Professional Documents
Culture Documents
Djemari Mardapi (2003) membagi unsur-unsur budaya sekolah jika ditinjau dari usaha
peningkatan kualitas pendidikan sebagai berikut :
a. Kultur sekolah yang positif
Kultur sekolah yang positif adalah kegiatan-kegiatan yang mendukung
peningkatan kualitas pendidikan, misalnya kerjasama dalam mencapai prestasi,
penghargaan terhadap prestasi, dan komitmen terhadap belajar.
b. Kultur sekolah yang negatif
Kultur sekolah yang negatif adalah kultur yang kontra terhadap peningkatan
mutu pendidikan. Artinya resisten terhadap perubahan, misalnya dapat berupa:
siswa takut salah, siswa takut bertanya, dan siswa jarang melakukan kerja sama
dalam memecahkan masalah.
c. Kultur sekolah yang netral
Yaitu kultur yang tidak berfokus pada satu sisi namun dapat memberikan
konstribusi positif tehadap perkembangan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini
bisa berupa arisan keluarga sekolah, seragam guru, seragam siswa dan lain-lain.
a. Pengertian Penilaian
Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Wiggins (dalam Materi
Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, 2013) mendefinisikan penilaian
autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan
prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran.
Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan
membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam kehidupan nyata (real
life). Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran di SMA. Hasil penilaian autentik dapat
digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial),
pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian
autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran
yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
b. Ruang Lingkup Penilaian
Pada Kurikulum 2013 kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran. Kompetensi Inti
(KI) menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, artinya
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. Kompetensi dasar (KD)
dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced)
dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan.
c. Teknik dan Instrumen Penilaian
1) Penilaian kompetensi sikap
Sikap dalam mata pelajaran berkaitan dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan materi pembelajaran. Secara umum, objek sikap yang
perlu dinilai dalam mata pelajaran adalah sikap terhadap: materi pelajaran,
guru/pengajar, dan proses pembelajaran.Pendidik melakukan penilaian
kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment),
penilaian teman sejawat/antarpeserta didik (peer assessment), dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist)
atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada
jurnal berupa catatan pendidik. Penilaian sikap dinyatakan secara kualitatif
dengan kriteria Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Instrumen tes tulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian,
jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian
dilengkapi pedoman penskoran. Bentuk soal yang sering digunakan di SMA
adalah pilihan ganda dan uraian. Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok
soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk tingkat SMA biasanya
digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut,
salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar, dan lainnya disebut
pengecoh (distractor).
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang dilengkapi rubrik
a. JOHANN KEPLER (1571-1630).
Copernicus, Tycho Brahe, Galileo dan Kepler adalah peletak dasar
astronomi modern. Copernicus adalah seorang biarawan (Katolik). Galileo adalah
juga seorang Kristen (Katolik) yang sungguh-sungguh walaupun pernah ada
masalah soal "Teori Heliosentris versus Teori Geosentris". Kepler telah
mendapatkan rumus-rumus yang masih dipakai sampai sekarang untuk
meramalkan gerakan planet-planet. Kepler mula-mula belajar teologi. Tetapi
setelah 2 tahun ia pindah jurusan dan mempelajari astronomi. Pengaruh studi
teologinya besar dalam pernyataan- pernyataannya dibidang astronomi. Ia
berkata bahwa ia selalu berusaha memikirkan "Pikiran Allah" ("thinking God's
thoughts after Him"). Ia percaya secara harafiah Kitab Kejadian 1,2 mengenai
Penciptaan alam semesta dalam waktu enam hari. Dalam salah satu bukunya ia
menulis : "Since we astronomers are priests of the highest God in regard to the
book of nature, it befit us to be thoughtful, not of the glory of our own minds, but
rather, above all else, of the glory of God."( Terjemahan bebasnya adalah sbb :
"Karena kami, ahli astronomi adalah imam Allah yang Maha Tinggi tentang buku
alam semesta, sepatutnyalah kami memuliakan Allah, dan bukan pikiran kami
sendiri".)
Kebijakan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, Kompetensi Guru, Organisasi Sekolah, Penilaian
Hasil Belajar Matematika, Materi Pendalaman Matematika