Professional Documents
Culture Documents
Family Folder 23
Muhammad Zulyusri bin Ghazali (102013491)
Zulyusri93@gmail.com
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Alamat korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Pendahuluan
Dokter keluarga adalah dokter yang terutama bertanggung jawab untuk menyediakan
pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada setiap individu yang membutuhkan
pelayanan kesehatan dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan
pelayanan kesehatan jika diperlukan. Dokter keluarga merawat individu dalam konteks di
keluarga, dan keluarga dalam konteks di masyarakat, tanpa memandang ras, kultur, atau kelas
sosial. Dokter keluarga secara klinis berkompeten untuk menyediakan pelayanan yang lebih,
dengan mempertimbangkan latar belakang budaya, sosial ekonomi dan psikologis. Sebagai
tambahan, dokter keluarga secara personal bertanggung jawab untuk pelayanan yang
komprehensif dan kontinyu kepada pasiennya. Dokter keluarga menjalankan
profesionalitasnya dengan menyediakan perawatan kepada pasien atau melalui pelayanan
yang lain sesuai kebutuhan kesehatan dan sumber yang tersedia.
1. Tujuan
Tujuan khusus : Membuat penilaian terhadap kondisi lingkungan pasien dan memberi
edukasi yang terkait dengan penyakitnya.
2. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain adalah:
1
Pembahasan
Identitas Pasien
Nama : Ny. Kurniawati Sumanti
Umur : 63 tahun
Tanggal lahir : 7 Januari 1953
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Alamat : Jl. Alpukat 4 No. 42, RT 4/RW 2, Tanjung Duren
Utara, Jakarta Barat
Telepon : 5687569
Tingkat Ekonomi : Sedang.
Status Imunisasi : Lengkap
Pusing secara tiba-tiba, dan berasa tegang dan kaku di leher setelah beraktivitas
dan terdapat nyeri di punggung bawah jika duduk terlalu lama.
Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan sering control ke puskesmas dan akhir-akhir
ini terdapat nyeri di punggung bawah terutama jika duduk terlalu lama dan telah
ketemu dokter di puskesmas dan dirujuk ke Spesialis di Rumah Sakit Siloam tetapi
masih belum kesana. Sebelum ini, pasien juga pernah mengalami sakit maag tetapi
telah berobat jalan dan telah sembuh.
2
Riwayat Biologis Keluarga
b. Kebersihan perorangan:
Mandi sehari dua kali, sikat gigi dua hingga tiga kali per hari, ganti baju
setiap selesai mandi
c. Penyakit Keturunan
Sehari minimal tiga kali, Satu porsi makanan biasanya terdiri dari nasi kira-
kira satu senduk, sayur-sayuran, dan sumber protein seperti ayam atau
daging.
Air yang diminum dari gallon aqua dan kurang minum minuman yang
manis. Air diminum kira-kira 8 gelas sehari.
i. Merokok : Tidak
l. Pola istirahat:
Baik. Kebiasaan pasien tidur pada jam 10 malam dan bangun pada jam 5
pagi. Masih dalam waktu tidur yang baik iaitu antara 7-8 jam sehari.
Psikologis Keluarga
a. Kebiasaan buruk:
Sering mengalami stres dan cemas terutama ketika anaknya Soni yang
lumpuh mengalami sakit yang memerlukan perhatian. Stres merupakan
antara faktor lingkungan yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Stres dan aktivasinya pada sistem saraf simpatis, salah satu bagian dari
sistem saraf otonom (tidak disadari), yang mendominasi saat stres,
memegang peran penting dalam menciptakan tekanan darah tinggi. Telah
menjadi semakin jelas bahwa perubahan gaya hidup bisa menurunkan
kadar kotekolamin, bahan kimia yang berpotensi negatif yang meningkat
saat stres. Kecemasan dan stres emosional meningkatkan tekanan darah
pada banyak orang, namun tidak semua orang, dan walaupun ketegangan
tidak selalu identik dengan hipertensi. Penelitian berulang-ulang
menunjukkan bahwa kecemasan adalah salah satu emosi yang
menyebabkan melonjaknya tekanan darah. Banyak penelitian telah
diketahui hubungan antara stress dan hipertensi. Seperti misalnya pasien
yang mengalami stress kecemasan sebelum dilakukan operasi dapat
mengalami peningkatan tekanan darah secara mendadak. Tidak heran pula
bila kita pernah mendengar seseorang mengalami serangan jantung
maupun stroke pada saat orang tersebut tidak dapat mengontrol emosi
negatif, seperti amarah.
4
b. Pengambilan Keputusan:
c. Ketergantungan obat:
konsumsi amlodipine satu kali sehari dan diambil pada waktu pagi.
Pasien alergi terhadap penisilin.
e. Pola rekreasi:
Sedang, biasanya pasien ke pasar jalan kaki pada waktu pagi, atau
pasien akan jalan-jalan di taman pada waktu pagi atau sore.
Keadaan Rumah/lingkungan
g. Ventilasi Rumah
Baik. Terdapat pintu yang besar di ruang keluarga dan di buka pada
siang hari bagi memberi udara dan cahaya masuk ke dalam rumah serta
menggunakan exhaust fan sebagai alternatif ventilasi rumah.
h. Kebersihan Rumah:
Baik. Keadaan lantai rumah Ny. Kurniawati Sumanti bersih dan tidak
terdapat debu karena dibersihkan dengan menyapu lantai setiap hari
5
dan mengepel lantai dua kali seminggu serta pembuangan sampah di
tong sampah.
j. Ventilasi Kamar
Baik. Terdapat jendela yang besar di dalam kamar dan dibuka pada
waktu pagi bagi pencahayaan masuk serta menggunakan exhaust fan
sebagai alternative ventilasi serta terdapat kipas angin gantung bagi
mengeluarkan haba dari dalam kamar.
l. Keadaan Jamban
Jamban sehat iaitu tidak mencemari sumber air minum. Tidak berbau.
Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus. Tidak mencemari
tanah di sekitarnya. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
Dilengkapi dinding dan atap pelindung. Penerangan dan ventilasi
cukup. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai. Tersedia air, sabun,
dan alat pembersih.
p. Tempat Penyimpanan Alat Makan :Sedang bersih dan jauh dari sumber
pencemaran atau tandas
6
s. Sumber Air Sehari-hari : Air pemerintah Cuma mandi dan
mencuci
Spiritual Keluarga
Kegiatan Sosial
7
bahwa kecemasan adalah salah satu emosi yang menyebabkan
melonjaknya tekanan darah.
Pasien sering ke gereja pada hari minggu dan bantu memasak di gereja
untuk dikasi ke lansia. Jarang mengikuti aktivitas di kejiranan atau
program dari puskesmas karena pasien harus menjaga anaknya Soni
yang lumpuh di rumah.
c) Tanda Vital
Suhu : 36◦C
7. Diagnosis Pasien
a) Working Diagnosis :
8
8. Pemeriksaan Penunjang
e.
I. health promotion
a. Memberi penyuluhan mengenai pengertian, gejala, faktor resiko, serta
komplikasi hipertensi.
b. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat
yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan
dislipidemia.
c. Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/
hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah.
Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus,
sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda atau
menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
d. Mengurangi konsumsi alkohol. Walaupun konsumsi alcohol belum menjadi
pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol semakin hari
semakin meningkat seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya hidup,
terutama di kota besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria
atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan
demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol sangat membantu
dalam penurunan tekanan darah.
e. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah
satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya
dianjurkan untuk berhenti merokok.
f. Mencegah daripada stres. Stres merupakan faktor lingkungan yang bisa
menyebabkan terjadinya hipertensi. Oleh itu, disarankan kepada pasien untuk
mencari penyebab stress dan mencari jalan keluar.
9
2. general and specific protection
a. Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak
merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak jarang pula
pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan
kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam ini juga
bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi
derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari.
b. Menyarankan kepada pasien dan keluarganya untuk mengambil suplemen
potassium/kalium karena dapat menurunkan tekanan darah daripada hasil
percobaan klinis.
c. Selain itu suplemen kalsium dan minyak ikan yang mengandungi dosis yang
tinggi omega-3 polyunsaturated fatty acid (omega-3 PUFA) dianjurkan kepada
pasien serta keluarganya bagi mengurangkan tekanan darah pada orang yang
hipertensi dan juga normotensi.
10. Prognosis
Dubia ad Bonam
11. Resume
Ny. Kurniawati Sumanti (63 tahun) datang ke Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren
Utara untuk pemeriksaan rutin. Dokter telah mendiagnosa pasien dengan hipertensi
primer grade I karena tekanan darah yang agak tinggi yaitu 140/80 mmHg. Ny.
Kurniawati Sumanti juga memberitahu bahwa dia mengalami sakit belakang terutama
di bahagian punggung bawah dan dokter puskesmas telah memberikan surat rujukan
ke RS Siloam Kebon Jeruk. Selain itu,. Ny.Kurniawati Sumanti pernah mengalami
sakit maag karena kurang makan dan bersarapan pada waktu pagi dan telah diterapi
oleh dokter puskesmas sampai sembuh. Keluhan sakit maag telah hilang dan Ny.
Kurniawati Sumanti juga lebih prihatin tentang pemakanan sehari-hari terutama
sarapan dan setiasa membekalkan dirinya roti jika berasa lapar sebelum waktu makan.
10
Sumi Haryati diberi amlodipin untuk pengobatan hipertensi. Ny. Kurniawati Sumanti
mengambil obat secara teratur dan mengunjungi Puskesmas setiap dua minggu.
Keadaan rumah dan persekitarannya pula secara keseluruhan pada tahap yang baik.
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang
berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk
pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama
dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di
dunia. Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi
kemungkinan besar juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi
terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di
perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka
penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Angka-angka prevalensi
hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan di daerah pedesaan
masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case
finding maupun penatalaksanaan pengobatannya. Jangkauan masih sangat terbatas dan
sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi tertinggi ditemukan
di ProvinsiKalimantan Selatan (39,6%) sedangkan terendah di Papua Barat (20,1%).1
Etiologi
Sampai saat ini penyebab hipertensi primer tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer
tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor
yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu
seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain.
Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi
antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat
dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi.
Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
11
bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler.2
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali
dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi primer merupakan
multifaktorial dan sangat komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah
terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas vaskuler, volume
sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah
dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi primer dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi
faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan
gejala hipertensi. 2
Gejala Klinis
Jika hipertensi karena faktor genetik tidak dikendalikan dengan baik, maka dapat
menyebabkan kelainan pada jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah tubuh berupa
aterosklerosis kapiler. Karena ada hubungan antara hipertensi, penyakit jantung koroner,
dengan gagal ginjal khususnya gagal ginjal kronis. Munculnya hipertensi, tidak hanya di
sebabkan oleh tingginya tekanan darah. Akan tetapi, ternyata juga karena adanya faktor risiko
lain seperti komplikasi penyakit dan kelainan pada organ target, yaitu jantung, otak, ginjal,
dan pembuluh darah. Hipertensi memang jarang muncul sendiri, lebih sering muncul dengan
faktor lain. Bila satu atau lebih faktor resiko tersebut ada pada penderita hipertensi tentu akan
12
meningkat resiko akibat hipertensi. Adapun gejala hipertensi yang mungkin di alami antara
lain3:
1). Sering pusing kepala
2). Gampang marah
3). Sulit tidur dan sering gelisah
4). Sesak nafas
5). Leher belakang sering kaku
6). Gangguan penglihatan
7). Sulit berkomunikasi.
Tabel 1: Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi dari JNC83
Penatalaksanaan
Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30% hingga 50% daripada
yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30 hingga 45 menit sebanyak
>3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi.
Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti
hipertensi oleh dokter.
Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2 hingga 3 gelas
per hari dapat meningkatkan risiko hipertensi.
13
2) Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu
diuretika, terutama jenis thiazide (hydrochlorothiazide) atau aldosteron antagonis
(spironolactone), beta blocker (atenolol, propanolol), calcium channel blocker (nifedipine,
amlodipine) atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (captopril,
ramipril), Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)
(Losartan, Valsartan).
Pada November 2013 melalui upaya kolaboratif oleh American Heart Association
(AHA), American College of Cardiology (ACC), dan Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), telah menjelaskan kriteria untuk algoritma manajemen hipertensi.4
Hipertensi Grade I : dapat diobati dengan modifikasi gaya hidup dan, jika perlu,
diuretik thiazide
Hipertensi Grade II : dapat diobati dengan kombinasi diuretik thiazide dan ACE
inhibitor, angiotensin receptor blocker (ARB), atau calcium
channel blocker.
Bagi pasien yang gagal mencapai tujuan tekanan darah, dosis obat dapat ditingkatkan
dan/atau obat dari kelas yang berbeda dapat ditambahkan ke pengobatan.
Komplikasi
Tekanan yang berlebihan pada dinding arteri yang disebabkan oleh tekanan darah
tinggi dapat merusak pembuluh darah serta organ-organ dalam tubuh. Semakin tinggi tekanan
darah dan semakin lama dibiarkan tidak terkendali, semakin besar risiko kerusakan.
Tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol dapat menyebabkan serangan jantung
atau stroke. akibat pengerasan dan penebalan arteri (aterosklerosis). Peningkatan tekanan
darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah menjali melemah sehingga membentuk
tonjolan (aneurisma). Jika pecah aneurisma dapat mengancam nyawa.
Untuk memompa darah dengan melawan tekanan yang lebih tinggi di pembuluh
darah, otot jantung menjadi lebih tebal. Akhirnya, otot yang menebal mungkin mengalami
kesulitan memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, menyebabkan
gagal jantung.
Pembuluh darah di ginjal yang melemah dan menyempit pembuluh darah mencegah
organ tersebut dari berfungsi secara normal. Pembuluh darah yang menebal, menyempit atau
robek di mata pula dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan.
14
Sindrom metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolisme tubuh, termasuk
peningkatan lingkar pinggang, trigliserida tinggi, rendah high-density lipoprotein (HDL)
kolesterol, tekanan darah tinggi dan tingkat insulin yang tinggi. Kondisi ini membuat pasien
lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes, penyakit jantung dan stroke.5
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat mempengaruhi kemampuan
untuk berpikir, mengingat dan belajar. Masalah dengan memori atau pemahaman konsep lebih
sering terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi.
Kesimpulan
Hipertensi merupakan penyakit yang mempunyai prevalens yang tinggi, dan bukanlah
satu penyakit degeneratif meskipun risikonya lebih tinggi pada usia lanjut. Hal yang harus
difahami oleh masyarakat adalah hipertensi bukanlah kondisi normal untuk orang lanjut usia.
Kebanyakan kasus hipertensi akan menimbulkan komplikasi seperti kerusakan organ target,
terutama jantung. Prinsip pengobatan hipertensi adalah untuk mencapai target tekanan darah,
dan menghindari komplikasi.
Daftar Pusaka
3. American Heart Association. Home blood pressure monitoring. 2015. Available from:
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/SymptomsDiagnos
isMonitoringofHighBloodPressure/Home-Blood-Pressure-
Monitoring_UCM_301874_Article.jsp.
4. Go AS, Bauman M, King SM, et al. An effective approach to high blood pressure
control: a science advisory from the American Heart Association, the American
College of Cardiology, and the Centers for Disease Control and Prevention.
Hypertension. 2013 Nov 15.
15
Lampiran
16
Takungan Air yang Ditutup Tempat Pencucian Pakaian
17
Sumber Air Minuman Tempat Minuman
18
Keadaan Jamban dan Sumber Air Mandi Keadaan Tempat Cuci Tangan
19
Tempat Penyimpanan Makanan/ Tudung Tempat Pembuangan Sampah dan Pakaian
Saji Kotor
20