You are on page 1of 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA 1
SIFAT PERIDOSITAS SPESIES

KELOMPOK VI

PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
201
PERCOBAAN 1

I. Judul Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino


1. Uji Nnhidrin

II. Tujuan Percobaan


Untuk menguji uji positif dan negatif terhadap asam amino dari protein
melalui uji ninhidrin

III. Dasar Teori


Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.
Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai
gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH.
Asam amino dapat pula terdapat dalam protein. Semua asam amino
(20) yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus
karboksil dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama.
Masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya pada rantai
sampingnya, atau gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran
muatan listrik dan kelarutan di dalam air. Ke-20 asam amino pada
protein seringkali dipandang sebagai asam amino baku, utama,
atau normal, untuk membedakan molekul-molekul ini dari jenis-jenis
asam amino lain yang ada pada organisme hidup, tetapi tidak terdapat
di dalam protein. Asam amino baku dapat dinyatakan dengan
singkatan tiga huruf atau lambang satu huruf yang digunakan secara
ringkas untuk menunjukkan komposisi dan urutan asam amino di
dalam rantai polipeptida.

Susunan Asam Amino


Struktur asam amino yang terdapat dalam protein ditemukan
dalam bentuk ionik. Warna hitam menunjukkan bagian yang umum
pada semua asam -amino pada protein (kecuali prolin).Asam amino
satu dengan yang lainnya akan bersambung membenrtuk struktur
primer protein oleh ikatan peptida. Susunan asamamino menentukan
sifat struktur sekunder dan tersier. Hal ini akan mempengaruhi secara
bermakna sifat-sifat fungsiu protein makanan dan perilakuknya selama
pemrosesan. Dari 20 asam amino, hanya 8 asam amino yang
merupakan asam amino esensial yang terdapat dalam protein dan
ketersediaannya menentukan kualitas gizi protein. Pada umumnya,
kualitas protein hewan lebih tinggi daripada kualitas protein tumbuhan.
Protein tumbuhan dapat ditingkatkan mutu gizinya dengan
pencampuran secara bijaksana atau dengan modifikasi genetik melalui
persilangan.
Semau asam amino yang ditentukan pada protein mempunyai ciri yang
sama, gugus karboksil, dan gugus amino diikat pada atom karbon yang
sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lain pada rantai
samping atau gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan
listrik, dan kelarutan dalam air. Kedua puluh sama amino pada protein
sering kali dipandang sebagai asam amino baku, utama atau normal
untuk membakar. Molekul-molekul ini dari jenis-jenis asam amino lain
yang ada pada organisme hidup, tetapi tidak terdapat di dalam protein.
Asam amino baku dapat dinyatakan dengan singkatan tiga huruf atau
lambang satu huruf yang digunakan sebagai cara ringkas untuk
menunjukkan komposisi dan urutan asam amino di dalam rantai
polipeptida.
Asam amino pertama kali ditemukan adalah asparagin, pada tahun
1806. sedangkan asam amino yang terakhir adalah treonin, yang
belum teridentifikasi hingga tahun 1938. semua asam amino memiliki
nama biasa atau umum, yang kadang-kadang diturunkan dari sumber
pertama-pertama molekul ini diisolasi.Di dalam larutan, asam amino
terisolasi dan bersifat sebagai asam atau basa. Pengetahuan mengenai
sifat-sifat asam basa dari asam amino sangat penting di dalam
pengertian pengetahuan mengenai sifat protein. Seni pemisahan,
identifikasi dan kuantifikasi asam amino yang berbeda, yang
merupakan tahap penting dalam menentukan komposisi dan urutan
asam amino dari molekul protein, didasarkan atas tingkah laku asam
basa yang khas.Asam-asam -amino yang mempunyai gugus amino
tunggal dan gugus akroboksil tunggal mengkriskal dari larutan netral
dalam bentuk ion penuh, yang disebut ion polar atau zwiterion.
Walaupun ion polar bersifat netral dan tidak bergerak di dalam medan
listrik, ion ini mempunyai muatan listrik yang berlawanan pada kedua
kutubnya.
Sifat asam amino dalam larutan, maka ia akam terionisasi dan
dapat bersifat sebagai asam atau basa. Sifat-sifat asam dan basa ini
sangat penting didalam pengertian pengetahuan mengenai sifat protein.
Hal ini sangat penting diterapkan dalam seni pemisahan, identifikasi,
dan kuatifikasi asam amino yang berbeda, yaitu dalam hal menentukan
komposisi dan urutan asam amino dari molekul protein, yang
didasarkan atas tingkah laku asam basa yang khas.
Hampir semua asam amino baku, keculai satu mempunyai atom
karbon asimetrik, karbon, yang mengikat empat gugus substituen yang
berbeda, yakni, gugus karboksil, gugus amino, gugus R, dan atom
Hidrogen. Atom karbon asimetrik karenanya, merupakan pusat khiral.
Seperti yang telah diketahui, senyawa dengan pusat khiral terdapat dua
bentuk isomer yang berbeda, yang bersifat identik dalam semua sifat
kimia dan fisiknya, kecuali satu, yakni arah perputaran sinar
terpolarisasi didalam polarimeter. Kesemua dari 20 asam amino yang
diperoleh dari hidrolisa protein dengan kondisi yang cukup ringan,
bersifat optik aktif; yakni senyawa-senyawa ini dapat memutar sinar
bidang polarisasi meuju ke suatu arah atau kebalikannya. Karena
susunan tetrahedral ikatan valensi disekitar atom karbon pada asam
amino, keempat gugus substituen yang berbeda ini dapat menempati
dua susunan yang berbeda dalam ruang, yang merupakan bayanngan
cermin yang tidak saling menutupi sesamanya. Kedua bentuk ini
dinamakan isomer optik, enensiomer, atau stereoisomer.
Dan bila protein dilarutkan ke dalam larutan asam atau basa
kuat, maka unit pembangun asam amino dibebaskan dari ikatan
kovalen yang menghubungkan molekul-molekul ini menjadi rantai.
Asam amino yang bebas yang terbentuk merupakan molekul yang
relatif kecil, dan struktur masing-masing telah diketahui.

Klasifikasi asam amino


Cara yang digunakan untuk mengklasifikasikan asam amino ada
beberapa. Misalnya cara yang mendasar pada jumlah gugus karbonil
dan gugus asam amino yang dikandung senyawa itu. Cara lain ialah
yang mendasar pada sifat gugus R. Pemilahan asam amino yang
demikian itu erat hubungannya dengan struktur konfigurasi protein.
Sebagai contoh : protein yang sebagian besar tediri dari glisin , dengan
gugus R adalah H, maka protein tadi struktur konfigurasinya sangat
sederhana. Bentuknya kan sangat berbeda andai kata protein tadi
tersusun oleh asam amino yang mengandung R bermuatan. Gugus R
yang bermuatan tadi dalam rantai polipeptida akan saling menolak atau
mengikat sehingga rantai tadi melipat dan cenderung membentuk
melipat globula.
Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
(1) golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan
dengan gugus R polar, tetapi tidak bermuatan, (3) golongan dengan
gugus R bermuatan negatif, (4) golongan dengan gugus R bermuatan
positif.

Delapan Asam Amino Mempunyai Gugus Nonpolar


Gugus R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima
asam amino dengan gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin,
dan prolin), dua dengan lingkaran aromatik (fenilalanin dan triptofan),
dan satu yang mengandung sulfur (metionin). Kelarutan asam amino
golongan ini kurang bila dibandingkan dengan golongan asam amino
yang mempunyai gugus polar yang tidak bermuatan. Hal itu
disebabkan oleh gugus R yang tidak polar. Hidrofobik adalah sifat
golongan ini. Hidrofobik ada;ah sifat fobi terhadap air dan bilamana
asam amino itu terdapat pada rantai polimer protein maka asam
tersebut cenderung malipat dalam gumpalan protein itu.

Golongan Asam Amino Mempunyai Gugus Polar Tidak


Bermuatan
Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih
hidrofilik, dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena
golongan ini mengandung gugus fungsionil yang membentuk ikatan
hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin, serin, treonin,
sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin. Polaritas yang dimaksud
disebabkan karena gugus OH pada serin, treonin, tirosin, gugs –SH
pada sistein dan gugus –NH2 pada asparagin dan glutamin. Mereka
dapat ikat-mengikat dengan air (atau zat pelarut polar lainnya) melalui
ikatan jembatan hidrogen, inilah yang menyebabkan sifat larut dari
asam amino golongan ini.

Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R yang


Bermuatan Negatif (Asam)
Golongan asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan
total negatif pada pH 7,0. asam amino ini meliputi asam
aspartat dan asam glutamat, yang masing-masing memiliki tambahan
gugus karboksil.

Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R Bermuatan


Positif (Basa)
Golongan asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan
total positif pada pH 7,0. asam amino ini meliputi lisin, arginin, dan
histidin.

Sifat dan reaksi asam amino


Asam amino dapat membentuk ester, bila direaksikan dengan
alkohol degan bantuan katalisator asam. Ester ini mudah menguiap
yang selanjutnya dapat dipisahkan dengan jalan penyulingan
bertingkat. Bila asam amino direaksikan dengan asam nitrit, timbullah
gas N2 yang berasal dari gugus NH2.
Untuk mengetahui adanya jenis asam amino terminal pada suatu rantai
polipeptida, maka protein direaksikan dengan dinitrofluorobenzena.
Persenyawaan ini setelah dihidrolisis menghasilkan turunan
dinitrofluorobenzena dan sisa peptida.
Denaturasi
Sebagian besar molekul protein menampakkan aktivitas
biologiknya pada kisaran pH dan suhu tertentu. Pada pH dan suhu
yang tinggi maka protein globular mengalami fisik yang dinamakan
Denaturasi. Salah satu sifat yang tampak adalah kelarutannya yang
menurun. Pembentukan gumpalan putih pada bagian telur yang putih
merupakan salah satu contoh terdenaturasi. Struktur primer protein
diatas tidak mengalami perubahan. Secara umum denaturasi adalah
peristiwa penyimpangan dari sifat alamiah senyawa bersangkutan,
dalam hal ini adalah protein.

Reaksi Uji Asam Amino


 Reaksi Ninhidrin
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam
amino. Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin,
terjadilah larutan berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan
dengan cara spektrofotometri. Semua asam amino dan peptida yang
mengandung gugus a amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang
positif. Prolin dan hidroksiprolin yang gugus aminonya tersubstitusi,
memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning.

IV. Alat dan Bahan


Alat
1. Tabung Reaksi
2. Rak Tabung Reaksi
3. Penjepit Tabung
4. Bunsen
5. Pipet Tetes
6. Gelas Ukur
7. Gelas Kimia
Bahan
1. Reagen Ninhidrin
2. Tyrosin 1% - 3%
3. Glysin 1% - 3%
4. Arginin 1% - 3%

V. Prosedur Percobaan
Uji Ninhidrin
1. 3 ml Glysin 1% + 10 tetes reagen ninhidrin lalu panaskan
2. 3 ml Glysin 2% + 10 tetes reagen ninhidrin lalu panaskan
3. 3 ml Glysin 3% + 10 tetes reagen ninhidrin lalu panaskan
4. 3 ml Tyrosin 1% + 10 tetes reagen ninhidrin lalu panaskan
5. 3 ml Tyrosin 2% + 10 tetes reagen ninhidrin lalu panaskan
6. 3 ml Tyrosin 3% + 10 tetes reagen ninhidrin lalu panaskan
7. 3 ml Arginin 1% + 10 tetes reagen ninhidrin lalu panaskan
8. 3 ml Arginin 2% + 10 tetes reagen ninhidrin lalu panaskan
9. 3 ml Arginin 3% + 10 tetes reagen ninhidrin lalu panaskan

VI. Hasil Pengamatan


Uji Ninhidrin

VII. Persamaan Reaksi

VIII. Analisa Data


A. Pembuatan Glysin
 Glysin 1%
𝑥 𝑔𝑟
1% Glysin = 100 𝑚𝑙 𝑥 100
1/100 (100) = X (100/100)
100/100 = X
1 gram = X
Masaa glysin yang dibutuhkan untuk membuat glysin 1% adalah 1
gram
 Pembuatan Glysin 2%
𝑥 𝑔𝑟
2% Glysin = 100 𝑚𝑙 𝑥 100
2/100 (100) = X (100/100)
100/100 = X
2 gram = X
Massa glysin yang dibutuhkan untuk membuat glysin 2% adalah 2
gram
 Pembuatan Glysin 3%
𝑥 𝑔𝑟
3% Glysin = 100 𝑚𝑙 𝑥 100
3/100 (100) = X (100/100)
100/100 = X
3gram = X
Massa glysin yang dibutuhkan untuk membuat glysin 3% adalah 3
gram
B. Pembuatan Tyrosin
 Tyrosin 1%
𝑥 𝑔𝑟
1% Tyrosin = 100 𝑚𝑙 𝑥 100
1/100 (100) = X (100/100)
100/100 = X
1 gram = X
Masaa tyrosin yang dibutuhkan untuk membuat tyrosin 1% adalah
1 gram
 Tyrosin 2%
𝑥 𝑔𝑟
2% Tyrosin = 100 𝑚𝑙 𝑥 100
2/100 (100) = X (100/100)
100/100 = X
2 gram = X
Masaa tyrosin yang dibutuhkan untuk membuat tyrosin 2% adalah
2 gram
 Tyrosin 3 %
𝑥 𝑔𝑟
3% Tyrosin = 100 𝑚𝑙 𝑥 100
3/100 (100) = X (100/100)
100/100 = X
3 gram = X
Masaa tyrosin yang dibutuhkan untuk membuat tyrosin 3% adalah
3 gram
C. Pembuatan Arginin
 Arginin 1 %
𝑥 𝑔𝑟
% Arginin = 100 𝑚𝑙 𝑥 100
1/100 (100) = X (100/100)
100/100 = X
1 gram = X
Masaa arginin yang dibutuhkan untuk membuat arginin 1% adalah
1 gram
 Arginin 2 %
𝑥 𝑔𝑟
2% Arginin = 100 𝑚𝑙 𝑥 100
2/100 (100) = X (100/100)
100/100 = X
2 gram = X
Masaa arginin yang dibutuhkan untuk membuat arginin 2% adalah
2 gram
 Arginin 3 %
𝑥 𝑔𝑟
3% Arginin = 100 𝑚𝑙 𝑥 100
3/100 (100) = X (100/100)
100/100 = X
3 gram = X
Masaa arginin yang dibutuhkan untuk membuat arginin 3% adalah
3 gram
IX. Pembahasan

Pada percobaan tentang sifat periodisitas spesies dilakukan untuk


menentukan keteraturan valensi yang terbentuk pada saat pencampuran larutan
garam klorida dengan ion perak. Yang akan diamati nantinya adalah endapan
yang bakal terbentuk pada pencampuran larutan garm dan ion perak.

Pada awalnya dilakukan pencampuran garam-garam klorida, larutan yang


digunakan pada percobaan kali ini antara lain NaCl, KCl, dan BaCl2 yang
kemudian diambil sebanyak masing-masing 2,0 ml yang kemudian dicampurkan
dengan ion perak, dimana yang dipakai adalah perak nitrat sebanyak 4,0 ml.
Setelah dicampurkan ternyata pada seriap larutan campuran tadi terbentuk
endapan yang masing-masing setinggi (volume) 1 cm, 1,2 cm dan 1,5 cm. Setelah
diketahui tinggi endapan maka dapat dicari tinggi relativenya yang masing-
masing adalah 1.15, 1.3, dan 1.35 maka perbandingan dari ketiga larutan adalah
1:1:1.

Ternyata setelah dilakukan percobaan, terdapat keteraturan pada setiap


garam dengan unsur kation yang memiliki golongan yang sama akan terbentuk
volume garam yang setelah dilakukan perhitungan memiliki pola yang sama
seperti NaCl, KCl yang memiliki volume relative yang sama yaitu 1.

Pada teori seharusnya perbandingannya adalah 1:1:2 karena larutan NaCl,


dan KCl merupakan unsur golongan alkali yang memiliki valensi 1, sedangkan
BaCl2 yang termasuk dalam golongan alkali tanah harusnya memiliki valensi 2.
Terjadinya kesalahan ini mungkin dikarenakan pada saat pengukuran tinggi
endapan, endapan yang terbentuk tidak rata, sehingga menyulitkan untuk diukur,
atau pun pada saat pencampuran garam dan ion perak yang tidak sesuai dengan
ukuran standar yang yang telah ditentukan.

X. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Unsur dengan golongan yang sama memiliki elektron valensi yang
sama pula.
2. Unsur logam alkali yaitu NaCl, KCl memiliki jumlah volume
relative yang sama yaitu 1.
3. Unsur alkali tanag memiliki volume relatif 2.
4. Perbandingan volume relativen NaCl, KCl, dan BaCl2 adalah 1:1:2
XI. Daftar Pustaka
Anonim. Tabel Periodik Kecenderungan Periodisitas Dalam
Golongan. http://id.wikipedia.org/wiki/ (Diakses tanggal 20
Agustus 2016)

Fauzi, M. 2011. Pengaruh Kecenderungan Sifat Periodik.


http://mylifediechemie.blogspot.com. (Diakses tanggal 20
Agustus 2016)

Sunarya, Y. (2014). Kimia Dasar 1. Bandung: Yrama widya.

svehla, G. (1990). Buku Teks Analisi Anorganik Kualitatif Makro dan


Semimikro . jakarta: PT. kalman media pustaka.

Utami, Budi. 2011. Sifat-sifat Periodik Unsur : Keelektronegatifan &


Afinitas Unsur. http://www.chem-is-try.org/ (Diakses tanggal
20 Agustus 2016)
XII. Gambar Alat

You might also like