You are on page 1of 85

SAMBUTAN MENTERI KATA PENGANTAR

S eraya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami


menyambut baik dan memberikan apresiasi atas penerbitan buku
“Kamus Istilah Bidang Pekerjaan Umum” sebagai wujud kerja cerdas
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas perkenan-
Nya kami telah berhasil menyelesaikan dan menerbitkan edisi pertama buku “Kamus
Istilah Bidang Pekerjaan Umum”. Buku ini memuat materi tentang daftar istilah
dari semua pihak yang berhasil menuangkan gagasan sederhana bidang pekerjaan umum yang sering digunakan berikut definisi atau pengertiannya
menjadi produk yang bermanfaat. Buku yang memuat definisi atau yang sebagian dilengkapi dengan ilustrasi untuk memperjelas definsi atau pengertian
pengertian berbagai istilah bidang pekerjaan umum yang sering istilah tersebut. Selain itu, buku ini juga memuat daftar singkatan dan akronim berikut
digunakan, memang kita perlukan dalam pelaksanaan tugas sehari- kepanjangannya.
hari. Apalagi, kita maklumi bersama bahwa lingkup tugas bidang
pekerjaan umum sangat luas, sehingga berimplikasi pada beragamnya Sebagaimana dimaklumi bersama, lingkup tugas bidang pekerjaan umum sangat
istilah-istilah yang digunakan. beragam dan luas, mencakup bidang sumber daya air, bina marga, cipta karya, penataan
ruang serta tugas pendukung administrasi pemerintahan lainnya seperti perencanaan
Sebagaimana dimaklumi, pengertian dari istilah tersebut sebenarnya sudah ada, pembangunan, pengawasan, pengelolaan aset, pengembangan sumber daya manusia
tetapi tersebar di berbagai peraturan perundangan yang ada. Bahkan, kami sendiripun dsb. Luasnya ruang lingkup bidang pekerjaan umum ini tentunya berimplikasi pada
yang setiap hari berkecimpung dalam bidang pekerjaan umum, sering mengalami banyaknya peristilahan yang digunakan dalam pelaksanaan tugas keseharian maupun
kesulitan untuk menunjukan apa definisi dari istilah yang seolah-olah sudah sangat pengambilan kebijakan publik terkait. Meskipun, definisi ataupun pengertian istilah-
akrab ditelinga kita, apalagi masyarakat awam yang sama sekali tidak pernah terlibat. istilah bidang pekerjaan umum sebenarnya sudah ada di dalam berbagai peraturan
perundangan maupun dokumen-dokumen NSPM lainnya, namun tersebar, sehingga
Oleh karenanya, kami menyebut ini sebagai upaya sederhana namun cerdas. tidak semua pihak, baik internal Departemen PU maupun para pemangku kepentingan
Sederhana, karena buku ini memuat kompilasi definisi berbagai istilah bidang pekerjaan lainnya, termasuk masyarakat luas, bisa mengakses dan bahkan memahami semua
umum yang sebenarnya sudah ada di berbagai peraturan perundangan. Cerdas, karena istilah tersebut dengan cepat.
buku ini memuat definisi istilah tersebut dalam satu kemasan dokumen yang utuh,
handy dan dilengkapi tambahan ilustrasi yang diharapkan dapat memperjelas makna Penerbitan Buku ini adalah jawaban kebutuhan untuk mendapatkan informasi
dari suatu istilah. tentang definisi atau pengertian istilah PU tersebut dengan cara yang lebih cepat
karena dikemas dalam satu dokumen utuh. Penyusunan buku ini dilakukan dengan
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada cara kompilasi berbagai definisi atau pengertian istilah bidang pekerjaan umum yang
Tim Penyusun dan seluruh pihak yang mendukung selama proses penyusunan dan tersebar di berbagai dokumen Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
penerbitan buku ini. Kami memaklumi bahwa sekeras dan secerdas apapun kita bekerja Presiden, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri dan dokuman
dalam mewujudkan karya nyata, pasti tidak akan luput dari adanya kesalahan atau terkait lainnya. Tentunya tidak semua istilah dapat dicantumkan dalam buku karena
ketidaksempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan Tim Penyusun agar terbuka dan kami hanya memilih istiliah-istilah yang sering dan umum digunakan dalam pelaksanaan
akomodatif terhadap saran, masukan dan koreksi dari pengguna Buku Kamus Istilah tugas bidang pekerjaan umum sehari-hari dengan pertimbangan definisi atau pengertian
Bidang Pekerjaan Umum ini. Semua ini tentunya merupakan hal yang sangat positif bagi istilah lainnya dapat diakomodasikan dalam juknis masing-masing bidang.
penyempurnaan selanjutnya agar menambah nilai manfaat atas terbitnya buku ini.
Kami menyadari bahwa buku ini tidak akan terbit tanpa adanya kontribusi dari
Sebagai penutup, kami mengharapkan agar buku ini dapat menjadi rujukan alternatif seluruh unit di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum. Untuk itu, dengan segala
bagi seluruh pemangku kepentingan bidang pekerjaan umum, tidak hanya di lingkungan kerendahan hati, kami menghaturkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya
internal PU, tetapi juga bagi instansi sektor terkait, pemerintah daerah, para mitra kerja atas dukungan, bantuan dan kontribusi yang telah diberikan.
Departemen PU, media masa dan masyarakat luas. Akhirnya, kami mengucapkan
selamat menikmati dan memanfaatkan buku ini dengan sebaik-baiknya. Sebagai penutup, kami berharap buku ini dapat menambah alternatif informasi bagi
masyarakat awam yang tertarik dengan kiprah Departemen Pekerjaan Umum. Selain
itu, buku ini juga dapat digunakan oleh seluruh seluruh pemangku kepentingan bidang
Jakarta, November 2008 pekerjaan umum, tidak hanya di lingkungan internal PU, tetapi juga instansi sektor
Menteri Pekerjaan Umum terkait, pemerintah daerah,media masa dan mitra kerja Departemen PU. Mengingat
adanya berbagai kendala, kami menyadari bahwa buku edisi pertama ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran, masukan dan koreksi bagi
penyempurnaan selanjutnya.
DJOKO KIRMANTO

Jakarta, November 2008

TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI

6
ISTILAH UMUM

18
SUMBER DAYA AIR

42
BINA MARGA

68
CIPTA KARYA

124
PENATAAN RUANG

148
SINGKATAN
ISTILAH UMUM
A
dan sumber-sumber daya yang dipelihara untuk membangun jalan tol dan/atau menerus selama 1 tahun dan harus
karena alasan sejarah dan budaya. fasilitas, termasuk pembiayaan, yang dialokasikan oleh kementrian Negara/
(Sumber: 3) dilanjutkan dengan pengoperasian dan lembaga dengan jumlah yang cukup pada
Adaptasi Perubahan Iklim pemeliharaan dalam jangka waktu tahun yang bersangkutan. (Sumber: 3)
Tindakan penyesuaian sistem alam dan Asuransi Mortgage tertentu serta berhak menarik biaya
sosial untuk menghadapi dampak negatif Asuransi yang menjamin pengembalian pemakaian layanan dari pengguna untuk Belanja Modal
dari perubahan iklim. Upaya ini bertujuan pinjaman ke bank jika terjadi default mengembalikan modal investasi, biaya Pengeluaran anggaran yang digunakan
untuk : (1) mengurangi kerentanan terhadap suatu KPR. Tujuannya adalah pengoperasian dan pemeliharaan serta dalam rangka memperoleh atau
sosial-ekonomi dan lingkungan yang menjamin likuiditas bank dan terbebasnya keuntungan yang wajar, dan setelah menambah aset tetap dan aset lainnya
bersumber dari perubahan iklim, (2) debitur KPR bila terjadi default, dan sisa berakhirnya Perjanjian Pengusahaan harus yang memberi manfaat lebih dari satu
meningkatkan daya tahan (resilience) cicilan akan ditutup oleh pihak asuransi. diserahkan kepada Pemerintah tanpa periode akuntansi serta melebihi batasan
masyarakat dan ekosistem, (3) (Sumber: 16) penggantian biaya apapun. (Sumber: 2) minimal kapitalisasi aset tetap atau aset
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lainnya yang ditetapkan pemerintah.

B
lokal (mengentaskan kemiskinan). Bantuan Teknis (dalam Bahasa Aset tetap tersebut dipergunakan untuk
(Sumber: 23) Inggris dikenal dengan istilah operasional kegiatan sehari-hari suatu
Technical Assistance atau TA) satuan kerja bukan untuk dijual.
Akuntabilitas Kinerja Bantuan modal, tenaga ahli, dsb dari luar (Sumber: 3)
Badan Layanan Umum (BLU) negeri untuk melancarkan usaha negara
Perwujudan kewajiban suatu
Instansi di lingkungan Pemerintah yang yang sedang berkembang. (Sumber: 19) Belanja Pegawai
instansi pemerintah untuk
dibentuk untuk memberikan pelayanan Pengeluaran yang merupakan kompensasi
mempertanggungjawabkan keberhasilan/
kepada masyarakat berupa penyediaan Barang Milik Negara (BMN) terhadap pegawai baik dalam bentuk
kegagalan pelaksanaan misi organisasi
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa Semua barang yang dibeli atau diperoleh uang atau barang, yang harus dibayarkan
dalam mencapai tujuan-tujuan dan
mengutamakan mencari keuntungan dan atas beban Anggaran Pendapatan dan kepada pegawai pemerintah dalam
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan Belanja Negara atau berasal dari perolehan maupun luar negeri baik kepada pejabat
melalui alat pertanggungjawaban secara
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
ISTILAH UMUM

ISTILAH UMUM
periodik. (Sumber: 24) lainnya yang sah. (Sumber: 14) Negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
(Sumber: 1) yang dipekerjakan oleh pemerintah yang
Amortisasi Belanja Barang belum bestatus PNS sebagai imbalan
Badan Penanggulangan Lumpur Pengeluaran untuk menampung atas pekerjaan yang telah dilaksanakan,
Dalam terminologi keuangan berarti
Sidoarjo (BPLS) pembelian barang dan jasa yang habis kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
penghapusan secara berangsur-angsur
Badan yang bertugas menangani upaya pakai untuk memproduksi barang dan pembentukan modal. (Sumber: 3)
dari sejumlah uang setelah jangka waktu
penanggulangan semburan lumpur, jasa yang dipasarkan maupun yang tidak
tertentu. Dalam terminologi fiskal berarti
menangani luapan lumpur, menangani dipasarkan serta pengadaan barang yang Belanja Tidak mengikat
pengurangan nilai dari aset tertentu.
masalah sosial dan infrastruktur akibat dimaksudkan untuk diserahkan atau Belanja yang dibutuhkan secara insidentil
Dalam terminologi teknik berarti waktu
luapan lumpur di Sidoarjo, dengan dijual kepada masyarakat dan belanja (tidak terus menerus) dalam rangka
yang diharapkan dari penggunaan suatu
memperhatikan risiko lingkungan perjalanan. Belanja ini terdiri dari belanja pelaksanaan suatu kegiatan.
aset. (Sumber: 16)
yang terkecil. Badan ini melaporkan barang dan jasa, belanja pemeliharaan (Sumber: 3)
pelaksanaan tugasnya kepada Presiden.

D
Anggaran dan belanja perjalanan dinas.
Dibentuk melalui Keppres 14 tahun 2007 (Sumber: 3)
Sejumlah biaya yang diperuntukkan
tentang BPLS. (Sumber: 8)
untuk membiayai kegiatan pembangunan
dan tugas umum pemerintahan. Belanja lain-lain
Bagan Akun Standar Pengeluaran/belanja pemerintah pusat Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(Sumber: 20)
Daftar perkiraan buku besar yang yang sifat pengeluarannya tidak dapat (DIPA)
ditetapkan dan disusun secara sistematis diklasifikasikan ke dalam pos-pos Dokumen pelaksanaan anggaran
Aset
untuk memudahkan perencanaan, pengeluaran diatas. Pengeluaran ini yang berusaha menghimpun seluruh
Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/
pelaksanaan anggaran, serta bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan perencanaan dan penganggaran sebagai
atau dimiliki oleh pemerintah sebagai
pertanggungjawaban dan pelaporan berulang seperti penanggulangan bencana satu kesatuan yang utuh. Pada saat ini
akibat dari peristiwa masa lalu dan
keuangan pemerintah pusat. alam, bencana sosial dan pengeluaran baru menghimpun seluruh kegiatan
dari mana manfaat ekonomi dan/atau
(Sumber: 3) tidak terduga lainnya yang sangat yang berasal dari anggaran Rutin (DIK),
sosial di masa depan diharapkan dapat
diperlukan dalam rangka penyelenggaraan anggaran pembangunan (DIP), dan
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
Bangun Guna Serah (Build Operate kewenangan pemerintah. (Sumber: 3) kegiatan yang dibiayai PNPB (DIKS).
masyarakat, serta dapat diukur dalam
and Transfer) Penganggaran terpadu diharapkan dapat
satuan uang, termasuk sumber daya
Pengusahaan infrastruktur, misalnya jalan Belanja Mengikat dilaksanakan pada akhir masa transisi.
nonkeuangan yang diperlukan untuk
tol dimana Badan Usaha berkewajiban Belanja yang dibutuhkan secara terus (Sumber: 20)
penyediaan jasa bagi masyarakat umum

8 9
L
Dana Dekonsentrasi Eskalasi Harga Bahan Bakar Minyak Kontrak Perencanaan dan
Dana yang berasal dari Anggaran (BBM) Pembangunan (Design and Build
Pendapatan dan Belanja Negara yang Penyesuaian harga satuan dan nilai Contract)
dilaksanakan oleh gubernur sebagai kontrak pengadaan barang dan jasa Suatu kontrak dimana pemilik proyek LAKIP
wakil pemerintah yang mencakup semua pemborongan sebagai akibat kenaikan mempersiapkan program kebutuhannya
penerimaan dan pengeluaran dalam Alat untuk melaksanakan akuntabilitas
harga BBM. (Sumber: 7) dan perencanaan dasar (basic desain), kinerja instansi pemerintah yang
rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak
termasuk dana yang dialokasikan untuk kemudian memilih suatu badan yang dibuat secara berjenjang serta berkala
instansi vertikal pusat di daerah. Evaluasi bertindak sebagai arsitek, perencana untuk disampaikan kepada pimpinan
(Sumber: 14) Penilaian terhadap suatu kegiatan yang dan kontraktor pelaksana dalam satu Departemen/ Lembaga pemerintah non
membandingkan antara hasil yang telah kontrak untuk melakukan perencanaan Departemen, masing-masing menteri/
Dana Tugas Pembantuan dicapai dengan hasil yang seharusnya dan pelaksanaan konstruksi. Selama pemimpin lembaga pemrintah Non
Dana yang berasal dari Anggaran dicapai pada kurun waktu tertentu pelaksanaan pekerjaan, pemilik proyek departemen menyampaikannya kepada
Pendapatan dan Belanja Negara yang dengan menggunakan ukuran-ukuran akan memeriksa apakah perencanaan Presiden dan wakil presiden dengan
dilaksanakan oleh Daerah yang mencakup dan indikator tertentu. (Sumber: 16) dan konstruksi telah memenuhi kriteria tembusan kepada menteri negara
semua penerimaan dan pengeluaran yang telah disyaratkan. (Sumber: 4) bidang pengawasan pembangunan dan
dalam rangka pelaksanaan Tugas
Pembantuan. (Sumber: 14) pendayagunaan aparatur negara serta

K
Kontrak Tahun Jamak kepala badan pengawasan keuangan dan
Data Literal = Non Spasial = Kontrak pelaksanaan pekerjaan yang pembangunan. (Sumber: 24)
Numerik mengikat dana anggaran untuk masa
• Berbentuk grafik dan teks atau lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang Lembaga
Kebijakan dilakukan atas persetujuan oleh Menteri
numerik Organisasi non kementerian negara
• Berwujud nomor (angka), bersifat Arah/tindakan yang diambil oleh Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai dan instansi lain pengguna anggaran
angka / sistem angka. (Sumber: 17) pemerintah pusat/daerah untuk mencapai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang yang dibentuk untuk melaksanakan
tujuan. (Sumber: 25) dibiayai APBD Provinsi, Bupati/Walikota tugas tertentu berdasarkan Undang-
ISTILAH UMUM

ISTILAH UMUM
Data Spasial untuk pengadaan yang dibiayai APBD Undang Dasar Negara Republik Indonesia
• Berkenaan dengan ruang atau Komite Kebijakan Percepatan Kabupaten/Kota. (Sumber: 5) Tahun 1945 atau peraturan perundang-
tempat. Penyediaan Infrastruktur (KKPPI)
• Dikenal sebagai geospasial atau undangan lainnya. (Sumber: 25)
Komite yang bertanggung jawab kepada Kontrak Tahun Tunggal
informasi geografi. Presiden dan bertugas untuk:
• Data spasial dapat menunjang sistem Kontrak pelaksanaan pekerjaan yang Laporan Barang Milik Negara (BMN)
a. Merumuskan strategi dalam rangka mengikat dana anggaran untuk masa 1
sebagai upaya dalam menghasilkan Laporan yang menyajikan posisi BMN
koordinasi pelaksanaan percepatan (satu) tahun anggaran. (Sumber: 5)
informasi tertentu sesuai dengan pada awal dan akhir suatu periode serta
penyediaan infrastruktur;
kebutuhannya. mutasi BMN yang terjadi selama periode
• Terdiri dari lokasi eksplisit suatu b. Mengkoordinasikan dan memantau Kontrak Tim Pembangunan (Building tersebut. (Sumber: 14)
geografi yang diset ke dalam bentuk pelaksanaan kebijakan percepatan Team Contract)
koordinat. penyediaan infrastruktur oleh Menteri Suatu kerjasama sementara dimana,
(Sumber: 17) Terkait dan Pemerintah Daerah; pemilik proyek, konsultan perencana

Dekonsentrasi
Pelimpahan wewenang dari Pemerintah
c. Merumuskan kebijakan pelaksanaan
kewajiban pelayanan umum (Public
Service Obligation) dalam percepatan
dan kontraktor bekerja sama dalam
suatu proses pembangunan. Kontraktor
biasanya tidak dipilih melalui suatu
M
kepada gubernur sebagai wakil penyediaan infrastruktur; Masyarakat Berpenghasilan Rendah
pemerintah. (Sumber: 14) seleksi dan kontraktor menghitung biaya
d. Menetapkan upaya pemecahan konstruksi berdasarkan perkiraan biaya (MBR)
berbagai permasalahan yang terkait secara terbuka. (Sumber: 4) Keluarga/rumah tangga yang mempunyai
dengan percepatan penyediaan penghasilan maksimum Rp 1,5 juta per

E
infrastruktur. (Sumber: 22) Kredit Usaha Rakyat (KUR) bulan (Sumber: 20)
Skema Kredit/Pembiayaan yang khusus
Kontrak Operasi dan Pemeliharaan diperuntukkan bagi UMKM dan Koperasi Misi
E-Procurement Pengusahaan infrastruktur dimana Badan yang usahanya layak namun tidak 1. Suatu yang harus dilaksanakan oleh
Kegiatan penyelenggaraan pengadaaan Usaha berkewajiban untuk memberikan mempunyai agunan yang cukup sesuai instansi pemerintah agar tujuan
barang dan jasa melalu media elektronik jasa layanan operasi dan pemeliharaan persyaratan yang ditetapkan Perbankan. organisasi dapat terlaksanakan
(mencakup informasi dan komunikasi) dalam jangka waktu tertentu untuk Tujuan akhir diluncurkan Program KUR dan berhasil dengan baik. Dengan
yang berbasis teknologi informasi dan mengoperasikan atau mendukung adalah meningkatkan perekonomian, pernyatan misi tersebut, diharapkan
telekomunikasi. (Sumber: 9) pengoperasian suatu infrastruktur. pengentasan kemiskinan dan penyerapan seluruh pegawai dan pihak yang
(Sumber: 2) tenaga kerja. (Sumber: 18) berkepentingan dapat mengenal

10 11
R
instansi pemerintah, dan mengetahui Kementerian Negara/Lembaga untuk visi, misi, tujuan/ sasaran, dan program
peran dan program-programnya serta setiap program sebagai hasil pembahasan yang realitis dan mengantisipasi masa
hasil yang akan diperoleh dimasa antara Pemerintah dengan DPR-RI depan yang diinginkan dan dapat dicapai.
mendatang. (Sumber: 24) terhadap kebijakan umum dan prioritas (Sumber: 24) Rapat Koordinasi Pembangunan
2. Rumusan umum mengenai upaya- anggaran. Pagu Sementara digunakan Tingkat Pusat (RAKORBANGPUS)
upaya yang akan dilaksanakan untuk sebagai acuan dalam penyusunan RKA- PKPD PU (Penilaian Kinerja Merupakan bagian dari proses
mewujudkan isi. (Sumber: 25) KL Sementara. (Sumber: 20) Pemerintah Daerah Bidang Pekerjaan perencanaan pembangunan nasional
Umum) dalam Rangka penyusunan Rencana
Mitigasi Perubahan Iklim Pagu Definitif Kegiatan yang dilakukan Departemen Kerja Pemerintah (RKP) tahu n an yang
Serangkaian upaya yang dilakukan dengan Batas maksimum anggaran yang Pekerjaan Umum untuk memberikan bertujuan untuk mensosialisasikan
tujuan untuk meningkatkan kapasitas diberikan oleh Kementerian Keuangan penilaian, pembinaan sekaligus apresiasi dan menyempurnakan rancangan
penyerapan karbon dan pengurangan kepada Kementerian Negara/Lembaga secara obyektif, transparan, partisipatif, awal RKP tahunan dan pagu indikatif
emisi gas-gas rumah kaca (GRK) ke untuk setiap program sebagai hasil dan akuntabel, kepada Pemerintah Daerah tahunan per kementerian dan lembaga
atmosfir yang berpotensi menipiskan pembahasan antara Pemerintah dengan terhadap komitmen serta prestasinya sebagai bahan penyiapan rencana
lapisan ozon. Upaya mitigasi terutama DPR-RI terhadap Rencana Anggaran dalam penyelengggaraan pemerintahan kerja (RENJA) kementerian/lembaga
difokuskan untuk 2 (dua) sektor yaitu Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). di bidang Pekerjaan Umum. tahunan. Selanjutnya penyempurnaan
(1) sektor kehutanan sebagai sumber Pagu Definitif digunakan sebagai acuan (Sumber: 29) tersebut akan dilakukan melalui forum
mekanisme carbon sink (pemeliharaan dalam penyesuaian RKA-KL Sementara konsultasi yang intensif antara masing-
hutan berkelanjutan pencegahan menjadi RKA-KL definitif. (Sumber: 20) Program masing kementerian/lembaga dengan
deforestasi dan degradasi hutan, Instrumen kebijakan yang berisi satu Bappenas dan Depkeu, serta dilakukan
pencegahan ilegal logging, pencegahan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) atau lebih kegiatan yang dilaksanakan dengan daerah melalui Musrenbangnas.
kebakaran hutan serta rehabilitasi hutan Panitia yang dibentuk untuk membantu oleh instansi pemerintah/lembaga untuk (Sumber: 26)
dan lahan), (2) sektor energi untuk pengadaan tanah bagi pelaksanaan mencapai sasaran dan tujuan serta
mengurangi emisi GRK yang berasal pembangunan untuk kepentingan umum. memperoleh alokasi anggaran, atau Rencana Pembangunan Tahunan
ISTILAH UMUM

ISTILAH UMUM
dari pembangkitan energi, transportasi, (Sumber: 12) kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan Daerah/Rencana Kerja Pemerintah
industri, perkotaan dan lahan gambut. oleh instansi pemerintah. Daerah (RKPD)
(Sumber: 23) Pembangunan Nasional (Sumber: 25) Dokumen perencanaan daerah untuk
Upaya yang dilaksanakan oleh semua periode 1 (satu) tahun. (Sumber: 25)
Musyawarah Perencanaan komponen bangsa dalam rangka mencapai Program Kementerian/Lembaga/
Pembangunan (MUSRENBANG) tujuan bernegara. (Sumber: 25) Satuan/Kerja Perangkat Daerah Rehabilitasi

menyusun rencana pembangunan Pengadaan Tanah kementerian/lembaga atau kesatuan pelayanan publik atau masyarakat sampai
nasional dan rencana pembangunan Setiap kegiatan untuk mendapatkan kerja perangkat daerah. tingkat yang memadai pada wilayah
daerah. (Sumber: 25) tanah dengan cara memberikan ganti (Sumber: 25) pascabencana dengan sasaran utama
rugi kepada yang melepaskan atau untuk normalisasi atau berjalannya
menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, Program Kewilayahan dan Lintas secara wajar semua aspek pemerintahan

P
dan benda-benda yang berkaitan dengan Wilayah dan kehidupan masyarakat pada wilayah
tanah atau dengan pencabutan hak atas Sekumpulan rencana kerja terpadu antar- pascabencana. (Sumber: 13)

perangkat daerah mengenai suatu atau Rekonstruksi


Pagu Indikatif Perencanaan beberapa wilayah, daerah, atau kawasan.
Perkiraan jumlah maksimum anggaran Pembangunan kembali semua prasarana
Suatu proses untuk menentukan tindakan (Sumber: 25) dan sarana, kelembagaan pada wilayah
yang diberikan kepada Kementerian masa depan yang tepat, melalui urutan
Negara/Lembaga untuk setiap program pascabencana, baik pada tingkat
pilihan, dengan memperhitungkan sumber Program Lintas Kementerian/ pemerintahan maupun masyarakat
sesuai dengan prioritas pembangunan daya yang tersedia. (Sumber: 25) Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
yang ditetapkan oleh Kementerian dengan sasaran utama tumbuh dan
Daerah berkembangnya kegiatan perekonomian,
Perencanaan dan Kementerian Keuangan,
Perencanaan Strategik Sekumpulan rencana kerja beberapa sosial dan budaya, tegaknya hukum
sebagai acuan dalam penyusunan RENJA- Suatu proses yang berorientasi pada kementerian/lembaga atau beberapa
KL. (Sumber: 20) dan ketertiban, dan bangkitnya peran
hasil yang ingin dicapai selama kurun satuan kerja perangkat daerah. serta masyarakat dalam segala aspek
waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun (Sumber: 25) kehidupan bermasyarakat pada wilayah
Pagu Sementara dengan memperhitung potensi, peluang,
Batas maksimum anggaran yang diberikan pasca bencana. (Sumber: 13)
dan kendala yang ada atau mungkin
oleh Kementerian Keuangan kepada timbul. Rencana strategik mengandung

12 13
Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) alokasi pagu anggaran per Program Strategi
Kementrian Negara/Lembaga tahun. (Sumber: 10) dan Unit Eselon I Iingkup Kementerian/ Langkah-langkah berisikan program-
(RKA-KL) Lembaga Negara. (Sumber: 20) program indikatif untuk mewujudkan visi
Dokumen perencanaan dan penganggaran Rencana Program Investasi Jangka dan misi. (Sumber: 25)
yang berisi program dan kegiatan suatu Menengah (RPIJM) Satuan 3
Kementrian Negara/Lembaga yang Merupakan dokumen rencana kerjasama Dokumen anggaran yang memuat

T
merupakan penjabaran dari Rencana pembangunan infrastruktur di kabupaten/ deskripsi program dan rincian alokasi
Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis kota yang bersifat terpadu dan lintas pagu anggaran per Program, berdasarkan
Kementrian Negara/Lembaga yang sektoral. RPIJM dimaksudkan bukan Unit Eselon I , dan Iingkup Satuan Kerja
bersangkutan dalam satu tahun anggaran untuk menggantikan fungsi RPJMD lingkup Kementerian/Lembaga Negara.
serta anggaran yang diperlukan untuk akan tetapi RPIJM merupakan dokumen (Sumber: 20) Tugas Pembantuan
melaksanakannya. (Sumber: 10) teknis kelayakan program untuk rencana Penugasan dari Pemerintah kepada
pembangunan prasarana dan sarana Sektor Strategis daerah dan/atau desa atau sebutan
Rencana Kerja Kementrian Negara/ (infrastruktur) Kabupaten/Kota yang Sektor yang mempunyai kontribusi lain dengan kewajiban melaporkan
Lembaga (Renja-KL) disusun dengan keterpaduan penanganan penting terhadap pertumbuhan ekonomi dan mempertanggungjawabkan
Dokumen perencanaan Kementerian fisik dan bukan fisik dan investasi jangka nasional dan daerah. (Sumber: 28) pelaksanaannya kepada yang
Negara/Lembaga untuk periode 1 (satu) menengah (5 tahun). (Sumber: 28) menugaskan. (Sumber: 14)
tahun. (Sumber: 10) Sistem Akuntansi Barang Milik Negara
(SABMN) Tujuan
Penjabaran/ implementasi dari pernyataan

S
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Sub sistem dari Sistem Akuntansi Instansi
Dokumen perencanaan nasional untuk (SAI) yang merupakan serangkaian misi. Tujuan adalah sesuatu (apa) yang
periode 1 (satu) tahun. (Sumber: 10) prosedur yang saling berhubungan akan dicapai atau dihasilkan pada jangka
untuk mengolah dokumen sumber dalam waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan.
Rencana Pembangunan Jangka Sasaran rangka menghasilkan informasi untuk (Sumber: 24)
Penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu
ISTILAH UMUM

ISTILAH UMUM
Menengah (RPJM) penyusunan neraca dan laporan BMN
yang akan dicapai/dihasilkan oleh instansi

U
Dokumen perencanaan untuk periode 5 serta laporan manajerial lainnya sesuai
(lima) tahun. (Sumber: 10) pemerintah dalam jangka waktu tahunan, ketentuan yang berlaku. (Sumber: 14)
semester, triwulan atau bulanan. Sasaran
Rencana Pembangunan Jangka diusahakan dalam bentuk kuantitatif Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
sehingga dapat diukur. (Sumber: 24) Uang Ganti Kerugian Tanah (Ganti
Menengah Kementerian/Lembaga Serangkaian prosedur manual maupun
Kerugian)
atau Rencana Strategis Kementerian/ yang terkomputerisasi mulai dari
Satuan Kerja Pemberian imbalan kepada pemegang hak
Lembaga (Renstra- KL) pengumpulan data, pencatatan,
Kuasa pengguna anggaran/pengguna atas tanah sebagai akibat dari pelepasan
Dokumen perencanaan Kementerian / pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
barang yang merupakan bagian dari hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan
Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun. posisi keuangan dan operasi keuangan
suatu unit organisasi pada kementerian benda-benda lain yang berada di atasnya,
(Sumber: 10) pada Kementerian Negara/Lembaga.
negara/lembaga yang melaksanakan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
(Sumber: 14)
Rencana Pembangunan Jangka satu atau beberapa kegiatan dari suatu kesepakatan para pihak. (Sumber: 15)
Menengah Satuan Kerja Perangkat program. (Sumber: 14)
Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah (Renstra-SKPD) Nasional

V
Dokumen perencanaan Satuan Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Satu kesatuan tata cara perencanaan
(SKPD)
Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) pembangunan untuk menghasilkan
tahun. (Sumber: 10) Organisasi/lembaga pada pemerintah
rencana-rencana pembangunan dalam
daerah yang bertanggung jawab kepada
jangka panjang, jangka menengah, dan Visi
gubernur/bupati/walikota dalam rangka
Rencana Pembangunan Jangka tahunan yang dilaksanakan oleh unsur 1. Cara pandang jauh ke depan kemana
Panjang (RPJP) penyelenggaraan pemerintahan yang instansi pemerintah harus dibawa agar
penyelenggaraan negara dan masyarakat
Dokumen perencanaan untuk periode 20 terdiri dari sekretaris daerah, dinas dapat eksis, antisipatif dan inovatif.
ditingkat pusat dan daerah.
(dua puluh) tahun. (Sumber: 10) daerah dan lembaga teknis daerah, (Sumber: 25) Visi adalah suatu gambaran yang
kecamatan, desa, dan satuan polisi menantang tentang keadaan masa
Rencana Pembangunan Tahunan pamong praja sesuai dengan kebutuhan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) depan yang diinginkan oleh instansi
Satuan Kerja Perangkat Daerah daerah. (Sumber: 14) pemerintah. (Sumber: 24)
Ukuran yang harus dicapai dalam
atau Rencana Kerja Satuan Kerja pelaksanaan penyelenggaraan. 2. Rumusan umum mengenai keadaan
Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Satuan 2 (Sumber: 11) yang diinginkan pada akhir periode
Dokumen anggaran yang memuat rincian
Dokumen perencanaan Satuan Kerja perencanaan. (Sumber: 25)

14 15
SUMBER:

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Badan Layanan Umum
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan
Tol
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 91 / PMK. 06 / 2007. Tentang Bagan Akun
Standar
4. Kajian Penerapan Kontrak Berbasis Kinerja untuk Konstruksi Jalan di Atas Tanah
Lunak, Departemen Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.Ol/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengendalian dan Pengelolaan Resiko Atas Penyediaan Infrastruktur
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105 /PMK.06/2005 tentang Penyesuaian Harga
Satuan dan Nilai Kontrak Kegiatan Pemerintah Tahun Anggaran 2005
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2007 tentang Badan
Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
9. Pusat Data dan Informasi Publik, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2007tentang Petunjuk Teknis
Pemeliharaan Jalan Tol dan Jalan Penghubung
ISTILAH UMUM

ISTILAH UMUM
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 59/PMK.06/2005 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
15. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air
16. Glossary Perkim 2002
17. Pusdata, Dep. PU
18. Website Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Deputi
Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha (www.sentraukm.com)
19. Kamus Besar Bahasa Indonesia (www.pusatbahasa.diknas.go.id)
20. Website Direktorat Jenderal Perbendaharaaan Departemen Keuangan RI (www.
perbendaharaan.go.id)
21. Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2004 Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran
Kementrian Negara/Lembaga
22. Peraturan Presiden No 42 tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
23. Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan iklim (RAN-MAPI) Bidang
Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum, Republik Indonesia
24. Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
25. UU RI No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
26. BAPPENAS
27. Kepmen Kimpraswil No 217/KPTS/M/2002. Tentang: KSNPP (Kebijaksanaan dan
Strategi Nasional Perum dan Perkim)
28. Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Cipta Karya
29. Buku Panduan PKPD PU, 2007

16 17
SUMBER DAYA AIR
A
Audit Pengelolaan Irigasi Bangunan Bagi Bangunan Sadap
Kegiatan pemeriksaan kinerja pengelolaan Bangunan yang berfungsi untuk membagi Bangunan yang berfungsi untuk
irigasi yang meliputi aspek organisasi, air. (Sumber: 2) mengalirkan air ke petak tersier yang
Abrasi teknis, dan keuangan, sebagai bahan letaknya ditentukan berdasarkan
Hempasan atau penggerusan oleh gerakan evaluasi manajemen aset irigasi. Bangunan Bagi Sadap kesepakatan masyarakat petani dan
air, dan butiran kasar yang terkandung di (Sumber: 5) Bangunan yang berfungsi untuk membagi dituangkan dalam rencana teknis yang
dalamnya. (Sumber: 28) air dan sekaligus mengalirkannya ke ditetapkan oleh pemerintah.
petak tersier. (Sumber: 2) (Sumber: 2)

B
Agradasi Sungai
Peninggian dasar sungai akibat Bangunan Intake Bangunan Sungai
pengendapan. (Sumber: 28) Suatu bangunan pada bendung yang Bangunan yang berfungsi untuk
berfungsi sebagai penyadap aliran sungai, perlindungan, pengembangan,
Air Badan Air mengatur pemasukan air dan sedimen penggunaan dan pengendalian sungai.
Semua air yang terdapat pada, di atas, Kumpulan air yang besarnya antara lain serta menghindarkan sedimen dasar (Sumber: 7)
ataupun di bawah permukaan tanah, bergantung pada relief permukaan bumi, sungai dan sampah masuk ke intake.
termasuk dalam pengertian ini air curah hujan, suhu, dsb, misal sungai, (Sumber: 34) Bangunan Suplesi
permukaan, air tanah, air hujan, dan air rawa, danau, laut, dan samudra. Bangunan yang berfungsi mengalirkan air
laut yang berada di darat. (Sumber: 1) (Sumber: 46) Bangunan Pelengkap dari saluran suplesi ke saluran pembawa
Bangunan yang melengkapi jaringan atau ke sungai. (Sumber: 45)
Air Baku Banjir utama seperti talang, bangunan silang,
Air yang dipergunakan sebagai bahan Aliran yang relatif tinggi, dan tidak terjunan, dan lain-lain. Bantaran Sungai
pokok untuk diolah menjadi air minum. tertampung lagi oleh alur sungai atau (Sumber: 28) Lahan pada kedua sisi sepanjang palung
(Sumber: 45) saluran. (Sumber: 17) sungai dihitung dari tepi sampai dengan
Bangunan Pembilas kaki tanggul sebelah dalam.
Air Permukaan Banjir Lokal Bangunan yang berfungsi untuk membilas (Sumber: 7)
Banjir yang mengganggu fungsi jalan sedimen. (Sumber: 28)
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


Semua air yang terdapat pada permukaan
tanah. (Sumber: 1) kabupaten/kota bandara lokal, jalan Base Flow
kereta api lintas, sentra produksi pangan Bangunan Pengaman Aliran dasar sungai yaitu aliran yang
Air Tanah lokal, kawasan industri dan perdagangan Bangunan untuk mencegah kerusakan terjadi akibat pergerakan air permukaan.
Air yang terdapat dalam lapisan tanah skala kecil,kawasan strategis kabupaten/ konstruksi, misal bangunan pelimpah (Sumber: 26)
atau batuan di bawah permukaan tanah. kota lainnya (tanggung jawab pemerintah samping, pembuang silang, dsb.
(Sumber: 1) kabupaten/kota). (Sumber: 45) (Sumber: 28) Bendung
Bangunan melintang alur sungai yang
Aliran Sungai Banjir Nasional Bangunan Pengatur Muka Air berfungsi untuk meninggikan muka air.
Gerakan air yang dinyatakan dengan Banjir yang mengganggu fungsi jalan Bangunan yang berfungsi mengatur/ (Sumber: 21)
gejala dan parameter dengan ukurannya. nasional, bandara Internasional dan mengontrol ketinggian muka air di saluran
(Sumber: 16) nasional, jalan kereta api lintas provinsi, primer dan sekunder sampai batas-batas Bendung Tetap
sentra produksi pangan nasional, yang diperlukan untuk dapat memberikan Bendung yang tidak bisa dioperasikan
Alokasi Air Sementara kawasan industri dan perdagangan skala debit yang konstan kepada bangunan untuk meniadakan pembendungan air.
Alokasi yang dihitung berdasarkan besar, kawasan strategis nasional lainnya sadap tersier. (Sumber: 45) (Sumber: 21)
perkiraan ketersediaan air yang dapat (tanggung jawab pemerintah).
diandalkan (debit andalan) dengan (Sumber: 45) Bangunan Pengelak Bendung Gerak
mempertimbangkan kebutuhan pengguna Bangunan untuk mengelokkan arah aliran Bendung yang bisa melayani operasi
air yang sudah ada. (Sumber: 1) Banjir Rata-Rata Tahunan sungai, antara lain bendung. untuk meniadakan pembendungan air.
Besar debit banjir dari jumlah rangkaian (Sumber: 28) (Sumber: 21)
Alur Sungai banjir maksimum tahunan dibagi tahun
Alur tempat mengalirnya aliran sungai. kejadian. (Sumber: 17) Bangunan Peredam Energi Bendung Bendung Gerak Pintu
(Sumber: 16) Struktur dari bangunan di hilir tubuh Bendung gerak yang terbuat dari pintu
Banjir Regional bendung yang terdiri dari berbagai tipe, sebagai sarana operasi pembendungan
Angka Kebutuhan Nyata Jaringan Banjir yang mengganggu fungsi jalan bentuk dan di kanan kirinya dibatasi oleh air. (Sumber: 21)
Irigasi provinsi, bandara nasional/lokal, jalan tembok pangkal bendung dilanjutkan
Besaran biaya yang dihitung berdasarkan kereta api lalu lintas kabupaten, sentra dengan tembok sayap hilir dengan bentuk Bendung Karet
kebutuhan aktual pembiayaan operasi, produksi pangan provinsi / lokal, kawasan tertentu, yang berfungsi meredam energi Bendung gerak yang terbuat dari tabung
pemeliharaan, dan rehabilitasi tiap industri dan perdagangan skala sedang, air akibat pembendungan, agar air di hilir karet yang mengembang sebagai sarana
bangunan dan tiap ruas saluran untuk kawasan strategis provinsi lainnya bendung tidak menimbulkan penggerusan operasi pembendungan air.
mempertahankan kondisi dan fungsi (tanggung jawab pemerintah provinsi). setempat yang membahayakan struktur. (Sumber: 21)
jaringan irigasi. (Sumber: 2) (Sumber: 45) (Sumber: 34)

20 21
C
Bendung Karet Isi Udara Bendungan anak-anak sungainya, yang berfungsi
Bendung karet yang menggunakan udara Setiap penahan buatan, jenis urugan atau menampung, menyimpan, dan
sebagai media pengisi tabung karet. jenis lainnya, yang menampung air atau mengalirkan air yang berasal dari curah
(Sumber: 21) dapat menampung air baik secara alamiah hujan di wilayah tersebut ke danau atau
Cekungan air tanah
maupun buatan, termasuk pondasi, tebing Suatu wilayah yang dibatasi oleh ke laut secara alami, yang batas di darat
Bendung Karet Isi Air tumpuan, serta bangunan pelengkap dan batas hidrogeologis, tempat semua merupakan pemisah topografi dan batas
Bendung karet yang menggunakan air peralatannya. (Sumber: 18) di laut sampai dengan perairan yang
kejadian hidrogeologis seperti proses
sebagai media pengisi tabung karet. masih terpengaruh aktivitas daratan.
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan
(Sumber: 21) Bronjong Kawat (Sumber: 1)
air tanah berlangsung. (Sumber: 1)
Struktur kotak yang terbuat dari anyaman
Bendung Pembagi Banjir kawat baja berlapis seng yang pada Daerah Irigasi
Check Dam
Bendung yang dibangun di percabangan penggunaannya diisi batu-batu untuk Kesatuan lahan yang mendapat air dari
Bendungan kecil yang dibangun dalam
sungai untuk mengatur muka air sungai, pencegah erosi yang dipasang pada satu jaringan irigasi. (Sumber: 2)
sebuah saluran atau alur air yang kecil
sehingga terjadi pemisahan antara debit tebing-tebing, tepi-tepi sungai, yang untuk mengurangi kecepatan aliran
banjir dan debit rendah sesuai dengan proses penganyamannya menggunakan Daerah Irigasi Kabupaten/Kota
sungai, meminimkan pencarian saluran
kapasitasnya. (Sumber: 34) mesin. (Sumber: 13) Daerah irigasi yang mendapatkan air
dan mempromosikan endapan sedimen.
(Sumber: 42) irigasi dari jaringan irigasi yang seluruh
Bendung Penahan Pasang bangunan dan saluran serta luasannya
Bendung yang dibangun di bagian sungai berada dalam satu wilayah kabupaten/
Curah hujan
yang dipengaruhi pasang surut air laut, kota. (Sumber: 2)
Banyaknya hujan yang tercurah (turun)
antara lain untuk mencegah masuknya
di suatu daerah dalam jangka waktu
air asin. (Sumber: 34) Daerah Irigasi Lintas Kabupaten/
tertentu. (Sumber: 46)
Kota
Bendung Penyadap Daerah irigasi yang mendapatkan air
Bendung yang digunakan sebagai irigasi dari jaringan irigasi yang bangunan

D
penyadap aliran sungai untuk berbagai dan saluran serta luasannya berada di
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


keperluan seperti untuk irigasi, air baku, lebih dari satu wilayah kabupaten/kota,
dan sebagainya. (Sumber: 34) tetapi masih dalam satu wilayah provinsi.
Daerah Aliran Sungai (DAS) (Sumber: 2)
Suatu wilayah daratan yang merupakan
Gambar 1.02 Bronjong Kawat satu kesatuan dengan sungai dan
Kepala
Kepala saluran
saluran pelimpah
pelimpah
(crest of
(crest of spillway)
spillway)

Pintu saluran pelimpah


(spillway gate)

Saluran pelimpah Puncak bendungan Saluran air daya


ermukaan atas
Permukaan ata
(headbay) Derek jembatan
Geometri DAS
(spillway) (top of dam) (penstock) Waduk (gantry cane)

DAS bentuk Daerah Pengaliran Daerah Pengaliran


Daerah Pengaliran
BULU BURUNG MENYEBAR SEJAJAR

 Debit banjir kecil,  Debit banjir  Debit banjir besar,


karena waktu tiba besar, dengan dengan
besar, dengan
air dari anak konsentrasi di konsentrasi di titik
sungai titik-titik pertemuan
Saluran terowongan Saluran untuk kayu Permukaan bawah Ruang pengatur Bendungan
(concentration pertemuan anak sungai di bagian
(diversion tunnel) (log chute) (afterbay) (control room) (dam) time) berbeda. sungai. hilir.
Corong saluran pelimpah Pusat listrik Penopang transformator
(spillway chute) (power plant) (bushing)  Waktu banjir
banjir Bentuk daerah pengaliran yang berbeda dari ketiga bentuk
Dinding Pengarah Berjajar
Ruang mesin relatif lama tersebut disebut Daerah Pengaliran KOMPLEKS
(machine hall)
(training wall)

Gambar 1.01 Bendungan (Sumber : 47) Gambar 1.03 Geometri DAS (Sumber : 48)

22 23
Daerah Irigasi Lintas Provinsi sungai ke laut atau ke danau. Daya Rusak Air Dewatering
Daerah irigasi yang mendapatkan air (Sumber: 30) Daya air yang dapat merugikan kehidupan. Usaha pengeringan dengan berbagai
irigasi dari jaringan irigasi yang bangunan (Sumber: 1) cara, misal pemompaan. (Sumber: 28)
dan saluran serta luasannya berada di Danau
lebih dari satu wilayah provinsi, tetapi Bagian dari sungai yang lebar dan Debit Aliran
masih dalam satu negara.
(Sumber: 2)
kedalamannya secara alamiah jauh
melebihi ruas-ruas lain dari sungai yang
bersangkutan. (Sumber: 7)
Volume air yang mengalir melalui
penampang melintang sungai
saluran dalam satuan waktu tertentu
atau E
Daerah Irigasi Lintas Negara yang dinyatakan dalam satuan Liter/detik El Nino
Daerah irigasi yang mendapatkan air Daya Air atau m3/detik. (Sumber: 22) Fenomena perubahan cuaca di daerah
irigasi dari jaringan irigasi yang bangunan Potensi yang terkandung dalam air pantai utara Peru dan Ekuador yang
dan saluran serta luasannya berada di dan/atau pada sumber air yang dapat Debit Aliran Dasar terjadi pada setiap beberapa tahun,
lebih dari satu negara. (Sumber: 2) memberikan manfaat ataupun kerugian Aliran bawah permukaan ditambah aliran menyebabkan menghangatnya suhu
bagi kehidupan dan penghidupan manusia yang berasal dari air tanah. permukaan Samudra Pasifik, dan
Daerah Irigasi Strategis Nasional serta lingkungannya. (Sumber: 1) (Sumber: 17) berdampak luas pada perubahan cuaca
Daerah irigasi yang luasnya lebih dari di beberapa bagian dunia. (Sumber: 40)
10.000 ha yang mempunyai fungsi Daya Dukung Sumber Daya Air Debit Aliran Permukaan
dan manfaat penting bagi pemenuhan Kemampuan sumber daya air untuk Air yang masuk ke dalam sungai melalui Eksploitasi dan Pemeliharaan
kebutuhan pangan nasional.(Sumber: 2) mendukung perikehidupan manusia dan permukaan tanah dan bawah permukaan. Jaringan Reklamasi Rawa
makhluk hidup lainnya. (Sumber: 1) (Sumber: 17) Serangkaian kegiatan yang mengarah
Daerah Tangkapan Air kepada upaya pemanfaatan air secara
Suatu daerah yang dibatasi oleh pembatas Daya Tampung Air dan Sumber Air Debit Banjir Maksimum Tahunan optimal dan pelestarian fungsi jaringan
topografi berupa punggung-punggung Kemampuan air dan sumber air untuk Debit aliran sesaat dengan puncak reklamasi rawa. (Sumber: 6)
bukit atau gunung yang menampung air menyerap zat, energi, dan/atau komponen hidrograf tertinggi selama satu tahun
hujan yang jatuh diatasnya dan kemudian lain yang masuk atau dimasukkan ke pencatatan. (Sumber: 17) Eksploitasi Sungai
mengalirkannya melalui anak sungai dan dalamnya. (Sumber: 1) Usaha pengaturan dan pengalokasian
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


Debit Banjir Rencana sumber daya air dan sumber daya alam
Debit maksimum dari suatu sungai, atau lainnya yang berada di sungai untuk
Aliran permukaan presipitasi es
saluran yang besarnya didasarkan kala tujuan pendayagunaan secara optimum.
Kondensasi
Kondensasi (run off) ulang tertentu. (Sumber: 17) (Sumber: 7)
radiasi (condensation)
surya
(solar
(solar Gerakan angin
angin
Evaporasi
(penguapan)
Debit Desain Embung/Waduk Lapangan
radiation)
radiation) (action wind) Presipitasi
Besarnya debit banjir maksimum yang Tempat/wadah penampungan air pada
ditentukan berdasarkan kala ulang, faktor waktu terjadi surplus air di sungai atau
keamanan, ekonomi, dan sosial. menampung air hujan. (Sumber: 5)
(Sumber: 17)
Erosi
Debit Rencana Pengikisan permukan atau struktur
Debit untuk perencanaan suatu bangunan tanah oleh aliran air, gletser, angin dan
air. (Sumber: 28) gelombang laut. (Sumber: 44)
Evaporasi
(penguapan) Debit Puncak Evaporasi
Debit yang terbesar pada suatu periode Proses fisik dimana air bertransformasi
tertentu. (Sumber: 28) menjadi benda gas. Dalam irigasi,
penguapan adalah uap air yang hilang
infiltrasi
infiltrasi
Degradasi Sungai dari tanah dan permukaan air.
Penurunan dasar sungai akibat (Sumber: 42)
transpirasi
penggerusan. (Sumber: 28)

Dewan Sumber Daya Air

Samudra
Samudra
Aliran dalam tanah
(underground flow)
Lembaga koordinasi pengelolaan sumber
daya air yang meliputi Dewan Sumber
Daya Air Nasional, dewan sumber daya
F
(ocean) air provinsi atau dengan nama lain, dan Flood Forecasting (Perkiraan Banjir)
dewan sumber daya air kabupaten/kota • Prediksi dari suatu keadaan banjir
atau dengan nama lain. (Sumber: 10) yang akan terjadi dimasa depan
(waktu, kedalaman, pengeluaran
Gambar 1.04 Daur Hidrologi (Sumber : 47) dll) adalah terkait dengan informasi

24 25
terkini. Prediksi dari waktu banjir Garis Sempadan Jaringan Irigasi Garis Sempadan
Garis Sempadan
Garis Sempadan

berdasarkan analisa data meteorologi Batas pengamanan bagi saluran-saluran


suhu, misalnya arah gerakan badai, dan/atau bangunan jaringan irigasi
curah hujan awal, kelembaban udara, dengan jarak tertentu sepanjang saluran
pergerakan suhu, angin dll. Analisa dan sekeliling bangunan. (Sumber: 2) Tinggi Jagaan muka air banjir
atas informasi semacam itu yang
Jalan
terkait dengan tanggap keadaan arus Garis Sempadan Sungai
dan sifat utama dapat memberikan Garis batas kiri kanan saluran yang
suatu alasan pemberian peringatan menetapkan daerah yang dibutuhkan

Tepi Sungai

Tepi Sungai
muka air normal
muka air normal
bahaya bencana banjir. Akumulasi dan untuk keperluan pengamanan saluran. Sungai Sungai
analisa data yang cepat, penyebaran (Sumber: 7)
Tepi Tepi
dari tanda peringatan, adalah penting
bagi kehandalan dari suatu prakiraan Gorong-Gorong
banjir. Bangunan air yang dibangun di tempat-
• Ilmu pengetahuan mengenai prakiraan tempat dimana saluran melewati bawah
ketinggian air, pengeluaran air, waktu bangunan (jalan, rel kereta api dan lain-
timbulnya banjir dan masa banjir, lain). (Sumber: 45) Daerah
Daerah
Sempadan
Bantaran sungai Palung sungai Bantaran sungai
khususnya puncaknya luapan banjir Sempadan
disuatu titik khusus di sungai, yang Gerakan Nasional Kemitraan
merupakan dampak dari curah hujan Penyelamatan Air (GNKPA)
dan/atau salju yang mencair dan Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daerah Manfaat Sungai
berdasarkan kondisi meteorologi dan Daya Air yang dilakukan oleh seluruh
hidrologi. Tujuan dari prakiraan banjir sektor dan pemangku kepentingan
adalah untuk mendapatkan waktu terkait (Stake Holder) yang bertujuan
curah hujan yang sebenarnya dan data untukmengembalikan keseimbangan Daerah Penguasaan Sungai
arus melalui gelombang mikro, sistem siklus hodrologi pada seluruh wilayah
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


radio, atau jaringan komunikasi satelit, DAS kritis di seluruh Indonesia.
memasukkan data melalui program (Sumber: 29) Gambar 1.05 Garis Sempadan Sungai (Sumber : 49)
penelusuran aliran arus dan luapan

I
curah hujan, dan memprakirakan Groin Hilir
laju arus banjir dan ketinggian air Struktur pengaman pantai yang dibangun Bagian sungai sebelah muara.
untuk suatu kurun mulai dari lingkup menjorok relatif tegak lurus terhadap (Sumber: 46)
beberapa jam sampai dengan beberapa arah pantai, dan bahan konstruksinya
hari kedepan, tergantung pada skala umumnya kayu, baja, beton (pipa beton), Infiltrasi
Hujan Buatan Rembesan air melalui celah batuan.
dari terjunan/percikan air. dan batu. (Sumber: 35) Istilah yang digunakan oleh instansi BPPT
(Sumber: 44) (Sumber: 32)
dalam pelaksanaan pekerjaan modifikasi
Groundsill cuaca yang bertujuan mempercepat
Flood Warning Bangunan pemecah arus. (Sumber: 25) Inspeksi Rutin Jaringan Irigasi
proses jatuhnya curah hujan di tempat Pemeriksaan jaringan irigasi yang
Peringatan dini akan adanya banjir. tertentu. (Sumber: 22)
(Sumber: 7) dilakukan secara rutin setiap periode
tertentu (10 atau 15 hari sekali) untuk

H
Hulu mengetahui kondisi jaringan irigasi.
Forum Koordinasi Daerah Irigasi Bagian atas (sungai dsb). (Sumber: 46)
Sarana konsultasi dan komunikasi antara (Sumber: 12)
wakil perkumpulan petani pemakai air, Hutan Bakau
wakil pengguna jaringan irigasi, dan wakil Hak Guna Air Intensitas Hujan
Komunitas vegetasi pantai tropis, yang Tinggi curah hujan dalam periode
pemerintah dalam rangka pengelolaan Hak untuk memperoleh dan memakai didominasi oleh beberapa jenis pohon
irigasi yang jaringannya berfungsi atau mengusahakan air untuk berbagai tertentu, dinyatakan dalam satuan mm/
yang mampu tumbuh dan berkembang jam. (Sumber: 17)
multiguna pada suatu daerah irigasi. keperluan. (Sumber: 1) pada daerah pasang surut pantai
(Sumber: 2) berlumpur, berfungsi sebagai tempat
Hak Guna Usaha Air Intrusi Air Laut
wisata dan penghasil kayu, peredam Perembesan air laut ke dalam lapisan
Hakuntukmemperolehdanmengusahakan gelombang dan angin badai, pelindung
air. (Sumber: 1) tanah yang menuju ke daratan, sehingga

G
erosi, penahan lumpur dan penangkap terjadi percampuran air laut dengan air
sedimen. (Sumber: 39) tanah. (Sumber: 46)
Hak Pakai Air
Hak untuk memperoleh dan memakai air.
Gambut (Sumber: 1) Irigasi
Tanah yang terdiri dari sisa-sisa tanaman Usaha penyediaan, pengaturan, dan
yang telah busuk. (Sumber: 24) pembuangan air irigasi untuk menunjang

26 27
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi pembuangan, bangunan bagi, bangunan untuk pengaturan, pembuangan, air pada satuan waktu tertentu.
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah bagi sadap, bangunan sadap, serta pemberian, pembagian, dan penggunaan (Sumber: 19)
tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. bangunan pelengkap lainnya. air. (Sumber: 6)
(Sumber: 2) (Sumber: 2) Kedalaman Sungai/Saluran Terbuka
Jarak yang diukur ke arah vertikal dari
Irigasi Pompa
Irigasi yang sumber airnya berasal dari air
tanah atau air permukaan yang dinaikkan
Jaringan Irigasi Sederhana
Jaringan
bangunan
irigasi
semi
yang mempunyai
permanen, dan
K muka air ke dasar sungai/saluran terbuka.
(Sumber: 15)

dengan menggunakan pompa maupun tidak mempunyai alat pengukur dan Kantong Lumpur Kelas Air
tenaga penggerak sejenis beserta dengan pengontrolan aliran, sehingga aliran tidak Bangunan untuk mengendapkan dan Peringkat kualitas air yang dinilai
perlengkapannya. (Sumber: 9) dapat diatur dan diukur. Pembangunan menampung lumpur yang pada waktu masih layak untuk dimanfaatkan bagi
dan atau penyempurnaannya tertentu dibilas. (Sumber: 28) peruntukan tertentu. (Sumber: 4)
Izin Prinsip Alokasi Air biasanya mendapatkan bantuan
Penetapan yang bersifat sementara yang pemerintah. Namun pengelolaan dan Kapasitas Pompa Air Ketahanan Pangan
diberikan kepada pengembang sebagai pengoperasiannya dilakukan oleh aparat Daya pompa air yang dapat mengalirkan Kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan
jaminan untuk memperoleh sejumlah air desa. (Sumber: 34) sejumlah debit air dalam satuan waktu. bagi rumah tangga yang tercermin dari
dari sumber air tertentu setelah irigasi (Sumber: 20) tersedianya pangan yang cukup, baik
siap berfungsi, dan memuat persyaratan Jaringan Irigasi Sekunder jumlah maupun mutunya, aman, merata
antara lain peruntukan, debit air, dan Bagian dari jaringan irigasi yang Kapasitas Tampungan Waduk dan terjangkau. (Sumber: 3)
waktu pemberiannya. (Sumber: 2) terdiri dari saluran sekunder, saluran Kemampuan suatu waduk menampung
pembuangannya, bangunan bagi, sejumlah air sampai pada tinggi normal. Kolam Tandon Air
bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, (Sumber: 23) Tempat penampungan air, dalam kondisi
dan bangunan pelengkapnya. cukup jernih dan mempunyai temperatur

J (Sumber: 2)

Jaringan Irigasi Semi Teknis


Karakteristik Saluran
Data saluran berupa debit, kemiringan
talut, dan sebagainya. (Sumber: 28)
antara 20o – 30o. (Sumber: 20)

Komisi Irigasi Antarprovinsi


SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


Jalan Inspeksi Jaringan Irigasi Jaringan irigasi yang memiliki sedikit Lembaga koordinasi dan komunikasi
Jalan sepanjang saluran irigasi dan bangunan permanen. Dan hanya satu Kavitasi antara wakil pemerintah kabupaten/kota
pembuang untuk keperluan inspeksi. alat pengukur aliran yang biasanya Terjadinya tekanan lebih kecil dari 1 yang terkait, wakil komisi irigasi provinsi
(Sumber: 28) ditempatkan pada bandungan bendung. atm, yang mengakibatkan gelembung- yang terkait, wakil perkumpulan petani
Sistem pemberian air dan sistem gelembung udara pada permukaaan pemakai air, dan wakil pengguna jaringan
Jalur Limpasan (Spillway) pembangunan air tidak mesti sama sekali badan bendung, menimbulkan lubang- irigasi lintas provinsi. (Sumber: 2)
Sebuah jalur atau jalan air untuk terpisah. Pengaliran air ke sawah yang lubang karena terlepasnya butiran-butiran
membuang kelebihan air dapat diatur, tetapi banyaknya aliran agregat dari pemukaan konstruksi. Komisi Irigasi Kabupaten/Kota
Sebuah pekerjaan yang lebih pada tidak dapat diukur. Pembagian air tidak (Sumber: 28) Lembaga koordinasi dan komunikasi
bendungan atau hilir dari bendungan dapat dilakukan dengan seksama. antara wakil pemerintah kabupaten/kota,
pada punggung samping, dalam bentuk (Sumber: 34) Kawasan Lindung Sumber Air wakil perkumpulan petani pemakai air
sebuah pipa terbuka atau tertutup. Kawasan yang memberikan fungsi tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna
(Sumber: 44) Jaringan Irigasi Teknis lindung pada sumber air, misalnya daerah jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
Jaringan yang sudah memisahkan antara sempadan sumber air, daerah resapan air, (Sumber: 2)
Jaringan Irigasi sistem irigasi, pembuang, dan jaringan dan daerah sekitar mata air.
Saluran, bangunan, dan bangunan tersier. (Sumber: 1) Komisi Irigasi Provinsi
pelengkapnya yang merupakan satu (Sumber: 28) Lembaga koordinasi dan komunikasi
kesatuan yang diperlukan untuk Keandalan Air Irigasi antara wakil pemerintah provinsi, wakil
penyediaan, pembagian, pemberian, Jaringan Irigasi Tersier Kondisi/keadaan air irigasi yang dapat perkumpulan petani pemakai air tingkat
penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Jaringan irigasi yang berfungsi sebagai tersedia dalam jumlah, waktu, tempat, daerah irigasi, dan wakil pengguna
(Sumber: 2) prasarana pelayanan air irigasi dalam dan mutu sesuai dengan kebutuhan jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil
petak tersier yang terdiri dari saluran tanaman untuk mendukung produktivitas komisi irigasi kabupaten/kota yang
Jaringan Irigasi Desa tersier, saluran kuarter dan saluran usaha tani secara maksimal. terkait. (Sumber: 2)
Jaringan irigasi yang dibangun, digunakan, pembuang, boks tersier, boks kuarter, (Sumber: 2)
dan dikelola oleh masyarakat desa atau serta bangunan pelengkapnya. Komisi Irigasi Kabupaten/Kota
pemerintah desa. (Sumber: 2) Keandalan Prasarana Irigasi Lembaga koordinasi dan komunikasi
(Sumber: 2) Kondisi dan fungsi prasarana jaringan antara wakil pemerintah kabupaten/kota,
Jaringan Reklamasi Rawa irigasi yang dapat memberikan pelayanan wakil perkumpulan petani pemakai air
Jaringan Irigasi Primer Keseluruhan saluran baik primer, irigasi secara optimal. (Sumber: 2) tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna
Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri sekunder, maupun tersier dan bangunan jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
dari bangunan utama, saluran induk/ yang merupakan satu kesatuan, beserta Kecepatan Aliran (Sumber: 2)
primer, yang dilengkapi dengan saluran bangunan pelengkapnya, yang diperlukan Laju aliran air untuk menempuh lintasan

28 29
Konservasi Lahan Lahan Sawah Pasang Surut Lereng Luas Potensial
Usaha pemanfaatan lahan dalam usaha Lahan sawah yang pengairannya Sisi (bidang, tanah) yang landai atau Bagian dari luas rencana yang jaringan
tani dengan memperhatikan kelas tergantung pada air sungai yang miring. (Sumber: 46) utamanya (saluran primer dan skunder)
kemampuannya dan dengan menerapkan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. telah selesai dibangun. (Sumber: 45)
kaidah-kaidah konservasi tanah dan (Sumber: 29) Limpasan Tanggul
air agar lahan dapat digunakan secara Aliran yang melewati tanggul/tebing
lestari. (Sumber: 30)

Konservasi Rawa
Lahan Potensial Sawah
Bagian dari luas potensial yang dapat
dijadikan sawah, yang kondisinya
sungai. (Sumber: 28)

Longsor
M
Pengelolaan rawa sebagai sumber air masih berbentuk hutan semak-semak, Suatu proses perpindahan massa tanah Meandering
yang berdasar pertimbangan teknis, sosial padi ladang, dikurangi luas potensial. atau batuan dengan arah miring dari Aliran sungai yang berkelok-kelok dan
ekonomis dan lingkungan, bertujuan (Sumber: 45) kedudukan semula (sehingga terpisah dari berpindah-pindah, akibat sedimentasi.
menjamin dan memelihara kelestarian massa yang mantap), karena pengaruh (Sumber: 28)
keberadaan rawa sebagai sumber dari Lahan Kritis gravitasi, serangan arus, gempa, dan
dan/atau meningkatkan fungsi dan Lahan yang keadaannya membahayakan lain-lain, dengan jenis gerakan berbentuk Modifikasi Cuaca
pemanfaatannya. (Sumber: 6) stabilitas dan kelangsungan tata air serta rotasi dan translasi. (Sumber: 14) Upaya dengan cara memanfaatkan
alam lingkungan, atau lahan pertanian parameter cuaca dan kondisi iklim pada
Konservasi Sumber Daya Air yang sudah tidak lagi subur untuk Luas Minimal Daerah Irigasi lokasitertentuuntuktujuanmeminimalkan
Upaya memelihara keberadaan serta ditanami. (Sumber: 29) Perbandingan antara luas lahan pertanian dampak bencana alam akibat iklim dan
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi beririgasi sebesar satu hektar dan cuaca, seperti kekeringan, banjir, dan
sumber daya air agar senantiasa tersedia Lahan Potensial Kritis kebutuhan beras bagi 25 (dua puluh lima) kebakaran hutan. (Sumber: 1)
dalam kuantitas dan kualitas yang Tanah-tanah yang masih produktif bila orang penduduk. (Sumber: 2)
memadai untuk memenuhi kebutuhan diusahakan untuk usaha pertanian, Morfologi Sungai
makhluk hidup, baik pada waktu sekarang tetapi bila dalam pengelolaannya tidak Luas Lahan Rencana (Luas Lahan Bentuk dan keadaan alur sungai
maupun yang akan datang. (Sumber: 1) menggunakan kaidah-kaidah konservasi Baku) Irigasi sehubungan dengan alirannya.
tanah, maka tanah akan rusak dan Luas bersih dari suatu daerah irigasi, yang (Sumber: 28)
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


cenderung menjadi lahan semi kritis atau berdasarkan perencanaan teknis dapat
lahan kritis. diairi oleh jaringan irigasi. (Sumber: 45)

L (Sumber: 30)

Lahan Semi Kritis/Hampir Kritis Selokan


La Nina Tanah-tanah yang kurang produktif (brook)
Fenomena mendinginnya suhu air laut akibat terjadinya erosi, tetapi masih Mata Air
Gletser
(glacier)
Sungai
di daerah Samudra Pasifik Tengah dan dapat diusahakan untuk usaha pertanian, (Spring) (river)

Timur yang terjadi setiap beberapa tahun namun demikian produktivitasnya relatif
dan berdampak pada perubahan cuaca di rendah. (Sumber: 30) Lembah
beberapa bagian dunia. (Sumber: 40) (valley)
Endapan tanah baru
Sungai
(alluvial deposits)
(river)

Kikisan Cabang Sungai


(oxbow)
Penyalur delta
(delta distributary)
Dataran
(plain) Dataran banjir
(floodplain)
Air terjun
(waterfall) Anak Laut
Sungai (sea)
Jurang
Danau
(gorge)
(lake) Anak
sungai
Pertemuan
sungai

Longsoran batu
Longsoran lumpur Longsoran tanah
(rockslide)
(mudflow) (earthflow) Meandering
Delta

Gambar 1.06 Longsor (Sumber : 47) Gambar 1.07 Meandering (Sumber : 47)

30 31
N
emisi gas-gas seperti karbondioksida Penataan Ulang Sistem Irigasi seefisien mungkin. (Sumber: 2)
(CO2), metana (CH4), dinitrooksida Pengaturan kembali sistem irigasi
(N2O) dan CFC sehingga energi matahari yang berkaitan dengan aspek teknis Pengelolaan Jaringan Irigasi
Neraca Air terperangkap dalam atmosfer bumi. dan administratif, misalnya tata letak Kegiatan yang meliputi operasi,
Keseimbangan air, membandingkan (Sumber: 31) saluran, dimensi saluran, pemutakhiran pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan
air yang ada, air hilang dan air yang hasil inventarisasi aset irigasi, dan irigasi di daerah irigasi. (Sumber: 2)
dimanfaatkan. (Sumber: 28) Pembagian Air Irigasi penghapusan pembiayaannya.
Kegiatan membagi air di bangunan bagi (Sumber: 2) Pengelolaan Sumber Daya Air
Normalisasi Saluran maupun bangunan sadap dalam jaringan Upaya merencanakan, melaksanakan,
Tindakan mengembalikan kondisi saluran primer dan/atau jaringan sekunder. Pencetakan Sawah memantau, dan mengevaluasi
(dimensi maupun garis sempadan) yang (Sumber: 2) Kegiatan mengubah fungsi areal tanah penyelenggaraan konservasi sumber
ada ke kondisi awal sesuai perencanaan. bukan sawah menjadi sawah beririgasi. daya air, pendayagunaan sumber daya
(Sumber: 46) Pembuangan Air Irigasi/Drainase (Sumber: 8) air, dan pengendalian daya rusak air.
Pengaliran kelebihan air yang sudah (Sumber: 1)
tidak dipergunakan lagi pada suatu Pendayagunaan Sumber Daya Air
daerah irigasi tertentu melalui saluran Upaya penatagunaan, penyediaan, Pengelolaan Sumber Daya Air

O
pembuangan. (Sumber: 2) penggunaan, pengembangan, dan Terpadu
pengusahaan sumber daya air secara Pengelolaan sumber daya air yang
Berkala Jaringan optimal agar berhasil guna dan berdaya dilaksanakan dengan melibatkan semua
Operasi Sumber Daya Air Pemeliharaan guna. (Sumber: 1) pemilik kepentingan antar sektor dan
Kegiatan pengaturan, pengalokasian, Irigasi antar wilayah administrasi. (Sumber: 1)
serta penyediaan air dan sumber air untuk Usaha untuk mempertahankan kondisi dan Penelusuran Jaringan Irigasi
mengoptimalkan pemanfaatan prasarana fungsi jaringan irigasi yang dilaksanakan Kegiatan pemeriksaan secara langsung Pengelolaan Sumber Daya Air
sumber daya air. (Sumber: 1) secara berkala. (Sumber: 12) kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Berwawasan Lingkungan
(Sumber: 2) Pengelolaan sumber daya air yang
Pemeliharaan Jaringan Irigasi memperhatikan keseimbangan ekosistem
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


Operasi Jaringan Irigasi
Upaya pengaturan air irigasi dan Upaya menjaga dan mengamankan Pengamanan Jaringan Irigasi dan daya dukung lingkungan.
pembuangannya, termasuk kegiatan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi Upaya menjaga kondisi dan fungsi jaringan (Sumber: 1)
membuka-menutup pintu bangunan dengan baik guna memperlancar irigasi serta mencegah terjadinya hal-hal
irigasi, menyusun rencana tata tanam, pelaksanaanoperasidanmempertahankan yang merugikan terhadap jaringan dan Pengelolaan Sumber Daya Air
menyusun sistem golongan, menyusun kelestariannya. (Sumber: 2) fasilitas jaringan, baik yang diakibatkan Berkelanjutan
rencana pembagian air, melaksanakan oleh ulah manusia, hewan, maupun Pengelolaan sumber daya air yang tidak
kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan Pemeliharaan Sumber Daya Air proses alami. (Sumber: 11) hanya ditujukan untuk kepentingan
data, memantau, dan mengevaluasi. Kegiatan untuk merawat sumber air generasi sekarang tetapi juga termasuk
(Sumber: 2) dan prasarana sumber daya air yang Pengaturan Air Irigasi untuk kepentingan generasi yang akan
ditujukan untuk menjamin kelestarian Kegiatan yang meliputi pembagian, datang. (Sumber: 1)
fungsi sumber air dan prasarana sumber pemberian, dan penggunaan air irigasi.
daya air. (Sumber: 1) (Sumber: 2) Pengembangan Daerah Rawa

P
Pematangan dan pemanfaatan lahan
Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Pengelolaan Air di Tingkat Usaha tanah di daerah-daerah rawa antara lain
Usaha untuk mempertahankan kondisi Tani untuk pertanian. (Sumber: 45)
Palung Sungai dan fungsi jaringan irigasi yang Segala usaha pendayagunaan air pada
Cekungan yang terbentuk oleh aliran dilaksanakan setiap waktu. petak-petak tersier dan jaringan irigasi Pengembangan dan Pengelolaan
air secara alamiah, atau galian untuk (Sumber: 12) pedesaan, melalui pemanfaatan jaringan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP)
mengalirkan sejumlah air tertentu. irigasi yang langsung berhubungan Penyelenggaraan irigasi berbasis
(Sumber: 7) Pemeliharaan Sungai dengan petani dan arela pertaniannya, peran serta masyarakat petani mulai
Usaha-usaha yang ditujukan untuk guna memenuhi kebutuhan optimum dari pemikiran awal, pengambilan
Pasang Surut Laut menjamin kelestarian fungsi sungai pertanian, termasuk pemeliharaan keputusan, sampai dengan pelaksanaan
Gelombang yang dibangkitkan oleh sebagai sumber daya, serta untuk jaringannya. (Sumber: 9) kegiatan pada tahapan perencanaan,
adanya interaksi antara laut, matahari, menjamin kelestarian fungsi bangunan pembangunan, peningkatan, operasi,
dan bulan. (Sumber: 43) sungai. (Sumber: 7) Pengelolaan Aset Irigasi pemeliharaan, dan rehabilitasi.
Proses manajemen yang terstruktur (Sumber: 11)
Pemanasan Global (Global Warming) Penampang Basah Sungai/Saluran untuk perencanaan pemeliharaan dan
Fenomena peningkatan temperatur global Terbuka pendanaan sistem irigasi guna mencapai Pengembangan Jaringan Irigasi
dari tahun ke tahun karena terjadinya Penampang melintang sungai/saluran tingkat pelayanan yang ditetapkan dan Pembangunan jaringan irigasi baru dan/
efek rumah kaca (greenhouse effect) terbuka yang dibatasi oleh dasar sungai berkelanjutan bagi pemakai air irigasi atau peningkatan jaringan irigasi yang
yang disebabkan oleh meningkatnya dan muka air. (Sumber: 15) dan pengguna jaringan irigasi dengan sudah ada. (Sumber: 2)
pembiayaan pengelolaan aset irigasi

32 33
Pengembangan Sungai untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan Petak Primer sekunder, dan jaringan tersier diterapkan
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan Petak yang terdiri dari beberapa petak satu sistem perencanaan, pelaksanaan,
kemanfaatan fungsi sungai sebesar- kebutuhan untuk menunjang pertanian sekunder yang airnya dialirkan langsung monitoring, dan evaluasi.
besarnya tanpa merusak keseimbangan dan keperluan lainnya. (Sumber: 2) dari saluran primer. (Sumber: 2) (Sumber: 2)
sungai dan lingkungannya. (Sumber: 7)
Perbaikan Jaringan Irigasi Petak Sekunder
Pengendalian Daya Rusak Air Usaha untuk mengembalikan kondisi dan Petak yang terdiri dari beberapa petak
Upaya untuk mencegah, menanggulangi,
dan memulihkan kerusakan kualitas
lingkungan yang disebabkan oleh daya
fungsi saluran dan/atau bangunan irigasi
secara parsial. (Sumber: 12)
tersier yang kesemuanya dilayani oleh
satu saluran sekunder. (Sumber: 2) R
rusak air. (Sumber: 1) Perbaikan Darurat Jaringan Irigasi Petak Tersier Rawa
Kegiatan penanggulangan yang berupa Kumpulan petak sawah yang merupakan Lahan genangan air secara alamiah yang
Pengendalian Sungai perbaikan dan bersifat darurat akibat satu kesatuan dan mendapatkan air terjadi terus menerus atau musiman
Upaya untuk lebih memantapkan aliran suatu bencana agar saluran dan/atau irigasi melalui satu jaringan irigasi tersier. akibat drainase alamiah yang terhambat
sungaisepanjangtahun,gunamemperoleh bangunan dalam satu sistem jaringan (Sumber: 2) serta mempunyai ciri-ciri khusus secara
kemanfaatan sungai sebesar-besarnya, irigasi dapat segera berfungsi. fisik, kimiawi, dan biologis. (Sumber: 6)
dan mengurangi/meniadakan daya rusak (Sumber: 12) Pintu Air Otomatis
air terhadap sungai dan lingkungannya. Pintu air yang dapat membuka dan Rawa Lebak/rawa non pasang surut/
(Sumber: 7) Perencanaan Sumber Daya Air menutup secara otomatis akibat rawa pedalaman
Suatu proses kegiatan untuk menentukan perbedaan tinggi muka air di hulu dan di Rawa yang terletak jauh dari pantai
Pengguna Jaringan Irigasi tindakan yang akan dilakukan secara hilir bangunan. (Sumber: 24) sehingga tidak dipengaruhi oleh pasang
Pemanfaat jaringan irigasi selain petani terkoordinasi dan terarah dalam rangka surutnya air laut. (Sumber: 41)
yang mendapatkan hak guna air secara mencapai tujuan pengelolaan sumber Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
tersendiri. (Sumber:2) daya air. (Sumber: 1) Kerangka dasar dalam merencanakan, Rawa Pasang Surut
melaksanakan, memantau, dan Tanah rawa yang datar dan rendah
Penggunaan Air Irigasi Perencanaan Pemeliharaan Jaringan mengevaluasi kegiatan konservasi melintang oleh saluran interlace dan tidal
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


Kegiatan memanfaatkan air dari petak Irigasi sumber daya air, pendayagunaan sumber sloughs dan biasanya tergenang saat
tersier untuk mengairi lahan pertanian Suatu proses perancangan pemeliharaan daya air, dan pengendalian daya rusak air. pasang. (Sumber: 42)
pada saat diperlukan. (Sumber: 2) jaringan irigasi sebelum pelaksanaan (Sumber: 1)
pemeliharaan dimulai yang meliputi Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Peningkatan Jaringan Irigasi inspeksi, survei, desain, dan penyusunan Polder Kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna
Kegiatan meningkatkan fungsi dan program. (Sumber: 12) Cekungan tanah alami atau kolam buatan mengembalikan fungsi dan pelayanan
kondisi jaringan irigasi yang sudah ada yang digenangi air dan dikelilingi tanggul, irigasi seperti semula. (Sumber: 2)
atau kegiatan menambah luas areal Perkolasi tinggi rendah air diatur oleh sejumlah
pelayanan pada jaringan irigasi yang Gerakan air dalam tanah dengan arah parit yang bermuara di induk parit, dan Rehabilitasi Lahan
sudah ada dengan mempertimbangkan vertikal ke bawah. (Sumber: 28) pada induk parit terdapat mesin pompa Kegiatan pemulihan kemampuan
perubahan kondisi lingkungan daerah untuk membuang air yang berlebihan. sumberdaya lahan pertanian yang telah
irigasi. (Sumber: 2) Perlindungan Sungai (Sumber: 46) mengalami degradasi lahan.
Upaya pengamanan sungai terhadap (Sumber: 30)
Peningkatan Jaringan Reklamasi kerusakan-kerusakan yang disebabkan Pos Duga Air
Rawa oleh tindakan manusia dan alam. Bangunan di sungai yang dipilih untuk Rehabilitasi Rawa
Peningkatan kemampuan pelayanan dari (Sumber: 7) mengamati tinggi muka air secara Pengembalian kemampuan pelayanan
tingkat pelayanan yang telah dicapai sistematik agar dapat berfungsi untuk jaringan reklamasi rawa seperti keadaan
sebelumnya. (Sumber: 6) Pertanian Rakyat menentukan debit. semula. (Sumber: 6)
Budi daya pertanian yang meliputi (Sumber: 16)
Penurunan Muka Tanah (Land berbagai komoditi, yaitu pertanian Reklamasi Rawa
Subsidence) tanaman pangan, perikanan, peternakan, Prasarana Sumber Daya Air Upaya meningkatkan fungsi dan
Suatu fenomena alam turunnya perkebunan, dan kehutanan, yang Bangunan air beserta bangunan lain yang pemanfaatan rawa untuk kepentingan
permukaan tanah yang disebabkan oleh dikelola oleh rakyat dengan luas tertentu menunjang kegiatan pengelolaan sumber masyarakat luas. (Sumber: 6)
pengambilan air tanah yang berlebihan, yang kebutuhan airnya tidak lebih dari daya air, baik langsung maupun tidak
beban bangunan yang berlebihan, 2 liter per detik per kepala keluarga. langsung. (Sumber: 1) Rencana Pengelolaan Sumber Daya
konsolidasi alamiah dari lapisan-lapisan (Sumber: 1) Air
tanah, serta pengaruh gaya-gaya Prinsip Satu Sistem Irigasi Satu Hasil perencanaan secara menyeluruh
tektonik. (Sumber: 33) Petak Irigasi Kesatuan Pengembangan dan dan terpadu yang diperlukan untuk
Petak lahan yang memperoleh air irigasi. Pengelolaan menyelenggarakan pengelolaan sumber
Penyediaan Air Irigasi (Sumber: 5) Dalam satu daerah irigasi yang mendapat daya air. (Sumber: 1)
Penentuan volume air per satuan waktu pelayanan irigasi dari satu sistem irigasi
yang dialokasikan dari suatu sumber air yang terdiri atas jaringan primer, jaringan

34 35
Revetment pelindung/penahan terhadap kekuatan organisasi dibidang tata guna air ditingkat Tanggul Banjir
Batu atau material lain yang digunakan gelombang. (Sumber: 42) usaha tani. (Sumber: 45) Konstruksi untuk mencegah terjadinya
untuk memperkuat dinding, dll. banjir di belakang tanggul tersebut.
(Sumber: 40) Sedimen Abrasif Sudetan (Sumber: 28)
Sedimen yang terdiri dari pasir keras Alur baru yang dibuat di luar alur
Rip-Rap dan tajam bersama dengan aliran dapat sungai lama untuk keperluan-keperluan Tanggul Sungai
Susunan bongkahan batu alam atau blok- menimbulkan erosi pada permukaan pengelakan aliran, penurunan muka Sebuah bendungan rendah atau dinding
blok beton buatan dengan ukuran dan konstruksi. (Sumber: 28) air banjir, dan pembangunan bendung. yang menyeberangi sebuah sungai untuk
volume tertentu yang digunakan antara (Sumber: 28) menaikan tingkat hulu. (Sumber: 44)
lain sebagai tambahan peredam energi Sedimen Dasar
di hilir bendung dan sebagai lapisan Sedimen pada dasar sungai/saluran. Sumber Air Tata Air
perisai untuk mengurangi kedalaman (Sumber: 28) Tempat atau wadah air alami dan/atau Susunan dan letak air, yaitu semua air yang
penggerusan setempat dan untuk buatan yang terdapat pada, di atas, terdapat di dalam dan atau berasal dari
melindungi tanah dasar di hilir peredam Sedimen Layang ataupun di bawah permukaan tanah. sumber-sumber air, baik yang terdapat di
energi bendung. (Sumber: 34) Sedimen di dalam air, yang melayang (Sumber: 1) atas maupun di bawah permukaan tanah
karena gerakan air. (tidak termasuk dalam pengertian ini air
(Sumber: 28) Sumber Daya Air terdapat di laut). (Sumber: 45)
Air, sumber air, dan daya air yang

S Sedimentasi
Proses dimana sedimen yang terjadi
karena penghambatan pada aliran air
terkandung di dalamnya. (Sumber: 1)

Sumur Air Tanah Dalam


Tata Pengairan
Susunan dan letak sumber-sumber air
dan atau bangunan-bangunan pengairan
Saluran Irigasi Air Tanah terdeposit pada saluran air, saluran Sarana penyediaan air bersih berupa menurut ketentuan teknik pembinaannya
Bagian dari jaringan irigasi air tanah yang pembuangan terbuka atau pada pipa sumur dalam yang dibuat dengan di suatu wilayah pengairan tertentu.
dimulai setelah bangunan pompa sampai pembuang. (Sumber: 44) mengebor tanah pada kedalaman muka (Sumber: 45)
lahan yang diairi. (Sumber: 2) air minimal 7 meter dari permukaan
Siphon tanah dan kedalaman dasar lebih dari 30 Tebing Sungai
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


Saluran Primer Bangunan air yang dipakai untuk meter. (Sumber: 27) Sisi alamiah sungai yang membatasi
Saluran utama dari jaringan reklamasi mengalirkan air irigasi dengan pengaliran sungai pada ketinggian air
rawa yang berfungsi baik untuk menggunakan gravitasi yang melewati Sumur Pemeriksaan normal. (Sumber: 45)
pembuangan maupun pemberian air. bagian bawah saluran pembuang, 1. Sebuah sumur yang tidak dipompa
(Sumber: 6) cekungan, anak sungai atau sungai. dan digunakan untuk mengamati Terasering
(Sumber: 45) peningkatan permukaan air di bawah Bangunan konservasi tanah yang dibuat
Saluran Sekunder tanah atau permukaan piezometrik. sejajar garis kontur yang dilengkapi
Cabang utama dari saluran primer rawa Sistem Drainase Makro 2. Sumur yang digunakan untuk saluran peresapan, saluran pembuangan
yang berfungsi untuk pembuangan Jaringan drainase yang mengumpulkan mengamati suatu hasil, tetapi umumnya air (SPA) serta tanaman penguat teras
maupun pemberian air. (Sumber: 6) air buangan dari jaringan drainase mikro pada kondisi yang berbahaya, seperti yang berfungsi sebagai pengendali erosi.
dan menyalurkannya ke sistem pembuang gangguan pada kandungan air asin (Sumber: 30)
Saluran Suplesi alamiah terdekat seperti sungai, danau, atau polutan yang terdapat pada air
Saluran pembawa yang berfungsi dan (Sumber: 38) tanah. (Sumber: 42) Terowongan
membawa/mengalirkan air yang Saluran yang membawa air menembus
disuplesikan ke saluran pembawa atau ke Sistem Drainase Mikro Sungai bukit-bukit dan medan yang tinggi, yang
sungai. (Sumber: 45) Jaringan drainase yang melayani suatu Tempat-tempat dan wadah-wadah serta pada tempat-tempat tertentu diperkuat
kawasan perkotaan yang telah terbangun jaringan pengaliran air mulai dari mata air dengan pasangan. (Sumber: 45)
Saluran Tersier (luas tipikal sekitar 10 Ha) seperti sampai muara dengan dibatasi kanan dan
Cabang saluran sekunder yang berfungsi perumahan, kawasan perdagangan, kirinya serta sepanjang pengalirannya Tetrapod
baik sebagai pembuangan maupun industri, pasar, atau komplek pertokoan. oleh garis sempadan. (Sumber: 7) Salah satu jenis konstruksi pemecah
pemberian air. (Sumber: 6) (Sumber: 38) gelombang (Break Water). (Sumber: 36)

Sawah Irigasi (Luas Sawah Sistem Irigasi Tinggi Muka Air (Water Level)
Fungsional)
Sawah yang merupakan bagian dari luas
potensial yang sumber airnya berasal dari
Prasarana irigasi, air irigasi, manajemen
irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi
sumber daya manusia.
T Elevasi permukaan air pada suatu
penampang melintang sungai terhadap
suatu titik elevasi tertentu.
saluran melalui sistem jaringan irigasi dan Talang Air (Sumber: 22)
melalui sistem jaringan irigasi. (Sumber: 12) Bangunan air yang dipakai untuk
(Sumber: 45) mengalirkan air irigasi dengan
Subak menggunakan gravitasi yang melewati
Seawall Masyarakat hukum adat yang bersifat bagian atas saluran pembuang, cekungan,
Dinding banjir yang berfungsi sebagai sosio agraris religius yang secara historis anak sungai atau sungai. (Sumber: 45)
tumbuh dan berkembang sebagai
36 37
W
Waduk
Wadah air yang terbentuk sebagai akibat
dibangunnya bangunan sungai dalam hal
ini bangunan bendungan, dan berbentuk
pelebaran alur/badan/palung sungai.
(Sumber: 7)

Waduk Kaskade
Beberapa waduk yang dibangun pada
satu sungai yang sama dan biasanya
beroperasi dalam satu sistem integrasi.
(Sumber: 23)

Wilayah Sungai
Kesatuan wilayah pengelolaan sumber
daya air dalam satu atau lebih daerah
aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil
yang luasnya kurang dari atau sama
dengan 2.000 km2. (Sumber: 1)

Wilayah Pantai
Wilayah pertemuan antara daratan dan
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


lautan. (Sumber: 37)

Z
Zona Pemanfaatan Sumber Air
Ruang pada sumber air (waduk, danau,
rawa, atau sungai) yang dialokasikan,
baik sebagai fungsi lindung maupun
fungsi budidaya. (Sumber: 1)

38 39
SUMBER: 30. Direktorat Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air
Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Teknis Pengembangan Usaha Tani Konservasi
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Lahan Terpadu (PUKLT). www.pla.deptan.go.id
Air 31. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. 2007. Pemanasan Global. www.geo.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi ugm.ac.id
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan 32. Hindarko. 2002. Manfaatkan Air Tanah tanpa Merusak Kelestariannya. ESHA.
Pangan Jakarta
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan 33. Kelompok Keilmuan Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Teknologi Bandung. Pemantauan Penurunan Tanah (Land Subsidence) di Kota-Kota
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2001 tentang Irigasi Besar dengan GPS. www.geodesy.gd.itb.ac.id
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 27 Tahun 1991 Tentang Rawa 34. Mawardi, Erman dan Momed. Mohd. 2002. Desain Hidraulik Bendung Tetap untuk
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1991 Tentang Sungai Irigasi Teknis. ALFABETA. Bandung
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 54 tahun 1980 tentang Kebijaksanaan 35. Penyusunan Arahan Pemanfaatan Ruang Daerah Aliran Sungai (DAS) Asahan)
Mengenai Pencetakan Sawah Ditjen Tata Ruang, 2007
9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1984 Tentang Pedoman 36. Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Pulau Nipah Prioritas
Pelaksanaan Pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai Air Tinggi untuk Dikembangkan. www.penataanruang.net
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Dewan 37. Sampurno. Pengembangan Kawasan Pantai Kaitannya dengan Geomorfologi.
Sumber Daya Air Proceeding Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30 /PRT/M/2007 Tentang Pedoman Indonesia dan Lingkungan Global. Departemen Geologi Institut Teknologi Bandung
Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif 38. Soenarno. 2004. Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Banjir dan Drainase
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 32 / PRT / M / 2007 Tentang Pedoman Perkotaan. www.air.bappenas.go.id
Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi 39. Wahyundari, I Gusti Ayu Putu. 2007. Bahaya Abrasi dan Penanggulangannya. www.
13. SNI 03-0090-1999 Tentang Spesifikasi Bronjong Kawat baliprov.go.id
14. SNI 03-3441-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Pelindung Tebing Sungai 40. Wehmeier, Sally. 2005. Oxford Advanced Learner’s Dictionary.7th edition.Oxford
SUMBER DAYA AIR

SUMBER DAYA AIR


dari Pasangan Batu University Press.New York
15. SNI 03-2819-1992 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka 41. Website Staf Akademik Universitas Gajah Mada (www.bws.staff.ugm.ac.id)
dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling-Baling 42. Kamus Intranet Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum
16. SNI 03-2526-1991 tentang Metode Pemilihan Lokasi Pos Duga Air di Sungai (wrdc.net)
17. SNI 03-2415-1991 tentang Metode Perhitungan Debit Banjir 43. Webiste Wikipedia Indonesia (www.id.wikipedia.org)
18. SNI 03-1731-1989 tentang Tata Cara Keamanan Bendungan 44. Kamus Teknik Multibahasa ICID (International Commission on Irrigation and
19. Revisi SNI 03-3409-1994 Tentang Tata Cara Pengukuran Kecepatan Aliran Pada Uji Drainage) tentang Irigasi dan Drainase
Model Hidraulik Fisik (UMH-Fisik) Dengan Alat Ukur Kecepatan Aliran Tipe Tabung 45. Website Departemen Pekerjaan Umum (www.pu.go.id)
Pilot 46. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring (www.pusatbahasa.diknas.go.id)
20. Revisi SNI 03-3965-1995 Tentang Tata Cara Pembuatan Model Fisik Sungai Dengan 47. Corbell, Jean-Claude dan Archambault Ariane. 2007. The Visual Dictionary with
Dasar Tetap Definitions. QA International Canada
21. Pedoman Konstruksi dan Bangunan No. Pd T-09-2004-A tentang Perencanaan 48. Bahan Rapat Panitia Kerja Pansus Rancangan Undang-Undang Tata Ruang.2007.
Bendung Karet Isi Udara Kawasan Berbentuk Hutan pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
22. Pedoman Konstruksi dan Bangunan No. Pd T-20-2004-A tentang Monitoring dan 49. Website Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur (www.dpuairjatim.
Evaluasi Hasil Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam Rangka Pengisian org)
Waduk 50. Website Universitas Negeri Malang (www.malang.ac.id)
23. Pedoman Konstruksi dan Bangunan No. Pd T-21-2004-A tentang Pengoperasian
Waduk Kaskade Berpola Listrik-Listrik Multiguna
24. Adhi Widjaja, dkk. 1997. Pengelolaan Tanah dan Air di Lahan Pasang Surut. Proyek
Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. www.pustaka-deptan.go.id
25. Anonim. 2003. “Section Groundsill” Progo Diperbaiki Maret . www.indomedia.com
26. Anonim. 2005. Kalau Pemkab Magelang Jual Air ke Yogyakarta. www.digilib.ampl.
or.id
27. Anonim. 2008. Sumur Dalam. www.dimsum.its.ac.id
28. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah. 2002. Pedoman / Petunjuk Teknik dan Manual Irigasi (Standar Perencanaan
Irigasi).
29. Departemen Kehutanan

40 41
BINA MARGA
A
standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) satuan, yaitu sebesar 18.000 lbs (8,16
(18.000 lb). (Sumber: 34) Berbentuk perseroan terbatas yang ton) dengan konfigurasi Single Axe-Dual
didirikan khusus untuk membuat, Wheels. (Sumber: 26)
Agregat Aspal menandatangani, serta melaksanakan
Sekumpulan butir – butir batu pecah, Material bersemen berwarna coklat gelap perjanjian pengusahaan jalan tol. Beton (Tidak Bertulang)
kerikil, pasir, atau mineral lainnya berupa ke hitam yang unsur utamanya adalah (Sumber: 10) Campuran antara semen portland atau
hasil alam atau buatan. (Sumber: 38) bitumen yang muncul di alam atau semen hidraulik yang lain, agregat halus,
diperoleh dari pemrosesan petroleum. Bahu Jalan agregat kasar dan air, dengan atau tanpa
Agregat Halus (Sumber: 47) Bagian daerah manfaat jalan yang bahan campuran tambahan membentuk
Pasir alam sebagai hasil disintegrasi berdampingan dengan jalur lalu lintas massa padat. (Sumber: 36)
secara alami dari batu atau pasir yang Aspal Buton (ASBUTON) untuk menampung kendaraan yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu Aspal alam yang ada di pulau Buton berhenti, keperluan darurat, dan untuk Beton Bertulang
dan mempunyai ukuran butir terbesar 5 (Indonesia), berbentuk serbuk sampai pendukung samping bagi lapis pondasi Beton yang ditulangi besi baja dengan luas
mm. (Sumber: 31) bongkahan yang terdiri atas campuran atas, pondasi bawah, dan permukaan. dan jumlah tulangan yang tidak kurang
antara mineral dan bitumen. (Sumber: 39) dari nilai minimum yang disyaratkan,
Agregat Kasar (Sumber: 28) kedua bahan tersebut bekerja bersama-
Kerikil sebagai disintegrasi alami dari Balok Girder sama dalam menahan beban.
batu atau berupa batu pecah yang Aspal Cair Balok di antara dua penyangga (pier atau (Sumber: 36)
diperoleh dari industri pemecah batu dan Aspal hasil dari pelarutan aspal keras abutment) pada jembatan yang berfungsi
mempunyai ukuran butir antara 5 mm – dengan pelarut berbasis minyak. untuk menopang struktur diatasnya Beton Normal
40 mm. (Sumber: 33) (Sumber: 38) lantai jembatan. Balok yang berfungsi Beton yang menggunakan agregat alami
mendukung balok – balok lainnya yang dan mempunyai bobot isi 2200 – 2500
Air Agresif Aspal Keras lebih kecil dalam suatu konstruksi, kg/m3. (Sumber: 36)
Air yang mengandung zat/bahan yang Aspal hasil destilasi yang bersifat umumnya merupakan balok I, tetapi bisa
dapat merusak beton. (Sumber: 36) viskoelastis sehingga akan melunak dan juga berbentuk box, atau bentuk lainnya. Beton Pra Tegang
mencair bila mendapat cukup pemanasan (Sumber: 47) Beton bertulang yang telah diberikan
Air Agresif Sedang dan sebaliknya. (Sumber:38) tegangan dalam untuk mengurangi
BINA MARGA

BINA MARGA
Air yang mengandung air limbah industri, Balok Pondasi tegangan tarik potensial dalam beton
air payau dan air laut. (Sumber: 36) Aspal Polimer Bagian bawah dari struktur bangunan akibat pemberian beban yang bekerja.
Aspal keras yang dimodifikasi dengan bawah yang berfungsi melimpahkan (Sumber: 36)
Air Agresif Kuat polimer. Aspal polimer terdiri atas aspal beban dan gaya-gaya yang bekerja pada
Air yang mengandung garam-garam plastomer dan elastomer. (Sumber: 28) bangunan bawah ke pondasi. Beton Pra Cetak
agresif minimal 1500 ppm. (Sumber: 29) Beton yang dicetak di pabrik dan dipasang
(Sumber: 36) Audit Keselamatan Jalan di lapangan. (Sumber: 47)
Suatu bentuk pengujian formal dari suatu Bangunan Atas Jembatan
Aksesibilitas ruas jalan yang ada dan yang akan datang Bagian dari konstruksi jembatan yang Bitumen
Jumlah panjang jalan disuatu wilayah atau proyek lalu lintas, atau berbagai berfungsi sebagai pemikul langsung Sejenis substansi pengikat berwarna
dalam satuan kilometer dibagi dengan pekerjaan yang berinteraksi dengan beban lalu lintas yang melewatinya. gelap atau hitam (Padat, semi – padat
luas wilayah tersebut dalam satuan pengguna jalan, yang dilakukan secara (Sumber: 15) atau viskous), alami atau manufaktur,
kilometer persegi. (Sumber: 3) independen, oleh penguji yang dipercaya terdiri atas hidrokarbon bermolekul berat,
di dalam melihat potensi kecelakaan Bangunan Bawah Jembatan diantaranya tar, asphaltene, malthene,
Alinyemen Horizontal Jalan dan penampilan keselamatan suatu ruas Bagian dari konstruksi jembatan yang dll. (Sumber: 47)
Proyeksi garis sumbu jalan pada bidang jalan. (Sumber: 33) berfungsi sebagai pemikul dari beban
horizontal. (Sumber: 33) bangunan atas yang selanjutnya
diteruskan kepada pondasi.
Alinyemen Vertikal Jalan
Proyeksi garis sumbu jalan pada bidang
vertikal yang melalui sumbu jalan. B
(Sumber: 15)

Bangunan Pelengkap Jalan


E
(Sumber: 35) Bangunan yang menjadi bagian dari jalan Elevasi Jalan
Badan Jalan yang dibangun sesuai dengan persyaratan Titik ketinggian jalan yang umumnya
Angka Ekuivalen Beban Gandar Meliputi jalur lalu lintas, dengan atau teknik antara lain jembatan, ponton, lintas di ukur dari finished grade titik bahu
Sumbu Kendaraan tanpa jalur pemisah, dan bahu jalan. atas, lintas bawah, tempat parkir, gorong- dalam atau pada as jalan terhadap suatu
Angka yang menyatakan perbandingan (Sumber: 39) gorong, tembok penahan dan saluran tepi referensi ketinggian.
tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh jalan. (Sumber: 8) (Sumber: 47)
lintasan beban gandar tunggal kendaraan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)
terhadap tingkat kerusakan yang Badan yang dibentuk oleh menteri, berada Beban Sumbu Standar Epoxy
ditimbulkan oleh satu lintasan beban di bawah, dan bertanggung jawab kepada Beban sumbu kendaraan yang dianggap Bahan perekat untuk menyambung
menteri. (Sumber: 1) mempunyai daya rusak sama dengan satu struktur beton yang mempunyai kekuatan

44 45
lebih besar dari kekuatan beton. permukaan jalan yang berhubungan sebidang serta dilengkapi dengan pagar Jalan Kerikil
(Sumber: 34) dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas ruang milik jalan. (Sumber: 1) Jalan yang permukaannya terbuat dari
yang lewat. (Sumber: 32) lapisan yang diperkeras. (Sumber: 17)
Jalan Desa
International Roughness Index (IRI) Jalan umum yang menghubungkan Jalan Khusus

F Kerataan permukaan jalan yang


dinyatakan dengan jumlah perubahan
vertikal permukaan jalan untuk setiap
kawasan dan/atau antar permukiman
di dalam desa, serta jalan lingkungan.
(Sumber: 1)
Jalan yang dibangun oleh instansi, badan
usaha, perseorangan, atau kelompok
masyarakat untuk kepentingan sendiri.
Falling Weight Deflectometer (FWD) satuan panjang jalan (mm/km). (Sumber : 1)
Alat untuk mengukur kekuatan struktur (Sumber: 3) Jalan Kabupaten
perkerasan jalan yang bersifat non- Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan Jalan Kolektor
destruktif. (Sumber: 32) primer yang tidak termasuk pada Jalan umum yang berfungsi melayani
jalan nasional dan jalan provinsi, yang angkutan pengumpul atau pembagi
Faktor Daya Rusak Jalan
Perbandingan antara daya rusak akibat
muatan sumbu yang ada dan daya rusak
J menghubungkan
dengan ibukota
ibukota kabupaten
kecamatan, antar
ibukota kecamatan, ibukota kabupaten
dengan ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah
jalan masuk dibatasi. (Sumber: 1)
oleh beban standar. Jalan dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat
(Sumber: 28) Prasarana transportasi darat yang meliputi kegiatan lokal, serta jalan umum dalam Jalan Kolektor 1
segala bagian jalan, termasuk bangunan sistem jaringan jalan sekunder dalam Jalan kolektor primer yang
pelengkap dan perlengkapannya yang wilayah kabupaten, dan jalan strategis menghubungkan antar ibukota provinsi.
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang kabupaten. (Sumber: 1) (Sumber: 7)

G berada pada permukaan tanah, di atas


permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas
Jalan Kecil
Jalan umum untuk melayani lalu lintas
Jalan Kolektor 2
Jalan kolektor primer yang
Gandar permukaan air, kecuali jalan kereta api, setempat, paling sedikit 2 (dua) lajur menghubungkan ibukota provinsi dengan
As mobil – kendaraan yang menjadi jalan lori, dan jalan kabel. (Sumber: 1) untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling ibukota kabupaten/kota. (Sumber: 7)
penopang semua beban dan tempat sedikit 5,5 (lima setengah) meter.
BINA MARGA

BINA MARGA
bertumpunya roda kendaraan. Jalan Akses (Sumber: 1)
(Sumber: 47) Akhir dari jalur landai, tempat bertemu
dengan tempat masuk jalan raya.
Garis Putus-Putus (Sumber: 23)
Marka pembatas dua lajur jalan yang
menunjukkan bahwa mendahului Jalan Arteri
diperkenankan. (Sumber: 23) Jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan utama dengan ciri perjalanan
Garis Utuh jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi,
Garis tidak terputus, memiliki panjang dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
garis dan selang antara (interval) yang berdaya guna. (Sumber: 1)
konsisten. (Sumber: 39)
Jalan Arteri Primer
Jalan arteri yang menghubungkan secara
berdaya guna antarpusat kegiatan

H nasional atau antara pusat kegiatan


nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
(Sumber: 3)
Hambatan Samping
Segala gangguan lalu lintas di tepi jalan Jalan Arteri Sekunder
antara lain pejalan kaki, pedagang kaki Jalan yang menghubungkan kawasan
lima, parkir. (Sumber: 3) primer dengan kawasan sekunder kesatu,
kawasan sekunder kesatu dengan kawasan
sekunder kesatu, atau kawasan sekunder
kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

I (Sumber: 3)

Jalan Bebas Hambatan


Indeks Permukaan Jalan umum untuk lalu lintas menerus
Angka yang dipergunakan untuk dengan pengendalian jalan masuk secara
mnyatakan ketidakrataan dan kekokohan penuh dan tanpa adanya persimpangan Gambar 2.01 Bagian-bagian Jalan (Sumber : 23)

46 47
Jalan Kolektor 3 Jalan Lingkungan Sekunder Jalan Provinsi Jalan Setapak
Jalankolektorprimeryangmenghubungkan Jalan menghubungkan antarpersil dalam Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan Jalan dipakai khusus untuk pejalan kaki
antar ibukota kabupaten/kota. kawasan perkotaan. (Sumber: 3) primer yang menghubungkan ibukota biasanya menghubungkan kampung satu
(Sumber: 7) provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, dengan lainnya/didaerah pegunungan
Jalan Lokal atau antar ibukota kabupaten/kota, dan (Sumber: 17)
Jalan Kolektor Primer Jalan umum yang berfungsi melayani jalan strategis provinsi. (Sumber: 1)
Jalan yang menghubungkan secara angkutan setempat dengan ciri perjalanan Jalan Strategis Kabupaten
berdaya guna antara pusat kegiatan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, Jalan Raya Jalan yang diprioritaskan untuk melayani
nasional dengan pusat kegiatan lokal, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan umum untuk lalu lintas menerus kepentingan kabupaten berdasarkan
antarpusat kegiatan wilayah, atau antara (Sumber: 1) dengan pengendalian jalan masuk secara pertimbangan untuk membangkitkan
pusat kegiatan wilayah dengan pusat terbatas dan dilengkapi dengan median, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan
kegiatan lokal. (Sumber: 3) Jalan Lokal Primer paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah. dan keamanan kabupaten. (Sumber: 1)
Jalan yang menghubungkan secara (Sumber: 1)
Jalan Kolektor Sekunder berdaya guna pusat kegiatan nasional Jalan Strategis Nasional
Jalan yang menghubungkan kawasan dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat Jalan Sedang Jalan yang melayani kepentingan
sekunder kedua dengan kawasan kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan Jalan umum dengan lalu lintas jarak nasional atas dasar kriteria strategis yaitu
sekunder kedua atau kawasan sekunder lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, sedang dengan pengendalian jalan masuk mempunyai peranan untuk membina
kedua dengan kawasan sekunder ketiga atau pusat kegiatan lokal dengan pusat tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur kesatuan dan keutuhan nasional, melayani
kolektor. (Sumber: 3) kegiatan lingkungan, serta antarpusat untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling daerah-daerah rawan, bagian dari jalan
kegiatan lingkungan. (Sumber: 3) sedikit 7 (tujuh) meter. (Sumber: 1) lintas regional atau lintas internasional,
Jalan Kota melayani kepentingan perbatasan antar
Jalan umum dalam sistem jaringan Jalan Lokal Sekunder negara, serta dalam rangka pertahanan
jalan sekunder yang menghubungkan Jalan yang menghubungkan kawasan dan keamanan. (Sumber: 1)
antarpusat pelayanan dalam kota, sekunder kesatu dengan perumahan,
menghubungkan pusat pelayanan kawasan sekunder kedua dengan
dengan persil, menghubungkan antar perumahan, kawasan sekunder ketiga
persil, serta menghubungkan antar pusat dan seterusnya sampai ke perumahan.
BINA MARGA

BINA MARGA
permukiman yang berada di dalam kota. (Sumber: 3)
(Sumber: 1)
Jalan Mantap
Jalan Layang Jaringan jalan dengan kondisi kemampuan
Jalan yang berada di atas permukaan pelayanan mantap, merupakan hasil
tanah. (Sumber: 6) penanganan akhir program pembinaan
jalan sampai dengan tingkat struktur
Jalan Lingkar secara merata (Sumber: 17)
Istilah bagi semua jalan yang melingkari
pusat suatu kota; pada kota yang sangat Jalan Nasional
besar terdapat jalan lingkar dalam, lingkar Jalan arteri dan jalan kolektor dalam
tengah dan lingkar luar; fungsinya adalah sistem jaringan jalan primer yang
agar kendaraan di dalam kota dapat menghubungkan antar ibukota provinsi,
mencapai bagian kota tertentu tanpa dan jalan strategis nasional, serta jalan
harus melalui pusat kota atau bagian tol. (Sumber: 1)
kota lainnya atau untuk mempercepat
perjalanan dari satu sisi kota ke sisi Jalan Penghubung
lainnya. (Sumber: 21) Jalan yang menghubungkan jalan tol
dengan jalan umum yang ada.
Jalan Lingkungan (Sumber: 6)
Jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri Jalan Poros
perjalanan jarak dekat, dan kecepatan Jalan yang menghubungkan masing-
rata-rata rendah. (Sumber: 1) masing stasiun permukiman atau
lingkungan perumahan. (Sumber: 17)
Jalan Lingkungan Primer
Jalan yang menghubungkan antarpusat Jalan Poros Perumahan
kegiatan di dalam kawasan perdesaan Jalan yang menghubung masing-masing
dan jalan di dalam lingkungan kawasan satuan pemukiman atau lingkungan
perdesaan. (Sumber: 3) perumahan. (Sumber: 17)
Gambar 2.02 Simpang Susun Semanggi (Sumber : 23)

48 49
Jalan Strategis Provinsi Jalan Tol Jalur Cepat Jalur Pejalan Kaki
Jalan yang diprioritaskan untuk melayani Jalan umum yang merupakan bagian Bagian Jalan yang diperuntukkan bagi lalu Jalur jalan yang diperuntukkan sebagai
kepentingan provinsi berdasarkan sistem jaringan jalan dan sebagai jalan lintas dengan kecepatan tinggi. tempat orang bergerak dengan berjalan
pertimbangan untuk membangkitkan nasional yang penggunanya diwajibkan (Sumber: 6) kaki, biasanya merupakan bagian dari
pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan membayar tol. (Sumber: 1) jaringan jalan di wilayah kota.
dan keamanan provinsi; untuk jalan di Jalur Lambat (Sumber: 6)
Daerah Khusus Ibukota Jakarta terdiri Jalan Tol Trans Jawa Bagian jalan yang khusus diperuntukkan
atas jalan provinsi dan jalan nasional. Jalan tol yang menyusuri Pesisir Utara bagi lalu lintas kendaraan lambat. Jalur Pemisah
(Sumber: 1) Jawa mulai dari Merak – Jakarta – Cirebon (Sumber: 6) Daerah yang memisahkan arah lalu lintas
– Semarang – Solo – Ngawi – Kertosono – pada suatu ruas atau segmen jalan.
Mojokerto – Surabaya. (Sumber: 41) (Sumber: 6)
BINA MARGA

BINA MARGA
Gambar 2.04 Jembatan Beruji Kabel (Sumber : 23)

Gambar 2.03 Jalan Tol Transjawa (Sumber : 41)

Jalan Tanah Jalan Umum


Jalan yang belum diperkeras dan masih Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas
terdiri atas lapisan tanah biasa. umum. (Sumber: 1)
(Sumber: 17)
Jalur
Jalan Tidak Mantap Bagian jalan yang diperuntukkan untuk
Jaringan jalan dengan kondisi kemampuan lalu lintas. (Sumber: 39)
pelayanan tidak mantap, merupakan hasil
penanganan program pembinaan jalan Jalur Bis
sampai dengan tingkat struktur pondasi Jalur khusus untuk lintasan bis dengan
(base curse) atas, atau jalan yang semula maksud untuk meningkatkan efisiensi
kondisinya mantap, pada saat tertentu sistem transportasi umum (massa), yaitu
melalui penurunan kemampuan tingkat mempersingkat waktu perjalanan dan
pelayanan yang bersifat tidak linter lagi biaya transportasi. (Sumber: 6)
(Sumber: 17) Gambar 2.05 JORR II (Jakarta Outer ring Road II) (Sumber: 41)

50 51
Jalur Penghubung Jembatan Bailey
Suatu ruas Jalan yang pendek; berperan Jembatan baja, seringkali bersifat
sebagai penghubung antara ruas jalan sementara, yang komponen rangka
dan melayani arus. (Sumber: 6) standarnya memudahkan untuk
pemasangan dalam waktu singkat.
Jalur Samping (Sumber: 23)
Jalan yang dibangun sejajar sepanjang
jalur lalu lintas menerus yang dimaksudkan Jembatan Balok (Beam Bridge)
sebagai akses pada lahan sekitar atau Jembatan yang lantainya tersusun dari
jalan kolektor/lokal yang harus terpisah satu atau beberapa balok yang didukung
oleh jalur lalu lintas menerus oleh struktur tiang sepanjang ruang bebasnya.
fisik seperti kereb atau pagar pelindung. (Sumber: 2)
(Sumber: 40)
Jembatan Beruji Kabel (Cable-Stayed
Jembatan Bridges)
Bangunan pelengkap jalan yang berfungsi Jembatan yang lantainya didukung pada
sebagai penguhubung dua ujung jalan beberapa titik dengan ruji yang menumpuk
yang terputus oleh sungai, saluran, pada satu atau lebih menara.
Gambar 2.06 Jembatan Balok (Beam Bridges) (Sumber : 23) lembah dan selat, atau laut, jalan raya (Sumber: 23)
dan jalan kereta api. (Sumber: 27)
Jembatan Gantung dengan Suspensi
Jembatan Angkat (Lift Bridge) (Suspension Bridge)
Jembatan yang lantainya diangkat oleh Jembatan yang lantai jembatan
suatu sistem kabel. (Sumber: 23) panjangnya tergantung pada kabel
penahan beban yang didukung menara
Jembatan Apung dan dijangkar ke tanah pada kedua ujung
Jembatan yang lantainya menumpu pada jembatan. (Sumber: 23)
BINA MARGA

BINA MARGA
sejumlah ponton yang dapat dilepaskan
untuk membuka jembatan. Jembatan Gantung dengan Kantilever
(Sumber: 23) (Cantilever Bridge)
Jembatan yang dua bentang utamanya
Jembatan Ayun memanjang ke arah satu sama lain dan
Jembatan yang lantainya berputar mendukung suatu bentang pendek yang
mengelilingi suatu sumbu vertikal. menahan beban lebih sedikit.
(Sumber: 23) (Sumber: 23)

Gambar 2.07 Jembatan Gantung dengan Suspensi (Suspension Bridge)


(Sumber : 23)

Gambar 2.08 Jembatan Gantung Cantilever (Cantilever Bridge) Gambar 2.09 Jembatan Lengkung (Arch Bridges) (Sumber : 23)
(Sumber : 23)

52 53
Jembatan Jungkit Daun Ganda Kerusakan Dini kendaraan pada saat akan keluar dari Lapis Aspal Beton (LASTON)
Jembatan yang terdiri atas dua bentang Kerusakan struktur perkerasan jalan lebih jalur lalu lintas dengan kecepatan tinggi. Lapisan pada konstruksi jalan yang
yang tersambung satu sama lain di cepat dari umur layanan rencana (design (Sumber: 39) terdiri atas agregat kasar, agregat halus,
tengah jembatan dan berputar terhadap life). (Sumber: 26) filler, dan aspal keras yang dicampur,
suatu sumbu vertikal pada tiap pangkal Lajur Tengah dihamparkan, dan dipadatkan dalam
jembatannya. (Sumber: 23) Konsesi Jalan Tol Bagian jalan yang dibatasi marka, keadaan panas pada suhu tertentu.
Izin pengusahaan jalan tol yang diberikan masing-masing menampung sekelompok (Sumber: 32)
Jembatan Jungkit Daun Tunggal Pemerintah kepada Badan Usaha untuk memanjang lalu lintas. (Sumber: 23)
Jembatan yang lantainya diangkat dengan memenuhi pengembalian dana investasi Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
sesuatu mekanisme beban penyeimbang. dan keuntungan yang wajar. Lajur Tunggu Lapis penutup permukaan perkerasan
(Sumber: 23) (Sumber: 2) Lajur khusus sebelum bukaan separator yang terdiri atas agregat halus atau pasir
yang berfungsi sebagai tempat kendaraan atau campuran keduanya, dan aspal keras
Jembatan Lengkung Kuat Tekan Beton menunggu sebelum melakukan perpindah yang dicampur, dihampar dan dipadatkan
Jembatan yang lantainya didukung Besarnya beban per satuan luas, yang jalur. (Sumber: 14) dalam keadaan panas pada temperatur
penggantung dan terpasang pada suatu menyebabkan benda uji beton hancur tertentu. (Sumber: 28)
lengkung yang menghasilkan gaya bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, Land Capping
diagonal pada tumpuan lateral. yang dihasilkan oleh mesin tekan. Pembagian resiko yang adil antara Lapis Penetrasi Makadam (LAPEN)
(Sumber: 23) (Sumber: 25) Pemerintah dan investor (operator) yang Lapis perkerasan yang terdiri atas agregat
bertujuan untuk memberikan kepastian pokok dan agregat pengunci bergradasi
JORR I (Jakarta Outer Ring Road I) investasi. Dalam hal ini Pemerintah terbuka dan seragam yang diikat oleh
Atau Jalan Lingkar Luar Jakarta I adalah
jalan tol yang melingkar mulai dari Tanjung
Priok – Cakung – Cikunir – Taman Mini -
L telah memutuskan untuk menerapkan
instrumen land capping dimana
Pemerintah akan menanggung perubahan
aspal keras dengan cara disemprotkan
diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis
dan jika akan digunakan sebagai lapis
Veteran – Ulu Jami (tol Serpong) – Kebon Lajur harga tanah di atas 110% dari nilai yang permukaan perlu diberi laburan aspal
Jeruk (Tol Jakarta – Tangerang) - (Tol Bagian jalur yang memanjang, dengan disepakati dalam Perjanjian Pengusahaan dengan batu penutup. (Sumber: 32)
Jagorawi) – Penjaringan (Tol Sedyatmo). atau tanpa marka jalan, yang memiliki Jalan Tol (PPJT). (Sumber: 18)
(Sumber: 41) lebar cukup untuk satu kendaraan Lapis Permukaan
BINA MARGA

BINA MARGA
bermotor sedang berjalan, selain sepeda Land Freezing Bagian perkerasan yang paling atas.
JORR II (Jakarta Outer ring Road II) motor. (Sumber: 39) Pembekuan lahan sepanjang koridor tol (Sumber: 32)
Atau Jalan Lingkar Luar Jakarta I, berada pasca penetapan kebijakan pembangunan
di luar JORR I yang dimulai dari Cilincing Lajur Lalu Lintas dilakukan pemerintah. (Sumber: 18) Lapis Pondasi
(JORR I) – Cibitung (Tol Jakarta – Bagian dari jalur tempat lalu lintas Bagian perkerasan yang terletak antara
Cikampek) – Cimanggis (Tol Jagorawi) – bergerak, untuk satu kendaraan. Land Fund lapis permukaan dan lapis pondasi bawah
Cinere (Tol Depok – Antasari) – Serpong (Sumber: 14) Dana talangan bergulir yang dikelola (atau dengan tanah dasar bila tidak
(Tol Serpong) – Kunciran (Tol Jakarta – Badan Layanan Umum/BLU untuk menggunakan lapis pondasi bawah).
Tangerang) – Rawabokor / Cengkareng Lajur Lambat membantu kerja investor pada tahap awal (Sumber: 32)
(Tol Sedyatmo). (Sumber: 41) Lajur lalu lintas paling tepi untuk investasi/bilamana terjadi kelambatan
kendaraan berkecepatan lambat. (delay). Dengan model ’prepaid’ ini, Lapis Pondasi Bawah
(Sumber: 23) dana talangan harus dikembalikan secara Bagian dari konstruksi perkerasan
bertahap kepada Pemerintah pada saat di bawah lapis pondasi atas untuk

K Lajur Mendahului
Lajur lalu lintas bagian tengah untuk
kendaraan berkecepatan lebih tinggi
jalan tol telah beroperasi. (Sumber: 18)

Land Price
mendukung dan menyebarkan beban ke
lapis tanah dasar dibawahnya.
(Sumber: 35)
Kepala Jembatan mendahului lalu lintas lain. (Sumber: 23) Penetapan harga tanah oleh auditor
Bangunan bawah jembatan yang terletak independen. (Sumber: 18) Lebar Bahu
pada kedua ujung jembatan berfungsi Lajur Pengumpan Ruang disamping jalur lalu lintas,
sebagai pemikul seluruh beban ujung luar Awal dari lajur percepatan sejajar dengan Lantai Jembatan (deck) direncanakan sebagai ruang untuk
bentang, pinggir, dan gaya-gaya lainnya, lajur lalu lintas. (Sumber: 23) Sekumpulan komponen yang menyusun kendaraan sekali – sekali berhenti,
serta melimpahkannya. (Sumber: 27) struktur yang menyangga laju lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan lambat.
Lajur Percepatan jembatan. (Sumber: 23) (Sumber: 42)
Kereb Lajur yang disediakan untuk percepatan
Bagian dari jalan berupa struktur kendaraan pada saat akan masuk ke Lapis Asbuton Agregat (LASBUTAG) Lebar Perkerasan
vertikal dengan bentuk tertentu yang jalur lalu lintas dengan kecepatan tinggi. Campuran yang terdiri atas agregat kasar, Bagian permukaan jalan yang dipakai
digunakan sebagai pelengkap jalan untuk (Sumber: 39) agregat halus, asbuton, bahan peremaja, untuk lalu lintas kendaraan.
memisahkan badan jalan dengan fasilitas dan filler (bila diperlukan) yang dicampur, (Sumber: 20)
lain, seperti jalur pejalan kaki, median, Lajur Perlambatan dihamparkan, dan dipadatkan secara
separator, pulau jalan, maupun tempat Lajur yang disediakan untuk perlambatan dingin. (Sumber: 32)
parkir. (Sumber: 13)

54 55
Leger Jalan pada kedua ujung jembatan, berfungsi Pemeliharaan Jalan Tol Pengaturan Jalan
Dokumen yang memuat data dan sebagai pemikul seluruh beban pada Upaya yang dilakukan terhadap sebagian Kegiatan perumusan kebijakan
informasi mengenai perkembangan suatu ujung bentang dan gaya – gaya lainnya atau seluruh unsur jalan, dengan tujuan perencanaan, penyusunan perencanaan
ruas jalan. (Sumber: 8) yang didistribusikan pada tanah pondasi. untuk mempertahankan, memulihkan umum, dan penyusunan peraturan
(Sumber: 44) atau meningkatkan kondisi jalan agar perundang-undangan jalan. (Sumber: 1)
tetap dalam batas-batas standar
Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan pelayanan minimal jalan tol. Pengawasan Jalan

M Jalan
Penggunaan badan jalan untuk melayani
kecepatan lalu lintas sesuai dengan yang
(Sumber: 6)

Pemeliharaan Rutin
Kegiatan
mewujudkan
yang dilakukan
tertib
untuk
pengaturan,
pembinaan, dan pembangunan jalan.
Marka Jalan direncanakan, antara lain penggunaan Kegiatan merawat serta memperbaiki (Sumber: 1)
Suatu tanda yang berupa garis, simbol, bahu jalan untuk berhenti bagi kerusakan-kerusakan yang terjadi pada
angka, huruf atau tanda-tanda lainnya kendaraan dalam keadaan darurat agar ruas-ruas jalan dengan kondisi pelayanan Pengguna Jalan Tol
yang digambarkan, berfungsi sebagai tidak mengganggu arus lalu lintas yang mantap. Jalan dengan kondisi pelayanan Setiap orang yang menggunakan
penuntun/pengarah pengemudi selama melewati perkerasan jalan. (Sumber: 2) mantap adalah ruas-ruas jalan dengan kendaraan bermotor roda empat atau
perjalanan. (Sumber: 16) umur rencana yang dapat diperhitungkan lebih yang membayar tol. (Sumber: 5)
Pelepasan atau Penyerahan Hak Atas serta mengikuti suatu standar tertentu.
Median Tanah (Sumber: 3) Pengusahaan Jalan Tol
Bagian dari jalan yang tidak dapat Kegiatan melepaskan hubungan hukum Kegiatan yang meliputi pendanaan,
dilalui oleh kendaraan, dengan bentuk antara pemegang hak atas tanah Pemisah Jalur perencanaan teknis, pelaksanaan
memanjang sejajar jalan, terletak di dengan tanah yang dikuasainya dengan Separator yang selanjutnya disebut konstruksi, pengoperasian, dan/atau
sumbu/tengah jalan, dimaksudkan memberikan ganti rugi atas dasar dengan pemisah jalur adalah bagian pemeliharaan jalan tol yang dilakukan
untuk memisahkan arus lalu lintas yang musyawarah. (Sumber: 3) dari jalan yang tidak dapat dilalui oleh oleh Pemerintah dan/atau Badan Usaha.
berlawanan arah. (Sumber: 14) kendaraan, dengan bentuk memanjang (Sumber: 11)
Pemakai Jalan sejajar jalan, dimaksudkan untuk
Mobilitas Orang atau badan hukum yang memisahkan antara jalur yang berbeda Peningkatan Jalan
Jumlah panjang jalan disuatu wilayah mempergunakan jalan, baik bagian yang fungsi. (Sumber: 14) Penanganan guna memperbaiki
BINA MARGA

BINA MARGA
dalam satuan kilometer dibagi dengan diperkeras maupun yang tidak diperkeras. pelayanan jalan agar mencapai tingkat
jumlah penduduk di wilayah tersebut (Sumber: 17) Pemisah Luar pelayanan yang direncanakan, terdiri atas
dalam satuan ribuan jiwa. (Sumber: 3) Bagian badan jalan yang dipergunakan peningkatan struktur dan peningkatan
Pembangunan Jalan untuk memisahkan arus kendaraan cepat kapasitas. Peningkatan struktur
Muatan Lebih Kegiatan pemrograman dan dengan arus kendaraan lambat. merupakan kegiatan penanganan untuk
Muatan sumbu kendaraan yang melebihi penganggaran, perencanaan teknis, (Sumber: 20) dapat meningkatkan kemampuan ruas-
dari ketentuan seperti yang tercantum pelaksanaan konstruksi, serta ruas jalan dalam kondisi tidak mantap
pada peraturan yang berlaku (PP 43 pengoperasian dan pemeliharaan jalan. Pemisah Tengah atau kritis agar ruas-ruas jalan tersebut
Tahun 1993). (Sumber: 26) (Sumber: 1) Bagian dari badan jalan yang dipergunakan mempunyai kondisi pelayanan mantap
untuk memisahkan arus kendaraan dua sesuai dengan umur rencana yang
Muatan Sumbu Terberat (MST) Pembinaan Jalan arah. (Sumber: 20) ditetapkan. Peningkatan kapasitas
Beban maksimum sumbu kendaraan Kegiatan penyusunan pedoman dan merupakan penanganan jalan dengan
bermotor yang diijinkan yang harus standar teknis, pelayanan, pemberdayaan Penanganan Darurat pelebaran perkerasan, baik menambah
didukung oleh jalan. (Sumber: 43) sumber daya manusia, serta penelitian Penanganan yang dilakukan untuk maupun tidak menambah jumlah lajur.
dan pengembangan jalan. (Sumber: 1) memulihkan secepatnya kondisi jalan (Sumber: 3)
yang mengganggu kelancaran lalulintas
Pemegang Hak atas Tanah dan/atau membahayakan pengguna Penyedia Jalan Tol

O Orang atau badan hukum yang mempunyai


hak atas tanah yang sudah terdaftar atau
bersertifikat atau atas tanah bekas milik
jalan yang diakibatkan oleh kejadian tak
terduga. (Sumber: 6)
BUJT dan/atau institusi lain yang
berhubungan dengan penyediaan jalan
tol. (Sumber: 6)
Oprit adat yang belum terdaftar atau belum Pengadaan Tanah
Badan jalan di belakang kepala jembatan. bersertifikat. (Sumber:1) Setiap kegiatan untuk mendapatkan Penyelenggara Jalan
(Sumber: 27) tanah dengan cara memberikan ganti Pihak yang melakukan pengaturan,
Pemeliharaan Berkala rugi kepada yang melepaskan atau pembinaan, pembangunan, dan
Kegiatan penanganan terhadap setiap menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, pengawasan jalan sesuai dengan
kerusakan yang diperhitungkan dalam dan benda-benda yang berkaitan dengan kewenangannya. (Sumber: 1)

P desain agar penurunan kondisi jalan dapat


dikembalikan pada kondisi kemantapan
sesuai dengan rencana (Sumber: 3)
tanah atau dengan pencabutan hak atas
tanah. (Sumber: 3) Penyelenggaraan Jalan
Kegiatan yang meliputi pengaturan,
Pangkal Jembatan (abutment) pembinaan, pembangunan, dan
Bangunan bawah jembatan yang terletak pengawasan jalan. (Sumber: 1)

56 57
Penyesuaian Tarif Tol penyeberangan, kotak komunikasi, dan gaya yang diperhitungkan ke lapisan Rehabilitasi Jalan
Evaluasi tarif tol yang dilakukan setiap 2 tempat pemberhentian angkutan umum tanah pendukung. (Sumber:29 ) Kegiatan penanganan terhadap setiap
tahun sekali oleh BPJT berdasarkan tarif (Sumber: 8) kerusakan yang tidak diperhitungkan
lama yang disesuaikan dengan pengaruh Pondasi Tiang Pancang dalam desain, yang berakibat menurunnya
inflasi sesuai dengan formula : Tarif = tarif Persimpangan Tiang-tiang pondasi yang dimasukkan kondisi kemantapan pada bagian/tempat
lama (1 + inflasi). BPJT merekomendasikan Pertemuan 2 jalan atau lebih yang kedalam tanah dengan cara ditumbuk tertentu dari suatu ruas jalan dengan
hasil evaluasi tersebut kepada Menteri. bersilangan. (Sumber: 45) atau ditekan dan berfungsi sebagai kondisi rusak ringan, agar penurunan
Penetapan pemberlakuan penyesuaian pemikul seluruh beban jembatan serta kondisi kemantapan tersebut dapat
tarif tol dilakukan oleh Menteri. Persimpangan Sebidang melimpahkannya ke lapisan tanah dikembalikan pada kondisi kemantapan
(Sumber: 2) Pertemuan dua ruang jalan atau lebih pendukung tidak termasuk cerucuk dan sesuai dengan rencana. (Sumber: 2)
dalam satu bidang, antara lain simpang sejenisnya. (Sumber: 15)
Performance Based Maintenance tiga dan simpang empat. (Sumber: 3) Road Users Cost
Contract (PBMC) Ponton Biaya yang harus dikeluarkan oleh
Kontrak pemeliharaan jalan berdasarkan Persimpangan Tidak Sebidang Struktur berongga berisi udara yang pengguna jalan untuk menempuh suatu
kinerja (mutu pelayanan) dan jangka Persimpangan dimana dua ruas jalan mendukung laintai jembatan. perjalanan, yang antara lain terdiri ata
waktu (umumnya multi years) yang atau lebih saling bertemu tidak dalam (Sumber: 23) biaya bahan bakar, oli, dll. (Sumber: 47)
ditetapkan. (Sumber: 26) satu bidang tetapi salah satu ruas berada
diatas atau dibawah ruas jalan yang lain. Pozolan Ruas Jalan Tol
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (Sumber: 22) Bahan yang mengandung silika amorf Bagian atau penggal dari jalan tol tertentu
(PPJT) apabila dicampur dengan kapur dan air yang pengusahaannya dapat dilakukan
Perjanjian, termasuk lampiran-lampiran Pilar Jembatan akan membentuk benda padat yang keras oleh BUJT tertentu. (Sumber: 6)
dan perubahan-perubahannya (bila Bangunan bawah yang terletak diantara dan bahan yang tergolong pozolan adalah
ada), yang dibuat antara pemerintah dan kedua kepala jembatan, berfungsi sebagai tras, semen merah, abu terbang dan Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA)
perusahaan jalan tol yang menjadi dasar pemikul seluruh beban pada ujung-ujung bubukan terak tanur tinggi. Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan,
untuk menyelenggarakan pengusahaan bentang dan gaya-gaya lainnya, serta (Sumber: 36) dan ambang pengamannya.
jalan tol. (Sumber: 9) melimpahkannya ke pondasi. (Sumber: 1)
(Sumber: 15)
BINA MARGA

BINA MARGA
Perlengkapan Jalan Pulau Lalu Lintas Ruang Manfaat Jalan Tol
Sarana untuk mengatur keselamatan, Pondasi Bagian dari persimpangan yang Suatu ruang sepanjang jalan tol yang
kelancaran, keamanan, dan ketertiban Bagian struktur bangunan pelengkap ditinggikan dengan kereb, yang dibangun dimanfaatkan untuk konstruksi jalan
lalu lintas antara lain perangkat lalu lintas, jalan yang berfungsi memikul serta sebagai pengarah arus lalu lintas serta yang terdiri atas badan jalan, saluran
pengaman jalan, rambu jalan, jembatan melimpahkan seluruh beban dan gaya- merupakan tempat bagi pejalan kaki pada tepi jalan, serta ambang pengamannya;
saat menunggu kesempatan menyeberang dan badan jalan yang meliputi jalur lalu
jalan. (Sumber: 46) lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah
dan bahu jalan, ambang pengaman jalan
Putaran terletak di bagian paling luar dari ruang
Lengkung yang melayani gerakan berubah manfaat jalan dan dimaksudkan untuk
arah dari satu jalan raya ke jalan raya mengamankan bangunan jalan.
lain. (Sumber: 23) (Sumber: 6)

Ruang Milik Jalan (RUMIJA)

R
Sejalur tanah tertentu di luar ruang
manfaat jalan yang masih menjadi bagian
dari ruang milik jalan, yang dibatasi oleh
batas ruang milik jalan, yang dimaksudkan
Rangka Lengkung Jembatan untuk memenuhi persyaratan keluasan
Batok lengkung yang terdiri dari dua keamanan penggunaan jalan antara
busur yang dihubungkan oleh suatu lain untuk keperluan pelebaran ruang
jaringan penopang segitiga sempurna. manfaat jalan pada masa yang akan
(Sumber: 23) datang. (Sumber: 6)
Rencana Umum Jaringan Jalan Ruang Milik Jalan Tol
Nasional Ruang sepanjang jalan tol yang meliputi
Kumpulan rencana ruas-ruas jalan ruang manfaat jalan tol dan sejalur tanah
nasional beserta besaran pencapaian tertentu di luar ruang manfaat jalan tol.
sasaran kinerja pelayanan jalan tertentu (Sumber: 2)
untuk jangka waktu tertentu.
Gambar 2.10 Gambar Bagian-Bagian Jalan (Sumber: 3) (Sumber: 3)

58 59
Ruang Pengawasan Jalan Semen Portland Tipe I Simpang Susun Berlian (Diamond Sistem Pengumpulan Tol Terbuka
(RUWASJA) Semen portland yang umum digunakan Interchange) Sistem pengumpulan tol yang kepada
Ruang tertentu di luar ruang milik tanpa persyaratan khusus. (Sumber: 36) Simpang susun yang menghubungkan pemakainya diwajibkan membayar tol
jalan yang ada di bawah pengawasan suatu jalan dengan jalan bebas hambatan pada saat melewati gerbang tol.
penyelenggara jalan. (Sumber: 1) Semen Portland Tipe II yang membutuhkan lampu lalu lintas (Sumber: 2)
Semen portland yang dalam untuk gerakan-gerakan belok kiri ke dan
Ruang Pengawasan Jalan Tol penggunaannya memerlukan ketahanan dari jalan atau jalan layang. Sistem Pengumpulan Tol Tertutup
Ruang sepanjang jalan tol yang meliputi terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. (Sumber: 23) Sistem pengumpulan tol yang kepada
sejalur tanah tertentu di luar ruang milik (Sumber: 36) pemakainya diwajibkan mengambil
jalan tol yang penggunaannya berada di Simpang Susun Semanggi (Cloverleaf tanda masuk pada gerbang masuk dan
bawah pengawasan Menteri. Semen Portland Tipe III Interchange) membayar tol pada gerbang ke luar.
(Sumber: 2) Semen portland yang dalam Simpang susun dengan empat cabang (Sumber: 2)
penggunaannya memerlukan kekuatan yang lengkungnya digunakan untuk belok
awal yang tinggi. (Sumber: 36) kanan dan penghubung lurusnya untuk Sistem Putaran
belok kiri. (Sumber: 23) Simpang susun yang terdiri atas empat

S Semen Portland Tipe IV


Semen portland
penggunaannya
yang
memerlukan
dalam
panas
Simpang Susun Terompet (Trumpet
Interchange)
jalur landai yang terhubung satu sama
lain sehingga membentuk jalan satu
arah. (Sumber: 23)
Semen Hidrolik hidrasi yang rendah. (Sumber: 36) Simpang susun yang menghubungkan
Semen yang mengeras dalam air. suatu ujung jalan, menggunakan hanya Sumuran
(Sumber: 31) Semen Portland Tipe V satu lantai. (Sumber: 23) Struktur bangunan yang dimasukkan
Semen portland yang dalam ke dalam tanah sampai kedalaman
Semen Portland penggunaannya memerlukan ketahanan Sistem Jaringan Jalan tertentu, mempunyai bentuk penampang
Semen hidrolis yang dihasilkan dengan yang tinggi terhadap sulfat. Satu kesatuan ruas jalan yang saling bundar, segi empat atau oval dimana
cara menggiling telak semen portland (Sumber: 36) menghubungkan dan mengikat pusat- ratio panjang dan lebar lebih kecil dari 4.
yang terutama terdiri dari kalsium silikat pusat pertumbuhan dengan wilayah yang (Sumber: 27)
hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling Simpang Susun (Interchange) berada dalam pengaruh pelayanannya
BINA MARGA

BINA MARGA
bersama-sama dengan bahan tambahan Struktur penghubung beberapa jalan atau dalam satu hubungan hierarkis.
satu atau lebih bentuk kristal senyawa beberapa jalan bebas hambatan agar (Sumber: 1)
Kalsium Sulfat. (Sumber: 31)

Semen Portland-Pozolan (SPP)


tidak bertemu pada bidang yang sama.
(Sumber: 23) Sistem Jaringan Jalan Primer
Merupakan sistem jaringan jalan dengan
T
Campuran semen portland dengan pozolan peranan pelayanan distribusi barang Tanah Dasar
antara 15-40 % berat total campuran dan dan jasa untuk pengembangan semua Permukaan tanah semula atau permukaan
kandungan Si02 + A1203 + Fe203 dalam wilayah di tingkat nasional, dengan galian atau permukaan tanah timbunan
pozolan minimum 70%. (Sumber: 36) menghubungkan semua simpul jasa yang dipadatkan dan merupakan
distribusi yang berwujud pusat-pusat permukaan tanah dasar untuk perletakan
kegiatan. (Sumber: 1) bagian-bagian perkerasan lainnya.
(Sumber: 32)
Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Merupakan sistem jaringan jalan dengan Taper
peranan pelayanan distribusi barang dan Bagian dari lajur jalan yang menyerong
jasa untuk masyarakat di dalam kawasan yang berfungsi untuk mengarahkan lalu
perkotaan. (Sumber: 1) lintas pindah lajur. (Sumber: 14)

Sistem Pengumpulan Tol Tarif Tol


Sistem yang digunakan dalam Tarif yang dihitung berdasarkan
pengumpulan tol dan terdiri dari sistem kemampuan bayar pengguna jalan
tertutup yaitu sistem pengumpulan tol tol, besar keuntungan biaya operasi
yang kepada penggunanya diwajibkan kendaraan dan kelayakan investasi.
mengambil tanda masuk pada gerbang (Sumber: 2)
masuk dan membayar tol pada gerbang
keluar dan sistem terbuka yaitu Terowongan (Underpass)
sistem pengumpulan tol yang kepada Bagian jalan yang dibuat lebih rendah
penggunanya diwajibkan membayar tol sehingga memungkinkan lalu lintas
pada saat melewati gerbang masuk atau dapat melintasi bagian bawah jalan lain.
gerbang keluar (Sumber: 11) (Sumber: 23)
Gambar 2.11 Macam-macam simpang Susun (Sumber : 23)

60 61
Terowongan Angkutan batuan masif dengan cara pemboran atau Terowongan Lalu Lintas (Traffic kereta api biasanya bentuk penampang
Terowongan yang dibuat untuk keperluan peledakan. (Sumber: 37) Tunnel) bulat, empat persegi panjang, atau segi
angkutan barang, seperti : terowongan Terowongan yang dibuat untuk banyak (polygonal) tergantung dari
stasiun pembangkit listrik dengan Terowongan Dongkrak (Jack Tunnel) kepentingan lalu lintas, terdiri dari letaknya di bawah permukaan tanah.
tenaga air, terowongan penyediaan air, Terowongan yang banyak dipakai untuk terowongan kereta api, terowongan jalan Rintangan untuk terowongan di bawah
terowongan untuk saluran air kotor, melintasi jalan raya atau kereta api, raya, terowongan pejalan kaki, terowongan kota adalah kerapatan dari bangunan di
terowongan untuk angkutan di dalam diperlukan pada kondisi tanah yang relatif navigasi, terowongan transportasi di atas tanah, jaringan jalan dan gedung-
daerah industri / pabrik. (Sumber: 37) baik. Dibuat dengan cara mendongkrak bawah kota, dan terowongan transportasi gedung. (Sumber: 37)
segmen demi segmen dan penggalian di tambang bawah tanah. (Sumber: 37)
Terowongan Batuan (Rock Tunnel) dilakukan secara manual. (Sumber: 37) Terowongan untuk Utilitas Umum
Terowongan yang dibuat langsung pada Terowongan Micro-tunnel Terowongan yang biasanya dibuat di
Terowongan yang biasa digunakan untuk daerah perkotaan untuk menyalurkan
pipa, kabel dan air, cara pembuatannya kabel listrik dan telepon, pipa gas dan
dengan penggalian secara otomatis dan air, dan juga pipa-pipa lainnya yang
pembuangan material dilakukan secara penting, dibawah saluran air, jalan raya,
modern. Kekuatan mendorong dari mesin jalan kereta api, blok bangunan untuk
dapat mencapai 50 ton dan produksinya memudahkan inspeksi secara kontinue,
dapat mencapai 5 meter per hari, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu-
diameter micro tunnel dapat mencapai 60 waktu kalau ada kerusakan.
cm hingga 1 meter. (Sumber: 37) (Sumber: 37)

Terowongan Navigasi Tiang Jembatan (pier)


Terowongan yang dibuat untuk Komponen penyangga beban kokoh
kepentingan lalu lintas air di kanal-kanal yang ditempatkan pada jarak tertentu
dan sungai-sungai yang menghubungkan satu sama lain untuk menyangga balok
satu kanal atau sungai ke kanal lainnya. jembatan. (Sumber: 23)
Selain itu terowongan ini juga dibuat untuk
BINA MARGA

BINA MARGA
menembus daerah pegunungan untuk Tol
memperpendek jarak dan memperlancar Sejumlah uang tertentu yang dibayarkan
lalu lintas air. (Sumber: 37) untuk penggunaan jalan tol.
(Sumber:1)
Terowongan Pejalan Kaki
Terowongan yang biasa digunakan di Trotoar
bawah jalan raya yang ramai atau di Jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar
bawah sungai dan kanal sebagai tempat dengan sumbu jalan dan lebih tinggi
menyeberang bagi pejalan kaki. dari permukaan perkerasan jalan untuk
(Sumber: 37) menjamin keselamatan pejalan kaki yang
bersangkutan. (Sumber: 33)
Terowongan Saluran Air Kotor
Terowongan yang dibuat untuk
membuang air kotor dari kota atau pusat
industri ke tempat pembuangan yang
sudah disediakan. Dinding terowongan
U
harus dilindungi dengan material seperti Umur Rencana (UR) Jalan
keramik, bahan yang tahan terhadap asam Jumlah waktu dalam tahun yang dihitung
atau aspal beton, karena aliran air kotor sejak jalan tersebut mulai dibuka
dapat menggerus dinding terowongan sampai saat diperlukan perbaikan berat
akibat pengaruh gaya gravitasi. atau dianggap perlu untuk diberi lapis
(Sumber: 37) permukaan yang baru. (Sumber: 32)

Terowongan Transportasi Bawah Unsur Jalan Tol


Kota Segala bagian jalan yang terdapat pada
Terowongan yang dibuat untuk keperluan ruang manfaat jalan tol dan ruang milik
transportasi dalam kota, dapat berupa jalan tol, termasuk bangunan pelengkap,
terowongan kereta api maupun jalan perlengkapan, dan fasilitas jalan.
raya. Terowongan jalan raya umumnya (Sumber: 6)
mempunyai bentuk penampang tapal
Gambar 2.12 Terowongan (Underpass) (Sumber : 23) kuda (horseshoe), sedangkan terowongan

62 63
V
Volume Lalu Lintas
Jumlah kendaraan yang melewati suatu
penampang tertentu pada suatu ruas
jalan tertentu dalam satuan waktu
tertentu. (Sumber: 3)

Volume Lalu Lintas Rata-rata


Jumlah kendaraan rata-rata dihitung
menurut satu satuan waktu tertentu.
(Sumber: 3)
BINA MARGA

BINA MARGA
64 65
SUMBER: Teknis Pondasi Sumuran Untuk Jembatan
28. Revisi SNI 03-6749-2002 tentang Spesifikasi Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir).
29. Revisi SNI 06-2490-1991 tentang Cara Uji Kadar Air dalam Produk Minyak dan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan Bahan Mengandung Aspal dengan Cara Penyulingan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Tentang
30. NSPM Kimpraswil, Pedoman / Petunjuk Teknik Dan Manual Irigasi, edisi
Jalan Tol
pertama, Desember 2002,
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 34 Tahun 2006 tentang Jalan
31. SNI 03-4804-1998 tentang Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang
dalam Agregat
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
32. NSPM Kimpraswil edisi pertama, Desember 2002 tentang Pedoman Perencanaan
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2007 tentang Petunjuk
Tebal Perkerasan Lentur
Teknis Penelitian, Pengembangan, dan Pemberdayaan di Bidang Jalan Tol
33. Pedoman T-17-2005-B tentang Audit Keselamatan Jalan
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2007tentang Petunjuk
34. SNI 03-3448-1994 tentang Tata Cara Penyambungan Tiang Pancang Beton
Teknis Pemeliharaan Jalan Tol dan Jalan Penghubung
Pracetak Penampang Persegi Dengan Sistem Monolit Bahan Epoxy
7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 375/KPTS/2004 35. SNI 03-2853-1992 tentang Tata Cara Pelaksanaan Lapis Pondasi Jalan Dengan
tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Batu Pecah
Peranannya Sebagai Jalan Arteri, Jalan Kolektor 1, Jalan Kolektor 2, dan Jalan 36. SNI 03-2914-1990 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
Kolektor 3 37. Raharjo, Paulus, Prof., Teknik Terowongan, Cetakan ke 2, 2004, Geotechnical
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 78/PRT/M/2005 tentang Leger
Engineering Center, Parahyangan Catholic University.
Jalan
38. Manual Pekerjaan Campuran Aspal Panas No. 001-A/PW/2004
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 27/PRT/M/2006 Tentang Pedoman
39. Geometrik Jalan Perkotaan RSNI T-14-2004
Pengadaan Pengusahaan Jalan Tol
40. Standar Perencanaan Geometri untuk Jalan Perkotaan Tahun 1992
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2006 Tentang 41. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Departemen PU
Wewenang Dan Tugas Penyelenggaraan Jalan Tol Pada Direktorat Jenderal Bina
42. Manual Kapasitas Jalan Indonesiia (MKJI)
Marga, Badan Pengatur Jalan Tol Dan Badan Usaha Jalan Tol
43. UU No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 295/PRT/M/2005 tentang Badan
44. Pedoman Perencanaan Timbunan Jalan Pendekat Jembatan Pd T-11-2003
BINA MARGA

BINA MARGA
Pengatur Jalan Tol
45. Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sebidang Jalan Perkotaan, No.01/T/
12. Revisi SNI 06-2456-1991 tentang cara uji penetrasi aspal.
BNKT/1992
13. Revisi SNI 03-2442-1991 tentang spesifikasi kereb beton untuk jalan.
46. Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan Tahun 1988
14. Revisi SNI 03-2444-1991 tentang spesifikasi bukaan pemisah jalur.
47. Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen PU
15. Revisi SNI 03-2451-1991 tentang spesifikasi pilar dan kepala jembatan beton
sederhana bentang 5 m sampai dengan 25 m dengan fondasi tiang pancang
16. Petunjuk Perencanaan Marka Jalan No: 012/S/BNKT/1990, Direktorat
Pembinaan Jalan Kota, Direktorat Jenderal Bina Marga
17. Website Departemen Pekerjaan Umum/glossary (www.pu.go.id)
18. Kajian Strategis Kebijakan Land Capping sebagai Instrumen Pembiayaan
Pembebasan Lahan untuk Pembangunan Jalan Tol, Kajian Strategis Pusat
Kajian Strategis (PUSTRA) Departemen PU, November 2007
19. Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan, No : 033/T/BM/1996 Maret
1996, Direktorat Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
20. Tata Cara Pelaksanaan Survai Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota No.
017/T/BNKT/1990, Direktorat Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota
21. Kamus Istilah Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah (www.kimpraswil.
go.id)
22. Harianto, Joni., Perencanaan Persimpangan Tidak Sebidang Pada Jalan Raya,
Universitas Sumatera Utara, 2004. (http://library.usu.ac.id)
23. Corbell, Jean Claude dan Ariane Archambault, The Visual Dictionary With
Definitions, QA International, Canada, 2007
24. Online dictionary (www.dictionary.die.net)
25. NSPM Kimpraswil Edisi Pertama, Desember 2002 tentang Metode Pengujian
Kuat Tekan Beton
26. Pengaruh Beban Lalu Lintas terhadap Kerusakan Dini Perkerasan Jalan,
Direktorat Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
27. NSPM Kimpraswil, edisi pertama Desember 2002 tentang Tata Cara Perencanaan

66 67
CIPTA KARYA
A
kebakaran dan lain-lain yang tidak Air Limbah Rumah Tangga keadaan darurat bagi penghuni dan
terbatas dalam keperluan rumah tangga. Buangan dari proses/aktivitas rumah terutama bagi para penyandang cacat,
(Sumber: 52) tangga dari kamar mandi, cuci, kakus dan lanjut usia, dan wanita hamil, terutama
Aerasi dapur. (Sumber: 48) untuk bangunan gedung pelayanan
Proses pemberian oksigen ke dalam air Air Limbah umum. (Sumber: 4)
atau air limbah yang diolah. 1. Air buangan yang berasal dari rumah Air Lindi (Leacheate)
(Sumber: 44) tangga termasuk tinja manusia dari Cairan sampah, cairan yang keluar dari Akuifer (Akifer)
lingkungan permukiman. sampah hasil proses dekomposisi yang Lapisan pasir di bawah tanah yang
Aerator (Sumber: 8) bercampur dengan air hujan, potensial mengandung air yang berfungsi mengisi
Suatu alat yang digunakan untuk 2. Semua jenis air buangan dari kakus mencemari lingkungan. (Sumber: 8) kembali sistem air tanah yang telah
memasukkan oksigen atau udara ke yang mengandung kotoran manusia berubah misalnya akibat dieksploitasi
dalam air atau air limbah. (Sumber: 24) (black water) dan air buangan dari Air Minum dan dikonsumsi. (Sumber: 57)
mandi, cuci dan kakus (grey water). Air minum rumah tangga yang melalui
Aerobik (Sumber: 43) proses pengolahan atau tanpa proses Alarm Kebakaran
Proses pengolahan yang memerlukan 3. Cairan atau limbah terbawa air yang pengolahan yang memenuhi syarat Suatu alat pengindera yang dipasang
oksigen. (Sumber: 48) terpolusi dari rumah tangga atau kesehatan dan dapat langsung diminum. pada bangunan gedung yang dapat
operasi komersial/industri, bersama- (Sumber: 8) memberi peringatan atau tanda pada
Anaerobik sama air permukaan lainnya, air hujan saat terjadinya suatu kebakaran.
Proses pengolahan yang tidak memerlukan atau infiltrasi air tanah. (Sumber: 24) Air Perapat (Sumber: 52)
oksigen. (Sumber: 48) 4. Bahan buangan hasil sampingan 1. Arah vertikal antara muka air dan
dari proses/aktifitas rumah tangga bagian lengkungan yang terendam air Alat Berat Pembersih Saluran
Affordability yang berbentuk cair yang dapat pada perangkap bau. (Sumber: 18) Alat bantu yang berfungsi mengangkat/
Suatu konsep yang mengukur tingkat menimbulkan pencemaran. 2. Air yang ditahan di dalam pipa yang membersihkan sampah/endapan yang ada
kemampuan keuangan suatu keluarga (Sumber: 42) dibengkokkan menyerupai leher dalam saluran drainase dan selanjutnya
5. Semua jenis air buangan yang angsa untuk menahan/mencegah bau. diangkut ke tempat pemrosesan akhir.
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
untuk membeli satu suatu barang atau
pelayanan. (Sumber: 44) mengandung kotoran dari rumah (Sumber: 39) (Sumber: 30)
tangga, binatang atau tumbuh-
Aggregate Level of Services (ALOS) tumbuhan dan dapat termasuk pula Air Permukaan Alat Pemadam Api Ringan
Sanitasi buangan industri dan buangan kimia. Sumber air yang terdapat di permukaan Pemadam api yang digunakan
Tingkat pelayanan agregatif suatu (Sumber: 52) tanah seperti sungai, waduk, bendungan oleh perorangan, digunakan untuk
pendekatan estimasi jumlah sarana yang merupakan tampungan air hujan, memadamkan api pada awal terjadinya
sanitasi suatu daerah yang akan dilayani. Air Limbah Domestik danau. (Sumber: 54) kebakaran. (Sumber: 52)
(Sumber: 57) 1. Air limbah yang berasal dari usaha atau
kegiatan permukiman (real estate), Air Tanah Aliran Balik (Backflow)
Air Baku (untuk Air Minum Rumah rumah makan (restoran), perkantoran, Sumber air yang berasal dari dalam tanah Berbaliknya aliran (air) akibat adanya
Tangga) perniagaan, apartemen, dan asrama. yang terbagi dalam air tanah bebas dan hambatan di muka aliran tersebut.
Air yang dapat berasal dari sumber air (Sumber: 24) air tanah tertekan. (Sumber: 54) Misalnya akibat pembendungan atau
permukaan, cekungan air tanah dan/ 2. Air kotor termasuk limbahnya yang penutupan aliran secara mendadak atau
atau air hujan yang memenuhi baku sumbernya berasal dari manusia Air Tanah Rendah terhentinya sumber tekanan air seperti
mutu tertentu sebagai air baku untuk air (air limbah yang berasal dari rumah Keadaan dimana muka air tanah pada matinya pompa. (Sumber: 57)
minum. (Sumber: 8) tangga, perkantoran, daerah komersial musim hujan berada pada kedalaman
dan bangunan-bangunan umum). 1,20 meter dari permukaan tanah. Analisis Dampak Lingkungan
Air Bersih Domestik (Sumber: 52) (Sumber: 23) (ANDAL)
Pelayanan air bersih bagi penduduk Dokumen yang berisi mengenai
lingkungan perumahan yang terbatas Air Limbah Non Domestik Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung telaahan secara cermat dan mendalam
pada keperluan rumah tangga seperti air Air kotor termasuk limbahnya yang Meliputi jalan masuk, jalan keluar, tentang dampak pentlng kegiatan yang
minum, memasak, mencuci dan mandi. sumbernya berasal selain dari manusia, hubungan horisontal antar ruang, direncanakan. (Sumber: 6)
(Sumber: 52) seperti industri (air limbah yang berasal hubungan vertikal dalam bangunan
dari proses produksi pabrik-pabrik atau gedung dan sarana transportasi vertikal, Analisis Mengenai Dampak
Air Bersih Non Domestik air limbah industri, termasuk air limbah serta penyediaan akses evakuasi bagi Lingkungan (AMDAL)
Pelayanan air bersih bagi penduduk di rumah sakit yang tidak bersifat seperti air pengguna bangunan gedung, termasuk Kajian mengenai dampak besar dan
luar lingkungan perumahan, seperti limbah domestik). (Sumber: 52) kemudahan mencari, menemukan, dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
pertokoan, industri, fasilitas umum, menggunakan alat pertolongan dalam yang direncanakan pada lingkungan hidup

70 71
yang diperlukan bagi proses pengambilan Badan Pendukung Pengembangan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Baku Mutu Air
keputusan tentang penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Setiap bahan yang karena sifat atau Ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
usaha dan/atau kegiatan. (Sumber: 3) (BPPSPAM) konsentrasi, jumlahnya, baik secara zat, energi, atau komponen yang ada
Badan non struktural (dibentuk oleh, langsung maupun tidak langsung, dapat atau harus ada dan atau unsur pencemar
Atap berada di bawah dan bertanggung mencemarkan dan/atau merusakkan yang ditenggang keberadaannya di dalam
Elemen bangunan berbentuk bidang jawab kepada Menteri) yang bertugas lingkungan hidup, kesehatan, air. (Sumber: 7)
(datar, miring atau lengkung) yang mendukung dan memberikan bantuan kelangsungan hidup manusia serta
berfungsi melindungi bangunan terhadap dalam rangka mencapai tujuan makhluk hidup lain. (Sumber: 3) Baku Mutu Air Limbah
pengaruh air hujan, panas matahari atau pengembangan SPAM. (Sumber: 8) Ukuran batas atau kadar unsur pencemar
cuaca lainnya. (Sumber: 52) Bak Ekualisasi dan atau jumlah unsur pencemar yang
Badan Pengelola Kolam penampung dimana variasi di ditenggang keberadaannya dalam air
Audit Lingkungan Hidup Badan Usaha Milik Negara ataupun Badan dalam aliran dan komposisi cairan dirata- limbah yang akan dibuang atau dilepas
Suatu proses evaluasi yang dilakukan Usaha Milik Daerah dan badan lain yang ratakan. Kolam ini digunakan untuk ke dalam sumber air dari suatu usaha
oleh penanggung jawab usaha dan/atau dibentuk oleh Pemerintah yang ditugasi memberikan aliran volume dan komposisi dan atau kegiatan. (Sumber: 7)
kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan sebagai pengelola Kasiba, Rumah Susun, yang seragam ke dalam unit pengolahan.
terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan Aset Pemerintah lainnya. (Sumber: 24) Baku Mutu Lingkungan
dan/atau kebijaksanaan dan standar yang (Sumber: 37) Batas atau kadar makhluk hidup, zat,
ditetapkan oleh penanggungjawab usaha Bak Flokulasi energi, atau komponen yang atau
dan/atau kegiatan yang bersangkutan. Baffle Bangunan atau sarana untuk proses harus ada dan atau unsur primer yang
(Sumber: 52) 1. Sekat yang membagi ruang pengolah pembentukan “flok” bagi partikel-partikel ditanggung adanya dalam suatu sumber
menjadi beberapa kompartemen pengaruh pada proses pengolahan air daya tertentu sebagai unsur lingkungan
(ruang) dan juga untuk menjaga agar baku. (Sumber:54) hidup. (Sumber: 3)
scum tidak ikut keluar lewat outlet

B ruang pengolah. (Sumber: 63)


2. Tembok pembatas yang membagi
Bak Koagulasi
Bangunan atau sarana untuk proses
Baku Tingkat Getaran Mekanik dan
Getaran Kejut
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
reservoir/ bak penampung/ bak pencampuran bahan kimia (koagulan) Batas maksimal tingkat getaran mekanik
pengolah air untuk mengurangi dengan air baku untuk membentuk flok. yang dlperbolehkan dan usaha atau
Back Water turbulensi aliran. (Sumber: 44) (Sumber: 44) kegiatan pada media padat sehingga
Aliran tidak sejajar muka airnya dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap
dasar pipa, biasanya ada pembendungan Bahan Bangunan Bak Pengumpul Lumpur Tinja kenyamanan dan kesehatan serta
di sebelah hilir aliran. (Sumber: 57) Bahan yang terdiri dari bahan bangunan Bangunan konstruksi dari beton bertulang keutuhan bangunan. (Sumber: 52)
dasar dan bahan bangunan jadi yang kedap air dengan desain persegi panjang,
Back Wash diperlukan untuk tujuan penguat pada yang berfungsi untuk menampung dan Baku Tingkat Kebisingan
Sistem pencucian media filter dengan bangunan rumah, prasarana dan sarana homogenisasi lumpur tinja yang berasal Batas maksimal tingkat kebisingan yang
aliran air yang berlawanan arah dengan serta fasilitas penunjang rumah dan dari mobil tangki. diperbolehkan dituang ke lingkungan
aliran air pada saat penyaringan. perumahan. (Sumber: 52) (Sumber: 33) dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
(Sumber: 19) menimbulkan gangguan kesehatan
Bahan Bangunan Dasar Bak Sedimentasi manusia dan kenyamanan lingkungan.
Badan Keswadayaan Masyarakat Bahan baku dari alam atau berupa limbah Bangunan atau sarana untuk (Sumber: 52)
(BKM) P2KP dari kegiatan industri dan pertanian menghilangkan partikel-partikel dalam air
Warga yang sadar untuk bersama-sama atau kehutanan yang belum mengalami dengan cara pengendapan. (Sumber: 54) Bangunan
menggalang potensi dan mengatasi pengolahan secara kimiawi untuk Konstruksi teknik yang ditanam atau
persoalan yang dihadapi bersama, tujuan fasilitas penunjang rumah dan Bakteri Anaerobik dilekatkan atau melayang dalam suatu
khususnya masalah kemiskinan, dapat perumahan. (Sumber: 52) Organisme renik yang dapat menguraikan lingkungan secara tetap sebagian atau
mengorganisasi diri sebagai masyarakat limbah dan hidup dalam lingkungan yang seluruhnya pada, di atas atau di bawah
warga dan membangun lembaga Bahan Bangunan Lokal tidak ada oksigen. (Sumber: 63) permukaan tanah dan atau perairan
pimpinan kolektif sebagai representasi Bahan bangunan yang terdapat di daerah yang berupa bangunan gedung dan
dari masyarakat warga kelurahan lokasi pembangunan rumah untuk tujuan Bak Kontrol atau bukan gedung, yang digunakan
bersangkutan. (Sumber: 49) penggunaan sebagai bahan bangunan Komponen jaringan perpipaan untuk atau dimaksudkan untuk menunjang
dasar maupun sebagai bahan bangunan meletakkan dan memeriksa katup/valve/ atau mewadahi suatu penggunaan atau
jadi. (Sumber: 52) acessories pipa bila terjadi penyumbatan. kegiatan manusia. (Sumber: 52)
(Sumber: 44)

72 73
Bangunan Bersejarah kerenggangan. (Sumber: 52) dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi, bangunan-bangunan yang dalam
Bangunan yang telah memiliki beberapa dan penetapannya dilakukan oleh menteri perencanaan dan pelaksanaannya
kriteria tertentu diantaranya: Bangunan Gedung Wujud fisik hasil yang membidangi bangunan gedung memerlukan penyelesaian khusus seperti:
• Usia sejak pendiriannya lebih dari 50 pekerjaan konstruksi yang menyatu berdasarkan usulan menteri terkait. bangunan yang bersifat monumental,
tahun; dengan tempat kedudukannya, sebagian (Sumber: 4) bangunan reaktor nuklir, bangunan
• Memiliki fungsi dan peran yang bisa atau seluruhnya berada di atas dan/atau peribadatan, bangunan gedung dewan
menjadi saksi dan petunjuk peringatan di dalam tanah dan/atau air, yang Bangunan Gedung Umum perwakiLan rakyat, bangunan gedung
atau kenangan atas suatu peristiwa berfungsi sebagai tempat manusia Bangunan gedung yang fungsinya untuk olah raga, dan yang setara.
penting oleh umat manusia yang melakukan kegiatannya, baik untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi (Sumber: 52)
menghidupinya hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi
• Memiliki kapasitas dan sumbangsih bagi keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya. Bangunan Penggelontor
peningkatan kualitas hidup berbudaya sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. (Sumber: 9) Bangunan yang dapat mengumpulkan air
umat manusia dalam arti inovasi teknik, (Sumber: 4) dan dilengkapi dengan peralatan untuk
ilmu pengetahuan dan seni; Bangunan Gedung Sederhana keperluan penggelontoran yang dapat
• Telah menjadi bagian tak terpisahkan Bangunan Gedung Baru Bangunan gedung dengan karakter bekerja secara otomatis atau manual.
dari karakter fisik lingkungannya Bangunan gedung yang akan dibangun sederhana serta memiliki kompleksitas (Sumber: 24)
berada, sehingga menjadi salah satu atau yang baru saja selesai dibangun. dan teknologi sederhana, klasifikasi:
komponen ingatan kolektif masyarakat (Sumber: 59) • gedung kantor yang sudah ada desain Bangunan Pelengkap
tentang identitas tempat; prototipenya, atau bangunan gedung Bangunan yang ikut mengatur dan
• Bagian yang tak terpisahkan dari Bangunan Gedung Bertingkat kantor dengan jumlah lantai s.d. lantai mengendalikan sistem aliran air hujan
pemahaman yang utuh terhadap tokoh Bangunan gedung berlantai lebih dari 2 dengan luas sampai dengan 500 m2 agar aman dan mudah melewati jalan,
masyarakat, tradisi lokal, perjuangan dua. (Sumber: 28) • gedung pelayanan kesehatan, belokan, dan daerah curam, bangunan
umat manusia dan alamat, analogi puskesmas tersebut seperti gorong-gorong,
dimana rekonstruksi peristiwa tertentu Bangunan Gedung Darurat • gedung pendidikan tingkat dasar dan/ pertemuan saluran, bangunan terjunan,
di jaman tertentu dapat dilakukan. Bangunan gedung yang fungsinya hanya atau lanjutan dengan jumlah lantai s.d. jembatan, street inlet, pompa, pintu air.
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
(Sumber: 52) digunakan untuk sementara, dengan 2 lantai. (Sumber: 28) (Sumber: 31)
konstruksi tidak permanen atau umur
Bangunan Bertingkat Cukup Tinggi bangunan yang tidak lama, misalnya Bangunan Gedung Tertentu Bangunan Pengambilan Air Baku
Bangunan dengan ketinggian sampai direksi keet dan kios penampungan Bangunan gedung yang digunakan untuk (Intake)
dengan 40 meter atau 8 lantai. sementara. (Sumber: 4) kepentingan umum dan bangunan gedung Bangunan atau konstruksi penangkap
(Sumber: 52) fungsi khusus, yang dalam pembangunan mata air yang dibangun pada suatu lokasi
Bangunan Gedung Lama dan/atau pemanfaatannya membutuhkan sumber air yaitu sungai, mata air dan air
Bangunan Bertingkat Rendah Bangunan yang sudah lama berdiri atau pengelolaan khusus dan/atau memiliki tanah dengan segala perlengkapannya
Bangunan dengan ketinggian sampai baru berdiri serta sudah digunakan sesuai kompleksitas tertentu yang dapat dan dipergunakan sebagai tempat untuk
dengan 8 meter atau dua lantai. dengan fungsinya. (Sumber: 59) menimbulkan dampak penting terhadap mengambil air tersebut guna penyediaan
(Sumber: 52) masyarakat dan lingkungannya. air minum. (Sumber: 54)
Bangunan Gedung Negara (Sumber: 9)
Bangunan Bertingkat Sedang Bangunan gedung untuk keperluan dinas Bangunan Pengolah Limbah Rumah
Bangunan dengan ketinggian sampai yang menjadi/akan menjadi kekayaan Bangunan Gedung Semi Permanen Tangga
dengan 14 meter atau 4 lantai. milik negara dan diadakan dengan Bangunan gedung yang digunakan Bangunan pengolahan yang berupa tangki
(Sumber: 52) sumber pembiayaan yang berasal dari untuk fungsi yang ditetapkan dengan septik, cubluk, tangki septik bermedia,
dana APBN, dan/atau APBD, dan/atau konstruksi semi permanen atau yang UASB, dan lain-lain. (Sumber: 33)
Bangunan Campuran sumber pembiayaan lain, seperti: gedung dapat ditingkatkan menjadi permanen.
Bangunan dengan lebih dari satu jenis kantor dinas, gedung sekolah, gedung (Sumber: 4) Bangunan Permanen
penggunaan. (Sumber: 52) rumah sakit, gudang, rumah negara, dan Bangunan yang ditinjau dari segi
lain-lain. (Sumber: 9) Bangunan Induk konstruksi dan umur bangunan dinyatakan
Bangunan Gandengan Bangunan yang mempunyai fungsi lebih dari 15 tahun. (Sumber: 52)
Suatu bangun bangunan yang terdiri dari Bangunan Gedung Fungsi Khusus dominan dalam suatu persil.
dua atau beberapa buah induk bangunan Bangunan gedung yang fungsinya (Sumber: 52) Bangunan Resapan Buatan
yang bergandengan, bangun-bangunan mempunyai tingkat kerahasiaan Bangunan yang dibuat untuk meresapkan
mana semuanya berdampingan dengan tinggi untuk kepentingan nasional Bangunan Khusus air permukaan. (Sumber: 14)
bangun-bangunan lain, antara satu atau yang penyelenggaraannya dapat Bangunan gedung negara yang termasuk
sama lain terpisah oleh kerenggangan- membahayakan masyarakat di sekitarnya sebagai bangunan khusus adalah

74 75
Bangunan Satu Lantai Bangunan Turutan yang dapat berpindah, mesin-mesin dan Bidang Tadah
Bangunan yang berdiri langsung diatas Bangunan yang menjadi turutan peralatan yang tidak merupakan bagian Daerah permukaan yang menampung
pondasi pada bangunan tidak terdapat (tambahan atau pengembangan) dari yang tak terpisahkan dari gedung dan limpasan air hujan, dapat berupa
pemanfaatan lain selain pada lantai sesuatu induk bangunan yang sudah ada dapat diganti selama masa hidup dari atap ataupun permukaan tanah yang
dasamya. (Sumber: 52) dan terdiri dari beberapa ruang seperti gedung tersebut, sehingga mengakibatkan terkedapkan. (Sumber: 45)
dapur, kakus, kamar mandi, ruang pelayan perubahan dalam pembebanan lantai atau
Bangunan Sederhana serta selain dari pada itu paling banyak atap. (Sumber: 52) Bina Lingkungan
Bangunan yang termasuk sebagai tiga unit kamar untuk didiami bukan oleh Usaha yang dilakukan Pemerintah dengan
bangunan sederhana didasarkan pada: pelayan-pelayan. (Sumber: 52) Beban Mati mengikutsertakan partisipasi masyarakat
1. Fungsi: bangunan gedung Sekolah Berat dari semua bagian dari suatu gedung dalam meningkatkan kondisi fisik
Dasar dan bangunan gedung SLTP/ Bangunan Unit Daur Ulang dan yang bersifat permanen termasuk dinding- prasarana lingkungan perumahan yang
SMU, bangunan rumah tipe C/D/E, Pengolahan Kompos (UDPK) dinding, pemisah-pemisah, kolom-kolom, memenuhi persyaratan. (Sumber: 52)
bangunan Puskesmas, bangunan Bangunan pokok UDPK yang terdiri lantai-lantai, atap-atap, penyelesaian dan
gedung kantor tingkat pelayanan dari ruang kantor, gudang, pemilihan mesin-mesin serta peralatan tetap yang Bina Manusia
kecamatan, dan yang setara; pengomposan yang berfungsi untuk merupakan bagian yang tak terpisahkan Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah
2. Teknologi: bangunan dengan teknologi melaksanakan kegiatan pengomposan dari gedung. (Sumber: 52) dengan mengikutsertakan partisipasi
sederhana; serta melindungi pemakai/pekerja dan masyarakat untuk meningkatkan potensi
3. Jumlah lantai: bangunan dengan peralatan serta bahan kompos UDPK dan Beban Pencemaran masyarakat sehingga mereka mampu
jumlah lantai sampai dengan 2 lantai. gangguan cuaca. (Sumber: 35) Jumlah suatu unsur pencemar yang memanfaatkan lingkungan yang sudah
(Sumber: 52) terkandung dalam air atau air limbah. terbina untuk meningkatkan kualitas
Bangunan Umum dan Lingkungan (Sumber: 7) kehidupan dan penghidupan.
Bangunan Sementara/Darurat Semua bangunan, tapak bangunan, dan (Sumber: 52)
Bangunan yang ditinjau dari segi lingkungan luar bangunannya, baik yang Beban Permukaan
konstruksi dan umur bangunan dinyatakan dimiliki oleh Pemerintah dan Swasta, Debit air limbah yang masuk ke dalam Bina Usaha
kurang dari 5 tahun. (Sumber: 52) maupun perorangan yang berfungsi selain pengolahan lumpur aktif per luas Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
sebagai rumah tinggal pribadi, yang permukaan yang efektif pada tangki dengan mengikutsertakan partisipasi
Bangunan Semi Permanen didirikan, dikunjungi, dan digunakan oleh pengendapan. (Sumber: 20) aktif masyarakat untuk mengadakan
Bangunan turutan suatu bangunan yang masyarakat umum termasuk penyandang prasarana/sarana dan kemudahan-
ditinjau dari segi konstruksi dan umur cacat. (Sumber: 12) Bentonite Clay kemudahan lain yang menunjang
bangunan dinyatakan antara 5 tahun Sejenis Tanah Lempung yang digunakan peningkatan usaha masyarakat dalam
sampai dengan 15 tahun. (Sumber: 52) Beban Gempa Statik Ekuivalen sebagai material penolong proses lingkungan yang sudah terbina.
Beban gempa yang menirukan beban pengolahan air. Dapat meningkatkan (Sumber: 52)
Bangunan Tidak Sederhana gempa sesungguhnya akibat gerakan kepadatan partikel dan berat rata-
Bangunan yang termasuk sebagai tanah. (Sumber: 28) rata suspensi pencemar air sehingga Biodegradasi
bangunan tidak sederhana didasarkan memudahkan untuk diikat koagulan. Ia Suatu istilah yang digunakan untuk
pada: Beban Hidrolik juga mempunyai daya serap terhadap menerangkan bahan organik yang dapat
1. Fungsi: bangunan gedung perguruan Besarnya volume air maksimum yang senyawa-senyawa organik. (Sumber: 57) terurai secara biologis. (Sumber: 24)
tinggi, bangunan rumah tipe A dan dapat masuk ke bak sesuai dengan
B, bangunan rumah sakit, bangunan besaran bak. (Sumber: 63) Berwawasan Lingkungan Biochemical Oxygen Demand (BOD)
gedung kantor tingkat pelayanan Suatu upaya dalam mengelola lingkungan Suatu ukuran standar kekuatan air limbah
pusat, propinsi dan kabupaten atau Beban Hidrolik Permukaan agar kelestariannya dapat dipertahankan yang menunjukkan jumlah oksigen yang
yang setara; Perbandingan antara beban padatan dan secara berkelanjutan, sehingga dapat dikonsumsi dalam suatu periode waktu,
2. Teknologi: bangunan dengan teknologi luas permukaan pengendap sekunder. efisien serasi dan seimbang baik untuk biasanya lima hari pada suhu 20°C.
tidak sederhana; (Sumber:36) generasi sekarang, maupun untuk (Sumber: 24)
3. Jumlah lantai: bangunan dengan generasi yang akan datang.
jumlah Lantai di alas 2 lantai. Beban Hidup (Sumber: 45) Bioremediasi
(Sumber: 52) Beban yang dianggap atau diketahui Upaya pengembalian baku mutu
akibat penghunian atau penggunaan Beton Pracetak (Precast Concrete) lingkungan yang tercemar dengan cara
Bangunan Tinggi suatu gedung dan kedalamnya termasuk Elemen atau komponen beton tanpa atau menggunakan mikro organisme untuk
Bangunan tinggi permanen dengan jumlah beban-beban pada lantai, beban-beban dengan tulangan pembesian, yang dicetak menguraikan bahan pencemar.
lantai lebih dari lima. (Sumber: 52) pada atap-atap selain dari beban angin, terlebih dahulu sebelum dirakit menjadi (Sumber: 57)
beban-beban pada langkah dan beban- bangunan. (Sumber: 46)
beban yang berasal dari barang-barang

76 77
D
Black Water tidak dapat menampung air limbah Dampak Lingkungan
Air limbah yang berasal dari kakus, kamar mandi, tempat cuci dan dapur. Perubahan lingkungan yang diakibatkan
berbentuk tinja manusia. (Sumber: 57) (Sumber: 57) oleh suatu kegiatan. (Sumber: 52)
2. Satu sarana pengumpul dan Daerah Genangan
Blower pengolahan air limbah domestik pada Daerah kawasan yang tergenang air Dana BLM (Bantuan Langsung
Pompa udara untuk memasok oksigen sistem setempat yang terbuat dari akibat tidak berfungsinya sistem drainase Masyarakat)
ke dalam air yang diolah di dalam tangki konstruksi tidak kdap air dilengkapi atau juga merupakan daerah genangan Sejumlah dana/uang yang merupakan
biofilter sistem (Sumber: 48) dengan bidang rembesan. alamiah yang hanya tergenang pada saat pagu suatu kelurahan yang besarnya
(Sumber: 24) terjadi banjir. (Sumber: 30) didasarkan pada jumlah penduduk
Broncaptering 3. Sarana untuk menampung dan pada suatu kelurahan sasaran program
Bangunan penangkap sumber air baku merembeskan limbah kakus dalam Daerah Pengaliran pembangunan. (Sumber: 52)
yang berasal dari mata air.(Sumber: 54) bentuk sumuran (dengan menggali Daerah tangkapan air yang mengalirkan
tanah). (Sumber: 43) air ke dalam saluran. (Sumber: 31) Daur Ulang Sampah
Cara memisahkan sampah yang dapat
Cubluk Kembar menghasilkan produk yang bermanfaat;

C
Daerah Rawan Bencana
Dua buah sumuran untuk menampung Daerah dimana keseimbangan fisiknya Kembalinya bahan atau sifat bahan yang
dan merembeskan limbah dari kakus mudah berubah dan penyebabnya telah terbuang ke dalam sistem produk
yang dibuat dengan cara menggali tanah bersifat alamiah dan atau karena perilaku yang sama, sebagaimana kembalinya
Chemical Oxygen Demand (COD) dan digunakan secara bergantian. manusia dan kejadiannya sulit diduga. sampah kertas dalam pembuatan kertas
Oksigen yang diperlukan untuk proses (Sumber: 40) (Sumber: 52) baru. (Sumber:25)
peruraian bahan organik secara kimiawi.
Besarnya menggambarkan tingkat Daktilitas Daya Tampung Beban Pencemaran
pencemaran oleh bahan-bahan organik Kemampuan struktur bangunan gedung Kemampuan air pada suatu sumber
yang secara alami dapat teroksidasi oleh untuk mempertahankan kekuatan dan air, untuk menerima masukan beban
proses mikrobiologis. (Sumber: 57) pencemaran tanpa mengakibatkan air
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
kekakuan yang cukup, sehingga struktur
gedung tersebut tetap berdiri walaupun tersebut menjadi cemar. (Sumber: 7)
Commissioning sudah berada dalam kondisi di ambang
Proses penilaian kinerja IPA (instalasi keruntuhan (Sumber: 28)
Pengolahan Air) oleh suatu tim yang
dibentuk khusus setelah selesai dibangun
dan sebelum diserahterimakan dari
penyedia jasa kepada pengguna jasa.
(Sumber: 37)

Community Development Plan (CDP)


Suatu perencanaan yang disusun oleh
masyarakat melalui survey swadaya dan
rembug warga. (Sumber: 52)

Controlled Landfill
Metode pembuangan akhir sampah secara
sederhana sebagai upaya transisi menuju
sanitary landfill. (Sumber: 52)

Cubluk
1. Sarana pengolah air limbah yang
berfungsi mengolah tinja dan urine
menjadi kompos. Cubluk hanya
menggunakan sedikit air, teknologi
sederhana, dan biaya murah.
Kelemahan cubluk adalah adanya Gambar 3.01 Perspektif Cubluk
persyaratan daya resap tanah dan (Sumber : 66)
kedalaman air tanah tertentu. Cubluk
Gambar 3.02 Detail Cubluk Kembar (Sumber : 66)

78 79
Denitrifikasi Dinding Geser Kantilever Daktil ditetapkan sebelumnya dalam Kerangka penerima atau ke bangunan resapan
Proses biologis dimana nitrat dirubah Suatu dinding tanpa lubang-lubang yang Acuan Kerja (KAK). (Sumber: 52) bantuan. (Sumber: 30)
menjadi nitrogen. Pengurangan biologis membuat pengaruh penting terhadap
tanpa udara untuk nitrat oksigen menjadi perilaku dari struktur gedung yang Disain Berulang Parsial Drainase Perkotaan
gas juga penghilangan keseluruhan bersangkutan, dan yang baru akan Disain produk konsultan yang 1. Sistem drainase dalam wilayah
nitrogen dari sistem pada proses runtuh secara daktail setelah beberapa menggunakan sebagian dokumen administrasi kota dan daerah perkotaan
pengolahan air limbah. (Sumber: 24) dari tulangan vertikalnya meleleh dalam pelelangan yang telah ada secara berulang (urban) yang berfungsi untuk
tarikan akibat momen yang bekerja untuk pekerjaan lain pada lokasi yang mengendalikan atau mengeringkan
Depo Pemindahan Sampah padanya (tidak seperti halnya akibat sama atau pada lokasi lain. kelebihan air permukaan didaerah
Tempat pemindahan sampah yang tekuk atau geser). Perbandingan antara (Sumber: 52) pemukiman yang berasal dari hujan
dilengkapi dengan kontainer pengangkut tinggi dan lebar dinding demikian tidak lokal, sehingga tidak mengganggu
dan atau ram, dan atau kantor bengkel. boleh kurang dari 2 dan lebar dinding Disain Berulang Total masyarakat dan dapat memberikan
(Sumber: 22) tersebut tidak boleh kurang dari 1,5 m. Disain produk konsultan yang manfaat bagi kehidupan hidup
(Sumber: 52) menggunakan seluruh dokumen manusia. (Sumber: 47)
Desinfeksi pelelangan yang sudah ada secara 2. Prasarana drainase, berupa saluran
Proses pembubuhan bahan kimia untuk Dinding Geser Kantilever dengan berulang untuk pekerjaan lain pada atau sungai atau saluran buatan yang
mengurangi zat organik pada air baku Daktilitas Terbatas lokasi yang sama atau pada lokasi lain. berada di dalam wilayah administrasi
dan mematikan kuman/organisme. Suatu dinding geser yang tidak memenuhi (Sumber: 52) kota yang berfungsi mengendalikan
(Sumber: 37) ketentuan dari kedua jenis tersebut di kelebihan air permukaan ke badan
atas. (Sumber: 52) Dokumen Administratif (Bangunan air dan atau ke bangunan resapan
Desinfektan Gedung) buatan, sehingga tidak mengganggu
Bahan (kimia) yang digunakan untuk Dinding Luar Dokumen yang berkaitan dengan masyarakat dan dapat memberikan
mematikan bakteri pathogen dan Suatu dinding bangunan terluas yang pemenuhan persyaratan administratif manfaat bagi kehidupan manusia;
memperlambat pertumbuhan lumut. bukan merupakan dinding pembatas. misalnya dokumen kepemilikan bangunan (Sumber: 41)
(Sumber: 37) (Sumber: 52) gedung, kepemilikan tanah, dan dokumen
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
izin mendirikan bangunan gedung. Drop Manhole
Diffuser Dinding Luar Non-Struktural (Sumber: 29) Tempat pertemuan saluran yang
Piringan atau tabung berpori dimana Suatu dinding luar yang tidak memikul mempunyai perbedaan ketinggian relatif
udara atau gas lain dipaksa dan dibentuk beban dan bukan merupakan dinding Dokumen Pelaksanaan (Bangunan besar 60-90 cm. (Sumber: 24)
menjadi gelembung untuk difusi di dalam panel. (Sumber: 52) Gedung)
cairan. (Sumber: 24) Dokumen hasil kegiatan pelaksanaan
Dinding Partisi konstruksi bangunan gedung meliputi
Dinding
Sarana atau perlengkapan bangunan
untuk melindungi pemakai dari pandangan
Dinding dari bahan pasangan maupun
panel kayu atau panel bahan lainnya yang
tidak digunakan sebagai pemikul beban.
rencana teknis dan syarat-syarat, gambar-
gambar workshop, as built drawings, dan
dokurnen ikatan kerja. (Sumber: 29)
E
orang lain, keamanan maupun gangguan (Sumber: 28) Effluen
angin dan sinar matahari. (Sumber: 35) Dokumen Rencana Teknis (Bangunan Air yang keluar dari sistem pengolahan
Dinding Pembatas Gedung) (Sumber: 48)
Dinding Diafragma Dinding yang menjadi pembatas antara Rencana-rencana teknis arsitektur,
Suatu bagian struktur gedung yang bangunan. (Sumber: 52) struktur dan konstruksi, mekanikal Ekosistem
berupa sekat (seperti pelat lantai atau dan elektrikal, pertamanan, tata ruang Tatanan unsur lingkungan hidup yang
atap), atau suatu rangka yang berfungsi Dinding Pemikul Beban dalam, dalam bentuk gambar rencana, merupakan kesatuan utuh menyeluruh
membagikan beban geser tingkat kepada Dinding yang diperkuat dengan kerangka gambar detail pelaksanaan, dan laporan dan saling mempengaruhi dalam
unsur-unsur penahan gempa dalam (frame) dari kayu atau beton bertulang perencanaan. (Sumber: 60) membentuk keseimbangan, stabilitas,
tingkat tersebut. (Sumber: 52) yang berfungsi sebagai pemikul beban- dan produktivitas lingkungan hidup.
beban yang diakibatkan oleh beban Drain Inlet atau Inlet Saluran (Sumber: 52)
Dinding Geser Berangkai Daktil sendiri, beban gempa atau beban angin. Lubang tempat masuknya air permukaan
Dua buah atau lebih dinding geser (Sumber: 28) untuk dialirkan ke sistem drainase yang Elemen Bangunan
kantilever yang daktailnya dirangkaikan ada. (Sumber: 30) Komponen arsitektural, struktural atau
satu dengan lainnya oleh balok-balok Disain Berulang mekanikal dari suatu bangunan, fasilitas,
yang mempunyai perbandingan antara Penggunaan disain produk yang sudah Drainase ruang atau tapak, seperti telepon, pintu,
bentang dan tinggi tidak lebih dari 4. ada oleh konsultan yang sama yang Prasarana yang berfungsi mengalirkan tempat duduk dan closet. (Sumber: 52)
(Sumber: 52) digunakan secara berulang, dan telah limpasan air permukaan ke badan air

80 81
Elevasi/Peil Fasilitas Komunitas/Lingkungan Flotasi • antara massa bangunan lainnya, atau
Ketinggian maksimum / minimum Bangunan yang dimiliki oleh pemerintah Proses pemisahan padatan dan air • rencana saluran, jaringan tegangan
lantai dasar bangunan dari muka dan atau masyarakat yang diperlukan berdasarkan perbedaan berat jenis tinggi listrik, jaringan pipa gas dan
jalan ditentu kan untuk pengendalian serta digunakan oleh orang banyak, dengan cara diapungkan. sebagainya. (Sumber: 52)
keselamatan bangunan, seperti dari misalnya jalan, sekolah, pasar, (Sumber: 37)
bahaya banjir, dan pengendalian bentuk perpustakaan umum, taman, pusat Garis Sempadan Belakang
estetika bangunan secara keseluruhan/ pelayanan kesehatan, kantor pos, polisi, Fungsi Bangunan Gedung Garis sempadan belakang garis dibelakang
kesatuan lingkungan, serta aspek dan pemadam kebakaran; juga fasilitas- Meliputi fungsi hunian, keagamaan, mana terhitung dari jalan berbatasan,
aksesibilitas . (Sumber: 52) fasilitas yang secara nirlaba dimiliki dan usaha, sosial dan budaya dan fungsi tidak diperkenankan didirikan sesuatu
dioperasikan oleh perorangan atau badan khusus adalah ketetapan mengenai bangunan . (Sumber: 52)
Eskalator hukum mis gereja, mesjid, surau, langgar, pemenuhan persyaratan administratif dan
Tangga berjalan dalam bangunan. lapangan olah raga. (padanan kata = persyaratan teknis bangunan gedung. Garis Sempadan Belakang Bangunan
(Sumber: 52) fasilitas lingkungan). (Sumber: 24) (Sumber: 10) Garis dibelakang mana terhitung dari jalan
yang berbatasan, tidak diperkenankan
Eutrofikasi Fasilitas Lingkungan didirikan sesuatu induk bangunan.
Proses penyuburan badan air yang Fasilitas penunjang yang berfungsi untuk (Sumber: 52)
dapat menimbulkan pertumbuhan gulma
air seperti enceng gondok yang akan
menyebabkan pendangkalan dan kondisi
menyelenggarakan dan mengembangkan
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya,
yang antara lain dapat berupa bangunan
G Garis Sempadan Danau, Waduk, Mata
Air, Sungai Pasang Surut dan Pantai
terganggunya kehidupan air. perniagaan atau perbelanjaan, lapangan Garis Muka Bangunan (GMB) Garis batas luar pengamanan danau,
(Sumber: 63) terbuka, pendidikan, kesehatan, Merupakan sempadan sebagai garis batas waduk, mata air, sungai khusus dan
peribadatan, fasilitas pemerintahan dan maksimal tepi dinding muka bangunan pantai. (Sumber: 52)
pelayanan umum serta pemakaman dan bagian luar yang berhadapan dengan
pertamanan. (Sumber: 52) jalan; bersifat komplementer dengan Garis Sempadan Drainase

F garis sempadan bangunan, dibuat untuk Garis batas luar saluran untuk melindungi
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
Fasilitas Sosial mendaptakan efek ruang tertentu pada fungsi drainase perkotaan. (Sumber: 14)
Berupa, antara lain, rumah ibadah, suatu lingkungan yang bersangkutan.
Facade (Frontage) panti asuhan, panti sosial, rumah sakit, Dengan adanya GMB, sempadan tidak Garis Sempadan Jalan
Bidang yang tampak pada bangunan puskesmas, sekolah. (Sumber: 5) selalu garis menerus yang sejajar jalan, Garis batas luar pengamanan jalan atau
arsitektur: wajah bangunan (the face tetapi dapat pula berupa garis lengkung, rencana lebar jalan. (Sumber: 52)
of a building), mencerminkan bagian Fasilitas Umum dan lain-lain, sesuai dengan efek ruang
terpenting dari bangunan itu sendiri. Berupa, antara lain, terminal angkutan yang akan diciptakan. (Sumber: 52) Garis Sempadan Muka Bangunan
(Sumber: 52) umum, stasiun kereta api, pelabuhan laut, Garis yang pada pendirian bangunan
pelabuhan udara, tempat pemberhentian Garis Pengendalian kearah jalan yang berbatasan, di
Faktor Hari Maksimum kendaraan umum, taman, jalan, dan Garis yang menunjukkan struktur atas permukaan tanah tidak boleh
Angka perbandingan antara kebutuhan air trotoar. (Sumber: 5) posisi hirarki yang menyangkut tugas dilampaui kecuali mengenai pagar-pagar
pada hari maksimum dengan kebutuhan dan tanggung jawab, dalam hal pekarangan. (Sumber: 52)
air rata-rata. (Sumber: 54) Filtrasi ini lembaga yang berada di bawah
Proses pemisahan dengan cara mempertanggungjawabkan kinerjanya Garis Sempadan Pagar
Faktor Jam Puncak melewatkan campuran partikel dan kepada lembaga di atasnya. Garis bagian luar dari pagar persil atau
Angka perbandingan antara kebutuhan cairan melalui material berpori, dimana (Sumber: 52) pagar pekarangan. (Sumber: 52)
air pada jam sibuk (puncak) dengan partikel akan terperangkap dan cairan
kebutuhan air rata-rata. (Sumber: 54) lolos (lewat). (Sumber: 37) Garis Sempadan Bangunan Garis Sempadan Saluran
Sempadan yang membatasi jarak terdekat Garis batas luar pengamanan saluran.
Fasilitas Flok bangunan terhadap tepi jalan, dihitung (Sumber: 52)
Semua atau sebagian dari kelengkapan Gumpalan lumpur yang dihasilkan dari dari batas terluar riool (saluran air kotor)
prasarana dan sarana pada bangunan pembubuhan koagulan. (Sumber: 37) sampai batas terluar muka bangunan, Garis Sempadan Samping/Belakang
gedung dan lingkungannya agar dapat yang berfungsi sebagai pembatas ruang; Bangunan (GSpB/GSbB)
diakses dan dimanfaatkan oleh semua Flokulasi atau merupakan jarak bebas minimum Sempadan yang membatasi jarak
orang termasuk penyandang cacat dan Proses pengadukan air dengan gradien dari bidang terluar suatu massa bangunan terdekat bangunan terhadap garis batas
lansia. (Sumber: 11) kecepatan tertentu untuk membentuk terhadap: samping atau belakang kapling, yang
flok dalam ukuran yang cukup untuk • batas lahan yang dikuasai, dihitung dari garis batas kapling terhadap
dapat mengendap. (Sumber: 37) • batas tepi sungai/pantai, baris terluar samping/belakang bangunan

82 83
I
yang berfungsi sebagai ruang, untuk Hak Tanggungan ketertiban pemanfaatan dan pengelolaan
pertimbangan faktor keselamatan antar Hak jaminan yang dibebankan pada hak rumah. (Sumber: 52)
bangunan. (Sumber: 52) atas tanah berikut atau tidak berikut
benda-benda lain yang merupakan Indikator Perumahan dan Inlet
Gentrifikasi satu kesatuan dengan tanah itu, untuk Permukiman 1. Tempat pemasukan air limbah rumah
Usaha peningkatan vitalitas suatu pelunasan utang tertentu terhadap Petunjuk atau sesuatu yang memberikan tangga ke dalam tangki pengolah
lingkungan permukiman melalui kreditur-kreditur lain. (Sumber: 52) petunjuk atau keterangan, dalam hal ini (Sumber: 48)
peningkatan kualitas lingkungannya, adalah alat ukur kinerja pelayanan bidang 2. Saluran masuknya semua limbah
namun tanpa menimbulkan perubahan Halaman Belakang perumahan dan permukiman. domestik ke dalam tangki septik.
yang berarti dari struktur fisik lingkungan Sebagian dari suatu pekarangan yang (Sumber: 52) (Sumber: 63)
permukiman. (Sumber: 52) bukan halaman muka. (Sumber: 52)
Induk Bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Grey Water Halaman Muka Jika di sesuatu persil hanya terdapat (IPAL)
Air limbah yang berasal dari kamar mandi, Sebagian dari sesuatu pekarangan, sebuah bangunan-bangunan; Jika Sistem yang berfungsi untuk mengolah
bak cuci, dapur, dll (tidak mengandung terletak antara garis sempadan pagar di sesuatu persil terdapat beberapa air limbah yang dikumpulkan melalui
tinja). (Sumber: 57) dan garis yang ditarik dua meter di bangunan, ialah bangunan-bangunan sistem perpipaan. (Sumber: 15)
belakang garis sempadan muka rumah, yang bukan rumah turutan yang nyata-
Grit Removal atau jika halaman belakang yang terletak nyata termasuk dalam induk rumah itu Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Proses pengolahan air limbah awal untuk di samping induk rumah itu ditutup garis dan sarna sekali menjadi satu gabungan Suatu kesatuan bangunan-bangunan yang
menghilangkan pasir halus dari bahan dari penutup itu. (Sumber: 52) dengan induk rumah itu. berfungsi mengolah air baku meniadi air
padat organik. (Sumber: 24) (Sumber: 52) bersih/minum. (Sumber: 54)
Hidran Kebakaran
Getaran Kejut 1. Hidran yang digunakan untuk Infill Instalasi Pengolahan Air
Getaran yang berlangsung secara tiba- mengambil air jika terjadi kebakaran. Pembangunan baru dengan fungsi lain Konvensional
tiba dan sesaat. (Sumber: 52) (Sumber: 54) Instalasi pengolahan air sederhana yang
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
atau sebagai fungsi penunjang pada
2. Suatu sistem pemadam kebakaran lingkungan atau kawasan yang masih berfungsi untuk mengolah air baku
Getaran Mekanik dengan menggunakan air bertekanan kontekstual dengan bangunan dan dengan kualiatas tertentu. (Sumber: 54)
Getaran yang ditimbulkan oleh sarana dalam upaya penyelamatan, lingkungan eksisting sehingga dapat
dan peralatan kegiatan manusia. pencegahan dan perlindungan terhadap memperkuat citra/image lingkungan dan Instalasi Pengolahan Air Lengkap
(Sumber: 52) bahaya kebakaran. (Sumber: 52) kawasan yang bersangkutan. Suatu instalasi pengolahan air baku
(Sumber: 52) menjadi air bersih yang lengkap terdiri
Getaran Seismik Hidran Umum dari unit-unit intake, koagulasi, flokulasi,
Getaran tanah yang disebabkan oleh Kran umum yang menggunakan bak Infiltration Gallery sedimentasi, filtrasi, desinfeksi. Biasanya
peristiwa alam dan kegiatan manusia. penampungan air sementara dan dipakai Jenis intake/pengambilan air baku digunakan untuk mengolah air permukaan
(Sumber: 52) oleh masyarakat umum disekitar lokasi yang menggunakan pipa resapan untuk yang keruh. (Sumber: 54)
hidran umum. (Sumber: 54) mendapatkan airnya. (Sumber: 54)
Gubahan Massa Bangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Hasil susunan perletakan massa-massa Higienis Influen (IPLT)
bangunan pada satu lingkungan, yang Bersih, sehat dan tidak mengganggu 1. Air atau air limbah atau cairan lain 1. Sistem yang mengolah lumpur yang
mempertimbangkan faktor geografi, kesehatan. (Sumber: 57) mengalir ke dalam dam, kolam, tempat berasal dari pengurasan tangki septik
lingkungan, visual dan fungsional pengolahan atau proses pengolahan. dan cubluk. (Sumber: 24)
bangunan. (Sumber: 52) Hydrofor (Sumber: 24) 2. Seperangkat bangunan yang digunakan
Bejana atau tangki yang dipasang dan 2. Air yang masuk ke sistem pengolahan. untuk mengolah tinja yang berasal dari
dihubungkan dengan pipa tekan pompa, (Sumber: 48) suatu bangunan pengolah air limbah
berfungsi untuk meredam lonjakan rumah tangga individual maupun

H tekanan yang terjadi akibat pukulan air


(water hammer). (Sumber: 44)
Informasi
Permukiman
Perumahan dan komunal yang diangkut dengan mobil
tinja (Sumber: 33)
3. Instalasi pengolahan air limbah yang
Data dan keterangan yang meliputi
Hak Atas Ruang berbagai hal mengenai rumah dan di desain hanya menerima lumpur
Hak-hak yang diberikan atas pemanfaatan perumahan antara lain aspek lokasi, tinja melalui mobil atau gerobak tinja
ruang daratan, ruang lautan, dan ruang kondisi, status rumah dan tanah, (tanpa perpipaan). (Sumber: 34)
udara. (Sumber: 52) prasarana dan sarananya yang dapat
dimanfaatkan dalam mewujudkan

84 85
Instalasi dan Perlengkapan tata ruang wilayah. (Sumber: 52) Jalan Penghubung Lingkungan Juluran Atap
Bangunan Perumahan Bagian atap yang menjulur melebihi
Instalasi dan pertengkapan pada Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Jalan yang menghubungkan lingkungan dinding luar bangunan, ada pada sekeliling
bangunan dan pekarangan yang digunakan Surat bukti dari Pemerintah Daerah perumahan dengan jalan lokal terdekat. bangunan atau pada daerah-daerah yang
untuk menunjang tercapainya unsur bahwa pemilik bangunan gedung dapat (Sumber: 52) diperlukan. (Sumber: 52)
kenyamanan, keselamatan, komunikasi mendirikan bangunan sesuai fungsi
dan mobilitas dalam bangunan. yang telah ditetapkan dan berdasarkan Jalan Poros Lingkungan Perumahan Junction
(Sumber: 52) rencana teknis bangunan gedung yang Jalan yang menghubungkan masing- Tempat penggabungan beberapa buah
telah disetujui oleh Pemerintah Daerah. masing satuan permukiman atau saluran. (Sumber: 24)
Insinerator Berwawasan Lingkungan (Sumber: 4) lingkungan perumahan. (Sumber: 52)
Alat yang digunakan untuk meminimalkan
sampah dengan cara membakar pada
temperatur 700 °C pada tungku bakar
dan di cerobong. (Sumber: 22)
lzin Penggunaan Bangunan (IPB)
Izin yang diberikan kepada badan
usaha pembangunan perumahan dan
Jalur Pedestrian
Jalur yang digunakan untuk berjalan kaki
atau berkursi roda bagi penyandang cacat
K
permukiman atau masyarakat untuk secara aman, nyaman dan tak terhalang. Kala Ulang
Intake menggunakan dan memanfaatkan (Sumber: 52) Selang waktu pengulangan kejadian
Bangunan penangkap air atau tempat air bangunan yang telah selesai dibangun, hujan atau debit banjir rencana yang
masuk dari sungai, danau atau sumber bagi penggunaan non hunian sesuai Jamban mungkin terjadi; (Sumber: 31)
air permukaan lainnya ke instalasi dengan ketentuan teknis, ekologis, dan Tempat pembuangan kotoran manusia
pengolahan. (Sumber: 54) administrasi yang ada. (Sumber: 52) yang dibangun untuk menghindari kontak Kaveling/Pekarangan
langsung antara kotoran tersebut dengan Suatu perpetakan tanah, yang menurut
Intake Bendung Izin Penghunian (IP) manusia, hewan dan serangga. pertimbangan Pemerintah Daerah dapat
Suatu jenis intake yang menggunakan Izin yang diberikan kepada caton (Sumber: 57) dipergunakan untuk tempat mendirikan
bendung untuk mendapatkan airnya. penghuni pemilik bangunan yang telah bangunan. (Sumber: 52)
(Sumber: 54) memfllki/dilengkapi dengan IPB/ILH. Jarak Antara Bangunan
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
(Sumber: 52) Jarak terkecil antara bangunan yang Kawasan Bangunan Bersejarah
Intensitas Hujan diukur antara permukaan-permukaan Kawasan yang memiliki kaitan dengan
Tinggi curah hujan dalam periode denah bangunan. (Sumber: 52) sesuatu kehidupan masa lalu lebih dari
tertentu, dinyatakan dalam satuan mm/
jam. (Sumber: 45) J Jaringan Distribusi Utama (JDU)
Jalur pipa utama pembawa air minum
50 tahun. Kawasan bangunan bersejarah
bisa merupakan bangunan-bangunan,
permukiman atau fasilitas umum lainnya
Intensitas Hijau Kota Jalan Lingkungan Perumahan dari titik awal (reservoir) ke titik akhir yang digunakan secara kolektif.
Persentase luas area/kawasan yang Jalan yang ada dalam satuan permukiman pelayanan air minum. (Sumber: 54) (Sumber: 52)
tertutupi oleh hijau tanaman terhadap atau lingkungan perumahan.
total luas wilayah kota. (Sumber: 52) (Sumber: 52) Jaringan Persil Kawasan Kumuh
Jaringan sanitasi dan jaringan drainase Bagian yang terabaikan dalam
Izin Layak Huni (ILH) Jalan Lingkungan Permukiman I dalam persil. (Sumber: 52) pembangunan perkotaan yang ditunjukan
Izin yang diberikan kepada bad an Jalan di dalam lingkungan perumahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi,
usaha pembangunan perumahan dan yang dipergunakan untuk segala macam Jaringan Saluran Umum Kota kondisi lingkungan yang tidak layak
permukiman atau masyarakat untuk kendaraan roda 4 (empat). Jaringan sarana dan prasarana saluran huni dan tidak memenuhi syarat serta
menggunakan dan memanfaatkan (Sumber: 52) umum perkotaan, seperti: jaringan air minimnya fasilitas pendidikan, kesehatan,
bangunan yang telah selesai dibangun minum, jaringan sanitasi dan jaringan dan sarana prasarana sosial budaya.
dengan sah untuk hunian yang telah Jalan Lingkungan Permukiman II drainase. (Sumber: 52) (Sumber: 58)
memenuhi persyaratan layak teknis, (Setapak Kolektor)
ekologis dan administrasi. (Sumber: 52) Jalan di dalam lingkungan perumahan Jembatan Air atau Talang Air Kawasan Perdesaan
yang dipergunakan untuk menampung (Aquaduck) Wilayah yang mempunyai kegiatan
Izin Lokasi arus manusia dari jalan setapak menuju Bangunanyangberfungsimenyeberangkan utama pertanian, termasuk pengelolaan
Izin yang diberikan kepada badan suatu fasilitas lingkungan. (Sumber: 52) air dari suatu tempat ke tempat lain yang sumber daya alam dengan susunan fungsi
usaha pembangunan perumahan dan dipisahkan oleh suatu badan air atau kawasan sebagai tempat permukiman
permukiman atau kelompok masyarakat Jalan Lingkungan Permukiman III badan jalan yang mempunyai elevasi perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
untuk memperoleh dan memanfaatkan (Jalan Setapak) lebih rendah dibandingkan dasar saluran pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
tanah untuk pembangunan perumahan Jalan yang dipergunakan untuk pejalan air tersebut. (Sumber: 57) (Sumber: 21)
dan permukiman sesuai dengan rencana kaki. (Sumber: 52)

86 87
Kawasan Perkotaan pemrograman dan kegiatan lain yang Kebutuhan Air Hari Maksimum Kenyamanan (Bangunan Gedung)
Wilayah yang mempunyai kegiatan utama terkait dengan pengelolaan persampahan Kebutuhan air bersih terbesar yang terjadi Kondisi kenyamanan ruang gerak dan
bukan pertanian dengan susunan fungsi baik dilingkungan departemen, lembaga pada suatu hari dalam satu minggu hubungan antar ruang, kondisi udara
kawasan sebagai tempat permukiman Pemerintah Non Departemen, pemerintah (Sumber: 54) dalam ruang, pandangan, serta tingkat
perkotaan, pemusatan dan distribusi daerah, maupun bagi masyarakat dan getaran dan tingkat kebisingan oleh
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan dunia usaha. (Sumber: 58) Kebutuhan Air Jam Puncak kinerja bangunan gedung. (Sumber: 29)
sosial, dan kegiatan ekonomi. Kebutuhan air bersih tertinggi yang terjadi
(Sumber: 21) Kebijakan dan Strategi Nasional pada jam-jam sibuk (tertentu) setiap hari. Kepadatan Bangunan
Pengembangan Sistem Penyediaan (Sumber: 54) Perbandingan antara luas yang tertutup
Kawasan Siap Bangun Air Minum (KSNP SPAM) bangunan dengan luas tanah terbuka
Sebidang tanah yang fisiknya telah Merupakan pedoman untuk pengaturan, Kebutuhan Air Rata-Rata sesuai blok peruntukannya.
dipersiapkan untuk pembangunan penyelenggaraan, dan pengembangan Kebutuhan air bersih rata-rata setiap hari. (Sumber: 52)
perumahan dan permukiman skala besar sistem penyediaan air minum, baik (Sumber: 54)
yang terbagi dalam satu lingkungan siap di lingkungan Departemen, Lembaga Kerangka Pemikul Beban
bangun atau lebih yang pelaksanaannya Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Kehilangan tekanan Struktur pemikul beban baik yang dibuat
dilakukan secara bertahap dengan lebih Daerah, maupun bagi masyarakat dan Energi yang hilang ketika air mengalir dari kayu, beton bertulang dan baja yang
dahulu dilengkapi dengan jaringan primer Dunia Usaha. (Sumber: 58) dalam perpipaan. (Sumber: 44) difungsikan untuk memikul beban-beban
dan sekunder prasarana lingkungan yang diakibatkan oleh angin atau gempa
sesuai dengan rencana tata ruang Kebisingan Kegagalan Bangunan (Sumber: 28)
lingkungan yang ditetapkan oleh Kepala Bunyi yang tidak diinginkan dari usaha Kinerja bangunan gedung dalam tahap
Daerah dan memenuhi persyaratan atau kegiatan dalam tingkat dan waktu pemanfaatan yang tidak berfungsi, baik Kerusakan Bangunan
pembakuan pelayanan prasarana dan yang dapat menimbulkan gangguan secara keseluruhan maupun sebagian dari Tidak berfungsinya bangunan atau
sarana lingkungan. (Sumber: 37) kesehatan manusia dan kenyamanan segi teknis, manfaat, keselamatan dan komponen bangunan akibat penyusutan/
lingkungan. (Sumber: 52) kesehatan kerja, dan atau keselamatan berakhirnya umur bangunan, atau akibat
Keandalan Bangunan Gedung umum. (Sumber: 29) ulah manusia atau perilaku alam seperti
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
Kondisi keselamatan, kesehatan, Kebutuhan Dasar beban fungsi yang berlebih, kebakaran,
kenyamanan, dan kemudahan yang Suatu tingkat kebutuhan minimum yang Kelembagaan Bangunan Gedung gempa bumi, atau sebab lain yang
memenuhi persyaratan teknis oleh kinerja harus dipenuhi sebagai prasyarat bagi Pewadahan umum penyelenggaraan sejenis. (Sumber: 52)
bangunan gedung. (Sumber: 29) individu atau masyarakat untuk hidup bangunan gedung meliputi seluruh
secara layak. (Sumber: 52) stakeholders terkait, yang dalam Kesadahan
Kebijakan dan Strategi Nasional pelaksanaan tugas secara spesifik sebagai Air mengandung bi-karbonat tinggi,
Pengembangan Perkotaan (KSNP Kebocoran (Kehilangan Air) pelaksanaan urusan pemerintahan wajib sehingga tidak sanggup membilas sabun
Perkotaan) Selisih antara volume air yang di daerah dengan mengutamakan standar yang dioles pada badan kita.
Merupakan pedoman didalam penyusunan didistribuskan dengan volume air yang pelayanan minimal di bidang bangunan (Sumber: 57)
kebijakan teknis, perencanaan, terjual. (Sumber: 54) gedung, diwadahi secara formal
pemrograman, dan kegiatan yang berada oleh instansi teknis selaku pembina Keselamatan Bangunan Gedung
dan atau terkait didalam pembangunan Kebutuhan Air Domestik penyelenggaraan bangunan gedung, Kondisi kemampuan mendukung beban
perkotaan, baik dilingkungan Perhitungan kebutuhan air minum bagi sehingga dengan dukungan jaringan muatan, serta kemampuan dalam
Departemen, Lembaga Pemerintahan penduduk lingkungan perumahan yang jaringan kerjanya dapat meningkatkan mencegah dan menanggulangi bahaya
Non Departemen, Pemerintah Daerah, terbatas pada keperluan rumah tangga kinerja untuk mencapai visi dan misi di kebakaran dan bahaya petir yang
maupun bagi masyarakat dan Dunia seperti air minum, memasak, mencuci bidang bangunan gedung. (Sumber: 64) memenuhi persyaratan teknis oleh kinerja
Usaha. KSNP perkotaan ini bertujuan dan mandi. (Sumber: 44) bangunan gedung. (Sumber: 29)
untuk mendukung pencapaian sasaran Kelompok Bangunan
pembangunan perkotaan melalui rencana, Kebutuhan Air Non Domestik Sekelompok bangunan/gedung yang Ketentuan Administrasi Bangunan
program dan pelaksanaan kegiatan yang Perhitungan kebutuhan air minum bagi saling berhubungan atau masing-masing Ketentuan-ketentuan administrasi yang
terpadu,efisien, dan efektif. penduduk di luar lingkungan perumahan, saling terpisah yang oleh karena sifat harus dipenuhi dalam penyelenggaraan
(Sumber: 68) seperti pertokoan, industri, fasilitas arsitekturalnya, homogenitasnya atau bangunan gedung yang meliputi
umum, kebakaran dan lain-lain yang lokasinya di lansekap, yang bemilai ketentuan status hak atas tanah dan atau
Kebijakan dan Strategi Nasional tidak terbatas dalam keperluan rumah universal dan sangat penting dari status hak penggunaan ruang.
Pengembangan Persampahan (KSNP tangga. (Sumber: 52) sudut pan dang kesejarahan, seni dan (Sumber: 52)
Persampahan) pengetahuan. (Sumber: 52)
Merupakan pedoman dalam penyusunan
kebijakan teknis, perencanaan,

88 89
Ketentuan Teknis Bangunan Koefisien Laju Penggunaan Oksigen panjang dengan kedalaman 1 –2 meter. pembentuk kompartemen dimaksudkan
Ketentuan-ketentuan teknis yang (Pengolahan Air Limbah) (Sumber: 33) untuk melokalisir api dan asap kebakaran,
harus dipenuhi dalam penyelenggaraan Laju penggunaan oksigen terlarut per unit atau mencegah penjalaran panas ke
bangunan gedung yang meliputi konsentrasi (mg/liter) dari MLSS dalam Kolam (Lagoon) ruang bersebelahan. (Sumber: 4)
ketentuan tata bangunan dan lingkungan tangki aerasi pengolahan lumpur aktif. Kolam penyimpanan besar, biasanya
dan keandalan bangunan gedung. (Sumber: 20) dengan dinding tanah, digunakan untuk Kompensasi Dampak Lingkungan
(Sumber: 52) menampung air/air limbah sementara, TPA
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) hasil sedimentasi maupun sebagai proses Pemberian imbalan (dapat berupa relokasi,
Ketinggian Bangunan Koefisien perbandingan antara luas oksidasi biologis. (Sumber: 24) pemulihan lingkungan, biaya kesehatan
Jarak vertikal antara permukaaan tanah keseluruhan lantai bangunan gedung dan dan pengobatan, dan/atau dalam bentuk
dengan bagian tertinggi dari bangunan. luas persil/ kaveling/blok peruntukan. Kolam Retensi yang lain) kepada orang yang terkena
(Sumber: 52) (Sumber: 4) Kolam yang berfungsi untuk menampung dampak negatif yang ditimbulkan oleh
air hujan sementara waktu dengan kegiatan penanganan sampah di tempat
Klarifier Koefisien Limpasan memberikan kesempatan untuk pemrosesan sebagai bentuk pertanggung
Tangki tetap yang digunakan untuk Nilai perbandingan antara jumlah dapat meresap kedalam tanah yang jawaban pemerintah. (Sumber: 5)
menghilangkan benda padat tersuspensi limpasan permukaan dengan jumlah operasionalnya dapat dikombinasikan
dengan pengendapan gravitasi. Tangki limpasan permukaan dengan jumlah dengan pompa atau pintu air. Komponen Struktur Utama
ini biasanya dilengkapi dengan rantai dan hujan yang jatuh. (Sumber: 45) (Sumber: 30) Bagian-bagian bangunan gedung yang
tenaga mesin atau mekanisme alat untuk memikul dan meneruskan beban ke
mengumpulkan endapan sludge dan Kolam Aerasi pada IPLT Kompartemen pondasi. (Sumber: 52)
memindahkannya ke tempat pemindahan Kolam yang berfungsi menguraikan Ruangan-ruangan yang ada dalam unit
akhir. (Sumber: 24) kandungan bahan organik yang terdapat pengolah yang dipisahkan dengan baffle. Kompos
dalam lumpur tinja dengan menggunakan (Sumber: 63) Hasil pengolahan sampah organik dengan
Klasifikasi Bangunan Gedung bakteri pengurai aerob yang dibiakkan dan bantuan mikrooganisme sehingga
Klasifikasi dari fungsi bangunan gedung dengan tekanan udara yang dihasilkan Kompartemenisasi terbentuk pupuk organik. (Sumber: 35)
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
berdasarkan pemenuhan tingkat oleh kompresor guna memasukkan Penyekatan ruang dalam luasan
persyaratan administratif dan persyaratan oksigen (secara mekanis maupun alami). maksimum dan/atau volume maksimum Komposter (Rumah Tangga)
(Sumber: 10) (Sumber: 33) ruang sesuai dengan klasifikasi bangunan Alat yang digunakan untuk mengolah
dan tipe konstruksi tahan api yang sampah organik dapur (rumah tangga)
Klorinasi Kolam Aerasi Aerobik (Pengolahan diperhitungkan. Dinding penyekat menjadi kompos. (Sumber: 17)
Salah satu komponen pada bangunan Air Limbah)
pengolahan air yang berfungsi untuk Unit pengolahan air limbah yang
pembubuh desinfektan (pembunuh menggunakan aerasi secara mekanik
bakteri dan kuman yang merugikan sebagai sumber oksigen dengan tujuan
kesehatan). (Sumber: 54) mendapatkan kondisi suspensi teraerasi
secara penuh. (Sumber: 64)
Koagulan
Bahan (kimia) yang digunakan Kolam Aerasi Fakultatif (Pengolahan
pembentukan flok pada proses Air Limbah)
pencampuran. (Sumber: 19) Unit pengolahan air limbah dengan aerasi
mekanik sebagai sumber oksigennya.
Koagulasi Intensitas pengadukan tidak menjaga
Proses pengadukan bahan kimia seluruh settleable solid berada di dalam
(koagulan) ke dalam air dengan suspensi. Sehingga disekitar /pada dasar
gradien kecepatan tertentu yang dapat kolam terdapat endapan lumpur dengan
membentuk partikel koloid tidak stabil kondisi anaerobic. (Sumber: 34)
atau disebut flok. (Sumber: 19)
Kolam Fakultatif
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Kolam penampung untuk menguraikan
Koefisien perbandingan antara luas lantai kandungan bahan pencemar organik yang
dasar bangunan gedung dan luas persil/ masih mengandung senyawa organik 250
kaveling/ blok peruntukan. (Sumber: 4) – 400 mg/l dari efluen lumpur tinja kolam
anaerobik, bentuk kolam empat persegi Gambar 3.03 Komposter Rumah Tangga (Sumber : 66)

90 91
Konsolidasi Tanah Permukiman dinyatakan dalam prosentase. merusakkan lingkungan hidup, dan/atau Lubang Pengeluaran (outlet) gorong-
Upaya penataan kembali, penguasaan, (Sumber: 20) dapat membahayakan lingkungan hidup, gorong
penggunaan, dan pemilikan tanah kesehatan, kelangsungan hidup manusia Lubang tempat keluarnya air dari
oleh masyarakat pemilik melalui usaha Laju Pengendapan Lumpur Aktif serta makhluk hidup lain. (Sumber: 3) bangunan gorong-gorong yang letaknya
bersama untuk membangun lingkungan (SV30) pada bagian hilir gorong-gorong.
siap bangun (Lisiba) dan penyediaan Prosentase relatif antara volume dari Lingkungan (Sumber: 30)
kaveling tanah matang sesuai dengan endapan lumpur yang terbentuk setelah Sebidang tanah dengan batas.batas yang
rencana tata ruang yang ditetapkan oleh lumpur aktif didiamkan di dalam gelas jelas yang di atasnya dibangun sarana Lumpur Tinja
Kepala Daerah. (Sumber: 37) ukur berkapasitas 1 liter selama 30 hunian termasuk prasarana, sarana dan Seluruh isi tangki septik dan cubluk yang
menit, dinyatakan dalam persen terhadap fasilitasnya. yang secara keseluruhan terdiri dari cairan dan endapan lumpur
Kota Terpadu Mandiri volume lumpur cair. (Sumber: 20) merupakan kesatuan tempat permukiman. yang berasal dari pengurasan tangki
Kawasan Transmigrasi yang (Sumber: 1) septik dan cubluk.
pertumbuhannya dirancang menjadi Laju Penggunaan Oksigen (Sumber: 24)
Pusat Pertumbuhan melalui pengelolaan (Pengolahan Air Limbah) Lingkungan Bangunan Gedung
sumber daya alam berkelanjutan. Konsentrasi oksigen terlarut (mg O/liter), Lingkungan di sekitar bangunan
(Sumber: 68) per satuan waktu (jam), dari lumpur cair gedung yang menjadi pertimbangan

Kran Air Siap Minum


Kran air yang menyalurkan air siap minum
di dalam tangki aerasi pengolahan lumpur
aktif. (Sumber: 20)
penyelenggaraan bangunan gedung baik
dari segi sosial, budaya, maupun dari segi
ekosistem. (Sumber: 9)
M
yang berada dalam zona air minum. Lapisan Kedap Air Manhole
(Sumber: 50) Bagian dinding pasangan yang dibuat Lingkungan Permukiman 1. Lubang pemeriksaan pipa atau
kedap air dengan menggunakan campuran Bagian dari lingkungan hidup di luar bangunan lain. (Sumber: 57)
Kran Umum (KU) adukan dan plesteran yang kedap air kawasan lindung, baik yang berupa 2. Tempat untuk memeriksa atau
Jenis sambungan pelanggan yang sehingga lembab/air di sekitarnya tdak kawasan perkotaan maupun perdesaan memperbaiki saluran dari kotoran
mengambil air melalui kran yang dapat melewati atau menembusnya. yang berfungsi sebagai lingkungan yang terbawa aliran. (Sumber: 24)
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
dipasang disuatu tempat tertentu agar (Sumber: 52) tempat tinggal atau lingkungan hunian 3. Lubang pada bagian atas tangki septik
mudah dipergunakan untuk umum dan tempat kegiatan yang mendukung yang diberi tutup dan dapat dibuka
guna mencukupi kebutuhan dasar Layak Huni prikehidupan dan penghidupan. untuk keperluan pemeliharaan tangki
(minum,mandi,cuci). (Sumber: 44) Suatu kondisi lingkungan permukiman (Sumber: 45) septik.
yang memenuhi standar minimal (Sumber: 62)
kesehatan, sosial, budaya, ekonomi dan Lingkungan Perumahan
kualitas teknis yang berdasarkan kondisi Sekelompok rumah-rumah dengan Mandi Kakus Prefab

L setempat. (Sumber: 52)

Leher Angsa
prasarana dan fasilitas lingkungannya.
(Sumber: 52)
Model sarana umum mandi kakus yang
dapat dibongkar pasang dan dipindah-
pindah. (Sumber: 27)
Lahan Pekarangan Komponen tandas jongkok berupa pipa Lingkungan Rumah Susun
Lahan atau halaman yang dapat bengkok yang berisi air perapat, dapat Sebidang tanah dengan batas-batas yang Mata Air
difungsikan untuk menempatkan sumur merupakan satu kesatuan atau terpisah jelas, di atasnya sebidang rumah susun Sumber air yang muncul di permukaan
resapan air hujan, Saringan air hujan, dengan tandas jongkok. termasuk prasarana dan fasilitasnya, yang tanah dimana air mengalir keluar dengan
paving block/gras block. (Sumber: 41) (Sumber: 40) secara keseluruhan merupakan kesatuan sendirinya dari dalam tanah secara terus
tempat permukiman. (Sumber: 52) menerus karena tekanan air dalam tanah.
Laik Fungsi Limbah (Sumber: 43)
Berfungsinya seluruh atau sebagian dari Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Lubang Pemasukan (Inlet) Gorong-
bangunan gedung yang dapat menjamin (Sumber: 3) Gorong MCK Umum
dipenuhinya persyaratan tata bangunan, Gorong-gorong lubang tempat masuknya Sarana umum yang digunakan bersama
serta persyaratan keselamatan, Limbah Bahan Berbahaya dan air ke dalam bangunan gorong-gorong oleh beberapa keluarga untuk mandi,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan Beracun yang letaknya pada bagian hilir gorong- mencuci dan air dilokasi pemukiman
bangunan gedung sesuai dengan fungsi Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang gorong. (Sumber: 30) yang berpenduduk dengan kepadatan
yang ditetapkan. (Sumber: 4) mengandung bahan berbahaya dan/ sedang sampai tinggi (300 – 500 orang/
atau beracun yang karena sifat dan/atau Lubang pembersih/clean out Ha). (Sumber: 15)
Laju Lumpur Resirkulasi konsentraslnya dan/atau jumlahnya, Lubang yang digunakan untuk
Perbandingan relatif antara debit lumpur baik secara langsung maupun tidak membersihkan pipa air kotor.
resirkulasi cair dengan debit air, yang langsung, dapat mencemarkan dan/atau (Sumber: 15)

92 93
N
Mekanikal septik yang telah terpisah dengan Pelestarian Bangunan Gedung
Komponen yang terdiri dari jaringan listrik padatan. (Sumber: 63) Kegiatan perawatan, pemugaran, serta
untuk suplai tenaga ke pompa-pompa, pemeliharaan bangunan gedung dan
lampu penerangan yang memerlukan Neighborhood Upgrading and Shelter Overhang lingkungannya untuk mengembalikan
tenaga listrik. (Sumber: 54) Sector Project (NUSSP) Perlengkapan pada dasar zona sedimentasi keandalan bangunan tersebut sesuai
Kegiatan penanganan perumahan untuk mencegah masuknya gas yang dengan aslinya atau sesuai dengan
Mobil Tinja dan permukiman kumuh dengan terbentuk dari zona lumpur di bawahnya keadaan menurut periode yang
Sarana transportasi yang berbentuk mobil menggunakan dana pinjaman dari Asian di dalam tangki imhoff. (Sumber: 34) dikehendaki. (Sumber: 4)
tangki yang digunakan untuk menguras Development Bank (ADB). (Sumber: 56)
lumpur tinja dari bangunan pengolah air Ozonisasi Pematus
limbah rumah tangga yang kemudian Nutrien Proses desinfeksi dengan menggunakan Sarana untuk mengalirkan atau
dibawa ke IPLT untuk diolah. Jenis limbah cair yang mengandung ozon (03 ). (Sumber: 54) mengeringkan air dalam komposter yang
(Sumber: 33) unsur nitrogen dan phospat yang pada dilengkapi dengan kasa-kasa dan lubang-
umumnya banyak terdapat dalam limbah lubang. (Sumber: 26)
Mutu air domestik. Limbah ini dapat menyebabkan
Kondisi kualitas air yang diukur dan atau
diuji berdasarkan parameter-parameter
tertentu dan metoda tertentu berdasarkan
eutrofikasi. (Sumber: 63)

Netralisasi
P Pemadatan Sampah
Upaya mengurangi volume sampah
dengan cara dipadatkan baik secara
peraturan perundang-undangan yang Proses untuk menyesuaikan derajat Panduan Rancang Kota (UDGL=Urban manual maupun mekanis, sehingga
berlaku. Klasifikasi mutu air: keasaman (pH) pada air dalam proses Design Guidelines) pengangkutan ke tempat pembuangan
1. Kelas satu, air yang peruntukannya tertentu. (Sumber: 44) Suatu perangkat pengaturan berupa akhir lebih efisien. (Sumber: 22)
dapat digunakan untuk air baku air panduan/arahan desain tata bangunan
minum, dan atau peruntukan lain yang Netralisan berikut lingkungannya untuk suatu Pemanfaatan Bangunan Gedung
mempersyaratkan mutu air yang sama Bahan kimia yang digunakan untuk kawasan/bagian kota tertentu. Materi Kegiatan memanfaatkan/menggunakan
dengan kegunaan tersebut; panduan rancang kota bersifat spesifik bangunan gedung sesuai dengan
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
menyesuaikan derajat keasaman (pH)
2. Kelas dua, air yang peruntukannya pada suatu proses tertentu. sesuai dengan keragaman yang ada fungsi yang telah ditetapkan termasuk
dapat digunakan untuk prasarana/ (Sumber: 44) antara suatu kawasan dengan kawasan kegiatan pemeliharaan, perawatan dan
sarana rekreasi air, pembudidayaan yang lain. Umumnya rumusan yang pemeriksaan secara berkala.
ikan air tawar, peternakan, air untuk tertulis di dalam suatu panduan rancang (Sumber: 4)
mengairi pertanaman, dan atau kota dibuat sedemikian rupa tanpa

O
peruntukan lain yang mempersyaratkan mengurangi kreativitas arsitek. Pemantauan Lingkungan
mutu air yang sama dengan kegunaan (Sumber: 52) Suatu kegiatan yang dilakukan secara
tersebut; periodik yang bertujuan untuk mengetahui
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya Orientasi Bangunan Panel dan Kontrol dampak negatif yang terjadi selama
dapat digunakan untuk pembudidayaan Ketentuan tentang orientasi bangunan Jumlah panel untuk mengkontrol jalannya pelaksanaan pembangunan rumah dan
ikan air tawar, peternakan, air untuk setidak-tidaknya mengatur arah suatu operasi seperti operasi pompa, tekanan perumahan. (Sumber: 52)
mengairi pertanaman, dan atau bangunan setelah mempertimbangkan air, bahan kimia dan sistem listrik.
peruntukan lain yang mempersyaratkan kondisi fisik/lingkungan dan kondisi non (Sumber: 54) Pematangan Kompos
mutu air yang sama dengan kegunaan fisik Tahapan proses dimana bahan sampah
tersebut; 1. Pertimbangan terhadap kondisi fisik/ Pedoman Teknis Bangunan Gedung telah dalam keadaan cukup busuk.
4. Kelas empat, air yang peruntukannya lingkungan seperti arah sirkulasi Acuan teknis yang merupakan penjabaran (Sumber: 26)
dapat digunakan untuk mengairi matahari tlmur-barat, jarak antar lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah
pertanaman dan atau peruntukan bangunan, klimatologi. dalam bentuk ketentuan teknis Pembangunan Air Minum dan
lain yang mempersyaratkan mutu air 2. Pertimbangan terhadap kondisi non penyelenggaraan bangunan gedung. Penyehatan Lingkungan Berbasis
yang sama dengan kegunaan tersebut. fisik seperti pengaruh idiologi, nilai- (Sumber: 29) Lembaga
(Sumber: 7) nilai sosial budaya setempat, misalnya Bentuk pengelolaan yang bercirikan
bangunan masjid mengarah ke kiblat, Pelat Jongkok pengelolanya memiliki badan hukum
aksentuasi, dan makna ruang yang Sarana/perlengkapan yang dilengkapi dengan bentuk dinas, perusahaan atau
akan diciptakan.(Sumber: 52) lubang masuk tinja dan air kotor yang swasta, yang dapat bersifat profit atau
selanjutnya dialirkan ke cubluk. non profit, dan pengambilan keputusan
Outlet (Sumber: 39) berada pada pengelolanya.
1. Tempat aliran keluar (Sumber: 20) (Sumber: 57)
2. Saluran keluar air limbah dari tangki

94 95
Pembangunan Air Minum dan Pemeliharaan Sarana Pengambilan Pemugaran Penataan Bangunan
Penyehatan Lingkungan Berbasis Air Baku Usaha dan upaya pelestarian yang Serangkaian kegiatan yang diperlukan
Gabungan Lembaga dan Masyarakat Suatu kegiatan pengamanan terhadap dilakukan baik secara teknis maupun untuk melaksanakan sebagian program
Bentuk Pengelolaan bersama antara sumber air, bangunan penangkap air dan kebijakan untuk membuat bangunan dan pengendalian pemanfaatan ruang,
lembaga dan masyarakat yang beraspek perlengkapannya. (Sumber: 54) kembali berdaya guna, artinya dapat terutama untuk mewujudkan lingkungan
legalitas formal ataupun non formal, melayani dan memberikan dukungan binaan pada kawasan budidaya dalam
dimana pengambilan keputusan dilakukan Pemeliharaan Sistem Penyediaan Air pada peningkatan kualitas hidup man bentuk bangunan gedung berikut
bersama dengan tanggung jawab sesuai Minum usia. Pemugaran tidak terbatas pada sarana dan prasarananya, baik untuk
kesepakatan dan aturan main yang jelas. Serangkaian kegiatan pembersihan, pengembalian keadaan seperti sediakala, kepentingan hunian, usaha, maupun
(Sumber: 57) perbaikan, penggantian instrumen dan tetapi juga setiap usaha dan daya untuk untuk kepentingan sosial budaya.
suku cadang. (Sumber: 54) rneningkatkan sumbangan keberadaannya (Sumber: 52)
Pembinaan Penyelenggaraan di tengah lingkungannya, mengubah
Bangunan Gedung Pemeriksaan Berkala (Bangunan tanpa kehilangan aslinya (orisinalitas dan Pencemaran Air
Kegiatan pengaturan, pemberdayaan, dan Gedung) otentisitas). (Sumber: 52) Masuknya atau dimasukkannya makhluk
pengawasan dalam rangka mewujudkan Kegiatan pemeriksaan keandalan seluruh hidup, zat, energi dan atau komponen
tata pemerintahan yang baik sehingga atau sebagian bangunan gedung, Penampung Air Hujan (PAH) lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
setiap penyelenggaraan bangunan gedung komponen, bahan bangunan, dan/atau Bangunan/ bak yang digunakan untuk sehingga kualitas air turun sampai ke
dapat berlangsung tertib dan tercapai prasarana dan sarananya dalam tenggang penampungan air hujan. (Sumber: 44) tingkat tertentu yang menyebabkan air
keandalan bangunan gedung yang sesuai waktu tertentu guna menyatakan kelaikan tidak dapat berfungsi sesuai dengan
dengan fungsinya, serta terwujudnya fungsi bangunan gedung. (Sumber: 4) Penampung Lumpur Tinja di Tangki peruntukannya. (Sumber: 7)
kepastian hukum. (Sumber: 9) Imhoff
Pemilahan Sampah Bagian dasar tangki imhoff yang Pendataan Bangunan Gedung
Pembongkaran Bangunan Gedung Proses pemisahan sampah berdasarkan digunakan untuk menampung hasil Kegiatan pengumpulan data suatu
Kegiatan membongkar atau merobohkan jenis sampah yang dilakukan sejak dari pencernaan lumpur di dalam zona lumpur bangunan gedung oleh Pemda dilakukan
seluruh atau sebagian bangunan gedung, sumber sampai dengan pembuangan tangki imhoff. (Sumber: 32) bersamaan dengan proses izin mendirikan
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
komponen, bahan bangunan, dan/atau akhir. (Sumber: 22) bangunan gedung untuk keperluan
prasarana dan sarananya. (Sumber: 4) Penanganan Sampah tertib pembangunan dan pemanfaatan
Pemilihan Sampah Meliputi kegiatan: bangunan gedung.
Pembuangan Air Limbah Kota Langkah untuk memilih bahan organik 1. pemilahan dalam bentuk (Sumber: 59)
Sistem pembuangan yang ditujukan yang dapat digunakan untuk proses pengelompokan dan pemisahan
sampah sesuai dengan jenis, jumlah,
untuk melayani pembuangan air limbah pengomposan serta bahan anorganik Pengangkutan Sampah
dan/ atau sifat sampah;
kota untuk diolah dan kemudian dibuang untuk daur ulang. (Sumber: 26) 2. pengumpulan dalam bentuk Kegiatan membawa sampah dan lokasi
sedemikian rupa hingga aman bagi pengambilan dan pemindahan sampah pemindahan langsung dan sumber
kesehatan. (Sumber: 52) Pemilik Bangunan Gedung dari sumber sampah ke tempat sampah menuju ke tempat pembuangan
Orang, badan hukum, kelompok orang, penampungan sementara atau tempat akhir. (Sumber: 22)
Pembuangan Air Limbah Lingkungan atau perkumpulan, yang menurut hukum pengolahan sampah terpadu;
Sistem pembuangan yang ditujukan sah sebagai pemilik bangunan gedung. 3. pengangkutan dalam bentuk Pengawasan Pembangunan
untuk melayani pembuangan air limbah (Sumber: 4) membawa sampah dari sumber dan/ Bangunan Gedung
lingkungan untuk diolah dan kemudian atau dari tempat penampungan Kegiatan pengawasan pelaksanaan
dibuang sedemikian rupa hingga aman Pemindahan Sampah sampah sementara atau dari tempat konstruksi mulai dari penyiapan lapangan
bagi kesehatan. (Sumber: 52) Kegiatan memindahkan sampah hasil pengolahan sampah terpadu menuju
sampai dengan penyerahan hasil akhir
ke tempat pemrosesan akhir;
pengumpulan ke dalam alat pengangkut pekerjaan atau kegiatan manajemen
4. pengolahan dalam bentuk mengubah
Pemeliharaan Bangunan untuk dibawa ke tempat pembuangan karakteristik, komposisi, dan jumlah konstruksi pembangunan gedung.
Usaha mempertahankan kondisi bangunan akhir. (Sumber: 22) sampah; dan/atau (Sumber: 4)
agar tetap berfungsi sebagaimana 5. pemrosesan akhir sampah dalam
mestinya atau dalam usaha meningkatkan Pemompaan bentuk pengembalian sampah dan/atau Pengawas/Penilik Bangunan
wujud bangunan, serta menjaga terhadap Komponen yang terdiri dari pompa residu hasil pengolahan sebelumnya Pejabat atau tenaga teknis profesional
pengaruh yang merusak. (Sumber: 52) untuk mengalirkan air dari satu tempat ke media lingkungan secara aman. yang ditunjuk berdasarkan Surat
ke tempat lainnya yang dapat bekerja (Sumber: 5) Keputusan Kepala Daerah atau ketentuan
Pemeliharaan Bangunan Gedung bersama-sama dengan hubungan seri yang berlaku untuk bertugas mengawasi/
Kegiatan menjaga keandalan bangunan atau paralel sesuai dengan kebutuhan menilik bangunan gedung.
gedung beserta prasarana dan sarananya kapasitas saat ini. (Sumber: 54) (Sumber: 52)
agar selalu laik fungsi. (Sumber: 4)

96 97
Pengelolaan Kualitas Air yang menghasilkan timbulan sampah. Penyediaan Air Minum Kota Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Upaya pemeliharaan air sehingga (Sumber: 4) Tiap sistem penyediaan air minum yang Kegiatan pembangunan yang
tercapai kualitas air yang diinginkan dikelola oleh BUMD dan disediakan untuk meliputi proses perencanaan teknis
sesuai peruntukannya untuk menjamin Pengkaji Teknis melayani kebutuhan air minum kota. dan pelaksanaan konstruksi, serta
agar kualitas air tetap dalam kondisi Orang perorangan, atau badan hukum (Sumber: 52) kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan
alamiahnya. (Sumber: 7) yang mempunyai sertifikat keahlian untuk pembongkaran. (Sumber: 4)
melaksanakan pengkajian teknis atas Penyediaan Air Minum
Pengelolaan Sampah kelaikan fungsi bangunan gedung sesuai Kegiatan menyediakan air minum untuk Penyelenggaraan Pengembangan
Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dengan ketentuan perundang undangan memenuhi kebutuhan masyarakat agar SPAM
dan berkesinambungan yang meliputi yang berlaku. (Sumber: 4) mendapatkan kehidupan yang sehat, Kegiatan merencanakan, melaksanakan
pengurangan dan penanganan sampah. bersih, dan produktif. (Sumber: 8) konstruksi, mengelola, memelihara,
(Sumber: 5) Pengolahan Sampah merehabilitasi, memantau, dan/atau
Suatu upaya untuk mengurangi volume Penyediaan Air Minum dan Sanitasi mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan
Pengembangan SPAM sampah atau mengubah bentuk menjadi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) non fisik sistem penyediaan air minum.
Kegiatan yang bertujuan membangun, yang bermanfaat, antara lain dengan cara Program untuk meningkatkan akses (Sumber: 8)
memperluas dan/atau meningkatkan pembakaran, pengomposan, pemadatan, pelayanan air minum dan sanitasi bagi
sistem fisik(teknik) dan non fisik penghancuran, pengeringan, dan pendaur masyarakat miskin perdesaan dan peri- Penyusutan (Nilai) Bangunan
(kelembagaan, manajemen, keuangan, ulangan (3R). (Sumber: 25) urban, serta meningkatkan nilai dan Nilai degradasi bangunan yang dihitung
peran masyarakat, dan hukum) dalam perilaku hidup sehat dengan membangun/ secara sarna besar setiap tahunnya
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan Pengomposan menyediakan prasarana dan sarana air selama jangka waktu umur bangunan.
penyediaan air minum kepada masyarakat 1. Proses pengolahan sampah organik minum serta sanitasi berbasis masyarakat Untuk bangunan gedung negara, nilai
menuju keadaan yang lebih baik. dengan bantuan mikro organisme berkelanjutan dan mampu diadaptasi oleh penyusutan adalah sebesar 2% per
(Sumber: 8) sehingga terbentuk kompos. masyarakat. (Sumber: 51) tahun untuk bangunan gedung, dan 5%
(Sumber: 43) untuk bangunan rumah dengan minimum
Pengendalian Pencemaran Air 2. Proses biologi yang terjadi pada Penyehatan Lingkungan Permukiman nilai sisa (salvage value) sebesar 20 x.
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
Upaya pencegahan dan penanggulangan pembusukan sampah karena (Environmental Sanitation) (Sumber: 52)
pencemaran air serta pemulihan kualitas adanya kegiatan jasad renik dengan Upaya pencegahan terjangkitnya dan
air untuk menjamin kualitas air agar menghasilkan produk kompos yang penularan penyakit melalui penyediaan Perangkap Air (Perapat)
sesuai dengan baku mutu air. aman. (Sumber: 25) sarana sanitasi dasar (jamban), Suatu konstruksi leher angsa yang
(Sumber: 7) pengelolaan limbah rumah tangga berfungsi sebagai penutup dan penahan
Pengumpulan Sampah (termasuk sistem jaringan perpipaan air bau yang dalam perangkap alat plambing
Pengesahan Rencana Teknis Aktivitas penanganan yang tidak hanya limbah), drainase, dan sampah. dengan tinggi muka air minimal 3 cm.
(Bangunan Gedung) mengumpulkan sampah dari wadah (Sumber: 57) (Sumber: 15)
Pernyataan hukum dalam bentuk individual dan atau dari wadah komunal
pembubuhan tanda tangan pejabat yang (bersama)melainkanjugamengangkutnya
berwenang serta stempel/cap resmi, yang ke tempat terminal tertentu, baik dengan
menyatakan kelayakan dokumen yang pengangkutan langsung maupun tidak
dimaksud dalam persetujuan tertulis langsung. (Sumber: 22)
atas pemenuhan seluruh persyaratan
dalam rencana teknis bangunan gedung. Penimbunan Saniter
(Sumber: 60) Suatu cara pembuangan sampah yang
dilakukan pada tempat-tempat yang
Pengguna Bangunan Gedung rendah dengan cara penimbunan lapis
Pemilik bangunan gedung dan/atau bukan demi lapis. Setiap lapisan timbunan
pemilik bangunan gedung berdasarkan sampah harus selalu diikuti oleh
kesepakatan dengan pemilik bangunan penimbunan tanah di atasnya.
gedung, yang menggunakan dan/atau (Sumber: 52)
mengelola bangunan gedung atau bagian
bangunan gedung sesuai dengan fungsi Penyangga Atap
yang ditetapkan. (Sumber: 4) Bagian pertemuan yang terdiri dari sub
struktur segitiga untuk membentuk
Penghasil Sampah kerangka atap miring; menopang atap.
Setiap orang dan/atau akibat proses alam (Sumber: 65) Gambar 3.04 Penyangga Atap (Sumber : 65)

98 99
Perawatan Bangunan Gedung Permukiman Kepadatan Tinggi Permukiman Rawan Kebakaran Pertimbangan Teknis (Bangunan
Kegiatan memperbaiki dan/atau Permukiman dengan tingkat kepadatan Permukiman yang karena sebagian besar Gedung)
mengganti bagian bangunan gedung, penduduk dan bangunan yang sangat jenis kegiatan yang ada di dalamnya, atau Pertimbangan dari tim ahli bandunan
komponen, bahan bangunan, dan/atau tinggi, sehingga mengarah kepada jenis bahan bangunannya menyebabkan gedung yang disusun secara tertulis dan
prasarana dan sarana agar bangunan ketidakmampuan daya dukung lahan. rentan terhadap bahaya kebakaran. profesional terkait dengan pemenuhan
gedung tetap laik fungsi. (Sumber: 4) (Sumber: 52) (Sumber: 52) persyaratan teknis bangunan gedung
baik dalam proses pembangunan,
Perencanaan Bangunan Gedung Permukiman Kumuh Permukiman Rawan Longsor pemanfaatan, pelestarian, maupun
Kegiatan penyusunan program kebutuhan Lingkungan permukiman yang telah Permukiman yang terletak di atas tanah pembongkaran bangunan gedung.
bangunan, tata letak bangunan dan mengalami penurunan kualitas atau dengan struktur yang labil sehingga (Sumber: 60)
penyusunan studi kelayakan dan studi memburuk, baik secara fisik, sosial mempunyai kecenderungan sangat besar
AMDAL. (Sumber: 52) ekonomi maupun sosial budaya. untuk mengalami longsor. (Sumber: 52) Persetujuan Rencana Teknis
(Sumber: 13) (bangunan gedung)
Perkolasi Persil Pernyataan tertulis tentang telah
Kemampuan tanah untuk meresapkan air, Permukiman Rawan Abrasi Suatu perpetakan tanah yang terdapat dipenuhinya seluruh persyaratan dalam
besar kecilnya perkolasi tergantung dari Permukiman yang memiliki kemungkinan dalam sesuatu rencana perluasan atau rencana teknis bangunan gedung yang
porositas media tanah. (Sumber: 63) sangat besar untuk mengalami jika untuk suatu rencana perluasan telah dinilai/dievaluasi. (Sumber: 60)
penggerusan akibat gelombang air laut kota ataupun sebagiannya masih belum
Permukiman Kumuh pada intensitas yang sangat besar serta ditetapkan sesuatu rencana perpetakan- Perumahan
Lingkungan permukiman yang telah dengan frekuensi kejadian yang cukup sesuatu bagian tanah, yang menurut Kelornpok rumah yang berfungsi sebagai
mengalami penurunan kualitas atau sering. (Sumber: 52) pertimbangan DPRD/Kepala Daerah lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
memburuk, baik secara fisik, sosial dapat dipergunakan untuk mendirikan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
ekonomi maupun sosial budaya. Permukiman Rawan Banjir sesuatu bangunan-bangunan atau dan sarana lingkungan. (Sumber: 2)
(Sumber: 13) permukiman yang memiliki kemungkinan sesuatu kelompok bangunan-bangunan.
sangat besar untuk mengalami banjir (Sumber: 52) Peruntukan Air
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
Perlindungan Mata Air yang genangannya melebihi 1 m dan Status pemanfaatan dan fungsi dari suatu
Penyediaan air dengan cara melindungi lama genangan minimal 24 jam dengan Persyaratan Ekologis badan air penerima. (Sumber: 34)
dan menangkap mata air untuk ditampung frekuensi kejadian minimal setahun satu Keterkaitan antara keserasian dan
dan disalurkan pada pemakai. kali. (Sumber: 52) keseimbangan, baik antara lingkungan Pewadahan Sampah
(Sumber: 54) buatan dengan lingkungan alam maupun Penampungan sampah sementara di
Permukiman Rawan Bencana dengan lingkungan sosial budaya, tempat sumbernya, baik pewadahan
Permeabilitas Vulkanik termasuk nilai-nilai budaya bangsa yang sampah individual maupun komunal.
Daya resap air pada lapisan tanah, Permukiman yang terletak di sekitar perlu dilestarikan. (Sumber: 52) (Sumber: 53)
misalnya dinyatakan dalam cm/hari. gunung berapi atau mendapat
(Sumber: 57) pengaruh adanya gunung berapi serta Persyaratan Teknis Pewadahan Sampah Individual
memiliki kemungkinan sangat besar Persyaratan mencakup aspek kesehatan, Penampungan sampah sementara di
Permukiman untuk mengalami bencana akibat keamanan dan keselamatan, hemat tempat sumbernya masing-masing,
Bagian dari kawasan budidaya dalam kegiatan vulkanik gunung berapi yang energi, keandalan sarana dan prasarana misalnya pewadahan sampan di rumah
lingkungan hidup, baik yang bersifat bersangkutan. (Sumber: 52) lingkungan dan lain-lain yang berhubungan tangga. (Sumber: 53)
perkotaan maupun perdesaan, terdiri dari dengan rancang bangun, termasuk
beberapa jenis kawasan dengan prasarana Permukiman Rawan Erosi kelengkapan prasarana dan fasilitas Pewadahan Sampah Komunal
dan sarana lingkungan yang lengkap Permukiman yang terletak di suatu lingkungan yang diatur dengan peraturan Penampungan sementara sampan
dengan fungsi utama sebagai pusat kawasan yang mempunyai kondisi perundang-undangan serta disesuaikan secara bersama-sama pada satu tempat.
pelayanan bagi kebutuhan penghuninya. tanah yang mempunyai potensi sangat dengan kebutuhan perkembangannya. (Sumber: 53)
(Sumber: 2) besar untuk mengalami penggerusan (Sumber: 52)
permukaan tanah akibat aliran air tanah. Pintu Air
Permukiman Dataran (Sumber: 52) Persyaratan Teknis Bangunan Bangunan yang digunakan untuk
permukiman yang terletak pada ketinggian Gedung mencegah suatu aliran masuk ke sistim
0 sampai dengan 500 m dari permukiman Permukiman Rawan Gempa Ketentuan mengenai persyaratan tata aliran atau kawasan lain. (Sumber: 30)
laut dengan kondisi topografi datar atau Permukiman yang terletak pada jalur-jalur bangunan dan persyaratan keandalan
dengan kemiringan lahan kurang dari lempeng bumi yang berpotensi mengalami bangunan gedung. (Sumber: 10)
15%. (Sumber: 52) bencana akibat gempa tektonik.
(Sumber: 52)

100 101
Pintu Kebakaran Pipa Induk d. Sistem air bersih. Pompa Vakum
Pintu-pintu yang langsung menuju tangga Saluran air yang menyalurkan air dari (Sumber: 52) Alat yang berfungsi untuk menguras
kebakaran dan hanya dipergunakan pipa cabang menuju instalasi pengolahan. lumpur tinja dengan cara menghisap
apabila terjadi kebakaran. (Sumber: 52) Pipa ini juga terdapat dalam sistem Platform lumpur dengan proses vakum.
pengolahan air minum dan air limbah. Unit bangunan pelengkap untuk (Sumber: 61)
Pipa Inspeksi (Sumber: 24) menampung lumpur tinja pertama air
Pipa yang berfungsi untuk melihat kondisi sebelum dialirkan ke unit pengolahan Portal
tangki septik untuk keperluan perawatan Pipa Induk Distribusi utama. Platform bisa dibuat khusus, atau Suatu sistem yang terdiri dari bagian-
dan pemeliharaan. (Sumber: 62) Pipa utama untuk mendistribusikan air merupakan bagian dari perlengkapan inlet bagian struktur yang saling berhubungan
bersih dari reservoir distribusi ke daerah atau sumur pompa. (Sumber: 34) yang berfungsi menahan beban sebagai
Pipa Penyalur Gas Berlubang palayanan melalui titik-titik tapping suatu kesatuan lengkap yang berdiri
Pipa yang dilubangi untuk mengalirkan sambungan sekunder. (Sumber: 54) Program Nasional Pemberdayaan sendiri dengan atau tanpa dibantu oleh
gas hasil proses penguraian zat organik Masyarakat (PNPM) Mandiri diafragma-diafragma horizontal / sistem-
melalui lubang-lubang. (Sumber: 26) Pipa PVC Program nasional dalam wujud sistem ikatan lantai.
Pipa dengan bahan dasar plastik yang kerangka kebijakan sebagai dasar dan (Sumber: 52)
Pipa Persil mengandung poly vinil chlorida. acuan pelaksanaan program-program
Saluran yang menyalurkan air limbah dari (Sumber: 54) penanggulangan kemiskinan berbasis Pracetak
rumah penduduk, bangunan umum dan pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri Proses pembuatan beton yang dilakukan
sebagainya ke pipa pelayanan. Pipa Sekunder dilaksanakan melalui harmonisasi dan dengan dicetak terlebih dahulu sebelum
(Sumber: 24) Pipa distribusi yang dipergunakan untuk pengembangan sistem serta mekanisme dipasang/penerapan.
membagi air dari suatu wilayah pipa dan prosedur program, penyediaan (Sumber: 45)
Pipa Retikulasi primer sampai ke pipa tersier. pendampingan dan pendanaan stimulan
Pipa retikulasi terdiri dari pipa service dan (Sumber: 54) untuk mendorong prakarsa dan inovasi Prasarana Lingkungan
pipa lateral. (Sumber: 24) masyarakat dalam upaya penanggulangan Kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
Pipa Tersier kemiskinan yang berkelanjutan. memungkinkan lingkungan permukiman
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
Pipa Selubung Pipa distribusi yang langsung kerumah- (Sumber: 55) dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Pipa yang dipasang dalam lubang bor rumah (konsumen). (Sumber: 54) (Sumber: 2)
yang bahannya terbuat dari bei, plastik Pompa
atau serat (fibre) dan berfungsi untuk Pipa Transmisi Berfungsi untuk mengangkat air dari Profil Hidrolis pada IPA
menahan keruntuhan dinding sumur. Pipa yang dipergunakan untuk elevasi/ketinggian yang lebih rendah Gambaran yang menunjukkan garis
(Sumber: 52) mengalirkan air baku ke unit pengolahan ke tempat yang lebih tinggi atau ketinggian muka air bebas dalam tiap unit
atau mengantarkan air minum, dari unit memindahkan aliran dari aliran satu ke paket IPA ketika proses berlangsung.
Pipa Pelayanan produksi ke unit distribusi utama atau aliran yang lain yang digerakkan oleh (Sumber: 19)
Saluran yang menyalurkan air limbah reservoir pembagi. (Sumber: 54) penggerak tenaga listrik atau penggerak
yang menghubungkan beberapa lainnya. (Sumber: 30) Program Nasional Pemberdayaan
sambungan dari rumah, bangunan umum Plambing Masyarakat Mandiri Pengembangan
dan sebagainya (dari pipa persil). 1. Segala sesuatu yang berhubungan Pompa Centrifugal Infrastruktur Sosial Ekonomi Lemah
(Sumber: 24) dengan pelaksanaan pemasangan pipa Pompa yang menggunakan gaya (PNPM-PISEW)
dengan peralatan di dalam gedung centrifugal untuk dapat mengisap air. Program untuk mempercepat
Pipa Cabang yang berdekatan, yang bersangkutan (Sumber: 54) pembangunan ekonomi masyarakat
Saluran air limbah yang menyalurkan air dengan air hujan, air limbah dan air perdesaan dengan berbasis pada
limbah dari pipa lateral ke pipa induk. bersih yang dihubungkan dengan Pompa Submersible (Pompa Benam) sumberdaya local untuk mengurangi
(Sumber: 24) sistem kota atau sistem lain yang Pompa dengan jenis konstruksinya kedap kesenjangan antar wilayah, pengentasan
dibenarkan (Sumber: 15) air sehingga motornya dapat berada kemiskinan, memperbaiki pengelolaan
Pipa “ high density poly ethylene” 2. Praktek pelaksanaan, bahan dan didalam air. (Sumber: 54) pemerintah daerah ditingkat kabupaten,
Pipa yang terbuat dari bahan yang alit plambing yang digunakan pada kecamatan, dan desa (local governance),
mengandung polyethelyn dengan pemasangan, pemeUharaan, perluasan Pompa Turbin serta penguatan institusi lokal di tingkat
kerapatan tinggi. (Sumber:54) dan perbaikan pipa, alat plambing, Pompa yang motornya terletak diatas desa. (Sumber: 58)
perabotan dan perlengkapan yang permukaan sedangkan baling-baling/
Pipa Distribusi bersangkutan dengan: impeler pompanya terendam dalam air.
Pipa yang dipergunakan untuk a. Sistem drainasi-saniter (Sumber: 54)
mendistribusikan air bersih ke pelanggan b. Sistem drainasi-air hujan
atau konsumen. (Sumber: 54) c. Sistem ventilasi

102 103
Gambar 3.06 Bentuk Ram Yang Direkomendasikan (Sumber : 11)

Purifikasi Rasio Lumpur Resirkulasi


Gambar 3.05 Pompa Centrifugal (Sumber : 66) Memurnikan kembali air limbah terhadap Debit lumpur pengendap sekunder.
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
pengaruh pencemaran. (Sumber: 57) (Sumber: 36)

Redefinisi
Program Pembangunan Infrastruktur Program Rintisan Agropolitan Melakukan penegasan kembali atas
Perdesaan (PPIP)
Program yang menitikberatkan
penanganannya pada desa tertinggal
Program pengembangan agropolitan
jangka pendek bersifat rintisan yang pada
tahap pertama perlu diberikan stimulan,
R pola pemanfaatan struktur ruang yang
telah ada. Dengan kata lain, melakukan
intervensi tanpa merubah struktur ruang
yang masih memiliki tingkat pelayanan dilaksanakan dengan pendekatan action Ram yang telah ada meliputi:
infrastruktur yang rendah. Fokus utama research (kaji tindak), berupa identifikasi Jalur kursi roda bagi penyandang cacat 1. Revitalisasi
program adalah: (i) Pengembangan potensi dan masalah untuk mengetahui dengan kemiringan dan lebar tertentu Upaya menghidupkan kembali suatu
masyarakat; (ii) Pembangunan/ arah pengembangan dan kebutuhan sehingga memungkinkan akses kursi roda kawasan mati yang pada masa silam
peningkatan infrastuktur perdesaan; dan mendesak. (Sumber: 52) dengan mudah dan dilengkapi pegangan pernah hidup, atau mengendalikan
(iii) Peningkatan peran stakeholder dan rambatan dan pencahayaan yang cukup. dan mengembangkan kawasan untuk
pemerintah daerah. (Sumber: 68) Proyek Penanggulangan Kemiskinan (Sumber: 9) menemukan kembali potensi yang
di Perkotaan(P2KP) dimiliki atau pernah dimiliki.
Program Pengembangan Agropolitan Proyek yang dimaksudkan untuk Rancang Bangun 2. Preservasi
Pembangunan ekonomi berbasis memulihkan serta memperkuat kapital Desain dalam bentuk gambar bangunan Upaya mempertahankan suatu
pertanian yang dilaksanakan dengan jalan social masyarakat dan kapasitas dan kelengkapannya untuk rumah dan lingkungan permukiman dari
mensinergikan berbagai potensi yang pemerintah daerah agar mampu mandiri prasarana sarana serta utilitas umum penurunan kualitas atau kerusakan,
ada, untuk mendorong berkembangnya serta berkelanjutan dalam mengangulangi untuk perumahan dan permukiman untuk memelihara komponen yang
sistem dan usaha agribisnis dalam suatu berbagai persoalan kemiskinan yang ada di secara lengkap dengan skala tetentu masih berfungsi baik dan mencegah
kesisteman yang utuh dan menyeluruh, wilayahnya serta membangun lingkungan beserta uraiannya dan rencana dari proses penyusutan dinii
yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, permukiman yang berkelanjutan, dengan pemantauan dan pengelolaan lingkungan (kerusakan).
berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang berbasis pada nilai-nilai universal yang mampu mencakup kebutuhan dan 3. Rehabilitasi
digerakan oleh masyarakat dan difasilitasi kemanusiaan yaitu keikhlasan, kejujuran, ilmu pengetahuan serta teknologi baik Upaya mengembalikan kondisi
oleh pemerintah. (Sumber: 52) keadilan, dll. (Sumber: 49) pada masa pembangunannya maupun komponenfisiklingkunganpermukiman
pemeliharaan atau pemugarannya. yang mengalami degradasi
(Sumber: 52)

104 105
4. Renovasi Reservoir Rumah Deret Sederhana Rumah Sederhana (RS)
Melakukan perubahan sebagian atau Tempat penyimpanan air untuk sementara Rumah deret yang terdiri lebih dari 1. Rumah tidak bersusun dengan luas
beberapa bagian dari komponen sebelum didistribusikan kepada dua unit hunian tidak bertingkat yang lantai bangunan tidak lebih dari 70 m2,
pembentukan lingkungan permukiman. konsumen. (Sumber: 54) konstruksinya sederhana dan menyatu yang dibangun di atas tanah dengan
(sumber: 13) satu sama lain. (Sumber: 9) luas kapling 54 m2 sampat dengan
Reservoir Distribusi 200 m2 dan biaya pembangunan per
Redevelopment Bangunan untuk menampung air minum Rumah Inti m2 tidak melebihi biaya pembangunan
Pembangunan kembali suatu kawasan dari instalasi pengolahan air atau mata Unit rumah dengan satu ruang serbaguna per m2 tertinggi untuk pembangunan
atau lingkungan pemukiman dengan air sebelum didistribusikan. yang selanjutnya dapat dikembangkan rumah dinas tipe C yang berlaku, yang
terlebih dahulu melakukan pembongkaran (Sumber: 54) oleh penghuni. (Sumber: 52) meliputi rumah sederhana tipe besar,
sarana dan prasarana dari sebagian rumah sederhana tipe kecil, rumah
atau seluruh kawasan atau lingkungan Restrukturisasi Rumah Menengah sangat sederhana, dan kapling siap
permukiman yang telah dinyatakan tidak Penanganan permukiman dengan Rumah tidak bersusun yang dibangun bangun. (Sumber: 63)
dapat dipertahankan lagi. (Sumber: 52) melakukan proses penstrukturan kembali di atas tanah dengan luas kapling 2. Bangunan rumah layak huni yang
pola ruang yang telah ada. 54m2 sampai dengan 600m2 dan biaya bagian huniannnya berada langsung di
Reduce, Reuse, Recycling (3R) 1. Renewal (Peremajaan Kawasan) pembangunan per m2 antara harga satuan atas permukaan tanah, berupa rumah
Menggunakan kembali, mengurangi dan Upaya pembongkaran sebagian atau per m2 tertinggi untuk pembangunan tunggal, rumah kopel dan rumah deret.
mendaur ulang sampah. (Sumber: 17) keseluruhan lingkungan permukiman permukiman dinas tipe C sampai dengan Harganya terjangkau oleh masyarakat
dan kemudian di tempat yang sama harga satuan per m2 tertinggi untuk berpenghasilan rendah dan sedang.
Rencana Tata Bangunan dan dibangun prasarana dan sarana pembangunan perumahan dinas tipe A Luas lantai bangunan tidak lebih dari
Lingkungan (RTBL) lingkungan baru yang lebih layak dan yang berlaku dan rumah tidak bersusun 70 m2, yang dibangun di atas tanah
Panduan rancang bangun suatu kawasan sesuai dengan tata ruang kota. yang dibangun di atas tanah dengan luas dengan luas kaveling 54 m2 sampai
untuk mengendalikan pemanfaatan ruang 2. Restorasi kapling antara 200m2 sampai dengan dengan 200 m2 (Sumber: 28)
yang memuat rencana program bangunan Upaya pengembalian suatu kondisi 600m2 dan biaya pembangunan per
dan lingkungan, rencana umum dan lingkungan permukiman kepada m2 nya lebih kecil atau sama dengan Rumah Susun
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
panduan rancangan, rencana investasi, kondisi asal sesuai dengan persyaratan harga satuan per m2 tertinggi untuk Bangunan gedung bertingkat yang
ketentuan pengendalian rencana, dan lingkungan yang benar. (Sumber: 13) pembangunan permukiman dinas tipe dibangun dalam suatu lingkungan,
pedoman pengendalian pelaksanaan. C yang berlaku, dengan luas lantai yang terbagi dalam bagian-bagian yang
(Sumber: 9) Ritasi bangunan rumah disesuaikan dengan distrukturkan secara fungsional dalam
Satuan pengangkutan sampah per satu koefisien dasar bangunan dan koefisien arah horizontal maupun vertikal dan
Rencana Tapak kali angkut atau satu rit angkutan dari lantai bangunan yang diizinkan dalam merupakan satuan-satuan yang masing-
Arahan tata letak bangunan, orientasi sumber sampai ke pembuangan akhir rencana tata ruang wilayah yang berlaku. masing dapat dimiliki dan juga digunakan
bangunan, indikasi bentuk dan tampak (Sumber: 25) (Sumber: 52) secara terpisah, terutama untuk tempat
bangunan secara keseluruhan dalam suatu hunian, yang dilengkapl dengan bagian
lingkungan, dan arahan aksesibilitas, Rotating Biological Contactor (RBC) Rumah Mewah bersama, benda bersama dan tanah
sarana parkir untuk kepentingan Suatu alat untuk pengolahan air limbah Rumah tidak bersusun yang dibangun bersama. (Sumber: 1)
pengunjung/loading/service, dan lain- yang terdiri dari piringan plastik besar di atas tanah dengan luas kapling 54
lainnya. (Sumber: 52) yang berjarak rapat yang berputar m2 sampai dengan 2.000m2 dan biaya Rumah Susun Sederhana
mengelilingi tongkat horizontal. Piringan pembangunan per m2 di atas biaya satuan Rumah susun yang dibangun
Resettlement tersebut secara bergantian bergerak per m2 tertinggi untuk pembangunan berpenghasilan menengah ke bawah
Proses pemindahan penduduk untuk melalui air limbah dan udara dan pennukiman di atas tipe A yang berlaku. untuk masyarakat. (Sumber: 52)
bertempat tinggal di tempat lain, karena mengembangkan pertumbuhan biologis (Sumber: 52)
tidak dapat lagi atau tidak diperbolehkan pada permukaannya. (Sumber: 24) Rumah Susun Sederhana Sewa
lagi berada di tempat tinggal sebelumnya. Rumah Sangat Sederhana (RSS) Rumah susun sederhana yang dikelola
(Sumber: 52) Rumah Bertingkat Rumah tidak bersusun dengan luas lantai oleh unit pengelola yang ditunjuk
Rumah tinggal berlantai dua atau bangunan maksimum 36 m2 dan sekurang- oleh pemilik Rusunawa dengan status
Resapan Efluen Air Limbah lebih, rumah susun (rusun) baik untuk kurangnya memiliki kamar mandi dengan penghunian sistem sewa. (Sumber: 52)
Unit penampung air yang keluar dari golongan berpenghasilan rendah (rumah WC, dan ruang serba guna dengan biaya
tangki septik dengan diresapkan ke dalam susun sederhana sewa), golongan pembangunan per m2 sekitar setengah
tanah melalui media berpori seperti pasir berpenghasilan menengah (rumah dari biaya pembangunan per m2 tertinggi
dan kerikil dengan ukuran unit resapan susun sederhana) maupun golongan untuk rumah sederhana. (Sumber: 52)
tertentu sesuai dengan besaran debit. berpenghasilan atas (rumah susun
(Sumber: 62) mewah/apartemen). (Sumber: 28)

106 107
S
terdiri dari kaleng, kaca, logam, dan Sampah Spesifik
plastic. (Sumber: 25) Sampah yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau volumenya memerlukan
Saluran Air Hujan (SAH) Sampah Organik pengelolaan khusus, meliputi:
Prasarana untuk menampung dan Sampah yang mudah membusuk terdiri • sampah yang mengandung bahan
mengalirkan air hujan ke badan penerima dari sisa sayuran dan makanan, serta berbahaya dan beracun;
(sungai). (Sumber: 41) sapuan halaman. • sampah yang mengandung limbah
(Sumber: 25) bahan berbahaya dan beracun;
Saluran Pembuangan Air Limbah • sampah yang timbul akibat bencana;
(SPAL) Sampah Organik yang dapat • puing bongkaran bangunan;
Saluran yang digunakan untuk membuang Dikomposkan • sampah yang secara teknologi belum
dan mengumpulkan air buangan kamar Sampah yang berasal dari daun-daunan, dapat diolah; dan/atau
mandi tempat cuci, dapur (bukan dari rumput, sampah dapur (sisa makanan, • sampah yang timbul secara tidak
peturasan/jamban) untuk pedesaan, sisa ikan, sisa dan kulit buah), cacahan periodik. (Sumber: 5)
sehingga air limbah tersebut dapat kertas, kue/roti dan jerami.
meresap ke dalam tanah dan tidak (Sumber: 26) Sanitary Landfill
menjadi penyebab penyebaran penyakit Metode pembuangan akhir sampah secara
serta tidak mengotori lingkungan Gambar 3.07 Saluran Drainase Sampah Pasar sanitair, sampah ditimbun dipadatkan
permukiman. (Sumber: 36) (Sumber : 66) Sampah organik dan anorganik yang dan diberi lapisan penutup secara rutin.
ditimbulkan oleh aktifitas pasar. (Sumber: 52)
Saluran Drainase Primer Sampah (Sumber: 25)
Suatu badan air yang merupakan bagian Limbah padat yang berasal dari Sanitasi oleh masyarakat
dari suatu sistem drainase utama atau lingkungan permukiman, bukan bahan Sampah Perkotaan (SANIMAS)
drainase lokal dimana aliran utamanya berbahaya dan beracun, yang dianggap Sampah non B2 (sampah berbahaya) dan Merupakan konsep penyelenggaraan
tidak berguna lagi. (Sumber: 8) non B3 (bahan berbahaya beracun) yang sanitasi/air limbah domestik yang
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
menuju ke pembuangan akhir.
(Sumber: 52) berasal dari : didasarkan pada kebutuhan masyarakat,
Sampah Anorganik • Perumahan, melalui perencanaan, pemilihan
Saluran Drainase Sekunder Sampah seperti kertas, kardus, kaca/ • Kantor, sekolah, rumah sakit dan teknologi, pembangunan, operasional
Suatu badan air yang merupakan bagian gelas, plastik, besi dan logam lainnya. sejenisnya, gedung-gedung umum dan pemeliharaan oleh masyarakat itu
dari suatu sistem drainase utama atau (Sumber: 17) lainnya, sendiri. (Sumber: 58)
drainase lokal dimana aliran utamanya • Pasar, pertokoan, bioskop, restoran dll,
menuju ke saluran primer. (Sumber: 52) Sampah B3 Rumah Tangga • Pabrik/industri, Sarana Lingkungan
Sampah yang berasal dan aktivitas • Penyapuan jalan, taman, lapangan, Fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk
Saluran Drainase Tersier rumah tangga, mengandung bahan dan • Pemotongan hewan, kandang hewan, penyelenggaraan dan pengembangan
Suatu badan air yang merupakan bagian atau bekas kemasan suatu jenis bahan • Pongkaran bangunan, kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya
dari suatu sistem drainase utama atau berbahaya dan atau beracun, karena • Instalasi pengolahan sampah. (Sumber: 37)
sistem drainase lokal dimana aliran aimya sifat atau konsentrasinya dan atau (Sumber: 16)
menuju ke saluran sekunder. jumlahnya, baik secara langsung maupun Saringan Air Rumah Tangga
(Sumber: 52) tidak langsung merusak dan atau Sampah Rumah Tangga (SARUT)
mencemarkan lingkungan hidup dan atau Sampah yang berasal dari kegiatan Prasarana untuk mengolah air tanah atau
Saluran Penghubung membahayakan manusia. (Sumber: 22) sehari-hari dalam rumah tangga, tidak air permukaan yang mempunyai kualitas
Saluran berupa pipa yang dipasang untuk termasuk tinja dan sampah spesifik. sesuai dengan kriteria tertentu atau
menghubungkan tandas jongkok dengan Sampah Domestik (Sumber: 5) menjadi air bersih. (Sumber: 46)
bak kontrol serta bak kontrol dengan Sampah padat di luar sampah industri
sumuran. (Sumber: 40) dan sampah medis. (Sumber: 25) Sampah Sejenis Sampah Rumah Saringan Pasir Cepat (SPC)
Tangga Unit pengolah air yang menggunakan
Sambungan Rumah Sampah Industri Sampah yang berasal dari kawasan suatu proses penyaringan pengendapan
Jenis sambungan pelanggan yang Sampah yang dihasilkan dari sisa- komersial, kawasan industri, kawasan dan pemisahan partikel-partikel yang
mensuplai airnya langsung ke rumah- sisa proses produksi maupun proses khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, cukup besar dengan pengaliran cepat,
rumah biasanya berupa sambungan pipa- pengolahan limbah. (Sumber: 25) dan/atau fasilitas lainnya. biasanya menggunakan media pasir.
pipa distribusi air melalui water meter (Sumber: 5) (Sumber: 54)
dan instalasi pipanya didalam rumah. Sampah Non Organik
(Sumber: 54) Sampah yang tidak atau sukar membusuk

108 109
per m2 tertinggi untuk pembangunan (lima) tahun untuk bangunan gedung
gedung bertingkat pemerintah kelas C lainnya. (Sumber: 59)
sampai dengan harga satuan per m2
tertinggi untuk pembangunan gedung Sewerage
bertingkat pemerintah klas A yang Jaringan perpipaan untuk menyalurkan
berlaku. (Sumber: 52) air limbah dengan dilengkapi instalasi
pengolahan.
Satuan Rumah Susun Mewah (Sumber: 57)
Satuan rumah susun dengan biaya
pembangunan per m2 di atas harga satuan Sewerage Konvensional
per m2 tertinggi untuk pembangunan Sistem Pengolahan air limbah yang
gedung bertingkat pemerintah klas A terdiri atas sambungan rumah, jaringan
yang berlaku dengan luas lantai bangunan pipa pengumpul, pipa pembawa, stasiun
lebih dari 100 m2. (Sumber: 52) pompa, dan instalasi pengolah air limbah
yang dipusatkan pada satu atau beberapa
Scum lokasi di suatu kota. Sistem ini menganut
Padatan yang mengapung di bak tangki metode “self cleansing” sehingga
septik, umumnya berupa minyak dan membutuhkan kemiringan saluran yang
lemak. (Sumber: 61) memadai.
(Sumber: 57)
Secure Tenure
1. Rumah tangga yang memiliki atau Shallow Sewer
menyewa rumah baik secara pribadi 1. Merupakan sistem pengolahan air
Gambar 3.08 Sanitary Landfill (Sumber : 67)
maupun kelompok (Sumber: 38) limbah denan investasi rendah, dan
2. Hak penggunaan unit hunian yang luas areal pelayanan terbatas. Sistem
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
arah horizontal maupun vertikal dan terjamin dari ancaman penggusuran ini tidak menggunakan manhole
Saringan Pasir Lambat (SPL) merupakan satuan-satuan yang masing- paksa (Sumber: 69) sebagai lubang kontrol tetapi bak
Unit pengolah air yang menggunakan masing dapat dimiliki dan digunakan inspeksi. Sistem ini memerlukan
suatu proses penyaringan, pengendapan secara terpisah, terutama untuk tempat Sedimentasi partisipasi masyarakat langsung untuk
dan pemisahan partikel-partikel yang hunian, yang dllengkapi dengan bagian Proses pemisahan padatan dan air secara rutin menggelontor, karena
cukup besar dengan pengaliran air yang bersama, benda bersama dan tanah berdasarkan perbedaan berat jenis kemiringan pipa tidak memadai untuk
lambat dengan menggunakan media bersama. (Sumber: 52) dengan cara pengendapan. self cleansing. (Sumber: 57)
pasir. (Sumber: 54) (sumber 19) 2. Suatu sistem perpipaan air limbah
Satuan Rumah Susun Sederhana domestik yang dipasang secara
Satuan Lingkungan Permukiman Satuan rumah susun dengan luas lantai Selimut Beton (Bedding) dangkal, kemiringan yang lebih landai
Kawasan perumahan dalam berbagai bangunan tidak lebih dari 45 m2 dan biaya Struktur Beton yang menyelimuti batangan dibandingkan dengan sistem sewerage
bentuk dan ukuran dengan penataan pembangunan per m2 tidak melebihi besi tulangan yang ditanam untuk tujuan konvensional.
tanah dan ruang, prasarana dan sarana dari harga satuan per m2 tertinggi perlindungan atau penyokongan. (Sumber: 52)
lingkungan yang terstruktur. untuk pembangunan gedung bertingkat (Sumber: 57)
(Sumber: 2) pemerintah klas C yang berlaku. Sistem Drainase
(Sumber: 52) Septik 1. Bagian dari sistem plambing yang
Satuan Lingkungan Rumah Susun Kondisi suatu sistem dimana jumlah menyalurkan air hujan termasuk
Kelompok rumah susun yang terletak pada Satuan Rumah Susun Sederhana oksigen sangat sedikit atau tidak ada diantaranya adalah pipa air hujan dan
tanah bersama sebagai suatu lingkungan Satuan pada rumah susun sederhana sama sekali. (Sumber: 63) pipa air tanah (Sumber: 15)
yang merupakan satu kesatuan sistem sewa yang dapat dipergunakan secara 2. Sistem pengeringan dan pembuangan
pelayanan dan pengelolaan. perorangan dan mempunyai sarana Sertifikat Laik Fungsi (SLF) air hujan (Sumber: 33)
(Sumber: 52) penghubung ke jalan umum bersama. Sertifikat yang diterbitkan oIeh
(Sumber: 52) Pemerintah Daerah untuk kelaikan fungsi Sistem Drainase Gabungan
Satuan Rumah Susun suatu bangunan gedung baik secara Sistem drainase yang mempunyai
Bangunan gedung bertingkat yang Satuan Rumah Susun Menengah teknis maupun administratif, dengan jaringan saluran pembuangan yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang Satuan rumah susun dengan luas periode waktu untuk SLF adalah 20 (dua sama, baik untuk air permukaan maupun
terbagi dalam kegiatan-kegiatan yang lantai 18 m2 sampai 100 m2 dan biaya puluh) tahun untuk rumah tinggal tunggal air limbah yang telah diolah.
distrukturkan secara fungsional dalam pembangunan per m2 antara harga satuan dan rumah tinggal deret, serta berlaku 5 (Sumber: 14)

110 111
Sistem Drainase Lokal Sistem Gravitasi Sites and Services maupun standar intemasional yang
Suatu sistem jaringan drainase yang Pendistribusian air tanpa menggunakan Serviced land yang dapat dimanfaatkan diberlakukan dalam penyelenggaraan
berfungsl sebagal pematus bagi suatu pompa, hanya memanfaatkan perbedaan untuk pembangunan perumahan baru. bangunan gedung. (Sumber: 29)
daerah/area tertentu yang merupakan tinggi. (Sumber: 57) (Sumber: 52) 2. Tidak melebihi tingkat spesifik dari
bagian dari suatu kota, misalnya kawasan natrium bikarbonat, pH, garam-garam
permukiman, kawasan industri, kawasan Sistem Interceptor Sludge terlarut total dan sebagainya.
komersil, perkantoran, atau kawasan- Suatu sistem perpipaan air limbah Lumpur atau materi yang tidak larut (Sumber: 57)
kawasan tertentu dari suatu kota, dimana yang mempunyai bangunan-bangunan yang selalu tampak kehadirannya dalam
pengurusan dan pengelolaannya menjadi penyadap (interceptor) air limbah dari setiap pengolahan; umumnya tersusun Stand Meter
tanggung jawab pengelola atau pemilik saluran drainase yang juga terpaksa oleh serat-serat organik yang kaya akan Angka pemakaian yang tertera pada
dari kawasan tertentu tersebut. menampung air limbah. selulosa dan di dalamnya terhimpun meter air pelanggan. (Sumber: 57)
(Sumber: 52) (Sumber: 52) kehidupan mikroorganisme.
(Sumber: 57) Struktur Bangunan Gedung
Sistem Pembuangan Air Limbah Bagian dari bangunan yang tersusun
Setempat (On Site System) Sludge Drying Bed dan komponen-komponen yang dapat
Sistem pembuangan air limbah yang Bangunan untuk penampungan lumpur bekerja sarna secara satu kesatuan,
dilakukan secara individual (perorangan) yang akan diproses secara alamiah sehingga mampu berfungsi menjamin
melalui pengolahan dan pembuangan air dengan pengeringan menggunakan sinar kekakuan, stabilitas, keselamatan dan
limbah setempat. (Sumber: 8) matahari. (Sumber: 57) kenyamanan bangunan gedung terhadap
segala macam beban, baik beban
Sistem Pembuangan Air Limbah Sludge Pump terencana maupun beban tak terduga,
Terpusat (Off Site System) Pompa yang digunakan untuk mengangkat dan terhadap bahaya lain dari kondisi
Sistem pembuangan air limbah dilakukan material yang tidak terlarut pada bak sekitarnya seperti tanah longsor, intrusi
secara kolektif melalui jaringan pengumpul penampung lumpur. (Sumber: 57) air laut, gempa,angin kencang, tsunami,
dan diolah serta dibuang secara terpusat. dan sebagainya. (Sumber: 29)
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
(Sumber: 8) Sluice Gate
Alat yang berfungsi untuk menutup Sumur Artesis (Artesian Well )
Sistem Penahan Gempa ataupun memperbesar aliran air yang akan Sumber air yang mempunyai potensi
Bagian dari sistem struktur gedung yang dimasukkan ke dalam bak pengendap/ tekanan hidrolis yang cukup untuk dapat
berfungsi menahan gempa.(Sumber: 52) penampung. (Sumber: 57) mendorong airnya ke permukaan bumi.
Potensi tekanan tersebut berasal dari
Sistem Penyediaan Air Minum Small Bore Sewer beban lapisan-lapisan tanah di atasnya.
Gambar 3.09 Sistem Drainase Lokal (SPAM) Saluran air limbah dengan diameter kecil (Sumber: 57)
(Sumber : 66) Satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan untuk menerima limbah cair buangan
non fisik dari prasarana dan sarana air tangki septik yang bebas benda padat. Sumur Kebakaran
minum. (Sumber: 8) (Sumber: 24) Sumur-sumur gali yang disediakan
Sistem Drainase Terpisah khusus untuk pemadam kebakaran.
Sistem drainase yang mempunyai jaringan Sistem Transmisi Sprinkler (Sumber: 52)
saluran pembuangan yang terpisah untuk Sistem perpipaan yang digunakan Suatu sistem pemancar air pada sistem
limpasan air permukaan dengan air untuk mengalirkan air baku dari sumber pemadam kebakaran yang bekerja secara Sumur Resapan
limbah. (Sumber: 14) air baku ke sumber pengolahan; dan otomatis bilamana suhu ruang mencapai Sumuran berdinding rembes air untuk
atau mengalirkan air bersih dari unit suhu tertentu. (Sumber: 52) meresapkan air limbah ke dalam lapisan
Sistem Drainase Utama pengolahan ke unit jaringan distribusi tanah dalam. (Sumber: 57)
Suatu sistem jaringan drainase yang melalui reservoir. (Sumber: 57) Standar Kualitas Air
berfungsi sebagai pematus untuk suatu Syarat-syarat maksimum – toleransi Sumur Resapan Air Hujan (SRAH)
wilayah perkotaan, yang pengurusan dan Sistem Ventilasi – minimum mengenai kemurnian air Prasarana untuk menampung dan
pengelolaannya menjadi tanggung jawab Bagian dari sistem plambing yang terdiri (Sumber: 44) meresapkan air hujan kedalam tanah.
Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten atau dan pipa yang dipasang untuk sirkuasi (Sumber: 41)
Pemerintah Provinsi. Sistem drainase udara ke seluruh bagian dari sistem Standar Teknis Bangunan Gedung
utama mengumpulkan dan mengeluarkan pembuangan dan mencegah terjadinya 1. Standar yang dibakukan sebagai Sumur Bor
air dari sistem drainase lokal. kerja sifon dan tekanan balik pada standar tata cara, standar spesifikasi, Bangunan pemanfaatan air tanah dalam
(Sumber: 52) perangkap. (Sumber: 15) dan standar metode uji baik yang diperoleh dari hasil pengeboran.
berupa Standar Nasional Indonesia (Sumber: 54)

112 113
Timbunan Tanah
Pelat Beton Bertulang 1 x 10 cm
Pipa Ø 4" Penutup Bak Kontrol Tangki Imhoff Terminal Clean-out
1. Bangunan konstruksi dari beton Suatu bangunan pelengkap yang berfungsi
Saringan Kawat
1 Alternatif Perrocement Leher Angsa

bertulang kedap air berfungsi untuk sebagai lubang tempat penyisipan alat
menurunkan kebutuhan oksigen permbersih ke dalam saluran dan pipa
Pas Bata Kemiringan 240° 1: 6
biokimia dan suspended solid, serta tempat penggelontoran saluran, yaitu
pembusukan dari lumpur yang dengan memasukkan air dari ujung
Pasangan Bata
Plesteran 1 : 6
Drum Aspal Berlubang

Koral terendapkan dari efluen lumpur tinja bagian atas terminal cleanout.
Max Muka Air Tanah bak pengumpul. (Sumber: 33) (Sumber: 24)
2. Unit pengolahan primer yang dipakai
pada sistem kolam. Di dalam tangki Tetenger (Tenser)
imhoff terjadi proses pengendapan dan Suatu tanda,ciri, atau sesuatu yang
pencemaan secara anaerobik, melalui memberikan informasi tentang suatu
zona sedimentasi, zona netral dan objek. Informasi tersebut diperoleh

Alternative Puing Bata Merah


Lapisan BT. kosong 25 cm
zona lumpur. (Sumber: 34) melalui salah satu indera manusia
Muka Air Tanah
(biasanya indera visual). (Sumber: 52)
Tangki Septik
Tangki pengolah yang terbuat dari Tim Ahli Bangunan Gedung
Ø Drum

 POTONGAN
bahan yang rapat air berfungsi sebagai Tim yang terdiri dari para ahli yang
bak pengendap limbah yang ditujukan terkait dengan penyelenggaraan
untuk menampung kotoran padat untuk bangunan gedung untuk memberikan
melakukan pengolahan secara biologis pertimbangan teknis dalam proses
 ISOMETRI

oleh bakteri dalam waktu tertentu. penelitian dokumen rencana teknis


Leher Angsa (Sumber: 52) dengan masa penugasan terbatas, dan
Kemiringan 2% juga untuk memberikan masukan dalam
Tempat Penampungan Sampah penyelesaian masalah penyelenggaraan
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
Pipa Ø 110 mm Sementara/Transfer Depo bangunan gedung tertentu yang susunan
10 - 110 cm
Sambungan Kawat
Tempat pemindahan sampah dari alat anggotanya ditunjuk secara kasus per
pengumpul ke alat angkut sampah yang kasus disesuaikan dengan kompleksitas
Gambar 3.10 Sumur Resapan Air Hujan (SRAH) (Sumber : 66) dapat dipindahkan secara langsung. bangunan gedung tertentu tersebut.
(Sumber: 17) (Sumber: 9)

Sumur Gali (SGL) menunjukan status kepemilikan bangunan Tempat Penampungan Sementara Tinggi Bangunan
Penyediaan air bersih dengan cara gedung tersebut. (Sumber: 59) Tempat sebelum sampah diangkut ke Jarak yang diukur dari permukaan tanah,
penggalian tanah untuk mendapatkan tempat pendauran ulang, pengolahan, dimana bangunan tersebut didirikan,
sumber air dan pengambilannya dengan dan/atau tempat pengolahan sampah sampai dengan titik puncak dari
menggunakan timba. (Sumber: 54) terpadu. bangunan. (Sumber: 52)

Sumur Pengumpul (Sump Well)


Sumur pengumpul/penampung
T (Sumber: 5)

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu


Tinggi Jagaan
Ketinggian yang diukur dari permukaan
sementara air baku dari sumber sebelum Tangga Tempat dilaksanakannya kegiatan air maksimum sampai permukaan tanggul
dipompakan ke Instalasi Pengolahan Air Fasilitas pergerakan vertikal yang aman pengumpulan, pemilahan, penggunaan saluran. (Sumber: 31)
(IPA). (Sumber: 54) bagi penyandang cacat dan lanjut usia. ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan
(Sumber: 9) pemrosesan akhir sampah. Tingkat Ketahanan Api (TKA)
Sumur Pompa Tangan (SPT) (Sumber: 5) Tingkat ketahanan api yang
Penyediaan air bersih yang pengambilan Tangga Kebakaran dipersyaratakan pede bagian atau
airnya dengan menggunakan pompa Tangga yang direncanakan khusus untuk Tempat Pemrosesan Akhir komponen bangunan dalam ukuran waktu
tangan. (Sumber: 54) penyelamatan kebakaran. (Sumber: 52) Tempat untuk memroses dan satuan menit, dengan kritelia-kriteria
mengembalikan sampah ke media berurut yaitu aspek ketahanan struktural,
Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Tangki Biofilter lingkungan secara aman bagi manusia integritas, dan insulasi. Contoh: TKA 9O/-
Gedung (SBKBG) Tangki pengolahan air limbah rumah dan lingkungan. (Sumber: 5) Hi) berarti hanya terdapat persyaratan
Surat yang dikeluarkan oleh Pemda tangga dengan menggunakan media TKA untuk ketahanan struktural 90 menit
sebagai bukti telah di laksanakan kontaktor. (Sumber: 48) dan insulasi 60 menit. (Sumber: 52)
pendataan bangunan gedung yang

114 115
Buih Jagaan, (20-30) cm Pipa
Muka air Ventilasi
ke outlet
min. 1,8 m # # Zona pengendapan Lubang Pemeriksaan
Slot
15 cm 1,2 (1,5-2) m
1
Zona netral $ 45 cm

Ruang bebas air


Overhang 20 cm Zona pencernaan
lumpur (dihitung)
1
1,7 Kerak
0,6 x 0,6 m2
T Ruang Jernih buih
KRITERIA DESAIN TANGKI IMHOFF
Lumpur Tinggi ruang
lumpur

Lumpur matang
ke drying bed 2/3 P 1/3 P
P
Ventilasi
Gambar 3.12 Tangki Septik Konvensional (Sumber : 66)
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
Sekat
Influen Efluen

Pipa
Ventilasi

(a) Lubang Pemeriksaan

Ruang bebas air

Ruang basah T
yang diperhitungkan

Ruang Lumpur

2/3 P 1/3 P
(b)
P
Gambar : IMHOFF TAN K
(a). Denah (b). Pot. mem anjang
Gambar 3.13 Modifikasi Tangki Septik (Sumber : 66)

Gambar 3.11 Tangki Imhoof (Sumber : 66)

116 117
Titik Pelepas (Outfall) Underflow teknis terdiri dari kegoatan operasional, tersuspensi yang mengalir ke dalam
Titik akhir sistem drainase sebagai Aliran endapan lumpur dari bawah unit pemeliharaan dan pemantauan dari unit pengolahan lumpur aktif. (Sumber: 20)
tempat keluarnya air dari saluran-saluran pengolahan air limbah atau lumpur tinja air baku, unit produksi dan unit distribusi,
ke sungai, laut atau badan air lainnya. ke unit pengolahan selanjutnya. Pengelolaan non teknis terdiri dari Utilitas
(Sumber: 30) (Sumber: 64) administrasi dan pelayanan. (Sumber: 8) Perlengkapan mekanikal dan elektrikal
dalam bangunan gedung yang digunakan
Tinja Unit Air Baku Upaya Pengelolaan Lingkungan untuk menunjang fungsi bangunan
Buangan padat manusia yang terikut Sarana dan prasarana pengambilan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan gedung dan tercapainya keselamatan,
dalam limbah domestik. (Sumber: 61 ) dan/atau penyedia air baku, meliputi Lingkungan Hidup (UPL) kesehatan, kemudahan, dan kenyamanan
bangunan penampungan air, bangunan Upaya yang dilakukan dalam pengelolaan di dalam bangunan gedung.
Toilet pengambilan/penyadapan, alat dan pemantauan lingkungan hidup oleh (Sumber: 29)
Bangunan untuk membuang air besar pengukuran, dan peralatan pemantauan, penanggung jawan usaha dan atau
yang umumnya terdiri dari WC sentir dan sistem pemompaan, dan/atau bangunan kegiatan yang tidak wajib melakukan Utilitas Umum
bak air. (Sumber: 62) sarana pembawa serta perlengkapannya. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Fasilitas umum seperti PUSKESMAS,
(Sumber: 8) Hidup (Sumber: 6) taman kanak-kanak, tempat bermain,
Tridaya pas polisi yang pada umumnya diperlukan
Pendekatan pembangunan permukiman Unit Distribusi (Air Minum) Upflow Anaerobic Sludge Blanket sebagai sarana penunjang untuk
dengantigasasaranpemberdayaansebagai Satu sistem pelayanan yang merupakan (UASB) pelayanan lingkungan. (Sumber: 2)
satu kesatuan upaya, yaitu pemberdayaan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan Salah satu pengolahan air limbah
masyarakat, pemberdayaan lingkungan, non fisik dari prasarana dan sarana air anaerobik yang terdiri dari peralatan
dan pemberdayaan kegiatan usaha.
minum dalam suatu sistem pelayanan air sederhana dan memerlukan energi

V
(Sumber: 68)
minum. (Sumber: 54) relative tinggi. Dalam proses ini, air
Trickling Filter limbah dimasukkan ke dasar reactor dan
Proses pengolahan air limbah film tetap Unit Produksi mengalir keatas melalui selimut sludge
Prasarana dan sarana yang dapat terdiri dari partikel atau butiran yang Valve
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
dan aerobik dimana bahan organik
yang terkandung pada air limbah diurai digunakan untuk mengolah air baku terbentuk secara biologis. Pengolahan Katup yang berfungsi untuk membuka
sewaktu didistribusikan melalui lapisan menjadi air minum melalui proses fisik, terjadi saat air limbah menyentuh butiran dan menutup aliran dalam pipa.
saringan biologis. (Sumber: 24) kimiawi dan/atau biologi. (Sumber: 8) gas tersebut. Gas yang dihasilkan dalam (Sumber: 21)
Suatu bagian dari sistem air yang kondisi anaerobic menyebabkan sirkulasi
Truk Tangki Tinja berfungsi memproduksi air untuk internal, yang membantu pembentukkan Vent
Truk yang berfungsi untuk menguras memenuhi kriteria yang ditetapkan dan pemeliharaan butiran biologis. Untuk 1. Pipa yang berfungsi untuk
lumpur tinja dan membuangnya ke unit (kuantitas dan kualitasnya), adapun unit menjaga agar selimut tetap tersuspensi, mengeluarkan gas yang dihasilkan dari
pengolahan lumpur tinja. (Sumber:61) produksi terdiri dari bangunan pengolahan kecepatan aliran ke atas diatur pada proses penguraian bakteri anaerobik
dan perlengkapannya, perangkat range 0.6-0.9 m/det. (Sumber: 24) pada tangki septik atau pada pipa
operasional, alat pengukurandan saluran buangan air limbah. (Sumber:
peralatan pemantauan, serta bangunan 63)

U
penampungan air minum, pengambilan Urban Sector Development Reform 2. Pipayangberfungsiuntukmenghasilkan
air baku, saluran air baku, bangunan Project (USDRP) sirkulasi udara segar dalam reservoir.
pengolahan, bangunan elektrikal Program yang disiapkan pemerintah (Sumber: 44)
Uji Perkolasi mekanikal, saluran air minum, reservoir. Indonesia (GOl) bekerjasama dengan
Suatu percobaan kecepatan peresapan (Sumber: 54) Bank Dunia untuk mewujudkan Ventilasi Udara
air ke dalam tanah (Sumber: 23) kemandirian daerah dan pembaharuan Lubang yang berfungsi untuk
Unit Pelayanan dalam penyelenggaraan pembangunan mengeluarkan gas yang terakumulasi
Umur Bangunan Unit pelayanan terdiri dari sambungan kawasan perkotaan dan perdesaan yang dalam pipa untuk menyesuaikan tekanan
Jangka waktu bangunan dapat tetap rumah (SR), hidran umum (HU), dan layak huni, berkeadilan, sosial, berbudaya, udara dalam saluran atau manhole
memenuhi fungsi dan keandalan hidran kebakaran. Untuk mengukur produktif, dan berkelanjutan serta menjadi sama dengan tekanan udara
bangunan, sesuai dengan persyaratan besaran pelayanan pada sambungan saling memperkuat dalam mendukung luar. (Sumber: 24)
yang telah ditetapkan. Untuk bangunan rumah dan hidran umum harus dipasang keseimbangan pengembangan wilayah.
gedung negara umur bangunan alat ukur berupa meter air. (Sumber: 8) (Sumber: 68) Volume Total Aliran
diperhitungkan 50 tahun untuk bangunan Jumlah volume air yang ditampung dan
gedung, dan 20 tahun untuk bangunan Unit Pengelolaan Umur Lumpur atau disalurkan dalam waktu tertentu.
rumah. (Sumber: 52) Terdiri dari pengelolaan teknis dan Massa MLSS (kg) dalam tangki aerasi (Sumber: 14)
pengelolaan non teknis. Pengelolaan per unit massa (kg/hari) dari zat padat

118 119
W
Waktu Detensi
Waktu tinggal air atau air limbah dalam
unit pengolahan. (Sumber: 44)

Waktu Konsentrasi
Waktu yang diperlukan oleh titik air hujan
yang jatuh pada permukaan tanah dan
mengalir sampai di suatu titik di saluran
drainase yang terdekat. (Sumber: 31)

Waktu Pengaliran Permukaan


Waktu yang diperlukan oleh titik air hujan
yang jatuh ke permukaan tanah dan
mengalir ke titik saluran drainase yang
diamati. (Sumber: 31)

Water Meter
Alat untuk mengukur banyaknya air yang
mengalir melalui pipa pada titik dan
waktu tertentu. (Sumber: 54)
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
Wilayah Pelayanan
Wilayah yang layak medapatkan suplai air
minum dengan sistem perpipaan maupun
non perpipaan, dikelola oleh suatu badan
tertentu, dan cakupan palayanan sesuai
dengan periode perencanaan.
(Sumber: 44)

Z
Zona Air Minum (ZAM)/Zona Air
Minum Prima (ZAMP)
Zona khusus sebagai pilot proyek yang
ditetapkan PDAM, untuk layanan air
siap diminum. Salah satunya dengan
mengadakan beberapa Kran Air Siap
Minum (KASM). (Sumber: 50)

120 121
SUMBER: Yang Berdiri Sendiri
38. UN Habitat 2003. Guide to Monitoring Target 11
1. UU No. 16/1985 Tentang Rumah Susun 39. Petunjuk Teknis Spesifikasi Cubluk Kembar (PT-S-09-2000-C)
2. UU No. 4/1992 Tentang Perumahan dan Permukiman 40. Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan Cubluk Kembar (PT-T-19-2000-C)
3. UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 41. Petunjuk Teknis Penerapan Drainase Berwawasan Lingkungan di Kawasan
4. UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung Permukiman (Pt-T-15-2002-C)
5. UU No. 18/2008 Tentang Pengelolaan Sampah 42. Petunjuk Teknis Tata Cara Pengelolaan Air Limbah Non Kakus (Grey Water) (PT
6. PP 27/99 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup T-16-2002-C)
7. PP No. 82/2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran 43. Petunjuk Teknis Perencanaan Sarana Air Bersih dn PLP di Pondok Pesantren (Pt-T-
Air 18-2002-C)
8. PP No. 16/2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan SPAM 44. Direktorat Pengembangan Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen
9. PP No. 36/2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun Pekerjaan Umum
2002 Tentang Bangunan Gedung 45. Petunjuk Teknis Perencanaan Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang untuk
10. Permen PU No.: 29/Prt/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Lingkungan Permukiman (No. Pt-T-01-2003-C)
Gedung 46. Petunjuk Teknis Pemasyarakatan Produk Teknologi Air Bersih dan PLP melalui UKM
11. Permen PU No. : 30/Prt/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas (Pt-T-02-2003)
Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan 47. Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan, 2003
12. Kepmen PU 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan 48. Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Tangki Biofilter Pengolahan Air Limbah
Umum dan Lingkungan Rumah Tangga dengan Tangki Biofilter (Pd-T-04-2005-C)
13. Kepmen Kimpraswil No 217/KPTS/M/2002 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional. 49. Ringkasan Eksekutif Pedoman Umum P2KP, 2003
Perumahan dan Permukiman (KSNPP) 50. Buku Pemenang Penilaian Kinerja Pemerintah Bidang Pekerjaan Umum 2006
14. SNI Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan (SNI 02-2406-1991) 51. Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS, 2006
15. SNI Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum (SNI 03-2399-1991) 52. Glossary Perkim 2002
16. SNI Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (COPY SNI 03 53. www.pu.go.id
- 3241 - 1994) 54. http://ciptakarya.pu.go.id/_pam/Istilah/Istilah.htm
17. SNI Pengelolaan Sampah di Permukiman (Revisi SNI 03-3242-1994) 55. www.pnpm-mandiri.org
18. SNI Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau (SNI 03-6379-2000) 56. www.nussp.com
CIPTA KARYA

CIPTA KARYA
19. SNI Tata cara Commissioning Instalasi Pengolahan Air 57. Digital Library AMPL (www.ampl.or.id)
20. SNI Metode Pengujian Kinerja Pengolah Lumpur Aktif (SNI 19-6447-2000) 58. Direktorat Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen
21. UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pekerjaan Umum
22. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan (SNI 19 - 2454 - 59. Draft Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung, 2006
2002) 60. Draft Pedoman Teknis Pembentukan Tim Ahli Bangunan Gedung, 2006
23. SNI Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan (Copy SNI 03 - 61. Draft Petunjuk Teknis Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Truk Tinja
2398 - 2002) 62. Draft Petunjuk Teknis Prosedur Standar Sistem Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas
24. Pedoman Pengelolaan Air Limbah Perkotaan, Departemen Kimpraswil, Ditjen Tata MCK
Perkotaan dan Tata Perdesaan, 2003 63. Draft Prosedur Standar Sistem Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik
25. Pedoman Pengelolaan Persampahan Perkotaan Bagi Pelaksana, Dep Kimpraswil, 64. Draft Prosedur Standar Sistim Operasi dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan
Ditjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, 2003 Lumpur Tinja
26. Pedoman Tata Cara Pemasangan dan Pengoperasian Komposter Rumah Tangga 65. Corbell, Jean Claude dan Ariane Archambault, The Visual Dictionary With Definitions,
Individual Dan Komunal (Pd-T-15-2003) QA International, Canada, 2007
27. Pedoman Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab (PD-S-02-2004-C) 66. Tata Cara Perencanaan Prasarana / Sarana Pengembangan Lingkungan
28. Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, 2006 Permukiman
29. Pedoman Teknis Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung (Permen PU 25/PRT/ 67. Kementrian Lingkungan Hidup
M/2007)
68. Direktorat Bina Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan
30. Petunjuk Teknis Pemasyarakatan Produk Teknologi Air Bersih dan PLP Melalui UKM
(Pt-T-02-2003) Umum
31. Petunjuk Teknis Tata Cara Pembuatan Rencana Induk Drainase Perkotaan (CT/Dr/ 69. Permukiman, Air Minum, dan Sanitasi : Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium
Re-TC/001/98) Indonesia Tahun 2005
32. Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam (CT/AL/RE-TC/001/98)
33. Petunjuk Teknis, Tata Cara Pembangunan IPLT Sistem Kolam (CT/AL/BA-
TC/002/98)
34. Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian IPLT Sistem Kolam (CT/AL/OP-
TC/003/98)
35. Petunjuk Teknis Tata Cara Pembangunan UDPK (CT/S/Ba-TC/002/98)
36. Petunjuk Teknis Tata Cara Pembuatan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) (CT/
AL-D/BA-TC/005/98)
37. PP No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun

122 123
PENATAAN RUANG
A
estetis, menyenangkan dan memberikan Bappenas (Badan Perencanaan pasir, batu, dan elemen-elemen lainnya
kenyamanan yang ditawarkan oleh Pembangunan Nasional) yang berbentuk padat maupun cair)
lingkungan perkotaan. (Sumber: 23) Lembaga pemerintah non departemen (Sumber: 20).
Alur Laut Kepulauan Indonesia yang berkedudukan langsung di bawah
(ALKI) Amplop Ruang dan bertanggung jawab kepada Presiden,
Merupakan salah satu ketentuan dalam yang bertugas melaksanakan tugas

F
Alur laut yang ditetapkan sebagai alur
untuk pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut pemanfaatan ruang yang meliputi pemerintahan di bidang perencanaan
Kepulauan berdasarkan konvensi hukum ketentuan mengenai Koefisien Dasar pembangunan nasional sesuai dengan
laut internasional. Alur ini merupakan Ruang Hijau, Koefisien Dasar Bangunan, ketentuan peraturan perundang-
alur untuk pelayaran dan penerbangan Koefisien Lantai Bangunan, dan Garis undangan yang berlaku. (Sumber: 15) Foto Udara
yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau Sempadan Bangunan. (Sumber: 11) Foto dari bagian permukaan bumi yang
pesawat udara asing di atas laut tersebut Badan Koordinasi Penataan Ruang diambil dari udara; pembuatannya
untuk melaksanakan pelayaran dan Daerah (BKPRD) menggunakan kamera yang dipasang
Badan yang bersifat ad-hoc di Provinsi dan pada pesawat udara yang memenuhi

B
penerbangan damai dengan cara normal.
Penetapan ALKI dimaksudkan agar di Kabupaten/Kota dan mempunyai fungsi persyaratan-persyaratan teknik tertentu
pelayaran dan penerbangan internasional membantu pelaksanaan tugas Gubernur untuk dipergunakan bagi pembuatan
dapat terselenggara secara menerus,cepat dan Bupati/Walikota dalam koordinasi peta-peta pendaftaran tanah.
dan tidak terhalang oleh perairan dan Badan Pengembangan Kawasan penataan ruang di daerah. (Sumber: 18) (Sumber: 23)
ruang udara teritorial Indonesia. ALKI Pengembangan Ekonomi Terpadu
ditetapkan untuk menghubungkan dua (KAPET) Badan Koordinasi Penataan Ruang
Badan yang bertugas untuk menetapkan Nasional (BKTRN)

G
perairan bebas, yaitu Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik, meliputi : kebijakan dan melaksanakan koordinasi Badan yang dibentuk dalam rangka
• ALKI I melintasi Laut Cina Selatan – kegiatan pembangunan di KAPET. pelaksanaan pembangunan nasional
Selat Karimata – Laut Jawa – Selat (Sumber: 14) untuk mengkoordinasikan penanganan
Sunda masalah penataan ruang dan pembinaan Garis Sempadan
Badan Pengelola Kawasan serta pengembangan kebijakan tata Garis batas luar pengaman untuk
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
• ALKI II melintasi Laut Sulawesi – Selat
Makasar – Laut Flores – Selat Lombok Pengembangan Ekonomi Terpadu ruang. (Sumber: 18) mendirikan bangunan dan atau pagar yang
• ALKI III melintasi Samudera Pasifik (KAPET) ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan
– Selat Maluku – Laut Seram – Laut Badan yang bertugas melakukan as jalan, tepi luar kepala jembatan, tepi
pengelolaan KAPET. Badan Pengelola sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi

D
Banda
(Sumber: 11) KAPET diketuai oleh Gubernur dari wilayah situ/rawa, tepi waduk, tepi mata air, as
tempat KAPET yang bersangkutan. rel kereta api, jaringan tenaga listrik dan
Amenitas (Sumber: 14) pipa gas. (Sumber: 20)
Bangunan atau jasa, berfungsi untuk Daya Dukung Lingkungan
memberikan kemudahan; hal ini Kemampuan lingkungan hidup untuk Gentrifikasi
menyangkut aspek lingkungan perkotaan, mendukung perikehidupan manusia dan Perubahan stratifikasi sosial; stratifikasi
mis penampilan bagian kota yang makhluk hidup lain yang ada di dalamnya. penduduk kota tingkat bawah dari
(Sumber: 11) kawasan kumuh di daerah tengah kota
yang kemudian menjadi permukiman
Daya Tampung Lingkungan mewah lengkap dengan segala fasilitas
Kemampuan lingkungan untuk kehidupan bagi golongan yang mapan,
menampung/menyerap zat energi, dan/ kaum eksekutif profesional, ekonomi
atau komponen lain yang masuk atau kuat, dsb. (Sumber: 23)
dimasukkan ke dalamnya. (Sumber: 11)

Grey Infrastructure
Merupakan istilah yang digunakan untuk

E infrastruktur terbangun, seperti jalan,


saluran limbah, jaringan air minum, dll.
(Sumber: 25)
Elemen Lansekap
Segala sesuatu yang berwujud benda,
suara, warna, dan suasana
merupakan pembentuk lansekap, baik
yang bersifat alamiah maupun buatan
yang
H
manusia. Elemen lansekap yang berupa Hak Sewa
benda terdiri dari dua unsur yaitu benda Hak atas tanah milik orang lain yang
Gambar 4.01 Alur Laut Kepulauan Indonesia hidup ( tanaman) dan benda mati (tanah, diperoleh berdasarkan perjanjian untuk

126 127
keperluan bangunan selama jangka sebagaimana infrastruktur terbangun dalam penggunaan, penguasaan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau
waktu tertentu dengan membayar uang lainnya seperti infrastruktur jalan, pemilikan tanah dan rencana tata Special Economic Zone (SEZ) Wilayah
sewa; hak untuk menikmati barang milik saluran air limbah, jaringan air minum, ruang lingkungan tempat tinggal atau geografis yang memiliki peraturan
orang lain selama jangka waktu tertentu listrik dsb. lingkungan hunian untuk membangun ekonomi khusus yang lebih liberal dari
dengan kewajiban membayar uang sewa Penegasan bahwa ruang terbuka hijau bangunan. (Sumber: 8) peraturan ekonomi yang berlaku di
dan memelihara dengan sebaik-baiknya. sebagai infrastruktur seyogyanya suatu negara. KEK memiliki jenis wilayah
(Sumber: 25) menjadi titik tolak dalam menyusun Kawasan yang lebih khusus mencakup Daerah
rencana tata ruang, yakni melalui Wilayah yang memiliki fungsi utama Perdagangan Bebas - Free Trade Zones
Hak Ulayat penetapan lebih awal lokasi area atau lindung atau budi daya. (Sumber: 4) (FTZ), Daerah Penanganan Expor – Export
Kewenangan yang menurut hukum kawasan yang perlu dilindungi sebelum Processing Zones (EPZ), Daerah Bebas
adat dipunyai oleh masyarakat hukum menetapkan lokasi pengembangan Kawasan Agropolitan – Free Zones (Fz), Kawasan Industri
adat tertentu atas wilayah tertentu area terbangun atau pembangunan Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih Industrial Estates (IE), Pelabuhan Bebas
yang merupakan lingkungan hidup para infrastruktur. (Sumber: 26) pusat kegiatan pada wilayah perdesaan - Free Ports, dan sebagainya.
warganya untuk mengambil manfaat dari sebagai sistem produksi pertanian dan (Sumber: 26)
sumber daya alam, termasuk tanah, dalam Izin Pemanfaatan Ruang pengelolaan sumber daya alam tertentu
wilayah tersebut, bagi kelangsungan Izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan Kawasan Hutan Lindung
hidup dan kehidupannya, yang timbul dari pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsional dan hierarki keruangan Kawasan yang memiliki sifat khas yang
hubungan secara lahirian dan batiniah ketentuan peraturan perundang- satuan sistem permukiman dan sistem mampu memberikan perlindungan kepada
turun menurun dan tidak terputus antara undangan. (Sumber: 4) agrobisnis. Kawasan ini disebut juga kawasan sekitar maupun bawahannya
masyarakat hukum adat tersebut dengan sebagai embrio kawasan perkotaan sebagai pengatur tata air, pencegah banjir
wilayah yang bersangkutan. yang berorientasi pada pengembangan dan erosi serta memelihara kesuburan
(Sumber: 19) kegiatan pertanian,kegiatan penunjang tanah. (Sumber: 13)

Hutan Kota
Suatu hamparan lahan yang bertumbuhan
J pertanian dan kegiatan pengolahan
produk pertanian. (Sumber: 4) Kawasan Jabodetabekpunjur
Kawasan strategis nasional yang meliputi
pohon-pohon yang kompak dan rapat Jalur Hijau Kawasan Andalan seluruh wilayah Provinsi Daerah Khusus
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
di dalam wilayah perkotaan baik pada Daerah hijau sekitar lingkungan Bagian dari kawasan budi daya, baik di Ibukota Jakarta, sebagian wilayah
tanah negara maupun tanah hak, yang permukiman atau sekitar kota-kota; ruang darat maupun di ruang laut yang Provinsi Jawa Barat, dan sebagian wilayah
ditetapkan sebagai hutan kota oleh bertujuan mengendalikan pertumbuhan pengembangannya diarahkan untuk Provinsi Banten.
pejabat yang berwenang. (Sumber: 20) pembangunannya, mencegah dua kota mendorong pertumbuhan ekonomi (Sumber: 13)
atau lebih menyatu, mempertahankan bagi kawasan tersebut dan kawasan di
daerah hijau, rekreasi, ataupun daerah sekitarnya. (Sumber: 11) Kawasan Kerjasama Ekonomi Sub

I reapan hujan; di daerah ini tidak


diperbolehkan ada bangunan apapun.
(Sumber: 23)
Kawasan Berikat/Bonded Zone
Daerah pabean atau perindustrian
Regional (Kawasan KESR)
Merupakan kawasan-kawasan
memiliki potensi sumberdaya unggulan
yang

Indeks Konservasi Alami khusus; berfungsi sebagai tempat dan secara geografis berbatasan langsung
Parameter yang menunjukkan kondisi Jalur Sepeda pengolahan barang untuk tujuan eksport, dengan negara-negara tetangga yang
hidrologis ideal untuk konservasi yang Jalur khusus untuk lintasan sepeda, yang terbatas di wilayah pabean tertentu yang sedang melaksanakan proses integrasi
dihitung berdasarkan variabel curah hujan, dibuat sepanjang jalan-jalan dalam kota di dalamnya berlaku ketentuan khusus di ekonomi dan sebagai zona investasi
jenis batuan, kemiringan, ketinggian dan atau sepanjang jalan pejalan kaki dalam bidang kepabeanan. (Sumber: 23) yang berorientasi keluar, bergeser dari
guna lahan. (Sumber: 13) suatu lingkungan perumahan; lebarnya keunggulan komparatif (comparative
antara 1,80 - 2,75 m (tergantung dari Kawasan Budi Daya advantage) menuju keunggulan
Indeks Konservasi Aktual situasi kepadatan lingkungan). Wilayah yang ditetapkan dengan fungsi kompetitif (competitive advantage) sub
Parameter yang menunjukkan kondisi (Sumber: 23) utama untuk dibudidayakan atas dasar regional, dengan tujuan menciptakan
hidrologis yang ada untuk konservasi kondisi dan potensi sumber daya alam, perdagangan (trade creation) serta
yang dihitung berdasarkan variabel sumber daya manusia, dan sumber daya secara bilateral/ multilateral sepakat
curah hujan, jenis batuan, kemiringan, buatan. (Sumber: 4) untuk menjalin hubungan kerjasama
ketinggian dan guna lahan.
(Sumber: 13) K Kawasan Cagar Budaya
Kawasan yang merupakan lokasi
ekonomi sub regional.
(Sumber: 26)

Infrastruktur Hijau (Green Kampung bangunan hasil budaya manusia yang Kawasan Lindung
Infrastructure) Kelompok rumah yang menempati bernilai tinggi maupun bentuk geologi Wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
Merupakan suatu terminologi yang wilayah tertentu dan merupakan bagian alami yang khas yang dapat bermanfaat utama melindungi kelestarian lingkungan
digunakan untuk: dari kecamatan. (Sumber: 23) untuk pengembangan ilmu pengetahuan. hidup yang mencakup sumber daya alam
Merubah cara pandang bahwa ruang (Sumber: 13) dan sumber daya buatan. (Sumber: 4)
terbuka hijau adalah komponen yang Kaveling Tanah Matang
sama atau jauh lebih penting bagi Sebidang tanah yang telah dipersiapkan
pengembangan kota atau wilayah, sesuai dengan persyaratan pembakuan

128 129
KOTA INTI
KOTA INTI

KOTA INTI
KOTA INTI

PERKOTAAN
SATELIT
KAWASAN
KAWASAN
SUBURBAN
RUANG
TERBUKA
KAWASAN
KAWASAN HIJAU (RTH)
HIJAU (RTH)
PINGGIRAN

KOTA INTI
KOTA INTI

PERKOTAAN
SATELIT KAWASAN
SUBURBAN

KAWASAN
KAWASAN
PINGGIRAN
PINGGIRAN
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
Gambar 4.03 Kawasan Metropolitan

ekonomi di wilayah sekitarnya; dan raya, dan taman wisata alam.


atau (Sumber: 13)
c. Memiliki potensi pengembalian
investasi yang besar Kawasan Perbatasan Negara
KAPET meliputi beberapa Kawasan, antara Wilayah kabupaten/kota yang secara
lain: geografis dan demografis berbatasan
1. Sanggau (Kalbar) langsung dengan negara tetangga dan/
Gambar 4.02 Sistem Wilayah Pada Kawasan Agropolitan 2. Batulicin (Kalsel) atau laut lepas. Kawasan perbatasan
3. Kakab (Kalteng) negara meliputi kawasan perbatasan
4. Sasamba (Kaltim) darat dan kawasan perbatasan laut
5. Manado – Bitung (Sulut) termasuk pulau-pulau kecil terluar.
Kawasan Megapolitan satu sistem metropolitan. Sebagai contoh 6. Batui (Sulteng) (Sumber: 11)
Kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) misalnya Kawasan Metropolitan Jakarta. 7. Pare-pare (Sulsel)
atau lebih kawasan metropolitan yang (Sumber: 11) 8. Bukari (Sultra) Kawasan Perdagangan Bebas dan
memiliki hubungan fungsional dan 9. Seram (Maluku) Pelabuhan Bebas
membentuk sebuah sistem. (Sumber: 4) Kawasan Pantai Hutan Bakau 10. Biak (Papua) Suatu kawasan yang berada dalam
Kawasan pesisir laut yang merupakan 11. Bima (NTB) wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
habitat alami hutan bakau (mangrove) 12. Mbay (NTT) Indonesia yang terpisah dari daerah
Kawasan Metropolitan yang berfungsi memberi perlindungan 13. Sabang (N. Aceh Darussalam) pabean sehingga bebas dari pengenaan
Dalam perencanaan tata ruang wilayah kepada perikehidupan pantai dan lautan. (Sumber: 14) bea masuk, pajak pertambahan nilai,
nasional, kawasan metropolitan (Sumber: 13) pajak penjualan atas barang mewah, dan
merupakan kawasan perkotaan yang Kawasan Pelestarian Alam cukai. (Sumber: Peraturan Pemerintah
ditetapkan dengan kriteria (i) memiliki Kawasan Pengembangan Ekonomi Kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
jumlah penduduk paling sedikit 1.000.000 Terpadu (KAPET) darat maupun di perairan yang mempunyai 2000 Tentang Kawasan Perdagangan
(satu juta) jiwa; (ii) terdiri atas satu Wilayah geografis dengan batas-batas fungsi perlindungan sistem penyangga Bebas dan Pelabuhan Bebas).
kawasan perkotaan inti dan beberapa tertentu yang memenuhi persyaratan: kehidupan, pengawetan keanekaragaman (Sumber: 12)
kawasan perkotaan di sekitarnya a. Memiliki potensi untuk cepat tumbuh; jenis tumbuhan dan satwa, serta
yang membentuk satu kesatuan pusat dan atau pemanfaatan secara lestari sumber daya Kawasan Perdesaan
perkotaan; dan (iii) terdapat keterkaitan b. Mempunyai sektor unggulan yang alam hayati dan ekosistemnya yang Wilayah yang mempunyai kegiatan
fungsi antarkawasan perkotaan dalam dapat menggerakkan pertumbuhan berupa taman nasional, taman hutan utama pertanian, termasuk pengelolaan

130 131
sumber daya alam dengan susunan fungsi pertanian tanaman tahunan/perkebunan, dipersiapkan untuk pembangunan Kawasan Tertentu
kawasan sebagai tempat permukiman perikanan, peternakan. (Sumber: 11) perumahan dan permukiman skala besar Merupakan istilah lama yang diatur
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, yang terbagi dalam satu lingkungan siap dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan Peruntukan Pertambangan bangun atau lebih yang pelaksanaannya 1992 tentang Penataan Ruang. Dengan
(Sumber: 4) Kawasan yang diperuntukan bagi dilakukan secara bertahap dengan lebih berlakunya Undang-Undang Nomor 26
kegiatan pertambangan bagi wilayah dahulu dilengkapi dengan jaringan primer Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Kawasan Perkotaan yang sedang maupun yang akan segera dan sekunder prasarana lingkungan sebagi pengganti UU no 24/1992
Wilayah yang mempunyai kegiatan utama dilakukan kegiatan pertambangan, sesuai dengan rencana tata ruang tentang Penataan Ruang, istilah kawasan
bukan pertanian dengan susunan fungsi meliputi golongan bahan galian A, B, dan lingkungan yang ditetapkan oleh Kepala tertentu menjadi kawasan strategis, baik
kawasan sebagai tempat permukiman C. (Sumber: 11) Daerah dan memenuhi persyaratan kawasan strategis nasional, provinsi dan
perkotaan, pemusatan dan distribusi pembakuan pelayanan prasarana dan kabupaten/kota.
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan Kawasan Peruntukan Industri sarana lingkungan. (Sumber: 8) (Sumber : 4)
sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan
(Sumber: 4) industri berdasarkan rencana tata ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota Kebijakan Penataan Ruang Wilayah
wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah Wilayah yang penataan ruangnya Nasional
Kawasan Perkotaan Besar kabupaten/kota yang bersangkutan. diprioritaskan karena mempunyai Rangkaian konsep dan asas yang menjadi
Kawasan perkotaan dengan jumlah (Sumber: 11) pengaruh sangat penting dalam lingkup garis besar dan dasar dalam pemanfaatan
penduduk yang dilayani paling sedikit kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, ruang darat, laut, dan udara termasuk
500.000 jiwa. (Sumber: 4) Kawasan Peruntukan Perdagangan budaya, dan/atau lingkungan. ruang di dalam bumi untuk mencapai
dan Jasa (Sumber: 4) tujuan penataan ruang.
Kawasan Perkotaan Kecil Kawasan yang diperuntukan untuk (Sumber: 11)
Kawasan perkotaan dengan jumlah kegiatan perdagangan dan jasa, Kawasan Strategis Nasional
penduduk yang dilayani paling sedikit termasuk pergudangan, yang diharapkan Wilayah yang penataan ruangnya Ketelitian Peta
50.000 jiwa dan paling banyak 100.000 mampu mendatangkan keuntungan bagi diprioritaskan karena mempunyai Ketepatan, kerincian dan kelengkapan
jiwa. (Sumber: 4) pemiliknya dan memberikan nilai tambah pengaruh sangat penting secara nasional data atau informasi georeferensi dan
pada satu kawasan perkotaan. terhadap kedaulatan negara, pertahanan tematik. Skala minimal untuk masing-
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
Kawasan Perkotaan Sedang (Sumber: 11) dan keamanan negara, ekonomi, sosial, masing peta, dapat dijelaskan sebagai
Kawasan perkotaan dengan jumlah budaya, dan/atau lingkungan, termasuk berikut:
penduduk yang dilayani lebih dari Kawasan Peruntukan Pariwisata wilayah yang telah ditetapkan sebagai • Peta wilayah negara Indonesia
100.000 jiwa dan kurang dari 500.000 Kawasan yang didominasi oleh fungsi warisan dunia. (Sumber: 4) berpedoman kepada tingkat ketelitian
jiwa. (Sumber: 4) kepariwisataan, dapat mencakup peta minimal berskala 1:1.000.000.
sebagian areal dalam kawasan lindung Kawasan Strategis Nasional Tertentu • Peta wilayah daerah propinsi
Kawasan Permukiman atau kawasan budi daya lainnya dimana Kawasan yang terkait dengan kedaulatan berpedoman kepada tingkat ketelitian
Bagian dari lingkungan hidup di luar terdapat konsentrasi daya tarik dan negara, pengendalian lingkungan hidup, peta minimal berskala 1:250.000.
kawasan lindung, baik berupa kawasan fasilitas penunjang pariwisata. dan/atau situs warisan dunia, yang • Peta wilayah daerah kabupaten
perkotaan maupun perdesaan yang (Sumber: 11) pengembangannya diprioritaskan bagi berpedoman kepada tingkat ketelitian
berfungsi sebagai lingkungan tempat kepentingan nasional. (Sumber: 4) peta minimal berskala 1:100.000.
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat Kawasan Rawan Bencana Alam • Peta wilayah daerah kota berpedoman
kegiatan yang mendukung perikehidupan Geologi Kawasan Strategis Provinsi kepada tingkat ketelitian peta minimal
dan penghidupan. (Sumber: 11) Kawasan yang potensial mengalami Wilayah yang penataan ruangnya berskala 1:50.000.
bencana alam geologi. (Sumber: 13) diprioritaskan karena mempunyai (Sumber: 9)
Kawasan Pertahanan Negara pengaruh sangat penting dalam lingkup
Wilayah yang ditetapkan secara nasional Kawasan Resapan Air provinsi terhadap ekonomi, sosial, Koefisien Zona Terbangun
yang digunakan untuk kepentingan Daerah yang mempunyai kemampuan budaya, dan/atau lingkungan. Angka perbandingan antara luas total
pertahanan. (Sumber: 11) tinggi untuk meresapkan air hujan (Sumber: 4) tapak bangunan terhadap luas zona.
sehingga merupakan tempat pengisian (Sumber: 13)
Kawasan Peruntukan Hutan air bumi yang berguna sebagai sumber Kawasan Suaka Alam
Produksi air. (Sumber: 13) Kawasan dengan ciri khas tertentu, baik Konsolidasi Tanah Permukiman
Kawasan yang diperuntukan untuk di daratan maupun di perairan yang Upaya penataan kembali penguasaan,
kawasan hutan yang mempunyai mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan penggunaan dan pemilikan tanah oleh
fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan Sekitar Mata Air pengawetan keanekaragaman tumbuhan masyarakat pemilik melalui usaha
(Sumber: 11) Kawasan di sekeliling mata air yang dan satwa serta ekosistemnya yang bersama untuk membangun Lisiba dan
mempunyai manfaat penting untuk juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyediaan kaveling tanah matang
Kawasan Peruntukan Pertanian mempertahankan kelestarian fungsi mata penyangga kehidupan, yang berupa cagar sesuai dengan rencana tata ruang yang
Kawasan yang diperuntukan bagi air. (Sumber: 13) alam dan suaka margasatwa. ditetapkan oleh Kepala Daerah
kegiatan pertanian yang meliputi (Sumber: 13) (Sumber: 8)
kawasan pertanian lahan basah, kawasan Kawasan Siap Bangun (Kasiba)
pertanian lahan kering, kawasan Sebidang tanah yang fisiknya telah

132 133
M
Konurbasi Pemanfaatan Ruang Secara Kompak Pembangunan Berkelanjutan yang
Konsentrasi perkotaan dalam jumlah Pemanfaatanruangyangmengintegrasikan Berwawasan Lingkungan Hidup
besar (Pattrick Geddes), penggabungan jaringan prasarana dan sarana dengan Upaya sadar dan terencana, yang
beberapa kota atau perkotaan menjadi Metoda Delphi kawasan permukiman, yang bertujuan memadukan lingkungan hidup,
satu kota yang besar. Pada beberapa Cara peramalan, dikerjakan oleh untuk: termasuk sumber daya, ke dalam
kasus wilayah seperti ini dibentuk suatu kelompok tenaga ahli yang menjawab a. mewujudkan efisiensi dalam proses pembangunan untuk menjamin
wilayah; administrasi baru, tapi banyak sejumlah pertanyaan yang jawabannya pemanfaatan lahan kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
pula kasus yang tetap mempertahankan merupakan masukan bagi evaluasi ulang b. meminimalisasi pergerakan manusia hidup generasi masa kini dan generasi
wilayah administrasi lokal yang lama; sehingga menimbulkan bahan pertanyaan (Sumber: 11) masa depan. (Sumber: 1)
sinonim dengan istilah ini adalah baru; untuk mencapai kata sepakat
”aglomerasi perkotaan” atau ”Metropolis” biasanya dibutuhkan tiga sampai enam Pemanfaatan Ruang Secara Vertikal Pembinaan Penataan Ruang
(di AS). (Sumber: 23) kali putaran pembahasan; merupakan Pemanfaatan ruang secara tegak lurus Upaya untuk meningkatkan kinerja
teknik peramalan untuk menjajagi a.l. baik di atas permukaan tanah maupun penataan ruang yang diselenggarakan
Kota Global kapan terjadinya perubahan teknologi di dalam bumi dengan batas geometri oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
Kota-kota yang memiliki hubungan erat dan peramalan jangka panjang bagi tertentu yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat. (Sumber: 4)
secara global seperti kota metropolitan, perencanaan kebutuhan fasilitas. geografis daerah. (Sumber: 11)
dan lain-lain. (Sumber: 24) (Sumber: 23) Penataan Ruang
Pembangunan Berbasis SistemTransit Suatu sistem proses perencanaan
Kota Satelit Morfologi Perkotaan (Transit-Oriented Development) tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
Kota yang terletak di pinggir atau Penataan/formasi keadaan kota yang Merupakan upaya untuk membangun suatu pengendalian pemanfaatan ruang.
berdekatan dengan kota besar, yang sebagai obyek dan sistem dapat diselidiki area atau kawasan dengan peruntukan (Sumber: 4)
secara ekonomi, sosial administrasi, dan secra struktural, fungsional, dan visual. yang beragam atau mixed-use (hunian,
politis tergantung apda kota besar itu. (Sumber: 24) pertokoan, perkantoran, pendidikan, dll) Penatagunaan Tanah/Pengelolaan
(Sumber: 23) dan dengan kepadatan tinggi pada lokasi- Tata Guna Tanah
Musyawarah Perencanaan lokasi yang berdekatan (umumnya masih Kegiatan yang meliputi penguasaan,
Kutub Pertumbuhan dalam radius pencapaian dengan berjalan penggunaan dan pemanfaatan tanah
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
Pembangunan (Musrenbang)
Pusat perkembangan yang dapat Forum antarpelaku dalam rangka kaki maksimum 10 menit atau kurang yang berwujud konsolidasi pemanfaatan
mempengaruhi perkembangan lebih menyusun rencana pembangunan lebih berjarak 5 mil) dengan lokasi tanah melalui pengaturan kelembagaan
lanjut kegiatan perekonomian di seluruh Nasional dan rencana pembangunan stasiun jaringan angkutan transportasi yang terkait dengan pemanfaatan tanah
wilayah; pusat pertumbuhan ini biasanya Daerah. (Sumber: 3) massal (stasiun kereta api dalam kota, sebagai satu kesatuan sistem untuk
terdapat di daerah perkotaan. terminal bis, terminal kendaraan sungai). kepentingan masyarakat secara adil.
(Sumber: 23) (Sumber: 25) (Sumber: 10)

P
L Pelaksanaan Penataan Ruang
Upaya pencapaian tujuan penataan
ruang melalui pelaksanaan perencanaan
Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
Sebidang tanah yang merupakan bagian pengendalian pemanfaatan ruang.
dari Kasiba ataupun berdiri sendiri yang (Sumber: 4)
telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan
prasarana lingkungan dan selain itu juga Pelayanan Kota
sesuai dengan persyaratan pembakuan Berbagai jasa yang disediakan oleh kota
tata lingkungan tempat tinggal atau kepada penduduk atau pendatang; peran
lingkungan hunian dan pelayanan fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi
lingkungan untuk membangun kaveling merupakan esensi dari pemberian
tanah matang. (Sumber: 8) pelayanan tsb. (Sumber: 23)
Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Pemanfaatan Ruang
Sendiri (Lisiba yang Berdiri Sendiri) Upaya untuk mewujudkan struktur
Lisiba yang bukan merupakan bagian dari ruang dan pola ruang sesuai dengan
Kasiba, yang dikelilingi oleh lingkungan rencana tata ruang melalui penyusunan
perumahan yang sudah terbangun atau dan pelaksanaan program beserta
dikelilingi oleh kawasan dengan fungsi- pembiayaannya. (Sumber: 4)
fungsi lain. (Sumber: 8)

Gambar 4.04 Kawasan Siap Bangun (Sumber : 8)

134 135
Pengaturan Penataan Ruang antara rencana tata ruang dan kebutuhan seperti penggunaan utama, penggunaan kepentingannya. (Sumber: 23)
Upaya pembentukan landasan hukum pembangunan yang memperhatikan pelengkap, penggunaan bersyarat, Promenade
bagi Pemerintah, pemerintah daerah, perkembangan lingkungan strategis dan penggunaan dengan pengecualian khusus, Ruang atau daerah khusus untuk
dan masyarakat dalam penataan ruang. dinamika internal, serta pelaksanaan penggunaan yang dilarang;(ii) Intensitas bersantai; terdapat di pantai pinggir laut
(Sumber: 4) pemanfaatan ruang. Terdapat dua pemanfaatan ruang atau kepadatan yang agak besar; dapat juga di kapal
alternatif hasil peninjauan kembali pembangunan seperti ketentuan KDB, laut. (Sumber: 23)
Pengawasan Penataan Ruang terhadap suatu rencana tata ruang, KLB, KDH; (iii) Tata massa bangunan,
Upaya agar penyelenggaraan penataan yakni alternatif pertama rencana tata seperti tinggi bangunan, garis sempadan Pusat Kota (downtown)
ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ruang yang ditinjau kembali perlu direvisi bangunan, jarak antarbangunan, luas Merupakan bagian dari ruang kota dengan
ketentuanperaturanperundangundangan. dan alternatif kedua rencana tata ruang minimum persil, dll; (iv)Prasarana, karakteristik:
(Sumber: 4) yang ditinjau kembali tersebut tidak ketentuan minimum eksterior, serta • Lahan/area terbangun yang paling
perlu direvisi. Pada prinsipnya, upaya standar-standarnya;dan (v) Pengendalian intensif dibandingkan area lainnya,
Pengelolaan Kota peninjauan kembali dan revisi rencana eksternalitas negatif , insentif dan dengan pemanfaatan yang beragam
Pengelolaan yang bertujuan tata ruang tidak dimaksudkan untuk disinsentif, perijinan, pengawasan, seperti pusat perdagangan,hiburan,
memaksimalkan. efisiensi pelayanan kota pemutihan penyimpangan pemanfaatan penertiban. (Sumber: 4 dan 25) perkantoran, termasuk hunian
sehingga mudah dijangkau oleh semua ruang (Sumber: 4) kepadatan tinggi serta peruntukan
lapisan penduduknya. Secara konseptual Peremajaan Kota ruang publik yang cukup.
dapat dipandang meliputi fungsi- Penyelenggaraan Penataan Ruang Kegiatan pembongkaran dan • Berada pada lokasi yang mudah
fungsi pemerintahan, kebijaksanaan Kegiatan yang meliputi pengaturan, pembangunan kembali suatu bagian dari dijangkau dari berbagai penjuru kota
pembangunan dan keputusan-keputusan pembinaan,pelaksanaan,danpengawasan kota; merupakan upaya meningkatkan dengan kendaraan maupun pejalan
investasi, implementasi dan pengelolaan penataan ruang. (Sumber: 4) manfaat lahan bagi masyarakat serta kaki.
aset, peraturan dan perpajakan, pemerintah kota. (Sumber: 23) • Di Indonesia, pusat kota sering dicirikan
pengembangan hubungan dengan Perangkat Disinsentif dengan keberadaan alun-alun, pusat
masyarakat. (Sumber: 23) Perangkat untuk mencegah, membatasi Perencanaan pemerintahan, mesjid agung, pusat
pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan Suatu proses untuk menentukan tindakan perbelanjaan dan perkantoran seperti
Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang tidak sejalan dengan rencana tata masa depan yang tepat, melalui urutan antara lain pusat Kota Bandung yang
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
Merupakan upaya yang dimaksudkan ruang, berupa: (i) pengenaan pajak pilihan, dengan memperhitungkan sumber terkenal dengan Alun-Alun Bandung,
agar pemanfaatan ruang sesuai yang tinggi yang disesuaikan dengan daya yang tersedia. (Sumber: 3) pertokoan, perkantoran dan Mesjid
dengan rencana tata ruang yang telah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk Agung Bandung; pusat Kota Semarang,
disepakati bersama sesuai kurun waktu mengatasi dampak yang ditimbulkan Perencanaan Tata Ruang pusat Kota Medan. (Sumber: 26)
perencanaan, sehingga terwujud tertib akibat pemanfaatan ruang; dan/atau (ii) Suatu proses untuk menentukan struktur
tata ruang. Pengendalian pemanfaatan pembatasan penyediaan infrastruktur, ruang dan pola ruang yang meliputi Pusat Kegiatan
ruang dilakukan melalui penetapan pengenaan kompensasi, dan penalti. penyusunan dan penetapan rencana tata Merupakan terminologi yang digunakan
peraturan zonasi, perizinan, pemberian (Sumber: 4) ruang. (Sumber: 4) dalam rencana tata ruang wilayah untuk
insentif dan disinsentif, serta pengenaan menunjukkan lokasi kota atau kawasan
sanksi (Sumber: 4) Perangkat Insentif Perkembangan Wilayah perkotaan sesuai dengan lingkup
Perangkat atau upaya untuk memberikan Pertumbuhan fisik suatu wilayah yang pelayanan prasarana dan sarananya serta
Penglaju/Commuter imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan disertai perkembangan keadaan ekonorni lingkup pengaruh akitifitas pada kawasan
Penduduk luar kota (biasanya pinggiran yang sejalan dengan rencana tata ruang, dan sosial wilayah tsb. (Sumber: 23) tersebut terutama aktifitas ekonomi.
kota) yang setiap hari pergi ke berupa: (i) keringanan pajak, pemberian Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
pekerjaannya di kota dan sorenya kembali kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa Peruntukan Tanah/Lahan mengklasifikasikan pusat kegiatan
pulang ke rumahnya. (Sumber: 23) ruang, dan urun saham;(ii) pembangunan Alokasi penggunaan dan penguasaan menjadi pusat kegiatan nasional atau
serta pengadaan infrastruktur; (iii) tanah yang ditetapkan berdasarkan PKN, Pusat Kegiatan Wilayah atau PKW,
Penguasaan Lahan kemudahan prosedur perizinan; dan/ ketentuan yang berlaku, sesuai dengan Pusat Kegiatan Lokal atau PKL.
Menghimpun lahan bagi pembangunan atau (iv) pemberian penghargaan kepada rencana tata ruang wilayah yang telah (Sumber: 4)
permukiman atau kota baru; kegiatan masyarakat, swasta dan/atau pemerintah ditetapkan. (Sumber: 23)
ini erat kaitannya dengan biaya daerah. (Sumber: 4) Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
pembangunan, untuk itu diperlukan Polarisasi Pembangunan Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
pengetahuan tentang peta kepemilikan Peraturan Zonasi 1. Suatu kondisi pembangunan yang melayani kegiatan skala internasional,
tanah, bentuk kapling, peruntukan Ketentuan yang mengatur pemanfaatan mengakibatkan pertumbuhan suatu nasional, atau beberapa provinsi.
lahan dan penggunaan lahan yang ruang dan unsur-unsur pengendalian yang kota atau wilayah lebih tinggi daripada (Sumber: 4)
sesungguhnya, harga lanah serta sifat disusun untuk setiap zona peruntukan kota atau wilayah di sekitarnya.
masyarakat dan para tengkulak lahan. sesuai dengan rencana rinci tata ruang. 2. Konsep pembangunan yang tidak Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(Sumber: 23) Peraturan zonasi ini berisi ketentuan yang mengkaitkan kepentingan secara timbal (PKSN)
harus, boleh dan tidak boleh dilaksanakan balik pertumbuhan daerah pusat (core) Kawasan perkotaan yang ditetapkan
Peninjauan Kembali Rencana Tata pada zona pemanfaatan ruang, dengan dengan daerah pinggiran (periphery), untuk mendorong pengembangan
Ruang cakupan pengaturan antara lain (i) atau perkembangan dua daerah yang kawasan perbatasan negara.
Merupakanupayauntukmelihatkesesuaian Penggunaan lahan dan bangunan berdampingan yang berbeda arab (Sumber: 4)

136 137
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) atau kegiatan. (Sumber: 7)
Kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala provinsi Rencana Pengelolaan Lingkungan
atau beberapa kabupaten/kota. Pusat Hidup (RKL)
Kegiatan Lokal adalah kawasan perkotaan Upaya penanganan dampak besar dan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan penting terhadap lingkungan hidup yang
skala kabupaten/kota atau beberapa ditimbulkan akibat dari rencana usaha
kecamatan. (Sumber: 4) dan/atau kegiatan. (Sumber: 7)

Rencana Pola Ruang

R Merupakan salah satu muatan rencana tata


ruang, disamping rencana struktur ruang.
Rencana Pola Ruang meliputi peruntukan
Reklamasi kawasan lindung dan kawasan budidaya,
Kegiatan penimbunan dan pengeringan seperti misalnya peruntukan ruang
wilayah perairan. (Sumber: 13) untuk kegiatan pelestarian lingkungan,
sosial budaya,ekonomi, pertahanan dan
Rencana Detail Tata Ruang keamanan. (Sumber : 4)
Kabupaten/Kota dan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/ Rencana Pola Ruang Wilayah
Kota Nasional
Rencana rinci untuk rencana tata ruang • Merupakan salah satu muatan
wilayah kabupaten/kota. (Sumber: 4) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
atau RTRWN yang memuat penetapan
Rencana Pemantauan Lingkungan kawasan lindung nasional dan kawasan Gambar 4.05 RDTRK (Sumber : 28)
Hidup (RPL) budidaya yang memiliki nilai strategis
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
Upaya pemantauan komponen lingkungan nasional atau dikenal dengan istilah
hidup yang terkena dampak besar dan kawasan andalan. gambaran pemanfaatan ruang wilayah Rencana Pola Ruang Wilayah
penting akibat dari rencana usaha dan/ • Pola ruang wilayah nasional merupakan nasional, baik untuk pemanfaatan yang Provinsi
berfungsi lindung maupun budidaya • Merupakan salah satu muatan
yang bersifat strategis nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Penjelasan Tambahan ditinjau dari berbagai sudut pandang atau RTRWP yang memuat penetapan
Kriteria Penetapan Pusat Kegiatan akan lebih berdaya guna dan berhasil kawasan lindung dan kawasan
guna dalam mendukung pencapaian budidaya yang memiliki nilai strategis
Kriteria penetapan pusat kegiatan menurut PP 26/2008 sebagai berikut :
tujuan pembangunan nasional. provinsi.
1. Kriteria Pusat Kegiatan Nasional adalah kawasan perkotaan yang berfungsi atau
• Sebagai contoh kawasan lindung • Pola ruang wilayah provinsi merupakan
berpotensi sebagai (i) simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju nasional antara lain Taman Nasional gambaran pemanfaatan ruang wilayah
kawasan internasional, (ii)pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang Gunung Leuser di Provinsi Aceh provinsi, baik untuk pemanfaatan yang
melayani beberapa provinsi; dan atau, (iii)simpul utama transportasi skala nasiona yang secara ekologis merupakan satu berfungsi lindung maupun budidaya,
atau melayani beberapa provinsi. Sebagai contoh Medan ditetapkan sebagai Pusat ekosistem yang terletak di lebih dari yang ditinjau dari berbagai sudut
Kegiatan Nasional karena memiliki bandara udara Polonia yang merupakan simpul satu provinsi, yakni Provinsi Aceh dan pandang akan lebih berdaya guna
transportasi yang melayani beberapa provinsi. Sumatera Utara; Taman Nasional dan berhasil guna dalam mendukung
2. Kriteria Pusat Kegiatan Wilayah adalah kawasan perkotaan yang berfungsi atau Kerinci Seblat yang melindungi pencapaian tujuan pembangunan
berpotensi sebagai (i) simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung provinsi-provinsi Jambi, Sumatera provinsi apabila dikelola oleh
PKN,(ii)pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa Selatan, Sumatera Barat dan Bengkulu. pemerintah daerah provinsi dengan
kabupaten/kota; dan atau (iii)simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau Sementara, contoh kawasan budidaya sepenuhnya memperhatikan pola
beberapa kabupaten. Sebagai contoh Pematang Siantar ditetapkan sebagai Pusat yang memiliki nilai strategis nasional ruang yang telah ditetapkan dalam
Kegiatan Wilayah karena mendukung fungsi Medan sebagai PKN dan memiliki simpul antara lain kawasan andalan RTRWN. (Sumber: 4)
transportasi yang melayani kabupaten lainnya seperti Tebing Tinggi, Balige,Rantau Lhokseumawe di Provinsi Aceh
Prapat, dll. dengan sektor unggulan industri dan Rencana Pola Ruang Wilayah
3. Kriteria Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau disingkat PKSN adalah pusat perkotaan pertambangan, kawasan andalan Kabupaten
yang (i)berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga, (ii) Bojonegara-Merak-Cilegon di • Merupakan salah satu muatan Rencana
berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara Provinsi Jawa Barat dengan sektor Tata Ruang Wilayah Kabupaten atau
tetangga, (iii)merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah unggulan industri,pariwisata dan RTRWK yang memuat penetapan
sekitarnya; dan/atau, (iv)merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat pertambangan. (Sumber: 4 dan 11) kawasan lindung kabupaten dan
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Sebagai contoh, Entikong, Jagoi kawasan budidaya kabupaten.
Babang dan Nangabadau di Provinsi Kalimantan Barat ditetapkan. • Pola ruang kawasan kabupaten
merupakan gambaran pemanfaatan

138 139
arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif serta arahan sanksi. Jangka
waktu RTRWN adalah 20 tahun dan dapat
ditinjau kembali satu kali dalam lima
tahun, namun dalam kondisi strategis
tertentu seperti karena bencana alam
skala besar, perubahan batas negara dll,
peninjauan kembali dapat dilakukan lebih
dari satu kali dalam lima tahun.
(Sumber: 11)

Revitalisasi Kota
Upaya peningkatan kembali fungsi
kota; kegiatan untuk meningkatkan
pemanfaatan lahan kota, agar
pendapatan kota meningkat (tujuan
dan pengertiannya hampir-hampir sama
dengan istilah pembaharuan kota atau
peremajaan kota). (Sumber: 23)

Ruang
Gambar 4.07 Rencana Tata Ruang Wadah yang meliputi ruang darat, ruang
(Sumber: 4) laut, dan ruang udara, termasuk ruang
di dalam bumi sebagai satu kesatuan
Rencana Tata Ruang Kawasan wilayah, tempat manusia dan makhluk
lain hidup, melakukan kegiatan, dan
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
Strategis Provinsi
Gambar 4.06 Pola Pemanfaatan Ruang (Sumber : 27) Rencana rinci untuk rencana tata ruang memelihara kelangsungan hidupnya.
wilayah provinsi. (Sumber: 4) (Sumber: 4)

ruang wilayah kabupaten, baik untuk dan rencana rinci tata ruang. Rencana Rencana Tata Ruang Pulau/ Ruang Publik (Public Space)
pemanfaatan yang berfungsi lindung umum tata ruang dibedakan menurut Kepulauan dan Rencana Tata Ruang Ruang bersama yang dimanfaatkan oleh
maupun budidaya, yang belum wilayah administrasi pemerintahan karena Kawasan Strategis Nasional masyarakat umum untuk melakukan
ditetapkan dan dikembangkan dengan kewenangan mengatur pemanfaatan Rencana rinci untuk Rencana Tata Ruang kegiatan sehari-hari, baik yang sifatnya
sepenuhnya memperhatikan pola ruang dibagi sesuai dengan pembagian Wilayah Nasional. (Sumber: 4) rutin atau periodik. (Sumber: 25)
ruang wilayah yang ditetapkan, dalam administrasi pemerintahan, yakni Rencana
RTRWN dan RTRWP Tata Ruang Wilayah Nasional atau RTRWN, Rencana Tata Ruang Wilayah Ruang Terbuka (Open space)
(Sumber: 4) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Hasil perencanaan tata ruang berdasarkan Secara teoritis ruang terbuka dapat
atau RTRWP, Rencana Tata Ruang Wilayah aspek administratif dan/atau aspek didefinisikan sebagai setiap jengkal
Rencana Struktur Ruang Kabupaten dan Rencana Tata Ruang fungsional yang telah ditetapkan. lahan yang bebas dari peruntukan untuk
Merupakan salah satu muatan rencana Wilayah Kota atau RTRWK. Rencana rinci (Sumber: 21) perumahan, perkantoran, perdagangan,
tata ruang, disamping rencana pola tata ruang disusun sebagai perangkat industri dan lainnya atau lahan-lahan
ruang. Gambaran struktur ruang operasional rencana umum tata ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional konservasi yang dilindungi atau ditetapkan
yang dikehendaki untuk dicapai pada dan atau disusun apabila rencana umum (RTRWN) oleh suatu peraturan perundangan, misal
akhir tahun rencana, yang mencakup tata ruang belum dapat dijadikan dasar Merupakan arahan kebijakan dan strategi ditetapkan dalam rencana tata ruang
struktur ruang yang ada dan yang akan dalam pemanfaatan ruang/pengendalian pemanfaatan ruang wilayah negara yang wilayah yang telah memiliki kekuatan
dikembangkan. (Sumber: 11) pemanfaatan ruang. ditetapkan dengan peraturan pemerintah. hukum. Dalam prakteknya di Indonesia
(Sumber: 4) RTRWN memuat (i) tujuan, kebijakan dan berdasarkan Permendagri No. 1/2007
Rencana Rinci Tata Ruang strategi penataan ruang wilayah nasional, tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Penjabaran rencana umum tata ruang Rencana Tata Ruang Kawasan (ii) rencana struktur ruang wilayah Perkotaan, ruang terbuka didefinisikan
yang dapat berupa rencana tata ruang Perdesaan nasional, (iii) rencana pola ruang wilayah sebagai ruang-ruang dalam kota atau
kawasan strategis yang penetapan Bagian dari rencana tata ruang wilayah nasional, (iv) penetapan kawasan strategis wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk
kawasannya tercakup dalam rencana tata kabupaten yang dapat disusun sebagai nasional, (v) arahan pemanfaatan ruang area/kawasan maupun dalam bentuk
ruang wilayah. (Sumber: 4) instrumen pemanfaatan ruang untuk yang berisi indikasi program utama area memanjang/jalur di mana dalam
mengoptimalkan kegiatan pertanian yang jangka menengah lima tahunan dan (vi) penggunaannya lebih bersifat terbuka
Rencana Tata Ruang dapat berbentuk kawasan agropolitan. arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang pada dasarnya tanpa bangunan.
Merupakan hasil perencanaan tata (Sumber: 22) wilayah nasional yang berisi indikasi (Sumber: 17 dan 24)
ruang, yang dapat diklasifikasikan arahan peraturan zonasi sistem nasional,
menjadi rencana umum tata ruang

140 141
Ruang Terbuka Hijau Ruang Udara untuk Penerbangan Sektor Jasa Informal Sistem Jaringan Transportasi
Area memanjang/jalur dan/atau Ruang yang dimanfaatkan untuk kegiatan Usaha pelayanan tidak resmi yang Nasional
mengelompok, yang penggunaannya transportasi udara atau kegiatan dilakukan perorangan dengan tujuan Rencana Sistem Jaringan Transportasi
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh penerbangan sebagai salah satu moda memperoleh imbalan terhadap jasa atau Nasional merupakan sistem yang
tanaman, baik yang tumbuh secara transportasi dalam sistem transportasi bantuan pelayanan yang diberikannya. memperlihatkan keterkaitan kebutuhan
alamiah maupun yang sengaja ditanam. nasional. (Sumber: 11) (Sumber: 23) dan pelayanan transportasi antarwilayah
(Sumber: 4) dan antarkawasan perkotaan dalam ruang
Sempadan Sungai wilayah nasional serta keterkaitannya
Ruang Terbuka Hijau Privat Kawasan sepanjang kiri kanan sungai, denganjaringantransportasiinternasional.
Merupakan ruang terbuka hijau yang
dimiliki dan dikelola oleh orang, seperti
misalnya kebun atau halaman rumah/
S termasuk sungai buatan/kanal/saluran
irigasi primer, yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan
Di dalam RTRWN, pengembangan
sistem jaringan transportasi nasional
dilakukan secara terintegrasi mencakup
gedung miliki perseorangan atau Sabuk Hijau (Greenbelt) kelestarian fungsi sungai. (Sumber: 13) transportasi darat, laut dan udara yang
koorporasi yang ditanami tumbuhan. Ruang Terbuka Hijau yang dimiliki dan menghubungkan antar pulau serta
(Sumber: 25) dikelola oleh pemerintah daerah kota/ Sempadan Pantai kawasan perkotaan dengan kawasan
kabupaten yang digunakan untuk Kawasan sepanjang pantai yang produksi sehingga terbentuk kesatuan
Ruang Terbuka Hijau Publik kepentingan masyarakat secara umum. mempunyai manfaat penting untuk untuk menunjang kegiatan sosial,
Ruang terbuka hijau yang dimiliki dan (Sumber: 20) mempertahankan fungsi pantai. ekonomi serta pertahanan dan keamanan
dikelola oleh pemerintah daerah kota (Sumber: 13) negara dalam rangka memantapkan
yang digunakan untuk kepentingan Satuan Wilayah Pengembangan kedaulatan wilayah nasional.
masyarakat secara umum. Yang termasuk Suatu wilayah dengan semua kota di Sengketa Penataan Ruang (Sumber: 11)
ruang terbuka hijau publik, antara lain, dalamnya mempunyai hubungan hierarkhi Perselisihan antar pemangku kepentingan
adalah taman kota, taman pemakaman yang terikat oleh sistem jaringan jalan dalam penyelenggaraan penataan ruang. Sistem Perencanaan Pembangunan
umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sebagai prasarana perhubungan darat, (Sumber: 4) Nasional
sungai, dan pantai. (Sumber: 4) dan atau yang terkait oleh sistem jaringan Satu kesatuan tata cara perencanaan
sungai atau perairan sebagai prasarana Sistem Informasi Geografi (SIG) pembangunan untuk menghasilkan
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
perhubungan air. (Sumber: 23) Sistem pangkalan data geografi terpadu; rencana-rencana pembangunan dalam
sistem ini mampu menyimpan, mengelola, jangka panjang, jangka menengah, dan
menganalisa dan menyajikan informasi tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
geografi, sehinga sangat berguna bagi penyelenggara negara dan masyarakat di
perencanaan tata ruang, pengelolaan dan tingkat Pusat dan Daerah. (Sumber: 3)
pengendalian sarana perkotaan secara
umum. (Sumber: 23) Sistem Wilayah
Struktur ruang dan pola ruang yang
Sistem Internal Perkotaan Struktur mempunyai jangkauan pelayanan pada
ruang dan pola ruang yang mempunyai tingkat wilayah. (Sumber: 4)
jangkauan pelayanan pada tingkat
internal perkotaan. (Sumber: 4) Sosio Ekonomi
Sesuatu yang berkaitan/melibatkan

Penjelasan Tambahan
Sistem Jaringan Transportasi Nasional

1. Sistem Jaringan Transportasi Nasional meliputi sistem jaringan transportasi darat,


laut dan udara.
2. Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:
Jaringan jalan nasional yakni jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor
primer, jaringan jalan strategis nasional dan jalan tol
Jaringan jalur kereta api yakni jaringan jalur kereta api umum (baik antar kota
dan perkotaan) dan khusus (yang dikembangkan oleh badan usaha tertentu
untuk mendukung kegiatan pokok kegiatan badan usaha tersebut, seperti jalur
kereta api perkebunan, batu bara, dll)
Jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan.
3. Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas tatanan kepelabuhanan dan alur
pelayaran.
4. Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang
Gambar 4.08 Rencana Tata Ruang Wilayah (Sumber : 27) udara untuk penerbangan.

142 143
kombinasi faktor-faktor sosial maupun Tata Ruang ditetapkan berdasarkan undang-undang
ekonomi, seperti: angkatan kerja, tenaga Wujud struktur ruang dan pola ruang. yang berlaku tentang perairan Indonesia
kerja, pengangguran, mata pencaharian, (Sumber: 4) yang meliputi dasar laut, tanah dan di
gaji / upah. (Sumber: 23) bawahnya, dan air di atasnya dengan

Strategi Penataan Ruang Wilayah


Nasional
U batas terluar 200 mil laut diukur dari garis
pangkal laut wilayah Indonesia.
(Sumber: 11)
Langkah-langkah pelaksanaan kebijakan Urbanisasi
penataan ruang. (Sumber: 11) Perubahan secara keseluruhan atau Zona Non – Budi Daya (Zona N)
transformasi tatanan masyarakat yang Zona yang ditetapkan karakteristik
Struktur Ruang semula dominan perdesaan menjadi pemanfaatan ruangnya berdasarkan
Susunan pusat-pusat permukiman dan dominan perkotaan; dalam arti terbatas dominasi fungsi kegiatan masing-masing
sistem jaringan prasarana dan sarana juga disebut pertambahan penduduk suatu zona pada kawasan lindung.
yang berfungsi sebagai pendukung kota sebagai akibat migrasi penduduk (Sumber: 13)
kegiatan sosial ekonomi masyarakat dari daerah perdesaan sekitamya atau
yang secara hierarkis memiliki hubungan km perpindahan penduduk dari kota lain. Zona Penyangga (Zona P)
fungsional. (Sumber: 4) (Sumber: 23) Zona pada kawasan budi daya di perairan
laut yang ditetapkan karakteristik
Urbanisme pemanfaatan ruangnya untuk melindungi
1. Sikap dan cara atau perilaku hidup di kawasan budi daya dan/atau kawasan

T kota;
2. Perkembangan daerah perkotaan; ;
3. Ilmu tentang kehidupan kota.
lindung yang berada di daratan dari
kerawanan terhadap abrasi pantai dan
intrusi air laut. (Sumber: 13)
Tanah Timbul (Sumber: 23)
Daratan yang terbentuk secara
alami maupun buatan karena proses
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
pengendapan di sungai, danau, pantai
dan atau pulau timbul, serta penguasaan
tanahnya dikuasai negara. (Sumber: 10) W
Tatanan Lingkungan Wilayah
1. Susunan komponen lingkungan Ruang yang merupakan kesatuan
secara alamiah atau hasil upaya geografis beserta segenap unsur terkait
manusia yang batas dan sistemnya ditentukan
2. Suatu sistem terdiri atas komponen- berdasarkan aspek administratif dan/
komponen lingkungan, baik yang atau aspek fungsional. (Sumber: 4)
terjadi secara alami ataupun yang
terjadi km hasil upaya manusia.
(Sumber: 23)

Tatanan Kepelabuhan
Sistem kepelabuhan nasional yang
Z
memuat hirarki, peran, fungsi, klasifikasi, Zona
jenis penyelenggaraan kegiatan, Kawasan dengan peruntukan khusus yang
keterpaduan intra dan antar moda, serta memiliki batasan ukuran atau standar
keterpaduan dengan sektor lainnya. tertentu. (Sumber: 13)
(Sumber: 11)
Zona Budi Daya (Zona B)
Tatanan Kebandarudaraan Zona yang ditetapkan karakteristik
Sistem kebandarudaraan nasional yang pemanfaatan ruangnya berdasarkan
memuat hirarki, peran, fungsi, klasifikasi, dominasi fungsi kegiatan masing-masing
jenis penyelenggaraan kegiatan, zona pada kawasan budi daya.
keterpaduan intra dan antar moda, serta (Sumber: 13)
keterpaduan dengan sektor lainnya.
(Sumber: 11) Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
(ZEE Indonesia)
Jalur di luar dan berbatasan dengan
laut wilayah Indonesia sebagaimana

144 145
SUMBER
1. UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. UU No. 7/2004 tentang SDA
3. UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
4. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
5. UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
6. PP No. 69/1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk dan Tata
Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang
7. PP 27/1999 tentang AMDAL
8. PP No. 80/1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang
Berdiri Sendiri
9. PP 10/2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah
10. PP 16/2003 tentang Penatagunaan Tanah
11. PP 26/2008 tentang RTRWN
12. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 Tentang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
13. Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabek Punjur
14. Keppres RI No. 150 Tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu
15. Keppres 103/2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen
16. Keppres No. 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan Ruang Nasional
17. Permendagri No. 1/2007 tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
18. Permendagri No. 28/2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah
PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG
19. Permen Agraria/Kepala BPN No. 5/1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah
Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat
20. Pedoman RTH
21. Pedoman Kawasan Budidaya
22. Ketentuan Pengaturan Penataan Ruang Kawasan Perdesaan
23. Kamus Tata Ruang, Ditjen CK dan IAP, 1998
24. Buku Perancangan Kota Secara Terpadu, Markus Zahnd, 1999
25. Planning and Urban Design Standards, American Planning Association, 2006
26. Direktorat Jenderal Penataan Ruang

146 147
SINGKATAN
A
APBN BAPPENAS BOD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Biochemical Oxygen Demand
Negara Nasional
AAPH National Revenue and Expenditure National Development Planning Board BOO
Asian Association for Planning and Budget Built Operate Own
Housing BAPPEPROP
lkatan Perencanaan dan Perumahan di APEC Badan Perencanaan Pembangunan BOT
Wilayah Asean Asian Pacific Economic Country Propinsi Build Operate and Transfer
Negara-Negara Ekonomi Asia Pasifik Provincial Development Planning Board
ABPLP BPD
Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan ASBUTON B3 Badan Perwakilan Desa
Pemukiman Aspal Buton Bahan Berbahaya dan Beracun
Water Supply and Environmental BPJT
Sanitation ASEAN BI Badan Pengatur Jalan Tol
Association for South East Asian Nations Bank Indonesia
ABT Himpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara Bank of Indonesia BPKP
Anggaran Belanja Tambahan Badan Pemeriksa Keuangan dan
Additional Budget ASPEK BIC Pembangunan
Asosiasi Permukiman Kooperatif Building Information Center
ADB The Association Cooperative Human Pusat Informasi Teknik Bangunan (PITB) BPN
Asian Development Bank Settlements Development Badan Pertanahan Nasional
Bank Pembangunan Asia BIMP-EAGA National Land Agency
Brunei Darussalam Indonesia Malaysia
BP4D

B
AFTA Philippines East ASEAN Growth Area
Asian Free Trade Agreement Badan Pengendalian Pembangunan
Persetujuan Perdagangan Bebas Asean BKM Perumahan dan Pemukiman Daerah
Badan Keswadayaan Masyarakat
SINGKATAN

SINGKATAN
AIDA BA 33 BPPSPAM
Australia and Indonesia Development Bagian Anggaran 33 BKPN Badan Pendukung Pengembangan Sistem
Area Badan Kebijaksanaan Perumahan Penyediaan Air Minum
BA 69 Nasional
AKPPI Bagian Anggaran 69 National Housing Policy Board BPS
Asosiasi Konsultan Pembangunan Biro Pusat Statistik
Pemukiman Indonesia BAKOSURTANAL BKP4N Central Bureau for Statistics
National Association of Development Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian
Consultant Nasional Pembangunan Perumahan dan Pemukiman BUILD
National Survey Coordination and Nasional Breaktrough Urban Initiatives of Housing
ALKI Mapping Board and Local Development
Alur Laut Kepulauan Indonesia BKPRD Prakarsa Kota Terobosan untuk
BAPEKAM Badan Koordinasi Penataan Ruang Pembangunan Daerah
Badan Pembangunan Kampung/ Daerah
ALOS
Kelurahan/Desa BUJT
Aggregate Level of Services
BKTRN Badan Usaha Jalan Tol
BAPPEDA Badan Koordinasi Penataan Ruang
AMDAL Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUMD
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Daerah
Environmental Impact Analysis Badan Usaha Milik Daerah
Regional Development Planning Board BLM Locally Owned Public Enterprise
Bantuan Langsung Masyarakat
ANDAL BAPPEDAL
Analisis Dampak lingkungan BUMN
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan BLU
Environmental Impact Analysis Badan Usaha Milik Negara
Board for the Study of Environmental Badan Layanan Umum State Owned Public Enterprise
Impacts
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja BMN BWS
BAPPEKOT / KAB Barang Milik Negara
Daerah Balai Wilayah Sungai
Badan Perencanaan Pembangunan
Regional State Budget Kota/Kabupaten BNA
City/Regency Development Planning Basic Needs Approach
Board Pendekatan Kebutuhan Dasar

150 151
C
DAS FIRR GOI
Daerah Aliran Sungai Financial lnternal Rate of Return Government of Indonesia
Tingkat Pengembalian Finansial (Dalam Pemerintah Indonesia
CBD DED Skala Internal)
Community Based Development Detailed Engineering Design
FK-BKM

H
Pembangunan Berbasis pada Komunitas Perancangan Teknis Terinci
Forum Komunikasi BKM Tingkat Kota/
DIK Kabupaten
CBD
Central Business District Daftar lsian Kegiatan
FMR HAKI
Daerah Pusat Kota Financial Management Report Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia
Diklat
Pendidikan dan Pelatihan Laporan Pengelolaan Keuangan Indonesian Constructors Association
CBO
Community Based Organization FPK HC
Organisasi Berbasis pada Masyarakat DIPA
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Forum Pembangunan Kota House Connection
Local Development Forum Sambungan Rumah (SR)
CDC
Community Development Consultant DKKK
Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota FS HGL
Konsultan Pembangunan Feasibility Study Housing Guarantee Loan
Urban Street Cleaning Service
Study Kelayakan Dana Pinjaman Bagi Sektor Perumahan
CDP
Community Development Plan DSDP
FWD HK
Denpasar Sewerage Development Project
Failing Weight Deflectometer Hidran Kebakaran
CMBL Fire Hydrant
Component and Budget Line

E
Komponen dan penganggaran HOMI

G Housing Market Indonesia


SINGKATAN

SINGKATAN
Co-BG Pasar Perumahan lndonesia
Co-BILD Group
Kelompok Co-BILD GARDU-TASKIN HRD
EAROPH Gerakan Terpadu pengentasan Human Resources Development
The Eastern Regional Organization for Kemiskinan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Co-BILD
Planning and Housing
Community-Based Initiatives of Housing
Organisasi Perencanaan clan Perumahan
and Local Development GDP HWD
untuk Kawasan Asia Pasifik Gross Domestic Product Human Waste Disposal
Penerapan Pembangunan Perumahan
dan Daerah yang Berbasis pada Prakarsa Pendapatan Kotor Dalam Negeri Air Limbah
EIRR
Masyarakat
Economical lnternal Rate of Return
GERBANG KERTASUSILA
Tingkat Pengembalian Ekonomi (Dalam Gresik - Bangkalan - Mojokerto - Surabaya

I
COD Skala Internal)
Chemical Oxygen Demand - Sidoarjo - Lamongan (Surabaya
Metropolitan Area)
ESCAP
CSS Economic and Social Commission for Asia
Community Self Survey GLD IAI
and pacific Guided Land Development lkatan Arsitek Indonesia
Komisi dalam bidang Ekonomi dan Sosial Pengembangan Lahan Terkendali / Terarah Indonesian Architects Association

D
untuk Kawasan Asia clan Pasifik
(PLT) atau Program Pemukirnan Terarah
IAP
GMB lkatan Ahli Perencana

F
DADPD Garis Muka Bangunan Planners Association
Daftar Alokasi Dana Pembangunan
Daerah GNKPA IATPI
Gerakan Nasional Kemitraan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan Indonesia
FGD
DAED Penyelamatan Air Indonesian Sanitary Engineers
Focus Group Discussion, adalah teknik
Detailed Architectural and Engineering Association
diskusi dengan meruncingkan suatu
Design diskusi menuju suatu pokok persoalan GNP
Perencanaan Arsitektur dan Teknis Gross National Product IBRD
yang menjadi tujuan diskusi. International Bank for Reconstruction
Terinci Diskusi Kelompok Terarah Pendapatan Kotor Nasional
Development

152 153
J
ICB KEDUNGSEPUR KSO
International Competitive Bidding Kendal – Demak – Semarang – Ungaran Kerja Sama Operasi
– Purwodadi
IDA (Semarang Metropolitan Area) KTM
International Development Agency JABODETABEK Kota Terpadu Mandiri
Jakarta - Bogor - Depok - Tangerang - KEKI
IKMN Bekasi (Jakarta Metropolitan Area) Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia KSNPP
Inventarisasi Kekayaan Milik Negara Kebijakan dan Strategi Nasional
Jabodetabek Punjur Kepmen Perumahan dan Permukiman
IMB Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi Keputusan Menteri
Izin Mendirikan Bangunan Puncak dan Cianjur Ministerial Decree KUR
Kredit Usaha Rakyat
IMS-GT Keppres
JIAT
Indonesia – Malaysia – Singapore Growth Keputusan Presiden
Jaringan Irigasi Air Tanah
Presidential Decree

L
Triangle
JORR KESR
Infocom Jakarta Outer Ring Road
Information and Communication Kerjasama Ekonomi Sub Regional
Informasi dan Komunikasi LAPEN
Juklak KIK Lapis Penetrasi Makadam
Petunjuk Pelaksanaan Kredit Investasi Kecil
Inkindo
lkatan Nasional Konsultan Indonesia Implementation Manual Small Investment Credit LASBUTAG
Indonesian Consultants Association Lapis Asbuton Campuran Dingin
Juknis Kimpraswil
Petunjuk Teknis Permukiman dan Prasarana Wilayah
IPA Technical Guidelines LASTON
Instalasi Pengolahan Air Ministry of Settlements and Regional Lapis Beton Aspal
Infrastructure
SINGKATAN

SINGKATAN
IPAL LATASIR

K
Instalasi Pengolahan Air Limbah KIP Lapis Tipis Aspal Pasir
Kampung Improvement Programme
IPLT Program Perbaikan Kampung LCT
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Local Counterpart Team
KAPET KK Tim Pendamping Daerah
Kawasan Pengembangan Ekonomi Kepala Keluarga
IPP Terpadu
Intensifikasi Penyuluhan Perumahan Head of Family LDF
Intensification Integral Dissemination Local Development Forum
KARTAMANTUL KKPPI Forum Pembangunan Kota
Yogyakarta – Sleman – Bantul (Yogyakarta Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan
IRI Metropolitan Area)
International Roughness Index Infrastruktur LISIBA
Lingkungan Siap Bangun
KASIBA KME
IRR Kawasan Siap Bangun Konsultan Monitoring dan Evaluasi LJKI
Internal Rate of Return
Tingkat Pengembalian Setempat (Dalam Lembaga Jasa Konstruksi Indonesia
KDB KMP
Aspek Ekonomi)
Koefisien Dasar Bangunan Konsultan Manajemen Pusat LKJK
IRSID Lembaga Konsumen Jasa Konstruksi
KLB KMW
Integrated Rural Settlement Infrastructure
Koefisien Lantai Bangunan Konsultan Manajemen Wilayah LKMD
Development
Pembangunan Prasarana Permukiman Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
KDF KPKN Village Community Residence Institution
Perdesaan Terpadu
Kelurahan Development Forum Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
Forum Pembangunan Kelurahan
LMD
KPR Lembaga Masyarakat Desa
KDP Kredit Pemilikan Rumah Village Community Institution
Kecamatan Development Project
KSM
Kelompok Swadaya Masyarakat
Community-Based Organization

154 155
LOS MST PDAL PIL
Level of Services Muatan Sumbu Terberat Perusahaan Daerah Air Limbah Penyajian Informasi Lingkungan
Tingkat Pelayanan Regional Waste Water Enterprise Presentation of Environmental
Musbangdes Information
LPSM Musyawarah Pembangunan Desa PDAM
Lembaga Pembina Swadaya Masyarakat Consultative Meeting on Village Perusahaan Daerah Air Minum Pimbagpro
Agency for the Promotion of Self-help Development Regional Water Enterprise Pimpinan Bagian Proyek
Groups Sub-project Manager
MUSRENBANG PDK
LPJK Musyawarah Perencanaan Pembangunan Perusahaan Daerah Kebersihan PISEW
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Local Cleaning Service Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah
LPJKN PDMDKE
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nasional N Program Dalam Mengatasi Dampak Krisis
Ekonomi
PITB
Pusat Informasi Teknik Bangunan
Building Information Centre (BIC)
LSD NGO PDN
Lembaga Sosial Desa Non-Governmental Organization Pinjaman Dalam Negeri PIU
Village Sodal Institution Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Domestic Loan Project Implementation Unit
Unit Unit Pelaksana Proyek
LSM NPV PEL
Lembaga Swadaya Masyarakat Net Present Value Penyajian Evaluasi Lingkungan PJM
Non-Governmental Organization (NGO) Presentation of Environmental Evaluation Program Jangka Menengah
NSPM Multi-year Investment Programme
Norma Standar Pedoman dan Manual Pemda
Pemerintah Daerah PJOK

M NUSSP Local Government Penanggung Jawab Operasional Kegiatan


SINGKATAN

SINGKATAN
Neighborhood Upgrading and Shelter
Sector Project Perda PKK
MAMINASATA Peraturan Daerah Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
Makassar - Maros - Sungguminasa - Local Regulation
Takalar (Makassar Metropolitan Area) PKL

MCK
Mandi Cuci Kakus
P Perpamsi
Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh
Indonesia
Pusat Kegiatan Lokal

PKN
Communal Sanitary Unit for Bathing, PAD Indonesian Water Enterprises Association Pusat Kegiatan Nasional
Washing, Lavatory Pendapatan Asli Daerah
Local Revenues Perum PKPD PU
MEBIDANG Perusahaan Umum Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah
Medan - Binjai - Deli Serdang PARUL Public Corporation (providing public Bidang Pekerjaan Umum
(Medan Metropolitan Area) Poverty Alleviation through Rural-Urban services but operating as an autonomous
Linkages Project business) PKSN
MIIP Proyek Pengentasan Kemiskinan melalui Pusat Kegiatan Strategis Nasional
Market Infrastructure Improvement Hubungan Desa-Kota Perum Perumnas
Programme Perusahaan Umum Perumahan Nasional
PKW
Program Perbaikan Prasarana Pasar PBB National Housing Corporation
Pusat Kegiatan Wilayah
Pajak Bumi dan Bangunan
MIS Land and Property Tax Perumtel
PLN
Management Information System Perusahaan Umum Telekomunikasi
Pinjaman Luar negeri
Sistem Informasi Tata laksana PBMC National Telecommunication Corporation Foreign Loan
Performance Based Maintenance
MOU PF
Contract PLPK
Memorandum of Understanding Pre-Financing Perbaikan Lingkungan Permukiman Kota
Naskah Kesepakatan Kerjasama Pembayaran Pendahuluan
PBME
Project Benefit Monitoring and Evaluation PLPN
MSC PH
Monitoring dan Evaluasi Manfaat Proyek Perbaikan Lingkungan Permukiman
Maintenance Scheduling Chart Public Hydrant
Nelayan
Hidran Umum

156 157
PMN Pokja Rakor Renstra-SKPD
Penyertaan Modal Negara Kelompok Kerja Rapat Koordinasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Working Group Coordinating Meeting Satuan Kerja Perangkat Daerah
PMU
Project Management Unit POS Rakorbang Repelita
Unit Pengelola Proyek Prosedur Operasi Standard Rapat Koordinasi Pembangunan Rencana Pembangunan Lima Tahun
Standard Operation Procedure (SOP) Coordinating Meeting on Development Five Years Plan
PNPM Affairs
Program Nasional Pemberdayaan PP RISE (= PISEW)
Masyarakat Mandiri Peraturan Pemerintah Rakorda Regional Infrastructure and Social
Government Law Rapat Koordinasi Daerah Economic
P2BPK Regional Coordinating Meeting
Pembangunan Perumahan Bertumpu PPh RISHA
Pada Kelompok Pajak Penghasilan Rakorla Rumah Instan Sederhana Sehat
Income Tax Rapat Koordinasi Pelaksanaan
PPJT RIT
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol PPN Rakornas Regional Implementation Team
Pajak Penambahan Nilai Rapat Koordinasi Nasional Tim Pelaksanaan Regional
Value Added Tax (VAT) National Coordinating Meeting
PPK
Program Pengembangan Kecamatan RK
PPLDT (P2LDT) RANDAL Rekening Khusus
Program Pembangunan Lingkungan Desa Perencanaan dan Pengendalian
P2KP Terpadu (Perumahan) Planning and Controlling RKA-KL
Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Rencana Kerja dan Anggaran Kemiterian
Perkotaan PQ RAP Negara/Lembaga
Pre-Qualification Rencana Anggaran Proyek
P2KT Pra-Kualifikasi Project Budget Plan RKL
SINGKATAN

SINGKATAN
Program Pembangunan Kota Terpadu Rencana Pengelolaan Lingkungan
Integrated Urban Development PRONANGKIS RAPBN
Programme Program Penanggulangan Kemiskinan Rencana Anggaran Pendapatan dan RKP
Belanja Negara State Revenues and Rencana Kerja Pemerintah
P2LDT PSL Expenditure Budget Plan
Pembangunan Perumahan dan Lingkungan Pusat Studi Lingkungan RPJM
Desa Terpadu Environmental Study Centre RAT Rencana Pembangunan Jangka
Integrated Rural Housing and Environment Rencana Anggaran Tahunan Menengah
Programme PSP Annual Budget Plan
Private Sector Participation RPJP
P2LKP RDS Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Perintis Perbaikan Lingkungan Perumahan Protap Real Demand Survey
Kota Urban Prosedur Tetap Survei Kebutuhan Nyata RPL
Settlement Improvement Programme Fixed Procedure Rencana Pemantauan Lingkungan
RDTR
P3A PUM Rencana Detail Tata Ruang RP4D
Perkumpulan Petani Pemakai Air Pembayaran Uang Muka Rencana Pembangunan dan
Advance Payment RDTRK Pengembangan Perumahan dan
P3KT Rencana Detail Tata Ruang Kota Permukiman Daerah
Program Pembangunan Prasarana Kota Puskesmas Detailed Urban Plan
Terpadu Integrated Urban Infrastructure Pusat Kesehatan Masyarakat RS
Development Programme Public Health Centre Renja-KL Rumah Sederhana
Rencana Kerja Kementrian Negara/
P5D Lembaga RSS
Pedoman Penyusunan Perencanaan

R
Rumah Sangat Sederhana
Pengendalian Pembangunan di Daerah Renja-SKPD
Guideline for the Formulation of Local Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Development Planning and Control RT
Daerah Rukun Tetangga
Raker Rapat
P2T Kerja Working Renstra-KL
Panitia Pengadaan Tanah Meeting Rencana Strategis Kementerian/Lembaga

158 159
RTH SARBAGITA SKP SPM
Ruang Terbuka Hijau Denpasar – Badung – Gianyar – Tabanan Satuan Kawasan Pengembangan Surat Perintah Membayar
(Denpasar Metropolitan Area) Development Area Unit (1SKP=20.000
RTBL ha=4SP) SPP
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan SARUT Semen Portland-Pozolan
Saringan Air Rumah Tangga SKPD
RTR Satuan Kerja Perangkat Daerah SPPB
Rencana Tata Ruang Satgas Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan
Satuan tugas SLF
RTRP Task Force Sertifikat Laik Fungsi SP2LP
Rencana Tindak Revitalisasi Lingkungan Surat Persetujuan Penetapan Lokasi
Permukiman SBKBG SMF Pembangunan
Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Secondary Mortgage Facilities
RTRW Gedung SPPN
Rencana Tata Ruang Wilayah SNI Sistem Perencanaan Pembangunan
SEL Standar Nasional lndonesia Nasional
RTRWN Studi Evaluasi Lingkungan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Environmental Evaluation Study SNVT SPPP
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan
RUMAJA SIAP
Ruang Manfaat Jalan Sisa Anggaran Pembangunan SOP SS
Unspent Development Budget Standard Operation Procedure Survey Swadaya
Prosedur Operasi Standar (POS)
RUMIJA
Ruang Milik Jalan SIAR SRAH
Sisa Anggaran Rutin SP Sumur Resapan Air Hujan
Unspent Routine Budget 1. Surat Pengesahan
Rusun Letter of Authorization
SRI
SINGKATAN

SINGKATAN
Rumah Susun 2. Satuan Pemukiman (lebih kurang 5000
SIDLACOM System of Rice Intensification
Survey, Investigation, Land Acquisition, ha)
Rusuna Settlement Unit (4SP=1 SKP)
Rumah Susun Sederhana Construction, Operation and Maintenance SWK
Survai, Penelitian, Pembebasan Satuan Wilayah Kerja
Tanah, Pembangunan, Operasi dan SPAL
Rusunawa Sarana Pembuangan Air Limbah
Rumah Susun Sederhana Sewa Pembangunan SWP
Waste Water Disposal Facilities
Satuan Wilayah Pengembangan
RUWASJA SIG
Sistem Informasi Geografi SPAM
Ruang Pengawasan Jalan
Sistem Penyediaan Air Minum

T
RW SII
Rukun Warga Standar Industri Indonesia SPB
Indonesian Industrial Standard Surat Perjanjian Bersama
Group of Neighborhood Units (RTs)
TA
SIJORI SPC Technical Assistance
Singapura – Johor – Riau Kepulauan Saringan Pasir Cepat

S
Bantuan Teknik
SIM SPL TA
Sistem Informasi Manajemen Saringan Pasir Lambat Tahun Anggaran
SABMN Fiscal Year
Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SK SPJ
Surat Keputusan Surat Pertanggungjawaban TAHU
Decree Statement of Account / Expenditures Terminal Air dan Hidran Umum
SAH
Saluran Air Hujan Water Terminal and Public Hydrant
SKB SPK
Surat Keputusan Bersama Surat Perintah Kerja
SAI TKA
Joint Decree Instruction to Proceed
Sistem Akuntansi Instansi Tingkat Ketahanan Api

Sarusun SPM TKP


Satuan Rumah Susun Standar Pelayanan Minimal Tim Koordinasi Pusat

160 161
Z
TKPP UMR UPP
Tim Koordinasi Pelaksanaan Proyek Upah Minimun Regional Urban Poverty Project
Proyek Kemiskinan Perkotaan
TNA UNCHS
ZAMP
Training Need Assessment United Nations Centre for Human UPPKS
Perkiraan Kebutuhan Pelatihan Settlements (Habitat) Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Zona Air Minum Prima
Pusat Permukiman Perserikatan Bangsa Sejahtera
TOR Bangsa ZEE
Terms of Reference UPT Zona Ekonomi Eksklusif
Kerangka Acuan UNCRD Unit Pelaksana Teknis
United Nations Centre for Regional
TOT Development Pusat Pembangunan Daerah UR
Training of Trainers Perserikatan Bangsa Bangsa Umur Rencana

TPA UNDP URDI


Tempat Pembuangan Akhir United Nations Development Programme Urban and Regional Development
Final Waste Dumping Site Program Pembangunan Perserikatan Institute
Bangsa Bangsa
TPS USD
Tempat Pembuangan Sampah UNEP United States Dollars
United Nations Environmental
TPM Programme UU
Tenaga Penyuluhan Masyarakat Program Lingkungan Perserikatan Bangsa Undang-undang
Community Extension Workers Bangsa Law

TP4D UNESCO
Tim Pengendalian Pembangunan United Nations Educational Scientific and

V
SINGKATAN

SINGKATAN
Perumahan dan Permukiman Daerah Cultural Organization
Organisasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
TSO dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa
Technical Support Organization Bangsa VAT
Organisasi Bantuan Teknis Value Added Tax
UNHCR Pajak Pertambahan Hilai (PPH)
TIT(T3) United Nations High Commission for
Tindak Turun Tangan Refugees
Next Policy Step Komisi tingkat Tinggi Urusan Pengungsi
Perserikatan Bangsa Bangsa

UNICEF
W
U
United Nations Children Fund WASDAL
Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa Pengawasan dan Pengendalian
Bangsa
WASKAT
UDGL UNIDO Pengawasan Melekat
Urban Design Guidelines United Nations Industrial Development Built in Control
Panduan Rancang Kota Organization Organisasi Pembangunan
Industri Perserikatan Bangsa Bangsa WB
UDPK World Bank
Unit Daur Ulang dan Pengolahan Kompos UNO Bank Dunia
United Nations Organization
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) WHO
UKL
Upaya Pengelolaan Lingkungan World Health Organization
UPK Organisasi Kesehatan Dunia
Unit Pengelola Keuangan
UMA WP
UPL Wilayah Pembangunan
Urban Management Advisors Upaya Pemantauan Lingkungan Development Area
Penasehat Manajemen Kota

162 163
TIM PENYUSUN

November 2008,

PENERBIT

Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran baru


Jakarta Selatan 12 110
Indonesia
Telp. (021) 7251538
Website : http//www.pu.go.id

TIM PRODUKSI

Editor :
Amwazi Idrus, Benny Hermawan

Penulis :
Ade Syaiful R., Lisniari Munthe, Rani Charisma Dewi,
Agustina Budi Hartati, Mirah Nawangsari, Nur Fajri Arifiani, Eriswan Nur, Abdul Latief
Agung Y. Achmad, Sofwan D. Ardyanto & Tim Penulis

Desain & Tata Letak :


Dimas Rangga & Tim Desain

Fotografi:
Dokumentasi PUSKOM PU

KONTRIBUTOR

Sri Yumadiati (Pusdata, Setjen), Sumito (Biro PKLN, Setjen), Sundjoto (Pustra, Setjen),
Ranto PR (Bintek BM), Julia Agustine (Bintek BM), Kuswaryuni (Setditjen CK), Purwanto
(Setditjen CK), Anita Listyarini (Dit Bangkim, CK), Asri Indiyani (Dit PLP, CK), Ratna Dewi
(Dit PAM, CK), Oloan MS (Dit PAM, CK), Bag. Hukum SDA, Perpustakaan Departemen
PU.

KMKO Sipil Unhas


kmkosipil.blogspot.com
164

You might also like