You are on page 1of 92

BUKU PANDUAN BELAJAR MAHASISWA

MATA KULIAH : KIMIA ANORGANIK LANJUT


KODE : KIM 6315
i
SKS/JS : 3/3
SEMESTER : VI
TAHUN AKADEMIK: 2016/2017

PENGASUH : DR. IDA BAGUS NYOMAN SUDRIA, M.Sc

NAMA : I Wayan Sukma Adi Nugraha


NIM : 1413031019

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2017

ii
PEDOMAN UMUM PERKULIAHAN
1. Siswa berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran
2. Pembelajaran setiap topik mengikuti SAP dan secara lebih rinci mengikuti buku panduan
belajar mahasiswa yang secara umum melibatkan
(a) tugas persiapan kuliah eksplorasi informasi dari seumber utama dan tambahan,
melakukan telaah awal hasil eksplorasi informasi seperti dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang diusahan dijawab sendiri, dan mencatat informasi atau hal-hal yang
belum jelas atau belum dimengerti (pertanyaan yang perlu dijawab/dipecahkan saat
tatap muka)
(b) Tatap muka pengkajian suatu topik/pokok bahsan melalui informasi dan diskusi
(c) tugas pengayaan berupa latihan soal-soal setiap pokok bahasan
3. Mahasiswa membuat tugas individu berupa 2-3 pertanyaan yang dijawab sendiri dan 2-3
yang ditanyakan kepada penyaji/dosen tentang kajian pokok bahasan yang akan dibahas
setiap tatap muka di kelas. Pertanyaan di kumpul di awal pertemuan pembahasan topik
tersebut
4. Mahasiswa membuat tugas individu berupa sebuah makalah ilmiah tentang suatu kajian
Kimia Anorgank II yang merepresentasikan sikap dan berpikir kritis serta kreatif dari
mahasiswa yang dikumpul pada minggu ke-12
5. Mahasiswa harus mengikuti kuliah dengan kehadiran minimal 75% dari total waktu tatap
muka
6. Evaluasi keberhasilan perkulihan didasarkan data syarat kehadiran, penilaian komitmen
mengikuti kegiatan belajar (mengerjakan tugas dan partisifasi aktif dalam kegiatan
presentasi/diskusi) sebagai bahan pertimbangan, rerata skor tugas dengan bobot 35%, UTS
(30%), dan UAS (35%).
7. Kategori penilaian mengikuti pedoman konversi skor skala seratus yang berlaku di
UNDIKSHA yakni A = 85 – 100; B = 70 – 84; C = 55 – 69; D = 40 – 54; and E = 0 – 39.
8. Total waktu perkuliahan minimal 12 kali pertemuan

iii
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................................. i
PETUNJUK UMUM .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................................. iv
PENGANTAR......................................................................................................................... 1
BAB I TERMODINAMIKA KIMIA ........................................................................................ 5
Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran …......................................................
Kesetabilan termodinamika Kimia Anorganik ........................................................
Tugas ...................................................................................................................... 6
Daftar Pustaka Rujukan ........................................................................................... 7
BAB II PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMEBALAJARAN .......................................... 8
Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran …......................................................

Tugas ....................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka Rujukan ........................................................................................... 16
REFERENCES
Greenwood, N. N. and Earnshaw, A. 2003. Chemistry of the Elements. Second Edition.
Amsterdam: Elsevier, Ltd.
Cotton, F. A., Wilkinson, G., and Gaus, P. L. 1995. Basic Inorganic Chemistry. Third Edition,
New York: John Wiley & Son.
Winter, M. J. 1994. d-Blok Chemistry. Oxford: Oxford University Press.
Shriver, D. F., Atkins, P. W., Cooper H. L. 1990. Inorganic Chemistry. Oxford: Oxford University
Press.
Huheey, J. E., 1985. Inorganic Chemistry. Second Edition. New York: Harper & Row Publisher.
Norman, N. C. 1997. Periodicity and the s- and p-Block Elements. Oxford: Oxford University
Press.
Sudria, I.B.N. & Siregar, M. (2002). Penuntun Belajar Kimia Anorganik II (Bagian Kedua).
Nurusan Pendidikan Kimia FMIPA IKIP Negeri Singaraja
Silberberg, M.S. (2003). Chemistry The Molecular nature of Matter and Change. Third Edition.
New York : McGraw-Hill Higher Education.
Sumber lain:
Brady, J.E., Senese, F., and Jespersen, N.D. 2009. Chemistry. Fifth Edition, Asia: John Wiley &
Son
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung: Yrama Widya

iv
PENDAHULUAN
Belajar kimia secara bermakna melibatkan keterkaiatan kajian aspek/level makroskopik,
sub-mikroskopik, dan simbolik. Belajar secara alami mulai data informasi konkrit kemudian
memahami abstrasinya dengan menggunakan metode ilmiah (siklus belajar eksperiensial
Kolb). Sejumlah variasi siklus belajar saintifik telah dikenal, semua mengacu pada pendekatan
ilmiah. Coba kenali siklus-siklus belajar tersebut dan coba terapkan secara bergantian untuk
meningkatkan kualitas belajar sains anda yang sekaligus sebagai penambahan modal dasar
anda sebagai calon guru. Variasi siklus belajar sains antara lain:
 Sklus eksperiensial Kolb:
 Siklus 3E
 Siklus 5E
 Siklus 7E
 Siklus 5M
 Siklus belajar deskriptif
 Siklus belajar empirical abducted
 Siklus belajar hypothetical deductive

BAB I TERMODINAMIKA KIMIA (ANORGANIK)


A. Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**
1. Memahami Melalui penelusuran informasi, presentasi, diskusi, dan latihan
prinsip-prinsip pengayaan informasi mahasiswa mampu:
kestabilan dengan 1.1 Menjelaskan hubungan konsep-konsep thermodinamika
menerapkan dengan kestabilan dan keadaan transisi polimorfi padatan.
konsep-konsep 1.2 Menjelaskan konstanta kesetimbangan kimia sebagai ukuran
thermodinamika, kestabilan
kesetimba-ngan 1.3 Menjelaskan ukuran kestabilan berdasarkan potensial sel
kimia, dan elektroda
potensial redoks. 1.4 Menjelaskan kesetabilan keadaan oksidasi unsur
1.5 Menjelaskan kestabilan spesi anorganik dalam air
Keterangan: * Dikutip dari SAP; ** dikembangkan dari indicator dalam SAP yang ditambah
proses untuk mewujudkan indikator pencapaian kompetensi

B. Persiapan Mengikulti Kuliah


Buat persiapan kuliah catatn informasi hasil eksplorasi dan analisis awal informasi
hasil eksplorasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran dalam
SAP yang sudah disepakati secara berekelompok (2-3 orang) di luar jam tatap muka di
kelas. Usaha sistematika setiap kajian mengikuti tahapan siklus belajar yang diikuti.
Cantumkan sumber pustaka sesuai dengan penulisan sumber (nama dan tahun) pada
informasi penting yang anda tulis dalam teks deskripsi teori maupun pembahasan.

1
1. Kesetabilan termodinamika (sub-pokok bahasan ke-1)

a. Pengetahuan (dengan penalaran induktif)*


No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat
1. Reaksi berkesudahan Reaksi berkesudahan Reaksi/proses Perubahan fisika
(paku berkarat) atau (paku berkarat) spontan dan perubahan
fase berubah (es a. Ambillah satu buah (irreversible): kimia
mencair pada suhu paku yang baru. Suatu reaksi pada
kamar) b. Letakan di ruang reaktan yang akan
terbuka selama membentuk produk
beberapa hari. Lalu yang berbeda dari
amati perubahan reaktan awalnya dan
yang terjadi. tidak dapat kembali.
c. Beberapa hari
setelah pengamatan
pertama, kembali
amati paku
tersebut! Catat
perubahan yang
terjadi.

 Perubahan fasa.
a. Ambilah sebuah
gelas bersih dan
kering.
b. Letakan sepotong
es batu dalam gelas
tersebut, dan
dibiarkan di ruang
terbuka.
c. Amati perubahan
yang terjadi!
d. Beberapa saat
setelah
pengamatan
pertama dilakukan,
kembali amati
perubahan yang
terjadi.
2 Reaksi dapat balik atauTransisi fase. Reaksi reversible: Laju reaksi
trasisi fase (Air ada a. Ambilah panci Suatu reaksi yang
yang menguap dan bertutup yang selama prosesnya
kembali mengembun bersih dan kering. selain dapat
ketika dipanaskan b. Letakan es dalam membentuk produk
dengan sistem wadah tersebut dan juga dapat kembali
tertutup) kemudian dan terurai menjadi
dipanaskan. Amati reaktan.
perubahan yang
terjadi.
c. Amati adanya

2
embun di tutup
panci yang kembali
menjadi titik titik
air.
3 Variasi micrstates Kenaikan suhu dapat Derajat kebebasan: Perubahan
(bentuk energial menambah microstates. Derajat kebebasan bentuk energi
seperti jenis gerakan) a. Ambil garam 1 dapat diartikan
Kenaikan/penurunan sendok teh dan sebagai jumlah
kalor tidak masukan dalam variabel bebas yang
menyebabkan satu gelas air. dapat digunakan
peningkatan/penurunan b. Aduk campuran untuk
suhu. tersebut. menggambarkan
c. Amati perubahan keadaan suatu sistem.
Kenaikan suhu dapat yang terjadi.
menambah Derajat
microstates ketidakteratur-an:
Derajat
ketidakteraturan
dapat diartikan
sebagai suatu jumlah
energi dalam sistem
yang dapat menyebar
melalui cara yang
berbeda (tidak
teratur).
4 Data kalor reaksi, Prosedur data kalor Hukum I TD: Energi Sistem dan
S , G, dan E reaksi S , G. tidak dapat lingkungan
 Panaskan air diciptakan ataupun
sebanyak 100 dimusnahkan tetapi
mL. hanya dapat diubah
 Siapkan satu bentuknya (energi
buah gelas yang ditransfer dari
sebagai wadah sistem ke lingkungan
mencampurkan maupun sebaliknya
kopi dan air. akan berubah
Ukurlah suhu menjadi bentuk
gelas yang lain).
digunakan, lalu
masukan kopi Entropi (HK II dan III
kedalamnya. TD):
 Tambahkan air Hukum
panas Termodinamika II:
sebanyak 100 Entropi alam semesta
mL, kemudian akan meningkat
ukur suhu dari dalam suatu proses
gelas tersebut. spontan dan tidak
akan berubah dalam
proses
berkesetimbangan.

3
Hukum
Termodinamika III:
Entropi dari senyawa
kristal yang sempurna
sama dengan nol
pada suhu nol
absolut.

Energy bebas:
Energi bebas adalah
banyaknya energi
yang tersedia dalam
suatu sistem untuk
melakukan suatu kerja
yang bermanfaat
dalam suatu proses
pada suhu konstan.

Potensial sell:
Kemampuan suatu sel
elektrokimia untuk
mendorong elektron
mengalir melalui
suatu rangkaian luar.
5 Komposisi fase-fase  Quation ratio pada Reaksi kimia
dan/atau konsentra-si reaksi yang
produk dan reaktan reversible:
dalam suatu Perbandingan atau
perubahan/reaksi hasil bagi dari
komposisi fase-fase
atau konsentrasi
produk dan reaktan
berpangkat sesuai
dengan koefisien
dalam persamaan
reaksi pada suatu
reaksi kimia yang
berkesetimbangan.
6 Spesi stabil dan tidak Kesetabilan Irreversible &
stabil (kemudahan termodinamika reversible
pembentukan kimia: Hukum I TD
kembali reaktan) Secara termodinamika Entropi (HK II TD)
G<0 atau E>0 kestabilan senyawa Energy bebas
G=0 atau E=0 kimia merupakan Potensial sell
kemampuan suatu
senyawa untuk
mempertahankan
keberadaan atau
keadaannya dalam
suatu larutan.

4
Spontanitas
reaksi/perubahan:
Suatu reaksi yang
terjadi dalam kondisi
yang sudah
disediakan.

Konstanta
kesetimbang-an:
Konstanta
kesetimbangan
adalah perbandingan
konsentrasi reaktan
dan produk pada
keadaan setimbang.
7 Diagram latimer  Kesetabilan Potensial
(diagram potensial termodimanika elektroda
standar) reaksi redoks (dalam Grafik
Diagram Frost variasi keasaman):
(diagram Frost Kestabilan
menggabarkan termodinamikan
kestabilan suatu reaksi redoks (dalam
unsur yang memiliki variasi keasaman)
bilangan oksidasi adalah kemampuan
yang berbeda). suatu zat untuk tetap
 Dll. mempertahankan
keadaanya dasar atau
keberadaanya dalam
suatu reaksi redoks
yang dipengaruhi oleh
jumlah dari asam yang
ditambahkan.
*Baris diisi penuh jika semua jenis pengetahuan terkait di temukan (teridentifikasi)
b. Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):
(1) Reaksi/proses spontan (irreversible):
o Fakta (contoh-contoh fenomena konkrit/makroskopik):
Kertas yang dibakar.
o Rumusan masalah:
 Apa hasil proses pembakaran kertas?
 Mengapa hal tersebut terjadi?
o Rumusan Hipotesis:
 Hasil proses pembakaran kertas adalah abu.
 Karena terjadi proses pembakaran, yang merupakan salah satu jenis
reaksi kimia.
o Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:
 Ambil secarik kertas bekas!
 Bakarlah secarik kertas tersebut.
 Amati perubahan yang terjadi!

5
o Pengolahan dan analisis data:
Perlakuan Keadaan fisik
Sebelum dibakar o Berwarna putih.
o Halus.
o Bisa dipegang/digenggam.
Sesudah dibakar o Berwarna hitam keabu-abuan.
o Tidak bisa dipegang/digenggam.
o Rapuh.
o Simpulan:
 Keadaan zat setelah mengalami suatu proses tidak sama dengan
keadaan zat sebelum mengalami proses.
 Terjadi pembentukan zat baru yang berbeda dari zat awalnya.
o Pustaka rujukan:
Brady, J.E., Senese, F., and Jespersen, N.D. 2009. Chemistry. Fifth Edition, Asia:
John Wiley & Son

(2) Reaksi Reversibel


o Fakta (contoh-contoh fenomena konkrit/makroskopik):
Es yang dipanaskan, kemudian dibekukan kembali.
o Rumusan masalah:
 Bagaimana proses yang terjadi dalam fenomena tersebut?
 Mengapa hal tersebut terjadi?
o Rumusan Hipotesis:
 Proses yang terjadi dalam fenomena tersebut adalah es yang
dipanaskan akan mencair menjadi air. Kemudian air yang dibekukan
akan kembali membentuk es.
 Hal tersebut terjadi karena adanya pertukaran kalor.

o Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:


 Ambilah es dan letakan dalam sebuah wadah.
 Panaskan wadah tersebut. Amati fenomena dan perubahan
temperatur yang terjadi!
 Kemudian ambil wadah tersebut dan letakan di dalam freezer. Amati
fenomena dan perubahan temperatur yang terjadi.
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur Hasil Pengamatan
Es diambil dan diletakan dalam  Es berwujud padat dan
sebuah wadah lalu dipanaskan. bersuhu 0oC.
 Ketika dipanaskan terjadi
peningkatan suhu.
 Es mencair dan menjadi air.
Wadah tempat air yang mencair  Air yang berwujud cair
tersebut diletakan di dalam menjadi padat.
freezer.  Terjadi penurunan suhu.
 Suhu ketika air kembali
berwujud es adalah 0oC.
o Simpulan:

6
 Es dapat menjadi air ketika dipanaskan. Sedangkan air dapat kembali
menjadi es ketika didinginkan.
 Perubahan wujud es menjadi air dapat terjadi dikarenakan es
menyerap kalor (ditandai dengan peningkatan suhu). Sedangkan
perubahan wujud air menjadi es dikarenakan air melepaskan kalor dan
diserap oleh lingkungan (ditandai dengan penurunan suhu).
o Pustaka rujukan:
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.
Bandung: Yrama Widya.

(3) Derajat kebebasan/ketidakteraturan


o Fakta (contoh-contoh fenomena konkrit/makroskopik):
Pembuatan kopi dari serbuk kopi dan air panas.
o Rumusan masalah:
 Bagaimana panas dari air dapat merambat menuju gelas?
o Rumusan hipotesis:
 Panas dari air dapat merambat dikarenakan adanya hantaran panas
dari air menuju gelas.
o Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:
 Panaskan air sebanyak 100 mL.
 Siapkan satu buah gelas sebagai wadah mencampurkan kopi dan air.
Ukurlah suhu gelas yang digunakan, lalu masukan kopi kedalamnya.
 Tambahkan air panas sebanyak 100 mL, kemudian ukur suhu dari gelas
tersebut.
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur kerja Hasil Pengamatan
Memanaskan air sebanyak 100 mL  Terjadi peningkatan suhu yang
dialami oleh air.
 Suhu awal air adalah 28 oC, namun
setelah dilakukan pemanasan suhu
air menjadi 93oC.
 Terbentuk gelembung-gelembung
air pada air yang dipanaskan di
dalam wadah.
 Terbentuk uap air.
Satu buah gelas disiapkan dan diukur  Suhu gelas awal adalah 30oC.
suhunya. Kemudian kopi dimasukan  Suhu gelas setelah kopi dimasukan
kedalam gelas tersebut. kedalam gelas adalah 30oC (tidak
ada perubahan suhu).
Air panas sebanyak 100 mL  Terbentuk campuran berwarna
ditambahkan kedalam gelas yang hitam pekat.
berisikan kopi, kemudian suhu gelas  Suhu gelas mengalami
diukur kembali. peningkatan menjadi 85oC.
 Ada uap air yang keluar dari
larutan.
o Simpulan:

7
 Air terdiri atas banyak molekul-molekul air, ketika mengalami pemanasan
suhu air akan meningkat. Peningkatan suhu menyebabkan molekul air tidak
stabil dan menjadi tidak teratur serta mengalami perubahan wujud.
 Terdapat hantaran panas dari air. Hal ini dikarenakan molekul air yang terus
aktif bergerak, bertumbukan dengan dinding gelas dan menimbulkan
energi. Energi ini yang menyebabkan gelas bertambah panas.
Pustaka rujukan:
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.
Bandung: Yrama Widya.

(4) Hukum Termodinamika (Hukum TD I, II dan III)


o Fakta (contoh-contoh fenomena konkrit/makroskopik):
Es yang dipanaskan secara terus menerus.
o Rumusan masalah:
 Apa saja proses yang terjadi dalam fenomena tersebut?
 Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
o Rumusan hipotesis:
 Pertama-tama es yang dipanaskan akan mencair (berubah wujud menjadi
air). Air yang kemudian terus dipanaskan akan menguap (berubah wujud
menjadi uap air).
 Fenomena tersebut dapat terjadi dikarenakan sistem yang dalam hal ini es
menerima energi dari lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan
wujud.
o Rancangan/prosedur pembuktian hipotesis:
 Ambil sepotong es dan letakan diatas panci.
 Panaskan panci tersebut secara terus menerus. Amati perubahan yang
terjadi!
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
Sepotong es diambil dan diletakan  Suhu dari es adalah 0oC.
dalam sebuah panci.  Es diletakan dalam sebuah panci.
Panci dipanaskan secara terus  Terjadi peningkatan suhu dari es.
menerus. Kemudian menyebabkan es
mencair (berubah wujud menjadi
air).
 Ketika terus dipanaskan suhu akan
terus meningkat.
 Air mendidih dan terbentuk
gelembung-gelembung air
disekitaran dinding panci.
 Terjadi perubahan wujud air
menjadi gas (menguap).
o Simpulan:
 Peningkatan suhu menyebabkan es berubah wujud menjadi bentuk
cairnya. Hal ini dikarenakan energi yang diberikan lingkungan selama
proses pemanasan diserap oleh es yang menyebabkan molekulnya
menjadi bergerak dan bergetar. Penambahan suhu lebih lanjut akan

8
menyebabkan molekul akan semakin tidak teratur dan semakin cepat
bergerak. Hingga pada akhirnya energi yang diberikan akan digunakan
untuk berubah wujud menjadi gas.
 Energi yang diserap dari lingkungan diubah bentuknya menjadi energi
gerak dan panas, sehingga tidak ada energi yang dimusnahkan.
o Pustaka rujukan:
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.
Bandung: Yrama Widya.

(5) Kesetabilan termodinamika kimia (spontanitas reaksi/perubahan dan kKonstanta


kesetimbangan):
o Fakta (contoh-contoh fenomena konkrit/makroskopik):
Proses pelarutan garam dapur dengan pelarut air.
o Rumusan masalah:
 Apakah terjadi secara spontan?
 Bagaimana cara membuktikan bahwa garam dapur masih berada
dalam wadah tersebut?
o Rumusan Hipotesis:
 Reaksi pelarutan garam dapur terjadi secara spontan.
 Garam dapur masih berada dalam wadah tersbut, hal ini dibuktikan
dengan rasa larutan yang asin (sama dengan rasa garam dapur).
o Rancangan/prosedur pembuktian hipotesis:
 Ambil satu sendok teh garam dapur, dan diletakan dalam sebuah gelas.
 Tambahkan air kedalam gelas tersebut, amati perubahan yang terjadi.
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur Hasil Pengamatan
Mengambil satu sendok teh garam  Garam dapur berbentuk padat dan
dapur dan diletakan dalam sebuah rasanya yang asin.
gelas. Kemudan ke dalam gelas  Setelah ditambahkan air, jumlah
ditambakan dengan air. padatan garam yang berada di
dalam gelas berkurang.
 Setelah beberapa saat padatan
garam akan terlarut seutuhnya
dalam air.
 Rasa larutan garam yang terbentuk
adalah asin.
 Selama proses, terjadi pelarutan garam di dalam air. Pengurangan
jumlah kristal garam hingga pada akhirnya habis menunjukan bahwa
terjadi pelarutan tersebut. Akan tetapi pada proses tersebut kehadiran
dari garam dapur sendiri sebenarnya tidak menghilang dari wadah
tersebut, melainkan tetap ada dalam wadah. Hal tersebut ditunjukan
dengan rasa asin pada larutan yang merupakan rasa asin yang
diberikan oleh garam dapur.
o Simpulan:
 Reaksi pelarutan garam didalam air berlangsung secara spontan
artinya reaksi dapat berlangsung dalam kondisi yang disediakan.

9
 Garam masih tetap mempertahankan keadaannya di dalam larutan.
Hal ini ditunjak dengan adanya rasa asin pada larutan yang mirip atau
sama dengan garamnya.
o Pustaka rujukan:
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.
Bandung: Yrama Widya.

(6) Kesetabilan termodima-nika reaksi redoks (dalam variasi keasaman):


o Fakta (contoh-contoh fenomena konkrit/makroskopik):
Besi yang direaksikan dengan HCl.
o Rumusan masalah dan Hipotesis:
 Apa yang terjadi dalam proses tersebut?
 Bagaimana bisa hal tersebut terjadi?
o Rumusan Hipotesis:
 Adakah hubungan kestabilan spesi dalam keadaan asam atau basa?
 Bagaimana hubungan bilangan oksidasi spesi dengan potensial
elektroda.
 Yang terjadi dalam proses tersebut adalah reaksi redoks.
 Hal tersebut terjadi karena besi memiliki variasi bilangan oksidasi
tertentu dengan bilangan oksidasi +3 yang paling stabil.
o Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:
 Ambil 1 gram serbuk besi.
 Tambahkan HCl pekat tetes demi tetes. Tambahkan terus sampai
larutan tidak berubah warna.
 Amati perubahan yang terjadi.
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur Hasil Pengamatan
Mengambil 1 gram serbuk besi dan  Serbuk besi berwarna kehitaman.
ditambahkan dengan HCl pekat tetes  Ketika direaksikan dengan HCl
demi tetes. terbentuk larutan berwarna hijau.
Menambahkan HCl secara terus  Larutan yang semula berwarna
menerus sampai larutan tidak hijau berubah menjadi warna
berubah warna kuning.
 Perubahan warna pada larutan menunjukan adanya reaksi redoks yang
terjadi. Pada prosedur pertama larutan berwarna hijau dikarenakan,
saat penambahan HCl belum berlebih akan terjadi reaksi antara serbuk
besi dan HCl yang mengakibatkan besi memiliki bilangan oksidasi +2
(ditunjukan dengan warna larutan hijau). Penambahan asam secara
berlebih kemudian menimbulkan reaksi lebih lanjut dan besi menjadi
teroksidasi kembali dan membentuk bilangan oksidasi +3 (ditunjukan
dengan warna larutan kuning). Kemudian penambahan asam pada
larutan tersebut tidak menyebabkan perubahan warna kembali,
dikarenakan besi stabil dengan bilangan oksidasi +3.
o Simpulan:
 Dalam proses tersebut terjadi reaksi redoks.

10
 Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya kenaikan bilangan
oksidasi besi secara bertahap dari +2 menjadi +3 pada penambahan
asam secara bertahap.
o Pustaka rujukan:
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.
Bandung: Yrama Widya.

C. Kajian materi tatap muka di kelas (informasi dan diskusi) mengikuti siklus belajar
……………………………… untuk sub-pokok bahasan berikut.

1. Reaksi/proses spontan (irreversible):

a. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
Reaksi irreversible adalah reaksi yang tidak dapat balik. Artinya reaksi ini untuk
membentuk produk, sedangkan produk tidak dapat kembali membentuk reaktan
seperti semula. Reaksi irreversible juga dapat terjadi pada perubahan fasa suatu zat.
Hal ini terjadi karena suatu zat dapat berubah wujud dan untuk kembali ke wujudnya
semula diperlukan intervensi dari luar.
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
Apakah semua reaksi spontan adalah reaksi yang bersifat irreversible?
Ya, hal ini dikarenakan tidak adanya intervensi dari luar menyebabkan reaksi tidak bisa
kembali menjadi reaktannya. Reaksi spontan adalah reaksi yang tidak memerlukan
intervensi apapun dari luar dan dapat membentuk produk.
b. Simpulan (generalisasi): sub-pok bahasan ke-1
Reaksi irreversible adalah suatu reaksi yang terjadi tanpa adanya intervensi dari
lingkungan atau dari luar. Contohnya adalah perubahan wujud zat.

2. Reaksi reversible:
a. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
Reaksi reversible adalah reaksi yang terjadi yangmana sistem dapat kembali mengalami
perubahan seperti semula/ keadaan awalnya. Keadaan sistem dan lingkungan dapat
dikembalikan seperti semula dengan secara persis membalik proses seperti semula.
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
Mengapa pada proses transisi fase dapat dikatakan sebagai reaksi reversible?
Karena pada transisi fase tidak semua zat dapat berubah secara seutuhnya, melainkan
ada sebagian zat yang kembali berubah wujud ke wujud awalnya. Sehingga dapat
dikatakan transisi fase merupakan suatu contoh reaksi reversible.

11
b. Simpulan (generalisasi): sub-pok bahasan ke-1
Reaksi reversible adalah suatu keadaan yang terjadi pada sistem yangmana dapat
kembali mengalami perubahan seperti semula/keadaan awalnya.

3. Derajat kebebasan dan ketidakteraturan:


a. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
Derajat kebebasan adalah jumlah variabel bebas yang dapat digunakan untuk
menggambarkan keadaan suatu sistem. Derajat kebebasan berlawanan dengan derajat
ketidakteraturan. Derajat keteraturan dapat diartikan sebagai jumlah energy yang
dapat menyebar dalam suatu sistem. Derajat kebebasan dan derajat ketidakteraturan
berkaitan dengan microstate dari suatu sistem.
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
Bagaimana hubungan antara microstate dengan derajat ketidakteraturan?
Semakin besar derajat ketidakteraturan, maka semakin banyak pula microstate yang
dimiliki oleh suatu sistem. Microstate dapat diartikan sebagai gerak atau getaran yang
dialami oleh suatu molekul atau ion atau atom sebagai akibat adanya penyerapan
energy dari lingkungannya. Sehingga semakin banyak energy yang diserap, maka
energy tersebut diubah bentuknya menjadi gerak atau getaran oleh sistem.
b. Simpulan (generalisasi): sub-pok bahasan ke-1
Derajat kebebasan dan derajat ketidakteraturan bertolak belakang. Derajat kebebasan
merupakan jumlah variabel bebas yang memberikan gambaran keadaan suatu sistem
sedangkan derajat ketidakteraturan merupakan jumlah energy yang dapat menyebar
dalam suatu sistem. Baik derajat ketidakteraturan maupun derajat kebebasan
berkaitan dengan jumlah microstate yang dimiliki sistem.

4. Hukum TD (I, II, dan III), Energy bebas, potensial sell:


a. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
Hukum termodinamika I menyatakan bahwa energy tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan melainkan diubah bentuknya. Hubungannya adalah dengan energy
dalam suatu sistem yang besarnya sama dengan ΔU = q + w. Hukum termodinamika II
berhubungan dengan entropi yang menyatakan bahwa entropi alam semesta tidak
akan berubah pada proses atau reaksi berkesetimbangan dan akan meningkat pada
proses atau reaksi ireversible. Hukum termodinamika III berhubungan dengan entropi
juga yang menyatakan bahwa entropi dari sebuah senyawa kristalin murni pada suhu
nol absolut adalah nol. Sedangkan potensial sel adalah kemampuan suatu sel
elektrokimia untuk mendorong elektron mengalir melalui suatu rangkaian luar.
Potensial berkaitan dengan kemudahan suatu spesi dalam melepas atau menerima
elektron (mengalami oksidasi atau reduksi).
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas

12
Bagaimana kaitan antara hukum termodinamika I, II, III dan potensial sel?
Pada hukum termodinamika I mempelajari bahwa suatu sistem memiliki energy yang
besarnya adalah q + w. Energi dalam hanya bisa diukur dari perubahannya saja. q
merupakan selisih kalor hasil interaksi antara sistem dan lingkungan sedangkan w
merupakan kerja yang dilakukan atau diberikan kepada sistem. Sedangkan pada hukum
termodinamika II berhubungan dengan entropi sistem. Entropi dapat diartikan sebagai
derajat ketidak teraturan yang besarnya S = q/T. q adalah kalor sistem sedangkan T
adalah suhu. q sistem dapat dicari dengan bantuan perubahan energy dalam. Artinya
semakin besar kalor yang dimiliki oleh sistem maka entropi sistem akan semakin besar.
Sedangkan hukum termodinamika III menyatakan bahwa entropi dari senyawa kristalin
murni pada suhu nol absolut adalah nol. Artinya bahwa pada suhu nol absolut atau
-273oC entropi senyawa murni adalah nol. Hal ini dikarenakan tidak adanya gerakan
atau vibrasi yang dilakukan oleh atom-atom penyusun senyawa murni tersebut atau
microstate sama dengan nol. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada suhu nol absolut
S=q/T = 0. Sedangkan potensial sel akan berhubungan juga dengan energy bebas
gibbs. Besarnya energy bebas Gibbs adalah H-TS yang mana H adalah entalpi, T adalah
suhu mutlak dan S adalah entropi. Besarnya energy bebas Gibbs itu sama dengan
besarnya energy listrik yang terbentuk sebagai akibat adanya aliran elektron yang
besarnya welectrical. Welectrical itu sendiri besarnya dapat dicari dengan rumus n F E yang
mana E adalah potensial sel.
b. Simpulan (generalisasi): sub-pok bahasan ke-1
Variabel keadaan suatu sistem ada beberapa bentuk diantaranya ΔU, ΔH, ΔS, ΔG dan E.
Keseluruhan variabel keadaan sistem tersebut berhubungan dengan hukum
termodinamika I, II, dan III. Sehingga dalam menyatakan ukuran kestabilan suatu
sistem maka paling baik menggunakan kestabilan termodinamika.

5. Quotion ratio
a. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
Quotient ratio dapat diartikan sebagai rasio atau perbandingan konsentrasi produk
terhadap konsentrasi reaktan pada suatu keadaan setimbang.
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
Apakah quotient ratio sama dengan konstanta kesetimbangan?
Berbeda. Quotient ratio dan konstanta kesetimbangan berbeda. Hal ini dikarenakan
pada konstanta kesetimbangan merupakan perbandingan konsentrasi antara produk
dan reaktan berpangkat dengan konstanta masing-masing spesi yang terlibat dalam
reaksi sesuai dengan persamaan reaksinya. Sedangkan quotient ratio merupakan
perbandingan aktivitas antara produk dan reaktan berpangkat dengan konstanta
masing-masing spesi yang terlibat dalam reaksi sesuai dengan persamaan reaksinya.
b. Simpulan (generalisasi): sub-pok bahasan ke-1
Quitient ratio merupakan perbandingan aktivitas antara produk dan reaktan
berpangkat masing-masing koefisien dalam keadaan setimbang, dan berbeda dengan
konstanta kesetimbangan.

13
6. Kesetabilan termodinamika kimia (spontanitas reaksi/perubahan dan Konstanta
kesetimbangan):
a. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
Kestabilan termodinamika adalah suatu kondisi yangmana sistem mampu
mempertahankan keadaannya dalam suatu larutan. Kestabilan termodinamika akan
mempengaruhi kespontanan reaksi. Hal ini dikarenakan semakin stabil suatu senyawa
tersebut secara termodinamika maka senyawa tersebut semakin sukar untuk bereaksi,
dan kespontanan reaksi/perubahan itu sukar untuk dicari. Konstanta kesetimbangan
merupakan perbandingan konsentrasi produk dan reaktan berpangkat masing-masing
koefisien dalam keadaan kesetimbangan.
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
Bagaimana hubungan antara kespontanan reaksi, konstanta kesetimbangan kimia, dan
kestabilan termodinamika?
Reaksi yang berlangsung secara spontan adalah reaksi yang bersifat ireversibel atau
dapat diartikan sebagai reaksi yang tidak dapat balik. Reaksi yang tidak dapat balik
merupakan reaksi yang berkesudahan artinya semua reaktan dapat bereaksi
membentuk produk. Sehingga reaksi berkesetimbangan tidak dapat dicapai. Sehingga
dalam suatu reaksi spontan maka konstanta kesetimbangan tidak dimiliki oleh sistem
tersebut sehingga secara termodinamika kestabilan senyawa tersebut sangatlah
rendah.
b. Simpulan (generalisasi): sub-pok bahasan ke-1
Reaksi yang berlangsung secara spontan tidak memiliki konstanta kesetimbangan kimia
sehingga secara termodinamika kestabilan senyawa tersebut sangat rendah.
7. Kesetabilan termodimanika reaksi redoks (dalam variasi keasaman):
a. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
……………………………………………………………………………………
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
………………………………………………………………………………………………
b. Simpulan (generalisasi): sub-pok bahasan ke-1
……………………………………………………………………………………………………….

TUGAS (Kelompok) meliputi kegiatan D, E, dan F


D. Rancangan Verifikasi (penalaran deduktif)
1. Pengetahuan

14
Susun ulang (boleh direvisi) keterkaitan pengetahuan mengikuti penalaran deduktif
seperti berikut
No P. Konseptual P. Prosedural P. Faktual Metakognitif** P. Prasyarat
1 Reaksi berkesudahan Reaksi Reaksi/proses Perubahan
(paku berkarat) atau berkesudahan spontan fisika dan
fase berubah (es (paku berkarat) (irreversible): perubahan
mencair pada suhu a.Ambillah satu Suatu reaksi pada kimia
kamar) buah paku reaktan yang akan
yang baru. membentuk produk
b.Letakan di yang berbeda dari
ruang terbuka reaktan awalnya
selama dan tidak dapat
beberapa kembali.
hari. Lalu
amati
perubahan
yang terjadi.
c. Beberapa hari
setelah
pengamatan
pertama,
kembali amati
paku
tersebut!
Catat
perubahan
yang terjadi.

 Perubahan
fasa.
a.Ambilah
sebuah gelas
bersih dan
kering.
b.Letakan
sepotong es
batu dalam
gelas
tersebut, dan
dibiarkan di
ruang
terbuka.
c. Amati
perubahan
yang terjadi!
d.Beberapa saat
setelah
pengamatan
pertama
dilakukan,

15
kembali amati
perubahan
yang terjadi.
2 Reaksi dapat balik Transisi fase. Reaksi reversible: Laju reaksi
atau trasisi fase (Air a.Ambilah panci Suatu reaksi yang
ada yang menguap bertutup yang selama prosesnya
dan kembali bersih dan selain dapat
mengembun ketika kering. membentuk produk
dipanaskan dengan b. Letakan es juga dapat kembali
sistem tertutup) dalam wadah dan terurai menjadi
tersebut dan reaktan.
kemudian
dipanaskan.
Amati
perubahan
yang terjadi.
c. Amati
adanya
embun di
tutup panci
yang kembali
menjadi titik
titik air.
3 Variasi micrstates Kenaikan suhu Derajat Perubahan
(bentuk energial dapat kebebasan: bentuk energi
seperti jenis gerakan) menambah Derajat kebebasan
Kenaikan/penurunan microstates. dapat diartikan
kalor tidak a. Ambil garam sebagai jumlah
menyebabkan 1 sendok teh variabel bebas yang
peningkatan/penuruna dan masukan dapat digunakan
n suhu. dalam satu untuk
gelas air. menggambarkan
Kenaikan suhu dapat b. Aduk keadaan suatu
menambah campuran sistem.
microstates tersebut.
c. Amati Derajat
perubahan ketidakteratur-an:
yang terjadi. Derajat
ketidakteraturan
dapat diartikan
sebagai suatu
jumlah energi
dalam sistem yang
dapat menyebar
melalui cara yang
berbeda (tidak
teratur).
4 Data kalor reaksi, Prosedur data Hukum I TD: Sistem dan
S , G, dan E kalor reaksi Energi tidak dapat lingkungan
S , G. diciptakan 

16
 Panaskan air ataupun
sebanyak dimusnahkan
100 mL. tetapi hanya dapat
 Siapkan satu diubah bentuknya
buah gelas (energi yang
sebagai ditransfer dari
wadah sistem ke
mencampur lingkungan
kan kopi maupun
dan air. sebaliknya akan
Ukurlah berubah menjadi
suhu gelas bentuk lain).
yang
digunakan, Entropi (HK II dan
lalu III TD):
masukan Hukum
kopi Termodinamika II:
kedalamnya Entropi alam
. semesta akan
 Tambahkan meningkat dalam
air panas suatu proses
sebanyak spontan dan tidak
100 mL, akan berubah
kemudian dalam proses
ukur suhu berkesetimbangan.
dari gelas
tersebut. Hukum
Termodinamika III:
Entropi dari
senyawa kristal
yang sempurna
sama dengan nol
pada suhu nol
absolut.

Energy bebas:
Energi bebas adalah
banyaknya energi
yang tersedia dalam
suatu sistem untuk
melakukan suatu
kerja yang
bermanfaat dalam
suatu proses pada
suhu konstan.

Potensial sell:
Kemampuan suatu
sel elektrokimia
untuk mendorong

17
elektron mengalir
melalui suatu
rangkaian luar.
5 Komposisi fase-fase  Quation ratio Reaksi kimia
dan/atau konsentra- pada reaksi yang
si produk dan reversible:
reaktan dalam suatu Perbandingan atau
perubahan/reaksi hasil bagi dari
komposisi fase-fase
atau konsentrasi
produk dan reaktan
berpangkat sesuai
dengan koefisien
dalam persamaan
reaksi pada suatu
reaksi kimia yang
berkesetimbangan.
6 Spesi stabil dan tidak Kesetabilan Irreversible &
stabil (kemudahan termodinamika reversible
pembentukan kimia: Hukum I TD
kembali reaktan) Secara Entropi (HK II
G<0 atau E>0 termodinamika TD)
G=0 atau E=0 kestabilan senyawa Energy bebas
kimia merupakan Potensial sell
kemampuan suatu
senyawa untuk
mempertahankan
keberadaan atau
keadaannya dalam
suatu larutan.

Spontanitas
reaksi/perubahan
:
Suatu reaksi yang
terjadi dalam
kondisi yang sudah
disediakan.

Konstanta
kesetimbang-an:
Konstanta
kesetimbangan
adalah
perbandingan
konsentrasi
reaktan dan
produk pada
keadaan
setimbang.

18
7 Diagram latimer  Kesetabilan Potensial
(diagram potensial termodimanika elektroda
standar) reaksi redoks Grafik
Diagram Frost (dalam variasi
(diagram Frost keasaman):
menggabarkan Kestabilan
kestabilan suatu termodinamikan
unsur yang memiliki reaksi redoks
bilangan oksidasi (dalam variasi
yang berbeda). keasaman) adalah
 Dll. kemampuan suatu
zat untuk tetap
mempertahankan
keadaanya dasar
atau keberadaanya
dalam suatu reaksi
redoks yang
dipengaruhi oleh
jumlah dari asam
yang ditambahkan.
*Baris menunjukkan keterkaitan jenis pengetahuan (semestinya)
*Kiat-kiat monitoring dan refleksi kebenaran dan ketepatan pengetahuan (dilakukan
setelah memperoleh pengetahuan/generalisasi melalui kegiatan ilmiah)
2. Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan
konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan procedural, dan faktual (lebih
sederhana per sub-pokok bahasan). Buat juga komentar dalam bentuk alasan mengapa
metakognitif yang anda rumuskan penting dalam konstrusi pengetahuan-pengetahuan
dalam sub-pokok bahasan terkait!
(1) Reaksi/proses spontan (irreversible):
o Rumusan masalah:
 Apa hasil proses pembakaran kertas?
 Mengapa hal tersebut terjadi?
o Rumusan Hipotesis:
 Hasil proses pembakaran kertas adalah abu.
 Karena terjadi proses pembakaran, yang merupakan salah satu jenis reaksi
kimia.
o Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:
 Ambil secarik kertas bekas!
 Bakarlah secarik kertas tersebut.
 Amati perubahan yang terjadi!
o Pengolahan dan analisis data:

Perlakuan Keadaan fisik


Sebelum dibakar o Berwarna putih.
o Halus.
o Bisa dipegang/digenggam.
Sesudah dibakar o Berwarna hitam keabu-
abuan.

19
o Tidak bisa
dipegang/digenggam.
o Rapuh.
o Simpulan:
 Keadaan zat setelah mengalami suatu proses tidak sama dengan keadaan zat
sebelum mengalami proses.
 Terjadi pembentukan zat baru yang berbeda dari zat awalnya.
Komentar metakognitif:
……………………………………………
Pustaka rujukan:
…………………
(2) Reaksi reversible
o Rumusan masalah:
 Bagaimana proses yang terjadi dalam fenomena tersebut?
 Mengapa hal tersebut terjadi?
o Rumusan Hipotesis:
 Proses yang terjadi dalam fenomena tersebut adalah es yang dipanaskan
akan mencair menjadi air. Kemudian air yang dibekukan akan kembali
membentuk es.
 Hal tersebut terjadi karena adanya pertukaran kalor.
o Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:
 Ambilah es dan letakan dalam sebuah wadah.
 Panaskan wadah tersebut. Amati fenomena dan perubahan temperatur yang
terjadi!
 Kemudian ambil wadah tersebut dan letakan di dalam freezer. Amati
fenomena dan perubahan temperatur yang terjadi.
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur Hasil Pengamatan
Es diambil dan diletakan  Es berwujud padat dan
dalam sebuah wadah bersuhu 0oC.
lalu dipanaskan.  Ketika dipanaskan
terjadi peningkatan
suhu.
 Es mencair dan
menjadi air.
Wadah tempat air yang  Air yang berwujud cair
mencair tersebut menjadi padat.
diletakan di dalam  Terjadi penurunan
freezer. suhu.
 Suhu ketika air kembali
berwujud es adalah
0oC.
o Simpulan:
 Es dapat menjadi air ketika dipanaskan. Sedangkan air dapat kembali
menjadi es ketika didinginkan.
 Perubahan wujud es menjadi air dapat terjadi dikarenakan es menyerap
kalor (ditandai dengan peningkatan suhu). Sedangkan perubahan wujud air

20
menjadi es dikarenakan air melepaskan kalor dan diserap oleh lingkungan
(ditandai dengan penurunan suhu).

Komentar metakognitif:
……………………………………………
Pustaka rujukan:
…………………

(3) Derajat kebebasan dan derajat ketidakteraturan:


o Rumusan masalah:
 Bagaimana panas dari air dapat merambat menuju gelas?
o Rumusan hipotesis:
 Panas dari air dapat merambat dikarenakan adanya hantaran panas dari air
menuju gelas.
o Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:
 Panaskan air sebanyak 100 mL.
 Siapkan satu buah gelas sebagai wadah mencampurkan kopi dan air. Ukurlah
suhu gelas yang digunakan, lalu masukan kopi kedalamnya.
 Tambahkan air panas sebanyak 100 mL, kemudian ukur suhu dari gelas
tersebut.
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur kerja Hasil Pengamatan
Memanaskan air  Terjadi peningkatan suhu
sebanyak 100 mL yang dialami oleh air.
 Suhu awal air adalah 28oC,
namun setelah dilakukan
pemanasan suhu air
o
menjadi 93 C.
 Terbentuk gelembung-
gelembung air pada air
yang dipanaskan di dalam
wadah.
 Terbentuk uap air.
Satu buah gelas  Suhu gelas awal adalah
disiapkan dan diukur 30oC.
suhunya. Kemudian  Suhu gelas setelah kopi
kopi dimasukan dimasukan kedalam gelas
kedalam gelas adalah 30oC (tidak ada
tersebut. perubahan suhu).
Air panas sebanyak  Terbentuk campuran
100 mL ditambahkan berwarna hitam pekat.
kedalam gelas yang  Suhu gelas mengalami
berisikan kopi, peningkatan menjadi
kemudian suhu gelas 85oC.
diukur kembali.  Ada uap air yang keluar
dari larutan.
o Simpulan:

21
 Air terdiri atas banyak molekul-molekul air, ketika mengalami pemanasan
suhu air akan meningkat. Peningkatan suhu menyebabkan molekul air tidak
stabil dan menjadi tidak teratur serta mengalami perubahan wujud.
 Terdapat hantaran panas dari air. Hal ini dikarenakan molekul air yang terus
aktif bergerak, bertumbukan dengan dinding gelas dan menimbulkan energi.
Energi ini yang menyebabkan gelas bertambah panas.
Komentar metakognitif:
……………………………………………
Pustaka rujukan:
…………………
(4) Hukum TD I, II, dan III, serta potensial sel
o Rumusan masalah:
 Apa saja proses yang terjadi dalam fenomena tersebut?
 Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
o Rumusan hipotesis:
 Pertama-tama es yang dipanaskan akan mencair (berubah wujud menjadi
air). Air yang kemudian terus dipanaskan akan menguap (berubah wujud
menjadi uap air).
 Fenomena tersebut dapat terjadi dikarenakan sistem yang dalam hal ini es
menerima energi dari lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan
wujud.
o Rancangan/prosedur pembuktian hipotesis:
 Ambil sepotong es dan letakan diatas panci.
 Panaskan panci tersebut secara terus menerus. Amati perubahan yang
terjadi!
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
Sepotong es diambil dan  Suhu dari es adalah 0oC.
diletakan dalam sebuah  Es diletakan dalam sebuah
panci. panci.
Panci dipanaskan secara  Terjadi peningkatan suhu
terus menerus. dari es.
Kemudian menyebabkan
es mencair (berubah
wujud menjadi air).
 Ketika terus dipanaskan
suhu akan terus
meningkat.
 Air mendidih dan
terbentuk gelembung-
gelembung air disekitaran
dinding panci.
 Terjadi perubahan wujud
air menjadi gas
(menguap).
o Simpulan:
 Peningkatan suhu menyebabkan es berubah wujud menjadi bentuk cairnya.

22
Hal ini dikarenakan energi yang diberikan lingkungan selama proses
pemanasan diserap oleh es yang menyebabkan molekulnya menjadi
bergerak dan bergetar. Penambahan suhu lebih lanjut akan menyebabkan
molekul akan semakin tidak teratur dan semakin cepat bergerak. Hingga
pada akhirnya energi yang diberikan akan digunakan untuk berubah wujud
menjadi gas.
 Energi yang diserap dari lingkungan diubah bentuknya menjadi energi gerak
dan panas, sehingga tidak ada energi yang dimusnahkan.
Komentar metakognitif:
……………………………………………
Pustaka rujukan:
…………………
(5) Quotion ratio
o Rumusan masalah:
 Apakah terjadi secara spontan?
 Bagaimana cara membuktikan bahwa garam dapur masih berada dalam
wadah tersebut?
o Rumusan Hipotesis:
 Reaksi pelarutan garam dapur terjadi secara spontan.
 Garam dapur masih berada dalam wadah tersbut, hal ini dibuktikan dengan
rasa larutan yang asin (sama dengan rasa garam dapur).
o Rancangan/prosedur pembuktian hipotesis:
 Ambil satu sendok teh garam dapur, dan diletakan dalam sebuah gelas.
 Tambahkan air kedalam gelas tersebut, amati perubahan yang terjadi.
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur Hasil Pengamatan
Mengambil satu sendok teh  Garam dapur berbentuk
garam dapur dan diletakan padat dan rasanya yang asin.
dalam sebuah gelas.  Setelah ditambahkan air,
Kemudan ke dalam gelas jumlah padatan garam yang
ditambakan dengan air. berada di dalam gelas
berkurang.
 Setelah beberapa saat
padatan garam akan terlarut
seutuhnya dalam air.
 Rasa larutan garam yang
terbentuk adalah asin.
 Selama proses, terjadi pelarutan garam di dalam air. Pengurangan jumlah
kristal garam hingga pada akhirnya habis menunjukan bahwa terjadi
pelarutan tersebut. Akan tetapi pada proses tersebut kehadiran dari garam
dapur sendiri sebenarnya tidak menghilang dari wadah tersebut, melainkan
tetap ada dalam wadah. Hal tersebut ditunjukan dengan rasa asin pada
larutan yang merupakan rasa asin yang diberikan oleh garam dapur.

o Simpulan:
 Reaksi pelarutan garam didalam air berlangsung secara spontan artinya
reaksi dapat berlangsung dalam kondisi yang disediakan.

23
 Garam masih tetap mempertahankan keadaannya di dalam larutan. Hal ini
ditunjak dengan adanya rasa asin pada larutan yang mirip atau sama dengan
garamnya.
Komentar metakognitif:
……………………………………………
Pustaka rujukan:
…………………
(6) Kesetabilan termodinamika kimia (Spontanitas reaksi/perubahan dan konstanta
kesetimbangan):
o Rumusan masalah:
 Apakah terjadi secara spontan?
 Bagaimana cara membuktikan bahwa garam dapur masih berada dalam
wadah tersebut?
o Rumusan Hipotesis:
 Reaksi pelarutan garam dapur terjadi secara spontan.
 Garam dapur masih berada dalam wadah tersbut, hal ini dibuktikan dengan
rasa larutan yang asin (sama dengan rasa garam dapur).
o Rancangan/prosedur pembuktian hipotesis:
 Ambil satu sendok teh garam dapur, dan diletakan dalam sebuah gelas.
 Tambahkan air kedalam gelas tersebut, amati perubahan yang terjadi.
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur Hasil Pengamatan
Mengambil satu sendok teh  Garam dapur berbentuk
garam dapur dan diletakan padat dan rasanya yang asin.
dalam sebuah gelas.  Setelah ditambahkan air,
Kemudan ke dalam gelas jumlah padatan garam yang
ditambakan dengan air. berada di dalam gelas
berkurang.
 Setelah beberapa saat
padatan garam akan terlarut
seutuhnya dalam air.
 Rasa larutan garam yang
terbentuk adalah asin.
 Selama proses, terjadi pelarutan garam di dalam air. Pengurangan jumlah
kristal garam hingga pada akhirnya habis menunjukan bahwa terjadi
pelarutan tersebut. Akan tetapi pada proses tersebut kehadiran dari garam
dapur sendiri sebenarnya tidak menghilang dari wadah tersebut, melainkan
tetap ada dalam wadah. Hal tersebut ditunjukan dengan rasa asin pada
larutan yang merupakan rasa asin yang diberikan oleh garam dapur.
o Simpulan:
 Reaksi pelarutan garam didalam air berlangsung secara spontan artinya
reaksi dapat berlangsung dalam kondisi yang disediakan.
 Garam masih tetap mempertahankan keadaannya di dalam larutan. Hal ini
ditunjak dengan adanya rasa asin pada larutan yang mirip atau sama dengan
garamnya.
Komentar metakognitif:

24
……………………………………………
Pustaka rujukan:
…………………

(7) Kesetabilan termodima-nika reaksi redoks (dalam variasi keasaman):


o Rumusan masalah dan Hipotesis:
 Apa yang terjadi dalam proses tersebut?
 Bagaimana bisa hal tersebut terjadi?
o Rumusan Hipotesis:
 Adakah hubungan kestabilan spesi dalam keadaan asam atau basa?
 Bagaimana hubungan bilangan oksidasi spesi dengan potensial elektroda.
 Yang terjadi dalam proses tersebut adalah reaksi redoks.
 Hal tersebut terjadi karena besi memiliki variasi bilangan oksidasi tertentu
dengan bilangan oksidasi +3 yang paling stabil.
o Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:
 Ambil 1 gram serbuk besi.
 Tambahkan HCl pekat tetes demi tetes. Tambahkan terus sampai larutan
tidak berubah warna.
 Amati perubahan yang terjadi.
o Pengolahan dan analisis data:
Prosedur Hasil Pengamatan
Mengambil 1 gram serbuk  Serbuk besi berwarna
besi dan ditambahkan kehitaman.
dengan HCl pekat tetes  Ketika direaksikan
demi tetes. dengan HCl terbentuk
larutan berwarna hijau.
Menambahkan HCl secara  Larutan yang semula
terus menerus sampai berwarna hijau berubah
larutan tidak berubah menjadi warna kuning.
warna
 Perubahan warna pada larutan menunjukan adanya reaksi redoks yang
terjadi. Pada prosedur pertama larutan berwarna hijau dikarenakan, saat
penambahan HCl belum berlebih akan terjadi reaksi antara serbuk besi dan
HCl yang mengakibatkan besi memiliki bilangan oksidasi +2 (ditunjukan
dengan warna larutan hijau). Penambahan asam secara berlebih kemudian
menimbulkan reaksi lebih lanjut dan besi menjadi teroksidasi kembali dan
membentuk bilangan oksidasi +3 (ditunjukan dengan warna larutan kuning).
Kemudian penambahan asam pada larutan tersebut tidak menyebabkan
perubahan warna kembali, dikarenakan besi stabil dengan bilangan oksidasi
+3.
o Simpulan:
 Dalam proses tersebut terjadi reaksi redoks.
 Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya kenaikan bilangan oksidasi
besi secara bertahap dari +2 menjadi +3 pada penambahan asam secara
bertahap.
Komentar metakognitif:
……………………………………………

25
Pustaka rujukan:
…………………

E. Rangkuman
Buat rangkuman belajar pokok bahasan di atas (yang anda lakukan)
…………………………………………………………
F. Latihan menjawab soal-soal terkait dengan pembahasan dari berbagai sumber

G. Daftar Pustaka Rujukan (keseluruhan untuk topik ini):

Soal:

1. Apa hubungan antara entropi dan derajat kebebasan serta energi bebas gibs

2. Bagaimana Entropi dapat menyatakan ukuran kestabilan suatu sistem.

3. Bagaimana energy bebas mampu menyatakan kestabilan sistem.

Tabel potensial elektroda standar menyatakan kemudahan suatu spesi mengalami oksidasi dan
reduksi.

BAB II PENGANTAR KIMIA PADATAN

Pertemuan ke-dua

Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**


2. Memahami Melalui penelusuran informasi, diskusi, dan latihan pengayaan
perbedaan informasi mahasiswa mampu:
jenis-jenis 2.1 Menjelaskan tipe-tipe zat padat berdasarkan ikatan
padatan ditinjau antarpartikelnya dan sifat-sifatnya
dari struktur 2.2 Menjelaskan perbedaan struktur mikroskopik jenis-jenis
mikroskopiknya. padatan: kristalin, semikristalin, dan amorf.
2.3 Menjelaskan sifat-sifat kimia dan fisika beberapa contoh
padatan kristalin, semikristalin dan amorf.

A. Persiapan Mengikuti Kuliah

No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat


1. Jenis zat padat Kemagnetan  Logam : Merupakan Perbedaan sifat zat
berdasarkan sifatnya  Siapkan dua magnet padatan yang padat
(kemampuan batang. memiliki
menghantarkan listrik,  Dekatkan satu buah kemampuan untuk
menghantarkan magnet tersebut ditarik oleh magnet,
panas,kemagnetan, titik dengan sebuah besi. mampu
leleh dan titik lebur): Amati fenomena yang menghantarkan
 Logam: Besi, tembaga. terjadi. listrik, mampu
 Non logam : karbon,  Kemudian ambil menghantarkan
plastik, kaca. panas, serta

26
sebuah magnet dan memiliki titik leleh
dekatkan pada dan titik lebur yang
sebatang kayu. Amati tinggi.
fenomena yang  Non logam:
terjadi. Merupakan padatan
Kemampuan yang tidak memiliki
menghantarkan panas kemampuan untuk
 Ambil sebuah panci, ditarik oleh magnet,
kemudian isilah tidak mampu
dengan air sebanyak menghantarkan
500 mL. listrik, kurang baik
 Panaskan air tersebut dalam
sampai mendidih. menghantarkan
 Celupkan sendok panas serta memiliki
yang terbuat dari titik leleh dan titik
alumunium dan kayu. lebur dibawah
Diamkan sesaat. padatan logam
 Kemudian cobalah
pegang kedua sendok
tersebut. Rasakan
yang terjadi.
2. Jenis zat padat Kelarutan dalam air  Padatan atomic: Partikel suatu zat:
berdasarkan jenis  Ambil tiga buah gelas Padatan atomik Atom, molekul, ion
penyusunnya: (Kelarutan bening dan isilah merupakan padatan
dalam air, kerapuhan, dengan air yang tersusun atas
kilap) secukupnya. atom.
 Padatan atomik: besi,  Gelas pertama  Padatan ionic:
karbon, argon ditambahkan satu padatan ionik
 Padatan ionik : garam sendok serbuk besi, merupakan padatan
dapur gelas kedua satu yang tersusun atas
 Padatan molecular : sendok garam dapur, ion-ion (ion positif
Gula pasir gelas ketiga satu dan ion negative).
sendok gula pasir.  Padatan molecular:
 Amati perubahan Padatan molecular
yang terjadi. merupakan padatan
Kerapuhan yang komponen
 Siapkan sebuah penyusunnya adalah
lumping dan alu. molekul.
 Amati ukuran butiran
serbuk besi kemudia
coba gerus
menggunakan
lumping dan alu.
Amati perubahan
yang terjadi pada
ukuran serbuk besi.
 Lakukan hal yang
sama untuk garam
dapur dan gula pasir.
3. Jenis zat padat Perbedaan Titik Leleh  Padatan ionic : Sifat-sifat Unsur:

27
berdasarkan jenis  Lelehkanlah sebanyak padatan ionic  Energi ionisasi
ikatannya: (Perbedaan 5 gram garam dapur. merupakan padatan  Keelektronegatif-
sifat: Kerapuhan, titik Amati suhu ketika yang terbentuk an
leleh, kemampuan garam dapur meleleh. sebagai akibat  Afinitas elektron
menghantarkan panas  Lakukan hal yang adanya perbedaan  Sifat logam dan
dan listrik, kekerasan, sama pada 5 gram gaya elektrostatik non logam
mengkilap) besi, 5 gram batu yang menysusun Jenis Ikatan Kimia:
 Padatan ionic: Garam ruby, dan 5 gram gula suatu padatan (ion  Ikatan ion
dapur (NaCl). pasir. positif yang memiliki  Ikatan kovalen
 Padatan logam: Besi  Bandingkan titik leleh muatan positif dan  Ikatan logam
(Fe), Tembaga (Cu). dari masing-masing ion negative yang  Gaya Van Der
 Padatan atomic zat tersebut. memiliki muatan Walls
network: Berlian, negative/ ikatan  Gaya London
batu ruby. ion).  Ikatan Hidrogen
 Padatan atomic:  Padatan logam:
Padatan argon, dan Padatan logam
krypton. merupakan padatan
 Padatan molecular: yang terbentuk dari
Es, Gula pasir. atom-atom yang
mana elektronnya
valensinya bisa
mengalami
delokalisasi
(berikatan logam).
 Padatan atomic
network: Padatan
atomic network
merupakan padatan
yang terbentuk dari
atom-atom yang
berikatan secara
kovalen raksasa.
 Padatan atomic:
Padatan atomic
merupakan padatan
yang terbentuk
sebagai akibat
adanya gaya dispersi
London yang lemah
dan terjadi dalam
ikatan antara atom-
atom gas mulia yang
membentuk
padatan.
 Padatan molecular:
Padatan molecular
merupakan padatan
yang tersusun atas
molecular yang
berikatan secara

28
kovalen dan dalam
padatannya antar
molekul diikat
dengan adanya
ikatan antar
molekul .
4. Jenis zat padat Bentuk Kristal  Kristalin: Padatan Struktur tiga
berdasarkan keteraturan  Siapkan sebuah kristalin merupakan dimensi.
struktur: (Perbedaan titik mikroskop. padatan yang
leleh, Bentuk kristal,  Ambilah sebuah tersusun dari atom Struktur kisi
kekerasan dan kristal padatan garam atau molekul yang
kerapuhan) dapur dan letakan memiliki Struktur kristal
 Padatan kristalin: diatas kaca preparat. pengulangan
Garam dapur, intan, Amati bentuk kristal terhadap
logam besi. dari garam dapur. keteraturan letak
 Padatan amorf: Kaca,  Kemudian ambil atom atau molekul
plastik, gula pasir. sebuah kristal gula yang tidak terbatas
dan letakan juga (sangat teratur).
diatas kaca preparat.  Amorph: Padatan
Amati bentuk kristal amorp merupakan
dari gula. padatan yang
 Bandingkan kedua tersusun atas atom,
hasil pengamatan. ion atau molekul
Titik leleh secara acak dan
 Siapkan sebatang tidak memiliki
logam besi dan keteraturan atau
kemudian panaskan. pola sehingga tidak
Perhatikan suhu saat membentuk suatu
logam besi mulai struktur kisi.
membentuk lelehan
sampai habis
meleleh.
 Siapkan selembar
plastik dan kemudian
dipanaskan.
Perhatikan suhu saat
plastik meleleh
sampai habis
meleleh.
 Bandingkan kedua
hasil pengujian titik
leleh dan buatlah
kesimpulan.
Kekerasan dan
kerapuhan
 Ambil 5 gram intan
dalam bentuk
bongkahan, dan
kemudian jatuhkan
dari atas meja. Amati

29
bagaimana bentuk
dari berlian tersebut.
 Ambil seberat 5 gram
kaca dan kemudian
jatuhkan dari atas
meja. Amati
bagaimana bentuk
kaca tersebut.
 Ambilah kesimpulan
dari hal tersebut.

B. Kajian Teori Tatap Muka di Kelas

(1) Jenis Zat Padat Berdasrkan Keteraturan Struktur

a. Hasil Diskusi
Masalah dalam kelas:
Apa perbedaan antara senyawa semikristalin dan ko-kristalin?
Ko-kristal merupakan kristal yang sengaja dibuat untuk memasukan molekul tamu ke
dalam kisi kristal untuk mendapatkan senyawa kristal dengan sifat fisiko kimia seperti
yang diinginkan. Sedangkan semi kristalin merupakan suatu zat pada yang mana
terbentuk antara kristal dan amorf. Kristal berada pada lapisan luar dari zat padat
tersebut sedangkan amorf berada pada lapisan lebih dalam. Seringkali terjadi dalam
pembentukan polimer.
Mengapa morfologi kristal yang terbentuk bisa berbeda (ada yang berbentuk jarum
ada yang berbentuk lembaran berlapis)?
Hal ini dikarenakan pertumbuhan kristal dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satunya
dikarenakan adanya pengotor. Pengotor yang ada menghambat dari pertumbuhan
kristal. Sehingga menyebabkan adanya perbedaan morfologi kristal yang terbentuk.
Simpulan (generalisasi):

Pertemuan ketiga

Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**


3. Memahami 3.1 Menjelaskan struktur kristal dan kisi kristal
struktur, kisi 3.2 Menjelaskan dan memberi contoh 7 tipe kristal dan 14 kisi
kristal, sel satuan Bravais
kristal, tipe 3.3 Menjelaskan sel satuan kristal beserta dimensi-dimensinya
kristal, kisi 3.4 Menjelaskan struktur-struktur timbunan rapat paling
Bravais dan sederhana: timbunan rapat heksagonal (HCP) dan timbunan
tinjauan struktur rapat kubik (CCP)
timbunan bola 3.5 Menentukan lokasi tiga dimensi atom-atom dan celah-celah
rapat interstiti dari struktur HCP dan CCP.
3.6 Merekognisi tinjauan struktur padatan menurut Goldschmidt.

30
A. Persiapan Mengikuti Perkuliahan

No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat


1.  Struktur kristal &kisi Mengamati struktur  Kisi kristal Jenis-jenis
kristal Kisi adalah satuan berulang dari padatan
- Mengamati gambar suatu atom, ion, atau molekul
struktur kristal NaCl dalam suatu kristal melalui larik
dan SiO2 (array) titik-titik kisi. Kisi
Menyimpulkan susunan ditentutakn dari asal (0,0,0)
atom-atom pada kristal melalui pengulangan tak
tersebut. terhingga dari seperangkat
translasi dasar yang
mengkarakterisasi kisi kristal.
Jadi kisi kristal merupakan lokasi
partikel dalam struktur kristal
yang dinyatakan dengan titik-
titik kisi.
 Struktur kristal adalah gabungan
kisi-kisi kristal yang dapat
berbeda polanya. Struktur kristal
dibangun dari sel unit.

2 Tipe kristal dan kisi Tipe kristal 3. Berdasarkan hasil kajian Ikatan logam
Bravais 1. Amati struktur kisi operasional simetri terhadap
kristal Kubus, struktur padatan, diperoleh tujuh
tetragonal, macam kisi kristal. Adapun 7 tipe
ortorombik, monoklin, kisi kristal tersebut adalah Kubus,
triklin, rombohedral, tetragonal, ortorombik,
heksagonal. monoklin, triklin, rombohedral,
2. SImpulkan perbedaan heksagonal. Perbedaan tujuah
yang terdapat pada kisi kristal tersebut adalah Kubik
kisi kristal Kubus, memiliki tiga sumbu yang saling
tetragonal, berpotongan membentuk sudut
ortorombik, monoklin, siku-siku, dan ketiganya memiliki
triklin, rombohedral, panjang yang sama. Kisi Bravais :
heksagonal. sederhana, berpusat badan, dan
berpusat muka.
Kisi Barvais 4. Tetragonal memiliki dua sumbu
1. Amati 14 yang sama, sumbu harisontal
penataan titik kisi yang bersudut 900 dan satu
Barvais. sumbu tegak lurus terhadap
2. Simpulkan bidang antara dua sumbu yang
perbedaan antara sama tadi. Kisi Bravais :
14 penataan titik sederhana dan berpusat badan.
kisi barvais 5. Ortorombik memiliki tiga sumbu
yang berbeda yang berpotongan
tepat 900 dari sistem kristalnya.
Kisi Bravais : sederhana, berpusat
badan, berpusat muka, berpusat
muka A, B, atau C.

31
6. Monoklin memiliki tiga sumbu
yang tidak sama satu dengan
yang lainya dan berpotongan
membentuk sudut siku-siku
terhadap sistem dan salah satu
sumbu memiliki sudut lebih
miring terhadap bidang yang
dibentuk oleh kedua sumbu yang
lain. Kisi Bravais : sederhana dan
berpusat muka C.
7. Triklin memiliki tiga sumbu yang
tidak sama yang saling
berpotongan pada sisi miringnya.
Kisi Bravais : sederhana
8. Heksagonal memiliki tiga sumbu
yang sama yang saling
bersinggungan di sudut 600 pada
bidang horizontal. Memiliki
empat sumbu tegak lurus
terhadap bidang yang dibentuk
oleh tiga sumbu lainnya. Kisi
Bravais : sederhana
9. Trigonal memiliki sumbu-sumbu
yang sama saling berpotongan
pada sisi miring sistem. Kisi
Bravais : sederhana.

 Dari ketujuh kisi kristal diatas


diperoleh empat belas pola
susunan partikel dalam
ruang. Susunan tersebut
dikenal sebagai ruang kisi
Bravais.
 Kisi Bravais menyatakan ada
14 jenis penataan kisi kristal
dari 7 tipe kisi kristal yang
ada, yaitu : bcc, fcc, kubik,
tetragonal, body centered
tetragonal, ortorombik (P),
ortorombik (I), ortorombik
©, ortorombik (F), monoklin
(P), monoklin ©, triklin,
heksagonal, rombohedral.
3  Sel satuan kristal Sel satuan dari kristal  Sel satuan kristal adalah Ikatan
(jumlah atom volume NaCl komponen terkecil yang kovalen
sel) 1. Amati kristal NaCl, mewakili keseluruhan unsur-
2. pecah kristal NaCl unsur simetri dari struktur
dalam kotak-kotak kristal atau dapat dikatakan
yang sama dan sel satuan kristal adalah
sebangun bagian terkecil dari suatu

32
3. Pecah hingga tidak struktur kristal
dapat dibelah lagi  Sel satuan juga dapat
menjadi bentuk yang didefinisikan sebagai satuan
sama dan sebangun terkecil yang berulang dalam
4. Amati bagian terkecil ruang 3 dimensi dari suatu
dari pecahan kristal yang masih mewakili
tersebut bentuk kristal
4 Struktur padatan: Gaya dispesi
timbunan bola rapat 1. Amati struktur Gambar london
(HCP & FCC) kristal HCP dan Struktur
FCC kristal
2. Simpulkan heksagonal tumpukan padat (HCP):
perbedaan dan (a) sel satuan HCP digambarkan
persamaan dengan bola padat kecil, (b) sel
antara kedua satuan HCP yang berulang dalam
struktur kristal padatan kristalin.
tersebut  Ciri khas logam–logam dengan
struktur HCP adalah setiap atom
dalam lapisan tertentu terletak
tepat diatas atau dibawah sela
antara tiga atom pada lapisan
berikutnya
 Sel satuan HCP mempunyai
enam (6) buah atom, yang
diperoleh dari jumlah dua-belas
seperenam-atom pada dua
belas titik sudut lapisan atas dan
bawah plus dua setengah-atom
pada pusat lapisan atas dan
bawah plus tiga atom pada
lapisan sela/tengah (12 1/6 + 2
1/2 + 3).
 Jika a dan c merupakan dimensi
sel satuan yang panjang dan
pendek (lihat Gambar 4), maka
rasio c/a umumnya adalah
1.633. Akan tetapi, untuk
beberapa logam HCP, nilai rasio
ini berubah dari nilai idealnya.
 Bilangan koordinasi struktur
HCP dan faktor tumpukannya
sama dengan struktur FCC, yaitu
12 untuk bilangan koordinasi
dan 0.74 untuk faktor
tumpukan.

33
Gambar 2a menunjukkan model
bola pejal sel satuan FCC. Gbr 2b:
pusat-pusat atom digambarkan
dengan bola padat kecil
 Sel satuan FCC yang berulang
dalam padatan kristalin sama
seperti yang ditunjukkan pada
Gambar
 Struktur FCC mempunyai
sebuah atom pada pusat semua
sisi kubus dan sebuah atom
pada setiap titik sudut kubus.
Beberapa logam yang memiliki
struktur kristal FCC yaitu
tembaga, aluminium, perak,
dan emas (lihat Tabel 1).
 Sel satuan FCC mempunyai
empat (4) buah atom, yang
diperoleh dari jumlah delapan
seperdelapan-atom pada
delapan titik sudutnya plus
enam setengah-atom pada
enam sisi kubusnya (8 1/8 + 6
1/2).
 Atom-atom atau inti ion
bersentuhan satu sama lain
sepanjang diagonal sisi.
Hubungan panjang sisi kristal
FCC, a, dengan jari-jari
atomnya, R, ditunjukkan oleh
persamaan berikut:

5  Koordinat/posisi  - Ikatan
atom/ion dalan unit hidrogen
sel dan celah interstisi

6  Mengenalkan  Aturan Goldschmidt : Ikatan


prinsip kovalen
struktur Ion-ion dari satu unsur dapat Ikatan ion
padatan ionik digantikan secara ekstensif dengan
Goldschmidt sesamanya dalam kristal ionic jika
memiliki perbedaan jari-jari atom
kurang dari 15% .
- Ion yang muatan berbeda dengan
satu unit pengganti siap untuk satu

34
netralitas listrik lain yang tersedia
dari kristal dipertahankan. Jika
tuduhan berbeda lebih dari satu
unit, substitusi umumnya sedikit.
- Ketika dua ion yang berbeda
dapat menempati posisi
tertentu dalam kisi kristal,
ion dengan bentuk potensial
ionik tinggi ikatan yang
lebih kuat dengan anion
sekitar situs.

B. Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan analisis data)

(1) Struktur kristal dan kisi

Fakta (contoh-contoh fenomena konkrit/makroskopik)


Kristal garam dapur
Rumusan masalah dan Hipotesis
Rumusan masalah
Bagaimana struktur kristal dan kisi garam dapur
Hipotesis
Struktur garam dapur adalah teratur
Rancangan/Prosedur pembentukan hipotesis
1. Amati gambar kristal garam dapur.
2. Buatlah model kristal garam dapur dengan menggunakan bola-bola berbeda yang
mewakili setiap penyusun kristal garam dapur.
3. Simpulkan bagaimana susunan kristal garam dapur tersebut
Pengolahan dan analsisi data
Berdasarkan hasil pengamatan dan penyusunan bola-bola menyerupai struktur
kristal garam dapur. Struktur kristal garam dapur sangatlah teratur dan periodic. Kristal
garam dapur dibuat dengan konsep kisi ruang. Berikut adalah gambar dari kristal NaCl
yang didapatkan dari refrensi:

Simpulan
Kristal NaCl
tersusun atas ion-
ion Na+dan Cl-. Ion –
ion tersebut
sangatlah teratur
dan periodic dalam
membentuk suatu
pola serta tersusun
dalam bentuk bola
yang terjejal.

35
Refrensi
Shriver, D. F., Atkins, P. W., Cooper H. L. 1990. Inorganic Chemistry. Oxford: Oxford
University Press

(2) Tipe Kristal dan Kisi Bravais


Fenomena/Contoh :

(3) Sel satuan kristal (jumlah atom volume sel)


Fenomena/contoh :
Kristal NaCl
Rumusan Masalah :
Berapa jumlah ion-ion penyusun kristal NaCl
Hipotesis :
Jumlah ion penyusun NaCl lebih dari satu dalam sel satuan kristal NaCl
Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis :
- Mengamati struktur kristal NaCl
- Menghitung jumlah ion-ion penyusun NaCl dalam setiap sel satuan
Analisis data :
- Satu ion Na+ utuh terdapat pada pusat, dan terdapat dua belas ion Na + pada
rusuknya. Setiap ion Na+ rusuk dibagi oleh empat sel satuan. Jumla ion Na + = 4
- Terdapat enam ion Cl- pada pusat sisi dan delapan ion Cl- pada sudut. Setiap ion
pemusatan-sisi terbagi pada dua sel satuan, dan setiap ion di sudut terbagi pada
delapan sel satuan, sehingga total ion Cl- = 4
Kesimpulan :
Jadi terdapat empat ion Na+ dan empat ion Cl- dalam setiap sel satuan NaCl

(4) Struktur padatan: timbunan bola rapat (HCP & FCC)


Fenomena/contoh :
Kristal logam Zn dan logam Fe
Rumusan masalah :
Bagaimana kerapatan dari kristal logam Zn dan kristal logam Fe ?
Hipotesis :
Kristal logam Zn memiliki kerapatan yang berbeda dengan kristal logam Fe.
Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis :
- Menyiapkan kristal logam Zn dan kristal lom Fe
- Kedua kedua kristal tersebut kemudian ditempa
Analisis data :
Kristal logam Zn lebih sulit dibentuk saat ditempa dibandingkan kristal logam Fe. Hal ini
dikerenakan kristal logam Zn memiliki struktur kristal HCP, logam dengan struktur kristal
HCP mempunyai kerapatan atom yang lebih rendah dibandingkan logam dengan struktur
kristal FCC. Perbedaan ini disebabkan pada HCP jumlah bidang gesernya lebih sedikit,
sehingga kemampuan atom-atom untuk bergeser lebih sulit. Dibutuhkan energi yang
besar untuk mengerakkan dislokasi. Hal ini yang menyebabkan kristal logam Zn lebih
sulit untuk dibentuk jika dibandingakan kristal logam Fe yang memiliki struktur FCC.
Kesimpulan :

36
Kristal logam Zn memiliki kerapatan yang rendah dibandingkan struktur kristal logam Fe

(5) Koordinat/posisiaatom/ion dalan unit sel dan celah interstisi

(6) Prinsip struktur padatan ionik Goldschmidt

Pertemuan IV
Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**
4. Memahami tipe-tipe Melalui penelusuran informasi, diskusi, dan latihan pengayaan
struktur padatan ionik informasi mahasiswa mampu:
padatan sederhana dari 4.1 Menjelaskan struktur padatan NaCl, CaF 2, ZnS (Zinkblende),
tinjauan pengisian celah NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl. yang diturunkan dari pengisian
interstisi dari timbunan celah-celah interstisi dalam pengaturan timbunan bola rapat
bola rapatnya, polihedra ionik sederhana
terhubung, sel satuan, 4.2 Menggambarkan polihedra terhubung oktahedral dan
dan berbagai aspek fisis tetrahedra dari pengisian celah interstisi untuk jenis timbunan
dan kimiawi berkaitan bola rapat CCP dan HCP untuk tipe kristal ionik sederhana:
dengan struktur padatan NaCl, CaF2, ZnS (Zinkblende), NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI 2, CsCl.
ionik. 4.3 Menggambarkan sel satuan (unit sel) tipe-tipe struktur padatan
: NaCl, CaF2, ZnS (Zinkblende), NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI 2, CsCl
dalam bidang dan perspektif.
4.4 Mampu mengidentifikasi bi-langan koordinasi atom-atom
penyusun kristal dalam unit sel tipe padatan ionik NaCl, CaF 2,
ZnS (Zinkblende),NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, CsCl.
4.5 Mampu menentukan geometri atom-atom penyusun kristal
dalam unit sel tipe padatan ionik NaCl, CaF 2, ZnS (Zinkblende),
NiAs, ZnS (Wurtzit), CdI2, dan CsCl
4.6 Menjelaskan prinsip-prinsip Laves tentang pengisian ruang
dalam struktur padatan ionik.
4.7 Menjelaskan struktur, radius ratio dan sifat padatan ionik
berdasarkan Aturan Pauling I-V
4.8 Menjelaskan fenomena polarisasi pada padatan ionik
berdasarkan Aturan Fajan.

4.9 Menjelaskan tipe-tipe struktur padatan berdasarkan Triangel


Ketelaar.
4.10 Menjelaskan map struktur padatan ionik berdasarkan Plot
Mooser-Pearson dan Plot Phillips – van Vechten.
4.11 Menganalisis hubungan model ion dari Goldschmidt
dengan beberapa aturan/rinsip dalam struktur padatan (atutan
Laves, Pauling, dan Fajan) tentang struktur padatan ionik.
4.12 Menentukan kerapatan kristal tertentu berdasarkan data
kristal terkait yang diketahui.

A. Persiapan Perkuliahan
No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat
1. Padatan ionic  Amati gambar kristal  Padatan NaCl Padatan Ionik
sederhana. NaCl, CaF2, ZnS sederhana
 Padatan ionik (Zinkblende), NiAs,

37
terbentuk karena CdI2, CsCl. Interstiti
adanya gaya  Simpulkan apakah
elektrostatik antara yang membedakan Unit sel
ion positif dan ion antara kristal ionik
negatif. NaCl, CaF2, ZnS,
 Pada padatan ionic NiAs, dan CdI2
setiap ion dikelilingi tersebut?
oleh ion yang  Simpulkan
memiliki muatan bagaimana
berbeda. pengisian interstiti
 Tidak semua dari masing-masing
padatan ionik padatan ionik
memiliki struktur tersebut.
yang sama.

Pengisian celah Struktur dari padatan NaCl


interstiti menurut bentuk pengemasan
 Setiap padatan CCP (cubic close packed), anion
memiliki cara dan kation mengisi celah dari
pengisian celah octahedral. Jumlah dari celah
interstiti yang octahedral pada susunan CCP
berbeda-beda. sama dengan jumlah ion yang
membentuk susunan (Ion X-)
Bilangan Koordinasi kemudian mengisi celah dengan
 Bilangan koordinasi ion A+. Pada pengemasan
menyatakan berapa padatan ini , setiap ion
jumlah anion yang dikelilingi oleh enam ion yang
dapat disusun memiliki muatan berlawanan.
disekitar kation. Memiliki bilangan koordinasi 6.
 Padatan CaF2

Pada padatan CaF2 atau yang


dikenal dengan padatan fluorite
dengan susunan CCP, ion Ca2+
terletak di sudut dan masing-
masing sisi permukaan dari unit
sel kubus. Sedangkan ion F-

38
akan mengisi ruang kosong di
dalam kubus dan berbentuk
tetrahedral. Hal ini dikarenakan
ukuran ion F- kecil. Memiliki
bilangan koordinasi 4.
 Padatan ZnS (zinc-blende)

Seperti pada struktur dari rock-


salt berdasarkan susunan anion
CCP akan tetapi kation berada
di tengah unit sel dan
membentuk celah tetrahedral.
Satu kation Zn2+ dikelilingi oleh
empat anion S2-. Memiliki
bilangan koordinasi 4.
 Padatan NiAs

Struktur dari padatan NiAs


merupakan struktur yang
diperluas, terdistorsi dalam
susunan anion HCP, akan tetapi
atom Ni terletak di dalam celah
octahedral sedangkan atom As

39
terletak di tengah dari prisma
trigonal dari atom Ni. Memiliki
bilangan koordinasi 6.
 Padatan ZnS (Wurzite)

Padatan ZnS dengan struktur


wurzite merupakan turunan
dari susunan HCP anion yang
diperluas ketimbang dengan
susunan CCP akan tetapi sama
dengan Sphalerite kation
terletak sebagian di dalam
celah tetrahedral. Memiliki
bilangan koordinasi 4.
 Padatan CdI2
Pada struktur padatan CdI2
celah octahedral antara satu
pasang dari lapisan HCP dari ion
I- diisi dengan ion Cd2+. Memiliki
bilangan koordinasi 3.
 Padatan CsCl

Pada padatan CsCl memiliki


struktur berbentuk kubus, yang
mana anion terletak pada
setiap sudut dari kubus dari
unit sel dan kation terletak di
dalam tengah kubus tersebut.

40
Sehingga Cs dikelilingi oleh 8
ion Cl-. Memiliki bilangan
koordiansi 8.
2 Prinsip Laves  Amati gambar kristal Prinsip Laves Bilangan
 Kestabilan struktur padatan NaCl, ZnS,  Prinsip pengisian dalam koordinasi
dari suatu padatan dan CsCl. ruang: Padatan akan
didasarkan atas  Gambarkan struktur semakin stabil apabila Unit sel
bagaimana atom, unit sel apabila ruang yang digunakan
ion atau molekul masing-masing atom merupakan ruang yang Tipe kristal
yang menyusun penyusun dipindah paling efisien.
padatan tersebut letaknya.  Prinsip simetri: Padatan
menempati ruang.  Bandingkan dengan yang paling stabil apabila
 Ketika membentuk gambar kristal memiliki jumlah simetri
padatan kristalin semula. paling banyak yang bisa
atom, ion atau  Komparsikan kedua diterapkan.
molekul yang gambar tersebut  Prinsip hubungan: Padatan
menyusun padatan menggunakan berada pada keadaan paling
berada pada posisi prinsip Laves untuk stabil apabila semakin
serapat mungkin. menyatakan banyak hubungan antar
kestabilan dari komponen yang dapat
padatan tersebut. dibentuk atau semakin
besar bilangan
koordinasinya.
3 Aturan Pauling  Amati gambar kristal 5 Aturan Pauling Struktur zat
 Struktur suatu  Aturan I: Koordinasi padat
NaCl, ZnS, dan CsCl.
padatan atau kristal polyhedron dari anion yang
tidak bisa  Tentukan sifat-sifat terbentuk disekitar kation
dipisahkan dari dapat ditentukan: Jarak
dari padatan
sifat-sifat atom, ion antara kation dan anion
atau molekul yang tersebut dengan merupakan jumlah dari jari-
menyusunnya. jari ion, serta bilangan
menggunakan
 Susunan dan jarak koordinasi dari sebuah
dari atom-atom, aturan pauling. polyhedron ditentukan
ion-ion atau melalui perbandingan
 Simpulkan
molekul-molekul antara jari-jari kation dan
yang menyusun bagaimana anion.
suatu padatan atau  Aturan II: Prinsip gaya
keterkaitan aturan
kristal dapat elektrostatik valensi:
ditentukan. pauling dengan Kekuatan dari ikatan ion
 Sifat dari masing- antara kation dan anion
struktur dan sifat-
masing padatan sama dengan muatan dari
atau kristal dapat sifat dari suatu anion dibagi dengan
ditentukan bilangan koordinasi.
kristal
berdasarkan e.v = z/n
strukturnya. Pada struktur yang stabil,
muatan dari kation dan
polyhedral anion yang
terikat adalah seimbang.
 Aturan III: Anion polyhedral
yang terletak pada bagian

41
tepi atau sisi, akan
mengurangi kestabilan dari
anion polyhedral tersebut,
dikarenakan akan terjadi
tarik-menarik antara anion
polyhedral dengan kation
yang menyebabkan kation
akan mendekat, terutama
terjadi pada kation dengan
valensi tinggi.
 Aturan IV: Pada struktur
padatan yang memiliki
kation berbeda yaitu kation
yang memiliki valensi tinggi
dan CN yang kecil memiliki
kecenderungan untuk tidak
membagi polyhedral satu
sama lain. Ketika terbagi,
polyhedral akan terurai dan
terjadi tumbukan dari
kation.
 Aturan V: Prinsip
Parsimoni: Dikarenakan
perbedaan jumlah dan tipe
dari perbedaan letak
structural memiliki
kecenderungan terbatas,
walaupun pada mineral
komplek, unsur ionic yang
berbeda dipaksa untuk
menepati ruang yang sama
secara structural. Terjadi
pada larutan padat.
4 Polarisasi pada padatan Aturan Fajan Ikatan Kimia
ionik
 Atom tidak Polarisasi
berikatan dengan
satu cara saja
melainkan dengan
beberapa cara, akan
tetapi hanya ada
satu cara yang
memiliki kontribusi
besar dalam ikatan
yang terjadi.
 Elektron yang
bergerak secara
terus menerus
dapat menyebabkan
terjadinya polarisasi

42
sementara dan akan  Kation yang memiliki jari-
memengaruhi atom jari kecil dan muatan yang
lain yang berikatan. besar merupakan kation
yang lebih mudah
mempolarkan.
 Anion yang memiliki jari-jari
besar dan muatan yang
besar adalah anion yang
mudah dipolarkan.
 Polarisasi lebih mudah
terjadi pada kation yang
tidak memiliki konfigurasi
gas mulia.

5 Tipe-Tipe struktur  Carilah gambar Triangel Ketelaar Ikatan Kimia


padatan mengenai triangle  Struktur suatu padatan
 Struktur padatan Ketelaar. kristal dapat ditentukan Struktur dan
yang terbentuk  Ramalkan dengan menggunakan Jenis Zat Padat
dapat diramalkan bagaimana struktur triangle Ketelaar
berdasarkan jenis padatan dari Li, F2 berdasarkan jenis ikatannya.
ikatan yang terjadi, CsF, SF6, MgF2, Na2O
apakah ikatan dengan
logam, ikatan ion, menggunakan
atau ikatan kovalen. Triangle Ketelaar.
 Komparasikan hasil
ramalah struktur

43
dengan
menggunakan
Triangel Ketelaar
dan literature.
Simpulkan hasilnya.

Sisi kanan dari segitiga adalah


ikatan ionik. Sisi kiri segitiga
adalah ikatan kovalen .
Sedangkan ujung atas dari
segitiga adalah ikatan logam.
Cara membaca diagram tersebut
adalah sebagai berikut. Dari kiri
ke kanan artinya pengaruh
ikatan kovalen menurun dan
mulai ada pengaruh ikatan ion.
Semakin kanan pengaruh ikatan
ion semakin besar dan pengaruh
ikatan kovalen semakin rendah.
Dari sisi kiri bawah ke atas,
pengaruh ikatan kovalen
menurun dan mulai ada
pengaruh ikatan logam yang
membentuk padatan. Semakin
atas semakin besar pengaruh
ikatan logamnya dan ikatan
kovalen tidak berpengaruh lagi.
Begitu pula yang terjadi pada
sisi kanan bawah ke atas,
semakin menuju atas, semakin
besar pengaruh ikatan logam,
dan semakin kecil pengaruh
ikatan ionnya.
6 Meramalkan struktur  Mooser Pearson Plots
zat padat
 Struktur zat padat
dapat diramalkan
berdasarkan
kekuatan ikatan
kovalen yang
terjadi.
 Struktur ionik zat

44
padat dapat
diramalkan dengan
menggunakan
absorbsi cahaya
tampak dari suatu
senyawa padatan.

Diagram Moose-Pearson baik


dignakan untuk memprediksi
struktur berdasarkan
karakteristik ikatan kovalen
yang terbentuk. Sumbu X
merupakan beda
keelektronegatifan dan sumbu Y
merupakan bilangan kuantum

45
n. Plot ini dapat menentukan
sturktur berdasarkan ikatan
yang terjadi karena antara
struktur dan ikatan yang terjadi
saling berhubungan.
 Philips-Van Vecthen
Ionisitas
Struktur zat padat ionik dapat
ditentukan berdasarkan
kekuatan ikatan ion yang
terjadi. Kekuatan ikatan ionik
dipengaruhi oleh transfer
muatan yang terjadi dan band
gap. Terkait dengan band gap
dapat ditentukan berdasarkan
penyerapan/ absorpsi sinar
caha tampat dari suatu senyawa
ion. Besarnya band gap
ditentukan dengan cara:
Eg2= Eh2+ C2.
Kemudian besarnya kekuatan
ion dalam ikatan dapat
ditentukan dengan rumus:
Ionicity (fi) = C2/Eg2.
7 Struktur Padatan Aturan Goldsmith Ikatan Kimia
 Atom-atom yang  Ion dari suatu zat padat
menyusun suatu dapat digantikan oleh Aturan Pauling
padatan dapat kristal ionic yang lain
digantikan oleh apabila diantara keduanya Prinsip Leves
atom yang lain. memiliki perbedaan jari-jari
kurang dari 15%. Aturan Fajan
 Ion yang memiliki
perbedaan muatan dengan
satu unit penggani
membuat netralitas
muatan dari kristal
dipertahankan. Jika
perbedaan muatan lebih
dari satu unit maka
penggantian akan lebih
sukar terjadi.
 Ketika dua ion yang
berbeda menempati posisi
tertentu dalam suatu kisi
kristal, ion dengan
potensial tinggi akan
membentuk ikatan yang
lebih kuat disekitarnya.
Modifikasi Ringwood Pada
Aturan Goldschmidt

46
 Penggantian yang terjadi
akan terbatas. Walaupun
kriteria ukuran dan muatan
dipenuhi, ketika ion yang
berkompetisi memiliki
perbedaan
keelektronegatifan akan
membentuk ikatan dengan
yang karakternya berbeda
antara satu dan yang
lainnya.
Analisis Hubungan Aturan
Goldschimdt dengan Aturan
atau prinsip yang lain.
 Aturan II Pauling: Besar
kekuatan ikatan ion antara
kation dan anion sama
dengan muatan anion yang
dibagi dengan bilangan
koordinasi. Kekuatan
ikatan ionic dapat
menggambarkan
bagaimana struktur
padatan terbentuk.
 Aturan V Pauling: Padatan
yang terbentuk dari jumlah
atom berbeda atau salah
satu jenis atom berbeda
akan dipaksa untuk
menepati tempat yang
sama dalam struktur
padatan tersebut.

B. Diskusi Di Kelas
(1) Fakta Makroskopik: Adanya perbedaan struktur pada zincblende dan wurwitze untuk
Padatan ZnS.
(2) Fakta Makroskopik: Simetri memengaruhi kestabilan.

Pertemuan kelima
Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**
5. Memahami prinsip- Melalui penelusuran informasi, diskusi, dan latihan pengayaan
prinsip dasar kristalografi informasi mahasiswa mampu:
untuk kimia diantaranya 5.1 Menjelaskan prinsip dasar tentang bidang kristal dan indek
adalah bidang kristal, Miller.
jarak antar bidang kristal, 5.2 Menggambarkan beberapa bidang kristal berdasarkan indek
kerapatan kristal, prinsip- Millernya atau sebaliknya menentukan indek Miller dari
prinsip dan aplikasi beberapa bidang kristal pada tipe kristal kubik dan heksagonal.
difraksi sinar X dan cacat 5.3 Menjelaskan dan menggambarkan prinsip dasar metode difraksi

47
kristal. sinar X berdasarkan hukum Bragg.
5.4 Menjelaskan perbedaan prinsip metode difraksi sinar X kristal
tunggal dan metode difraksi bubuk.
5.5 Menjelaskan cara-cara identi-fikasi senyawa berdasarkan pola
difraksi sinar X
5.6 Menjelaskan tahap-tahap penentuan struktur kristal dengan
metode difraksi sinar X.
5.7 Menentukan kerapatan kristal tertentu berdasarkan data kristal
terkait yang diketahui.
5.8 Menjelaskan fenomena kestabilan kristal cacat ditinjau dari
kajian termodinamika.
5.9 Menjelaskan jenis-jenis cacat kristal titik yaitu cacat Schottky
dan cacar Frenkel dan sifat-sifatnya.
5.10 Menjelaskan fenomena cacat kristal garis (dislokasi)
berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahui.
5.11 Menjelaskan manfaat adanya cacat kristal pada industri
material padatan anorganik.

A. Persiapan Perkuliahan
No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat
1 Indek Miller:  Carilah gambar Menentukan Indeks Miller Koodinat
 Suatu kristal kristal NaCl, dan Cara dalam menentukan Indeks cartesian
mempunyai bidang- tentukan atom-atom Miller yaitu:
bidang atom untuk yang ingin 1 Tentukan titik potong
merepresentasikan direpresentasikan antara bidang yang
suatu bidang datar menjadi suatu bersangkutan dengan
dalam suatu kisi bidang datar. sumbu-sumbu
kristal.  Tentukan indeks primitive atau
Miller dari bidang konvensional dalam
tersebut dengan satuan konstanta
memerhatikan lattice (a1, a2, a3).
dengan aturan- 2 Tentukan kebalikan
aturan Indeks Miller. (resiprok) dari
bilangan-bilangan tadi
dan kemudian
tentukan tiga bilangan
bulat terkecil yang
mempunyai
perbandingan yang
sama.
3 Menggunakan
hubungan I = -(h+k)
yang mana h mewakili
a1, k mewakili a2 dan I

48
mewakili a3.
4 Menuliskan dengan
tanda kurung (h k I).

Menentukan Indeks Miller


dari suatu bidang.

Bidang yang ingin ditentukan


indeks nya adalah bidang
CDGH.
Perpotongan bidang CDGH
dengan sumbu:
- Sumbu X x̂ di ∞ a
- Sumbu y ŷ di 1a
- Sumbu z ẑ di ∞a
1 1 1
, ,
 1 
Kebalikannya :
Jadi Indeks Miller bidang
CDGH adalah (0 1 0).

Menentukan Indeks Miller


pada kristal heksagonal.

49
Indeks Miller yang ingin
ditentukan adalah yang
berwarna merah muda.
Perpotongan bidang yang
berwarna merah muda dengan
sumbu :
- Sumbu X x̂ di 1a
- Sumbu y ŷ di 1a
- Sumbu z ẑ di ∞a
1 1 1
, ,
1 1 
Kebalikannya adalah:
Menggunakan hubungan i = -
(h+k).
1= -1-k sehingga k bernilai -2.
Sehingga 2 indeks
Millernya (h K i I) adalah (1 1
0).
2 Difraksi Sinar X dan  Carilah media yang Hukum Bragg’s Gelombang
Hamburan Oleh Kristal menggambarkan Berkas yang terdefraksi oleh
 Adanya asumsi terjadinya proses kristal terjadi jika pemantulan Difraksi Sinar
bahwa seandainya difraksi sinar. oleh bidang sejajar atom
suatu kristal terdiri Pahamilah proses menghasilkan interferensi
dari atom-atom yang terjadi untuk konstruktif. Difraksi atom-atom
yang tersusun setiap tahapannya. sebagai pantulan sinar-x oleh
secara teratur dan  Bayangkan proses sekelompok bidang pararel
periodic dalam difraksi tersebut dalam kristal terlihat seperti
ruang dan jarak terjadi pada kristal gambar berikut.
atom hamper sama yang kubik dan

50
dengan panjang heksagonal, serta
gelombang sinar-x, pada interstisi yang
maka kristal berbeda.
tersebut berfungsi  Simpulkan
sebagai kisi-kisi pemahaman yang
yang kalian miliki.
menghamburkan
cahaya.

Jarak antara bidang A dengan B


adalah d dan θ merupakan
sudut difraksi. Berkas-berkas
tersebut memiliki panjang
gelombang λ dan jatuh pada
bidang kristal dengan jarak d
dan sudut θ. Agar mengalami
interferensi konstruktif, kedua
berkas harus memiliki beda
jarak n λ. Sedangkan beda jarak
lintasan kedua berkas adalah
2d sin θ. Sehingga
nλ = 2d sin θ.
3 Metode Defraksi Sinar-  Carilah literature Defraksi sinar-x kristal tunggal Difraksi sinar X
X: mengenai metode  Metode Laue
 Terdapat dua jenis defraksi sinar x - Menggunakan sinar-x Kristal tunggal
metode defraksi polikromatis dengan dan polikristal
kristal tunggal dan
sinar- x yang arah tetap. Digunakan
digunakan dalam defraksi sinar x untuk menemukan Kisi kristal
menganalisis suatu bubuk. Identifikasi orientasi bidang kristal
material. prinsip yang ada tunggal. Bidang kristal
dalam setiap  Metode Kristal Berputar
metode tersebut. - Metode ini digunakan Struktur kristal
 Simpulkan untuk menganalisa
struktur kristal
perbedaan diantara
tunggal.
keduanya. - Menggunakan sinar-x
monokromatis dengan
sudut datang
divariasikan. Pada
umumnya arah
pancaran sinar-x
ditentukan dan arah
kristal divariasikan.
Defraksi sinar-x bubuk
 Prinsip pada metode ini
bahwa sinar
monokromatik memancar
ke sampel dan pancaran
difraksi direkam oleh film
yang mengelilinginya.

51
 Pada metode ini sumbu
rotasinya dapat divariasi
pada semua arah yang
memungkinkan. Arah
kristal diberikan dengan
menggunakan sampel
bubuk atau polykristal
yang memiliki skala atom
sangat besar dan sesuai
defraksi sinar-x.
 Karena sumbu kristal
orientasinya acak, pola
defraksi yang dihasilkan
oleh polykristal dengan
mengkombinasi pola-pola
defraksi untuk semua
orientasi yang
memungkinkan pada
kristal tunggal.
4 Penentuan Struktur Tahapan Penentuan Struktur
Kristal Melalui Difraksi Kristal:
Sinar-X:  Ukuran dari kristalin
 Ukuran atom sangat ditentukan berdasarkan
kecil tetapi mampu puncak difraksi sinar-x
ditentukan yang muncul. Makin kecil
bagaimana susunan ukuran kristallites maka
atom tersebut semakin lebar puncak
dalam suatu kristal. difraksi sinar-x yang
 Bisa diketahui dihasilkan. Untuk
struktur kristal menentukan kristallite size
padahal ukurannya dapat menggunakan
yang sangat kecil rumus:
membuat susah 
D
untuk ditentukan B cos  yang
bagaimana mana D adalah kristallite
strukturnya. size.


Berdasarkan pengamatan
secara langsung dapat
diketahui jarak antar
bidang-bidang atom,
orientasi dari kristal
tunggal, kemudian
mendeteksi struktur kristal
daru suatu material yang
tidak diketahui
komposisinya.
5 Tahap-tahap pe- Dalam praktikum : Pada umumnya bahan Diftaksi sinar x.
nentuan struktur kristal 1. Menyiapakan kristal polimer bersifat
dengan metode difraksi tunggal atau serbuk semikristalin, yang berarti

52
sinar X. yang akan diamati. memiliki bagian
Menentukan kerapatan 2. amorf maupun bagian
kristal tertentu kristalin. Baik
berdasarkan data kristal bagian amorf maupun
terkait yang diketahui bagian kristalin
dapat menunjukkan
intensitas hamburan
yang spesifik. Penentuan
derajat kristalinitas dengan
difraksi sinar X dapat
dilakukan atas dasar
asumsi bahwa daerah
kristalin dan amorf terdapat

dalam substansi yang sama


dan memberikan

53
kekuatan hamburan yang
ekuivalen.

Dimensi sel satuan dapat


diketahui dari analisis
defraktogram sinar x.
Berdasarkan pengetahuan
unit sel dan jumlah titik kisi
yang bersih menjadi milik

54
unit sel dapat dihitung
kerapatan kristal teoritik :

Error: Reference source not


found
6 Fenomena 1. Membuktikan Kestabilan kristal cacat ditinjau Cacat kristal
terbentuknya cacat pernyataan tersebut dari kajian termodinamika Hukum III
kristal mendorong  Cacat kristal disebut cristal termodinamika
terjadinya penurunan defect. Menurut hukum
energi bebas termodinamika III entropi
sistem = 0 hanya diperoleh
pada temperatur 0 K.
Secara termodinamika
kristal sempurna
merupakan keadaan yang
tidak stabil. Dengan
terbentuknya cacat kristal
mendorong terjadinya
penurunan energi bebas
sehingga perubahan
energi bebas
pembentukan cacat
bernilai negatif.
7 Gambar cacat Schottky 1. Mengamati cacat Jenis-jenis cacat kristal titik Cacat kristal
Gambar Cacat Frenkel kristal tersebut yaitu cacat Schottky
merupakan cacat yang terjadi
karena kekosongan partikel
pada titik kisi , kekosongan
kation maupun anion. Cacat ini
secara keseluruhan netral
karena kekosongan anion
diimbangi dengan kation.
Terjadi penurunan kerapatan
jenis padatan kristal
Cacat Frenkel
Kekosongan kation atau anion
diimbangi dengan interstiti ion
sejenis dengan jumlah muatan
yang sama.

8 Gambar cacat garis 1. Mengamati cacat Cacat kristal garis (dislokasi)


garis tersebut merupakan cacat yang
2. Mengamati yang disebabkan oleh tidak
terjadi
tepatnya posisi sederetan titik-
titik kisi dalam kisi kristal.
Cacat ini termasuk cacat
stoikiometri.
Fakta - fakta :

55
1. Logam memiliki kekerasan
yang kurang dari yang
diharapkan
2. Pada pertumbuhan berupa
spiral pada permukaann
3. Mudah ditempa
9 Fenomena logam 1. Mengamati kogam Manfaat adanya cacat kristal
kuningan yang memiliki kuningan dan logam pada industri material padatan
sifat mekanik yang lebih tembaga murni anorganik.
baik dari tembaga Membandingkan sifat Mekanisme pembentukan
murni mekanik keduannya ketidakmurnian dalam bahan
padat akibat terdapatnya
atom yang tidak sejenis dalam
bahan padat dengan
konsentrasi tertentu.
Ketidakmurnian suatu bahan
dilakukan dengan tujuan
untuk memperbaiki sifat
mekanik atau sifat listrik.
Pertemuan ke-enam
Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**
6. Memahami struktur dan Melalui penelusuran informasi, diskusi, dan latihan pengayaan
keterkaitan struktur informasi mahasiswa mampu:
dengan sifat-sifat dan 6.1 Menjelaskan jenis-jenis silikat berdasarkan strukturnya dan
aplikasi industri dari keterkaitan struktur dengan sifat dan aplikasi industrinya.
beberapa padatan 6.2 Menjelaskan struktur beberapa aluminosilikat dan keterkaitan
anorganik silikat, struktur dengan sifat dan aplikasi industrinya.
aluminosilikat, zeolit, dan 6.3 Menjelaskan struktur beberapa jenis zeolit dan keterkaitan
keramik. strukturnya dengan sifat dan aplikasi industrinya.
6.4 Menjelaskan struktur beberapa keramik prospektif industri dan
keterkaitan strukturnya dengan sifat-sifatnya.

A. Persiapan Perkuliahan
No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat
1 Jenis-Jenis Silikat  Carilah gambar Struktur Silikat
Berdasarkan struktur dari mineral  Tetrahedral
Strukturnya. Olivines, Thortvetite,
 Silikat merupakan Beryl, Pyroxenes, Pada
mineral yang paling Amphibole, Talc, dan struktur ini oksigen yang
banyak terdapat di Quartz. berada pada sudut dari
dalam kerak bumi.  Amati dan tetrahedral tidak terbagi
 Memiliki rumus bandingkan struktur dengan SiO44- yang lain
kimia SiO44-. dari mineral diatas sehingga setiap tetrahedral
 Silikat mampu dan simpulkan akan terisolaso. Nama lain
membentuk ikatan perbedaan nya adalah nesosilicate.
kovalen yang diantaranya. Pada struktur ini oksigen
panjang baik antara menggunakan bersama

56
Si-O atau O-O atau elektronnya dengan
Si-Si. kelompok octahedral yang
 Silikat memiliki mengandung kation Mg2+,
beberapa bentuk Fe2+, Ca2+. Contohnya
yaitu tetrahedral, Olivine : (Mg,Fe)2SiO4.
cincin dan
lembaran.  Pasangan Tetrahedral
 Perbedaan struktur
silikat Pada
menyebabkan
adanya perbedaan
sifat dan kegunaan struktur ini salah satu atom
dalam industry. oksigen yang berada di
sudut membagi pasangan
elektronnya untuk
digunakan dalam
tetrahedral yang lain dan
termasuk dalam kelompok
sorosilikat. Struktur
dasarnya adalah Si2O7-6.
Contohnya hermimorphite:
Zn4Si2O7(OH).H2O.

 Siklosilikat

Jika dua dari atom oksigen


memberikan pasangan
elektron bebasnya untuk
digunakan bersama dan
strukturnya disusun
membentuk seperti sebuah
cincin maka akan
membentuk unit structural
dari siklosilikat atau cincin
silikat. Jika memiliki
anggota yang membentuk
cincin sebanyak 6 maka
struktur dasarnya adalah
Si6O18-12. Jika tiga anggota,
Si3O9-6, empat anggoa Si4O12-
8
, dan lima anggota Si5O15-10
juga memungkinkan
terbentuk. Contohnya
Beryl: Be3Al2Si6O18.

57
 Inosilikat

Rantai Tunggal
Jika hanya 2 atom oksigen
yang memberikan
pasangan elektronnya
untuk digunakan bersama
akan akan membentuk
rantai panjang dari SiO4.
Pada rantai tunggal struktur
dasarnya adalah Si2O6-4 atau
SiO3-2. Contohnya
Orthopyroxenes:
(Mg,Fe)SiO3.

Rantai Ganda

Sedangkan pada rantai


ganda terdapat dua atom
oksigen dari masing-masing
tetrahedral yang
memberikan pasangan
elektronnya untuk
digunakan bersama dan
salah satu oksigennya akan
berhubungan dengan rantai
yang lain sehingga
membentuk rantai ganda.
Struktur dasarnya adalah
Si4O11-6. Contohnya
Ferroatinolite series:
Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2.

58
 Phyllosilikat (silikat
lembaran)

Jika ketiga atom oksigen


dari masing-masing
kelompok tetrahedral
menggunakan bersama
elektronnya dan
membentuk lembaran tak
terhingga dari tetrahedral
SiO4 maka akan didapatkan
bentuk dasar dari
phyllosilicate atau silikat
lembaran. Struktur
dasarnya adalah Si2O5-2.
Contohnya adalah biotite :
K(Mg,Fe)3(AlSi3)O10(OH)2.
Catatan pada struktur ini Al
menggantikan satu Si
sebagai atom pusat pada
kelompok tetrahedral.

 Tectosilikat (Framework
Silikat)

Jika semua atom oksigen


yang berada pada setiap
sudut tetrahedral
menggunakan bersama
pasangan elektronnya
dengan kelompok
tetrahedral SiO4 yang lain
maka akan terbentuk
struktur framework yang
berkembang. Strutur

59
dasarnya adalah SiO2.
Contohnya adalah quartz.

Sifat Silikat
 Lembaran Tahan panas,
penghantar listrik yang
baik.
 Rantai  Isolator panas,
susah/tidak dapat dibakar,
tahan terhadap asam, dan
kuat.
 Framework 3 Dimensi
Memiliki tingkat kekerasan
yang tinggi, tahan panas,
penghantar listrik yang
baik.

Kegunaan SIlikat
 Asbestos (rantai ganda
atau lembaran) :
Digunakan untuk
membuat semen lantai
ubin, pelindung atap, dan
pipa.
 Talc (lembaran):
Digunakan untuk
membuat bubuk talcum
yang membuat kulit
menjad lembut dan kering,
membuat komponen
listrik yang tahan panas,
dan bahan pentin untuk
mengisi cat dan karet.
 Quartz (framework 3
dimensi): Digunakan
secara luas dalam
pembangunan sebagai
batu paras, digunakan
untuk membuat tabung
yang tahan panas,
membuat kristal oskilator
dan digunakan pada jam
tangan dan sirkuit/jaringan
listrik, serta sensor
tekanan dalam neraca
elektronik. Serta sering
digunakan dalam
perhiasan dan benda
ornament untuk dekorasi.
2 Jenis, sifat, dan  Carilah gambar Jenis aluminium silikat

60
kegunaan struktur dari Mica berdasarkan strukutrnya:
Aluminosilikat: dan fledspars dari  Lembaran
 Silikat dapat literature. Mica tergolong dalam
digantikan oleh  Amati kedua struktur kelompok yang memiliki 4
atom aluminium tersebut dan atom silicon pada unit
untuk membentuk bandingkan. structural dari Talc
struktur yang  Simpulkan hasil yangmana digantikan oleh
analog dengan pengamatan kalian. atom aluminium dan
silikat. mendekati atom kalium
 Terdapat 2 struktur untuk menetralkan
dari muatannya. Mica terdiri
aluminiumsilikat. atas KMg3(AlSi3O10)(OH)2.
 Perbedaan struktur  Hubungan 3 Dimensi
menyebabkan Fledspar yang merupakan
perbedaan sifat. NaAlSi3O8 merupakan
 Adanya perbedaan contoh dari mineral
sifat menyebabkan aluminosilikat yang paling
perbedaan melimpah di permukaan
kegunaan. bumi. Atom silicon dan
aluminium menepati
bagian tengah dari
interlink tetrahedral dari
SiO44- dan AlO45-. Setiap
tetrahedral ini berikatan
pada setiap sudut dari
tetrahedral yang lain dan
membentuk bentuk tiga
dimensi yang berseluk
beluk, dan memiliki
muatan negative. Sehingga
kation Na akan terletak di
dalam ruang kosong pada
struktur ini.

Sifat Aluminosilikat Dari


Strukturnya:
 Lembaran  Strukturnya
kaku, bahkan lebih kaku
dari Talc. Dapat dengan
mudah dibagi menjadi
lembaran lain.
 3Dimensi network 

Kegunaan dari Aluminosilikat


 Mica  Dapat digunakan
dengan baik untuk
membentuk insulator alat-
alat listrik seperti
kapasitor. Selain itu dapat
digunakan dalam solder

61
bersi dan jet dari mesin.
 Flepspar  Dalam
pembuatan gelas atau
mug, membuat fux,
menurukan suhu ruangan.
3. Pemanfaatan Zeolit 1. Mencari literatur Zeolit merupakan mineral
sebagai Sistem
mengenai zeolit yang terdiri dari kristal
alumino silikat terhidrasi
Pendingin (Lemari Es). yang mengandung kation
alkali atau alkali tanah dalam
kerangka tiga dimensi. Ion-
ion logam tersebut dapat
diganti oleh kation lain tanpa
merusak struktur zeolit dan
dapat menyerap air secara
reversibel.

Strukturnya :

Aplikasi :
Peristiwa penguapan akan
mengambil panas dari
lingkungan, sehingga suhu
akan turun. Uap air akan
mengalir ke bejana yang
berisi zeolit dan terjadilah

62
penjerapan uap air oleh
zeolit yang akan melepas
panas.
4. Sifat keramik yang 1. Mengamati keramik Ikatan yang terjadi pada Kimia keramik
memiliki kekerasan dengan logam besi senyawa keramik adalah
dan kekakuan yang 2. Bandingkan kedua ikatan kovalen dan ikatan
tinggi benda tersebut ion antar atom yang mana
lebih besar dari ikatan logam
, hal ini menyebabkan
kekerasannya melebihi
logam. Bahkan titik lelehnya
pun sangat tinggi

Pemanfaatan Zeolit

Apakah itu zeloit ?

Bagaimana sifatnya dan strukturnya?

Bagaimana aplikasinya ?

Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal alumino silikat terhidrasi yang
mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimens

Strukturnya:

Struktur zeolit merupakan polimer kristal anorganik didasarkan kerangka tetrahedral


yang diperluas tak terhingga dari AlO4 hingga SiO4 dan dihungkan satu dengan lainya
melalui pembagian atau pemakaian bersama atom oksigen.

63
Sifat :

- Sifa
t
Fisika
Zeolit mempunyai kenampakkan secara megaskopik berwarna putih kecoklatan,
putih kehijauan, hijau gelap, abu-abu muda dan abu-abu gelap apabila segar dan
putih kehijauan sampai kecoklatan apabila telah mengalami pelapukkan, berbutir
halus sampai sedang. Batuan ini akan mendidih atau membuih jika di panaskan
pada temperature antara 100 sampai 350OC, Ukuran Kristal zeolit kebanyakan
tidak lebih dari 10-15 mikron.
- Sifat Kimia
 Sifat Dehidrasi
Zeolit mempunyai sifat dehidrasi yaitu melepaskan H2O apabila dipanaskan

 Pe
nye
rap
an

(Adsorben)

S
if
a
t

Pertukaran Ion

64
 Sifat Penyaringan

S
i
f
a
t

Katalisator

Pertemuan ke-delapan
Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**
8. Memahami beberapa Melalui penelusuran informasi, diskusi, dan latihan pengayaan
konsep asam-basa. informasi mahasiswa mampu:
8.1 Menjelaskan konsep asam-basa menurut Arrhenius
8.2 Menjelaskan konsep asam-basa menurut Bronsted
8.3 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan
asam basa Bronsted.
8.4 Menjelaskan konsep asam-basa menurut Lewis
8.5 Menjelaskan konsep asam-basa keras dan lunak
8.6 Menjelaskan prinsip dasar pengklasifikasian asam-basa ke
dalam HSAB
8.7 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat keras-
lunak suatu asam basa
8.8 Meramalkan kecendrungan berlangsungnya suatu reaksi
berdasarkan keras-lunak dari asam-basa.
Pembahasan Deduktif
No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat
1 Terdapat beberapa  Carilah literatur Konsep asam-basa

65
konsep asam-basa yang terkait konsep asam-  Asam-basa Arhenius.
saling berkaitan dan basa Arhenius, - Asam zat yang jika
dipergunakan dalam Bronsted-Lowry, dilarutkan dalam air
kehidupan sehari-hari. Lewiss serta konsep akan menghasilkan H+.
Diantaranya: asam-basa keras dan - Basa zat yang jika
 Konsep asam- lunak. dilarutkan dalam air
basa Arhenius  Bandingkan konsep akan menghasilkan ion
 Konsep asam- asam-basa tersebut. OH-.
basa Bronsted  Carilah perbedaan - Asam kuat jika zat
Lowry. dan simpulkan hasil tersebut dilarutkan
 Konsep asam- studi literatur dalam air akan
basa Lewiss. tersebut. terdisosiasi sempurna
 Konsep asam- menjadi H+ dan
basa keras dan anionnya.
lunak - Basa kuat jika zat
tersebut dilarutkan
dalam air akan
terdisosiasi sempurna
menjadi OH- dan
kation.
- Asam-basa lemah 
jika zat tersebut
dilarutkan dalam air
akan terbentuk
kesetimbangan.
 Asam-basa Bronsted
Lowry.
- Asam merupakan
donor proton.
- Basa merupakan
akseptor proton
 Asam-basa Lewiss
- Asamsuatu zat yang
mampu menerima
pasangan elektron dari
senyawa lain (akseptor
pasangan elektron
bebas).
- Basasuatu zat yang
dapat memberikan
pasangan elektron
kepada senyawa lain
(donor pasangan
elektron bebas).
 Asam-basa keras dan
lunak.
HSAB digunakan dalam
ilmu kimia untuk
menjelaskan kestabilan
senyawa, mekanisme,

66
reaksi, ‘hard’ menunjukan
spesies yang kecil dan
memiliki muatan yang
tinggi (charge kriteria yang
berlaku pada asam) dan
kepolaran kecil.
- Asam-basa lunak
asam basa yang
elektron-elektron
valensinya mudah
terpolarisasi atau
terlepaskan (memiliki
sifat terpolarisasi
tinggi)
- Asam-basa keras
asam basa yang tidak
memiliki elektron
valensi atau yang
elektron valensinya
sukar terpolarisasi.
(memiliki sifat
terpolarisasi rendah).

Pembahasan Induktif
Pengetahuan Faktual

Li(OH)2(s) + H2O(l)  Li+(aq) + OH-(aq) (bersifat basa, memiliki pH > 7)

HNO3(aq) + H2O(l)  H+(aq) + OH-(aq) (bersifat asam, memiliki pH < 7)

67
Pengetahuan Prosedural

Percobaan 1

1. Li(OH)2 sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 50 mL aquades


2. Ukur pH larutan tersebut

Percobaan 2

1. HNO3 sebanyak 1 mL diencerkan sampai 10 mL dengan aquades


2. Ukur pH larutan tersebut

Pengetahuan konseptual

Arhenius mendefinisikan asam adalah substansi bila dilarutkan dalam air mengalami disosiasi
menghasilkan ion hydrogen (H+) dan basa merupakan substansi yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan ion hidroksida (OH -). Proses netralisasi asam oleh basa ditunjukkan dengan
reaksi:

H+ + OH-  H2O

Konsep asam basa Arhenius masih terbatas, yaitu pendefinisian asam basa pada pelarut air,
dan tidak berhubungan dengan substansinya sendiri. Kita ketahui pelarut tidak hanya terbatas
pada air, melainkan senyawa bukan air seperti benzene, methanol, keton, asam asetat, dan
lain-lain juga dapat digunakan sebagai pelarut. Disamping itu air bisa berperilaku sebagai asam
maupun basa sehingga keasaman dari suatu solute dipengaruhi oleh air. Sebagai contoh bahwa
HCl merupakan asam yang kuat jika dilarutkan dalam pelarut air, sedangkan berkarakter asam
lemah jika dilarutkan dalam asam asetat.selain itu, Arhenius juga belum mampu menjelaskan
sifat asam dari suatu senyawa yang tidak mempunyai atom hydrogen (nonprotonik).

Pengetahuan prasyarat

Sifat larutan

Pengetahuan faktual

HCl lebih bersifat asam daripada CH3COOH

Pengetahuan procedural

1. HCl sebanyak 1 mL diencerkan menjadi 10 mL kemudian diukur pHnya


2. CH3COOH sebanyak 1 mL diencerkan menjadi 10 mL kemudian diukur pHnya
3. Bandingkan pH larutan HCl dan CH3COOH setelah diencerkan

Pengetahuan Prasyarat

Donor dan aseptor proton

68
1. Konsep asam basa Arhenius
Fakta (contoh-contoh fenomena konkrit/makroskopik):
Li(OH)2(s) + H2O(l)  Li+(aq) + OH-(aq) (bersifat basa, memiliki pH > 7)
HNO3(aq) + H2O(l)  H+(aq) + OH-(aq) (bersifat asam, memiliki pH < 7)
Rumusan Masalah
Mengapa Li(OH)2 memiliki pH > 7 sedangkan HNO3 memiliki pH < 7?
Hipotesis
Li(OH)2 memiliki pH > 7 karena adanya ion OH - dalam larutannya sedangkan HNO3
memiliki pH < 7 karena adanya ion H+ dalam larutannya.
Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:
Percobaan 1

1. Li(OH)2 sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 50 mL aquades


2. Ukur pH larutan tersebut

Percobaan 2

1. HNO3 sebanyak 1 mL diencerkan sampai 10 mL dengan aquades


2. Ukur pH larutan tersebut

Pengolahan dan analisis data:


Li(OH)2 ketika dilarutkan dalam air memiliki pH > 7 yang artinya memiliki sifat basa
akibat adanya ion OH- dalam larutannya. HNO3 ketika diencerkan dalam air memiliki pH
< 7 yang artinya memiliki sifat asam akibat adanya ion H+ dalam larutannya.

Simpulan:
Li(OH)2 memiliki pH > 7 karena adanya ion OH - dalam larutannya sedangkan HNO3
memiliki pH < 7 karena adanya ion H+ dalam larutannya.
Pustaka rujukan:
Kirna, I Made & I Dewa Ketut Sastra Widana. 2003. Buku Ajar Kimia Anorganik Fisik.
Singaraja: Program Due-like Jurusan Pendidikan Kimia.
2. Faktor yang mempengaruhi kekuatan asam basa Brownsted
Fakta (contoh-contoh fenomena konkrit/makroskopik):
HCl lebih bersifat asam daripada CH3COOH
Rumusan Masalah
Mengapa HCl lebih bersifat asam daripada CH 3COOH?
Hipotesis
HCl lebih bersifat asam daripada CH3COOH karena HCl terionisasi sempurna dalam
larutannya sehingga lebih mudah mendonorkan H + sedangkan CH3COOH terionisasi
sebagain dalam larutannya sehingga lebih sulit mendonorkan H +.
Rancangan/prosedur pembeuktian hipotesis:
1. HCl sebanyak 1 mL diencerkan menjadi 10 mL kemudian diukur pHnya
2. CH3COOH sebanyak 1 mL diencerkan menjadi 10 mL kemudian diukur pHnya
3. Bandingkan pH larutan HCl dan CH3COOH setelah diencerkan

69
Pengolahan dan analisis data:
HCl memiliki pH lebih kecil daripada CH 3COOH yang berarti bahwa HCl lebih bersifat
asam daripada CH3COOH. Hal tersebut dikarenakan HCl terionisasi sempurna dalam
larutannya sehingga lebih mudah mendonorkan H + sedangkan CH3COOH terionisasi
sebagain dalam larutannya sehingga lebih sulit mendonorkan H +.

Simpulan:
HCl lebih bersifat asam daripada CH3COOH karena HCl lebih mudah mendonorkan H +
sedangkan CH3COOH lebih sulit mendonorkan H+.
Pustaka rujukan:
Kirna, I Made & I Dewa Ketut Sastra Widana. 2003. Buku Ajar Kimia Anorganik Fisik.
Singaraja: Program Due-like Jurusan Pendidikan Kimia.

Pertemuan Kesembilan
Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**
9. Memahami prinsip-prinsip Melalui penelusuran informasi, diskusi, dan latihan pengayaan
senyawa kompleks, informasi mahasiswa mampu:
struktur dan sifat-sifatnya. 9.1 Menjelaskan tentang karakteristik senyawa koordinasi dan
sifat-sifatnya.
9.2 Menjelaskan karakteristik ligan dan klasifikasinya.
9.3 Menyebutkan nama senyawa kompleks.
9.4 Menjelaskan struktur atau ruang koordinasi senyawa
kompleks dan beberapa isomer dalam senyawa kompleks.
9.5 Menjelaskan kegagalan struktur rantai senyawa kompleks
berdasarkan prinsip yang dikemukakan oleh Blomstrand dan
Jorgensen.
9.6 Menjelaskan fenomena struktur non-rigid pada senyawa
kompleks dengan bilangan koordinsi 5 dan bilangan
koordinasi tinggi.

Penalaran Deduktif
No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat
1 Karakteristik senyawa
koordinasi (senyawa
kompleks)

2 Karakteristik dan  Lakukan studi Karakteristik dan Klasifikasi Struktur lewiss
klasifikasi ligan. literature mengenai ligan. Elektron valensi
 Ligan merupakan jenis-jenis ligan.  Ligan Monodentat Bilangan
ion atau molekul  Cari contohnya dari Ligan jenis ini hanya koordinasi
netral yang masing-masing jenis memiliki satu atom donor
mengikat secara ligan. yang digunakan untuk
koordinasi atom  Analisis perbedaan mengikat ion atau atom
atau ion logam dari masing-masing pusat. Contohnya: ion
pusat dalam contoh ligan dengan klorida (Cl-), air (H2O), ion
senyawa kompleks. jenis berbeda. hidroksida (OH-) dan
 Ligan dapat  Analisis kesamaan ammonia (NH3).

70
menyumbangkan dari masing-masing
pasangan elektron contoh ligan dengan  Ligan Bidentat
bebas kepada ion jenis yang sama. Ligan jenis ini memiliki dua
pusat  Tarik kesimpulan dari atom donor dan keduannya
analisis yang dapat digunakan untuk
dilakukan. mengikat ion atom pusat.
Contohnya adalah
etilendiamin (C2H4(NH2)2).
Warna biru merupakan atom
nitrogen, hitam atom
karbon, dan putih
merupakan atom H.

71
Gambar etilendiamin

 Ligan Polidentat
Ligan polidentat mempunyai
lebih lebih dari dua atom
donor yang digunakan untuk
mengikat logam atau ion

72
pusat. Contohnya adalah
hexaoxa-cyclooctadecane.
Yang memiliki 6 jumlah
donor.

 Khelasi
Khelasi merupakan proses
yangmana molekul

73
polidentat mengikat ion
logam membentuk suatu
cincin. Kompleks yang
dihasilkan melalui proses ini
disebut khelat dan ligan
polidentat disebut sebagai
khelasi. Contoh ligan yang
mampu membuat khelasi
adalah EDTA. Berikut
merupakan contoh kompleks
logam-EDTA

74
3 Menyebutkan nama  Carilah literature Terdapat tatacara penamaan Kation dan Anion
senyawa kompleks mengenai tatacara senyawa kompleks
 Terdapat sistem penamaan diantaranya: Struktur lewiss
penamaan pada senyawa .a Nama kation ditulis
senyawa kompleks. Ikatan ionik
kompleks. sebelum anion.
 Cari contoh .b Dalam ion kompleks,

75
senyawa nama ligan disesuaikan
kompleks dan abjad, sebelum ion logam
coba terapkan .c Ligan netral umumnya
tatacara tersebut memiliki nama molekul
sehingga tapi ada pengecualian
didapatkan nama pada ligan ionic dengan
dari senyawa membuang kata-ide.
kompleks. Contohnya fluoride
 Bandingkan menjadi flouro untuk ion
jawaban anda F-
dengan yang ada .d Nomor awal, bisa
diliteratur dan menunjukan ligan dari
cocokan. jenis tertentu.
.e Dalam keadaan oksidasi
ion logam ditulis dengan
angka romawi.
.f Jika ion kompleks adalah
anion, dibelakang nama
logam ditambahkan-ate.
Contohnya: K[Pt(NH3)Cl5]
dinamakan dengan
potassium
aminapentakloroplatinate.
4 Struktur Kompleks  Carilah gambar Struktur kompleks Bilangan
 Kompleks melalui studi bergantung pada bilangan koordinasi
memiliki struktur literature mengenaikoordinasinya. Diantaranya:
yang berbeda struktur dan bentuka. Bilangan koordinasi dua Konfigurasi
bergantung atas senyawa kompleks. Banyak ion yang kaya elektron
jumlah bilangan  Tentukan bilangan elektron d10. Misalnya: Cu+,
koordinasinya. koordinasi dari Ag+, dan Au+ membentuk Hibridisasi
atom pusat. kompleks liner seperti [Cl-
 Analisislah Ag-Cl] atau [H3N-Au-
hubungan antara NH3]. Umumnya kompleks
bilangan berkoordinasi 2 dikenal
koordinasi atom untuk logam transisi akhir.
pusat dengan
struktur dari b. Bilangan koordinasi tiga
senyawa kompleks. Kompleks dengan bilangan
 Tariklah koordinasi tiga jarang
kesimpulan. diamati. Salah satu
contohnya adalah
[Fe{N(SiMe3)3}3].

c. Bilangan koordinasi empat


Bila empat ligan
berkoordinasi pada logam,
koordinasi tetrahedral
adalah geometri yang
paling longgar, walaupun

76
sejumlah kompleks bujur
sangkar juga dikenal.
[CoBr4]2-. Ni(CO)4.

d. Bilangan koordinasi lima


Contoh kompleks
berbilangan koordinasi
lima adalah trigonal
bipiramidal Fe(CO)5 atau
piramida bujur sangkar
VO(OH2)4. Dulunya,
kompleks berbilangan
koordinasi lima jarang,
namun jumlahnya kini
meningkat. Perbedaan
energy antara dua modus
koordinasi (nbipiramida
dan piramida bujursangkar)
ini tidak terlalu besar dan
transformasi structural
mudah terjadi.

e. Bilangan koordinasi enam


Bila enam ligan
berkoordinasi dengan atom
pusat, koordinasi
octahedral yang paling
stabil dan mayoritas
kompleks memiliki struktur
octahedral. Struktur
octahedral menunjukan
distorsi tetragonal, rombik,
trigonal yang disebabkan
efek elektronik atau sterik.
Atom dengan koordinasi
enam dapat berkoordinasi
prisma trigonal. Kompleks
logam jarang berkoodinasi
prisma trigonal karena
koordinasi octahedral
secara sterik lebih natural.

f. Bilangan koordinasi lebih


dari enam
Ion logam transisi deret
kedua dan ketiga kadang
dapat mengikat tujuh atau
lebih ligan misalnya
[Mo(CN)8]+. Dalam kasus

77
ini, ligan yang lebih kecil
disukai untuk menurunkan
efek sterik.

Gambar Struktur untuk


bilangan koordinasi 4-6
5 Isomer Kompleks  Carilah beberapa  Isomer struktur Hibridisasi
 Merupakan senyawa senyawa kompleks Adalah dua senyawa
yang berbeda tapi yang terdiri dari dengan rumus yang Struktur molekul
memiliki struktur jumlah dan jenis sama, tetapi atom
yang berbeda atom yang sama. terhubung berbeda. Bidang cermin
 Perhatikan Senyawa koordinasi
strukturnya. menunjukan dua tipe
isomer struktur.
 Analisis perbedaan
Melibatkan satu komposisi
diantara struktur
ion kompleks, yang lain
tersebut. mendonor atom dari ligan
 Tarik kesimpulan dari a. Isomer koordinasi
hasil pengamatan Terjadi ketika ion
yang dilakukan. kompleks terganti,
tetapi tidak
senyawanya. Jenis
isomer yang terjadi
ketika ligand an kontra
ligan merubah posisi.
Contohnya pada

78
[Pt(NH3)4Cl2](NO2)2
dan
[Pt(NH3)4(NO2)2]Cl2.

b. Isomer hubungan
Isomer yang terjadi
ketika komposisi ion
kompleks tetap sama
tetapi keterikatan
perubahan donor atom
ligan. Beberapa ligan
dapat mengikat
melalui salah satu dari
dua donor atom ligan.
Contohnya adalah ion
sianat, bisa melempel
dengan pasangan
elektron bebas pada
atom O atau pada
atom N.

 Stereoisomer
Adalah senyawa yang
memiliki koneksi atom
yang sama tapi,
pengaturan spasial yang
berbeda dari atom.
a. Isomer geometri
(isomer cis-trans)

79
Terjadi ketika atom
atau sekelompok atom
disusun berbeda relatif
terhadap pusat ion
logam dalam ruang.
Contoh, planar persegi
[Pt(NH3)4Cl2] memiliki
2 pengaturan yang
menyebabkan
perbedaan senyawa.
Kompleks octahedral
juga menunjukan cis-
trans isomerisme.

Gambar isomer geometri

b. Isomer Optikal
(enantiomer)
Terjadi ketika molekul
dan gambar
pencerminan tidak
bisa mengisi ketika

80
diputar. Tidak seperti
isomer jenis lainnya,
isomer ini memiliki
sifat fisika yang sama
kecuali arah putar
yang masuk ke arah
cahaya polarisasi.

6 Bilangan Koordinasi  Carilah beberapa a. Kompleks dengan bilangan Bentuk molekul


dan Ruang Koordinasi senyawa kompleks koordinasi 2 mempunyai Hibridisasi
 Jumlah ikatan yang memiliki ruang koordinasi linear.
koordinasi yang bilangan koordinasi Beberapa contohnya :
dimiliki oleh berbeda [Ag(NH3)]+, dan [Ag(CN)2]-.
atom pusat.  Perhatikan b. Kompleks dengan bilangan
 Struktur ruang strukturnya. koordinasi 3 mempunyai
dari ligan-ligan di  Analisis perbedaan ruang koordinasi segitiga
sekitar ion pusat diantara struktur datar atau trigonal piramida.
disebut dengan tersebut. Contohnya [HgI3]- dan
ruang koordinasi.  Tarik kesimpulan dari [Cu(CN)3]2-, sedangkan yang
hasil pengamatan ruang koordinasinya trigonal
yang dilakukan. piramida adalah [SnCl3]-
c. Kompleks dengan bilangan
koordinasi 4 adalah kompleks
yang sangat banyak
ditemukan. Kompleks ini
memiliki struktur atau ruang
koordinasi tetrahedral atau
segiempat datar.
d. Kompleks dengan koordinasi 5
jarang ditemukan. Kompleks
ini adalah trigonal bipiramida
atau segiempat piramida.
Kedua struktur ini mempunyai
perbedaan tingkat energi yang
kecil sehingga kompleks
dengan bilangan koordinasi
dapat mempunyai struktur
intermediet dari ke dua
struktur tersebut. Contoh
[Ni(CN)5]3-
e. Kompleks dengan koordinasi
6. Hampir semua ion logam
transisi dapat membentuk
kompleks dengan bilangan
koordinasi ini. Ruang
koordinasi kompleks ini adalah
oktahedral.

81
f. Kompleks bilangan koordinasi
tinggi umumya dapt berada
dalam beberapa ruang
koordinasi karena tingkat
perbedaan energi ruang-
ruang koordinasinya kecil.
Kompleks ini memiliki struktur
yang tidak kaku.

Pertemuan Kesepulu
Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**
10. Memahami teori Nomor Melalui penelusuran informasi, diskusi, dan latihan pengayaan
Atom Efektif (NAE) dan informasi mahasiswa mampu:
Teori Ikatan valensi dalam 1. Menjelaskan formula senyawa kompleks berdasarkan Teori
menjelaskan struktur dan NAE.
sifat-sifat senyawa 2. Menjelaskan struktur kluster dari kompleks karbonil.
kompleks.. 3. Menjelaskan pembentukan senyawa kompleks berdasarkan
teori ikatan valensi.
4. Menjelaskan sifat magnet senyawa kompleks berdasarkan teori
ikatan valensi.
5. Membedakan kompleks dalam dan kompleks luar menurut
teori ikatan valensi.

No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat


1. Teori Sidgwick Membandingkan Formula senyawa
(NAE) struktur kompleks berdasarkan
Terdapat senyawa kompleks Teori NAE
kompleks yang [Co(NO2)]3- Sidgwick memperluas
mengikuti aturan dengan konsep Lewis tentang
NAE ([Co(NO2)- [Ni(NH3)6]2+ ikatan kovalen dengan
]3-) dan yang  Mencari memasukkan
tidak mengikuti gambar/literatur pengertian ikatan
aturan NAE terkait struktur koordinasi untuk kasus
([Ni(NH3)6]2+) senyawa dimana pasangan
kompleks elektron yang menjadi
[Co(NO2)]3- dan milik bersama berasal
[Ni(NH3)6]2+ dari satu atom. Pada
 Membandingkan senyawa kompleks,
gambar/literatur pasangan elektron
terkait struktur bebas disumbangkan
kedua senyawa oleh ligan yang
tersebut digunakan secara
bersama dalam
membentuk ikatan
dengan ion logam.

Total jumlah elektron


yang dimiliki oleh ion
logam da;am senyawa

82
kompleks disebut
nomor atom efektif
(NAE) . Senyawa
kompleks stabil bila
ion pusat memiliki
NAE sama dengan
nomor atom gas mulia
36 (Kr), 54 (Xe) atau
86 (Rn).
Contoh :
[Co (NO2)6]3-
Co3+  24 elektron (no
atom : 27)
6NO2  12 elektron
( ligan bidendan pemberi
sepasang elektron
bebas )

Terdapat pula yang


tidak sesuai dengan
aturan EAN
Contoh :
[Ni(NH3)6]2+
Ni2+  26 elektron
6NH3  12 elektron
NAE  38

83
2.  Senyawa Struktur kluster dari
kompleks kompleks karboni
[Mn(CO)5] Aturan NAE dapat
dapat digunakan untuk
ditemukan menjelaskan senyawa
dengan kompleks dengan ligan
mengikatan 1 karbonil (CO). Sekitar
elektron 99% kompleks
[Mn(CO)5]- karbonil memenuhi
atau berikatan aturan NAE, oleh
dengan Cl karena itu maka
[Mn(CO)5Cl] struktur kompleks
atau dalam karbonil dapat
bentuk dimer diramalkan
[Mn2(CO)10] menggunakan aturan
ini:
Ni  28 elektron
4CO  8 elektron
NAE  36 elektron

Ligan CO adalah C
donor, sehingga
kompleks karbonil
termasuk senyawa
organometalik, yaitu
senyawa yang
molekulnya
mengandung ikatan C
dengan logam. Jenis
atom donor dari ligan
CO dapat dijelaskan
berdasarkan muatan
formal dari atom C dan
O dalam molekul CO.

Muatan formal C adalah


-1, sedangkan muatan
formal dari O adalah +1.
Dengan demikian, atom C
mengemban muatan
negatif dari pada atom O

84
walaupun atom O lebih
elektronegatif
dibandingkan atom C.

Contoh :
Kompleks karbonil dari
mangan tidak pernah
ditemukan sebagai
[Mn(CO)2] karena
NAE-nya adalah 35.
Karena ketaatan yang
kuat pada aturan NAE,
kompleks karbonil ini
ditemukan sebagai
kompleks penta
karbonil mangan
mengikat 1 elektron
membentuk
[Mn(CO)5]- (dalam hal
ini mangan seolah-olah
mempunyai biloks -1),
atau mengikat 1 atom
Cl membentuk
[Mn(CO)5Cl] atau
dapat membentuk
dimer [Mn2(CO)10] ,
yang mana terbentuk
satu ikatan logam Mn
dengan logam Mn yang
masing-masing sharing
satu elektron sehingga
jenis ikatannya adalah
kovalen. Dengan cara
demikian, kompleks
tersebut mempunyai
NAE sama dengan 36.

[Mn(CO)5]
Mn  25 elektron
5CO  10 elektron

85
NAE  35 elektron
(tidak ditemukan)

+e  [Mn(CO)5]-

+Cl  [Mn(CO)5Cl]

Dimer  [Mn2(CO)10]

86
3 Teori Ikatan Carilah senyawa Sifat magnet senyawa
Valensi [Cr(CO)6], kompleks berdasarkan
Prinsip [PtCl4]2-, dan teori ikatan valensi
2-
hibridisasi yang [NiCl4] Ikatan koordinasi, ion
Buat konfigurasi pusat menyediakan
merupakan salah
elektron dari orbital kosong
satu ciri dari logamnya. sebanyak jumlah
teori ini dapat buat hibridisasi, ligan, yang nantinya
dan tentukan digunakan untuk
digunakan untuk pasangan elektron
menampung pasangan
menjelaskan dari ligan yang
elektron dari ligan.
mengisi orbital
ikatan hibrida yang Orbital-orbital kosong
terbentuk dari ion pusat terlebih
koordinasi
dahulu mengalami
dalam senyawa hibridisasi.
kompleks yang Berdasarkan penjelasan
teori ikatan valensi
sama baiknya terhadap ke tiga jenis
dengan kompleks. Kompleks
[Cr(CO)6], [PtCl4]2-
menjelaskan bersifat diamagnetik,
ikatan kovalen sedangkan kompleks
[NiCl4]2- bersifat
biasa paramagnetik.

4 Data percobaan 1. Tentukan Membedakan Hibridisasi


menunjukkan hibridisasi kompleks dalam dan Aturan pauling
bahwa kompleks kompleks kompleks luar menurut
[Co(NH3)6]3+ [Co(NH3)6]3+ dan teori ikatan valensi.
adalah [CoCl6 Pauling menjelaskan
diamagnetik 2.Tentukan jenis problem ini dengan
sedangkan [CoCl6] hibridisasinya menyatakan bahwa
adalah orbital d yang
paramagnetik digunakan untuk
berhibridisasi bisa
orbital yang tingkat
energinya lebih rendah
dari orbital ns , (n-1)d
atau lebih tinggi dari
orbital ns (nd)
Kompleks yang
menggunakan orbital d
yang tingkat energinya
lebih tinggi dari orbital
s disebut kompleks luar
sedangkan yang

87
menggunakan orbital d
yang tingkat energinya
lebih rendah disebut
kompleks dalam.

88

You might also like