You are on page 1of 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan
tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat. Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan profesional di semua institusi pelayanan kesehatan.
Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di Puskesmas,
baik pada Puskesmas Rawat Inap maupun pada Puskesmas Non Rawat Inap.
Pendekatan pelayanan gizi dilakukan melalui kegiatan spesifik dan sensitif, sehingga
peran program dan sektor terkait harus berjalan sinergis. Pembinaan tenaga
kesehatan/tenaga gizi puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat menjadi hal
sangat penting.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat
dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Upaya Kesehatanan
Berbasis Masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai Puskesmas dan jejaringnya.
Sedangkan untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, didirikan
Puskesmas Rawat Inap. Menurut data dari Pusat Data dan Informasi, Kementerian
Kesehatan per Desember tahun 2011 jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah
9.321 unit, diantaranya 3.025 unit Puskesmas Rawat Inap, dan selebihnya yaitu
6.296 unit Puskesmas Non Rawat Inap. Puskesmas dan jejaringnya harus membina
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam
gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang
akan dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung umumnya
pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.
Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas, diperlukan pelayanan yang
bermutu, sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan mempercepat
proses penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang bermutu dapat diwujudkan apabila
tersedia acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu sesuai dengan 4
pilar dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Puskesmas Gaji sebagai salah satu puskesmas rawat jalan yang
melaksanakan akreditasi, diharapkan memiliki pedoman internal dalam setiap
pelayanan yang terdapat pada Puskesmas Gaji. Oleh sebab itu, maka pedoman
2

internal Penyelenggaran Program gizi Puskesmas Gaji ini di buat sebagai pedoman
dalam melaksanakan kegiatan Program gizi di wilayah kerja Puskesmas Gaji.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas
dan jejaringnya.
2. Tujuan Khusus:
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi, peran dan fungsi
ketenagaan, sarana dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya;
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu di
Puskesmas dan jejaringnya;
c. Tersedianya acuan bagi tenaga gizi puskesmas untuk bekerja secara
profesional memberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien/klien
di Puskesmas dan jejaringnya;
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di Puskesmas
dan jejaringnya.
C. Sasaran
Tenaga Gizi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan lainnya di Puskesmas.
D. Ruang Lingkup Pedoman
Pedoman Pelayanan Gizi mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Pedoman
Pelayanan Gizi meliputi :
1. Pedoman Pelayanan Gizi Perorangan yang biasa dilaksanakan di dalam
gedung Puskesmas.
2. Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat yang biasa dilakukan di luar gedung
Puskesmas.
E. Batasan Operasional
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
2. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-prinsip
keilmuan makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai
dan mempertahankan status gizi yang optimal secara individual melalui
pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di
berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian
pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif
pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan.
3

Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal


dan target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
5. Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara
makanan dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi
dan bagaimana dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan
dikeluarkan dari tubuh.
6. Konseling Gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan di puskesmas oleh
tenaga gizi kepada setiap pengunjung puskesmas yang membutuhkan guna
untuk pencegahan, penanggulangan, penyembuhan dan pemulihan penyakit
yang berkaitan dengan gizi dimana kegiatannya berupa komunikasi dua arah
yang dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap,
dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga
pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
7. Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas
dari petugas maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien.
8. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan
teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di
masyarakat maupun Puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya,
berpendidikan dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi.
9. Pasien/Klien, adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat
inap/rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan
atau gizi.
10. Pasien Berisiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi gizi
buruk, gizi kurang, atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan makan,
penurunan berat badan, dll.
11. Pasien Kondisi Khusus adalah pasien ibu hamil, ibu menyusui, lansia,
pasien dengan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes mellitus,
hipertensi, hiperlipidemia, penyakit ginjal, dll.
12. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik
pada masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis,
simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik
dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau
sakit diselenggarakan baik di dalam dan di luar gedung.
4

13. Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai


dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas.
14. Pelayanan Kesehatan Perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah
rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
15. Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
16. Pelayanan Gizi Rawat Jalan adalah serangkaian proses kegiatan
asuhan gizi yang berkesinambungan dimuai dari pengkajian gizi, penentuan
diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi kepada pasien/klien
rawat jalan. Intervensi gizi rawat jalan pada umumnya berupa kegiatan
konseling gizi dan dietetik dan atau penyuluhan gizi.
17. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik
dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas, melalui
serangkaian aktivitas yang terorganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan
gizi sampai pemberian pelayanan gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi.
18. Rujukan Gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi yang memberikan
pelimpahan wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi
baik secara vertikal maupun horisontal.
19. Skrining Gizi adalah tindakan penapisan untuk mengetahui apakah
seorang pasien berisiko malnutrisi, tidak berisiko malnutrisi, atau kondisi
khusus.
20. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang
gizi sesuai dengan peraturan perundangan. Tenaga gizi meliputi Technical
Registered Dietisien (TRD), Nutrisionis Registered (NR), dan Registered
Dietisien (RD).
21. Tenaga Gizi Puskesmas adalah tenaga gizi yang ditunjuk untuk
melaksanakan tugas perbaikan gizi di Puskesmas. Apabila tidak tersedia
tenaga gizi maka pelaksanaan tugas perbaikan gizi di Puskesmas dapat
dilakukan oleh Tenaga Pelaksa Gizi yang berasal dari tenaga kesehatan lain
seperti perawat atau bidan.
5

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KOMPETENSI
1. Koordinator Pelayanan Gizi
Koordinator Pelayanan Gizi di Puskesmas Gaji adalah Lulusan Sarjana
Gizi. Yang mempunyai kompetensi di pelayanan Gizi. Ini sudah sesuai dengan
standart Puskesmas.
2. Tugas Pokok :
a) Menyusun rencana kerja program gizi.
b) Penanggung jawab poli gizi.
c) Melaksanakan pembinaan Posyandu.
d) Melaksanakan PSG (Pemantauan Status Gizi).
e) Melaksanakan pemantauan penggunaan garam beryodium, ASI eksklusif,
pemberian kapsul vitamin A, pemberian tablet Fe.
f) Melaksanakan penyuluhan gizi dengan koordinasi lintas program sesuai
SOP.
g) Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data program gizi.
h) Melakukan monitoring dan evaluasi program gizi dan poli gizi.
3. Tanggung Jawab:
a) Bertanggung jawab atas kegiatan semua program gizi.
b) Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan gizi di poli gizi.
c) Bertanggung jawab atas pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan
kegiatan gizi di wilayah kerjanya.
4. Wewenang:
a) Membuat jadwal kegiatan program gizi.
b) Melakukan Monitoring dan evaluasi hasil kegiatan program gizi di wilayah
kerja Puskesmas Gaji.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi Ketenagaan beserta peran masing masing terkait Pelayanan Gizi
1. Tenaga medis
Dokter Umum
a. Tempat : Puskesmas
b. Jumlah : 1 orang
c. Peran : Pimpinan,Penggerak, dan pendorong Koordinator pelayanan
Gizi.
2. Tenaga Paramedis
Bidan
a. Tempat : Puskesmas induk, polindes.
b. Jumlah : Bidan 7 orang
c. Peran : Pelaksana Pelayanan Gizi
3. Promkes
a. Tempat : Di luar dan dalam gedung Puskesmas
b. Jumlah : 1 orang
c. Peran : Konseling dan penyuluhan Gizi
4. Lintas sektor
a. Camat
1) Tempat : Kantor Kecamatan
2) Peran : Pemangku wilayah setempat
b. Kepala desa dan perangkat
1) Tempat : Kantor desa
6

Desa, Dusun, RW, RT


2) Peran : Mendukung kegiatan Pelayanan Gizi dan Pendanaan
kegiatan di desa
c. Tim penggerak PKK
1) Tempat : Kecamatan dan di desa
2) Peran : Pembinaan kesejahteraan keluarga dan
Mendukung
upaya Pelayanan Gizi.
d. Kader
1) Tempat : Desa, Posyandu balita, posyandu remaja, posyandu
lansia, posbindu PTM, Poskesdes
2) Peran : Pengenalan masalah Gizi melalui SMD
Penyusunan rencana kegiatan bersama Masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan bersama masyarakat
Penyuluhan Upaya Pelayananan Gizi
Membantu penjaringan Gizi Kurang.
Pemberian vitamin A
e. Guru
1) Tempat : Sekolah
2) Peran : Penyuluhan Gizi
Pemberian vitamin A
Pemberian TTD
Monitoring Garam Beriodium
C. JADWAL KEGIATAN
1. Di dalam gedung Puskesmas Jadwal Kegiatan pelayanan gizi mengikuti
jadwal Jam pelayanan di Puskesmas dan Polindes.
a. Hari Senin sampai dengan Kamis : 07.00 - 13.00 WIB
b. Hari Jum’at : 07.00 – 11.00 WIB
c. Hari Sabtu : 07.00 – 12.00 WIB
2. Di luar gedung Puskesmas, kegiatan dilaksanakan menyesuaikan jadwal
kegiatan lain:
a. UKS
b. Posyandu Balita
c. Posyandu Lansia
d. Posyandu remaja
e. Posbindu PTM
7
8

BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANG

6
5
1
2

2
3
4 2

KETERANGAN DENAH
1 : Pintu masuk ruang Gizi
2 : Lemari Arsip
3 : Meja Kayu (Gizi)
4 : Meja Kayu (UKBM)
5 : Meja Kayu (KESLING)
6 : Meja Timbang Bayi

B. STANDAR FASILITAS
No Jenis sarana/peralatan Jumlah
1 Timbangan digital 1 buah
2 Antropometri Kit 1 set
3 Leaflet 1 set
4 Konselor ASI kit 1 buah
5 Pita LILA 1 buah
9

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung merupakan serangkaian
kegiatan yang meliputi:
a) Pengkajian gizi / SKRINING
b) Penentuan diagnosis gizi
c) Intervensi gizi
d) Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
2. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung merupakan serangkaian
kegiatan yang meliputi:
a) Penyuluhan Gizi
b) Konseling ASI Eksklusif dan PMBA
c) Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM)
d) Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
e) Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A
f) Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil dan
Ibu Nifas
g) Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan WUS
h) Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan

B. METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan gizi berupa konsultasi,
penyuluhan, maupun survey langsung ke masyarakat. Metode yang digunakan
dengan memperhatikan keadaan penerima serta hal-hal lain seperti ruang dan
waktu.
C. LANGKAH KEGIATAN
Langkah Kegiatan pelayanan Gizi:
1. Perencanaan Kegiatan
i. Persiapan
ii. Analisis Situasi
1) Mengumpulkan data kinerja Puskesmas
2) Analisis Data
iii. Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui
Survey Mawas Diri
iv. Perumusan Masalah
1) Identifikasi Masalah
2) Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
3) Mencari Akar Penyebab Masalah
10

4) Menetapkan Cara Pemecahan Masalah


v. Penyusunan usulan Kegiatan
2. Pelaksanaan kegiatan
a. Sosialisasi
b. Pelatihan
c. Pedoman pelayanan Gizi di dalam gedung dan luar gedung Puskesmas
d. Pembinaan peran serta masyarakat
e. Advokasi
3. Pemantauan dan evaluasi
4. Pencatatan dan pelaporan
11

BAB V
LOGISTIK

A. . Peralatan
1. Standar peralatan Pelayanan Gizi
a) Meubelair
b) Media KIE (Poster, Leaflet, Lembar Balik)
c) Standart Pertumbuhan Balita, Tabel IMT
d) Foot Model
e) Alat Ukur Antropometri
12

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM

Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan perorangan perlu diperhatikan


keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelayanan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan dalam pemberian pelayanan mulai dari
pemeriksaan, penentuan diagnosa dan tatalaksana. Begitu pula untuk pelayanan di
masyarakat perlu diperhatikan keselamatan untuk sasaran mulai dari alat bantu
hingga intervensinya.

BAB VII
13

KESELAMATAN KERJA

Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan


keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja cara menangani
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), Pengendalian Bahaya dan Promosi
Kesehatan, Pengobatan dan Rehabilitasi.
Upaya K3 di Puskesmas menyangkut tenaga kerja, cara/metode kerja, alat
kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non
kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja.
Yang dimaksud adalah:
1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
2. Beban Kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekrja baik secara fisik
maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat
diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau
non fisik.
3. Lingkungan Kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi factor
fisik, kimia, biologi, ergonomik dan psikososial yang mempengaruhi pekerja
dalam melaksanakan pekerjaannya.
14

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Mutu perencanaan merupakan kegiatan untuk mencegah


terjadinya masalah terkait Pelayanan Gizi atau mencegah terjadinya kesalahan
dalam penyusunan pedoman pelayanan Gizi yang bertujuan untuk keselamatan
sasaran/kegiatan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan :
a. Unsur masukan (input) yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
Standar Prosedur Operasional.
b. Unsur Proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi dan kerjasama.
c. Unsur Lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya respon
dan tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pedoman pelayanan Gizi terintegrasi dengan program
pengendalian mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Gaji yang dilaksanakan
secara berkesinambungan. Kegiatan pengendalian mutu pedoman pelayanan Gizi
meliputi :
a. Perencanaan, yaitu menyusun tim pedoman pelayanan Gizi, rencana kerja dan
cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar.
b. Pelaksanaan, yaitu :
1. Kegiatan menyusun pedoman pelayanan Gizi
2. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja Pelayanan Gizi
3. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian Pelayanan Gizi
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu :
1. Melakukan perbaikan kualitas perencanaan sesuai standar
2. Meningkatkan kualitas perancanaan jika capaian sudah memuaskan.
15

BAB IX
PENUTUP

Penyusunan buku Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas telah dilakukan melalui


serangkaian kegiatan dan melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait. Buku ini
akan menjadi pelengkap dari berbagai buku petunjuk teknis sesuai dengan jenis
pelayanan gizi yang diberikan. Oleh karena itu dalam penggunaan buku ini diharapkan
disertai dengan pemanfaatan buku petunjuk teknis yang relevan.
Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga gizi puskesmas
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan gizi di Puskesmas Rawat Inap. Untuk
meningkatkan efektifitas pemanfaatan buku Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas ini,
hendaknya tenaga gizi puskesmas dapat menjabarkannya dalam Protab (prosedur
tetap) yang berisi langkah-langkah dari setiap kegiatan. Semoga buku Pedoman ini bisa
meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan Puskesmas
16

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TUBAN

UPTD PUSKESMAS GAJI


Jl. RAYA GAJI, KEC. KEREK, KAB. TUBAN (62373)
17

Daftar Pustaka :

1. Peraturan Menteri Kesehatan 75 tahun 2014 ttg Pusat Kesehatan Masyarakat


2. Standart Puskesmas, Penerbit Bidang Bina Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur tahun 2013
3. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kementrian Kesehatan RI Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan KIA 2014
18

Penyusunan buku Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas telah dilakukan melalui


serangkaian kegiatan dan melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait. Buku ini
akan menjadi pelengkap dari berbagai buku petunjuk teknis sesuai dengan jenis
pelayanan gizi yang diberikan. Oleh karena itu dalam penggunaan buku ini diharapkan
disertai dengan pemanfaatan buku petunjuk teknis yang relevan.
Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga gizi puskesmas
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan gizi di Puskesmas Non Rawat Inap.
Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan buku Pedoman Pelayanan Gizi
Puskesmas ini, hendaknya tenaga gizi puskesmas dapat menjabarkannya dalam Protab
(prosedur tetap) yang berisi langkah-langkah dari setiap kegiatan.
Selain tenaga gizi puskesmas, buku ini juga sangat tepat digunakan pengelola
program gizi dalam menyusun perencanaan termasuk alokasi jumlah biaya yang
diperlukan, pelaksanaan kegiatan, dan penilaian terhadap hasil kegiatan. Selain itu,
dengan buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi
pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan gizi di Puskesmas.

You might also like