Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Terdapat berbagai bentuk klinis psoriasis, salah satunya adalah psoriasis pustulosa.
Psoriasis pustulosa mempunyai beberapa faktor pencetus terjadinya penyakit tersebut, yaitu
penghentian kortikosteroid yang mendadak, obat-obatan, banyak terpapar sinar UV,
kehamilan, stres emosional, serta infeksi bakteri dan virus.
Psorisasis pustulosa bentuk lokalisata contohnya psoriasis pustulosa palmoplantar
(Barber). Penyakit ini mengenai telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya.Kelainan kulit
berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril dan dalam, di atas kulit yang eritematosa disertai
rasa gatal. Sedangkan bentuk generalisata contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (von
Zumbusch). Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum berupa
demam, malaise, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin eritematosa dan
eritematosa pada kulit normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul miliar pada plak
tersebut. Dalam sehari, pustul-pustul berkonfluensi membentuk "lake of pus" berukuran
beberapa cm.
Tatalaksana psoriasis pustulosa dimulai dengan menghilangkan faktor pencetus. Pada
pasien psoriasis, semua fungsi imun pada kulit terganggu dan pasien rentan terhadap infeksi,
kehilangan cairan, ketidakseimbangan elektrolit, kehilangan nutrisi melalui kulit dan hilangnya
kontrol suhu. Pasien dengan psoriasis pustulosa bentuk generalisata sering dirawat di rumah
sakit untuk memastikan cairan yang adekuat, tirah baring, dan menghindari kehilangan panas
yang berlebihan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Psoriasis pustulosa adalah salah satu bentuk klinis dari psoriasis yang ditandai
adanya erupsi pustul yang bersifat steril (non infectious pus) dengan dasar eritematosa.
B. Epidemiologi
Prevalensi psoriasis pustulosa di Jepang yaitu 7,46 kasus per 1 juta penduduk.
Penyakit ini dapat mengenai semua ras. Perbandingan kejadian penyakit ini pada laki-
laki dan perempuan dewasa adalah 1:1 dan pada anak-anak perbandingan kejadian pada
laki-laki dan perempuan adalah 3:2. Usia rata-rata kejadian penyakit ini pada dewasa
yaitu usia 50 tahun. Pada anak-anak, penyakit ini terjadi rata-rata pada usia 6-10 tahun.
C. Etiologi
Psoriasis pustulosa generalisata mempunyai beberapa faktor resiko yang dapat
memicu terjadi penyakit tersebut, yaitu penghentian kortikosteroid yang mendadak,
obat-obatan seperti antimalaria, salisilat, iodine, penisilin, β-blockers, IFN-α dan
lithium. Faktor lain selain obat adalah kehamilan, sinar matahari, alkohol, merokok,
hipokalsemia sekunder akibat hipoparatiroidisme, stress emosional, serta infeksi
bakteri dan virus.
1. Faktor Genetik
Jika orang tuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapat psoriasis 12%
sedangkan jika salah seorang orang tuanya menderita psoriasis risikonya mencapai 34-
39%. Berdasarkan onset penyakit dikenal dua tipe. Psoriasis tipe I dengan onset dini
bersifat famillial, psoriasis tipe II dengan onset lambat bersifat non familial. Psoriasis
berkaitan dengan HLA. Psoriasis pustulosa berkorelasi dengan HLA-B27.
2. Faktor imunologik
Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis
sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit. Keratinosit psoriasis
membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang umumnya penuh
dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4
dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru
umumnya lebih banyak didominasi oleh limfosit T CD8.
Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah.Sel
Langerhans juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis.Terjadinya proliferasi
epidermis diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen
oleh sel Langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis lebih cepat hanya 3-4 hari,
sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Lebih dari 90% kasus dapat mengalami
remisi setelah diobati dengan imunosupresif.
psoriasis pustulosa
generalisata generalisata akut
(von Zumbusch)
psoriasis pustulosa
F. Manifestasi Klinis
Tempat yang paling banyak terjadi psoriasis pustulosa adalah bagian fleksural
dan anogenital sedangkan pada area wajah jarang terjadi. Pustul dapat terjadi pada lidah
sehingga menyebabkan disfagia. Pustul juga terjadi pada kuku dan menghasilkan
onikodistrofi, onikolisis dan defluvium unguim. Arthritis juga sering menyertai
penyakit ini, baik secara akut maupun kronis, dan terjadi pada sepertiga kasus. Daerah
interphalangeal distal, begitu juga pola polyarthritic lainnya dan bahkan sacroilitis,
dapat terjadi pada episode penyakit ini. Episode pustul akan terjadi dalam harian atau
minggu sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan kelelahan.
Telogen effluvium dapat terjadi dalam 2-3 bulan. Remisi dari psoriasis
pustulosa ditandai dengan hilangnya gejala sistemik kemudian menjadi eritroderma
atau menjadi lesi psoriasis vulgaris. Pada tipe ini akan menjadi subakut atau kronik
dengan manifestasi klinis yang tidak berat. Penyakit ini dapat muncul pada orang yang
sedang menderita psoriasis atau telah menderita psoriasis. Dapat pula muncul pada
penderita yang belum pernah menderita psoriasis.
Penyakit ini merupakan tipe yang jarang pada psoriasis, yang ditandai adanya
lesi kulit pada ujung jari tangan dan jari kaki. Kadang-kadang lesi kulit muncul setelah
adanya trauma pada kulit atau infeksi. Lesi yang timbul dapat membuat cacat dan
deformitas pada kuku.2 Penyakit ini bersifat kronik residif, terjadi pada nail folds, nail
bed dan ujung-ujung jari yang dapat menyebabkan hilangnya kuku. Penyakit ini dapat
terjadi dengan atau tanpa psoriasis pustulosa generalisata.
G. Diagnosis
1. Anamnesis
a. Psoriasis pustulosa generalisata (von Zumbusch)
Psoriasis bentuk ini didominasi oleh erupsi pustula milier yang disertai
dengan gejala sistemik seperti demam, malaise, anoreksia yang berlangsung
beberapa hari. Pustulanya bersifat steril dengan ukuran 2–3 mm, tersebar
pada tubuh dan ekstremitas, jarang mengenai muka. Kulit sekitar pustulosa
biasanya eritematosa. Pada awalnya kelainan kulit berupa bercak dengan
sejumlah pustula yang kemudian menyatu (konfluen) membentuk gambaran
danau (lake of pus). Psoriasis pustulosa von Zumbusch biasanya sebagai
komplikasi psoriasis setelah penghentian mendadak kortikosteroid topikal
atau sistemik, dapat juga karena obat topikal yang iritatif, iodida, dan litium.
b. Psoriasis pustulosa lokalisata
Pada bentuk ini, kelainan kulit berupa pustula yang terbatas pada jari
tangan, telapak tangan, dan telapak kaki.Tidak didapatkan gejala sistemik.
Terdapat dua bentuk psoriasis pustulosa lokalisata, yaitu psoriasis pustulosa
palmaris et plantaris dan akrodermatitis kontinua Hallopeau.
2. Pemeriksaan Fisik
Nilai derajat keparahan diatas dikalikan dengan weighting factor sesuai dengan
area permukaan tubuh : kepala = 0,1, tangan/lengan = 0,2, badan = 0,3, tungkai/kaki =
0,4. Total nilai PASI diperoleh dengan cara menjumlahkan keempat
nilai yang diperoleh dari keempat bagian tubuh. Total nilai PASI kurang dari 10
dikatakan sebagai psoriasis ringan, nilai PASI antara 10-30 dikatakan sebagai psoriasis
sedang, dan nilai PASI lebih dari 30 dikatakan sebagai psoriasis berat.
Tabel 2.1 Psoriasis Area and Severity Index (PASI)
Penyakit ini mempunyai diagnosis banding yaitu eritema yang luas dengan
pustul.Hal ini dapat dibedakan dengan psoriasis pustulosa generalisata dengan melihat
onset yang cepat dan evolusi dari penyakit psoriasis pustulosa generalisata ini. Kultur
juga dilakukan untuk mengeksklusi dari infeksi bakteri.
Pada tahun 1925, Goeckerman menggunakan pengobatan kombinasi ter berasal dari
batu bara dan sinar ultraviolet. Yang pertama digunakan ialah crude coal tar bersifat
fotosensitif. Lama pengobatan 4-6 minggu, penyembuhan terjadi setelah 3 minggu. UVB lebuh
efektif dibandingkan UVA.
Tetrasiklin diberikan selama 4 minggu, metotreksat untuk bentuk yang parah dengan dosis 15-
25 mg per minggu, etretinat 25-50 mg sehari, kortikosteroid (prednison) dengan dosis 40-
50 mg sehari. Kolkisin juga dapat digunakan dengan dosis 0,5-1 mg sehari, diberikan dua kali.
Setelah ada perbaikan, dosis diturunkan menjadi 0,2-0,5 mg sehari. Selain itu juga PUVA
sebagai pengobatan topikal dengan kortikosteroid topikal secara oklusi.
2. Psoriasis Pustulosa Generalisata Akut (Von Zumbusch)
Kortikosteroid topikal dapat dipakai sebagai pengobatan penyakit ini, dosis prednison sehari
40 mg. Setelah membaik dosis diturunkan perlahan-lahan. Obat lain yang dapat digunakan
ialah asitretin dengan dosis 2x25 mg sehari. Kedua obat tersebut bila digabung lebih
efektif.Jika menyembuh dosis keduanya diturunkan, kortikosteroid lebih dahulu.
Tabel 2.6 Pengobatan palmoplantar pustulosis dan acrodermatitis
Fototerapi
Cara yang terbaik adalah dengan penyinaran secara alamiah, karena itu digunakan sinar
ulraviolet artifisial, diantaranya sinar A yang dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat
digunakan secara tersendiri atau berkombinasi dengan psoralen (8-metoksipsoralen,
metoksalen) dan disebut PUVA, atau bersama-sama dengan preparat ter yang dikenal sebagai
pengobatan cara Goeckerman. Range penyinaran dengan UVA yaitu 100-245 J/cm2.
Kombinasi PUVA dengan acitretin (25-50 mg/hari) untuk pasien laki-laki, sedangkan
kombinasi PUVA dengan isotretinoin (1 mg/kgBB) biasanya untuk pasien perempuan.
Psoralen bersifat fotoaktif sehingga akan terjadi efek sinergik dengan UVA. Dosis 10-
20 mg psoralen diberikan per oral, 2 jam kemudian dilakukan penyinaran. Dilakukan 4x
seminggu. Penyembuhan mencapai 93% setelah 3-4 minggu, setelah itu dilakukan terapi
pemeliharaan seminggu sekali atau dijarangkan untuk mencegah rekuren
Tabel 2.7 Tatalaksana psoriasis pustulosa
Gambar 2.12 a) pengobatan psoriasis pustulosa dengan 13-cis retinoid acid 1 mg/kgBB,
perbaikan tampak setelah 10 hari. B) pengobatan psoriasis pustulosa generalisata (von
Zumbusch) dengan kombinasi acitretin 1 mg/kgBB dengan PUVA.
J. Komplikasi
Psoriasis pustulosa adalah salah satu bentuk klinis dari psoriasis yang ditandai adanya
erupsi pustul yang bersifat steril (non infectious pus) dengan dasar eritematosa. Psoriasis
pustulosa mempunyai beberapa faktor pencetus terjadinya penyakit tersebut, yaitu penghentian
kortikosteroid yang mendadak, obat-obatan,banyak terpapar sinar UV, kehamilan, stress
emosional, serta infeksi bakterial dan virus.
Psorisasis pustulosa bentuk lokalisata contohnya psoriasis pustulosa palmoplantar
(Barber). Penyakit ini mengenai telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya. Kelainan kulit
berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril dan dalam, di atas kulit yang eritematosa disertai
rasa gatal.Sedangkan bentuk generalisata contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (von
Zumbusch).Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum berupa
demam, malaise, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin eritematosa dan
eritematosa pada kulit normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul miliar pada plak
tersebut. Dalam sehari, pustul-pustul berkonfluensi membentuk "lake of pus" berukuran
beberapa cm.
DAFTAR PUSTAKA
Carlos Ricotti, MD; Chief Editor: Dirk M Elston, Pustular Psoriasis. Jan 21, 2017.
Available from URL https://emedicine.medscape.com/article/1108220-
overview#a9. Cited 8 February 2018.
Djuanda,A. et.al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta : FKUI;2011.