You are on page 1of 23

MIKROMINERAL

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Biokimia

Dosen
Dr. Ani Riyani, M.Kes

Disusun Oleh :

1. Fauziyah Fadllan P17334115418


2. Annisa Farhana P173341154
3. Chitra Azka P173341154

D-IV ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena hanya atas berkat karunia dan rahmatnya
kami dapat menyusun tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah
curahkan pada pemimpin terhebat sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW.

Terima kasih kepada Ibu Dr. Ani Riyani, M.Kes yang telah menugaskan makalah ini
karena ini akan dapat menambah wawasan dan pengalaman kami tentang macam-macam
mikronutrien dan fungsinya bagi tubuh serta keberadaan unsurnya sehingga kami bisa
memiliki potensi seorang analis kesehatan yang baik dan terimakasih pula kepada semua
pihak yang telah membantu pembuatan laporan ini.

Tentunya masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan
saran diharapkan mampu menjadi tolak ukur dan perbaikan di masa selanjutnya.

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

Mineral adalah suatu unsur atau senyawa anorganik yang dalam keadaan
normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologis. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk).

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk
hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa
organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO)
hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar
mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana,
serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk
garam anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau
belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non
esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur
mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral
mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh.
Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya
terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mikromineral

Mineral merupakan unsur isensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat
penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air dalam bobot tubuh.
Mineral adalah bahan anorganik atau bahan kimia yang didapat makhluk dari alam, yang
asalnya ialah dari tanah. Mineral ada yang larut dalam air lalu masuk tubuh lewat air minum
atau air yang dipakai untuk mencuci sayur dan memasak. Mineral masuk ke dalam tubuh
dalam bentuk garam lalu digunakan dalam bentuk elektrolit. Elektrolit adalah bentuk ion dari
mineral yang bermuatan positif (+) dan negatif (-), ada sebagian mineral yang dipakai sel
sebagai poros atau inti suatu molekul, ada pula yang dipakai untuk menghubungkan suatu
cabang ke cabang yang lain. Mineral yang masuk kedalam tubuh lewat makanan sebagian
diabsorpsi oleh dinding usus. Makanan yang masuk kedalam tubuh terdiri dari bahan organik
dan air sebesar 96 % dan sisanya terdiri dari unsur mineral. Mineral dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu, dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik terbakar, tetapi zat
anorganik tidak terbakar, karena itu bahan anorganik disebut abu (Winarno 1992).
Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah > 100 mg per hari
sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari. Mikromineral adalah
mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral Mikro adalah salah satu zat gizi yang
juga penting bagi tubuh selain karbohidrat, protein, lemak dan Mineral Makro. Mineral
Mikro terdiri dari : Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Selenium (Se), Tembaga (Cu), Mangan
(Mn), Flour, Kobalt, Kromium (Cr), Timah, Nikel, Vanadium, silicon.

B. Ciri-ciri Mineral Mikro

• Dibutuhkan < 100 mg/hr

• Untuk pemeliharaan, pertumbuhan, reproduksi

• Untuk Katalisis enzim, stabilitas & sintesa protein, kolagen, konduksi syaraf, kontraksi otot,
transport zat gizi,

• Berhubungan dengan metabolisme lipid & protein, glukosa, sistem kekebalan, aktif glutation
peroksidase, struktur tulang

• Absorpsi sebagian di mukosa usus & di plasma berikatan dengan protein


C. Macam-macam Mikromineral

Tabel Jenis, sumber pangan, fungsi dan kebutuhan Mikromineral


1. Besi ( Fe)

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia
dewasa.dan hewan yaitu sebanyak 3-5 gr didalam tubuh manusia dewasa, di mana 70
persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan (iron storage)
yang terdiri dari feritin edan homossiderin terdapat dalam hati, limfa dan sum-sum tulang :
Sumber baik besi adalah makanan hewani ,seperti daging,ayam dan ikan .Sumber baik
lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis
buah.
Pada umumnya besi di dalam daging, ayam dan ikan mempunyai ketersediaan biologic
tinggi ,besi didalam serealia dan kacang kacangan mempunyai ketersediaan biologic
sedang,dan besi didalam sebagian besar sayuran ,terutama yang mengandung asam oksalat
tinggi seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah.
 Nilai besi berbagai bahan makanan ( mg/100gram)
Bahan Makanan Nilai Fe Bahan Makanan Nilai Fe
Tempe kacang kedelai
10,0 Biscuit 2,7
murni
Kacang kedelai kering 8,0 Jagung kuning,pipil, lama 2,4
Kacang hijau 6,7 Roti putih 1,5
Kacang merah 5,0 Beras setengah giling 1,2
Kelapa tua, daging 2,0 Daun kacang panjang 6,2
Udang besar 8,0 Bayam 3,9
Hati sapi 6,6 Sawi 2,9
Daging sapi 2,8 Daun katuk 2,7
Telur bebek 2,8 Kangkung 2,5
Telur ayam 2,7 Daung singkong 2,0
Ikan segar 2,0 Pisang ambon 0,5
Ayam 1,5 Keju 1,5
 Angka kecukupan besi yang dianjurkan
Widya karya pangan dan gizi tahun 1998 menetapkan AKG besi untuk Indonesia sbb:
· Bayi : 3-5 mg · Dewasa perempuan : 14 – 26 mg
· Anak, balita : 8-9 mg · Ibu hamil : +20 mg
· Anak sekolah : 10 mg · Ibu menyusui : + 2 mg
· Remaja laki – laki : 14 – 17 mg · Manula perempuan : 14 mg
· Remaja perempuan : 14 – 25 mg · Manula laki – laki : 13 mg
· Dewasa laki – laki : 13 mg
 Fungsi Besi (Fe )

Besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim–enzim yang
terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi. Metabolisme energi ,di dalam tiap sel ,besi bekerja
sama dengan rantai protein-pengangkut-electron ,yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolism energi. Sebanyak lebih dari 80 % besi yang ada dalam tubuh berada dalam
hemoglobin.
Menurunnya produkytivitas kerja pada kekerangan besi disebabkan oleh dua hal yaitu
· Berkurangnya enzim-enzim mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim-enzim yang
terlibat dalam metabolism tinggi,
· Menurunnya hemoglobin darah.akibatnya metabolisme energy didalam otot terganggu dan
terjadi penumpukan asam laktat yang akan menyebabkan rasa lelah.
Kemampuan belajar,ada perbedaan antara keberhasilan belajar anak anak yang menderita
anemia gizi besi dan anak – anak sehat,defisiensi besi berpengaruh negative terhadap fungsi
otak,terutama fungsi neurotransmitter (kepekaan saraf)
Sistem kekebalan ,respon kekebalan sel oleh limfosit T terganggu karena berkurangnya
pembentukan sel-sel tersebut,yang kemungkinan disebabakan oleh berkuranggnya sintesisi
DNA. Berkurangnya sisntesis DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktalase
ribonukleotida yang membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.
Pelarut obat obatan , obat obatan tidak larut air oleh enzim mengandung besi dapat
dilarutkan sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.
 Dampak Kelebihan Besi (Fe) :
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan ,tetapi dapat disebabkan oleh suplemen besi
,gejalanya adalah rasa nek,muntah .diare,denyut jantung meningkat,sakit kepala ,mengigau
dan pingsan.
 Dampak Kekurangan Besi (Fe) :
Menurunnya kemampuan kerja, kekurangan energi pada umumnya menyebaabkan pucat, rasa
lemah,letih pusing,kurang nafsu makan , menurunnya kebugarankekebalan dan gangguan
penyembuhan luka.kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
 Pencernaan dan Penyerapan Besi (Fe) :
Sebelum diabsorsi dalam tubuh besi dibebaskan dari ikatan organic seperti
protein.Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero.hal ini terjadi
dalam suasana asam di dalam lambung dengan adanya HCL dan vitamin C yang terdapat
dalam makanan
Absorsi terutama terjadi dalam usus halus dengan bantuan alat angkut protein
khusus,yaitu transferin dab feritin.,Transferin mukosa mengangkut besi besi dari saluran
cerna kedalam sel mukossa dan memindahkan ketrasferin reseptor yang ada dalam sel
mukosa.Transferin mukosa kemudian kembali ke rongga saluran cerna untuk mengikat besi
lain ,sedangkan trasferin reseptor mengangkut besi melalui darah kesemua jaringan tubuh.
 Metabolisme Besi (Fe) dalam tubuh :
Fe yang dibebaskan dari proses degradasi Hb dan porfirin dapat secara cepat terlihat
transferin dan dalam feritin serum pada plasma.Transferin mengangkut Fe kembali ke
sumsum tulang untuk mensintesisi Hb kembali atau dimana saja dibutuhkan.Feritin serum
secara cepat diambil oleh hati dan mungkin oleh sel –sel lain.Besi feritin intrseluler juga
dimobilisasi untuk diangkut kesumsum tulang Untuk mobilisasi tersebut Fe yang ada dalam
pusat inti feritin harus direduksidikilasi dan dipindahkan kedalam plasma ,dimana dioksidasi
kembali menjadi F3+ untuk diangkut pada transferin.

2. Zeng (Zn)

Seng merupakan komponen penting pada struktur dan fungsi membran sel, sebagai
antioksidan, dan melindungi tubuh dari serangan lipid peroksidase. Seng berperan dalam
sintesis dan transkripsi protein, yaitu dalam regulasi gen. Pada suhu tinggi,tubuh banyak
mengeluarkan keringat dan seng dapat hilang bersama keringat sehingga perlu penambahan
(Richards 1989; Ahmed et al. 2002). Ikatan enzim seng yang merupakan katalis reaksi
hidrolitik melibatkan enzim pada bagian aktif yang bertindak ”superefisien”. Enzim karbonik
anhidrase meng-katalisis CO2 dalam darah, enzim karboksi peptidase mengkatalisis protein
dalam prankreas, enzim alkalin fosfatase.
Sumber utama Zeng adalah daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga
gandum, ragi, selada, roti dan kacang-kacangan. Sumber paling baik adalah sumber protein
hewani, terutama daging, hati, kerang, biji-bijian (lengkap), serelia, leguminosa dan telur.
Serelia tumbuk dan kacang-kacangan merupakan sumber yang terbaik namun mempunyai
ketersediaan biologik yang rendah.
 Angka Kecukupan Zn Yang Dianjurkan
Angka kecukupan seng pada tingkat :
a. Bayi : 3-5 mg
b. Anak-anak : 8-10 mg
c. Remaja dan dewasa : 15 mg (baik pria maupun wanita)
d. Ibu hamil : + 5 mg
e. Ibu menyusui : + 10 mg
 Fungsi Zn:
Zn memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, yaitu :
 Zn Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads kegiatan lebih dari 200 enzim.
 Zn berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang berkaitan dengan
sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat.
 Zn berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa.
 Zn sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA polymerase yang
diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.
 Zn berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka.
 Zn berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma.
 Zn berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan pembentukan antibody oleh sel B.
 Akibat Kelebihan Zn :
a. Kelebihan Zn hinggga 2 sampai 3 kali menurunkan absorpsi tembaga.
b. Kelebihan sampai 10 kali mempengaruhi metabolism kolesterol, mengubah nilai lipoprotein
dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis.
c. Kelebihan sampai sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam,
kelelahan, anemia, dan gangguan reproduksi.
 Akibat Kekurangan Zn:
a. Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan tidak sempurna (kerdil).
b. Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan seksual.misalnya, pencernaan
terganggu, gangguan fungsi pangkreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan
permukaan saluran cerna.
c. Kekurangan Zn menganggu pusat system saraf dan ungsi otak.
d. Kekurangan Zn menganggu metabolisme dalam hal kekurangan vitamin A, gangguan kelenjar
tiroid, gangguan nafsu makan serta memperlambat penyembuhan luka.
 Pencernaan dan Penyerapan Zn dalam tubuh :
Enzim yang sama berperan dalam pengeluaran amoniak dan didalam produksi hidroklorida
yang diperlukan untuk pencernaan sebagai bagian dari enzim peptidase karbosil yang
terdapat didalam cairan pangkreas, dan dalam pencernaan protein. Zn juga dihubungkan
dengan hormone insulin yang dibentuk dida;lam pangkreas walaupun tidak berperan
langsung terhadap kegiatan insulin.
Tingkat penyerapannya sedikit banyaknya ada hubungan dengan status Zn lebih besar dari
normal dalam defesiensi Zn . dayaguna Zn makanan juga merupakan faktor dalam
menentukan penyerapan, walaupun ini tidak banyak variasinya atau tidak sekritis Fe. Pitat
dan serat yang banyak dalam biji-bijian merupakan faktor-faktor utama yang menurunkan
nilai gunanya pada waktu bersamaan tingkat konsumsinya, keseimbangan Zn sedikit kurang
pada orang yang dengan diet berserat tinggi. Penyerapan Zn sedikit banyak berkompetisi
dengan ion-ion metal transisi, terutama Fe2+ , Fe3+, dan Cu2+. Penyerapan Zn memerlukan
energi dan tingkatan oleh sitrat.dalam air susu manusia banyak Zn terikat dalam sitrat dan
daya gunanya lebih tinggi dari Zn yang terikat oleh protein. Setelah penyerapan dan
pemindahan Zn dalam plasma, Zn terikat dalam 3 komponen yang satu dengan yang
lainnya.sebagian diikat oleh albumin, walauoun cukup besar yang terikat pada antiprotease,
α-makroglobulin.
 Metabolisme Zn dalam tubuh :
Di dalam pangkreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yng pda waktu mkan
dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan demikaian saluran cerna menerima seng dari dua
sumbar, yaitu dri makanan dan dari cairan pencernan yang kembali ke pngkreas dinmakn
sikrulasi entropangkreatik. Bila di komsumsi seng tinggi, didalam sel dinding saluran cerna
sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absobrsi berkurang.
Seperti halnya dengan besi, bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus
halus yang umurnya adalah 2-5 hari. Metalotionien di dalam hati mengikat seng hingga di
butuhkan oleh tubuh. Metalotionien diduga mempunyai peranan dalam mengatur kandungan
seng didalam cairan intarseluler.

3. Iodium (I)

Iodin merupakan komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid. Tiroksin berperan
dalam meningkatkan laju oksidasi dalam sel sehingga meningkatkan Basal Metabolic Rate
(BMR).Tiroksin juga berperan menghambat proses fosforilasi oksidatif sehingga
pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP) berkurang dan lebih banyak dihasilkan panas.
Tiroksin juga mempengaruhi sintesis protein (Mills1987; Darmono 1995). Iodin secara
perlahan-lahan diserap dari dinding saluran pencernaan ke dalam darah. Penyerapan tersebut
terutama terjadi dalam usus halus, meskipun dapat berlangsung pula dalam lambung. Dalam
usus, iodin bebas atau iodat mengalami reduksi menjadi iodida sebelum diserap tubuh. Dalam
peredaran darah, iodida menyebar ke dalam cairan ekstraseluler seperti halnya klorida. Iodida
yang masuk ke dalam kelenjar tiroid dengan cepat dioksidasi dan diubah menjadi iodin
organik melalui penggabungan dengan tiroksin. Proses tersebut terjadi pula secara terbatas
dalam ovum (Graham 1991; Puls 1994; Lee et al. 1999).
Sumber iodium di antaranya adalah : sayur-sayuran, ikan laut, dan rumput laut.
Sedangkan fungsi dari iodium di antaranya dalah sebagai komponen esensial tiroksin dan
kelenjar tiroid.
 Fungsi Iodin :
Iodin (I) diperlukan tubuh untuk membentuk tiroksin, suatu hormon dalam kelenjar
tiroid. Tiroksin merupakan hormone utama yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid. Setiap
molekul tiroksin mengandung empat atom iodin (Darmono 1995). Sebagian besar iodin
diserap melalui usus halus, dan sebagian kecil langsung masuk ke dalam saluran darah
melalui dinding lambung. Sebagian iodin masuk ke dalam kelenjar tiroid, yang kadarnya 25
kali lebih tinggi dibanding yang ada dalam darah (Mills 1987). Namun bila jumlah yang
sedikit ini tidak terdapat dalam bahan pakan maka ternak akan kekurangan iodin. Lebih dari
setengah iodin dalam tubuh terdapat pada kelenjar perisai (tiroid). Meskipun sebagian besar
iodin tubuh terdapat dalam kelenjar tiroid, iodin juga ditemukan dalam kelenjar ludah,
lambung, usus halus, kulit, rambut, kelenjar susu, plasenta, dan ovarium (Puls 1994; Stangl et
al. 2000).
 Akibat Kekurangan Iodium:
Gondok, kretinisme, pembesaran kelenjar tiroid, hambatan mental dan pertumbuhan pada
anak; gemuk padaorang dewasa.
 Akibat Kelebihan Iodium:
Pembesaran kelenjar tiroid yang menutupi jalan pernafasan.
 Pencernaan, penyerapan dan metabolism iodium dalam tubuh:
Pembentukan dan sekresi tiroglobulin sebagai bahan dasar hormon thyroid dilakukan oleh
sel-sel thyroid. Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam amino tirosin, dan tirosin
merupakan substrat utama yang berikatan dengan yodium untuk membentuk hormon thyroid
dimana hormon ini dibentuk dalam molekul tiroglobulin. Oksidase ion yodida adalah langkah
penting dalam pembentukan hormon thyroid yaitu perubahan ion yodida menjadi bentuk
yodium teroksidasi yang kemudian mampu berikatan langsung dengan asam amino tirosin.
Proses oksidasi ini dipermudah oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksida yang
menyertainya. Pengikatan yodium dengan molekul tiroglobulin dinamai organifikasi
tiroglobulin. Yodium yang telah dioksidasi dalam bentuk molekul akan terikat langsung
tetapi perlahan-lahan dengan asam amino tirosin, tetapi bila yodium yang btelah teroksidasi
disertai dengan sistem enzim peroksidasi, maka proses ini dapat terjadi dalam beberapa detik
atau menit. Stadium akhir dari yodinasi tirosin adalah pembentukan dua hormon thyroid yang
penting yaitu tiroksin dan triyodotironin. Tirosin mula-mula dioksidasi menjadi
monoyodotironin dan diyodotironin. Dua molekul diyodotironin bergabung membentuk
tiroksin (T4), dan satu molekul diyodotironin bergabung dengan satu molekul
monoyodotironin membentuk triyodotironin (T3).

4. Selenium (Se)

Sumber : Makanan hasil laut, daging, hati, serelia, sayuran, sayuran, bergantung pada
kandungan selenium tanah.
AKG orang dewasa: 70 µg (Laki-laki) & 55 µg (Perempuan).
 Fungsi Selenium (Se)
Enzim selenium peroksidase berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida
yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat
berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang ada
pada membran sel, sehingga merusak membran sel tersebut. Selenium berperan serta dalam
sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi
peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah
terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah cukup menghemat penggnaan
vitamin E.
Selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif, membantu
reaksi oksigen dan hidrogen pada akhir rantai metabolisme, memindahkan ion melalui
membran sel dan membantu sintesa immununoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidse
berperan di dalam sitosol dan mitokondria sel, sedangkan vitamin E di dalam membran sel
Karena selenium mengurangi produksi radikal bebas di dalam tubuh, mineral mikro ini
mempunyai potensi untuk mencegah penykit kanker dan penyakit degenaratif lainnya. Bukti
tentang hal ini belum cukup untuk menganjurkan penggunaan selenium sebagai suplemen.
Enzim tergantung-selenium lain adalah gliisn reduktase yang ditemukan di dalam sistem
bakteri. Selenium juga merupakan bgian dari kompleks asam amino RNA.
 Akibat Kelebihan Selenium dalam tubuh :
Dosis tinggi selenium (= 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah, diare, rambut dan kuku
rontok, serta luka-luka pada kulit dan sistem saraf. Kecenderungan menggunakan suplemen
selenium untuk mencegah kanker harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai dosis
berlebihan.
 Akibat Kekurangan Selenium dalam tubuh :
Kekurangan selenium pada manusia karena makanan yang dikonsumsi belum bayak
diketahui. Pada tahun 1979 para ahli dari Cina melaporkan hubungan antara status selenium
tubuh dengan penyakit kesban, dimana terjadi kardiomiopati atau degenerasi otot jantung
yang terutama terlihat pada anak-anak dan perempuan dewasa (keshan adalah sebuah
propinsi di Cina). Penyakit keshan-Beck pada anak remaja menyebabkan rasa kaku,
pembengkakan dan rasa sakit pada sendi jari-jari yang diikuti osteoartritis secara umum, yang
terutama dirasakan pada siku, lutut dan pergelangan kaki. Pasien yang mendapat makanan
prenteral total yang pada umumnya tidak mengandung selenium menunjukkan aktivitas
glutation peroksidase rendah dan kadar selenium dalam plasma dan sel darah merah yang
rendah. Beberapa pasien menjadi lemah, sakit pada otot-otot dan terjadi kardiomiopati pasien
kanker mempunyai taraf selenium plasma yang rendah. Kekurangan selenim dan vitamin E
juga dihubungan dengan penyakit jantung.
 Absorbsi Selenium dalam tubuh:
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein. Absorbsi
selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif, selenium diangkut oleh albumin dan
alfa-2 globulin. Absorbsi lebih efesien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan selenium.
Konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekresi melalui urin

5. Tembaga (Cu)

Tembaga merupakan unsur esensial yang bila kekurangan dapat menghambat


pertumbuhan dan pembentukan hemoglobin. Tembaga sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme, pembentukan hemoglobin, dan proses fisiologis dalam tubuh (Richards 1989;
Ahmed et al. 2002).Tembaga ditemukan dalam protein plasma,seperti seruloplasmin yang
berperan dalam pembebasan besi dari sel ke plasma. Tembaga juga merupakan komponen
dari protein darah, antara lain eritrokuprin, yang ditemukan dalam eritrosit (sel darah merah)
yang berperan dalam metabolisme oksigen (Darmono 1995; 2001). Selain ikut berperan
dalam sintesis hemoglobin, tembaga merupakan bagian dari enzim-enzim dalam sel jaringan.
Tembaga berperan dalam aktivitas enzim pernapasan,sebagai kofaktor bagi enzim tirosinase
dan sitokrom oksidase.
Tirosinase mengkristalisasi reaksi oksidasi tirosin menjadi pigmen melanin (pigmen
gelap pada kulit dan rambut). Sitokrom oksidase, suatu enzim dari gugus heme dan atom-
atom tembaga, dapat mereduksi oksigen (Davis dan Mertz 1987; Mills 1987; Sharma et
al.2003).
Tembaga terdapat luas didalam makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram, kerang,
hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian , serelia, dan cokelat. Air juga mengandung
tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa di gunakan sebagai sumber air.
Angka Kecukupan Tembaga (Cu) Yang Dianjurkan
Kekurangan tembaga karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu, AKG untuk tembaga di
Indonesia belum ditentukan. Amerika serikat menetapkan jumlah tembaga yang aman untuk
dikonsumsi adalah sebanyak 1,5-3,0 mg sehari.
 Fungsi Tembaga dalam tubuh :
Fungsi utama enzim di dalam adalah sebagai bagian dari enzim. Enzim-enzim
mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan yang berkaitan dengan reaksi
yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen.
 Tembaga berperan dalam mencegah anemia dengan cara membanu absorbs besi,
merangsang sisntesis hemoglobin , melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan
sebagai bagian dari enzim seruloplasmin.
 Tembaga berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.
 Tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi melanin, yaitu pigmen
dan kulit.
 Tembaga juga berperanan dlam pngikatan silanh kolagen yang diperluka untuk menjaga
kekuatannya.

 Akibat kelebihan Tembaga dalam tubuh :


 Menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati.
 Konsumsi sebanyak 10-15 mg tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah
dan diare. Berbagai tahap perdarahan intravascular dapat terjadi ,begitupun nekrosis
sel-sel hati dan ginjal.
 Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabakan kematian.
 Akibat kelebihan Tembaga dalam tubuh :
 Kekurangan tembaga dapat menganggu pertumbuhan dan metabolisme, disamping itu
terjadi demineralisasi tulang-tulang. Bayi gagal tumbuh kembang edema dengan
serum albumin rendah. Gangguan fungsi kekebalan.

 Absorbsi Tembaga dalam Tubuh:


Absorsi sedikit terjadi didalam lambung dan sebagian besar di bagian atas usus halus secara
aktif dan pasif.Absorbsi terjadi dengan alat angkut protein pengikat tembaga metalotionin
yang juga berfungsi dalam absorbsi seng dan kadmium.Tembaga diangkut keseluruh tubuh
oleh seruloplasminin dan transkuprein.Tembaga juga dikeluarkan dari hati ,sebagai bagian
dari empedu.Didalam saluran cerna tembaga dapat diabsorsi kembali atau dikeluarkan dari
tubuh bergantung kebutuhan tubuh.Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat
kelebihan tembaga dalam tubuh.
 Metabolisme Tembaga dalam Tubuh:
Dalam plasma darah ,tembaga mula – mula diikat pada albumin dan suatu protein baru dan
dibawa kehati dimana kan mendapat proses :
· Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati yang spesifik
· Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma disamping kemungkinan
fungsi enzimatiknya ,juga mengangkut tembaga kedalam sel seluruh tubuh
· Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ; rendahnya berat molekul dari
pool –cu dalam plasma mungkin tidak merupakan sumber Cu seluler yang nyata.

6. Mangan

Mangan berkaitan dengan jumlah enzim dalam beberapa proses metabolisme


termasuk piruvatanya dan karboksilse asetil CoA dan dehidrogenase isositrat dalam siklus
krebs dan mitokondria; bentuk mitokondria ;dismutase super oksida yang menolong
melindungi membran mitokondria. Yang lebih menarik adalah hubungannya dengan
enzim mukopolisakarida , glikoprotein dan produksi lipopolisakarida ,termasuk trasferase
galaktose dan trasferse glikosil lain yang terikat dalam membran.
Sumber : Serelia utuh, kacang-kacangan, buah-buahan, teh.
AKG orang dewasa: 2,5-5,0 mg.
Lokasi : Terbanyak di dalam tulang, jaringan di dalam hati, pankreas, jaringan saluran cerna
dan kelenjar ptuitari.
 Fungsi Mangan dalam Tubuh :
Dalam tubuh, Mn berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi metabolik yang
penting pada protein, karbohidrat, dan lemak. Pada metabolisme protein, Mn mengaktifkan
interkonversi asam amino dengan enzim spesifik seperti arginase, prolinase, dipeptidase.
Pada metabolism karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa reaksi konversi pada
oksidasiglukosa dan sintesis oligosakharida. Pada metabolisme lemak, Mn berperan sebagai
kofaktor dalam sintesis asam lemak rantai panjang dan kolesterol. metabolisme energi &
sintesis lemak
 Akibat Kelbihan Mangan dalam tubuh :
Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh
mangan. Pekerja tambang yang mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk jangka
waktu lama, menunjukkan gejala-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku
abnormal, yang menyerupai penyakit parkinson.
 Akibat Kekurangan Mangan dalam tubuh :
Kekurangan mangan pernah terlihat pada manusia. Kebutuhan mangan kecil, sedangkan
mangan banyak terdapat dalam makanan nabati. Kekurangan mangan menyebabkan steril
pada hewan jantan dan betina. Keturunan dari induk yang menderita kekurangan mangan,
menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan kerangka otot. Penggunaan suplementasi besi
dan kalsium perlu diperhatikan karena kedua zat gizi ini menghambat absorbsi mngan.
Kekurangan mangan sering terjadi bersamaan dengan kekurangan besi. Makanan tinggi
protein dapat melindungi tubuh dari kekurangan mangan.
 Absorbsi Mangan dalam tubuh:
Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Seperti halnya
dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Besi dan
kalsium menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam
plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan
dikeluarkan melalui feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh oleh sekresi selektif
melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati.

7. Flour
Sumber flour di antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak.
AKG : Konsumsi fluor yang dianggap cukup dan aman adalah 1,5 – 4,0 mg/sehari.
Hendaknya air minum mengalami fluorodisasi sehingga mengandung 1 bagian flour/ 1 juta
bagin air (1 ppm), yang berarti 1 mg/L air.
 Fungsi Flour dalam tubuh:
Mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan tulang dibentuk, pertama
terbentuk kristal hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor. Kemudian flour akan
menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoropatit.
Pembentukan fluoropatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan. Fluor
diduga dapat mencegah osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa dan orang tua.
fluorordisasi air minum, masyarakat terutama anak-anak akan terlindungi dari karies gigi ini.
Penambahan fluorida pada pasta gigi juga melindungi masyarakat terhadap karies gigi.
 Akibat Kelbihan Flour:
Kelebihan fluor dapat menyebkan keracunan. Hal ini baru terjadi pada dosis sangat tinggi
atau setelah bertahun-tahun menggunakan suplemen fluor sebanyak 20-80 mg sehari.
Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi menjadi kekuningan), mulas, diare, sakit di
daerah dada, gatal, dan muntah.
 Akibat Kekurangan Flour:
Kekurangan fluor terjadi di daerah dimana air minum kurang mengandung fluor. Akibatnya
adalah kerusakan gigi dan keropos tulang pada orang tua.
 Absorbsi Flour dalam tubuh:
Sebagian flour dari makanan atau minuman diserap oleh lambung dan sebagian lagi oleh usus
kecil. Dari 90% F diserap, setengahnya dikeluarkan lagi dan setengah bagian lainnya
digunakan sebagai bagian integral tulang dan gigi. Dengan tidak dipengaruhi oleh jumlah
yang dikonsumsi, kadar flour dalam darah selalu konstan. Hal ini berkat kemampuan ginjal
untuk mengaturnya. Selain dalam darah, F juga terdapat dalam jaringan (lunak), saliva, susu
dan darah janin : yang konsentrasinya leboh rendah.

8. Kobalt

Kobalt (Co) merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan hewan, dan
merupakan bagian dari molekul vitamin B12. Konversi Co dari dalam tanah menjadi vitamin
B12 pada makanan hingga dicerna hewan nonruminansia kadang-kadang disebut sebagai
siklus kobalt. Ternak ruminansia (sapi, domba, dan kambing) memakan hijauan pakan, di
mana tanaman menyerap kobalt dari dalam tanah dan bakteri-bakteri yang ada di dalam
lambung (rumen) menggunakan kobalt dalam penyusunan vitamin B12. Hewan menyerap
vitamin B12 dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh (Davis dan Mertz 1987;
Mills 1987; Darmono 1995). Semua bangsa hewan membutuhkan vitamin sehingga secara
tidak langsung memerlukan kobalt. Ternak babi dan unggas tidak mempunyai mikroflora
dalam saluran pencernaan untuk mengubah kobalt dalam ransum sehingga harus mendapat
vitamin B12 yang cukup dalam ransum (Lee et al. 1999).
Sumber utamanya adalah vitamin B12, B1, dan sayuran berdaun hijau. AKG: Sebagian
besar kobal dalam tubuh terikat dalam vitamin B12 plasma darah mengandung kurang lebih 1
µg kobal/100.
 Fungsi Kobalt dalam tubuh:
Kobal merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini diperlukan untuk mematangkan sel
darah merah dan menormalkan fungsi semua sel. Kobal mungkin juga berperan dalam fungsi
berbagai enzim.
 Akibat Kekurangan Kobalt:
Terjadi bila kekuangan vitamin B12. Karena faktor intrinsik, sindroma gangguan absorpsi
dan gastrektomi.
 Akibat Kelebihan Kobalt:
Belum diketahui karena belum ada penelitian yang menunujukan tentang seseorang yang
mengidap penyakit akibat kelebihan kobalt. Percaya saja bahwa sesuatu yang berlebihan
 Absorbsi Kobalt dalam tubuh:
Absorbsi terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorbsi besi. Absorbsi
meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85% ekskresi kobal dilakukan melalui urin,
selebihnya feses dan keringat.

9. Kromium (Cr)

Sumber kromium terbaik adalah makanan nabati. Kandungan kromium dalam tanaman
bergantung pada jenis tanaman, kandungan krom tanah dan musim. Sayuran mengandung 30
hingga 50 ppm, biji-bijian dan serealia utuh 30 hingga 70 ppm dan buah 20 ppm. Hasil laut
dan daging merupakan sumber kromium yang baik.
 Fungsi Krom dalam tubuh :
Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida. Krom bekerja sama dengan
pelepasan dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel, dengan demikian dalam
pelepasan energi, percobaan pada hewan menunjukan bahwa kekurangan krom dapat
menyebabkan gangguan toleransi terhadap glukosa, walaupun konsentrasi insulin normal.
Dalam keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan sindroma mirip diabetes. Krom
diduga merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi terhadap glukosa (glucose
tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation. Toleransi terhadap glukosa
tampaknya dapat diperbaiki dengan suplementasi krom. Hal ini harus dilakukan dibawah
pengawasan dokter. Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun dengan umur,
kecuali pada jaringan paru-paru yang justru meningkat.
 Akibat Kekurangan Krom :
Kekurangan krom karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu AKG untuk krom belum
ditentukan.
 Akibat Kelebihan Krom :
Kelebihan krom karena makanan belum pernah ditemukan. Pekerja yang terkena limbah
industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan
kanker paru-paru. Kromat adalah bentuk krom dengan valensi 6, tubuh tidak dapat
mengoksidasi krom makanan dengan valensi 3 yang tidak toksik menjadi bentuk vlensi 6
yang toksik. Jadi, krom di dalam makanan tidak ada kaitannya dengan kanker paru-paru.
 Absorbsi Krom dalam Tubuh:
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorbsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom hanya
diabsorbsi sebanyak 1%. Mekanisme absorbsi belum diketahui dengan pasti. Absorbsi
dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam media alkali usus
halus. Jumlah yang diabsorbsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu ekskresi
melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi gula sederhna yang
tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik.
Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi,
krom dapat diangkut oleh albumin.
 Angka Kecukupan Mineralmikro yang dianjurkan:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, mineral mikro
dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.
2. Sumber Mineral Mikro terdiri dari :

 Besi (Fe) : makanan hewani ,seperti daging,ayam dan ikan .Sumber baik
lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang kacangan, sayuran hijau dan
bebebrapa jenis buah
 Seng (Zn) : daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga gandum, ragi,
selada, roti dan kacang-kacangan
 Iodium (I): sayur-sayuran, ikan laut, dan rumput laut
 Selenium (Se) : Makanan hasil laut, daging, hati, serelia, sayuran, sayuran
 Tembaga (Cu) : tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-
bijian , serelia, dan cokelat
 Mangan (Mn): Serelia utuh, kacang-kacangan, buah-buahan, teh.
 Flour : air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak
 Kobalt vitamin B12, B1, dan sayuran berdaun hijau
 Kromium (Cr) : makanan nabati

3. Makro mineral mempunyai fungsi dan peranan tersendiri yang penting bagi tubuh.
4. Mineral juga dapat menyebabkan dampak negatif apabila kekurangan dan kelebihan,
ini dapat disebabkan dari makanan dan aktifitas yang terjadi, seperti muntah, diare,
dan sebagainya, yang bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh.
Daftar Pustaka:
http://www.arenaterbaru.com/2014/02/mineral-mikro-ilmu-gizi.html

https://gandhiburger.wikispaces.com/mineral+mikro.+ilmu+gizi

https://hasanah619.wordpress.com/2009/12/09/mineral-mikro-2/

http://maraparashigo-maraparapa.blogspot.co.id/2011/11/mineral-mikro.html

http://www.slideshare.net/yuliartiramli/mineral-unsur-mikro

http://ndrynakochi.blogspot.co.id/2012/01/mineral-mikro.html

http://www.betaraubd.com/2012/12/proses-metabolisme-mineral-mikro-dan.html

You might also like