You are on page 1of 9

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk memahami arti dari penanaman modal bisa kita lihat di UU No. 25
Tahun 2007 pada pasal 1 angka 1 menjelaskan bahwa Penanaman modal adalah
segala bentuk kegiatan menanam modal baik oleh penanam modal dalam negeri
maupun penanaman asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia. Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan oleh
perseorangan,badan usaha, atau pemerintah yang melakukan penanaman modal di
wilayah negara Republik Indonesia.
Pengertian pelayanan terpadu satu Pintu adalah kegiatan Penyelenggaraan
Pelayanan jasa perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dimulai
dari tahap permohonan sampai ke tahap penerbitan ijin dokumen yang dilakukan
secara terpadu dalam satu tempat. Dengan konsep ini pemohon cukup datang
kesatu tempat, hal ini dapat meminimalisasikan pungutan-pungutan tidak resmi.
Pembentukan Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu pada dasarnya
ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi pelayanan dalam bentuk mempercepat
waktu pelayanan, menekan biaya pelayanan, mempermudah informasi, tujuannya
adalah meningkatkan kualitas layanan publik, oleh karena itu diharapkan
terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan
terjangkau, disampaing itu untuk meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap
pelayanan publik.
Menurut Pranarka dan Moeljanto (1996.63) Dalam pengertian yang lebih
luas, pemberdayaan disebutkan sebagai upaya menghormati kebhinekaan,
kekhasan lokal, desentralisasi kekuasaan dan meningkatkan kemandirian, lebih
lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan berarti pembagian kekuasaan yang adil
(equltable sharing of power) sehingga meningkatkan kesadaran politik dan
kekuasaan kelompok lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses
dan hasil pembangunan. Menurut Kartasasmita (1996.144) memberdayakan
1
masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Sedangkan definisi pemberdayaan menurut Ifz
(1995.182) pemberdayaan berarti menyiapkan kepada masyarakat sumber daya,
kesempatan, peluang, pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri
masyarakat itu dalam menentukan masa depan mereka serta untuk berpartisipasi
dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri.

Saat ini dunia usaha telah memasuki gelombang kehidupan yang sangat
cepat mengalamai perubahan, contoh sederhana adalah teknologi informasi.
Handphone dengan teknologi paling baru dalam beberapa bulan akan tergusur dengan
teknologi yang lebih baru. Dalam dunia bisnis sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
perkembanganteknologi, perubahan peta dan pasar sangatla cepat. Produk yang saat ini
laku di pasaran bisa jadi bulan depan sudah akan ditinggalkan karena modelnya sudah
tidak disukai. Dengan demikian menjadi penting bagi pelaku bisnis melakukan inovasi
sesegera mungkin, bahkan mengantisipasinya sebelum produk lama tidak laku lagi
pasaran. Didalam dunia bisnis selain inovasi diperlukan juga adanya inspirasi. Dengan
adanya Inspirasi kita dapat mengeluarkan ide-ide cemerlang yang sangat berpengaruh
dalam memberikan peluang dalam berwirausaha.
Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Medan atau biasa
di singkat menjadi DPMPTSP adalah salah satu SKPD yang ada di Kota Medan hasil
dari Penggabungan Badan Penamam Modal dan Badan Palayanan Perijinan Terpadu
yang terbentuk berdasarkan peraturan Walikota Medan No. 1 Tahun 2017 tentang
kedudukan, susunan organisasi,tugas,fungsi dan tata kerja perangkat daerah.

1. Visi Dan Misi

Visi: Terwujudnya iklim investasi yang menarik dan kondusif dengan dukungan
pelayanan prima perizinan dan penanaman modal untuk mewujudkan
Medan kota masa depan Yang multikultural, berdaya
saing, humanis, sejahtera dan religius.

2
Misi: 1. Meningkatkan daya tarik investasi di Kota Medan;
2. Meningkatkan realisasi, investasi di kota medan;
3. Menciptakan iklim investasi yang menarik dan kondusif;
4. Meningkatkan pelayanan perizinan dan non Perizinan yang
sederhana, transparan,tepat waktu dan memiliki kepastian hukum.

2. Tugas Dan Fungsi


a. Tugas DPMTSP:
Tugas Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Medan tercantum di Peraturan Walikota Tahun 2017 Nomor. 69 sebagai berikut:
DPMTSP adalah membantu Walikota Medan Dalam pelaksanaan urusan
Pemerintahan bidang penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu Pintu
Fungsi: 1. Perumusan kebijakan urusan pemerintah bidang Penanaman modal
dan PTSP;
2. Pelaksanaan kebijakan urusan penanaman modal;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan Pemerintahan bidang
penanaman modal dan PTSP;
4. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan Lingkup tugasnya;
5. Pelaksanaan tugas pembantuan berdasarkan atas Perundang-undangan;
6. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh wali kota Terkait dengan
tugas dan fungsinya.

b. Tugas Fungsi Seksi Pemberdayaan Usaha


Tugas Fungsi Pokok Seksi Pemberdayaan Usaha tercantum di Peraturan Walikota
No. 69 Tahun 2017 Pasal 20 sebagai berikut:
(1) Seksi Pemberdayaan Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengolahan Data, Perencanaan, dan Pengembangan lingkup
pemberdayaan usaha.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pemberdayaan Usaha menyelenggarakan fungsi dengan rincian :

3
a. perencanaan program dan kegiatan Seksi dengan mempedomani Rencana
Umum Kota, RENSTRA dan RENJA Dinas untuk terlaksananya sinergitas
perencanaan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
b. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar lainnya lingkup
Seksi untuk terselenggaranya aktivitas dan tugas secara optimal dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. pembagian tugas, pembimbingan, penilaian, penghargaan dan penegakan /
pemrosesan kedisiplinan pegawai (reward and punishment) lingkup Seksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk kelancaran tugas;
d. penyusunan bahan pengkajian pengembangan, potensi, dan peluang
penanaman modal lingkup daerah berdasarkan sektor usaha maupun wilayah;
e. penyusunan bahan pemberdayaan dunia usaha dan meningkatkan kemitraan
serta daya saing penanaman modal lingkup daerah;
f. penyusunan bahan pengkajian dan perumusan kebijakan pengembangan
penanaman modal dan pengembangan kawasan khusus;
g. penyiapan bahan kajian dan rumusan usulan persetujuan fasilitas fiskal
nasional dan kebijakan insentif bagi penanaman modal daerah;
h. penyusunan bahan pembuatan peta potensi investasi lingkup Kota berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
i. penyusunan bahan pelaksanaan kebijakan lainnya berdasarkan peraturan
perundang – undangan;
j. penyusunan bahan pengendalian, evaluasi, dan penilaian lingkup Seksi
meliputi unsur pelaksanaan perencanaan, unsur pelaksanaan perumusan
kebijakan, unsur pelaksanaan tugas, dan unsur-unsur lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
k. penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban
kepada atasan; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait dengan
tugas dan fungsinya.

4
I. KONDISI SAAT INI ( Sesuai Bidang Tugas )
1. Tata kelola bahan penyusunan pemberdayaan dunia usaha yang belum optimal
dimana ruang tempat penyimpanan bahan penyusunan, buku referensi dan salinan
peraturan pendukung masih terpisah-pisah sehingga menyulitkan pencarian
dokumen bila dibutuhkan;
2. Database ijin usaha belum optimal dimana bila dibutuhkan informasi tentang
suatu ijin usaha maka diperlukan beberapa hari dan terbelit-belit serta kurang
pahamnya masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang ijin tersebut;
3. Kurang disiplinnya pegawai ASN dengan sering terlambat, tidak ditempat pada
saat dibutuhkan dan belum memahami tupoksinya

III. Kondisi Yang Di Harapkan


1. Tata kelola bahan penyusunan pemberdayaan dunia usaha yang sudah optimal;
2. Databese informasi perijinan usaha sudah tersedia dan mudah diakses;
3. Adanya tanggung jawab pegawai ASN sebagai pelayan masyarakat dengan
melaksanakan tupoksinya secara baik

IV. Identifikasi Masalah Yang Terjadi Dan Analisis Masalah


1. Belum tertibnya tata kelola bahan penyusunan kegiatan pemberdayaan usaha;
2. Belum optimalnya sistem informasi perijinan usaha ;
3. Pegawai belum memahami tupoksinya.

ANALISIS PERMASALAHAN
Berdasarkan identifikasi area organisi yang bermasalah, maka dilakukan Validasi

Area yang Bermasalah/Isu Strategis dengan Alat Analisis “APKL” sebagai berikut :

5
NO MASALAH KRITERIA ASPEK
A P K L

1. Belum tertibnya tata kelola bahan


penyusunan kegiatan pemberdayaan √ √ √ √ TATA KERJA
usaha
2. Belum optimalnya sistem informasi
perijinan usaha √ √ √ √ PROGRAM
3. Pegawai belum memahami tupoksinya
√ √ √ √ SDM

KETERANGAN :
A = Aktual K = Kekhalayakan
P = Problematik L = Kelayakan

Berdasarkan Validasi Area yang Bermasalah dengan menggunakan Alat

Analisis “APKL” sederhana, maka didapat hasil bahwa ketiga area permasalahan

sama – sama memiliki potensi, sehingga untuk dapat menentukan 1 (satu) area

permasalahan yang akan diangkat, maka penganalisaan di lanjutkan ke tahap

Memilih Area Organisasi yang Bermasalah dengan Alat Analisis “USG” sebagai

berikut :

6
METODE USG

KRITERIA
NO ISU/MASALAH TOTAL PRIORITAS
U S G
Belum tertibnya tata kelola bahan
penyusunan kegiatan
1 5 4 4 13 III
pemberdayaan usaha;

Belum optimalnya sistem


2 5 5 5 15 I
informasi perijinan usaha
Pegawai belum memahami
3 5 5 4 14 II
tupoksinya

KETERANGAN :

Penilaian menggunakan Skala Likert : 1 - 5


1 = Sangat kecil, 2 = Kecil, 3 = Sedang,
4 = Besar, 5 = Sangat Besar

U = Urgency (kegawatan)
S = Seriousness (mendesaknya)
G = Growth (pertumbuhan)

Dari hasil Analisis USG (Urgency, seriousness, Growth) maka dapat disimpulkan
bahwa masalah Belum optimalnya sistem informasi perijinan usaha
menjadi Prioritas Permasalahan.

AREA PROYEK PERUBAHAN


Dari identifikasi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa area proyek perubahannya

adalah :
Mengoptimalkan sistem informasi perijinan usaha yang berdasarkan data base
perijinan usaha yang berisi tentang alamat usaha, informasi jenis usaha dan kegiatan
usaha.

7
GAGASAN PERUBAHAN
Berdasarkan analisis sebelumnya, maka gagasan perubahan yang akan

dilakukan melalui produk inovasi adalah :

1. Pembuatan aplikasi atau sistem informasi berbasis Web tentang informasi

perijinan berdasarkan database perijianan.

2. Aplikasi yang akan dibuat, berbasis on line dan mampu menghubungkan

dan transfer data yang dibutuhkan, sehingga diharapkan akan mampu

mempermudah dan mempercepat proses informasi kepada masyarakat atau

stekholder yang membutuhkan

SASARAN INOVASI (OUTCOME)

Meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kecepatan dalam pelaksanaan koordinasi

penyampaian informasi Perijinan

VI. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan Proyek Perubahan


Tujuan Jangka Pendek :
a. Terbangunnya opini dan persepsi staf dan stakholder secara
positif tentang sistem informasi perijinan yang terintegrasi di
DPMPTSP Kota Medan
b. Tersusunnya database sistem Informasi Perijinan di
DPMPTSP Kota Medan
c. Terbangunnya aplikasi sistem informasi Perijinan
berdasarkan domisi usaha di DPMPTSP kota Medan.
Tujuan Jangka Menengah

8
a. Aplikasi informasi perijinan yang berbasis web dapat di akses oleh
unit didalam SKPD, stekholder serta masyarakat
b. Konsultasi publik pemanfaatan sistem informasi perijinan usaha
c. Peningkatan kemampuan aplikasi Perijianan usaha di Kota Medan.

Tujuan Jangka Panjang


a. Terjalin hubungan dengan kantor Pajak dalam hal data base wajib
pajak
b. Membuat sistem informasi yang terkordinir sehingga data base wajib
pajak dapat dilihat dan dimonitor
c. Terjalinnya koneksi sistem informasi Perijianan usaha dengan
kantor pajak dan stekholder terkait.
1. Manfaat :
Sistem data base Informasi Perijinan usaha menghasilkan informasi
yang akurat dalam hal lokasi usaha, kegiatan usaha dan jenis usaha
sehingga dapat menjadi acuan dalam mengambil keputusan dan
menjadi bahan masukan bagi pemerintah Kota Medan untuk
meningkatkan Pendapatan Asli daerah melalui sektor ekonomi,
objek wisata dan jasa sehingg memicu kemampuan daerah dalam
meningkatkan pembangunan dan terciptanya pelayanan publik yang
baik.

You might also like