Statin, juga memperbaiki klaudikasio intermiten

- Pentoxifylline, bekerja menurunkan viskositas darah

- Amlodipin atau nifedipin sebagai vasodilator jika terjadi vasospasme

- Revaskularisasi, dengan percutanues transluminal angioplasty atau bedah terbuka,

jika memungkinkan secara anatomis dan pasien telah berhenti merokok

- Simpatektomi, untuk menghilangkan tonus simpatis, sehingga terjadi vasodilatasi.

Untuk perawatan kaki, pasien harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Penggunaan alas kaki dengan ukuran yang sesuai dan nyaman

- Lubrikasi dan perawatan kaki dengan pelembab

- Menghindari paparan terhadap suhu yang ekstrim

- Pengobatan luka pada kaki segera dan agresif

- Otot yang atrofi dapat diatasi dengan implantable spinal cord stimulation. Selulitis

dan flebitis yang terjadi segera diatasi dengan antibiotik yang sesuai dan NSAID.

Jika semua usaha pengobatan telah dilakukan dan tidak memberikan hasil yang

Buerger diasease Page 13


memuaskan, dapat dilakukan amputasi untuk mencegah penyebaran infeksi yang

terjadi.

Penanganan lain berdasarkan sumber tekait yaitu

(http://medcorelifestyle.blogspot.com) menerangkan bahwa penderita harus

melindungi kakinya dengan pembalut yang memiliki bantalan tumit atau dengan sepatu

boot yang terbuat dari karet. Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-

20 cm diatas balok, sehingga gaya gravitasi membantu mengalirkan darah menuju

arteri-arteri. Pentoxifylline, antagonis kalsium atau penghambat platelet (misalnya

aspirin) diberikan terutama jika penyumbatan disebabkan oleh kejang. Penderita

yang berhenti merokok tetapi masih mengalami penyumbatan arteri, mungkin perlu

menjalani pembedahan untuk memperbaiki aliran darah, dengan memotong saraf

terdekat untuk mencegah kejang. Jarang dilakukkan pencangkokan bypaas karena

arteri yang terkena terlalu kecil.

Penderita juga harus menghindari:

- Pemaparan terhadap dingin

- Cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti iodine atau asam) yang

digunakan untuk mengobati kutil dan kapalan

- Cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor

- Infeksi jamur

- Obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah.

Buerger diasease Page 14


BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktifitas / Istirahat

a. Gejala

Tindakan yang mengeluarkan duduk / berdiri lama. Imobilisasi lama (contoh trauma

ortopedik, tirah baring / perawatan di rumah sakit lama, komplikasi kehamilan) :

paralisis / kondisi kecacatan berlanjut. Nyeri karena aktivitas / berdiri lama. Lemah /

kelemahan pada kaki yang sakit.

b. Tanda

Kelemahan umum atau ekstrimitas

2. Sirkulasi

a. Gejala

Riwayat trombosis vena sebelumnya ada varises. Adanya faktor pencetus lain contoh

hipertensi (karena kehamilan) diabetes melitus, IM / penyakit katup jantung, cedera

serebrovas kuler trombotik.

b. Tanda

Takikardi. Penurunan nadi perifer pada ekstermitas yang sakit (TVD) varises dan

pengerasan, gelembung / ikatan vena (trombus) warna kulit / suhu ekstremitas yang

sakit (betis/paha) : pucat, dingin, edema (TVD) : merah muda kemerahan, hangat

sepanjang vena (superfisial).Tanda hormon positif (bila tak ada tidak berarti TVD)

Buerger diasease Page 15


3. Makanan / Cairan

a. Tanda

Turgor kulit buruk, membran mukosa kering (dehidrasi pencetus untuk hiperkoagulasi).

Kegemukan (pencetus untuk statis dan tahanan vena pelvis). Edema pada kaki yang sakit

(tergantung pada lokasi trombus)

4. Nyeri / Keamanan

Nyeri

a. Gejala

Berdenyut, nyeri tekanan, makin nyeri bila berdiri / bergerak (ekstremitas yang sakit).

b. Tanda

Melindungi ekstremitas yang sakit

Keamanan

a. Gejala

Riwayat cedera langsung / tak langsung pada ekstrimitas / vena (contoh trauma mayor /

fraktur, bedah ortopedik / pelvis, kelainan dengan tekanan kepala bayi lama pada vena

pelvik, terapi itravena). Adanya keganasan (khususnya pankreas, paru, sistem G1).

b. Tanda : Demam, menggigil.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri kronis berhubungan dengan iskemia otot.

2. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi.

Buerger diasease Page 16


3. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penghentian aliran darah

arteri.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan klaudikasi.

C. INTERVENSI

No Intervensi Rasional

Dx

1. Catat karakteristik nyeri. Perubahan berat / lamanya dapat

mengindikasikan kemajuan proses

penyakit / terjadinya komplikasi.

Pengetahuan timbulnya mekanisme


Diskusikan dengan pasien
nyeri memungkinkan pasien
bagaimana dan mengapa nyeri
melakukan intervensi efektif untuk
ditimbulkan.
meminimlkan kekambuhan.

Vasokontriksi dibatasi karena

Bantu pasien mengidentifikasikan menyebabkan kerusakan jaringan dan

faktor pencetus/situasi, contoh gangren.

merokok dan penanganannya.


Meningkatkan relaksasi / fokus

Dorong penggunanaan teknik perhatian untuk membantu

manajemen stress, aktivitas pemutusan stress/cemas/siklus

hiburan. stress, yg memperburuk respon

Buerger diasease Page 17


vasokoknstriksi dan peningkatan

nyeri.

Respon individu terhadap terapai

mungkin tak adekuat untuk


Pantau efek obat dan tindakan.
mengontrol penyakit atau dapat

menghasilkan efek samping,

mengindikasikan perlunya perubahan

program.

Penggunaan vasodilator/antihipertensi

dapat menghilangkan vasospasme dan

Berikan obat sesuai indikasi. menurunkan nyeri.

2. Kaji kulit untuk luka terbuka, Memberikan informasi tentang

benda asing, kemerahan, sirkulasi kulit.

perdarahan, perubahan warna,

kelabu, memutih.
Mengurangi tekanan konstan pada
Ubah posisi dengan sering.
area yang sama dan meminimalkan

risiko kerusakan kulit.

Meminimalkan tekanan pada kaki.

Balik pasien dengan sering untuk

Buerger diasease Page 18


melibatkan sisi yang tak sakit dan

posisi tengkurap dengan kaki

pasien di atas kasur.

3. Observasi warna kulit bagian yang Warna kulit khas terjadi pada fase

sakit. pucat intermiten (akibat vasospasme

tiba-tiba), sianosis (iskemia), dan

kemerahan (vasodilatasi/hiperemia

reaktif).

perubahan ini menunjukkan kemajuan

Catat penurunan nadi : pengisian / proses kronis.

kapiler lambat, perubahan trofik

kulit (tak berwarna,

mengkilat/tegang), kuku tabuh.

Kurangnya kesadaran bahwa sensasi


Lindungi dari cedera contoh,
menurun dapat menimbulkan situasi
hindari dari aktivitas
dimana bagian yang sakit terganggu.
menggunakan alat tajam,

memerlukan fungsi motor halus.

Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, Lesi dapat terjadi dari ukuran jarum

lesi, area gangren. peniti sampai melibatkan seluruh

ujung jari dan dapat mngakibatkan

Buerger diasease Page 19


indeksi/kerusakan / kehilangan

jaringan serius.

4. Lakukan rehabilitasi penerimaan. Akan lebih mudah untuk membuat

partisipasi bila pasien menyadari

kemungkinan adanya penyembuhan.

Menurunkan kekakuan otot / jaringan


Beri obat sebelum aktivitas /
dan tegangan memampukan pasien
latihan.
untuk lebih aktif dan membantu

partisipan.

Komunikasi aktivitas yang

menghasilakan perbaikan hasil

dengan meningkatkan efek masing-


Masukkan aktivitas sehari-hari
masing.
dalam terapi fisik dan asuhan
Meningkatkan kemandirian,
keperawatan.
meningkatkan harga diri, dan
Dorong partisipasi pasiean dalam
membantu proses perbaikan.
semua aktivitas sesuai kemampuan

individual.

Buerger diasease Page 20


D. EVALUASI

1. Nyeri Berkurang.

2. Mencapai penyembuhan luka sesuai waktunya / penyembuhan lesi terjadi.

3. Mengidentifikasi / melakukan pola hidup yang benar dan perubahan perilaku untuk

meningkatkan sirkulasi.

4. Dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Buerger diasease Page 21


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Penyakit Burger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit

pembuluh darah arteri dan vena yang bersifat segmental pada anggota gerak

dan jarang pada alat-alat dalam, berupa peradangan, proliferasi dan non

supurasi serta terjadi penyumbatan oleh trombus pada segmen yang terkena,

terutama mengenai pembuluh darah kecil dan sedang (http://www.kalbe.co.id)

Penyakit buerger merupakan penyakit otoimun yang mengakibatkan

penyumbatan pada pembuluh darah distal (Brunner & Suddart,2002).

Buerger disease (tromboangitis obliteran) adalah suatu penyakit non-

aterosklerosis yang ditandai dengan kombinasi inflamasi dan trombosis arteri

kecil dan sedang serta vena pada kaki dan tangan (Yehuda Shoenfeld, dkk.

2008).

Buerger’s disease adalah penyakit implamatory arteri kecil dan menengah

serta vena yang menyebabkan obstruksi vaskular (Lois White, 2005)

Buergers adalah penyakit oklusi inflammatry yang melibatkan seluruh lapisan

menengah dan kecil dari arteri extremitiles (Rosdiana, 2010).

Buerger diasease Page 22


Daftar pustaka

Doenges. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC:Jakarta

http://doctorology.net/?p=172

Shires,Schwartz.intisari prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran

dalam:

http://books.google.co.id/books?id=NbbKwDbXsmkC&printsec=frontcover&dq=Buku+Aj

ar+Ilmu+Penyakit+Dalam+arteri+perifer&source=bl&ots=SMZjfAEWQz&sig=r7_jTglInT

AhnIsqlOMZtp80-

Oo&hl=id&sa=X&ei=tOZWUKeUDNDtrQe3hYDQDQ&ved=0CCsQ6AEwAA#v=onepage&

q&f=false

Buerger diasease Page 23

You might also like