You are on page 1of 10

KIMIA ANALITIK

TANAH RAWA

DISUSUN OLEH

VILMAN SIDIK 410017056

TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Lahan rawa di Indonesia cukup luas dan tersebar di tiga pulau besar,
yaitu Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya (Papua). Menurut Widjaja-Adhi
et al. (1992), luas lahan rawa Indonesia sekitar 33,40 juta ha, yang terdiri
atas rawa pasang surut 20 juta ha dan rawa lebak 13,40 juta ha.

Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu
yang panjang dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang
(waterlogged) air dangkal. Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut
dengan berbagai istilah, seperti “swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”, masing-
masing mempunyai arti yang berbeda.

Pemahaman dalam mengelola rawa sangatlah penting. Sebaiknya


dengan mempertahankan fungsi ekologis kawasan tersebut dalam
penggunaannya untuk keperluan kehidupan seperti pemukiman, pertanian,
perikanan dan lain-lain. Pengelolaan yang bijaksana dengan melakukan
penataan ruang, dan pengawasan yang ketat dari pihak pemerintah dapat
ditentukan mana kawasan rawa yang dapat dikelola dan yang harus
dipertahankan fungsi ekologisnya. Saat ini perikanan Indonesia dalam
waktu yang relatif singkat telah mampu memberikan sumbangan yang
substansial dalam pembangunan perekonomian. Secara keseluruhan,
perikanan mempunyai peranan dan posisi vital dalam pemenuhan
kebutuhan gizi protein, kesempatan kerja, penerimaan devisa dan
pengembangan wilayah (Baharsyah 1990).
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Rawa

rawa merupakan daerah yang memiliki kadar air tinggi dan memiliki
struktur tanah yang berlumpur. Rawa adalah lahan genangan air secara
ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang
terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan
biologis. Definisi yang lain dari rawa adalah semua macam tanah berlumpur
yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan
air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah
laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan
tanah pasang surut. Rawa-rawa, yang penuh nutrisi, adalah gudang harta
ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa
juga disebut "pembersih alamiah", karena rawa-rawa itu berfungsi untuk
mencegah polusi atau pencemaran lingkungan alam. Dengan alasan itu,
rawa-rawa memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi, budaya, lingkungan
hidup dan lain-lain, sehingga lingkungan rawa harus tetap dijaga
kelestariannya.

Rawa adalah dataran rendah yang tergenang air. Rawa biasanya


terdapat pada sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar, yang
merupakan tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi. Rawa merupakan
daerah genangan air dan biasanya kualitas airnya bersifat asam (PH < 7).
Rawa bisa terjadi akibat adanya topografi suatu daerah yang relatif rendah
dan biasanya terpengaruh terhadap muka air laut.

Rawa adalah tanah basah yang sering digenangi air karena letaknya
yang relatif rendah. Rawa biasanya ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang
batangnya lunak atau rumput-rumputan. Ada dua jenis rawa, yaitu rawa di
daerah pedalaman yang berisi air tawar dan rawa yang disebabkan oleh
pasang naik dan pasang turun yang berisi air asin. Rawa-rawa banyak
terdapat di Pantai Sumatra bagian timur dan Pantai Kalimantan bagian
selatan.

Definisi rawa secara yuridis terdapat di dalam Peraturan Pemerintah


No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa. Menurut PP Rawa No. 27/1991, Rawa
adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau
musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri
khusus secara fisik, kimia dan biologis. PP Rawa No. 27 tahun 1991 adalah
turunan dari UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan yang telah
digantikan dengan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Oleh
karena itu saat ini sedang disusun PP Rawa yang baru, yang saat ini masih
dalam pembahasan internal Direktorat Rawa dan Pantai, Ditjen Sumber
Daya Air, Departemen PU. Menurut Rancangan PP Rawa yang baru, draft
versi Mei 2009, Rawa adalah sumber daya air berupa genangan air terus
menerus atau musiman yang terbentuk secara alamiah di atas lahan yang
pada umumnya mempunyai kondisi topografi relatif datar dan/atau cekung,
tanahnya berupa mineral mentah dan/atau tanah organik/gambut,
mempunyai derajat keasaman air yang tinggi, dan/atau terdapat flora dan
fauna yang spesifik.

Rawa adalah kawasan yang terletak di zona peralihan antara daratan


yang kering secara permanen dan perairan yang berair secara permanen.
(Maltby, 1992)

Rawa adalah ekositem bumi yang paling penting yang sebagian besar
lahannya tergenangi air secara permanen, sebagai pengisi air tanah dan
pelindung banjir. (Mitch & Gosselink, 2007). Rawa dapat disebut sebagai
rawa, ada tiga kondisi yang harus terpenuhi : 1. Tanah dapat mendukung
tumbuhan hidrofita (tanaman yang hidup dalam lingkungan air) 2. Wilayah
yang didominasi oleh lahan basah / cukup basah untuk periode yang agak
panjang 3. Wilayah yang terdiri dari media bukan tanah seperti pasir, kerikil
dan batu yang jenuh dengan air.
2. Beberapa Istilah Penting
a. Garis sempadan rawa adalah garis batas luar yang menetapkan
daerah yang dibutuhkan untuk keperluan pengamanan rawa sebagai
sumber air.
b. Daerah Rawa adalah areal rawa yang dibatasi garis sempadan rawa.
c. Reklamasi Rawa adalah upaya meningkatkan fungsi dan manfaat
rawa melalui teknologi hidrolik untuk kepentingan masyarakat luas.
d. Daerah Reklamasi Rawa adalah daerah rawa yang sudah dilengkapi
dengan jaringan reklamasi rawa yang merupakan hasil dari
reklamasi rawa.
e. Pendayagunaan lahan rawa adalah upaya untuk memanfaatkan
lahan rawa sehingga lebih berdayaguna secara berkelanjutan
dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan air di lahan rawa
melalui penatagunaan lahan rawa, penyediaan air, penggunaan air,
pengembangan sumber daya air di lahan rawa, dan pengusahaan
lahan rawa.

Rawa – rawa tidak mampu membuang air berlebih. Ciri khas rawa
antara lain relatif dangkal dibandingkan danau, selalu dipenuhi tumbuhan ,
dan airnya banyak mengandung bahan organik.

Ada dua jenis rawa-wara yaitu:

a. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan


b. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.

Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya
selalu tergenang. Sedangkan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air
sehingga airnya berganti.Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk


mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar
keasaman air (pH) mencapai 4,5.
b. Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun
tumbuh tumbuhan) yang hidup.
c. Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.

Sedangkan rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri


yang sebaliknya yaitu:

a. Airnya tidak terlalu asam.


b. Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta
tumbuh-tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan
lain-lain. Dapat diolah menjadi lahan pertanian.
3. Ciri-Ciri Rawa

Ciri Fisik : pada umumnya kondisi tanahnya cekung dengan topografi


relative datar.

a. Ciri kimiawi : pada umumnya derajat keasaman airnya rendah,


tanahnya bersifat anorganik
b. Ciri Biologis : pada umumnya terdapat ikan-ikan rawa, tumbuhan
rawa, dan hutan rawa.

4. Jenis-Jenis Rawa

Berdasarkan sifat airnya dibagi menjadi 3 :

a. Rawa Air Asin

Salt marsh atau rawa asin merupakan lahan basah pesisir yang
membanjiri dan dikeringkan dengan air garam yang dibawa oleh
gelombang. Lahan ini dikatakan be-rawa karena tanahnya terdiri dari
lumpur yang dalam dan gambut. Karena rawa-rawa garam sering terendam
oleh pasang surut dan mengandung banyak bahan tanaman membusuk,
kadar oksigen dalam gambut dapat menjadi sangat rendah (suatu kondisi
yang disebut hipoksia.) Hipoksia disebabkan oleh pertumbuhan bakteri
yang menghasilkan bau busuk-telur belerang yang sering dikaitkan dengan
rawa-rawa dan lumpur. Rawa air asin terdapat di seluruh dunia, terutama di
daerah tengah untuk lintang tinggi. Di Amerika Serikat, rawa air asin dapat
ditemukan di setiap pantai. Sekitar setengah dari rawa air asin yang terletak
di sepanjang Gulf Coast.

b. Rawa Air Tawar

Rawa air tawar menurut Irwan (2007) adalah ekosistem dengan habitat
yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6
dengan kondisi permukaan air yang tidak tetap, adakalanya naik atau
adakalanya turun, bahkan suatu ketika dapat pula mengering. Rawa
terbentuk karena proses pendangkalan dari danau, waduk, atau proses lain
seperti gempa yang mengakibatkan suatu daerah turun tetapi tidak
dalam.Contoh rawa ini adalah Rawa Jombor terletak di wilayah Klaten,
sekitar 1 jam dari Yogyakarta dan Rawa Bento, Kerinci, Sumatra.

Gambar Rawa Air Tawar

Berdasarkan keadaan airnya dibagi menjadi 2:

a. Rawa yang airnya terlalu tergenang

Adalah rawa yang selalu tergenang airnya, tidak dapat dimanfaatkan


sebagai lahan pertanian, karena lahannya tertutup tanah gambut yang
tebal. Di daerah rawa ini sulit terdapat bentuk kehidupan binatang karena
airnya sangat asam dengan warna air kemerah-merahan.

b. Rawa yang airnya tidak selalu tergenang


Adalah rawa yang menampung air tawar dilimpahkan air sungai pada
saat air laut pasang dan airnya relatif mengering pada saat air laut surut.

Berdasarkan letaknya dibagi menjadi 3:

a. Rawa Pantai, Adalah rawa yang berada di muara sungai. Air pada
jenis rawa ini selalu mengalami pergantian karena dipengaruhi oleh
pasang surut air laut.
b. Rawa Pinggiran, Adalah rawa sepanjang aliran sungai, terjadi akibat
sering meletupnya sungai tersebut.
c. Rawa Abadi, Adalah rawa yang airnya terjebak dalam sebuah
cekungan dan tidak memiliki pelepasan ke laut. Air hujan yang
tertampung dalam rawa hanya dapat menguap tanpa ada aliran yang
berarti.
d. Rawa Air Payau

Rawa Air Payau adalah rawa yang airnya campuran antara air tawar
dan air asin.Banyak terjadi si muara sungai ,karena terjadi pasang surut air
tawar dan air asin,ketika air tawar pasang maka air akan terasa tawar ,tetapi
jika air tawar surut ,maka akan di isi air asin,tetapi air tawar dan asin juga
dapat tercampur .Sifatnya tidak asam ,karena terjadi pergantian air .contoh
rawa air payau adalah hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di
pantai barat daya Papua, terutama di sekitar Teluk Bintuni.

Gambar rawa air payau


Rawa berdasar jenis tumbuhannya :

a. Swamp : Lahan basah yang selalu digenangi air dengan jenis


tumbuhan seperti lumut, rumput, semak, dan tumbuhan pohon.

Gambar Swamp

b. Marsh : Seperti swamp tapi tumbuhannya didominasi lumut, rumput


dan alang-alang.

Gambar Marsh
c. Bog : Lahan basah yang permukaannya relatif kering, sedangkan di
dalam tanah bersifat basah dan jenuh air.
d. Rawa Pasang Surut : Sumber air dari pasang surut, tumbuhan
didominasi bakau.

5. Karakteristik Rawa
a. warna air cenderung keruh dan kadang-kadang merah
b. airnya bersifat asam karena selalu terjadi penggenangan
c. airnya kurang baik untuk mengairi pertanian
d. tanaman air menutupi sebagian besar rawa
e. dasar rawa biasanya berupa tanah gambut.
f. Kadar keasaman airnya tinggi.
g. Warna airnya coklat sampai kehitam-hitaman.
h. Airnya tidak dapat di minum.
i. Terdiri atas sebagian besar bahan organik.
6. Faktor yang mempengaruhi Karakteristik Rawa
a. Dari keberadaan komponen biotik, Misalnya tumbuhan ganggang
atau hewan.
b. Komponen abiotik, Misalnya jenis tanah atau keasaman air.
c. Cuaca dan iklim, Dilihat dari suhu dan penyinaran matahari
7. Manfaat Rawa

Manfaat rawa diantaranya adalah sebagai berikut:

a. rawa yang dikeringkan dapat digunakan sebagai lahan pertanian


b. penghasil pohon bakau yang dapat melindungi daratan dari abrasi
c. sebagai lokasi permukiman dengan model rumah bertiang
d. sebagian rawa dapat menghasilkan ikan.
e. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku
pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti
tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain,
f. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,
g. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
h. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
i. Rawa di tepi sungai dapat ditanami padi.
j. Rawa dengan hutan mangrove (bakau, api-api dan sebagainya)
dapat menghasilkan kayu untuk berbagai keperluan manusia dan
dapat mencegah terjadinya erosi.
k. Rawa pantai dengan nipah dan rumbia dapat dimanfaatkan manusia
sebagai bahan pembuatan atap.
l. Daerah rawa dapat juga dijadikan tempat pemukiman dengan
rumah-rumah bertiang tinggi, dengan perahu sebagai alat
angkutannya.

You might also like