You are on page 1of 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa-masa awal pertumbuhan adalah periode penting dalam proses
tumbuh kembang seorang anak. Periode usia 0 sampai usia 5-6 tahun ( pra
sekolah) ini dikenal dengan istilah periode emas perkembangan atau golden
ages. Bagi anak yang mengalami hambatan perkembangan, intervensi dini bagi
tumbuh kembangnya pada periode ini sangat diperlukan. Intervensi dini adalah
suatu kegiatan penanganan segera terhadap adanya keterlambatan
perkembangan yang dialami oleh anak. Intervensi dapat membantu
meminimalisir dampak dari hambatan perkembangan.
Pentingnya intervensi dini bagi anak-anak yang mengalami hambatan
perkembangan diungkapkan oleh Guralnick ( 2005), yang dikutip oleh Bruder
(2006: hlm 339), menyatakan: For children with dissabilities the early years
are critical for a number of reason. First, the earlier a child is identified as
having a developmental delay or disability, the greater likelihood the child will
benefit from intervention strategies designed to compansate for the child’s need.
Semakin dini intervensi diberikan, diharapkan memberikan manfaat yang lebih
baik dalam mengatasi dampak dari hambatan perkembangan yang dialami anak
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan laporan ini yaitu :
1. Apa pengertian intervensi dini berbasis keluarga ?
2. Apa tujuan intervensi dini berbasis keluarga ?
3. Apa pengertian tunanetra ?
4. Bagaimana profil anak dan keluarga ?
5. Bagaimana kerangka dan kalender kerja ?
6. Bagaimana proses pelaksanaan asesmen yang telah dilaksanakan ?
7. Bagaimana proses intervensi dini berbasis keluarga ?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan laporan ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian intervensi dini berbasis keluarga
2. Mengetahui tujuan intervensi dini berbasis keluarga
3. Mengetahui pengertian tunanetra
4. Mengetahui profil anak dan keluarga
5. Mengetahui kerangka dan kalender kerja
6. Mengetahui proses pelaksanaan asesmen yang telah dilaksanakan
7. Mengetahui proses intervensi dini berbasis keluarga

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan laporan ini yaitu dapat memberikan
kontribusi positif baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, laporan ini
dapat menjadi bahan pengembangan mengenai program intervensi dini
bersumber daya keluarga. Secara praktis laporan ini dapat menjadi wahana
menambah pengalaman bagi penulis khususnya dan menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca pada umumnya.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Intervensi Dini Berbasis Keluarga


Intervensi diartikan segala langkah dan tindakan yang lebih baik dari
cara-cara yang bersifat konvensional, sehingga kadang – kadang hanya tampak
sebagai prinsip – prinsip umum yang berlaku dalam berbagai situasi, Smith et
al (1976). Intervensi dapat memperbaiki masalah-masalah perkembangan yang
ada dan mengantisipasi (sifatnya preventif).
Dr. Ahmad Nawawi dalam jurnalnya yang berjudul “stimulasi dan
intervensi” memberikan pengertian intervensi sebagai campur tangan , yaitu
campur tangan kepada pihak lain dengan tujuan tertentu. Penanganan / layanan
terhadap anak yang mengalami resiko hambatan perkembangan dalam aspek
motorik, komunikasi dan bahasa, sosial emosi, kognisi dan persepsi – sensori.
Intervensi lebih ditekankan kepada anak yang mengalami hambatan
perkembangan . adapun pengertian intervensi dini yaitu program pembelajaran
atau latihan yang dilakukan terhadap anak usia lima tahun ke bawah, yang
diduga mengalami resiko hambatan perkembangan (disability).
Menurut Zaenal Arifin, Intervensi Dini Berbasis keluarga di definisikan
sebagai penyediaan dukungan dan sumber daya yang ditujukan pada keluarga
anak usia dini, yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap
anak, keluarga dan fungsi keluarga. Dasar teorinya adalah Humanisme, falsafah
yang menjungjung tinggi nilai kemanusiaan. Teori yang mendasariny adalah
ecologizal social system, dengan Asumsi bahwa belaja dan perkembangan pada
Manusia ditentukan oleh intensitas interaksi dan partisipasi orang tua, anak dan
keluarga. lingkungan di pandang alamiah sebagai sarana pengembangan diri.
Secara operasional Intervensi dini difokuskan pada setting kegiatan
keluarga, dukungan terhadap pengasuhan anak, interaksi orang tua-anak,
membuka kesempatan pada keikutsertaan orang tua dalam pengasuhan,
pemberian bantuan dan dukungan yang berpusat pada keluarga. ini semua
dimaksudkan untuk mengoptimalkan earlu intervention benefits.
Sebelum melakukan intervensi dini bersumberdaya keluarga perlu
dilakukan proses identifikasi dan asesmen kepada anak karena identifikasi

3
berkenaan dengan upaya menemukan anak-anak yang diduga beresiko
mengalami hambatan atau gangguan. Sedangkan asesmen berkenaan dengan
upaya untuk menilai atau mengetahui kelemahan dan kelebihan yang telah
dimiliki anak. Intervensi dan stimulasi tanpa didasarkan atas hasil identifikasi
dan asesmen tidak ada gunanya bahkan kemungkinan dapat menimbulkan
malapetaka.

B. Tujuan Intervensi Dini Berbasis Keluarga


Adapun tujuan intervensi dini menurut Dr. Ahmad Nawawi antara lain
yaitu meningkatkan dan mengoptimalkan perkembangan anak yang mengalami
hambatan, memberikan dukungan dan bantuan kepada orang tua dan keluarga,
0memaksimalkan peran keluarga dan atau orangtua dalam melayani dan
menangani anaknya yang mengalami hambatan dalam perkembangan.

C. Pengertian Tunanetra
Ketunanetraan dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu buta
(blind), kurang lihat (low vision), dan penglihatan terbatas (visually limited).
Buta total adalah seseorang yang tidak memiliki penglihatan sama sekali tetapi
mungkin saja masih memiliki persepsi cahaya, yaitu masih dapat membedakan
ada dan tidaknya cahaya. Kurang lihat (low vision) adalah mereka yang
memiliki keterbatasan melihat pada jarak yang jauh tetapi mampu melihat
obyek pada jarak tertentu. Penglihatan terbatas (visually limited) adalah
seseorang yang memiliki masalah penglihatan ketika melihat benda dalam
kondisi pada umumnya.
Ketunetraan dapat terjadi karena kerusakan dari salah satu fungsi
penglihatan, misalnya kerusakan pada ketajaman penglihatan (penglihatan
sentral) atau lantang pandang ( penglihatan perhiperal). Sedangkan kerusaka
tersebut dapat terjadi karena faktor keturunan, adanya penyakit tertentu, atau
akibat kecelakaan.
Akibat ketunanetraan seseorang dapat mengalami keterbatsan dasar
dalam (1) luas dan variasi pengalaman, (2) bergerak, dan (3) interaksi dengan
lingkungan. Keterbatasan tersebut jika tidak mendapat layanan yang sesuai
dapat mempengaruhi perilaku belajar seseorang. Sehubungan dengan adanya

4
keterbatasan tersebut, kurikulum pendidikan anak tunanetra harus memberikan
layanan yang sesuai dengan kebutuhan khusus, seperti Orientasi Mobilitas,
keterampilan sensoris, baca-tulis braille dan lain sebagainya.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Identitas Anak

Lembaga Pengembangan Anak : Pusat Pelayanan Terpadu Low Vision


(LV) Dan Multiply Disabled Visual Impairment (MDVI) Usia Dini.
Tanggal Identifikasi : 26 Maret 2018
Petugas Identifikasi : Afifah Miftah El Jannah, Faiza Nanda
Dwiyani, Meri Komalasari, Nikmal
Maula.
Guru Kelas :
Kegiatan identifikasi dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2018, kami
mengunjungi salah satu lembaga pengembangan anak yang ada di kota Bandung
yaitu Pusat Pelayanan Terpadu Low Vision (LV) Dan Multiply Disabled Visual
Impairment (MDVI) Usia Dini. Setibanya di lokasi, kami langsung menuju
ruang Intervensi Dini untuk menjelaskan maksud dari kedatangan kami serta
meminta izin kepada pihak yayasan untuk melaksanakan identifikasi terhadap
anak yang ada di yayasan tersebut. Kemudian kami langsung dipersilahkan
untuk masuk ruang Intervensi Dini, kami mulai bertanya kepada bapak yang
ada disana mengenai anak usia 2 tahun yang mengalami hambatan. Kemudian
kami langsung ditunjukkan kepada Nisa. Pada identifikasi ini kami melakukan
observasi dan wawancara dengan orang tua Nisa, kami mendapatkan informasi
tentang keadaan anak saat ini dan hambatan yang sedang dialaminya. Dalam
kesempatan observasi dan wawancara awal ini, kelompok kami juga melihat
aktifitas Nisa di yayasan.
Berikut adalah deskripsi hasil observasi dan wawancara awal yang
kelompok kami peroleh:
 Nisa memiliki orangtua yang perhatian terhadapnya.
 Nisa suka menusuk-nusuk matanya menggunakan jarinya.
 Nisa suka melempar-lempar benda yang diberikan.
 Nisa ketika diajak asesor bermain, anak menangis.
 Nisa suka bernyanyi-nyanyi.
6
B. Profil Anak dan Keluarga

1. Identitas Anak
Nama : Lathifa Tunnisa Nurhayati
TTL : Bandung, 15 Mei 2016
Alamat : Kampung Tamasan, Rt/Rw 03/01, Banjaran
Anak ke : 3 dari 2 bersaudara
Riwayat Perkembangan :
Masa kehamilan dan kelahiran Nisa prematur, kehamilan anak
sebelumnya, ibu terkena virus

2. Identitas Orang tua


Nama Ayah : Agus Barnas
Pekerjaan Ayah : Pijat Refleksi
Nama Ibu : Iis Sunengsih
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kampung Tamasan, Rt/Rw 03/01, Banjaran

C. Kerangka dan Kalender Kerja Program Intervensi Dini

1. Kerangka Kerja Program Intervensi Dini


Berikut ini adalah kerangka kerja pelaksanaan program intervensi dini
yang kami buat :

KERANGKA KERJA

Identifikasi

Asesmen

Analisis Hasil Asesmen

Penyusunan Program Intervensi

Pelaksanaan Program

Evaluasi

7
2. Kalender Kerja Program Intervensi Dini
TIMELINE INTERVENSI DINI
KELOMPOK 1

Pelaksanaan
No Program Aktivitas Febuari Maret April Mei Target
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Persiapan 1. Membuat surat 25 Surat sudah siap
observasi di kantor
departemen
2. Mencari anak 18 Anak sudah
berkebutuhan ditemukan
khusus usia 2
tahun
3. Membuat 1 Instrument telah siap
instrument
asesmen
perkembangan
anak
4. Konsultasi 12
Asesmen
5. Membuat 30 instrument pedoman
instrument wawancara orang tua
pedoman sudah siap
wawancara orang
tua

8
6. Konsultasi 12 Konsultasi Program
Program sudah siap
7. Program yang 14 Program yang sudah
sudah direvisi direvisi sudah siap
8. Menyusun 16 program IDBK anak
program IDBK sudah siap
anak
9. Menyusun 16 Menyusun program
program IDBK IDBK orang tua
orang tua sudah siap
B Pelaksanaan 1. Melaksanakan 7 Pelaksanaan asesmen
asesmen sudah siap
2. Presentasi program 24 Sudah siap
IDBK
3. Melaksanakan 20 program anak telah
program anak terlaksana
4. Melaksanakan 20 program orang tua
program orang tua telah terlaksana

C Pelaporan 1. Membuat laporan 18


2. Presentasi hasil 29
pelaksanaan

3. Laporan yang 30
sudah direvisi
4. Pengumpulan 31

9
3. Asesmen
A. Hasil Asesmen
Data Kuantitatif Hasil Asesmen
Asesmen dilakukan untuk mengungkap setiap item dari masing-
masing aspek. Adapun pemberian nilai pada setiap butir instrumen
sebagai berikut :
Nilai 1: Pada saat anak mampu melakukan instruksi yang ada pada butir
instrumen.
Nilai 0: Pada saat anak belum mampu melakukan instruksi yang ada pada
butir instrumen.
Setelah diberi penilaian per butir instrumen, dilakukan perhitungan:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
× 100%

Adapun kriteri keputusan yang digunakan yaitu:


Interval 25% kebawah: Hambatan berat
Interval 25%- 50%: Hambatan sedang
Interval 50%- 75%: Hambatan ringan
Interval 76% ke atas: Tidak mengalami hambatan
Berikut hasil asesmen tiga aspek perkembangan yang diaseskan
kepada batimbun:
a. Perkembangan Bahasa
9
 Mampu = × 100%
20

= 45%
11
 Belum mampu = 20 × 100%

= 55%

b. Perkembangan Motorik
 Motorik Halus
2
 Mampu = × 100%
2

= 100%
0
 Belum mampu = 2 × 100%

=0%

10
 Motorik Kasar
7
 Mampu = × 100%
9

= 77 %
0
 Belum mampu = 2 × 100%

0%
Secara umum maka data yang didapat dalam perkembangan motorik yaitu:
9
 Mampu = × 100%
11

= 100 %
0
 Belum mampu=0 × 100%

=0 %
c. Perkembangan Kognitif
19
 Mampu = × 100%
20

= 90 %
1
 Belum mampu = 20 × 100%

= 1%
d. Perkembangan Sosial
5
 Mampu = × 100%
8

= 62 %
3
 Belum mampu = 8 × 100%

= 37,5%

Data Kualitatif Hasil Asesmen


a. Perkembangan Bahasa
Berdasarkan instrumen asesmen perkembangan bahasa yang
telah diteskan kepada anak dapat diketahui bahwa anak memiliki
hambatan hal tersebut ditunjukan dari hasil asesmen sebagai berikut;
anak belum mampu menggunakan kata tanya, seperti "Apa itu?", anak
juga belum bisa menyebutkan dua kata atau lebih, juga belum mampu
menyebutkan namanya sendiri, selain itu pula anak belum mampu
mengikuti dua langkah perintah, anak belum mampu menggunakan kata
11
sambung, juga kata pengganti aku, kamu, juga mengucapkan
keinginannya, anakpun belum mampu bercerita, anak belum mampu
mengkritik, dan belum mampu menggunakan kata imbuhan.

b. Perkembangan Motorik
Instrumen asesmen perkembangan motorik yang kami buat
mengandung dua komponen, yaitu motorik halus dan motorik kasar.
 Motorik Halus
Semua instrumen asesmen perkembangan motorik halus yang
diberikan kepada anak bahwa anak tidak memiliki habatan dalam
motorik halus.
 Motorik Kasar
Sebagian besar instrumen asesmen perkembangan motorik kasar
mampu dilakukan oleh anak, namun ada beberapa hal yang berlum
bisa dilakukan oleh anak, diantranya; Anak belum mampu berjalan
cepat atau berlari dengan jarak yang dekat, juga belum mampu
berdiri dan menendang bola.
Secara umum, instrumen asesmen perkembangan motorik anak
baik dan tidak memiliki hambatan apapun.

c. Perkembangan Kognitif
Kesimpulan dari perolehan skor hasil asesmen perkembangan
kognitif diatas, kemampuan kognitif anak sangat baik sehingga dapat
dikatakan anak tidak mengalami hambatan dalam perkembangan
kognitif.

d. Perkembangan Sosial
Kesimpulan dari perolehan skor hasil asesmen perkembangan
kognitif diatas, kemampuan sosial anak baik sehingga dapat dikatakan
anak tidak mengalami hambatan dalam perkembangan social

12
A. Analisis Hasil Asesmen
Berdasarkan perolehan hasil asesmen kemampuan dan ketidak
mampuan dalam setiap aspek perkembangannya dapat digambarkan
dalam grafik berikut:

Persentase Kemampuan Anak


120

100

80

60

40

20

0
Bahasa Motorik Halus Motorik Kasar Kognitif Sosial

Persentase Ketidakmampuan Anak


120

100

80

60

40

20

0
Bahasa Motorik Halus Motorik Kasar Kognitif Sosial

13
B. Kebutuhan Anak
Berdasarkan hasil analisis asesmen, kebutuhan yang diperlukan oleh
anak diantaranya:
1) Mengembangkan kemampuan bahasa pada anak;
2) Mengembangkan kemampuan kognitif pada anak.
Dari dua kebutuhan di atas maka kami membuat program intervensi
yang bertujuan untuk mengembangkan kedua aspek tersebut, karena
kebutuhan diatas adalah kebutuhan yang sangat urgen untuk anak saat ini.
Adapun alasan kami membuat subfokus program dalam setiap aspeknya ialah
berdasarkan hasil observasi dan wawancara orangtua

14
1.2 Program Intervensi Dini

A. Penyusunan Program
1. Penyusunan Program Untuk Anak

Berdasarkan hasil analisis asesmen dan wawancara yang telah dilakukan, maka kami menyusun program
intervensi untuk anak sebagai berikut:

Aspek Hasil Asesmen Langkah-


Perkemban Tujuan Materi Langkah Evaluasi
Kemampuan Hambatan Kebutuhan
gan Intervensi
Kognitif 1. Berpikir dulu - - Untuk 2 minggu Program
dalam mengurangi dikatakan
memecahkam aktivitas anak berhasil jika anak
masalah/ tidak dalam menekan- mampu menahan
dengan cara coba- nekan bola diri untuk tidak
coba matanya menekan-nekan
2. Permanesasi anak bola matanya
sudah berkembang selama 1 jam
secara sempurna
3. Anak sudah mulai
mengembangkan

15
simbol-simbol
primitif untuk
menjelaskan
peristiwa tertentu
4. Anak sudah mampu
menirukan ekspresi
dan kata yang
didengar yang
dicontohkan oleh
Asesor
5. Anak sudah
mempunyai rasa
ingin tahu Anak
tentang bagian-
bagian tubuh, nama
anggota keluarga
6. Anak sudah mampu
menyelesaikan

16
masalah melalui
pemikiran
7. Memori jangka
panjang, anak
sudah mampu
menyanyikan lagu
yang pernah
didengar
sebelumnya
8. Anak sudah mampu
menyebutkan
benda dan
konsepnya seperti
benda-benda
disekitar

Motorik Motorik Kasar Motorik Kasar -

17
1. Anak sudah mampu 1. anak belum
berjalan tanpa mampu beralan
terjatuh cepat atau berlari
2. Anak sudah mampu dengan jarak yang
mengendarai dekat
mainan roda empat 2. anak belum
3. Anak sudah mampu mampu berdiri
menarik mainan dan menendang
dengan tali bola
4. Anak sudah mampu
memanjat anak
tangga.
5. anak sudah mampu
berjalan mundur
tanpa kehilangan
keseimbangan
6. anak sudah mampu
berdiri dan
menendang bola

18
7. anak sudah mampu
melompat di tempat
8. anak sudah mampu
berjongkok

Motorik Halus - -
1. Anak sudah mampu
memegang benda
2. Anak sudah mampu
meremas benda
yang bertektur
lunak
Bahasa 1. Anak sudah mampu 1. anak belum Melapalkan Untuk Anak mampu
menoleh ketika bertanya “apa kata dengan membantu anak melafalkan kata
dipanggil itu?” saat ibunya jelas, serta melafalkan kata dengan jelas
menyentuhkan dilatih untuk dengan jelas misalnya makan,
2. Anak sudah mmapu barang yang mampu minum,
berdialog belum dikenal. berbicara
sederhana berupa lebih dari dua

19
suara balasan bila 2. Mampu kata dengan
ibunya memberi menyebutkan cara
stimulus berbicara namanya sendiri bernyanyi
dapat berupa
senyuman, tertawa 3. Anak belum
atau mengeluarkan mampu
suara yang seakan menyebutkan dua
akan menaggapi kata atau lebih
suara ibunya
4. Anak belum
3. Anak sudah mampu mampu
mengenali 3-5 mengungkapkan
bagian dari kalimat yang
tubuhnya katanya lebih dari
lima kata
4. Anak sudah mampu
mengoceh dengan 5. Anak belum
diselingi kata-kata mampu
yang riil. mengikuti dua

20
langkah perintah
5. Anak dapat misalnya “ tolong
menyebutkan ambilkan gelas,
“pisang” ketika lalu simpan di
disentuhkan. atas meja”

6. Anak belum
6. Anak mulai mampu
merespon perintah menggunakan
sederhana, kata sambung.
misalnya Misalnya “Kakak
“dorong!”/“tekan” pergi ke sekolah
sama ibu”
7. Mampu menjawab
pertanyaan siapa 7. Anak belum
nama ayah? mampu
menggunakan
kata: “aku”

21
8. kosa kata anak 8. Anak belum
bertambah setiap mampu
harinya menggunakan
kata: “kamu”

9. Anak belum
mampu
mengucapkan
keinginannya.
Misal; “Mama
aku mau makan”

10. Anak belum


mampu bercerita

11. Anak belum


mampu mampu
mengkritik.

22
Misal; ini tidak
boleh

12. Anak belum


mampu mampu
menggunakan
kata imbuhan.
Emosi 1. Anak sudah 1. Anak belum Anak Agar anak Memberika Langkah 1. Dikatakan
memiliki rasa bisa mengurangi mengurangi n pengertian pertama, berhasil
cemburuan mengunggka aktivitas anak aktivitas anak kepada anak asesor apabila,
2. Anak sudah pkan rasa dalam dalam mencolok- bahwa memegang anak hanya
memiliki rasa ingin tahunya mencolok- colok matanya mencolok- tangan memegang
bangga dengan colok matanya colok mata anak. matanya
3. Anak sudah bertanya, dapat dengan
memiliki rasa malu seperti “apa berbahaya. Langkah mengepalka
4. Anak sudah ini?” kedua, n
memiliki rasa tidak 2. Anak belum menyentuhk tangannya.
suka mampu an tangan
menunjukan anak ke

23
5. Anak sudah sikap ingin matanya 2. Dikatakan
memiliki rasa ingin tahu terhadap selama 3 berhasil
tahu tubuhnya detik. apabila, anak
sendiri tidak
Langkah mencolok-
ketiga, colok matanya.
menjauhkan
tangan anak
dari mata
sekitar 10
cm seraya
menggoyan
g-
goyangkan
tangan anak
sambil
berkata no,
no, no.

24
-Sosial 1. Mampu 1. Anak belum
bekerjasama dalam mampu
sejumlah aktivitas bekerja sama
sederhana dalam
2. Bekerja sama bermain
dalam bermain dengan anak
dengan bayi lain lain
seusianya
atau lebih
muda darinya

25
2. Penyusunan program untuk orangtua
Berikut program intervensi orangtua yang telah disusun:
Hasil Asesmen Langkah-
Aspek Tujuan Materi Langkah Evaluasi
Kemampuan Hambatan Kebutuhan
Intervensi
1. Kesehatan Untuk Kondisi keluarga - -
sendiri sehat, namun jika
ada yang sakit membeli
obat di apotik, keluarga
juga tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit,
dan keluarga memiliki
asuransi kesehatan.

2. Kesejahtera Financial keluarga


an Keluarga tercukupi, dengan
pekerjaan ayah sebagai
pemijat, dan ibu sebagai
ibu rumah tangga. Dengan
jumlah tanggungan 2 orang

26
anak. Dan rumah yang
ditempati mengontrak.
3. Hubungan Hubungan anak dengan - -
Keluarga saudara sekandungnya
sangat baik, begitupun
hubungan ayah serta
ibunya sangat baik dan
saling mengerti satu sama
lain, dan hubungan antara
keluarga besar kedua belah
pihak baik.
4. Dukungan Dukungan dari orang lain
dari yang terjalin dengan baik,
lain ditandai dengan adanya
pemberian pemahaman
kepada masyarakat tentang
kondisi anaknya dan
mengenalkan kepada

27
masyarakat tentang kondisi
anaknya.
5. Penggunaan Penggunaan waktu
waktu senggang dimanfaatkan
senggang dengan baik, yaitu dengan
mengajak anak berkeliling
disekitar rumah, berekreasi
bersama keluarganya.
6. Keterlibata Keluarga sudah terlibat
n dalam dalam perkembangan
perkembang layanan disabilitas sejak
an layanan usia anak 9 bulan dengan
disabilitas bergabung di Yayasan
Widyata Guna dan aktif
turut serta dan bertukar
pikiran dengan orang tua
lainnya.

28
7. Pengasuhan Pengasuhan anak Orangtua belum Peningkatan Untuk 1. pemberian Program dikatakan
melibatkan kedua orangtua paham betul pengetahua memberik buku berhasil jika
dan saudara kandung anak. tentang apa yang n orangtua an tentang orangtua
harus dilakukan tentang wawasan perkemba berkeingan untuk
untuk perkembang kepada ngan anak mempeajari buku
mengoptimalkan an anak orang tua pada dan
perkembangan tentang orangtua mengaplikasikanny
anak. perkemba 2. orangtua a kepada anak.
ngan anak mempelaja
- ri tentang
perkemba
ngan anak
yang
berada di
buku
sebagai
panduan
dalam
perkemba

29
ngan
anaknya
3. orangtua
mengaplik
asikan
matri-
materi
yang ada
dibuku
kepada
anaknya.

30
B. Pelaksanaan Program
1. Pelaksanaan program intervensi kepada anak
a. Pertemuan I
Hari/ tanggal : Senin, 26 Maret 2018
Tempat : Wyata Guna
Petugas Intervensi : Afifah, Meri, Nikmal, Faiza
Sesi I : Mecoba mendekati nisa, dengan
menanyakan namanya, bersalaman kepada kedua orang tua
sambil melakukan pendekatan, mengamati gerak gerik nisa,
namun belum ramah belum ramah, oleh karena itu kami
memperhatikannya hanya dari kejauhan dan tampa
menyentuhnya, sebab ia akan menangis jika kita menyentuhnya.
b. Pertemuan II
Hari/ tanggal : Senin, 2 April 2018
Tempat : Wyata Guna
Petugas Intervensi : Afifah, Meri, Nikmal, Faiza
Sesi I : Bermain balok kayu sambil bercerita-
bercerita tentang hal yang disukai nisa, namun nisa belum mau
berdekatan dengan kami karena merasa masih asing, hal ini
dibuktikan dari teriakan nisa ketika kami menyentuh tangannya
dan ketika kami mendekatinya

c. Pertemuan III
Hari/ tanggal : Sabtu, 7 April 2018
Tempat : Rumah Nisa
Petugas Intervensi : Afifah, Meri, Nikmal, Faiza
Sesi I : Kami datang ke rumah Nisa, kemudian
kami berbincang-bincang dengan orang tua Nisa mengenai
perkembangan Nisa, apa kesukaan Nisa, dll. Kemudian kami
memberikan makanan ringan kepada Nisa namun makanan
tersebut dilempar oleh Nisa, setelah melihat hal tersebut kami
masihati anak untuk tidak melempar makanan maupun barang.
Setelah itu, Ketika Nisa mulai mencolok-colok matanya, kami

31
memberikan arahan untuk melepaskan tangannya dengan cara
menempelkan tangannya kepada kedua matanya secara
bergantian kemudian mengatakan No, No, No.
Sesi II:
Di sela-sela kami bermain dengan Nisa, kami
menyanyikan lagu anak-anak, kemudian Nisa mengucapkan
akhir lirik dari setiap lagu tersebut. Pada saat Nisa mulai
mencolok-colok matanya lagi kami melakukan hal yang sama
yaitu mengatakan No, No, No, kemudian mengalihkan perhatian
anak dengan suara botol yang dipegangnya.

d. Pertemuan IV
Hari/ tanggal : Minggu, 20 Mei 2018
Tempat : Rumah Nisa
Petugas Intervensi : Afifah, Meri, Nikmal, Faiza

Sesi I: Kami datang ke rumah Nisa, kemudian kami


menanyakan bagaimana kabar keluarga, lalu bapak nisa
menyeceritakan tentang kegiatan keluarga. Lalu bapak nisa
membawa nisa untuk bermain bersama kami. Setelah itu kami
mulai bernyanyi bersama nisa,

Sesi II: bermain bersama nisa sambil memperhatikan gerak gerik


nisa yang sangat gemar menekan-nekan bola matanya dan
melakukan intervensi No No No, dan tampak terlihat nisa sudah
mengerti dengan perintah No No No beserta buki yang telah
kami amati, pada saat sebelum intervensi dalam hitungan 1
menit, nisa mampu melakukan lebih dari 15 kali menekan-nekan
matanya, namun pada saat kami mengintervensi nisa untuk yang
terakhir kali, dalam satu menit ia menekan-nekan bola matanya
kurang lebih 5 kali.

2. Pelaksanaan program intervensi keluarga


a. Pertemuan I
Hari/ tanggal :
Tempat :
Pelaksana : Afifah, Meri, Nikmal, Faiza

32
Deskripsi:
Pada pertemuan awal sebelum melakukan intervensi,
kami meminta persetujuan kepada orang tua mengenai program
yang telah kami buat sebelumnya. Kami mengadakan diskusi
dengan ibu

b. Pertemuan II
Hari/ tanggal :
Tempat :
Pelaksana : Afifah, Meri, Nikmal, Faiza

Deskripsi :

C. Hasil Pelaksanaan program


1. Hasil pelaksanaan intervensi anak

No Tanggal Kegiatan Sesi Hasil


1. Sesi I
2. Sesi I
Sabtu, 7 April berbincang-bincang Sesi I
3 2018 dengan orang tua Nisa
mengenai
perkembangan Nisa,
menyanyikan lagu Sesi II
anak-anak, kemudian
Nisa mengucapkan
akhir lirik dari setiap
lagu tersebut. Pada
saat Nisa mulai
mencolok-colok
matanya lagi kami
melakukan hal yang
sama yaitu
mengatakan No, No,
No,
4 Minggu, 20 bapak nisa Sesi I
Mei 2018 menyeceritakan
tentang kegiatan
keluarga
Sesi II

33
2. Hasil Pelaksanaan Intervensi Keluarga

No Tanggal Kegiatan Hasil


1.

2.

D. Evaluasi

34
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan asesmen yang dilakukan pada tiga aspek perkembangan
yaitu

4.2 Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, ahmad.( ).stimulasi dan intervensi . [Online] Tersedia di


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195412071981
121-AHMAD_NAWAWI/Stimulasi_dan_Intervensi_RV.pdf. Diakses tanggal
29 Desember 2015.
Karima. (2014). Dasar teori tentang intervensi dini bersumber daya keluarga (Natural
Environment). [Online] Tersedia di
https://karimaberkarya.wordpress.com/2014/02/20/dasar-teori-tentang-
intervensi-dini-bersumber-daya-keluargaan-natural-environment/. Diakses
tanggal 29 Desember 2015.

35

You might also like