You are on page 1of 15

Contoh Kasus Pembuatan Peta Malaria

1. Membuat Peta Sebaran Kasus Individual Malaria (Contoh Kasus Kabupaten Kulon
Progo)
a. Bahan Yang Dibutuhkan:
i. File shp area yang akan dipetakan.
ii. Data kasus malaria individu beserta dengan koordinat lintang dan bujur
masing-masing kasus dalam format csv.
b. Langkah Pengerjaan:
i. Buka file shp peta daerah yang akan dipetakan di QGIS: Layer -> Add
Layer -> Add Vector Layer -> Pilih file shp yang diinginkan. Dalam contoh
kasus ini, buka file shp Kabupaten Kulon Progo:
INDODESA2012_IDADMIN2_3401.shp
ii. Buka file kasus individual malaria dan petakan koordinat masing-masing
kasus pada QGIS dengan cara: Layer -> Add Layer -> Add Delimited Text
Layer -> Pilih file csv yang berisi kasus individual malaria. Dalam contoh
kasus ini kita akan gunakan file: 2015 data contoh_diy.csv. Pada opsi X
field pilih nama kolom “Bujur” dan pada opsi Y field pilih nama kolom
“Lintang”.
iii. Klik OK, lalu pastikan coordinate reference system yang digunakan adalah
WGS 84 EPSG: 4326.
iv. Kasus-kasus individual tersebut akan terpetakan seperti ini:

v. Kita bisa beri warna berbeda pada masing-masing kasus individual.


Sebagai contoh, warna kasus individual akan dibedakan berdasarkan jenis
parasit. Klik kanan pada layer kasus individual lalu pilih Properties. Pilih
sub-menu Style. Ganti jenis pewarnaan dengan Categorized. Pada
column, pilih nama kolom Jenis Parasit. Klik Classify, maka sistem akan
secara otomatis memberi warna berdasarkan kategori-kategori yang ada
pada kolom parasit. Hapus warna pada baris terakhir yang tidak memiliki
nama kategori dengan klik baris warna tersebut lalu klik delete.
vi. Anda dapat mengeksplorasi dengan mengganti sendiri warna-warna
untuk masing-masing kategori dengan cara double-click pada warna
kategori yang ingin diganti lalu pilih warna yang diinginkan.
vii. Untuk export hasil peta ke dalam bentuk JPG, klik Project -> New Print
Composer. Beri nama print composer, misal: Malaria Kulon Progo.
Masukkan peta, beri judul peta dan masukkan keterangan legenda. Lalu
pilih export as image dan beri nama file gambar yang akan dihasilkan.

4
1

1
2
31

1
viii. Hasil peta malaria:

2. Membuat Peta Endemisitas (API) dengan Data Kasus Individual


a. Bahan Yang Dibutuhkan:
i. File shp area yang akan dipetakan.
ii. Data kasus malaria individu beserta dengan koordinat lintang dan bujur
masing-masing kasus dalam format csv.
b. Langkah Pengerjaan:
i. Buka file shp peta daerah yang akan dipetakan di QGIS: Layer -> Add
Layer -> Add Vector Layer -> Pilih file shp yang diinginkan. Dalam contoh
kasus ini, buka file shp Kabupaten Kulon Progo:
INDODESA2012_IDADMIN2_3401.shp
ii. Buka file kasus individual malaria dan petakan koordinat masing-masing
kasus pada QGIS dengan cara: Layer -> Add Layer -> Add Delimited Text
Layer -> Pilih file csv yang berisi kasus individual malaria. Dalam contoh
kasus ini kita akan gunakan file: 2015 data contoh_diy.csv. Pada opsi X
field pilih nama kolom “Bujur” dan pada opsi Y field pilih nama kolom
“Lintang”.
iii. Untuk menghitung banyak kasus pada tiap area desa gunakan: Vector ->
Analysis Tools -> Points in Polygon. Pilih layer polygon pada opsi pertama
dan pilih layer kasus individual pada opsi kedua. Beri nama kolom jumlah
kasus yang akan dibuat, contoh: KASUS. Klik browse lalu simpan output
pada direktori yang diinginkan dan beri nama file shp hasil output: Peta
Kasus Malaria per Desa Kulon Progo. Klik OK.
iv. Klik kanan pada layer yang baru dibuat lalu pilih Open Attribute Table.
Kolom paling kanan (terakhir) pada tabel tersebut adalah kolom KASUS
yang baru saja dibuat. Klik gambar pensil (Toggle editing mode) lalu klik
Open Field Calculator untuk menghitung API di masing-masing desa. Beri
nama API pada field name, decimal number (real) pada field type, dan 5
pada precision. Tulis ekspresi rumus penghitungan API:
“KASUS”/”POP2011”*1000. Klik OK. Akan muncul kolom API di sebelah
kolom KASUS. Save tabel atribut.
v. Klik kanan pada layer peta lalu pilih Properties. Pilih load style, lalu pilih
format api.qml dan klik OK. Akan dihasilkan peta sebagai berikut.

vi. Gunakan print composer untuk mengekspor peta beserta judul dan
keterangan legenda ke format JPG.
3. Membuat Peta Endemisitas (API) dengan Data Kasus Agregat
a. Bahan Yang Dibutuhkan:
i. File shp area yang akan dipetakan.
ii. Data kasus agregat malaria beserta kode daerah dalam format csv.
b. Langkah Pengerjaan:
i. Buka file shp peta daerah yang akan dipetakan di QGIS: Layer -> Add
Layer -> Add Vector Layer -> Pilih file shp yang diinginkan. Dalam contoh
kasus ini, buka file shp Kabupaten Kulon Progo:
INDODESA2012_IDADMIN2_3401.shp
ii. Buka file kasus agregat malaria dan gabungkan sebagai atribut pada peta
area dengan cara: MMQGIS -> Combine -> Attributes Join from CSV File.
Pilih nama file csv, dalam kasus ini Kulon Progo Agregat 2011.csv. Kita
akan gabungkan kedua file csv dan peta berdasarkan kode desa. Untuk
itu pilih IDADMIN4 sebagai CSV File Field dan Join Layer Attribute. Pilih
direktori dan beri nama output file peta dan csv untuk data yang tidak
ada pasangannya.
iii. Pada bagian paling kanan dari attribute table akan muncul kolom-kolom
baru yang berasal dari file csv dan dipasangkan sesuai dengan IDADMIN4
pada peta.
iv. Beri warna peta API dengan cara klik kanan layer peta lalu pilih
Properties. Load Style lalu pilih style dengan nama api.qml. Akan
dihasilkan peta sebagai berikut.

v. Ekspor peta dalam bentuk JPG dan tambahkan judul serta keterangan
legenda dengan menggunakan print composer.
4. Membuat Peta Rumah yang Sudah Disemprot/Belum Disemprot IRS
a. Bahan Yang Dibutuhkan:
i. File shp area yang akan dipetakan.
ii. Data koordinat seluruh rumah pada area yang akan dipetakan beserta
status penyemprotan: Sudah disemprot atau belum disemprot IRS.
b. Langkah Pengerjaan:
i. Buka file shp peta daerah yang akan dipetakan di QGIS: Layer -> Add
Layer -> Add Vector Layer -> Pilih file shp yang diinginkan. Dalam contoh
kasus ini, buka file shp Desa Hargotirto: hargotirto.shp
ii. Buka file koordinat rumah individual dan petakan koordinat masing-
masing rumah pada QGIS dengan cara: Layer -> Add Layer -> Add
Delimited Text Layer -> Pilih file csv yang berisi koordinat rumah
individual. Dalam contoh kasus ini kita akan gunakan file: Hargotirto
IRS.csv. Pada opsi X field pilih nama kolom “LONG” dan pada opsi Y field
pilih nama kolom “LAT”.

iii. Klik OK, lalu pastikan coordinate reference system yang digunakan adalah
WGS 84 EPSG: 4326.
iv. Peta tersebut akan terpetakan seperti ini:

v. Beri warna yang berbeda untuk rumah-rumah yang sudah disemprot IRS
dan yang belum dengan cara klik kanan layer koordinat rumah lalu pilih
Properties. Pada sub-menu Style, pilih Categorized, lalu pilih nama kolom
insecticides. Klik Classify, hapus warna yang berada di urutan paling
bawah dan tidak memiliki nama kategori, lalu ganti warna untuk masing-
masing kategori jika tidak sesuai dengan keinginan. Anda juga bisa
mengganti kode keterangan pada masing-masing nama kategori pada
kolom Legend. Lalu klik OK.
vi. Ekspor peta dalam bentuk JPG, tambahkan judul dan keterangan legenda
dengan menggunakan print composer.
5. Membuat Peta Foci Malaria
a. Bahan Yang Dibutuhkan:
i. Peta polygon area yang akan dipetakan
ii. Peta google satellite area yang akan dipetakan
b. Langkah Pengerjaan:
i. Buka peta google satellite dengan cara klik menu Web -> OpenLayers
plugin -> Google Maps -> Google Satellite
ii. Buka peta polygon daerah yang diinginkan sebagai petunjuk lokasi
dengan klik menu Layer -> Add layer -> Add vector layer -> Browse file
shp yang akan digunakan, contoh: “SULAWESI SELATAN.shp”
iii. Setelah peta terbuka cari daerah yang akan dibuat peta foci-nya dengan
cara mencari nama daerah tersebut di attribute table, lalu zoom in ke

daerah yang diinginkan dengan menggunakan tombol .


iv. Setelah mendapatkan daerah yang diinginkan, zoom peta ke tempat di
mana pemetaan foci akan dilakukan.

v. Lakukan pemetaan titik-titik rumah dengan cara klik menu Layer ->
Create layer -> New Shapefile layer. Pilih point pada ‘Type’ untuk
membuat peta titik-titik rumah. Pada sub-menu New attribute dapat
ditambahkan kolom baru beserta tipe data yang disimpan pada kolom
baru. Untuk menambah kolom baru, beri nama pada kolom baru, misal
‘Nama KK’ dengan tipe ‘Text data’ lalu klik Add to attributes list. Setelah
kolom baru tersebut masuk ke dalam attributes list, klik OK lalu beri
nama file yang akan disimpan.

vi. Untuk menambah titik-titik rumah klik untuk membuka sesi ‘Toggle

Editing’ pada layer yang baru dibuat, lalu klik .


vii. Klik pada lokasi yang diinginkan, lalu beri nomor ID rumah dan beri Nama
KK pada lokasi rumah tersebut.
viii. Tambahkan titik-titik rumah sesuai dengan banyaknya rumah yang ada di
daerah foci tersebut.
ix. Untuk menambahkan layer berupa penampakan lingkungan/potensi
tempat berkembang biak vektor dapat ditambahkan layer berupa
polygon dengan cara klik menu Layer -> Create layer -> New Shapefile
layer. Pilih polygon pada ‘Type’ untuk membuat peta penampakan
lingkungan. Beri attribute tambahan apabila diperlukan lalu klik OK dan
beri nama file yang akan disimpan.

x. Untuk menambah titik-titik rumah klik untuk membuka sesi ‘Toggle

Editing’ pada layer yang baru dibuat, lalu klik .


xi. Buat polygon lokasi penampakan lingkungan dengan menghubungkan
titik-titik unjung polygon, klik kanan apabilan titik-titik sudah
dihubungkan lalu beri nilai atribut pada polygon tersebut dan klik OK.

xii. Tambahkan penampakan lingkungan lain sesuai dengan keadaan wilayah


foci pada peta..
xiii. Setelah semua rumah dan penampakan lingkungan dipetakan, kita
memiliki informasi sebagai berikut:

You might also like