You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kota Medan sebagai salah satu daerah etonom dengan status kota
maka kedudukan,fungsi dan peranan kota Medan cukup penting dan
strategis baik secara regional maupun nasional. Bahkan sebagai Ibukota
Propinsi Sumatera Utara,kota Medan sering digunakan sebagai barometer
dan tolak ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan
langsung dengan selat malaka dibagian utara sehingga relatif dekat dengan
kota-kota/negara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Kuala
Lumpur,Malaysia dan Singapura. Kota Medan yang terdiri dari 21
Kecamatan dengan 151 Kelurahan sebahagian besar wilayahnya
merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke
utara dan menjadi tempat pertemuan 2 sungai penting yaitu sungai Babura
dan sungai Deli, disamping itu kota Medan berada pada ketinggian 2,5-37,5
meter diatas permukaan laut dan secara administrasi mempunyai batas
wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malak;
2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Deli Serdang;
3. Sebelah Barat dengan Kabupaten Deli Serdang;
4. Dan sebelah Timur berbatasan dengan Deli Serdang.
Berdasarkan data BPS kota Medan diketahui ada peningkatan
jumlah penduduk kota Medan dari 2102.105 jiwa pada tahun 2008 menjadi
2121.053 jiwa pada tahun 2009 dengan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 0,90 % sedangkan pada tahun 2015 penduduk Medan diperkiran
2210.624 jiwa. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Kota Medan
dari tahun ke tahun maka rasio kepadatan penduduk Kota Medan juga
mengalami peningkatan dikarenakan luas wilayah Kota Medan yang tidak
mengalami perubahan (tetap). Rasio kepadatan penduduk Kota Medan
1
mengalami peningkatan dari 7.858 jiwa/KM2 pada tahun 2008 menjadi
7.929 jiwa/KM2 pada tahun 2009 dan meningkat kembali menjadi 8.001
jiwa/KM2 pada tahun 2010. Dilihat dari rasio kepadatan penduduk tersebut
maka kepadatan penduduk Kota Medan relatif termasuk tinggi sehingga
untuk masa mendatang menjadi salah satu tantangan demografi yang harus
diantisipasi. Oleh karena itu, kecenderungan semakin menyempitnya luas
lahan berpeluang terjadinya ketidakseimbangan antara daya dukung dan
daya tampung lingkungan yang ada. Kombinasi antara kepadatan
penduduk, commuters (penglaju) dan para pencari kerja membuat peran
Kota Medan sebagai pusat pelayanan regional harus mampu menyediakan
pelayanan dasar bagi masyarakat Kota Medan yang semakin meningkat. Di
samping itu, adanya fenomena penglaju di Kota Medan, menyebabkan
jumlah penduduk pada siang hari lebih banyak, yaitu sekitar 2,5 juta jiwa
dibandingkan jumlah penduduk pada malam hari yang diperkirakan sekitar
2,1 juta jiwa.
Seiring dengan berkembangnya perjanjian-perjanjian perdagangan
bebas di kawasan Asia Timur sejak tahun 2000, perdagangan produk final
di kawasan tersebut semakin berkurang dan sebaliknya berkembang tren
perdagangan barang-barang intermediate. Hal tersebut dipicu oleh
tumbuhnya pola produksi yang beberapa tahapan produksinya dilakukan
secara terpisah di beberapa negara sehingga terbentuk pola jaringan rantai
produksi secara regional, atau bahkan global, untuk memproduksi suatu
produk. Literatur menyebutnya sebagai regional production network atau
GVC. Lebih lanjut, pola produksi seperti itu berkembang pesat pada produk
permesinan, elektronik, dan alat transportasi (Sari Yunita R,dkk. 2015).
Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Medan atau biasa di singkat menjadi DPMPTSP adalah salah satu SKPD
yang ada di Kota Medan hasil dari Penggabungan Badan Penamam Modal
dan Badan Palayanan Perijinan Terpadu yang terbentuk berdasarkan :

2
1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
2. Peraturan Daerah Kota Medan No. 15 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah Kota Medan;
3. Peraturan Walikota Medan No. 1 Tahun 2017 tentang
Kedudukan,Susunan Organisasi,Tugas dan Fungsi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah

3
DINAS PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

KEPALA DINAS

SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUBBAG UMUM SUBBAG KEPEGAWAIAN SUBBAG KEUANGAN

BIDANG BIDANG PROMOSI BIDANG PENGENDALIAN BIDANG PELAYANAN BIDANG PERIZINAN BIDANG PERIZINAN
PELAKSANAAN
PENGOLAHAN DATA, PENANAMAN PERIZINAN USAHA TATA RUANG, KESEHATAN,
PENANAMAN
PERENCANAAN DAN MODAL MODAL,PENGADUAN,KEBIJ DAN TANDA DAFTAR PERHUBUNGAN DAN TENAGA KERJA DAN
PENGEMBANGAN AKAN DAN PELAPORAN LINGKUNGAN HIDUP PERIZINAN LAINNYA
LAYANAN

SEKSI PENGOLAHAN SEKSI PENGEMBANGAN SEKSI PEMANTAUAN DAN SEKSI PELAYANAN SEKSI PERIZINAN TATA SEKSI PERIZINAN
DATA DAN PROMOSI PENANAMAN PEMBINAAN PELAKSAAN IZIN GANGGUAN RUANG DAN PETUGAS KESEHATAN
MODAL PENANAMAN MODAL
INFORMASI PEMBANGUNAN

SEKSI PENGADUAN SEKSI PELAYANAN SEKSI PERIZINAN SEKSI PERIZINAN


SEKSI PERENCANAAN SEKSI PELAKSANAAN
DAN INFORMASI IZIN USAHA PERHUBUNGAN LAYANAN KESEHATAN
PROMOSI
PENANAMAN MODAL LAYANAN

SEKSI SEKSI SARANA DAN SEKSI DEREGULASI, SEKSI PELAYANAN SEKSI PERIZINAN SEKSI PERIZINAN
PEMBERDAYAAN PRASARANA PROMOSI PENYULUHAN DAN TANDA DAFTAR LINGKUNGAN HIDUP TENAGA KERJA DAN
USAHA PENANAMAN MODAL PENINGKATAN LAYANAN IZIN LAINNYA

UPT
Sumber : Peraturan Walikota Medan No 1 Tahun 2017

4
Untuk memahami arti dari penanaman modal bisa kita lihat di UU No.
25 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 1 menjelaskan bahwa Penanaman
modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal baik oleh penanam
modal dalam negeri maupun penanaman asing untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman modal dalam negeri dapat
dilakukan oleh perseorangan,badan usaha, atau pemerintah yang
melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.
Sedangkan pengertian Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan
Penyelenggaraan Pelayanan jasa Perizinan dan non perizinan yang proses
pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai ke tahap penerbitan
izin dokumen yang dilakukan secara terpadu dalam satu tempat. Dengan
konsep ini pemohon cukup datang kesatu tempat, hal ini dapat
meminimalisasikan pungutan-pungutan tidak resmi.
Pembentukan Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu pada
dasarnya ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi pelayanan dalam
bentuk mempercepat waktu pelayanan, menekan biaya pelayanan,
mempermudah informasi, tujuannya adalah meningkatkan kualitas layanan
publik, oleh karena itu diharapkan terwujudnya pelayanan publik yang cepat,
murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau, disampaing itu untuk
meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.
Badan Pelayan Perizinan Terpadu (BPPT) yang menjadi salah satu
cikal bakal pembentukan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu telah mengelurkan izin sejumlah :

5
Tabel rekapitulasi Perizinan

No. NAMA IZIN 2014 2015 2016

1 IZIN USAHA PERDAGANGAN 6534 5055 4607


2 IZIN USAHA INDUSTRI 434 325 286
3 TANDA DAFTAR PERUSAHAAN 5896 6086 6241
4 IZIN GANGGUAN PERUSAHAAN 1070 1094 1038
INDUSTRI
5 IZIN GANGGUAN PERUSAAN 7143 7308 7144
NON INDUSTRI
6 IZIN REKLAME UMBUL-UMBUL 289 262 225
7 IZIN REKLAME KENDARAAN 20 33 33
BERJALAN
8 IZIN REKLAME 0 0 0
SELEBARAN/STIKER
9 IZIN PELATARAN PARKIR 13 28 20
10 IZIN USAHA JASA KONTRUKSI 731 977 958
11 IZIN USAHA JASA KONTRUKSI 77 65 72
KONSULTAN
12 IZIN KERJA PETUGAS 2090 5540 3491
KESEHATAN
13 IZIN OPTIK 5 10 4
TOTAL 24368 26863 24145
Sumber website. http://dpmptsp-pemkomedan.info

Dari tabel tersebut diatas terdapatla data-data izin yang perlu dikaji
dan analisa untuk memberdayakan masyarakat dimana menurut
Kartasasmita (1996.144) memberdayakan masyarakat adalah upaya
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi

6
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan
dan keterbelakangan. Sedangkan definisi pemberdayaan menurut Ifz
(1995.182) pemberdayaan berarti menyiapkan kepada masyarakat sumber
daya, kesempatan, peluang, pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan
kapasitas diri masyarakat itu dalam menentukan masa depan mereka serta
untuk berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas
masyarakat itu sendiri.

B. Visi Dan Misi


1. Visi:
Terwujudnya iklim investasi yang menarik dan kondusif dengan
dukungan pelayanan prima perizinan dan penanaman modal untuk
mewujudkan Medan kota masa depan Yang multikultural, berdaya
saing, humanis, sejahtera dan religius.
2. Misi:
a. Meningkatkan daya tarik investasi di Kota Medan
b. Meningkatkan realisasi, investasi di kota medan
c. Menciptakan iklim investasi yang menarik dan kondusif
d. Meningkatkan pelayanan perizinan dan non perizinan yang
sederhana,transparan,tepat waktu dan memiliki kepastian hukum.

C. Tugas Dan Fungsi


1. Tugas dan Fungsi DPMTSP:
Tugas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Medan tercantum di Peraturan Walikota Tahun 2017 Nomor.
69 sebagai berikut: DPMPTSP adalah membantu Walikota Medan
Dalam pelaksanaan urusan Pemerintahan bidang Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
2. Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Medan tercantum di Peraturan Walikota Tahun 2017 Nomor. 69
sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan urusan pemerintah bidang Penanaman modal
dan PTSP;
b. Pelaksanaan kebijakan urusan penanaman modal;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan Pemerintahan bidang
penanaman modal dan PTSP;
7
d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan Lingkup tugasnya;
e. Pelaksanaan tugas pembantuan berdasarkan atas Perundang-
undangan;
f. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh wali kota Terkait dengan

D. Tugas dan Fungsi Seksi Pemberdayaan Usaha


Tugas Fungsi Pokok Seksi Pemberdayaan Usaha tercantum di
Peraturan Walikota No. 69 Tahun 2017 Pasal 20 sebagai berikut:
1. Seksi Pemberdayaan Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pengolahan Data, Perencanaan, dan
Pengembangan lingkup pemberdayaan usaha.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
Seksi Pemberdayaan Usaha menyelenggarakan fungsi dengan rincian :
a. Perencanaan program dan kegiatan Seksi dengan mempedomani
Rencana Umum Kota, RENSTRA dan RENJA Dinas untuk
terlaksananya sinergitas perencanaan berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
b. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar
lainnya lingkup Seksi untuk terselenggaranya aktivitas dan tugas
secara optimal dan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. Pembagian tugas, pembimbingan, penilaian, penghargaan dan
penegakan / pemrosesan kedisiplinan pegawai (reward and
punishment) lingkup Seksi berdasarkan peraturan perundang-
undangan untuk kelancaran tugas;
d. Penyusunan bahan pengkajian pengembangan, potensi, dan
peluang penanaman modal lingkup daerah berdasarkan sektor
usaha maupun wilayah;
e. Penyusunan bahan pemberdayaan dunia usaha dan meningkatkan
kemitraan serta daya saing penanaman modal lingkup daerah;

8
f. Penyusunan bahan pengkajian dan perumusan kebijakan
pengembangan penanaman modal dan pengembangan kawasan
khusus;
g. Penyiapan bahan kajian dan rumusan usulan persetujuan fasilitas
fiskal nasional dan kebijakan insentif bagi penanaman modal
daerah;
h. Penyusunan bahan pembuatan peta potensi investasi lingkup Kota
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
i. Penyusunan bahan pelaksanaan kebijakan lainnya berdasarkan
peraturan perundang – undangan;
j. Penyusunan bahan pengendalian, evaluasi, dan penilaian lingkup
Seksi meliputi unsur pelaksanaan perencanaan, unsur pelaksanaan
perumusan kebijakan, unsur pelaksanaan tugas, dan unsur-unsur
lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan;
k. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai
pertanggungjawaban kepada atasan; dan
l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang terkait
dengan tugas dan fungsinya.

E. Kondisi Saat Ini ( Sesuai Bidang Tugas )


1. Belum optimalnya penyimpanan dokumen-dokumen bahan
penyusunan, bahan kajian, bahan evaluasi berupa salinan peraturan,
buku referansi, dokumen-dokumen masih terpisah-pisah didalam filling
kabinet sebagai tempat menyimpan dokumen sehingga dokumen
bertumpuk dan tidak tersusun rapi dan menyulitkan saat dibutuhkan
untuk membuat kajian-kajian dan evaluasi
2. Pencarian Data base izin usaha dapat dilakukan dengan mengetahui
nama usaha dan nomor ijinnyan, bila diperlukan data usaha
berdasarkan wilayah, jenis/kegiatan usaha mengalami kesulitan dan
membutuhkan waktu sampai 2-3 hari kerja

9
3. Kurang disiplinnya pegawai ASN dengan sering terlambat, tidak
ditempat pada saat dibutuhkan dan belum memahami tupoksinya

F. Kondisi Yang Di Harapkan


Berdasarkan 3 (tiga) kendala yang sudah di jabarkan sebelumnya,
maka disusunlah identifikasi area organisasi yang bermasalah sebagai
berikut :

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIHARAPKAN

Tata kelola penyimpanan dokumen Tata kelola penyimpanan dokumen


pendukung yang belum optimal pendukung sudah optimal

Sistem Informasi Perizinan usaha yang Sistem informasi Perizinan yang


hanya berdasarkan satu ijin dan tidak mudah di akses dan akurat
efisien

Rendahnya disiplin pegawai ASN Pegawai sebagai ASN telah


sebagai Pelayanan Masyarakat menjalankan tupoksinya

G. Identifikasi Masalah
1. Sistem pengarsipan yang masih manual ;
2. Belum optimalnya sistem informasi perizinan usaha;
3. Pegawai belum memahami tupoksinya.

H. Analisis Permasalahan
Berdasarkan identifikasi area organisi yang bermasalah, maka
dilakukan Validasi Area yang Bermasalah/Isu Strategis dengan Alat Analisis
“APKL” sebagai berikut :

10
NO MASALAH KRITERIA ASPEK
A P K L
1. Sistem pengarsipan masih manual
pada bagian seksi pemberdayaan √ √ √ √ TATA KERJA
usaha
2. Belum optimalnya sistem informasi
perijinan usaha √ √ √ √ PROGRAM
3. Pegawai belum memahami
tupoksinya √ √ √ √ SDM

KETERANGAN :
A = Aktual K = Kekhalayakan
P = Problematik L = Kelayakan

Berdasarkan Validasi Area yang Bermasalah dengan menggunakan


Alat Analisis “APKL” sederhana, maka didapat hasil bahwa ketiga area
permasalahan sama – sama memiliki potensi, sehingga untuk dapat
menentukan 1 (satu) area permasalahan yang akan diangkat, maka
penganalisaan di lanjutkan ke tahap Memilih Area Organisasi yang
Bermasalah dengan Alat Analisis “USG” sebagai berikut :

METODE USG
KRITERIA
No. ISU / MASALAH TOTAL PRIORITAS
U S G
Sistem pengarsipan yang masih
manual pada bagian seksi
1. 5 4 4 13 III
Pemberdayaan usaha

Belum optimalnya sistem


2. 5 5 5 15 I
informasi perizinan usaha
Pegawai belum memahami
3. 5 5 4 14 II
tupoksinya

11
KETERANGAN :

Penilaian menggunakan Skala Likert : 1 - 5


1 = Sangat kecil, 2 = Kecil, 3 = Sedang,
4 = Besar, 5 = Sangat Besar

U = Urgency (kegawatan)
S = Seriousness (mendesaknya)
G = Growth (pertumbuhan)

Dari hasil Analisis USG (Urgency, seriousness, Growth) maka dapat


disimpulkan bahwa masalah Belum optimalnya sistem informasi perizinan
usaha menjadi Prioritas Permasalahan.

I. Area Proyek Perubahan


Dari identifikasi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa area proyek
perubahannya adalah :

Mengoptimalkan sistem informasi perizinan usaha berdasarkan data


base perizinan

J. Gagasan Perubahan
Berdasarkan analisis sebelumnya, maka gagasan perubahan yang
akan dilakukan melalui produk inovasi adalah :
1. Pembuatan aplikasi atau sistem informasi berbasis Web tentang
informasi perizinan berdasarkan database perizianan.
2. Aplikasi yang akan dibuat, berbasis on line dan mampu menghubungkan
dan transfer data yang dibutuhkan, sehingga diharapkan akan mampu
mempermudah dan mempercepat proses informasi kepada masyarakat
atau stekholder yang membutuhkan dalam hal pembinaan usaha,
kemitraan,evaluasi dan monitoring

12
K. Sasaran Inovasi (Outcome)
Meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kecepatan dalam pelaksanaan
koordinasi penyampaian informasi Perizinan

L. Tujuan
1. Tujuan Proyek Perubahan
a. Tujuan Jangka Pendek :
1) Terbangunnya opini dan persepsi staf dan stakholder secara
positif tentang sistem informasi perizinan yang terintegrasi di
DPMPTSP Kota Medan
2) Tersusunnya database sistem Informasi Perizinan usaha di
DPMPTSP Kota Medan
3) Terbangunnya aplikasi sistem informasi Perizinan berdasarkan
domisili usaha di DPMPTSP kota Medan
4) Aplikasi informasi perizinan yang berbasis web dapat di akses
oleh unit di dalam SKPD, stakeholder serta masyarakat
b. Tujuan Jangka Menengah;
1) Konsultasi publik pemanfaatan sistem informasi perizinan usaha
2) Meningkatan kemampuan aplikasi sistem informasi Perizianan
usaha berdasarkan jenis/kegiatan usaha
c. Tujuan Jangka Panjang
1) Meningkatkan kemampuan aplikasi sistem informasi perizinan
pada semua perizinan yang dikelola DPMPTSP
2) Membuat sistem informasi yang terkordinir sehingga data base
wajib pajak dapat dilihat dan dimonitor
3) Terjalinnya koneksi sistem informasi Perizianan usaha dengan
stekholder terkait.

13
M. Manfaat
Dalam jangka pendek sistem Informasi perizinan usaha
menghasilkan informasi yang akurat dalam hal lokasi usaha sehingga dapat
menjadi bahan kajian, evaluasi dan monitoring serta menjadi acuan dalam
bermitra usaha dan meningkatkan daya saing usaha,dalam hal ini informasi
tersebut dapat diakses oleh masyarakat
Untuk jangka menengah dan panjang sistem informasi perijinan
bukan hanya dapat di akses melalui lokasi usaha saja tetapi juga melalui
jenis/kegiatan usaha sehingga mampu membangun opini persepsi staf dan
stakeholder secara positif yang terintegrasi dan tersusun selain itu juga
meningkatkan kemampuan sistem informasi perijinan pada semua jenis ijin
yang dikelola oleh DPMPTSP serta terjalinnya koneksi sistem informasi
dengan stekholder terkait sehingga kegiatan monitoring dan evalusi lebih
efisien, akurat dan mudah diakses dan meningkatkan pelayanan publik
yang optimal

14
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

A. Road Map / Milestone Proyek Perubahan


Milestone adalah tolak ukur waktu dalam manajemen proyek
digunakan sebagai tanda jadwal waktu. Waktu mulai sampai dengan
selesai suatu kejadian. Tanda ini harus menunjukkan suatu kejadian
penting. Dia merupakan rangkaian dari aktivitas kritis yang sangat
menentukan durasi keseluruhan proyek anda.
Menetapkan milestone dalam merencanakan proyek adalah suatu
strategi eksekusi proyek. Maka untuk mendukung pelaksanaan proyek
perubahan ini perlu dibuat tahapan - tahapan yang akan dilakukan dalam
mewujudkan proyek perubahan beserta dengan dengan capaiannya

15
PERIODE PENTAHAPAN OUTPUT RENCANA WAKTU
(1) (2) (3) (4)
Jangka A. KEGIATAN PEMBENTUKAN TIM EFEKTIF
Pendek
1. Konsultasi dengan - SK Tim Minggu ke-4 September
Kabid Pengolahan data, Efektif 2017
Perencanaan dan - Undangan
Pengembangan usaha - Metode
DPMPTSP Kota Medan - Absen
tentang pembentukan - Dukungan
Tim Efektif proyek atau
perubahan persetujuan
- Pembagian
tugas tim
efektif

2. Koordinasi dengan
Kadis, mentor dan
stakholder tentang
Pembuatan SK tim
efektif
3. Pembuatan SK Tim
Efektif
4. Penandatanganan SK
Tim Efektif
5. Melakukan Rapat
dengan Tim Efektif untuk
pembagian tugas
B. PEMBUATAN APLIKASI DATA BASE
1. Pengumpulan data base Minggu ke-1-2 Oktober
perijinan berdasarkan 2017
ijin yang dikeluarkan
oleh BPPT (DPMPTSP)
di Kota Medan
2. Mengolah data dan Minggu ke3-4 Oktober
menganalisa data base 2017
berdasarkan domisi
usaha perkecamatan di
kota Medan
3. Pembuatan Aplikasi Minggu ke-1 Nopember
Data base potensi 2017
usaha
4. Pengkoneksian ke Minggu ke-1 Nopember
website dinas 2017
16
C. LAPORAN KEGIATAN
1. Membuat laporan hasil Tersedianya Minggu ke-2 Nopember
pelaksanaan Proyek laporan 2017
Perubahan kepada proyek
mentor perubahan
2. Membuat laporan hasil
pelaksanaan Proyek
Perubahan kepada
Coach
3. Membuat laporan hasil
pelaksanaan Proyek
Perubahan kepada
Kepala Dinas
DPMPTSP
4. Membuat laporan hasil
pelaksanaan Proyek
Perubahan kepada
panitia/penyelenggara
5. Membuat laporan hasil
pelaksanaan Proyek
Perubahan kepada Tim
Efektif
6. Membuat laporan hasil
pelaksanaan Proyek
Perubahan untuk unit
sendiri

Jangka - Sistem Informasi data - Informasi Enam bulan sesudah


Menengah base Perizinan dapat dilihat jangka pendek
berkembang menjadi melalui
berdasarkan domisi website
usaha, jenis usaha dan DPMPTSP
kegiatan usaha
- Pengusulan anggaran - Renstra dan
Renja
Jangka - Meningkatkan kemampuan -Koneksi Satu tahun setelah jangka
Panjang aplikasi sistem informasi sistem pendek
perizinan pada semua izin dengan dinas
yang dikelola oleh teknis
DPMPTSP dan Terjalinnya
koneksi sistem informasi - Renstra dan
perizinan dengan stekholter Renja
terkait sehingga lebih mudah
17
untuk di monitoring dan
evaluasi
- Pengusulan Anggaran

B. Analisis Stakeholder Proyek Perubahan

Bagi sebuah organisasi, upaya mempengaruhi stakeholder terkait

sangat penting bagi keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

yang dimiliki. Untuk itu penting membangun sebuah team work yang handal

dan saling bersinergi antara satu dengan lainnya. Dalam konteks ini,

membangun tim efektif, upaya mempengaruhi stakeholder harus diawali

dengan mengelompokkan stakeholder berdasarkan pengaruh dan

kepentingan yang dimilikinya. Dalam menetapkan masing-masing dilakukan

dengan mempertimbangkan ciri-ciri keempat kelompok stakeholder sebagai

berikut:

18
Latens Promoters

- Kominfo - Kepala Dinas


- Dinas Teknis - Sekretaris
- SATPOL PP - Kabid Pengolahan Data,
- Kecamatan Perencanaan dan
Pemberdayaan Usaha

Apathetics Defenders

- Masyarakat -Kabid lain


- Pengguna website -Kasie lain
-Tim IT

Gambar
Analisis stakeholder

Keterangan :
1. Kepala Dinas, Sekretaris dan Kepala bidang Pengolahan
data,Perencanaan dan Pengembangan Usaha sebagai Promoters karena
memiliki kepentingan besar terhadap keberhasilannya program ini.
2. Para Pejabat eselon III , IV dan Tim IT yang terlibat ini bisa menjadi
Defenders dikarenakan memiliki kepentingan dan dapat menyuarakan
dukungan dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk
mempengaruhi program.
3. Kominfo, Dinas teknis, Satpol PP dan Kecamatan sebagai Latents tidak
memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam program, tetapi
memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program.

19
4. Masyarakat dan pengguna website sebagai Apathetics kurang memiliki
kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya
program.
Dari Uraian diatas maka potensi dukungan stakeholder dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

No. Stakeholder Peranan Potensi Dukungan


Mendukung Tidak Mendukung/
Mendukung Tidak
Mendukung
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Eksternal
Kominfo Masukan √
Masyarakat Masukan √
Dinas Teknis Masukan √
Satpol PP Masukan √
Kecamatan Masukan √
2. Internal
- Kadis Pengawasan, √
arahan dan
Masukan
- Sekretaris Arahan dan √
Masukan
- Kabid Penanggug √
jawab dan
masukan
- Kabid lain Masukan √
- Kasie lain Masukan √
Tim IT Masukan √
- Staff Masukan √

20
Berdasarkan uraian tersebut, kaitan antar stakeholder dalam proyek
perubahan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Dinas Kominfo Dinas Teknis


Kadis DPMPTSP
Kecamatan
Satpol PP

Sekretaris Masyarakat Usaha

Kabid Pengolahan
Data,
Kabid Lain Perencanaan dan
Pengembangan
usaha

Kasi Tim IT, Staff


Kasie lain Pemberdayaan
Usaha

Website
DPMPTSP
Pengguna website

Keterangan :
= Garis Perintah
= Garis Koordinasi
= Stakeholder Eksternal

= Stakeholder Internal

21
C. Tim Efektif Proyek Perubahan
Susunan Tim Efektif Rencana Proyek Perubahan Sistem informasi
data base perijinan usaha di Kecamatan kota Medan dan tugas serta
kewenangannya adalah sebagai berikut:
1. Penanggung jawab
Penanggung jawab dalam hal ini adalah Mentor, yaitu Kepala
Bidang Pengolahan data, perencanaan dan Pengembangan Usaha
DPMPTSP Kota Medan dengan tugas sebagai berikut:
a. Menerima pertanggungjawaban pelaksanaan proyek perubahan;
b. Memberikan arahan pelaksanaan proyek perubahan;
c. Mengadakan pengawasan terhdapa proyek perubahan;
d. Mengevaluasi pelaksanaan proyek perubahan.
2. Pimpinan Proyek Perubahan
Pimpinan Proyek Perubahan ini adalah Kasie Pemberdayaan
Usaha DPMPTSP kota Medan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan tanggung jawab pelaksanaan Proyek Perubahan;
b. Merancang konsep Proyek Perubahan berdasarkan analisis
masalah dan kebutuhan;
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan Proyek Perubahan dengan
stakeholders yang ada;
d. Mengawasi pelaksanaan tahapan-tahapan Proyek Perubahan yang
didelegasikan kepada anggota tim lainnya;
e. Melakukan konsultasi kepada penanggungjawab dan pimpinan
lainnya yang dianggap perlu;
f. Membuat laporan pelaksanaan Proyek Perubahan.
3. Coach
Coach adalah memberikan arahan dan bimbingan kepada projek
leader terhadap proses penyusunan proposal proyek perubahan,
rangkaian kegiatan serta pengawasan dan monitoring terhadap capaian
tahap kegiatan dalam proyek perubahan.

22
4. Tim Pelaksana teknis
Tim Pelaksana Teknis bertugas bertanggung jawab terhadap
pemasukan data ke dalam aplikasi data base dan mendukung proses
penyusunan proyek perubahan serta melaporkan kepada projek leader
terhadap progress setiap kegiatan-kegaiatan yang dilakukan.

D. Tata Kelola Proyek


Tata kelola proyek perubahan yang akan dilaksanakan dapat dilihat
pada gambar berikut:

Mentor
Kabid Pengolahan Data,
Perencanaan dan
Pengembangan
BISMAN AGUS
RITONGA,ST,MS

Coach
Ir. SYAHRIZAL
Projek Leader
Kasie Pemberdayaan
Usaha
Khairil Amri Pulungan, SP

Tim
Pelaksana Teknis

Tim IT Tim Data Tim Analisis


M. Fadhli Sani Yance Safriardhana Roy Sulaiman
M. Lutfi SriNatalia Br Ginting Surya Abdi Purba
Tri Harjo Wibisono

Keterangan :
= Garis koordinasi

23
= Garis Perintah

24

You might also like