You are on page 1of 5

1. a. Spontanitas dapat ditentukan dengan melihat nilai G-nya.

Maka dapat dilakukan


perhitungan sebgai berikut:
 Pada suhu 273 K
G = H-TS
= -6-(-6)
=0
Karena G yang dihasilkan adalah 0 artinya system dalam kesetimbangan pada
suhu T=273
 Pada suhu 263 K
G = H-TS
= -5.5-(-5.3)
= -0.2
Artinya proses berlangsung spontas pada T<273K
 Pada suhu 293 K
G = H-TS
= -6.8-(-7.2)
= 0.4
Artinya proses berlangsung tidak spontan pada T> 273 K

b. Keadaan termodinamika (G, S, H, dan T) dari transisi polimorpi dalam padatan
secara termodinamika suatu padatan dikatakan stabil ketika reaksi pembentukannya
spontan (G≤0). Transisi polimorpi terjadi ketika adanya perubahan suhu dan G
dipengaruhi oleh suhu G = H-TS. Jadi kestabilan polimorpi secara termodinamika
terjadi pada suhu tertentu yang menghasilkan G<0
95,6 0C
Contoh : Belerang rombik  Belerang monoklin
146,5 0C
AgI Heksagonal AgI kubik

c. Pada saat peningkatan suhu fase cair akan mengalami perubahan fase menjadi gas.
Perubahan fase ini berdampak pada makin besarnya volume. Sehingga semakin
banyak macam gerakan yang dapat terjadi pada partikel air (vibrasi dan rotasi).
Banyaknya gerak partikel ini yang menyebabkan meningkatnya derajat ketidak-
teraturan .
𝑅𝑇 ln 𝐾
d. E sel = E0 - 𝑛𝐹

8,314 .298.ln 𝐾
-1 Volt = 1,1 Volt - 2 .96500

- 2,1 Volt = - 0.0128 ln K


−2,1
ln K = − 0.0128

ln K = 164, 0625

K = 1,784 x 1071
[𝑍𝑛2+ ]
Karena K = [𝐶𝑢2+] maka

1,784 x 1071 [𝑍𝑛2+ ]


= [𝐶𝑢2+]
1

[ Zn2+] : [ Cu2+] = 1,784 x 1071: 1

Catatan : sel tersebut mati, maka reaksi tersebut tidak berjalan E sel = (-)

2. a. H2O2 dalam suasana asam akan lebih stabil membentuk H2O karena energy dan
bilangan oksidasi lebih rendah. Sedangkan H2O2 dalam suasana basa akan lebih stabil
membentuk OH- karena energy dan bilangan oksidasinya lebih rendah.

b. karena H2O2 memiliki energy tinggi sehingga tidak stabil. Untuk stabil dia akan
melepaskan energy melalui reaksi disproposionasi memembentuk spesi-spesi yang lebih
stabil yaitu H2O dan O2.
3. a. Perbedaan padatan kristal logam dengan kristal ionic
Kristal logam Kristal ionic
 Partikelnya membentuk ikatan  Partikelnya membentuk ikatan dengan
dengan adanya electron valensi yang adanya gaya elektrostatik antar ion-ion
terdelokalisasi membentuk lautan yang berlainan muatan.
electron
 Mudah ditempa  Tidak dapat ditempa, keras namun
rapuh
 Dapat menghantarkan panas dan  Dalam bentuk padatanya tidak dapat
listrik menghantarka listrik dan panas.
b.
c. Karena padatan amorf susunannya tidak teratur berdampak pada panjang ikatan antar
atom yang berbeda-beda. Atom-atom yang jarak ikatannya berdekatan akan sulit untuk
meleleh membutuhkan energi yang lebih besar dibandingkan ikatan atom-atom yang
jaraknya lebih jauh.
4. a. Apa yang membedakan kelas bravais kristal ? jawaban : kelas bravais kristal dapat
dibedakan dari panjang sisi-sisi kristal (a,b,c) dan sudut pada kristal (alfa, beta, gama).
Contohnya a=b=c sudutnya 900 .

b.
A= 1/8 x 8 = 1
B = 1x 1 = 1
C = ½ x 6 =3
Jadi, rumus kimianya adalah ABC3
Bilangan koordinasi
A = 6 (dikelilingi 6 atom A lain)
B = 6 (dikelilingi 6 atom C lain)
C= 8 (dikelilingi 4 atom C dan 4 atom C dari kisi yang ada disebalahnya.
5. a.

Kubus pusat badan Kubus puberpusat muka


b. Pada kubus berpusat badan, jenis celah interstisialnya adalah tetrahedral (nama
ruangnya). Sedangkan pada kubus berpusat muka celah interstisialnya adalah
oktahedral (nama ruangnya) dan tetrahedral (nama ruangnya).

c.
d.

Gambar B
Gambar A Gambar A
A = 1/8 x 8 = 1
=½x6=3
Jumlah atom A= 4
B = 1x 4 = 4
Sehingga rumus kimia pada gambar a = AB
Bilangan Koordinasi
A=6
B=4
Geometri
A= octahedral
B = tetrahedral

Gambar B
A = 1/8 x 8 = 1
=1x1=1
Jumlah atom A= 2
B=½x4=2
= 1x 2 = 2
Jumlah atom B = 4
Sehingga rumus kimia pada gambar b = AB2
Bilangan Koordinasi
A=6
B=3
Geometri
A= octahedral
B = segitiga planar
6. a. Gambar A
Memotong sumbu X = 1 satuan
Memotong sumbu y = 1 satuan
Memotong sumbu Z = tak terhingga satuan
Sehingga indeks millernya (1/1, 1/1, 1/tak terhingga) = (110)
Gambar b
Memotong sumbu h = 1 satuan
Memotong sumbu k = tak terhingga satuan
Memotong sumbu i = -1 satuan
Memotong sumbu l = 1 satuan
Sehingga indeks millernya (1/1, 1/tak terhingga, 1/-1, 1/1) = (1011)

You might also like