You are on page 1of 7

PRESENTASI KASUS

Identitas Pasien
• Nama : Ny. R
• Umur : 23 tahun
• Alamat : Jl. Raya Condet No. 12 RT 08/01 Kec. Kramat Jati
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : IRT
• No.RM : 2017-7825**
• Tanggal msk : 8 Januari 2018

Anamnesis

Keluhan Utama : Perut mulas

Pasien wanita usia 23 tahun dengan G2P1A0 H 9-10 minggu datang ke RSUD Pasar Rebo dengan
keluhan perut terasa mulas yang dirasa hilang timbul disertai keluarnya flek berwarna coklat dari
vagina.

Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Penyakit diabetes mellitus dan hipertensi disangkal

Riwayat Kebiasaaan : Merokok disangkal, Minum alkohon disangkal

Riwayat kehamilan dan persalinan

No. Usia Tempat dan Jenis BBL Jenis ASI Umur Penyulit
kehamilan penolong persalinan kelamin Eksklusif sekarang
(kg)

1 Aterm Bidan Normal 2,8 kg Perempuan Ya 2 tahun

2 Hamil ini

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Compos Mentis

Tekanan Darah : 100/60 mmHg

Berat badan : 48,3 kg

Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,4

Kepala : Conjungtiva Anemis(-)/(-), Sklera Ikterik (-)/(-)

Leher : Tiroid: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

KGB : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Payudara : Putting menonjol, ASI (-)

Thorak : Cor : S1 S2 Murni Reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo: VBS Kanan=Kiri,Rhonchi (-)/(-), Wheezing (-)/(-)

Abdomen : Ballotement : (-)

Hepar : TAK

Lien : TAK

Ekstremitas : Edema (-)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah

Hb : 12,3 g/dL SGOT : 15 U/L

Hematokrit : 34 % SGPT : 7 U/L

Eritrosit : 3.8 juta/uL Ureum darah : 15 mg/dL

Leukosit : 5,9 ribu/uL Kreatinin darah: 0,60 mg/dL

Trombosit : 212 ribu/uL GDS : 105 mg/dL

PT/ APTT : 10,9 / 33,5 detik

Pemeriksaan ultrasonografi : Terdapat gambaran honey comb pada uterus

Diagnosis Primer

G4P3A0 H 9-10 Mg dengan Mola Hidatidosa

Diagnosis Sekunder
Missed Abortion

Rencana tindakan
Kuretase

Tatalaksana
IVFD RL
Gastrul 1 tab/sublingual
Pemasangan laminaria
Cefadroxil 3x500 mg
Asam Mefenamat 3x500 mg
Anjurkan pemeriksaan ß-hCG kuantitatif
MOLA HIDATIDOSA

1. Definisi
Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh
kelainan pada vili koriales berupa proliferasi dan edema.

2. Epidemiologi
Insiden mola hidatidosa di Indonesia adalah 1 dari 100 kehamilan. Jenis mola yang
ditemukan : 15-20% mola komplit, 2-3% mola parsial

3. Patogenesis
a. Mola Komplit
Tidak terdapat jaringan janin, 90% 46,XX dan 10% 46,XY. Dapat dibagi menjadi :
 Androgenetic : Kromosom berasal dari ayah saja :
 Bersifat homozigot : duplikasi dari haploid kromosom ayah
 Bersifat heterozigot : berasal dari dua haploid kromosom ayah
Hal ini terjadi karena satu sel sperma membawa kromosom 23,X- melakukan
fertilisasi terhadap sel telur yang tidak membawa gen maternal (tidak aktif),
kemudian mengalami duplikasi.

Biparental : Kromosom berasal dari paternal dan maternal, namun terjadi


kesalahan ekspresi dari kromosom yang berasal dari maternal, sehingga
kromosom paternal menjadi lebih dominan
b. Mola Parsial
Terdapat jaringan janin :
 Jenis kromosom yang didapat 69,XXX atau 69,XXY
 Diakibatkna oleh karena hasil pembuahan dari oosit yang bersifat haploid dan
adanya duplikaso dari paternal kromosom haploid (dispermi). Bahkan dapat
ditemukan tetraploidi

4. Faktor Predisposisi
 Kehamilan diusia terlalu muda atau tua
 Riwayat kehamilan mola sebelumnya
 Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan kontrasepsi oral
 Merokok
 Golongan darah A atau AB
 Definisi kadar beta karoten
5. Diagnosa
 Mola :
 Mual dan muntah hebat
 Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan
 Tidak ditemukan janin intrauteri
 Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)

 Abortus Mola :
 Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga jumlah banyak
 Nyeru perut
 Serviks terbuka
 Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin

6. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
 Kadar hormone hCG (untuk melihat kemungkinan adanya potensi
keganasan)
 Pemeriksaan darah perifer lengkap untuk mendeteksi anemia
 Pemeriksaan hormone tiroid jika didapatkan adanya tanda tirotoksikosis
 Ultrasonografi
 Mengidentifikasi gambaran mola (terdapat gambaran yang spesifik, seperti
sarang tawon atau honey comb)
 Pada mola komplit tidak didapatkan gambaran janin, namun pada mola
parsial dapat ditemukan gambaran janin
 Melihat ada tidaknya kista lutein

 Thoraks foto : untuk mengidentifikasi kemungkinan metastasis


7. Tatalaksana Umum
Yang perlu diperhatikan :
 Stabilkan kondisi pasien
 Persiapkan darah untuk kepentingan transfuse
 Koreksi keadaan koagulopati
 Tangani hipertensi yang terjadi
 Observasi kemungkinan terjadinya krisis tiroid
8. Tatalaksana Khusus
 Mola
 Pasang batang laminaria selama 24 jam untuk mendilatasi serviks
 Setelah serviks terbuka, lanjutkan tatalaksana seperti abortus mola
 Abortus Mola
 Lakukan evakuasi dengan menggunakan suction curettage dan kosongkan
isi uterus secara cepat
 Berikan uterotonika sesaat sebelum dimulai proses evakuasi mola
 Uterotonika dapat diberikan berupa infus oksitosin 10 unit dalam 500 ml
NaCL 0,9% atau RL dengan dengan kecepatan 40-60 tetes.menit untuk
mencegah perdarahan
 Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin
memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan keusuburan.
Pascakehamilan dengan penyakit trofoblas gestasional, pasien tidak
dianjurkan hamil hingga kadar hCG normal selama 6 bulan. Pil kontrasepsi
kombinasi dan terapi sulih hormone aman digunakan setelah kadar hCG
menjadi normal
 Selanjutnya pemantauan ibu :
 Pemeriksaan hCG serum setiap 2 minggu
 Bila hasil hCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali pemeriksaan
berturut-turut, ibu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier yang mempunyai
fasiitas kemoterapi.
 Indikasi pemberian kemoterapi pascaevakuasi mola
 Pola kadar hCG mengalami regresi abnormal (peningkatan kadar
hCG> 10% atau kadar hCG menetap tiga kali dalam pemeriksaan 2
minggu)
 Terjadi rebound hCG
 Diagnosis histologi koriokarsinoma atau placental site trophoblastic
tumor
 Terdapat metastasis
 Kadar hCG tinggi (> 20.000 mIU/ml selama lebih dari 4 minggu
pascaevakuasi)
 Kadar hCG meningkat secara menetap 6 bulan pascaevakuasi
 hCG urin yang belum memberi hasil negative setelah 8 minggu juga
mengidentifikasi ibu perlu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier
9. Komplikasi
 Perdarahan
 Perforasi uterus spontan atau iatrogenic
 Emboli sel trofoblas
 Keganasan berupa penyakit trofoblas ganas
 Tirotoksikosis
10. Prognosis
Prognosis mola hidatidosa umumnya baik, risiko untuk kejadian mola hidatidosa berulang
adalah 1,2-1,4 %
DAFTAR PUSTAKA

 Cunningham FG, Lenevo KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. 23. New York :
McGraw-Hill Medical; 2010.
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. 1 ed. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013.
 Sarwono. Buku Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta :PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2014
 Stanford Medicine. Gestational Trophoblastic Disease Facts; 2014. [Januari 2018].
Available from: http://cancer.stanford.edu/gynecologic/gtd/facts.html
 Hydatidiform mole : http://emedicine.medscape.com/article/254657-overview

You might also like