Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM BIOKIMIA 1
(UJI BURET)
KELOMPOK II
APRILIA
06101381419053
DOSEN PENGAMPUH :
DESI, S. Pd, MT
1. Struktur primer
Menunjukkan jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam molekul protein
(rentetan asam amino dalam suatu molekul protein)
2. Struktur sekunder
3. Struktur tersier
4. Struktur kuartener
1. Protein sederhana yang merupakan protein yang hanya terdiri atas molekul-
molekul asam amino
2. Protein gabungan
Yang merupakan protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan protein. Gugus
ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid atau asam nukleat.
1. Protein fiber
Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang
dan dihubungkan satu sama lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan
bentuk serat atau serabut yang stabil. Protein fiber tidak larut dalam pelarut-
pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa ataupun alkohol. Berat
molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pati dan sukar
dimurnikan. Kegunaan protein ini hanya untuk membentuk struktur jaringan
dan bahan, contohnya adalah keratin pada rambut.
2. Protein globular.
rotein globular pada umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai
polipeptida yang terlibat. Protein globular/speroprotein berbentuk bola, protein
ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di
bawah pengaruh suhu, konsentrasi asam dan asam encer. Protein ini mudah
terdenaturasi. Banyak terdapat pada susu, telur dan daging.
1. Reaksi Ninhidrin.
Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas da protein menghasilkan warna biru.
Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis kualitatif protein
dan produk hasil hidrolisisnya. Reaksi ninhidrin dapat pula dilakukan terhadap urin
untuk mengetahui adanya asam amino atau untuk mengetahui adanya pelepasan
protein oleh cairan tubuh.
2. Reaksi Biuret.
Bila larutan protein dalam suasana basa kuat direaksikan dengan larutan CuSO4
pekat, akan dihasilkan warna ungu. Warna yang dihasilkan dari reaksi tersebut
disebabkan oleh ikatan koordinasi antara ion Cu2+ dengan pasangan elektron bebas
dari N yang berasal dari protein dan pasangan elektron bebas dari O molekul air.
Reaksi ini tidak berlaku untuk peptida.
Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat dan
raksa (II) nitrat. Bila reagn millon dicampurkan dengan larutan yang mengandung
protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila dipanaskan.
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu
zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein,
karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida
membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom
karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari
gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga
disebut reaksi kondensasi
V. Prosedur Percobaan
Putih Telur
Tambahkan 1 mL NaOH 2,5 N kedalam 3 mL larutan putih telur 1% dan
diaduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M, aduk jika tidak timbul warna maka
tambahkan lagi CuSO4. Lakukan untuk 2-5% berikutnya.
Susu
Tambahkan 1 mL NaOH 2,5 N kedalam 3 mL larutan susu 1% dan diaduk.
Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M, aduk jika tidak timbul warna maka
tambahkan lagi CuSO4. Lakukan untuk 2-5% berikutnya.
VI. Hasil Pengamatan
Uji Ninhidrin
Rumus pembuatan larutan protein (sampel yang diuji) dari larutan induknya.
𝑉𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = × 100%
Vpelarut
A. Pembentukan larutan protein kuning telur dengan konsentrasi 1% - 5%
Larutan Induk
Larutan Induk
1000 (𝑥 𝑔𝑟)
2,5 = 10000𝑚𝑙
25000
x= = 25 gram
1000
𝑥 𝑔𝑟 1000
0,01 𝑁 = 249,7 × 250 𝑚𝑙
2
1000 (𝑥 𝑔𝑟)
0,01 = 62425 𝑚𝑙
2
312,125
x= = 0,31 gram
1000 𝑚𝑙
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan reaksi uji protein (uji
buret). Yang mana uji biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi protein
secara umum. Pada hasil uji ini reaksi biuret yang dihasilkan berwarna ungu atau
violet. Berarti uji biuret akan selalu memberikan hasil positif untuk semua jenis
protein. Menggunakan NaOH untuk berfungsi sebagai penyedia suasana
basa. Larutan protein yang dibuat di sini yaitu dengan alkalis NaOH kemudian
ditambahkan dengan CuSO4 encer. Menggunakan NaOH untuk berfungsi sebagai
penyedia suasana basa.
Dari percobaan reaksi biuret ini kami mengambil larutan protein putih
telur sebanyak 3 mL ke dalam tabung reaksi kemudian kami menambahkan
larutan NaOH 2,5 M 1 mL dibuat alkalis kemudian didiamkan beberapa detik lalu
kami menambahkan larutan CuSO4, untuk yang pertama kami menambahkan 2
tetes terlebih dahulu ke dalam larutan protein putih telur yang dicampurkan NaOH
tadi ternyata terjadi perubahan warna sedikit yaitu dari tidak berwarna menjadi
ungu muda. Kemudian untuk menjadi ungu atau violet kami menambahkan lagi
larutan CuSO4 menjadi 6 tetes sehingga berubah menghasilkan larutan yang
berwarna ungu atau violet. Waktu pendiaman larutan yang kami perlukan yaitu
sebanyak 10 menit untuk menghasilkan larutan tersebut terbentuk atau berubah.
Begitu pun pada larutan protein susu yang kami uji selanjutnya, hanya saja
larutan CuSO4 yang kami teteskan ke dalam larutan protein yang sudah dicampuri
larutan NaOH 2,5 M 1 mL itu hanya 4 tetes CuSO4 saja sehingga larutan protein
tersebut menghasilkan perubahan dari tidak berwarna menjadi ungu atau violet.
X. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Reaksi positif terhadap uji biuret yang terjadi ditunjukkan dengan
terbentuknya warna larutan ungu (kompleks ungu).
2. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin
panjang ikatan peptidanya.
3. Pada uji buret, semakin tinggi konsentrasi larutan maka akan semakin pekat
warna ungu yang dihasilkan.
4. Pada uji biuret dihasilkan degradasi warna larutan yang berbeda tiap
konsentrasi larutan yakni warna ungu meningkat sejalan dengan naiknya
konsentrasi larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Uji Biuret
1. Warna apa yang terjadi?
2. Mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4?
3. Mengapa garam ammonium mengganggu?
4. Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif?
Jawab :
1. Warna yang terjadi yaitu warna ungu.
2. Kelebihan CuSO4 harus dihindarkan karena jika CuSO4 kelebihan atau berlebih maka
akan menyebabkan terbentuknya garam ammonium.
3. Garam ammonium dikatakan dapat mengganggu karena mengganggu pada saat proses
pengamatan hasil uji yang telah didapatkan.
4. Beberapa macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif yaitu Histidin,
Serin, Threonin merupakan zat-zat lain selain protein yang dapat memberikan uji buret
positif.
LAMPIRAN II