Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
14043102
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memiliki opsi menggunakan asetnya sendiri atau memilih menyewa peralatan untuk
menjalankan operasinya daripada harus membeli peralatan yang baru dengan maksud
meminimalkan biaya. Oleh karena itu banyak perusahaan yang mulai menyewakan aktiva
tetapnya sebagai sumber pendapatan, dan disisi lain banyak juga perusahaan memilih
aktiva tetap yang sudah lama atau ketinggalan dengan yang baru yang lebih modern atau
sewanya. Hal itu dibutuhkan agar perusahaan dapat mencatat dan melaporkan transaksi
sewa dalam laporan keuangan, sehingga akan dihasilkan suatu laporan keuangan yang
wajar dan dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan.
Meningkatnya kegiatan sewa guna usaha, maka perlu adanya suatu standar
akuntansi keuangan yang mengatur tentang sewa guna usaha yang dapat dijadikan
pedoman untuk mencatat dan melaporkan transaksi sewa guna usaha dalam pelaporan,
sehingga dapat menghasilkan suatu laporan keuangan yang wajar dan berguna bagi para
Keuangan (PSAK) No. 30 yaitu tentang sewa. Dalam PSAK No. 30 dijelaskan tentang
sewa oleh perusahaan sewa, serta pelaporan dan pengungkapan transaksi sewa oleh
perusahaan penyewa.
B. Rumusan Masalah
berikut :
2. Siapa saja pihak yang terlibat dalam kegiatan sewa guna usaha (leasing) ?
6. Apa saja kelebihan dan kerugian dari sewa guna usaha (leasing) ?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan paper ini adalah selain untuk memenuhi tugas dari dosen mata
kuliah Teori Akuntansi juga sebagai tambahan referensi dan wacana bagi teman-teman
yang ingin mencari informasi tambahan mengenai materi Sewa Guna Usaha (leasing) .
BAB II
PEMBAHASAN
memberikan hak untuk menggunakan harta, pabrik atau alat-alat (tanah atau aktiva
Menurut Kieso, Leasing adalah perjanjian kontraktual antara lessor (pemilik) dan
lessee (penyewa) yang memberikan hak pada lessee untuk menggunakan properti
tertentu,yang dimiliki lessor, selama periode waktu tertentu dengan membayar uang sewa
Sedangkan menurut PSAK 30, Leasing adalah suatu perjanjian dimana lessor
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode yang
disepakati dan sebagai imbalannya lessee melakukan pembayaran atas sewanya kepada
lessor.
biasanya oleh pihak supplier atas biaya dari lessor. Barang modal tersebut akan
dipergunakan oleh lessee umumnya untuk kepentingan bisninya. Barang modal itu
diatas, maka yang dimaksud barang modal adalah : Setiap aktiva tetap yang
berwujud termasuk tanah sepanjang di atas tanah tersebut melekat aktiva tetap
berupa bangunan (plant), dan tanah serta aktifa dimaksud berupa satu kesatuan
kepemilikan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan
Salah satu unsur penting dari lembaga leasing adalah adanya jangka waktu yang
terbatas. Sehingga, apabila ada deal-deal yang tidak terbatas jangka waktunya, ini
Dalam hubungan dengan leasing dengan hak opsi, maka oleh Keputusan
(leasing) ditentukan bahwa jangka waktu leasing ditetapkan dalam tiga kategori
sebagai berikut:
a. Jangka singkat, yaitu minimal dua tahun, dan berlaku bagi barang modal
golongan I
b. Jangka menengah, yaitu minimal tiga tahun, dan berlaku bagi barang modal
c. Jangka panjang, yaitu minimal tujuh tahun, dan berlaku bagi golongan
bangunan. Pengolongan barang modal kepada golongan I, II, dan III tersebut
Karena lessor telah membayar lunas harga barang modal kepada pihak
pembayaran kembali harga barang modal kepada lessor. Besarnya dan lamanya
ansuran sesuai dengan kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak leasing.
Dilihat dari segi angsuran pembayaran ini maka leasing mirip dengan suatu kredit
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah
sebagai berikut:
1. Lessor
2. Lessee
3. Supplier
perjanjian antara lessors dengan lessee dan dalam hal ini suplier juga dapat
menyerahkan barang kepada lease tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang
memberikan pembiayaan.
4. Bank dan kreditur
Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditur lain tidak
terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak
yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lessee) biasanya
memilih barang modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan sewa guna
supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imblan
atau jasa penggunaan barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada
lessor sejumlah uang yang beruba uang rental untuk jangka waktu tertentu yang
Jumlah rental ini secar keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar
oleh lessor ditambah fktor bunga serta keuntungan pihak lessor. Selanjutnya
Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumny belum pernah memilike barang
yang dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor
membeli suatu barang atas permintaan lessee dan akan dipergunakan oleh
lessee.
b. Sale and lease back
Dalam transaksi ini lessee menjual barang yang telah dimilikinya kepada
lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan uatu konrak leasing
lease. Di sini lesse memerlukan cash yang bisa dipergunakan untuk tambahan
modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan
sistem sale and lease back memungkinkan lessor memberikan dana untuk
keperluan apa saja kepada kliennya dan tentu saja dana yang dibutuhkan
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang
modal dan selanjutnya di sewa guna kan kepada penyewa guna usaha. Berbeda
dengan finance lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha berkala dalam
operating lease tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang modal yang disewa guna usahakan atau melalui beberapa kontrak sewa
Perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya bertanggung jawab
atas biaya – biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun
Suatu transaksi sewa guna usaha, dimana produsen atau pabrikan juga berperan
sebagai perusahaan sewa guna usaha sehingga jumlah traksaksi termasuk bagian
4. Leveraged Lease
Suatu transaksi sewa guna usaha, selain melibatkan lessor dan lessee juga
melibatkan bank atau kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar
transaksi.
Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan
dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee
yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara
1. independent leasing.
supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk disewakan.
2. Captive lessor.
perusahaan leasing dan yang mereka sewakan adalah barang-barang milik mereka
lessee untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk disewakan.
spesifikasi, harga, jangka waktu pengiriman, jaminan purnajual atas barang yang
akan di-lease
barang modal. Pada tahap awal ini, lessee dapat meminta lease quotation yang tidak
mengikat dari lessor. Dalam lease quotation ini dimuat mengenai syarat-syarat
pokok pembiayaan leasing antara lain: keterangan barang, cash security deposit,
residual value, asuransi, biaya administrasi, jaminan uang sewa dan persyaratan-
persyaratan lainnya.
3. Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter kepada lessee yang
berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang
pihak-pihak yang terlibat, hak milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi lessee,
5. Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman barang kepada
lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui
6. Pengriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan. Selanjutnya
lessee menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar dan diserahkan
kepada supplier
7. Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk faktur dan bukti-bukti
9. Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada lessor
selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah
besar. Hal ini merupakan penghematan modal bagi lessee, sehingga lessee
b. Sangat Fleksibel, yaitu bersifat sangat luas yang merupakan ciri utama bagi
c. Sebagai Sumber Dana, Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi
leaseback atas asset yang sudah dimiliki oleh lessee. Sementara itu credit line
atau fasilitas kredit yang sudah ada dari bank masih tetap tidak terganggu dan
cash flow. Untuk suatu investasi dimana pendapat penjualan diperoleh secara
musiman atau juga dimana keuntungan baru bisa diperoleh pada masa-masa
kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini bisa mencegah
pihak jika keadaan keuangan cukup longgar maka besarnya rental bisa
dengan menyusun struktur rental yang baik disesuaikan dengan proyeksi cash
flownya.
Dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang. Atau bisa
dikatakan bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata
uang kemarin.
Terutama sekali di Indonesia, saat ini dirasakan sangat sulit sekali untuk
alternatif yang bisa memenuhi kebutuhan ini. Melalui sales and leaseback
maka lesseee akan bisa mendapatkan dana yang diperlukan dengan masa
bisa melakukan bullet repayment seperti pada longterm bank loan dimana
saja.
mahal bila dibandingkan dengan kredit investasi dari bank. Hal ini terjadi
karena sumber dana lessor pada umumnya dari bank atau lembaga keuangan
bukan bank.
b. Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva
lesee untuk tujuan “Collateral Credit” dari Bank, yaitu “Trade Creditor”
mungkin akan menilai perusahaan tersebut memiliki posisi keuangan yang
lemah.
d. Resiko yang lebih besarpada lessor, artinya adanya tanggung jawab yang
menuntut pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang
orang lain yang disebabkan oleh “lease property” tersebut, dan juga lessor
belum tentu yakin bahwa barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan
kepentingan lainnya.
a. Sewa pembiayaan
Dalam sewa ini, lessee mengakui barang modal yang disewanya sebagai
lessee. Nilai yang diakui sebesar Nilai Wajar aset atau nilai kini (Present
lessee.
pembiayaan akan muncul beban penyusutan dan beban bunga dalam sewa
dengan PSAK 16 Aset Tetap dan PSAK 19 tentang Aset tak berwujud.
b. Sewa operasi
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui lessee sebagai beban sewa
dibebankan dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar
sistematis lain dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang
a. Sewa pembiayaan
Lessor mengakui piutang sewa pada bagian aset dalam laporan posisi
keuangannya sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa bersih yang
b. Sewa operasi
sesuai dengan sifat aset tersebut. Selain itu juga mengakui pendapatan sewa
diakui dengan garis lurus selama waktu sewa kecuali ada terkecualinya. Pada
sewa operasi tetap mengakui aset yang disewakannya dalam laporan posisi
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang terjun ke dunia bisnis. Dengan semakin banyaknyaperusahaan yang terjun ke dunia
bisnis, maka semakin banyak kebutuhan dana dan modal yang harus dipenuhi oleh
berbagai perusahaan. Hal tersebut mendorong industry bisnis yang bergerak dalam
dikatakan dengan lembaga pembiayaan adalah suatu badan usahayang di dalam melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaandana atau barang modal dengan tidak
menarik dana secara langsung dari masyarakat. Sedangkan leasing adalah setiap kegiatan
oleh suatu perusahaan, untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara
berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagiperusahaan tersebut untuk membeli barang -
barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan
nilaisisa yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk salahsatu jenis
barang modal.
Perjanjian sewa guna usaha yang lahir pada prosedur mekanisme leasing terdiri
dari ketentuan-ketentuan yang salah satunya adalah ketentuan mengenai tanggung jawab
para pihak terhadap obyek leasing. pemabagian dan pengaturan mengenai tanggung jawab
para pihak terhadap obyek leasing tersebut pada umumnya dipengaruhi dan ditentukan
oleh jenis pembiayaan yang terdapat dalam perjanjian leasing itu sendiri, namun secara
khusus pembagian dan pengaturan tersebut pada dasranya harus didasarkan pada