Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan
dan dikembangkan oleh manusia untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah dan efesien. Oleh karena itu,
setiap manusia terutama mahasiswa dituntut agar mampu beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Sebenarnya intansi
pendidikan di Indonesia dan negara lainnya telah menerapkan perkembangan iptek
tersebut, salah satunya seperti adanya pembelajaran mengenai rangkaian elektronika
pada jurusan teknikal diberbagai intansi pendidikan
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan
untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan
dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor
memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang
kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya (Petruzella, 2001). Sensor
dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik berfungsi mengubah
besaran fisik (misalnya : temperatur, gaya, kecepatan putaran) menjadi besaran listrik
yang proposional.
Sensor merupakan komponen utama dari suatu tranduser, sedangkan
tranduser merupakan sistem yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai
keluaran sesuai yang kita inginkan dan dapat langsung dibaca pada keluarannya. Ada
berbagai macam sensor yang ada dipasaran, namun berhubung aplikasi yang akan
diwujudkan pada perancangan kali ini adalah sistem pendeteksi dan pengaman
kebakaran, maka penulis hanya akan membahas sensor suhu dan sensor asap,
mengingat aplikasi dan perancangan yang akan dibahas nanti berhubungan dengan
kedua sensor ini.
Klasifikasi Sensor
Terdapat beberapa tipe sensor yang berdasar pada :
Keperluan Power Suplaynya
1. Pasif, sensor yang tidak memerlukan power supply pada saat bekerja,
outputnya muncul akibat adanya rangsangan atau dikatakan sensor pasif
apabila energi yang dikeluarkannya diperoleh seluruhnya dari sinyal masukan.
Misalnya: Termocouple, piezoelectric, microphone.
2. Aktif, sensor yang memerlukan power supply dari luar agar sensor tersebut
dapat berfungsi atau memiliki sumber energi tambahan yang digunakan untuk
output sinyalnya, adapun sinyal input hanya memberikan kontribusi yang kecil
terhadap daya keluaran.
Tujuan
1. Mengerti tentang macam-macam dan fungsi dari sensor dengan baik.
2. Mengerti tentang jenis, fungsi dan kegunaan dari sensor suara dalam sistem kendali
berumpan balik dengan baik
II. DASAR TEORI
A. Sensor suara
Sensor suara bekerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara
yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor
yang juga terdapat sebuah kumparan kecil dibalik membran tadi naik dan turun. Oleh
karena kumparan tersebut sebenarnya adalah ibarat sebuah pisau berlubang-lubang,
maka pada saat ia bergerak naik turun, ia juga telah membuat gelombang magnet
yang mengalir melewatiya terpotong-potong. Kecepatan gerak kumparan menentukan
kuat-lemahnya gelombang listrik yg dihasilkannya. Komponen yang termasuk dalam
Sensor suara yaitu:
Microphone
Micropone adalah komponen elektronika dimana cara kerjanya yaitu membran
yang digetarkn oleh gelobang suara akan menghasilkan sinyal listrik dan lain-lain.
Gambar 1 (mikrofon)
Sebuah sensor untuk mendeteksi suara, secara umum, yang disebut mikrofon.
Mikrofon dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis dasar termasuk dinamis,
elektrostatik, dan piezoelektrik menurut sistem konversi mereka.
Mikrofon dinamis masih memiliki tuntutan besar terutama di dunia musik,
sementara mikrofon piezoelektrik secara luas digunakan terutama untuk mikrofon
untuk meter rendah tingkat frekuensi suara. Mikrofon dinamis masih memiliki tuntutan
besar terutama di dunia musik, sementara mikrofon piezoelektrik Digunakan secara
luas terutama untuk mikrofon untuk meter rendah tingkat frekuensi suara. Untuk
pengukuran, tipe elektrostatik (kondensor) mikrofon yang paling populer karena
mereka dapat dirampingkan, memiliki respon frekuensi rata selama rentang frekuensi
yang luas, dan menyediakan nyata stabilitas yang tinggi dibandingkan dengan jenis
lain mikrofon.
Mikrofon kondensor tersedia dalam dua jenis: jenis dan kembali bias tipe
electret. Perbedaannya adalah apakah tegangan DC diterapkan dari luar atau film
polimer secara permanen terpolarisasi elektrik digunakan di tempat penerapan
tegangan Secara umum, jenis bias memberikan sensitivitas yang lebih tinggi dan
stabilitas.
RESISTOR : adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan
arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya
sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm
1kΩ : 2 biji
68 k Ω : 1 biji
100 Ω : 1 biji
101k Ω : 1 biji
CONDENSATOR
3,3 uF / 50 v : 2 biji
100 uF / 16 : 1 biji
10 uF / 16 v : 2 biji
C 100 nF : 1 biji
C 2,2 Fn : 1 biji
TRIMPOT: adalah resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatan
dari suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot
tersebut.
47 Ω : 3 biji
Dioda : Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus
listrik dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda adalah
Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si).
IN 4148 : 2 biji
IC (INTEGRATED CIRCUIT) atau IC (SIRKUIT TERPADU)
Condensator Mic : 1 biji
LED : 1 biji
LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan
produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi
belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga
melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih
efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada
semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis
doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
Timah
PCB Matriks
Potensio Meter 100 k Ω
Condensator Mic 1 buah
Solder
Kabel secukupnya
IV. KESIMPULAN
1. Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang Sinusiuda
suara menjadi gelombang sinus energi listrik (Alternating Sinusioda Electric Curret).
Sensor suara bekerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang
mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang
juga terdapat sebuah kumparan kecil dibalik membran tadi naik dan turun.
2. Sensor suara tersebut cara kerjanya yaitu dengan merubah besaran suara menjadi
besaran listrik. Sinyal yang masuk akan di olah sehingga akan menghasilkan satu
kondisi yaitu kondisi 1 atau 0, yang mana sinyal tersebut dibaca oleh mikrokontroler.
3. Sensor suara bekerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang
mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang
juga terdapat sebuah kumparan kecil dibalik membran tadi naik dan turun.
4. Micropone adalah komponen elektronika dimana cara kerjanya yaitu membran
yang digetarkn oleh gelobang suara akan menghasilkan sinyal listrik dan lain-lain.
DARTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/products/consumer-electronics/2015037-sensor-suara/
http://www.docstoc.com/docs/7874111/Sensor-Tranducer
http://www.toko-elektronika.com/tutorial/linefollowertanpamikro.html
Kanginan, Marthen; Seribu Pena Fisika SMA, Erlangga, Jakarta, 2005,