You are on page 1of 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

L DENGAN
PRE DAN POST ORIF CLOSE FRAKTUR SURACONDILER FEMUR DEKSTRA
HARI I DI RUANG TRIGANDA S7 RS. DR. OEN SURAKARTA

Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 Januari 2007 pukul 08.15 WIB dengan
metode anamnesa dan melihat pada status klien.
A. Biodata
1. Klien
Nama : Ny. L
Umur : 77 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jebres, Surakarta
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Kristen Protestan
Status : Kawin
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. H
Umur : 83 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan : Suami
Pekerjaan : Swasta
Sumber biaya : Sendiri
Alamat : Jebres, Surakarta
3. Identitas Medis
Diagnosa : Close Fraktur Supracondiler Femur Dekstra
Tgl. Masuk/Jam : 16 Januari 2006 / 18.00 WIB
No RM/register : 345318 / I-0701-000658
Ruang/Kamar : Triganda / S7
Dr. Yang Merawat : dr. Pamudji Utomo, Sp.BO
B. Riwayat Penyakit
1. RPS
Klien mengatakan 10 hari yang lalu (6 Januari 2007) terpeleset di
pasar, saat kejadian sadar, pusing dan kaki nyeri. Klien dibawa ke
poliklinik RS. Dr. Oen Surakarta dilakukan pemeriksaan rontgen dan
diberi obat jalan. Setelah di rumah kaki bertambah sakit dan tak bisa
digerakkan. Tanggal 12 Januari 2007 klien periksa kembali di poliklinik
RS Dr. Oen Surakarta karena saat di rumah kaki bertambah sakit dan tak
bisa digerakkan. Klien disarankan untuk operasi. Klien tiba di UGD RS
Dr. OEN Suarkarta tanggal 16 Januari 2007 pukul 18.00 WIB. Di UGD
sadar, tak pusing, nyeri pada kaki kanan, tak bisa digerakkan. Klien
dilakukan tindakan pembidaian pada kaki kanan
: 130/80 mmHg R: 20 x/m
N : 86 x/m S: 36,5 oC
Klien belum mendapat terapi di UGD Kemudian klien dibawa ke
ruang triganda S7 pukul 18.20 WIB di ruang triganda klien lemah, nyeri
gerak pada kaki kanan.
: 130/80 mmHg, R: 26 x/m, N : 88 x/m, S: 36,5 oC
2. RPD
Klien mengatakan saat usia 53 tahun, operasi pada empedu. Lima
tahun yang lalu, operasi pada kaki Cruris kanan bawah karena patah.
C. RPK
Klien mengatakan ibunya mempunyai riwayat hipertensi. Dalam
keluarganya tidak ada riwayat penyakit DM ataupun jantung. Bila ada
anggota keluarga klien yang sakit diperiksakan ke dokter.
D. Pengkajian Pola Fungsional
1. Pola Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan bila ia sakit jarang minum obat-obatan yang
dibeli di warung-warung, klien langsung periksa ke dokter praktek ataupun
di rumah sakit. Klien tidak pernah mengkonsumsi jamu tradisional misal
kunir asam. Klien tidak pernah mempunyai kebiasaan buruk seperti
merokok ataupun minum minuman berakohol. Harapan klien terhadap
pemberian perawatan adalah klien ingin cepat sembuh sehingga dia bisa
beraktivitas lagi seperti sebelumnya. Klien mengatakan mengkonsumsi
obat HT yaitu aprovel 1x1 pada malam hari.
2. Pola Pemenuhan Nutrisi Metabolik
Klien mengatakan sebelum sakit kebiasaan makan 3x sehari secara
teratur dengan menu nasi, sayur, lauk, buah. Klien mengatakan tidak
mempunyai alergi terhadap semua jenis makanan, tetapi klien agak
membatasi konsumsi garam. Klien mempunyai riwayat hipertensi. Klien
alergi terhadap obat tapi klien lupa nama obatnya. Klien tahu saat klien
dirawat karena abortus. Klien mengatakan saat di rumah sakit tadi pagi
hanya makan satu porsi diit. Klien mengatakan minum 7 gelas perhari
terdiri dari teh dan air putih. Saat di rumah sakit klien minum 5 gelas per
hari.
3. Pola Eliminasi
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit BAB 1x perhari dan
teratur tiap pagi hari, konsistensi lunak berbentuk. Klien mengatakan tidak
pernah menggunakan obat pencahar. Klien mengatakan selama di rumah
sakit sampai saat dikaji belum BAB. Sedangkan kebiasaan BAK klien
sebelum sakit 6-7 kali sehari, dengan karakteristik urine kuning jernih,
tidak terasa sakit saat BAK. Klien mengatakan di rumah sakit BAK
dibantu dengan menggunakan pispot.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Bernafas
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat sesak nafas dan tidak
pernah mengeluh nyeri saat bernafas. Dalam keluarganya tak ada
riwayat penyakit C ataupun asma.
b. Sirkulasi
Klien mengatakan saat melakukan aktivitas baik sebelum maupun
sesudah aktivitas tidak merasakan nyeri dada. Klien mengatakan dalam
keluarganya tidak ada riwayat penyakit jantung dan paru.
c. Aktivitas
Klien mengatakan kondisi sehat menurutnya bila dia bisa menjalani
aktivitasnya sehari-hari tanpa gangguan dalam tubuhnya. Klien
mengatakan aktivitasnya sehari-hari hanya di rumah saja, waktu luang
kadang digunakan untuk bertemu sanak saudara dan teman-temannya.
Kebiasaan perawatan diri sebelum sakit mandi 2x sehari, keramas 3x
seminggu, menggosok gigi saat mandi, ganti pakaian 2x sehari, potong
kuku bila sudah panjang.
5. Pola Tidur dan Istirahat
Klien mengatakan saat di rumah tidur mulai pukul 21.30 sampai 05.00
WIB dengan kualitas tidur nyenyak. Klien tidak pernah menggunakan obat
sedative. Sebelum tidur klien hanya menonton TV lalu berdoa. Saat dikaji
klien mengatakan semalam tidak bisa tidur, tengah malam kaki terasa sakit
sekali dan tak bisa tidur nyenyak. Klien mengatakan saat di rumah selalu
tidur siang. Data obyektif: mata klien kemerahan, pada palpebra bawah
tampak kantung mata dan agak menghitam, warna tak sama dengan daerah
sekitar.
6. Pola Persepsi Kognitif
Klien mengatakan saat ini menggunakan alat bantu kacamata lensa positif.
Klien dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia dan
mandarin, tingkat pendidikan SMA. Klien mengatakan 7 tahun menderita
glaukma, dua tahun menderita katarak. Sampai saat ini klien masih
mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Klien mengatakan nyeri pada kaki
kanan, skala nyeri 7. Nyeri terasa senut-senut dan bertambah sakit saat
kaki digerakkan. Nyeri dirasakan hilang timbul, saat nyeri selama 3-5
menit sering.. Klien mengatakan sudah tahu tentang penyakitnya karena
sebelumnya pernah mengalami patah tulang. Ekspresi wajah menahan
sakit dan klien selalu melindungi kakinya. Klien tampak berhati-hati saat
menggerakkan kaki kanannya. Anggota tubuh klien masih lengkap.
7. Pola Persepsi Konsep Diri
Klien mengatakan menerima keadaannya sekarang:
Body image : klien mengatakan selalu bersyukur pada Tuhan masih diberi
anggota tubuh yang lengkap meskipun saat ini ada bagian
tubuhnya yang sakit, tak ada yang dibenci pada tubuhnya.
Ideal diri : klien berharap segera sembuh dan keadaannya membaik
setelah mendapat perawatan.
Harga diri : klien mengatakan harga dirinya tak bermasalah meskipun
sedang sakit, keluarganya tetap memperhatikan dan
merawatnya.
Peran : peran klien sebagai seorang istri sedikit terganggu karena
tak bisa menemani suaminya. Selain itu klien sebagi seorang
anak.
Identitas : klien adalah seorang perempuan berusia 77 tahun sekaligus
sebagai istri.
Kontak mata : dua arah, baik, postur tubuh gemuk.
8. Pola peran dan hubungan
Klien mengatakan ia sebagai seorang istri. Hubungan klien dengan
keluarga baik, begitu juga klien dengan tenaga medis. Saat dilakukan
tindakan keperawatan kooperatif.
9. Pola seks dan Reproduksi
Klien mengatakan haid pertama kira-kira berumur 13 tahun, siklus 28 hari
selama 6 – 7 hari, kadang mengalami keluhan nyeri haid. Saat ini klien
belum mempunyai anak, dahulu klien pernah abortus 2x. Klien telah
mengalami masa menopause. Klien menikah ketika berusia 21 tahun.
10. Pola koping dan toleransi stress
Klien mengatakan saat ini tinggal bersama suami dan pembantunya. Jika
klien mempunyai masalah dibicarakan dengan suaminya. Klien
mengatakan tidak takut akan dilakukan tindakan operasi karena klien
pernah 2x menjalani operasi.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama Kristen, ia selalu bersembayang ke gereja tiap minggu.
Selain itu klien aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di
gerejanya, tiap pagi klien juga selalu berdoa.
E. Pemeriksaan Fisik Pre Operasi
Keadaan umum: tampak sakit agak berat, lemas, mata sayu
Kesadaran : Compos mentis
Rambut dan kulit kepala: bersih, tidak ada lezi
Mata : Sklera kemerahan
Konjungtiva pink
Pupil isokor
Palpebra bawah terdapat kantung mata, agak menghitam warna
tak sama dengan daerah sekitar
Hidung : Bersih
Mulut : Bersih, mukosa lembab
Gigi : bersih, lidah bersih
Leher : tidak ada pembesaran Kelenjar tyroid
Dada :
Inspeksi : simetris
Palpasi : Gerakan kanan kiri sama (vokal, fremitus)
Perkusi : tympani
Auskultasi: Vesikuler
Mamae : Tidak ada kelainan
Abdomen :Tak teraba massa, tak ada nyeri tekan, peristaltik usus 14 x/m
Genetalia : bersih
Ekstremitas atas: tak ada kelainan bentuk, tak nyeri gerak.
Ekstremitas bawah: kiri normal, tak nyeri gerak
Kanan terdapat fraktur pada femur, nyeri gerak, terpasang bidai dari
pangkal kaki sampai ujung kaki
Kekuatan otot 100%
Kulit lembab, turgor kulit baik
Pemeriksaan TTV :
: 130/80 mmHg R: 20 x/m
N : 24 x/m S: 36,6 oC
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 Januari 2007
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hematologi
Hemoglobin 11,6 gr/dl L: 13-16 P : 12-14
Leukosit 8,200 /mm3 5000-10.000
Gula sewaktu 106
Darah kimia
AST (SGOT) 20 U/L L: < 38 P : > 31
ALT (SGPT) 15 U/L L : < 40 P : > 32
Bun 52 mg/dl 10 – 20
Ureum 111 mg/dl 15 – 45
Albumin 4,2 gr/dl 3,5 - 5,2
Asam urat 8,9 mg/dl LK: 2,3 – 8,2 PR: 2,3-
HBS Ag (Elisa) Non reactive 6,1

2. Pemeriksaan Radiologi
- Tanggal 6 Januari 2007
Macam Dx : Femur dextra
Hasil : Tampak fissure/linear fracture 1/3 distal femur dekstra aligment
dan aposisi baik.
Terapi Medik Pre Operasi
Terapi dr. Pamudji
Diit : Bubur
Infus : RL 20 tpm
Injeksi : Cefazol 1 gr/12 jam
Navalgin 1 gr/8 jam
Konsultasi dengan dr. Fathony (16/01/07)
Kesan EKG: ischemic myocard anteroapical inferior
Anjuran operasi : oksigen adekuat
Terapi : glisodin 1x1, cedocard 3x1/2, Trisedon MR 2x1
G. Data Fokus
1. Data subyektif, pre operasi
- Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan, skala nyeri 7
- Nyeri terasa senut-senut dan bertambah sakit saat kaki digerakkan
- Nyeri dirasakan hilang timbul, saat nyeri selama 3-5 menit, sering
- Klien mengatakan semalam tak bisa tidur, tengah malam kaki
terasa sakit sekali, tidak bisa tidur nyenyak
- Klien mengatakan di rumah tidur mulai pukul 21.30-05.00 WIB,
kualitas tidur nyenyak.
2. Data obyektif, pre operasi
- Ekspresi wajah menahan sakit
- Klien tampak hati-hati jika menggerakkan kaki kanannya
- Klien selalu melindungi kaki kanannya
- Mata kemerahan
- Pada palpebra bawah tampak kantung mata, agak menghitam
warna tak sama dengan daerah sekitar

H.
I. ANALISA DATA
No Tanggal Data Problem Etiologi T
1 17 Jan ‘07 DS: Nyeri akut Agen injury fisik Titin
08.15 - Klien mengatakan
nyeri pada kaki kanan,
skala 7
- Nyeri terasa senut-
senut dan bertambah
sakit saat kaki kanan
digerakkan
- Nyeri dirasakan
hilang timbul selama 3-5
menit, sering
DO:
- Ekspresi wajah
menahan sakit
- Klien tampak
berhati-hati saat
menggerakkan kaki
kanannya
- Klien selalu
melindungi kaki
kanannya
2 17 Jan ‘07 DS: Gangguan pada Posisi Titin
08.15 - Klien mengatakan tidur
semalam tidak bisa tidur,
tengah malam kaki
terasa sakit sekali, tidak
bisa tidur nyenyak
- Klien mengatakan di
rumah tidur mulai pukul
21.30-05.00 WIB,
kualitas tidur nyenyak

DO:
- Mata kemerahan
- palpebra bawah
tampak kantung mata,
agak menghitam warna
tak sama dengan daerah
sekitar

J.
K. PERENCANAAN
No. Diagnosa Rencana
T
Dx Keperawatan Tujuan, Kriteria Hasil dan Tindakan
1. Nyeri akut ybd. NOC : Titin
Agen injury fisik Klien mampu mentoleransi level nyerinya setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Kriteria hasil :
Kadang- Tidak
Indikator Selalu Sering Jarang
Kadang pernah
- Melaporkan 1 2 3 4 5
nyeri
- Mempengaruhi 1 2 3 4 5
kondisi tubuh
- Frekuensi 1 2 3 4 5
nyeri
- Lamanya 1 2 3 4 5
episode nyeri
- Ekpresi wajah 1 2 3 4 5
nyeri
- Melindungi 1 2 3 4 5
bagian tubuh
yang nyeri
- Menunjukkan 1 2 3 4 5
tekanan otot
- Perubahan RR 1 2 3 4 5
- Perubahan HR 1 2 3 4 5
- Perubahan TD 1 2 3 4 5
- Perubahan 1 2 3 4 5
ukuran pupil
- Bekeringat 1 2 3 4 5
saat nyeri
NIC :
1. Kaji ulang nyeri secara komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, skala nyeri dan faktor
pencetus.
2. Observasi TTV
3. Beri posisi yang nyaman pada klien
4. Observasi respon nonverbal tentang ketidaknyamanan
5. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
6. Anjurkan penggunaan cara mengontrol nyeri saat nyeri
berlangsung.
7. Laksanakan terapi analgesic sesuai advis dokter (novalgin
1 gr/8jm)
2 Gangguan pola NOC : Titin
tidur ybd. posisi Kebutuhan tidur klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
Kriteria hasil :
Kadang- Tidak
Indikator Selalu Sering Jarang
Kadang pernah
- Jumlah 1 2 3 4 5
jam tidur
cukup 1 2 3 4 5
- Observa
si jam tidur
cukup 1 2 3 4 5
- Pola
tidur teratur 1 2 3 4 5
- Kualitas
tidur nyenyak 1 2 3 4 5
- Efisiensi
waktu tidur 1 2 3 4 5
- Tidak
mengalami
gangguan
tidur 1 2 3 4 5
- Menunju
kkan tidur
yang rutin 1 2 3 4 5
- Perasaa
n segar
setelah 1 2 3 4 5
bangun tidur
- Tidur
pengganti di 1 2 3 4 5
siang hari
- Tidak
terjaga
beberapa
waktu
NIC :
1. Kaji ulang pola tidur dan penyebab tak bisa tidur
2. Observasi jumlah jam tidur di RS dan di rumah
3. Anjurkan klien untuk rileks selama memulai aktivitas
tidur.
4. Berikan lingkungan yang nyaman agar klien bisa tidur
(pencahayaan remang-remang, kurangi kebisingan)
5. Anjurkan untuk meningkatkan jumlah jam tidur
6. Berikan kenyamanan tidur (meliputi posisi, pendekatan
afektive)
7. Monitor adanya kelelahan, stress, dan kesakitan
8. Laksanakan program terapi analgesic (novalgin 1 gr/9jm)

L.
M. IMPLEMENTASI
No.
Hari/Tgl Implementasi T
Dx
Rabu 1 Memberikan obat oral glisodin 1x1, cedocard 3x1/2, trisedon MR Titin
17-01-07 2x1, analspec 500 1 tablet, memberi tahu klien untuk puasa.
08.06 RS: Klien mengatakan mau minum obat, diit dimakan ¾ porsi lalu
puasa.
RO:Obat oral diminum klien
08.25 1 Melakukan tindakan pasang infus Zr. Indri
RS: Klien mengatakan mau dipasang infus, saat ditusuk terasa
sakit.
RO:Infus terpasang, abbocath No. 20 set tranfusi, infus terpasang
ditangan kiri tetesan lancar 20 tpm
08.28 1 Memberikan terapi injeksi cefozal 1 gr, novalgin 1 gr per infus Zr. Indri
RS: Klien mengatakan saat obat masuk terasa kemeng
RO:Obat injeksi masuk
08.30 1 Memasang DC Titin
RS: Klien mengatakan terasa lega sudah bisa kencing
RO:Terpasang DC No. 16 pengunci 15 cc, urine keluar 50 cc
09.00 1 Mengobservasi TTV, memberikan O2 2 ltr/mnt Titin
RS: Klien mengatakan badan tak panas tak seseg
RO:S: 36,7oC R: 20 x/mnt
N: 88 x/mnt
Terpasang O2 2 ltr/mnt
09.30 1,2 Keluarga menandatangani persetujuan tindakan operasi (semalam Zr. Indri
keluarga sudah dimotivasi untuk tindakan operasi melalui telepon)
RS: Keluarga (suami) mengatakan setuju untuk dilakukan operasi.
RO:Keluarga menandatangani lembar persetujuan tindakan bedah.
10.00 1 Mengkaji ulang tingkat nyeri meliputi PQRST Titin
RS: Klien mengatakan kaki kanan masih nyeri skala: 7, nyeri
berlangsung hampir terus menerus terasa senut-senut, bila
klien menggerakkan kakinya nyeri semakin terasa.
RO:Ekspresi wajah menahan sakit saat kaki digerakkan klien
tampak berhati-hati dan memegangi kakinya saat kaki
digerakkan.
10.10 1,2 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri Titin
menganjurkan pengulangan relaksasi saat nyeri berlangsung
RS: Klien mengatakan terasa lebih rileks tapi masih merasakan
nyeri
RO: Klien mengikuti instruksi sesuai yang diajarkan.
11.00 2 Mengkaji ulang pola tidur klien, anjurkan klien untuk rileks Titin
RS: Klien mengatakan tak bisa tidur karena nyerinya, kaki bagian
atas terpentok bidai dan sulit bergerak. Saat ini juga belum bisa
tidur, biasanya tidur 7 jam semalam hanya 3 jam
RO: Mata kemerahan, tampak kelelahan
11.15 1 Menjelaskan pada klien prosedur operasi yang akan dilakukan, Titin
klien akan dilakukan pembiusan sehingga tak terasa sakit.
RS: Klien mengatakan sudah mengerti
RO: Klien tak gelisah, mendengarkan, kooperatif
12.00 1 Mengobservasi Titin
RS: Klien menanyakan berapa tensinya sebab dia punya riwayat
HT
RO: TD: 130/80 mmHg
13.00 1,2 Mengobservasi keadaan umum klien Titin
RS: Klien mengatakan kaki kanannya masih nyeri, sering terasa
senut-senut skala: 7 dan bertambah bila digerakkan, semalam
klien sempat tidur tapi terbangun saat nyeri, kualitas tidur tak
nyenyak. Klien merasa kurang tidur, dari pagi sampai siang
klien juga belum tidur.

RO: Ekspresi wajah meringis saat nyeri bertambah dan behati-hati


saat menggerakkan kaki kanannya, palpebra inferior terdapat
kantung mata, mata tampak kelelahan dan sayu.
14.30 1 Mengobservasi TTV Zr. hany
RS: -
RO:S: 36,8oC
N: 98 x/mnt
R: 24 x/mnt
16.00 1 Memberikan terapi injeksi novalgin 1 gr per infus Zr. hany
RS: -
RO:Obat injeksi masuk, tetesan infus lancar 20 tpm
18.10 1,2 Mengantar pasien ke kamar operasi Zr. hany
RS: -
RO:Pasien di kamar operasi
TD Terakhir : 130/80 mmHg N: 90 x/mnt
19.40 1,2 Mengambil pasien dari kamar operasi Zr. hany
RS: Pasien mengatakan badan lemas, mual, pusing
RO:Pasien masih lemas, sadar, komunikasi baik, mual, dikamar
operasi muntah 1x terpasang infus haemezel 20 tpm, terpasang
drain 1 jalur.
Terapi dokter anastesi:
Infus RD-RS 40 tpm
Injeksi remopain 30 mg / 8 jam
Tidur terlentang dengan 2 bantal selama 24 jam pertama bila
TD kurang dari 100/70 mmHg: berikan efedrin 10 mg bila
muntah berlebih berikan perimperan 1 gr.
Bila kesakitan: remopain 30 mg, bila kesakitan sekali: pethidin
50 mg. Terapi dokter bedah:
Infus RL 20 tpm
Injeksi cefazol 1gr/8 jam
Novalgin 1gr/8jam
Observasi vital sign dan kontrol ulang foto roentgen post
operasi.
20.00 1 Memberikan terapi injeksi cefozal 1 gr, remopain 30 mg per infus Zr. hany
RS: -
RO:Obat injeksi masuk, terpasang infus haemecel 20 tpm dari OK
tetesan lancar
Kamis 1 Mengganti cairan infus: RD 40 tpm Zr.
18-01- Memberikan terapi injeksi cefazol 1 gr dan remopain 30 mg per Rusmini
2007 infus
04.00 RS: -
RO:Obat injeksi masuk, tetesan infus lancar 40 tpm
06.00 1, 2 Mengobservasi keadaan umum klien Zr.
RS:Klien mengatakan masih terasa nyeri pada luka post operasi Rusmini
RO: Keadaan umum lemah, tampak sakit sedang.

N. EVALUASI
No.
Hari/Tgl Implementasi Ttd
Dx
Rabu 1 S: Klien mengatakan kaki kanannya nyeri, sering senut-senut, skala
17-01-07 7 dan bertambah bila digerakkan. Titin
13.00 O:
Selalu Agak Kandang- Jarang Tidak
sering kadang pernah
Indikator

- Melaporkan nyeri 1
- Mempengaruhi 3
kondisi tubuh
- Frekuensi nyeri 2
- Lamanya episode 2
nyeri
- Ekpresi wajah nyeri 2
- Melindungi bagian 1
tubuh yang nyeri
- Menunjukkan 3
tekanan otot
- Perubahan RR 4
- Perubahan HR 3
- Perubahan TD 4
- Perubahan ukuran 5
pupil
- Bekeringat saat nyeri 4

Skore: 34/60 x 100% = 56,67%


A: Klien selalu melaporkan adanya nyeri, ekspresi wajah meringis
masalah nyeri belum teratasi
P: Semua rencana dilanjutkan

Rabu 2 S: Klien mengatakan semalam sempat tidur tapi tidak nyenyak,


17-01-07 dari pagi sampai siang belum tidur. Titin
13.00 O:

Tidak Kandang- Agak


Indikator pernah Jarang kadang sering Selalu

- Jumlah jam
1
tidur cukup
- Observasi jam
1
tidur cukup
- Pola tidur
1
teratur
- Kualitas tidur
1
nyenyak
- Efisiensi waktu
2
tidur
- Tidak
mengalami 2
gangguan tidur
- Menunjukkan
2
tidur yang rutin
- Perasaan
segar setelah 1
bangun tidur
- Tidur
pengganti di siang 2
hari
- Tidak terjaga
2
beberapa waktu

Skore: 15/50 x 100% = 30%


A: Kebutuhan tidur klien belum cukup
P: Rencana dilanjutkan

You might also like