You are on page 1of 6

Adakah Jagat Lain?

Para ahli tafsir memiliki banyak pendapat


tentang kata ‘alamin yang menunjukkan luasnya
pemahaman mereka. Jagat kita (universe) yang
kita lihat sangat luas itu merupakan tingkatan
yang jarak setengah diameternya adalah 30
miliar perjalanan cahaya. Dengan arti bahwa
seandainya kita memulai perjalanan dari titik
terjauh yang satu dengan kecepatan 300 ribu
km/detik, dan itu adalah kecepatan kosmik
terbesar, maka kita membutuhkan 30 milyar
tahun untuk sampai ke titik terjauh di sisi lain
dari alam semesta ini.
Para ahli astrofisika bertanya-tanya, adakah
dunia selain dunia yang kita lihat ini, dan
bagaimana dimensi-dimensinya jika ia ada. Kita
memang tidak melihatnya, tetapi barangkali ia
ada karena kita tidak melihat setiap yang ada.
Allah berfirman, ‘Maka Aku bersumpah dengan
apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang
tidak kamu lihat. Sesungguhnya al-Qur’an itu
adalah benar-benar wahyu (Allah yang
diturunkan kepada) Rasul yang mulia.’ (al-
Haqqah: 38-40)
Para ahli astrofisika menyatakan bahwa dunia
kita barangkali hanya seperti balon yang
mengapung di angkasa yang sempurna
dimensi-dimensinya.
Apa kata ahli tafsir?
Al-Qurthubi: Para ahli takwil berbeda pendapat
mengenai kata ‘alamin. Menurut Qatadah, kata
‘alamin adalah jamak dari kata ‘alam, yaitu
setiap maujud selain Allah. Kata ini tidak
memiliki arti tunggal, sama seperti kata rahthun
(kelompok) dan qaum (golongan). Husain bin
Fadhal mengatakan penghuni setiap zaman itu
disebut ‘alam. Dan lain-lain.
Wahb bin Munabbih berkata, ‘Sesungguhnya
Allah memiliki delapan belas ribu jagat, dan
dunia hanyalah satu jagat dari sekian banyak
jagat tersebut.’
Abu Sa‘id al-Khudri berkata, ‘Sesungguhnya
Allah memiliki empat puluh ribu jagat, dan dunia
dari timur hingga barat adalah satu jagat.’
Muqatil berkata, ‘Jumlah jagat adalah delapan
puluh ribu. Empat puluh ribu jagat di antaranya
ada di dalam air, dan empat puluh ribu di
antaranya ada di darat.’
Menurut al-Qurthubi, pendapat yang pertama
adalah yang paling mendekati kebenaran,
karena ia mencakup setiap makhluk dan
eksisten. Dalilnya adalah firman Allah, ‘Firaun
bertanya, ‘Siapa Tuhan semesta jagat itu?’
Musa menjawab, ‘Tuhan Pencipta langit dan
bumi dan apa-apa yang di antara keduanya.’’
(asy-Syu’ara: 23-24) Kata ‘alamin di dalam al-
Qur’an sebanyak 60 kali, dan salah satunya
mengisyaratkan langit dan bumi.
Di kalangan para ilmuwan hari ini muncul
banyak pertanyaan yang membingungkan
seputar keberadaan jagat lain di tengah ciptaan
yang mahabesar ini. Inti pertanyaan tersebut
adalah: apakah ada jagat-alam lain dengan
hukum yang berbeda dari hukum yang
mengatur jagat kita, dimana cahanya melesat
lebih cepat, dan dimana daya gravitasi lebih
kuat daripada yang kita kenal?
Banyak ilmuwan meyakini keberadaan jagat lain
selain jagat kita. Di antara mereka adalah Max
Tugmart, John G. Cramer, Susan Wealze and
David Hoytawes. Salah satu model yang
diprediksi keberadaannya oleh para ilmuwan
adalah kembaran galaksi kita, yang jaraknya
dari kita adalah 1028 meter dari kita.
Max Tugmart berpandangan bahwa jagat
paralel (parallel universe) bukan sekedar fiksi
ilmiah. Bahkan, dunia lain itu tidak lain adalah
implementasi langsung dari kajian-kajian
kosmologi.
Malkuth antara al-Qur’an dan Sain:
Sangat mengherankan bahwa kata malakut
yang disebut beberapa kali di dalam al-Qur’an
itu digunakan para ilmuan. Mari kita cermati apa
yang ditulus John G. Cramer,
‘Gene Wolf menduga bahwa yang disebut dunia
ini bukan merupakan satu-satunya jagat,
melainkan seperti satu dunia di luar perjalanan
waktu. Kita akan membutuhkan kata lain, dan
saya mengusulkan kata malkut yang dalam
bahasa Kabalist yang berarti jagat. Tetapi,
menurutku kata tersebut bukan kata baru, dan
sepertinya kasar.’
Seandainya Gene Wolf tahu bahwa kata malkut
atau malakut itu adalah kata asli Arab dan
disebut di dalam al-Qur’an al-Karim, maka ia
pasti tidak menyebutnya ‘kasar’. Allah
berfirman, ‘Dan apakah mereka tidak
memperhatikan kerajaan (malakut) langit dan
bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah,
dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan
mereka? Maka kepada berita manakah lagi
mereka akan beriman selain kepada Al Qur’an
itu?’ (al-A’raf: 185)
Suzanne Willis menyebutkan bahwa jagat-jagat
yang paralel itu dimungkinkan terpisah sesuai
teori-teori yang terpisah dengan dua jalan. Jalan
pertama pada fase huge inflation of the universe
(pemekaran besar dunia), dimana satu
bagiannya yang kecil berkembang menjadi
besar, dan sesudah itu jadilah dunia yang kita
kenal saat ini. Dan dimungkinkan bagian-bagian
yang lain menempuh jalan yang sama,
berkembang, dan membentuk dunia-dunia lain.
Sedangkan jalan kedua dan sesuai teori
kuantum, dunia-dunia paralel itu berjalinan
akibat Quantum Event.
Max Tugmark meneliti teori-teori fisika yang
berkaitan dengan jagat-jagat paralel, yang
tersusun dalam empat tingkatan jagat, yang
memukinkan adanya variasi yang berkelanjutan.
Tingkatan pertama adalah jagat-jagat raya yang
tidak diatur dengan fisika dan konstanitas fisika
jagat kita, tetapi bisa jadi perkembangan
Artikelnya berbeda.
Tingkatan kedua adalah jagat-jagat yang
konstanitas-kontanitas fisikanya dan dimensi-
dimensi ruang dan waktunya berbeda dari yang
ada di jagat kita.
Tingkatan ketiga, setiap kuantum dimungkinkan
memunculkan banyak salinan.
Tingkatan keempat memiliki hukum-hukum
fisika yang berbeda.

You might also like