You are on page 1of 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MANAJEMEN NYERI

DI POLI GERIATRI RSUD DR. SOETOMO


SURABAYA

Disusun oleh:
Muhammad Roziqin, S. Kep 131723143023
Oktapianti, S. Kep 131723143024
Muhammad Anis Taslim, S. Kep 131723143025
Amira Aulia, S.Kep 131723143026
Maria Wahyu, S. Kep 131723143033
Lilik Umaroh, S. Kep 131723143034

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang Studi : Keperawatan Gerontik


Topik : Manajemen Nyeri
Subtopik : Manajemen Nyeri Non Farmakologis
Sasaran : Pasien dan Keluarga di Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo
Tempat : Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Juni 2018
Jam : Pukul 10.00 – 10.45 WIB
Pelaksana : Ners Muda Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga dan TIM PKRS RSUD Dr. Soetomo Surabaya

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang manajemen nyeri non
farmakologis, peserta mampu mengerti dan memahami serta mendemonstrasikan
manajemen nyeri di Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Serelah diberikan penyuluhan selama 45 menit peserta mampu:
1. Memahami tentang definisi nyeri
2. Menjelaskan tentang penyebab nyeri
3. Menjelaskan tentang tanda nyeri
4. Memahami teknik manajemen nyeri
5. Mampu melakukan tehnik manajemen nyeri

C. Materi (Terlampir)
1. Definisi nyeri
2. Etiologi nyeri
3. Tanda nyeri
4. Teknik manajemen nyeri
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

E. Sasaran
1. Pasien
2. Keluarga pasien

F. Setting Tempat
Peserta duduk di Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Keterangan :
= peserta =fasilitator
= moderator =observer,
= penyaji
= media

G. Pengorganisasian
Moderator : Maria Wahyu M.P., S. Kep.
Penyaji : Lilik Umaroh, S. Kep.
Fasilitator : Muhammad Anis Taslim, S. Kep.
Oktapianti, S. Kep.
Observer : Muhammad Roziqqin, S. Kep.
Notulen : Amira Aulia, S.Kep.

H. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Menyampaikan salam pembuka.
b. Memperkenalkan anggota kelompok.
c. Menyampaikan kontrak waktu.
d. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan.
e. Menyampaikan mekanisme penyuluhan.
f. Membuka sesi tanya jawab.
g. Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali.
h. Memberikan reward pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan penyaji.
i. Menyimpulkan materi penyuluhan.
2. Penyaji
a. Menggali pengetahuan dan pengalaman dari peserta tentang materi
penyuluhan.
b. Menyampaikan materi penyuluhan.
c. Melakukan umpan balik terhadap materi yang telah disampaikan.
3. Fasilitator
a. Mengundang atau mengajak peserta untuk mengikuti penyuluhan.
b. Memotivasi peserta untuk fokus pada penyampaian penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan.
d. Membantu penyaji dalam menjawab pertanyaan.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mengevaluasi tugas dari masing-masing peran.

I. Media
 Leaflet
 LCD

J. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Menjelaskan 3. Menyetujui
tujuan penyuluhan 4. Mendengarkan dan
5. Menjelaskan topik yang akan memperhatikan
diberikan 5. Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan pengertian nyeri 1. Mendengarkan dan
( 30 menit ) 2. Menjelaskan penyebab nyeri memperhatikan
3. Menjelaskan tanda dan gejala 2. Mendengarkan dan
nyeri memperhatikan
4. Menjelaskan cara mengurangi 3. Mendengarkan dan
nyeri tanpa obat memperhatikan
5. Mendemonstrasikan teknik 4. Mendengarkan dan
manajemen nyeri non memperhatikan.
farmakologis. 5. Mendengarkan dan
mempraktikkan.
3 Penutup 1. Mengevaluasi kemampuan 1. Menjawab pertanyaan
10 menit peserta tentang nyeri dan 2. Mendengarkan
bagaimana manajemen nyeri 3. Mendengarkan dan
dengan tanya jawab menjawab salam
2. Kesimpulan dari penyuluhan
kesehatan
3. Salam penutup

K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan SAP dan materi.
b. Kesiapan media : leaflet dan LCD
c. Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu.
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Suasana penyuluhan tertib.
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang peserta.
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat:
1. Memahami tentang definisi nyeri
2. Menjelaskan tentang penyebab nyeri
3. Menjelaskan tanda dan gejala nyeri
4. Memahami manajemen nyeri
5. Mampu melakukan tehnik manajemen nyeri
L. Lampiran

NYERI
A. DEFINISI
International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman
sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan jaringan (NANDA, 2015).
Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak
menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang telah atau akan
terjadi yang digambarkan dengan kata-kata kerusakan jaringan (Smeltzer & Bare,
2010).

B. RUANG LINGKUP
1. Nyeri Akut
Nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas (kurang dari 6 minggu),
yang memiliki hubungan waktu dan kausal dengan cedera atau penyakit
(RSUD Dr. Soetomo, 2014).
Nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial
yang tiba-tiba dengan intensitas ringan hingga berat (NANDA, 2015).
Nyeri akut yaitu pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang tiba-tiba dengan
intensitas ringan hingga berat berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI, 2016).
2. Nyeri Kronik
Nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama, rasa nyerinya terus ada
karena kerusakan jaringan yang terus menerus meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan seringkali tidak deketahui penyebabnya yang pasti (RSUD
Dr. Soetomo, 2014).
pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau potensial yang tiba-tiba atau lambat dengan
intensitas ringan hingga berat berlangsung lebih dari 3 bulan (SDKI, 2016).
3. Nyeri Nosiseptik
Nyeri yang terjadi pada jaringan yang intak yang mendapatkan rangsangan
kuat (disebut juga rangsang noksius), apakah itu suhu yang ekstrim, mekanik
maupun kimiawi.
4. Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh penyakit atau kerusakan sistim saraf perifer atau
sentral, atau disebabkan adanya disfungsi sistem saraf
5. Nyeri Psikologis
Nyeri yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap: penyakit,
kecacatan yang dirasakan, dan jenis adaptasi psikologis digunakan oleh pasien.
Fokus penanganan terletak pada jiwa yang merasakan sakit, bukan pada ada
atau tidaknya patologi yang ditemukan

C. TANDA NYERI
Tanda-tanda nyeri menurut Istichomah (2012) :
1. Menangis
2. Merintih
3. Menarik/menghembuskan nafas
4. Meringis
5. Menggigt lidah, mengatupkan gigi
6. Tertutup rapat/membuka mata atau mulut
7. Menggigit bibir
8. Gelisah
9. Mondar-mandir
10. Gerakan menggosok atau berirama
11. Bergerak melindungi tubuh
12. Otot tegang
13. Menghindari percakapan dan kontak sosial
14. Berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
15. Disorientasi waktu
D. PENILAIAN SKALA NYERI
Secara subyektif penilaian nyeri menurut dapat dilakukan dengan cara :
1. Visual Analougue Scale (VAS)
Pasien diminta untuk menilai sendiri tingkat nyerinya. Berupa garis horizontal
panjangnya sekitar 10 cm dengan ujung paling kiri berarti tidak ada nyeri (score 0)
dan ujung paling kanan berarti nyeri yang paling berat (score 10) (RSUD Dr.
Soetomo, 2014).
Gambar VAS
0 10
(tidak nyeri) (nyeri tak tertahankan
2. Numeric Rating Scale (NRS)
Digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakan (RSUD
Dr. Soetomo, 2014).
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka 0-10
 0 : Tidak nyeri
 1-3: Nyeri ringan (secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
 4-6: Nyeri sedang (secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikan dan dapat mengikuti
perintah dengan baik).
 7-9: Nyeri berat (secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi.
 10 : Nyeri yang sangat (pasien sudah tidak mampu berkomunikasi, memukul)
Gambar NRS (Numeric Rating Scale)
3. Wong Baker FACES Pain Scale
Dapat digunakan pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka instruksi: pasien diminta untuk
menunjuk/ memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan
(Tamsuri, 2006). Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri.
 0-1: tidak merasa nyeri
 2-3: sedikit rasa sakit
 4-5: nyeri ringan
 6-7: nyeri sedang
 8-9: nyeri berat
 10: nyeri sangat berat

Gambar Wong Baker FACES pain scale

Kapan dilakukan penilaian skala nyeri?


- Sejak pertama kali pasien terebut diperiksa
- Dilakukan penilaian kembali setelah pemberian penatalaksanaan terapi
Kapan dilakukan pengkajian ulang nyeri?
- Setiap 30 menit – 1 jam setelah pemberian obat nyeri (tatalaksana nyeri)
- Setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat intra vena pada pasien
kardiak
- Pada pasien yang menjalani prosedur menyakkitkan
- Setiap shift jaga
- Sebelum transfer
- Sebelum pasien pulang
E. DAMPAK NYERI
Nyeri apabila dibiarkan dapat menimbulkan syok neurogenik yang ditandai
dengan:
1. Tekanan darah dan nadi menurun
2. Pernafasan normal sampai dengan sulit bernafas
3. Gelisah
4. Oligouria sampai dengan anuria
5. Kehilangan kesadaran

F. PENATALAKSANAAN NYERI
Menurut Potter & Perry (2010) penatalaksanaan nyeri adalah sebagai berikut :
VAS < 4, artinya:
- Nyeri ringan
- Diberikan terapi non farmakologi atau terapi farmakologi seperti Paracetamol
VAS ≥ 4, artinya:
- Nyeri sedang sampai berat
- Diberikan terapi farmakologi seperti opioid dan NSAID.
Penggunaan analgesik tanpa pemantauan tenaga kesehatan dapat beresiko
terjadinya gastritis ulceratif, kerusakan pada hati, dan gagal ginjal.

G. MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIS


Manajemen nyeri non farmakologis dapat digunakan pada nyeri ringan sampai
dengan nyeri sedang.
a. Teknik relaksasi
Teknik relaksasi merupakan teknik yang dapat di ajarkan kepada keluarga dan
klien. Agar mampu melakukan tindakan relaksasi secara mandiri untuk
menurunkan nyeri (Smeltzer & Bare, 2010).
Langkah-langkah teknik relaksasi antara lain :
1) Menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2) Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor
dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3) Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4) Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan,
pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Minta kepada klien untuk
mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5) Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung
dan kelompok otot-otot lain
6) Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila
nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.(
Somantri, 2007).
b. Terapi Musik
Musik merupakan bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya yang
dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau sekumpulan orang. Penggunaan
musik sebagai terapi sebenarnya telah dikenal manusia sejak jaman Yunani kuno
dan mulai diterapkan pada masa perang dunia I dan II (Samuel, 2007).
Studi tentang terapi musik semakin banyak dikembangkan, lebih-lebih
setelah diketahuinya pengaruh Mozart pada tahun 1993. Dalam bidang
kedokteran, terapi musik dikenal sebagai Complementary Medicine yang dapat
digunakan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan
fisik, mental, emosional, maupun spritual dengan menggunakan bunyi atau irama
tertentu (Samuel, 2007). Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa musik dapat
menurunkan keluhan baik fisik maupun mental. seperti pada pasien luka bakar,
diabetes, kanker, stroke, melengkapi perawatan AIDS, pasien gangguan jiwa,
termasuk untuk penanganan nyeri (Pandoe, 2006).
Dewasa ini penggunaan musik sudah tidak dibatasi oleh dimensi ruang
danwaktu lagi, seseorang dapat dengan bebas mengakses musik kapan serta
dimana sajatanpa harus mengganggu orang lain. Terapi musik merupakan
intervensi alami noninvasif yang dapat diterapkan secara sederhana, tidak selalu
membutuhkan kehadiranahli terapi, harga terjangkau, dan tidak menimbulkan
efek samping.
c. Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal-hal lain
sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan (Pandoe, 2006). Beberapa teknik
distraksi antara lain:
1) Membayangkan hal – hal yang menarik dan indah
2) Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan
3) Menonton TV
4) Medengarkan musik, radio, dll
d. Kompres Panas
Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Kompres hangat
dapat digunakan pada pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang
(Gabriel F.J, 2000).
 Efek terapeutik pemberian kompres hangat :
1) Mengurangi nyeri
2) Meningkatkan aliran darah
3) Mengurangi kejang otot
4) Menurunkan kekakuan tulang sendi.
 Metode Kompres Hangat
1) Dengan menggunakan kantong air hangat / botol berisi air hangat dengan
temperatur 40-43oC atau panasnya sesuai dengan kenyamanan klien.
2) Kompres menggunakan air hangat pada area yang nyeri.
3) Pemberian kompres menggunakan air hangat dapat dilakukan dalam
waktu 20 menit.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan kompres hangat.
1) Kantong air hangat sama sekali tidak boleh diletakkan di bagian tubuh
yang telanjang, harus dilapisi kain flanel atau handuk.
2) Suatu kantong air hangat yang diletakkan diatas bagian badan tertentu
hanya boleh terisi sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak
diperlukan.
3) Pemakaian kantong air hangat, terutama pada penggunaan yang
berlangsung lama, jangan lupa memeriksa kulit penderita.
 Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri
Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit mengaktifkan
transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses
ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan deta-A berdiameter kecil.
Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri. Kompres menggunakan air
hangat akan meningkatkan aliran darah, dan meredakan nyeri dengan
menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan
prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan merangsang serat
saraf yang menutup gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis
dan ke otak dihambat (Istichomah, 2012).
e. Kompres Dingin
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres
dingin adalah mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi
perdarahan serta edema. Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek
analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri
yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah
bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan mengurangi persepsi nyeri (Price,
2005).
 Efek terapeutik pemberian kompres dingin :
1) Vasokonstriksi untuk menurunkan aliran darah ke daerah tubuh yang
mengalami cedera, mencegah terbentuknya edema, mengurangi inflamasi.
2) Anestesi lokal untuk mengurangi nyeri lokal.
3) Metabolisme sel menurun untuk mengurangi kebutuhan oksigen pada
jaringan.
4) Viskositas darah meningkat untuk meningkatkan koagulasi darah pada
tempat cedera.
5) Ketegangan otot menurun yang berguna untuk menghilangkan nyeri.
 Metode Kompres Dingin
1) Kedalam sebuah kirbat es kita masukkan air es atau air dingin.
2) Kompres menggunakan air dingin dilakukan didekat lokasi nyeri, disisi
tubuh yang berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri
3) Pemberian kompres menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam
waktu, <5 menit, 5-10 menit dan 20-30 menit (Potter & Perry, 2010).
 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memberikan Kompres Dingin
1) Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah jambu masih
bisa dilakukan pengompresan, tapi kalau kulit pasien berwarna merah
gelap metode ini tidak dapat dilakukan.
2) Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasien yang mempunyai
alergi dingin.
 Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Nyeri
Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit mengaktifkan
transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses
ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta-A berdiameter
kecil. Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri. Kompres dingin akan
menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf
sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme lain yang
mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan
mengurangi persepsi nyeri (Tamsuri, 2006).
f. Psikoterapi, hipnosis, dan structured support
Menurunkan nyeri dan kecemasan bagi pasien yang engalami kesulitan dan
mengatasi nyeri. Dapat meningkatkan kemampuan koping klien. Namun
membutuhkan keahlian khusus atau seorang terapis (Santoso, 2014).
g. Transcutaneous Electric Nerve Stimulation (TENS)
Mengurangi nyeri tanpa efek samping. Dapat digunakan sebagai terapi tambahan
bersama terapi modalitas lainnya. Membutuhkan seorang terapi ahli, resiko terjadi
infeksi dan perdarahan (Santoso, 2014).
h. Akupuntur
Dilakukan oleh seorang ahli.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA Internatinal, 2015. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Istichomah, 2012.Pengaruh Teknik Pemberian Kompres Terhadap Perubahan Skala


Nyeri Pada Klien Kontusio di RSUD Sleman.

Smeltzer & Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. (2010). Fundamental Of Nursing. Jakarta: EGC.

RSUD Dr. Soetomo. (2014). Panduan Manajemen Nyeri. Surabaya

Tamsuri, A. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.


DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Ruang : Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Hari/tanggal : Kamis, 21 Juni 2018
Jam/Waktu : 10.00 – 10.45 / 45 menit

No Nama peserta Alamat TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kriteria Stuktur V Kriteria Proses V Kritera Hasil V


a. Kontrak waktu dan Pembukaan: a. Peserta yang
tempat diberikan a. Mengucapkan salam dan hadir  10
satu hari sebelum memperkenalkan diri orang
acara dilakukan b. Menyampaikan tujuan dan b. Acara dimulai
b. Pengumpulan SAP maksud penyuluhan tepat waktu
dilakukan satu hari c. Menjelaskan kontrak waktu dan c. Peserta
sebelum mekanisme mengikuti
pelaksanaan d. Menyebutkan materi penyuluhan acara sesuai
penyuluhan dengan aturan
c. Peserta hadir pada Pelaksanaan: yang
tempat yang telah a. Menggali Pengetahuan dan disepakati
ditentukan Pengalaman sasaran penyuluhan d. Peserta
d. Penyelenggaraan tentang nyeri memahami
penyuluhan b. Menjelaskan materi penyuluhan materi yang
dilakukan oleh berupa : telah
mahasiswa 1. Definisi nyeri disampaikan
bekerjasama dengan 2. Etiologi nyeri dan menjawab
Tim PKRS RSUD 3. Tanda nyeri pertanyaan
Dr. Soetomo 4. Teknik manajemen nyeri dengan benar
Surabaya c. Memberikan kesempatan kepada
e. Pengorganisasian sasaran penyuluhan untuk
penyelenggaraan mengajukan pertanyaan
penyuluhan mengenai materi yang
dilakukan sebelum disampaikan
dan saat penyuluhan d. Menjawab pertanyaan yang
dilaksanakan diajukan oleh peserta
f. Pengorganisasian penyuluhan
penyelenggaraan e. Peserta antusias dalam
penyuluhan mengikuti penyuluhan
dilakukan sebelum f. Peserta mendengarkan dan
dan saat penyuluhan memperhatikan penyuluhan
dilaksanakan dengan seksama
Catatan Evaluasi :

Observer

(..................................................)
LEMBAR NOTULEN

Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan tentang Manajemen Nyeri


Topik : Manajemen Nyeri
Hari/Tanggal : Kamis. 21 Juni 2018
Tempat : Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 45 menit

Jam Kegiatan Diskusi


1. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
4. Nama Penanya
...........................................................................................................................
Pertanyaan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Jawaban
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Surabaya, 21 Juni 2018


Notulen

(..................................................)

You might also like