pernah menduga dalam menaruhkan kepercayaan yang begitu besar kepada TERGUGAT, ternyata disalahgunakan oleh TERGUGAT dengan menjual emas yang dijaminkan dan diposisikan sebagai debitur macet, sehingga hal tersebut sangat merugikan PARA PENGGUGAT sebagai Konsumen PT Bank Rakyat Indonesia Syariah baik materiil maupun immaterial; 27. Bahwa atas perbuatan TERGUGAT selaku Pelaku Usaha yang telah merugikan PARA PENGGUGAT/Konsumen, TERGUGAT/PT Bank Rakyat Indonesia Syariah harus bertanggung jawab memberikan ganti rugi (Schadevergoeding) atas kerugian Para Konsumen. Vide : Pasal 7 Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen : Kewajiban Pelaku Usaha: f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan. g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabiia barang dan/ atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan Konsumen tidak sesuai yang diperjanjikan. Vide : Pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ; 1. Pelaku Usaha Bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas karusakan Pencemaran dan/atau Kerugian Konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. 2. Ganti rugi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 (satu) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 28. Bahwa atas perbuatan yang dilakukan oleh TERGUGAT tersebut, PENGGUGAT I mengalami kerugian sebesar Rp 1.500.000.000,- (Satu milyard limaratus juta rupiah) ; PENGGUGAT II - VII mengalami kerugian sebesar Rp 11.283.248.941,- (Sebelas milyard duaratus delapan puluh tiga juta dua ratus empat puluh delapan ribu sembilan ratus empat puluh satu rupiah) dan menuntut pengembalian emas yang telah digadaikan, serta memberikan ganti rugi terhadap pengeluaran biaya Qard maupun ijarah serta kerugian yang timbul akibat penjualan emas; dengan rincian sebagai berikut: putusaDnA.mFTaAhkRa KmEaRhUagGuIAngN. gINoV.idESTASI EMAS PARA PENGGUGAT/ KONSUMEN YANG BELUM DIKEMBALIKAN TERGUGAT 29. Bahwa selama ini PARA PENGGUGAT diposisikan sebagai debitur macet oleh TERGUGAT, sehingga sebagai Konsumen PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, yang juga berprofesi di Dunia Usaha, hal tersebut sangat merugikan PARA PENGGUGAT immaterial, kerugian immaterial yang dirasakan oleh puPtAuRsaAn .maPhEkNaGmGaUhaGgAuTn g.gboil.aid dikalkulasikan dalam angka sebesar Rp.35.000.000.000 (Tiga puluh lima milyard rupiah); 30. Bahwa untuk menjamin gugatan PARA PENGGUGAT kami mohon Bapak Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk meletakkan sita Jaminan (Conservatoir Beslaq) terhadap harta kekayaan milik TERGUGAT / P.T Bank Rakyat Indonesia Syariah baik barang bergerak (roerend Goederen) maupun tidak bergerak (onroerend), yang rinciannya akan kami susulkan kemudian; 31. Bahwa perkara ini adalah mengenai sebagian Hak Milik PARA PENGGUGAT dan karena gugatan ini diajukan berdasarkan bukti-bukti yang kuat, maka kami mohon kepada Yth Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berkenan menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu (Uitvoerbaar bij Vooraad) meskipun ada upaya hukum Verzet, Banding maupun Kasasi dari TERGUGAT. Berdasarkan seluruh alasan-alasan hukum PARA PENGGUGAT tersebut diatas, maka dengan ini PARA PENGGUGAT memohon dengan hormat kepada Yth. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar terlebih dahulu meletakkan sita jaminan atas harta kekayaan aset milik TERGUGAT dan selanjutnya menuntut kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya memberikan putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu sebagai berikut: PRIMER 1. Menerima dan mengabulkan gugatan PARA PENGGUGAT untuk seluruhnya. 2. Menyatakan sah dan berharga sita Jaminan (Conservatoir Beslaq) terhadap harta kekayaan milik TERGUGAT / PT.Bank Rakyat Indonesia Syariah baik barang bergerak (Roerend Goederen) maupun tidak bergerak (Onroerend Goederen), yang rinciannya akan kami susulkan kemudian 3. Menyatakan Perjanjian Qardh dan ijarah terhadap Investasi Emas berupa Produk Gadai Syariah Emas yang telah diperdagangkan TERGUGAT kepada PARA PENGGUGAT adalah cacat hukum dan dapat dibatalkan (Vernietigeebaar). 4. Menyatakan TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan hukum (Onrechtmatigedaad) dan telah melanggar asas-asas maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Agung Republik Indonesia Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia puNtou.s a8n .mTaahhukna m1a9h9a9g utenngt.agnog.i dperlindungan konsumen yang merugikan PARA PENGGUGAT sebagai Konsumen TERGUGAT 5. Menghukum kepada TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian PENGGGUGAT I sebagai Konsumen, dengan total kerugian sebesar Rp. 1. 0. 000-00,- (Satu milyard limaratus juta rupiah); PENGGGUGAT II - VII sebagai Konsumen, dengan total kerugian sebesar Rp 11.283.248.941,- (Sebelas milyard duaratus delapan puluh tiga juta dua ratus empat puluh delapan ribu sembilan ratus empat puluh satu rupiah). 6. Menghukum kepada TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian Immateriel kepada PARA PENGGGUGAT, sebesar: Rp. 35.000.000.000,- (Tiga puluh lima milyard rupiah). 7. Menghukum kepada TURUT TERGUGAT untuk tunduk dan patuh terhadap isi putusan ini. 8. Menyatakan dan menetapkan bahwa putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij Vooraad) meskipun ada upaya hukum Verzet, Banding maupun Kasasi dari TERGUGAT. 9. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng. 10. Menghukum TURUT TERGUGAT untuk Tunduk dan Patuh terhadap putusan dalam perkara ini. Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan pihak Penggugat telah datang menghadap Kuasa hukumnya seperti tersebut di atas, sedangkan pihak Tergugat masing-masing telah datang menghadap Rahmat Irwanan, SH., MH berdasarkan surat kuasa tanggal 27 Februari 2013 dan Turut Tergugat telah datang menghadap Hari Raharjo Sugeng, SH. MH berdasarkan surat kuasa 15 Maret 2013 Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusMane.nmimahbkaanmg, abhaahgwuan gt.egroh.aiddap gugatan tersebut, Tergugat telah mengajukan jawaban pada pokoknya sebagai berikut: A. DALAM KONVENSI Bahwa Tergugat dengan tegas demi dan untuk atas nama hukum menolak seluruh dalil-dalil yang diajukan Para Penggugat kecuali apa-apa yang dengan tegas telah diakui kebenarannya oleh Para Penggugat termasuk dan tidak terbatas pada hal-hal yang secara diam-diam diakui kebenarannya. DALAM EKSEPSI Mohon kiranya Majelis Hakim Yang Terhormat menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan Gugatan Para Penggugat tidak dapat di terima dengan alasan-alasan hukum sebagai berikut: A. Perihal Kompetensi Absolute Mohon kirannya Peradilan Umum cq Pengadilan Negeri Jakarata Pusat menyatakan dirinya untuk tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara ini dengan alasan hukum sebagai berikut. 1. Dalil Para Penggugat pada Posita nomor 3 dan 25 dalam Gugatannya, secara tegas Tergugat tolak dan sangat mengada-ada dan tidak berdasarkan hukum. Perlu Majelis Yang Terhormat ketahui, bahwa Para Penggugat menjelaskan dalam Gugatannya berlaku asas Lex Specialist yang diatur dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 (“UUPK”) dan sengketa yang terjadi adalah antara Konsumen dan Pelaku Usaha. UUPK tidak memberikan batasan apakah yang dimaksud dengan “Sengketa Konsumen”, namun bukan berarti tidak ada penjelasan. Pasal 1 butir 11 UUPK jo. Bab XI UUPK, penyebutan sengketa konsumen sebagai bagian dari sebutan institusi administrasi negara yang mempunyai tugas untuk menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen, dalam hal ini adalah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (“BPSK”). Batasan BPSK pada pasal 1 butir 11 UUPK menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan “sengketa konsumen”, yaitu: sengketa antara Pelaku Usaha dan Konsumen. 2. Bahwa hubungan hukum antara Para Penggugat dengan Tergugat dilandasi oleh adanya suatu Sertipikat Gadai Syariah (“SGS") yang telah ditandatangani dan disetujui oleh Para Penggugat dan Tergugat (vide Pasal 1340 (1) jo. Pasal 1313 Agung Republik Indonesia Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia puKtUuHsaPne.rm joa.h 1k3a3m8a (h1a) gduanng (.2g)o K.iUdHPer jo. 1351 KUHPer), maka oleh sebab itu pada tiap SGS yang ditandatangani oleh Para Penggugat dan Tergugat memuat ketentuan mengenai penyelesaian sengketa. Pada SGS poin 11 mengatakan : (vide Bukti SGS Tergugat T-1) Segala sengketa yang timbul dari atau dengan cara apapun yang ada hubungannya dengan Akad ini akan diselesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat, dalam hal tidak tercapai kata mufakat, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan melalui dan menurut Praturan Produser BASYARNAS. Putusan BASYARNAS bersifat final dan mengikat Para Pihak. Pasal 1340 (1) KUHPer: “Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya.” Pasal 1313 KUHPer: “Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih.” Pasal 1338 KUHPer: 1) Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya 2) Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undangundang Pasal pasal 1351 KUHPer: “Jika dalam suatu persetujuan dinyatakan suatu hal untuk menjelaskan perikatan, hal itu tidak dianggap mengurangi atau membatasi kekuatan persetujuan itu menurut hukum dalam hal-hal yang tidak disebut dalam persetujuan.” 3. Bahwa perkenankan Tergugat sampaikan kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk tidak terkecoh akan dalil-dalil Para Penggugat dalam Gugatannya, hal dimana terlihat dalam Surat Gugatan Penggugat dalam Posita 12, 16 dan 23, telah jelas-jelas Penggugat dengan sadar mencoba menarik Majelis Hakim Yang Terhormat untuk memberikan suatu keputusan yang bukan menjadi kewenangannya. Hal tersebut dapat kita lihat bahwa Para Penggugat dalam surat gugataannya meminta Hakim puutnutsuak nm.memahbkaatamlkaahna Sguerntigp.igkaot. iGd adai Syariah yang dikeluarkan oleh Tergugat yang sudah sah menurut hukum. Majelis Hakim Yang Terhormat mohon untuk tidak terkecoh dan masuk ke dalam alur berpikir Para Penggugat. Karena Majelis Hakim Yang Terhormat telah jelas-jelas mengetahui bahwa bukanlah suatu kewenangan dari Badan Peradilan Umum untuk memutuskan permasalahan Sengketa Abritrase Syariah (vide Pasal 3 jo Pasal 11 Undang-undang no. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa). Pasal 3 UU No. 30 tahun 1999: Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase. Pasal 11 UU No. 30 tahun 1999: 1) Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak para pihak untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan Negeri. 2) Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitase, kecuali dalam halhal tertentu yang ditetapkan dalam Undang-undang ini. Bahwa hal ini perihal Kompetensi Absolute secara jelas dan rinci juga disebutkan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl (“MA”) menyatakan: Putusan MA No. 3179 K/Pdt/1984 tanggal 4 Mei 1988: “Pengadilan Negeri tidak berwenang memeriksa dan mengadili gugatan perdata tentang suatu perjanjian yang didalamnya memuat “Clausule arbitrase”, baik gugatan konpensi maupun dalam Rekonpensi. Untuk meniadakan atau melepas “Clausule Arbitrase” ini, harus dilakukan secara tegas dalam suatu persetujuan yang ditandatangani oleh kedua belah dalam perjanjian tersebut, ex Pasal 377 HIR jo. Pasal 615 RV”. Putusan MA No. 115 PK/Pdt/1983 tanggal 14 Juli 1990: “Sengketa yang akan diselesaikan melalui “Lembaga Arbitrase” yang secara diam-diam telah disetujui oleh para pihak dan sampai saat ini ketentuan persertujuan tersebut, belum pernah dilaksanakan, dengan pertimbangan ini maka MA berpendirian bahwa Judex Facti - Pengadilan Negeri - tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini.” putusanP.mutauhskaanm MaAh aNguo.n g2.2g8o .Kid/ Sip/ 1976 tanggal 30 September 1983: “Klausul arbitrase menyangkut kekuasan absolut untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dari perjanjian” Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 132 Rv yang bunyinya “Dalam hal hakim tidak berwenang karena jenis pokok perkaranya, maka ia meskipun tidak diajukan tangkisan tentang ketidak wenangannya, karena jabatanya wajib menyatakan dirinya tidak berwenang”. 4. Bahwa dengan memperhatikan uraian di atas, dan berdasarkan kekuasaan yang oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, mohon kiranya demi hukum untuk menyatakan bahwa Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk) dan mohon untuk menjatuhkan PUTUSAN SELA dalam perkara ini. B. Dasar Gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat tidak jelas dalam menentukan sifat Gugatan 5. Bahwa dasar Gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat adalah Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang disebabkan dengan melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah atas Produk Investasi Emas berupa Gadai Syariah dengan ditandatanganinya Sertipikat Gadai Syariah (“SGS”) yaitu melakukan penjualan emas milik Para Penggugat dan tidak diberikannya informasi yang akurat terhadap Produk tersebut kepada Para Penggugat oleh Tergugat. Hal ini ditegaskan oleh Para Penggugat dalam dalil-dalil Posita Gugatan butir 23-25 halaman 10-12 serta dalam Petitum butir 4 halaman 20. (vide Bukti T- 2) Sertifikat Gadai Syariah (Surat Edaran NOSE: 036-SE/OPE/10/2010): “Adalah surat bukti akad perjanjian Pembiayaan antara Bank BRISyariah (murtahin) dan nasabah (rahin) sebagai debitur yang berisi kesepakatan bersama, yang dibuktikan dengan tanda tangan kesepakatan kedua belah pihak. Dalam pengertian hukum Surat Perjanjian Pembiayaan mempunyai status Atas Nama (opnaam). SGS (asli) merupakan surat berharga, karena digunakan untuk melakukan pelunasan.” 6. Bahwa namun pada butir 6 dan 7 halaman 5-6 serta butir 8-12 halaman 6-7 dalam Posita Gugatan, Para Penggugat mendalilkan bahwa Gugatan tersebut diajukan karena Para Penggugat sudah melakukan kewajibannya berupa pembayaran biaya rahn dan biaya ijarah kepada Tergugat, sehingga sudah seharusnya Tergugat tidak menjual emas- emas tersebut. Dari dalil tersebut