You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KASUS

CAMPAK PADA PASIEN BALITA

OLEH :

KELOMPOK 1

1. DESI TRI UTAMI


2. ELEN TRIA NANDA
3. FAULINA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes WIDYA NUSANTARA PALU

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS KASUS CAMPAK PADA PASIEN BALITA “ dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan komunitas.
Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun tugas ini menyadari
bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tugas yang serupa dimasa yang akan datang.
Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat,
selebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Palu, Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 4
B. Tujuan ........................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Medis
1. Definisi ................................................................................. 5
2. Etiologi ................................................................................. 5
3. Patofisiologi ......................................................................... 6
4. Manifestasi klinis ................................................................. 7
5. Pemeriksaan Penunjang ....................................................... 8
6. Penatalaksanaan .................................................................... 8
7. Komplikasi .......................................................................... 9
8. Pencegahan ........................................................................... 9
B. Tinjauan Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian ..............................................................................
2. Diagnosa Keperawatan ...........................................................
3. Intervensi ................................................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................
B. SARAN ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Campak merupakan penyakit infeksi akut, kebanyakan menyerang anak-anak
dan disebabkan oleh virus (WHO, 2004). Virus penyebab penyakit campak
termasuk ke dalam genus morbilivirus dan famili paramixovirus. Karateristik
penyakit campak pada umumnya adalah : demam dengan suhu >38ºC, rash dan
disertai satu atau lebih gejala batuk, pilek, atau mata merah/konjungtivitis (WHO,
2004). Pada penyakit campak ada 3 stadium yaitu stadium prodromal, stadium
erupsi dan stadium convalencens. Sembilan puluh persen anak yang tidak kebal
akan terserang penyakit campak. Manusia merupakan satu-satunya reservoir,
seseorang yang pernah terserang campak akan memiliki imunitas seumur
hidupnya (Depkes, 2008).
Campak merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada
anak, sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari sebelum
muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Campak
timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus campak. Sejak program
imunisasi campak dicanangkan, jumlah kasus menurun, namun akhir-akhir ini
kembali meningkat.4,6 Di Amerika Serikat, timbul KLB (Kejadian Luar Biasa)
dengan 147 kasus sejak awal Januari hingga awal Februari 2015. Di Indonesia,
kasus campak masih banyak terjadi dan tercatat peningkatan jumlah kasus yang
dilaporkan pada tahun 2014.

B. Tujuan
1. Untuk menjelaskan konsep campak pada anak
2. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan komunitas campak pada anak
3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa/i keperawatan
mengenai campak

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Medis
1. Definisi
Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara
dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart,
vol 3, 2001).
Penyakit campak disebabkan oleh measles virus (MV), genus virus
morbili famili Paramyxoviridae (RNA), jenis morbilivirus yang mudah mati
karena panas, cahaya, ether dan trypsin (Depkes, 2008).
Virus akan menjadi tidak aktif pada suhu 37ºC, pH asam atau bila
dimasukkan dalam lemari es selama beberapa jam. Dengan pembekuan
lambat maka infeksifitasnya akan hilang. Selama masa prodromal, virus dapat
ditemukan di dalam sekresi nasofaring, darah dan air kemih. Virus campak
hanya dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan hanya dapat aktif pada
suhu kamar selama 34 jam di alam bebas (Andriani, 2009).

2. Etiologi
Virus penyebab penyakit campak termasuk ke dalam genus morbilivirus dan
famili paramixovirus. Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah
tenggorokan dan saluran pernapasan. Virus campak dapat hidup dan
berkembang biak pada selaput lendir tenggorokan, hidung dan saluran
pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan virus
ini kepada lingkungannya, Pada saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk,
virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain yang
belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika
menghirup udara pernapasan yang mengandung virus. Penularan virus juga
dapat terjadi jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang

5
terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau mulut. Biasanya virus
dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam
pertama kali timbul.

3. Patofisiologi
Penyebaran infeksi terjadi jika terhirup droplet di udara yang berasal
dari penderita. Virus campak masuk melalui saluran pernapasan dan melekat
di sel-sel epitel saluran napas. Setelah melekat, virus bereplikasi dan diikuti
dengan penyebaran ke kelenjar limfe regional. Setelah penyebaran ini, terjadi
viremia primer disusul multiplikasi virus di sistem retikuloendotelial di limpa,
hati, dan kelenjar limfe. Multiplikasi virus juga terjadi di tempat awal
melekatnya virus. Pada hari ke-5 sampai ke-7 infeksi, terjadi viremia sekunder
di seluruh tubuh terutama di kulit dan saluran pernapasan. Pada hari ke-11
sampai hari ke-14, virus ada di darah, saluran pernapasan, dan organ-organ
tubuh lainnya, 2-3 hari kemudian virus mulai berkurang. Selama infeksi, virus
bereplikasi di sel-sel endotelial, sel-sel epitel, monosit, dan makrofag.

6
4. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi campak berkisar 10 hari (8-12 hari). Gejala klinis
terjadi setelah masa inkubasi, terdiri dari tiga stadium:
a. Stadium prodromal
Berlangsung kira-kira 3 hari (kisaran 2-4 hari), ditandai dengan demam
yang dapat mencapai 39,50C ± 1,10C. Selain demam, dapat timbul gejala
berupa malaise, coryza (peradangan akut membran mukosa rongga
hidung), konjungtivitis (mata merah), dan batuk. Gejala-gejala saluran
pernapasan menyerupai gejala infeksi saluran pernapasan yang disebabkan
oleh virus-virus lain. Konjungtivitis dapat disertai mata berair dan sensitif
terhadap cahaya (fotofobia). Tanda patognomonik berupa enantema
mukosa buccal yang disebut koplik spots yang muncul pada hari ke-2 atau
ke-3 demam. Bercak ini berbentuk tidak teratur dan kecil berwarna merah
terang, di tengahnya didapatkan noda putih keabuan. Timbulnya bercak
koplik ini hanya sebentar, kurang lebih 12 jam, sehingga sukar terdeteksi
dan biasanya luput saat pemeriksaan klinis.
b. Stadium eksantem
Timbul ruam makulopapular dengan penyebaran sentrifugal yang dimulai
dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah,
leher, dada, ekstremitas atas, bokong, dan akhirnya ekstremitas bawah.
Ruam ini dapat timbul selama 6-7 hari. Demam umumnya memuncak
(mencapai 400C) pada hari ke 2-3 setelah munculnya ruam. Jika demam
menetap setelah hari ke-3 atau ke-4 umumnya mengindikasikan adanya
komplikasi.
c. Stadium penyembuhan (konvalesens)
Setelah 3-4 hari umumnya ruam berangsur menghilang sesuai dengan pola
timbulnya. Ruam kulit menghilang dan berubah menjadi kecoklatan yang
akan menghilang dalam 7-10 hari.

7
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau
meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan antibodi
IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan adanya infeksi campak
akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2 hari pertama
munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM
dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative. Titer
IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash.
Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul,
terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu
setelah onset. IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun
kemudian. Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat,
darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal
sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif
selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.
b. Dalam spuntum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya
multinucleated giant cells yang khas
c. Pada pemeriksaan serologis dengan cara hemagglutination inhibition test
dan complemen fixation test akan ditemukan adanya antibodi yang
spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya
pada 2-4 minggu kemudian. (Rampengan, 1997 : 94)

6. Penatalaksanaan
Pada campak tanpa komplikasi tatalaksana bersifat suportif, berupa
tirah baring, antipiretik (parasetamol 10-15 mg/kgBB/dosis dapat diberikan
sampai setiap 4 jam), cairan yang cukup, suplemen nutrisi, dan vitamin A.
Vitamin A dapat berfungsi sebagai imunomodulator yang meningkatkan
respons antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin A dapat

8
menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare dan pneumonia. Vitamin
A diberikan satu kali per hari selama 2 hari dengan dosis sebagai berikut:
1) 200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau lebih
2) 100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan
3) 50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan
4) Pemberian vitamin A tambahan satu kali dosis tunggal dengan dosis
sesuai umur penderita diberikan antara minggu ke-2 sampai ke-4 pada
anak dengan gejala defisiensi vitamin A.
7. Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat
serius. Namun komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh
sebagai akibat penyakit Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai
campak :
a. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah

b. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga

penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan

c. Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus

d. Bronkopnemonia (infeksi saluran napas)

e. Otitis Media (infeksi telinga) `

f. Laringitis (infeksi laring)

8. Pencegahan
a. Cara yang paling efektif untuk mencegah anak dari penyakit campak

adalah dengan memberikan imunisasi campak. Jika setelah mendapat

imunisasi, anak terserang campak, maka perjalanan penyakit akan jauh

lebih ringan. Imunisasi campak untuk bayi diberikan pada umur 9 bulan.

9
Bisa pula imunisasi campuran, misalnya MMR (measles-mump-rubella),

biasanya diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia

4-6 tahun. Disuntikkan pada otot paha atau lengan atas

b. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum

makan.

c. Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal

tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya

anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang

demam.

10

You might also like