Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Muhammad Roziqin, S. Kep 131723143023
Oktapianti, S. Kep 131723143024
Muhammad Anis Taslim, S. Kep 131723143025
Amira Aulia, S.Kep 131723143026
Maria Wahyu, S. Kep 131723143033
Lilik Umaroh, S. Kep 131723143034
C. Materi (Terlampir)
1. Definisi nyeri
2. Etiologi nyeri
3. Tanda nyeri
4. Teknik manajemen nyeri
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
E. Sasaran
1. Pasien
2. Keluarga pasien
F. Setting Tempat
Peserta duduk di Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Keterangan :
= peserta =fasilitator
= moderator =observer,
= penyaji
= media
G. Pengorganisasian
Moderator : Maria Wahyu M.P., S. Kep.
Penyaji : Lilik Umaroh, S. Kep.
Fasilitator : Muhammad Anis Taslim, S. Kep.
Oktapianti, S. Kep.
Observer : Muhammad Roziqqin, S. Kep.
Notulen : Amira Aulia, S.Kep.
H. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Menyampaikan salam pembuka.
b. Memperkenalkan anggota kelompok.
c. Menyampaikan kontrak waktu.
d. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan.
e. Menyampaikan mekanisme penyuluhan.
f. Membuka sesi tanya jawab.
g. Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali.
h. Memberikan reward pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan penyaji.
i. Menyimpulkan materi penyuluhan.
2. Penyaji
a. Menggali pengetahuan dan pengalaman dari peserta tentang materi
penyuluhan.
b. Menyampaikan materi penyuluhan.
c. Melakukan umpan balik terhadap materi yang telah disampaikan.
3. Fasilitator
a. Mengundang atau mengajak peserta untuk mengikuti penyuluhan.
b. Memotivasi peserta untuk fokus pada penyampaian penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan.
d. Membantu penyaji dalam menjawab pertanyaan.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mengevaluasi tugas dari masing-masing peran.
I. Media
Leaflet
LCD
J. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Menjelaskan 3. Menyetujui
tujuan penyuluhan 4. Mendengarkan dan
5. Menjelaskan topik yang akan memperhatikan
diberikan 5. Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan pengertian nyeri 1. Mendengarkan dan
( 30 menit ) 2. Menjelaskan penyebab nyeri memperhatikan
3. Menjelaskan tanda dan gejala 2. Mendengarkan dan
nyeri memperhatikan
4. Menjelaskan cara mengurangi 3. Mendengarkan dan
nyeri tanpa obat memperhatikan
5. Mendemonstrasikan teknik 4. Mendengarkan dan
manajemen nyeri non memperhatikan.
farmakologis. 5. Mendengarkan dan
mempraktikkan.
3 Penutup 1. Mengevaluasi kemampuan 1. Menjawab pertanyaan
10 menit peserta tentang nyeri dan 2. Mendengarkan
bagaimana manajemen nyeri 3. Mendengarkan dan
dengan tanya jawab menjawab salam
2. Kesimpulan dari penyuluhan
kesehatan
3. Salam penutup
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan SAP dan materi.
b. Kesiapan media : leaflet dan LCD
c. Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu.
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Suasana penyuluhan tertib.
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang peserta.
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat:
1. Memahami tentang definisi nyeri
2. Menjelaskan tentang penyebab nyeri
3. Menjelaskan tanda dan gejala nyeri
4. Memahami manajemen nyeri
5. Mampu melakukan tehnik manajemen nyeri
L. Lampiran
NYERI
A. DEFINISI
International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman
sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan jaringan (NANDA, 2015).
Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak
menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang telah atau akan
terjadi yang digambarkan dengan kata-kata kerusakan jaringan (Smeltzer & Bare,
2010).
B. RUANG LINGKUP
1. Nyeri Akut
Nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas (kurang dari 6 minggu),
yang memiliki hubungan waktu dan kausal dengan cedera atau penyakit
(RSUD Dr. Soetomo, 2014).
Nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial
yang tiba-tiba dengan intensitas ringan hingga berat (NANDA, 2015).
Nyeri akut yaitu pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang tiba-tiba dengan
intensitas ringan hingga berat berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI, 2016).
2. Nyeri Kronik
Nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama, rasa nyerinya terus ada
karena kerusakan jaringan yang terus menerus meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan seringkali tidak deketahui penyebabnya yang pasti (RSUD
Dr. Soetomo, 2014).
pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau potensial yang tiba-tiba atau lambat dengan
intensitas ringan hingga berat berlangsung lebih dari 3 bulan (SDKI, 2016).
3. Nyeri Nosiseptik
Nyeri yang terjadi pada jaringan yang intak yang mendapatkan rangsangan
kuat (disebut juga rangsang noksius), apakah itu suhu yang ekstrim, mekanik
maupun kimiawi.
4. Nyeri Neuropatik
Nyeri yang disebabkan oleh penyakit atau kerusakan sistim saraf perifer atau
sentral, atau disebabkan adanya disfungsi sistem saraf
5. Nyeri Psikologis
Nyeri yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap: penyakit,
kecacatan yang dirasakan, dan jenis adaptasi psikologis digunakan oleh pasien.
Fokus penanganan terletak pada jiwa yang merasakan sakit, bukan pada ada
atau tidaknya patologi yang ditemukan
C. TANDA NYERI
Tanda-tanda nyeri menurut Istichomah (2012) :
1. Menangis
2. Merintih
3. Menarik/menghembuskan nafas
4. Meringis
5. Menggigt lidah, mengatupkan gigi
6. Tertutup rapat/membuka mata atau mulut
7. Menggigit bibir
8. Gelisah
9. Mondar-mandir
10. Gerakan menggosok atau berirama
11. Bergerak melindungi tubuh
12. Otot tegang
13. Menghindari percakapan dan kontak sosial
14. Berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
15. Disorientasi waktu
D. PENILAIAN SKALA NYERI
Secara subyektif penilaian nyeri menurut dapat dilakukan dengan cara :
1. Visual Analougue Scale (VAS)
Pasien diminta untuk menilai sendiri tingkat nyerinya. Berupa garis horizontal
panjangnya sekitar 10 cm dengan ujung paling kiri berarti tidak ada nyeri (score 0)
dan ujung paling kanan berarti nyeri yang paling berat (score 10) (RSUD Dr.
Soetomo, 2014).
Gambar VAS
0 10
(tidak nyeri) (nyeri tak tertahankan
2. Numeric Rating Scale (NRS)
Digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakan (RSUD
Dr. Soetomo, 2014).
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka 0-10
0 : Tidak nyeri
1-3: Nyeri ringan (secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
4-6: Nyeri sedang (secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikan dan dapat mengikuti
perintah dengan baik).
7-9: Nyeri berat (secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi.
10 : Nyeri yang sangat (pasien sudah tidak mampu berkomunikasi, memukul)
Gambar NRS (Numeric Rating Scale)
3. Wong Baker FACES Pain Scale
Dapat digunakan pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka instruksi: pasien diminta untuk
menunjuk/ memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan
(Tamsuri, 2006). Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri.
0-1: tidak merasa nyeri
2-3: sedikit rasa sakit
4-5: nyeri ringan
6-7: nyeri sedang
8-9: nyeri berat
10: nyeri sangat berat
F. PENATALAKSANAAN NYERI
Menurut Potter & Perry (2010) penatalaksanaan nyeri adalah sebagai berikut :
VAS < 4, artinya:
- Nyeri ringan
- Diberikan terapi non farmakologi atau terapi farmakologi seperti Paracetamol
VAS ≥ 4, artinya:
- Nyeri sedang sampai berat
- Diberikan terapi farmakologi seperti opioid dan NSAID.
Penggunaan analgesik tanpa pemantauan tenaga kesehatan dapat beresiko
terjadinya gastritis ulceratif, kerusakan pada hati, dan gagal ginjal.
Smeltzer & Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Observer
(..................................................)
LEMBAR NOTULEN
(..................................................)