You are on page 1of 2

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Distribusi frekuensi karakteristik responden mayoitas umur responden
pada dewasa awal sebanyak 7 responden (30,4%), dewasa akhir sebanyak
6 responden (26,1%) dan remaja akhir sebanyak 4 responden (17,4%)
dengan rerata umur pada 35,22 dan standar deviasi 11,041 data
berdistribusi normal dengan p value 0,816. Pada variabel jenis kelamin,
mayoritas laki-laki sebanyak 12 responden (52,2%) dan perempuan 11
responden (47,6%). Pada variabel pendidikan terakhir responden
mayoritas pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 15 responen (65,2%).
Pada variabel diagnose medis mayoritas responden dengan FAM
sebanyak 4 responden (17,4%) dan Ca Mammae sebanyak 4 responden
(17,4%), data berdistribusi tidak normal dengan p value 0,022. Pada
variabel riwayat operasi responden yang menjalani operasi pertama kali
atau belum pernah operasi sebelumnya sebanyak 16 responden (69,6%),
pada variabel pengantian balutan luka dikaukan mayoritas pada hari ke
tiga sebanyak 13 responden (56,5%). Jenis anastesi yang digunakan pada
saat operasi sesuai dengan diagnose medis adalah anastesi spinal
sebanyak 15 responden (65,2%). Pada variabel fase penyembuhan luka
sebanyak 23 responden (100%) pada fase inflamasi. Jenis dressing yang
digunakan adalah konvensional dressing sebanyak 23 responden (100%)
dan pada variabel informasi yang didapat klien mengenani implementasi
penggantian balutan luka sebanyak 23 responden (100%).
2. Distribusi frekuensi intensitas nyeri pada impelmentasi penggatian
balutan luka post operasi bedah mayor di Instalasi Rawat Inap Ibnu Rusyd
Rumah Sakit Muhammadiyh Palembang yaitu : nyeri sedang sebanyak 20
responden (87%), nyeri ringan sebanyak 2 responden (8,7%) dan nyeri
berat sebanyak 1 responden (4,3%). Rata-rata (mean) dari skala nyeri
adalah 4,65 dengan standar deviasi 1,112 pada tingkat confident interval
95% (4,17 – 5,13). Data berdistribusi normal dengan p value 0,070.
B. Saran
1. Bagi peneliti
Diharapkan pada peneliti selanjutnya, dalam melakukan penelitian
serupa dapat mengurangi keterbatasan yang peneliti lakukan saat ini, baik
dalam hal, alat ukur, keterbatasan dalam pengumpulan data dari
responden, terlebih jika peneliti selanjutnya dapat menggunakan analisis
multivariat dengan membandingkan beberapa variabel sehingga didapat
data yang lebih variatif yang dapat diajadiakn masukan dalam menyusun
rencana tindakan keperawatan, serta dengan jumlah sampel yang lebih
banyak, dan menembahkan referensi dan penelitian terkait yang lebih
banyak.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
deskripsi distibusi frekuensi intensitas nyeri pada implementasi
penggantian balutan luka post operasi bedah mayor. Sehingga selama
pengobatan lebih efektif dan efesien.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian mengenai keperawatan medikal bedah merupakan
bagian yang sangat penting dalam ilmu keperawatan. Sehubungan dengan
hal tersebut diharapkan institusi pendidikan lebih memfasilitasi mahasiswa
khususnya mengenai referensi, dikarenakan referensi yang ada merupakan
referensi yang lama yaitu >10 tahun. Selanjutnya diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran dan penerapan
asuhan keperawatan perioperatif khususnya asuhan keperawatan medikal
bedah. Diharapkan institusi pendidikan dapat memfasilitasi pemanfaatan
kolaborasi hasil laboratorium dengan praktik klinik, agar produk lebih
bervariatif, ekonomis dan berdayaguna tinggi yang menunjang keefektifan
dan efesiensi dalam pemberian asuhan keperawatan

You might also like