You are on page 1of 4

A.

Jenis-jenis Validitas

1. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur
tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan alat
ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif terhadap bahan pembelajaran
yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang telah diajarkan
berdasarkan kurikulum.

Cara menyelidiki validitas isi alat ukur Matematika dapat dilakukan dengan menggunakan
pendapat suatu ‘panel’ yang terdiri dari ahli-ahli dalam bidang matematika dan ahli-ahli dalam
pengukuran. Bila cara tersebut sulit untuk dilakukan, maka dapat dikerjakan dengan cara
membandingkan materi alat ukur tersebut dengan bahan-bahan dalam penyusunan alat ukur,
dengan analisis rasional. Apabila materi alat ukur cocok dengan materi penyusunan alat ukur,
berarti alat ukur tersebut memiliki validitas isi.

2. Validitas Konstruk (construct Validity)

Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan konstruksi atau konsep bidang
ilmu yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara
hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktian adanya validitas konstruk alat
ukur matematika pada dasarnya merupakan usaha untuk menunjukan bahwa skor yang
dihasilkan suatu alat ukur matematika benar-benar mencerminkan konstruk yang sama dengan
kemampuan yang dijadikan sasaran pengukurannya.

Suatu alat ukur matematika dikatakan memiliki validitas konstruk yang tinggi apabila hasil
alat ukur sesuai dengan ciri-ciri tingkah laku yang diukur. Dengan kata lain, apabila diuraikan
akan tampak keselarasan rincian kemampuan dalam butir alat ukur dengan rincian kemampuan
yang akan diukur.

Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memasangkan butir-butir


soal dengan tujuan-tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek
kognitif tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk menentukan tingkatan validitas
konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat
ukur.

3. Validitas Ukuran

Validitas ukuran/norma/standar alat ukur matematika menunjuk pada pengertian seberpa


jauh siswa yang sudah diajarkan dalam bidang matematika menunjukan kemampuan yang lebih
tinggi dari dapa yang belum diajarkan. Sebagai contoh, siswa yang telah diajarkan tentang materi
aljabar akan mempunyai kemampuan penguasaan terhadap materi aljabar yang lebih dari siswa
yang belum diajarkan.

Validitas ukuran dapat diuji dengan cara dua kelompok siswa diuji dengan alat ukur yang
sama. Kelompok pertama telah diajarkan materi yang dialat ukurkan, sedangkan kelonpok kedua
belum diajarkan materi itu. Perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok itu diuji dengan teknik T-
tes untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai rata-rata tersebut.

4. Validitas Sejalan (Concurrent Validity)

Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada pengertian apakah tingkat
kemampuan seorang pada suatu bidang yang diteskan mencerminkan atau sesaui dengan skor
bidang yang lain yang mempunyai persamaan karakteristik.

Validitas sejalan diuji dengan mengorelasikan antara hasil tes yang diuji dengan hasil tes
bidang lain yang sekarakteristik. Sebagai contoh, akan diuji validitas sejalan tes penguasaan
kosakata secara aktif reseptif. Penguasaan kosakata secara aktif reseptif mempunyai persamaan
dengan kemampuan menulis karena sama-sama bersifat aktif reseptif. Hasil tes penguasaan
kosakata terse but kemudian dikorelasikan dengan nilai tes menulis yang telah diperoleh
sebelumnya. Tinggi rendah koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut akan
menentukan tinggi randahnya tingkat validitas sejalan tes penguasaan kosakata yang diuji.

5. Validitas Kriteria

Validitas kriteria atau validitas empriris (Criterion-Related Validity) ditentukan


berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Validitas kriteria dihasilkan
melalui hasil uji coba tes pada responden yang setara dengan responden yang akan dievaluasi
atau diteliti.

Validitas kriteria merupakan ukuran validitas yang ditentukan dengan cara


membandingkan skor tes dengan kinerja tertentu pada ukuran luar atau yang lain. Contoh
penggunaan validitas kriteria yaitu tes intelijensi yang berkorelasi dengan rata-rata nilai
akademis. Dengan asumsi, apabila intelijensi seseorang tinggi maka yang terjadi yaitu dia akan
memperoleh nilai akademis yang bagus.

6. Validitas Muka

Validitas Muka (Face Validity) adalah tipe validitas yang paling rendah signifikasinya
karena hanya didasarkan pada penilaian sepintas tentang isi alat ukur. Jika isi alat ukur sudah
tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka bisa dikatakan validitas muka telah terpenuhi.
Validitas muka juga disebut sebagai validitas rendah dari validitas isi.

B. Jenis- Jenis Reliabilitas

Salah satu syarat agar hasil suatu tes dapat dipercaya adalah tes tersebut harus
mempunyai reliabilitas yang memadai. Oleh karena itu Jaali dan Pudji (2008) membedakan
reliabilitas menjadi 2 macam, yaitu :

1. Reliabilitas Konsistensi Tanggapan

Reliabilitas ini selalu mempersoalkan mengenai tanggapa responden atau objek terhadap
tes tersebut apakah sudah baik atau konsisten. Dalam artian apabila tes yang telah di cobakan
tersebut dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek yang sama, apakah hasilnya masih tetap
sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan
ketidakonsistenan, maka hasil pengukuran tersebut tidak mengambarkan keadaan obyek yang
sesungguhnya. Untuk mengetahui apakah suatu tes atau instrument tersebut sudah mantap atau
konsisten, maka tes/instrument tersebut harus diuji kepada obyek ukur yang sama secara
berulang-ulang.
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap tes (Jaali ;
2008) yaitu :

 Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes yang sama
pada waktu yang berbeda.
 Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua kelompok
item yang setara pada saat yang sama.
 Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan menggunakan
dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes dalam
waktu yang bersamaan.

2. Reliabilitas Konsistensi Gabungan Item

Reabilitas ini terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau instrument..
Apabila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil pengukuran melalui item yang satu
kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang lain maka pengukuran
dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya. Untuk itu jika terjadi hal
demikian maka kita tidak bisa menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang
dipersalahkan, dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliable atau memiliki reliabilitas
yang rendah.

Koefisien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan menggunakan 3 rumus
(Jaali 2008), yakni :

 Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.


 Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.
 Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.

You might also like