You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KATARAK

JUVENIL

KELOMPOK 1
1. KHAIRUL IHSAN
2. OMITA AYU SEPTIANA
3. SUGIARTI
4. DITA OKTAVIANI
5. MUHAMMAD KHADAVI
6. SUSILAWATI
7. NUNUNG SAFITRI
8. BQ IZZATUL ISLAMI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) MATARAM


2108
KATARAK JUVENIL

Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda yang mulai terbentuk nya pada
usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KATARAK JUVENIL

A. Pengkajian
1 Anamnesa
Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :
2. Identitas / Data demografi
Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar
matahari secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi
lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien.
3. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:
- Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama
katarak)
- Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
- Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
- Perubahan daya lihat warna
- Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat
menyilaukan mata
- Lampu dan matahari sangat mengganggu
- Sering meminta ganti resep kaca mata
- Lihat ganda
- Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)
- Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti
- DM
- hipertensi
- pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya
memicu resiko katarak.
- Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
- ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada
radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.
- Kaji riwayat alergi

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat
stress,

2 Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Dalam inspeksi, bagian-bagian mata yang perlu di amati adalah dengan melihat
lensa mata melalui senter tangan (penlight), kaca pembesar, slit lamp, dan
oftalmoskop sebaiknya dengan pupil berdilatasi. Dengan penyinaran miring (
45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati
lebar pinggir iris pada lensa yang keruh ( iris shadow ). Bila letak bayangan
jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat
dengan pupil terjadi pada katarak matur.

3 Pemeriksaan Diagnostik

1. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes ketajaman penglihatan dan


sentral penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan lensa, system
saraf atau penglihatan ke retina ayau jalan optic.
2. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atrofi lempeng optic, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme.
3. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemi sistemik /
infeksi
4. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk
memastikan aterosklerosis.
5. Tes toleransi glukosa / FBS : menentukan adanya/ control diabetes.

3.1 Diagnosa Keperawatan yang mungkin terjadi :

1. Gangguan peersepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan


penerimaan sensori/status organ indera, lingkungna secara terapetik
dibatasi. Ditandai dengan : Menurunnya ketajaman penglihatan, perubahan
respon biasanya terhadap rangsang.
2. Kecemasan b.d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur
tindakan pembedahan
3. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d prosedur invasive pengangkatan katarak
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan b.d tidak
mengenal sumber informasi, salah intrepetasi, kurangnya mengingat,
keterbatasan kognitif

N Diagnosa NIC NOC Rasional


o Keperawatan
1 Gangguan peersepsi  Man Meningkatkan ketajaman  Mandiri
sensori-perseptual diri penglihatan dalam batas
- Kebutuhan
penglihatan situasi individu, mengenal
- Tentuka tiap individu dan
b.d gangguan gangguan sensori dan
n ketajaman pilihan intervensi
penerimaan berkompensasi terhadap
penglihatan, bervariasi sebab
sensori/status organ perubahan.
catat apakah kehilangan
indera, lingkungna Kriteria Hasil :
satu atau penglihatan terjadi
secara terapetik - Mengenal
dua mata lambat dan
dibatasi. Ditandai gangguan sensori dan
terlibat progresif
dengan : berkompensasi terhadap
- Orientas - Memberikan
perubahan.
 menurunnya ikan klien peningkatan
- Mengidentifikasi/
ketajaman tehadap kenyamanan dan
memperbaiki potensial
penglihatan lingkungan kekeluargaan,
bahaya dalam lingkungan.
menuruknkan
 perubahan - Observa cemas dan
respon si tanda- disorientasi pasca
biasanya tanda operasi
terhadap disorientasi. - Terbangun
rangsang. - Pendeka dalam lingkungan
tan dari sisi yang tidak di
yang tak kenal dan
dioperasi, mengalami
bicara keterbatasan
dengan penglihatan dapat
menyentuh. mengakibatkan
- Ingatkan kebingungan
klien terhadaap orang
menggunak tua .
an kacamata - Memberikan
katarak rangsang sensori
yang tepat terhadap
tujuannya isolasi dan
memperbes menurunkan
ar kurang bingung
lebih 25 - Perubahan
persen, ketajaman dan
pelihatan kedalaman
perifer persepsi dapat
hilang dan menyebabkan
buta titik bingung
mungkin penglihatan dan
ada. meningkatkan
- Letakka resiko cedera
n barang sampai pasien
yang belajar untuk
dibutuhkan/ mengkompensa si.
posisi bel
pemanggil
dalam
jangkauan/p
osisi yang
tidak
dioperasi.

3 Kecemasan b.d  Man a. Pasien mengungkapkan  Mandiri


kurang terpapar diri dan mendiskusikan rasa
- Derajat
terhadap informasi cemas/takutnya.
- Kaji kecemasan akan
tentang prosedur b. Pasien tampak rileks
tingkat dipengaruhi
tindakan tidak tegang dan
kecemasan bagaimana
pembedahan melaporkan
pasien dan informasi tersebut
kecemasannya berkurang
catat adanya diterima oleh
sampai pada tingkat dapat
tanda- tanda individu.
diatasi.
verbal dan mengungkapkan
c. Pasien dapat
nonverbal. rasa takut secara
mengungkapkan
- Beri terbuka dimana
keakuratan pengetahuan
kesempatan rasa takut dapat
tentang pembedahan
Pasien ditujukan.
-
untuk - Mengetahui
mengungka respon fisiologis
pkan isi yang ditimbulkan
pikiran dan akibat kecemasan.
perasaan
 Edukasi
takutnya.
- Obse
- Meningkatkan
rvasi tanda
pengetahuan
vital dan
pasien dalam
peningkatan
rangka
respon fisik mengurangi
pasien kecemasan dan
kooperatif.
 Edu
- Mengurangike
kasi
cemasan dan
meningkatkan
- Beri
pengetahuan
penjelasan
- Mengurangi
pasien
perasaan takut dan
tentang
cemas
prosedur
-
tindakan
operasi,
harapan dan
akibatnya.
- Beri
penjelasan
dan suport
pada pasien
pada setiap
melakukan
prosedur
tindakan
- Lakukan
orientasi
dan
perkenalan
pasien
terhadap
ruangan,
petugas, dan
peralatan
yang akan
digunakan
DAFTAR PUSTAKA

1. Khurna A.K. 2007. Community Ophthalmology in Comprehensive


Ophthalmology, fourth edition, chapter 20, new delhi, new age limited
publisher : 443-446.
2. Marylin E. Doenges. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
3. Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
4. Nico A. Lumenta. 2008. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Elek Media
Komputindo
5. Fadhlur Rahman. 2009. Laporan Kasus Katarak Matur Pada Penderita
Diabetes Mellitus.
6. Nova Faradilla. 2009. Glaukoma dan Katarak Senilis. Riau: Fakultas
Kedokteran University of Riau
7. Majalah Farmacia Edisi April 2008 , Halaman: 66 (Vol.7 No.9)
8. Sidarta, Ilyas. 2002. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-2. Jakarta: CV. Sagung
Seto
9. Sidarta, Ilyas. Ihtisar ilmu Penyakit Mata. 2009. Jakarta: Balai Penerbitan
FKUI
10. 10. Hartono. Oftalmoskopi dasar & Klinis. 2007. Yogyakarta: Pustaka
Cendekia Press
11. 11. Sidarta, Ilyas. Dasar-dasar Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata
Edisi ke-3. 2009. Jakarta: Balai Pustaka FKUI
12. 12. Benjamin J. Phil. 2010. Acute Endhoptalmitis after Cataract Surgery :
250 Consecutive Cases treated at the tertiary referral center in Netherland.
American Journal of ophthalmology. Volume 149 No.3

You might also like