You are on page 1of 20

Hipertensi Primer Grade I

Family Folder 23
Muhammad Zulyusri bin Ghazali (102013491)
Zulyusri93@gmail.com
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Alamat korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Pendahuluan

Dokter keluarga adalah dokter yang terutama bertanggung jawab untuk menyediakan
pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada setiap individu yang membutuhkan
pelayanan kesehatan dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan
pelayanan kesehatan jika diperlukan. Dokter keluarga merawat individu dalam konteks di
keluarga, dan keluarga dalam konteks di masyarakat, tanpa memandang ras, kultur, atau kelas
sosial. Dokter keluarga secara klinis berkompeten untuk menyediakan pelayanan yang lebih,
dengan mempertimbangkan latar belakang budaya, sosial ekonomi dan psikologis. Sebagai
tambahan, dokter keluarga secara personal bertanggung jawab untuk pelayanan yang
komprehensif dan kontinyu kepada pasiennya. Dokter keluarga menjalankan
profesionalitasnya dengan menyediakan perawatan kepada pasien atau melalui pelayanan
yang lain sesuai kebutuhan kesehatan dan sumber yang tersedia.

1. Tujuan

Tujuan umum : Memberikan pelayanan kesehatan yang sepatutnya kepada keluarga

Tujuan khusus : Membuat penilaian terhadap kondisi lingkungan pasien dan memberi
edukasi yang terkait dengan penyakitnya.

2. Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain adalah:

 Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien dan penyakitnya

 Meningkatkan komunikasi dokter-pasien

 Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien

1
Pembahasan

1. Laporan Kunjungan Rumah

 Puskesmas : Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Utara


 Tanggal kunjungan : 26 Juli 2016

 Identitas Pasien
 Nama : Ny. Kurniawati Sumanti
 Umur : 63 tahun
 Tanggal lahir : 7 Januari 1953
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
 Alamat : Jl. Alpukat 4 No. 42, RT 4/RW 2, Tanjung Duren
Utara, Jakarta Barat
 Telepon : 5687569
 Tingkat Ekonomi : Sedang.
 Status Imunisasi : Lengkap

2. Keluhan Utama Pasien:

 Pusing, nyeri kepala, berasa tegang dan kaku di leher

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

 Pusing secara tiba-tiba, dan berasa tegang dan kaku di leher setelah beraktivitas
dan terdapat nyeri di punggung bawah jika duduk terlalu lama.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :

 Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan sering control ke puskesmas dan akhir-akhir
ini terdapat nyeri di punggung bawah terutama jika duduk terlalu lama dan telah
ketemu dokter di puskesmas dan dirujuk ke Spesialis di Rumah Sakit Siloam tetapi
masih belum kesana. Sebelum ini, pasien juga pernah mengalami sakit maag tetapi
telah berobat jalan dan telah sembuh.

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

 Almarhum bapak dan almarhum suami pasien mengalami sakit hipertensi.


Almarhum suami pasien meninggal akibat kanker paru-paru pada usia 58 tahun.
Pasien mempunyai 4 orang anak, 2 daripadanya telah meninggal. Anak yang
pertama, Almarhum Handani meninggal ketika usia 38 tahun karena sirosis hati.
Anak ketiganya, Almarhumah Yani meninggal ketika usia 23 tahun karena
komplikasi waktu melahirkan seorang anak perempuan.

2
 Riwayat Biologis Keluarga

Tabel 1. Nama Keluarga dan Anggota Serumah yang Bukan Keluarga


Nama dan Tanggal Bekerja/T Pendidi Hubunga Status Domisili Keadaan
Jenis Lahir idak kan n Perkahwi Serumah/ Kesehatan
Kelamin Keluarga nan Tidak Penyakit Bila Ada

Soni 25/4/1979 Tidak SMP Anak Lajang Serumah Lumpuh akibat


(Laki- Bekerja kecelakaan motor
laki) 16 tahun yang lalu
Ria 28/08/198 Karyawat S1 Anak Lajang Serumah Baik. Punya
(Wanita) 6 i Admini Riwayat Asma
strasi

Tabel 2. Nama Keluarga yang Sudah Meninggal


Nama dan Hubungan Tanggal Tanggal Usia ketika Penyebab Kematian
Jenis Kelamin Keluarga Lahir Meninggal mati

Hendra Suami 13/6/1954 21/3/2012 58 tahun Kanker Paru-paru


(Laki-laki)
Handani Anak 9/10/1976 4/9/2014 38 tahun Sirosis hati
(Laki-laki)
Yani Anak 22/11/1984 19/6/2007 23 tahun Komplikasi persalinan
(Wanita)

a. Status Imunisasi dan Kesehatan Keluarga


 Imunisasi Ny. Kurniawati Sumanti dan anak-anaknya lengkap dan waktu
kunjungan ke rumahnya keadaan kesehatan pasien dan keluarga baik.

b. Kebersihan perorangan:
 Mandi sehari dua kali, sikat gigi dua hingga tiga kali per hari, ganti baju
setiap selesai mandi

c. Penyakit Keturunan

 Bapak Ny. Kurniawati Sumanti menghidap hipertensi manakala ibunya


sehat semasa hayatnya dan meninggal karena tua.

d. Status Gizi Keluarga : Baik

e. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan : BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)


3
f. Pola Makan

 Sehari minimal tiga kali, Satu porsi makanan biasanya terdiri dari nasi kira-
kira satu senduk, sayur-sayuran, dan sumber protein seperti ayam atau
daging.

g. Pola Memasak Makanan: Lebih sering masak sendiri

h. Pola Minuman Sehari Hari

 Air yang diminum dari gallon aqua dan kurang minum minuman yang
manis. Air diminum kira-kira 8 gelas sehari.

i. Merokok : Tidak

j. Konsumsi Alkohol : Tidak

k. Pola Jajan : Menggemari gorengan sekaligus meningkatkan faktor


risiko peningkatan tekanan darah.

l. Pola istirahat:

 Baik. Kebiasaan pasien tidur pada jam 10 malam dan bangun pada jam 5
pagi. Masih dalam waktu tidur yang baik iaitu antara 7-8 jam sehari.

m. Jumlah Anggota Keluarga: 3 Orang

 Psikologis Keluarga

a. Kebiasaan buruk:

 Sering mengalami stres dan cemas terutama ketika anaknya Soni yang
lumpuh mengalami sakit yang memerlukan perhatian. Stres merupakan
antara faktor lingkungan yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Stres dan aktivasinya pada sistem saraf simpatis, salah satu bagian dari
sistem saraf otonom (tidak disadari), yang mendominasi saat stres,
memegang peran penting dalam menciptakan tekanan darah tinggi. Telah
menjadi semakin jelas bahwa perubahan gaya hidup bisa menurunkan
kadar kotekolamin, bahan kimia yang berpotensi negatif yang meningkat
saat stres. Kecemasan dan stres emosional meningkatkan tekanan darah
pada banyak orang, namun tidak semua orang, dan walaupun ketegangan
tidak selalu identik dengan hipertensi. Penelitian berulang-ulang
menunjukkan bahwa kecemasan adalah salah satu emosi yang
menyebabkan melonjaknya tekanan darah. Banyak penelitian telah
diketahui hubungan antara stress dan hipertensi. Seperti misalnya pasien
yang mengalami stress kecemasan sebelum dilakukan operasi dapat
mengalami peningkatan tekanan darah secara mendadak. Tidak heran pula
bila kita pernah mendengar seseorang mengalami serangan jantung
maupun stroke pada saat orang tersebut tidak dapat mengontrol emosi
negatif, seperti amarah.

4
b. Pengambilan Keputusan:

 Keluarga. Ny. Kurniawati Sumanti sering berbincang dengan anak


perempuannya Ria yang merupakan golongan produktif dalam keluarga
dan mengambil kata sepakat dalam membuat keputusan.

c. Ketergantungan obat:

 konsumsi amlodipine satu kali sehari dan diambil pada waktu pagi.
Pasien alergi terhadap penisilin.

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan:

 Pemeriksaan rutin setiap dua minggu di Puskesmas Tanjung Duren


Utara. Jika keluhan bertambah parah pasien akan terus ke puskesmas
untuk kontrol ke dokter. Jaminan pemeliharaan kesehatan iaitu BPJS
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

e. Pola rekreasi:

 Sedang, biasanya pasien ke pasar jalan kaki pada waktu pagi, atau
pasien akan jalan-jalan di taman pada waktu pagi atau sore.

 Keadaan Rumah/lingkungan

a. Jenis bangunan : Permanen

b. Jenis Lantai : Keramik

c. Jenis Tembok : Semen

d. Jenis Atap : Genteng

e. Luas Rumah/Bangunan : Dua lantai ( Kira-kira 5x 15 m2)

f. Luas Kamar Pasien : Kira-kira 3 x 4 m2

g. Ventilasi Rumah

 Baik. Terdapat pintu yang besar di ruang keluarga dan di buka pada
siang hari bagi memberi udara dan cahaya masuk ke dalam rumah serta
menggunakan exhaust fan sebagai alternatif ventilasi rumah.

h. Kebersihan Rumah:

 Baik. Keadaan lantai rumah Ny. Kurniawati Sumanti bersih dan tidak
terdapat debu karena dibersihkan dengan menyapu lantai setiap hari

5
dan mengepel lantai dua kali seminggu serta pembuangan sampah di
tong sampah.

i. Keadaan Udara Dalam Rumah:

 Terdapat kipas angin gantung sebagai memberikan efek angin dingin


dan mengeluarkan haba yang panas. Kipas angin gantung ini
dibersihkan 6 bulan sekali.

j. Ventilasi Kamar

 Baik. Terdapat jendela yang besar di dalam kamar dan dibuka pada
waktu pagi bagi pencahayaan masuk serta menggunakan exhaust fan
sebagai alternative ventilasi serta terdapat kipas angin gantung bagi
mengeluarkan haba dari dalam kamar.

k. Keadaan Dapur Dan Kebersihan

 Terdapat dapur. Ruangan dan lingkungan dapur bersih,tidak dekat


dengan pembuangan sampah,tidak dekat tumpukan barang bekas,tidak
banyak lalat,semut(serangga),tikus,hewan peliharaan. Ada pembuangan
air kotor,yaitu limbah rumah tangga dengan kasa penutup jalan
tikus,penyaring lemak dan dibersihkan secara teratur.pembuangan air
lancar dan tidak ada air tergenang.

l. Keadaan Jamban

 Jamban sehat iaitu tidak mencemari sumber air minum. Tidak berbau.
Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus. Tidak mencemari
tanah di sekitarnya. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
Dilengkapi dinding dan atap pelindung. Penerangan dan ventilasi
cukup. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai. Tersedia air, sabun,
dan alat pembersih.

m. Sumber air minum: Air gallon aqua

n. Tempat Penyimpanan Air Minum : Kuskas (Bersih/Baik

o. Tempat Penyimpanan Makanan : Kuskas (Bersih/Baik) dan tudung saji

p. Tempat Penyimpanan Alat Makan :Sedang bersih dan jauh dari sumber
pencemaran atau tandas

q. Tempat Cuci Tangan : Air mengalir, Kebersihan wastafel


sedang

r. Keadaan Kamar Mandi : Sedang

6
s. Sumber Air Sehari-hari : Air pemerintah Cuma mandi dan
mencuci

t. Tempat Penyimpanan Air : Bak air (Sedang) karena tidak ditutup


tetapi sering dibersihkan.

u. Tempat Sampah Di Dalam Rumah : Ada

v. Sumber Pencahayaan Rumah : Sinar matahari (Sedang)

w. Sistem Pembuangan Air Limbah : (Baik) ke got yang ditutup

x. Kebersihan Sekitar Rumah : Sedang

y. Keadaan Udara/ Polusi Luar Rumah : Sedang

 Spiritual Keluarga

a. Ketaatan beribadah: Ke gereja setiap minggu

b. Keyakinan tentang kesehatan: Berusaha mengikuti nasehat dokter untuk makan


obat secara teratur dan menjaga gaya hidup yang sehat.

 Kegiatan Sosial

a. Hubungan Antar anggota keluarga:

 Baik. Sangat menyayangi anak-anaknya dan menjaga anaknya yang


lumpuh sudah hamper 16 tahun. . Ny. Kurniawati Sumanti juga
mementingkan pendidikan anaknya sampai anak perempuannya Ria
mendapat S1 dalam administrasi walaupun suaminya telah meninggal
dunia

b. Hubungan dengan masyarakat:

 Sedang. Faktor lingkungan yang berhubungan dengan tekanan darah


tinggi diantaranya adalah stres. Stres dan aktivasinya pada sistem saraf
simpatis, salah satu bagian dari sistem saraf otonom (tidak disadari),
yang mendominasi saat stres, memegang peran penting dalam
menciptakan tekanan darah tinggi. Telah menjadi semakin jelas bahwa
perubahan gaya hidup bisa menurunkan kadar kotekolamin, bahan
kimia yang berpotensi negatif yang meningkat saat stres. Kecemasan
dan stres emosional meningkatkan tekanan darah pada banyak orang,
namun tidak semua orang, dan walaupun ketegangan tidak selalu
identik dengan hipertensi. Penelitian berulang-ulang menunjukkan

7
bahwa kecemasan adalah salah satu emosi yang menyebabkan
melonjaknya tekanan darah.

 Pasien sering ke gereja pada hari minggu dan bantu memasak di gereja
untuk dikasi ke lansia. Jarang mengikuti aktivitas di kejiranan atau
program dari puskesmas karena pasien harus menjaga anaknya Soni
yang lumpuh di rumah.

6. Pemeriksaan Kesehatan Pasien

a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Compos mentis

c) Tanda Vital

 Suhu : 36◦C

 Frekuensi Nadi : 82 kali per menit

 Frekuensi Nafas : 18 kali per menit

 Tekanan Darah : 110/94 mmHg

d) Berat Badan: 58kg

e) Tinggi Badan: 158cm

f) Index Massa Tubuh: 23.2 kg/m2

7. Diagnosis Pasien

a) Working Diagnosis :

I. Biologi : Hipertensi grade 1 kerana hipertensinya terjadi secara


idiopatik dan tekanan darahnya naik hingga 140 (sistolik) dan juga 120
(diastolic)
II. Psikologi : Gangguan stres kerana pasien takut akan penyakit yang
dideritainya itu
III. Sosial : Kesukaran melakukan aktivitas seharian oleh kerana
sering pusing dan nyeri kepala
b) Diffential Diagnosis : Hipertensi sekunder

8
8. Pemeriksaan Penunjang

 merekomendasikan tes rutin untuk memastikan tekanan darah tinggi telah


merosakkan organ lain atau menyebabkan penyakit lain

a. tes urine (urine) :memeriksa ginjal dan penyakit hati.

b. tes darah :memeriksa kadar kalium,natrium dan kolesterol

c. Tes gula darah : diabetes

d. elektrokardiogram :tes yang mengukur aktivitas listrik untuk melihat


terdapat kelainan pada jantung

e.

9. Anjuran Penatalaksaan Penyakit

I. health promotion
a. Memberi penyuluhan mengenai pengertian, gejala, faktor resiko, serta
komplikasi hipertensi.
b. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat
yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan
dislipidemia.
c. Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/
hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah.
Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus,
sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda atau
menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
d. Mengurangi konsumsi alkohol. Walaupun konsumsi alcohol belum menjadi
pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol semakin hari
semakin meningkat seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya hidup,
terutama di kota besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria
atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan
demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol sangat membantu
dalam penurunan tekanan darah.
e. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah
satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya
dianjurkan untuk berhenti merokok.
f. Mencegah daripada stres. Stres merupakan faktor lingkungan yang bisa
menyebabkan terjadinya hipertensi. Oleh itu, disarankan kepada pasien untuk
mencari penyebab stress dan mencari jalan keluar.

9
2. general and specific protection
a. Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak
merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak jarang pula
pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan
kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam ini juga
bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi
derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari.
b. Menyarankan kepada pasien dan keluarganya untuk mengambil suplemen
potassium/kalium karena dapat menurunkan tekanan darah daripada hasil
percobaan klinis.
c. Selain itu suplemen kalsium dan minyak ikan yang mengandungi dosis yang
tinggi omega-3 polyunsaturated fatty acid (omega-3 PUFA) dianjurkan kepada
pasien serta keluarganya bagi mengurangkan tekanan darah pada orang yang
hipertensi dan juga normotensi.

II. early diagnosis and prompt treatment


a. Screening awal pada ahli keluarga pasien seperti anak Ny. Kurniawati Sumanti
dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah juga dilakukan bagi mendeteksi
dini kasus hipertensi dan mengelakkan komplikasi yang lebih parah.
b. Penggunaan obat yang sesuai dan tepat untuk Ny. Kurniawati Sumanti iaitu
Amlodipine benar dan tensinya menunjukkan penurunan tekanan darah dan
menasihatinya supaya rajin kontrol ke dokter. Jika terdapat gejala tambahan
juga haruslah segera bertemu dengan dokter.

III. dissability limitation


a. Menasihati pasien agar sering melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas dan
minum obat secara teratur seperti yang telah diindikasikan dari dokter.
IV. rehabilitation
b. Menyarankan pasien untuk olahraga ringan, tetapi rutin.

10. Prognosis
Dubia ad Bonam

11. Resume
Ny. Kurniawati Sumanti (63 tahun) datang ke Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren
Utara untuk pemeriksaan rutin. Dokter telah mendiagnosa pasien dengan hipertensi
primer grade I karena tekanan darah yang agak tinggi yaitu 140/80 mmHg. Ny.
Kurniawati Sumanti juga memberitahu bahwa dia mengalami sakit belakang terutama
di bahagian punggung bawah dan dokter puskesmas telah memberikan surat rujukan
ke RS Siloam Kebon Jeruk. Selain itu,. Ny.Kurniawati Sumanti pernah mengalami
sakit maag karena kurang makan dan bersarapan pada waktu pagi dan telah diterapi
oleh dokter puskesmas sampai sembuh. Keluhan sakit maag telah hilang dan Ny.
Kurniawati Sumanti juga lebih prihatin tentang pemakanan sehari-hari terutama
sarapan dan setiasa membekalkan dirinya roti jika berasa lapar sebelum waktu makan.

10
Sumi Haryati diberi amlodipin untuk pengobatan hipertensi. Ny. Kurniawati Sumanti
mengambil obat secara teratur dan mengunjungi Puskesmas setiap dua minggu.
Keadaan rumah dan persekitarannya pula secara keseluruhan pada tahap yang baik.

12. Analisa Masalah


Epidemiologi

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang
berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk
pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama
dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di
dunia. Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi
kemungkinan besar juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi
terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di
perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka
penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Angka-angka prevalensi
hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan di daerah pedesaan
masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case
finding maupun penatalaksanaan pengobatannya. Jangkauan masih sangat terbatas dan
sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi tertinggi ditemukan
di ProvinsiKalimantan Selatan (39,6%) sedangkan terendah di Papua Barat (20,1%).1

Etiologi

Sampai saat ini penyebab hipertensi primer tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer
tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor
yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu
seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain.
Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi
antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat
dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi.

Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
11
bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler.2

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab


pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri, besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup ), sehingga
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer. 2

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali
dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi primer merupakan
multifaktorial dan sangat komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah
terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas vaskuler, volume
sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah
dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi primer dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi
faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan
gejala hipertensi. 2

Gejala Klinis

Jika hipertensi karena faktor genetik tidak dikendalikan dengan baik, maka dapat
menyebabkan kelainan pada jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah tubuh berupa
aterosklerosis kapiler. Karena ada hubungan antara hipertensi, penyakit jantung koroner,
dengan gagal ginjal khususnya gagal ginjal kronis. Munculnya hipertensi, tidak hanya di
sebabkan oleh tingginya tekanan darah. Akan tetapi, ternyata juga karena adanya faktor risiko
lain seperti komplikasi penyakit dan kelainan pada organ target, yaitu jantung, otak, ginjal,
dan pembuluh darah. Hipertensi memang jarang muncul sendiri, lebih sering muncul dengan
faktor lain. Bila satu atau lebih faktor resiko tersebut ada pada penderita hipertensi tentu akan

12
meningkat resiko akibat hipertensi. Adapun gejala hipertensi yang mungkin di alami antara
lain3:
1). Sering pusing kepala
2). Gampang marah
3). Sulit tidur dan sering gelisah
4). Sesak nafas
5). Leher belakang sering kaku
6). Gangguan penglihatan
7). Sulit berkomunikasi.
Tabel 1: Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi dari JNC83

STAGE SYSTOLIC (mmHg) DIASTOLIC (mmHg)


NORMAL < 120 < 80
PRE - 120 – 139 80 – 89
GRADE I 140 – 159 90 - 99
GRADE II 160 - 179 100- 109
GRADE III > 180 > 110

Penatalaksanaan

1) Terapi Non Farmakologis

 Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih.

Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan


darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevensi dan
kontrol hipertensi.

 Meningkatkan aktifitas fisik.

Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30% hingga 50% daripada
yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30 hingga 45 menit sebanyak
>3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi.

 Mengurangi asupan natrium.

Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti
hipertensi oleh dokter.

 Menurunkan konsumsi kafein dan alcohol

Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2 hingga 3 gelas
per hari dapat meningkatkan risiko hipertensi.

13
2) Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu
diuretika, terutama jenis thiazide (hydrochlorothiazide) atau aldosteron antagonis
(spironolactone), beta blocker (atenolol, propanolol), calcium channel blocker (nifedipine,
amlodipine) atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (captopril,
ramipril), Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)
(Losartan, Valsartan).

Pada November 2013 melalui upaya kolaboratif oleh American Heart Association
(AHA), American College of Cardiology (ACC), dan Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), telah menjelaskan kriteria untuk algoritma manajemen hipertensi.4

Algoritma manajemen hipertensi yang dianjurkan oleh gabungan AHA/ACC /CDC


adalah seperti berikut:

Tekanan darah : 139/89 mm Hg atau kurang

Hipertensi Grade I : dapat diobati dengan modifikasi gaya hidup dan, jika perlu,
diuretik thiazide

Hipertensi Grade II : dapat diobati dengan kombinasi diuretik thiazide dan ACE
inhibitor, angiotensin receptor blocker (ARB), atau calcium
channel blocker.

Bagi pasien yang gagal mencapai tujuan tekanan darah, dosis obat dapat ditingkatkan
dan/atau obat dari kelas yang berbeda dapat ditambahkan ke pengobatan.

Komplikasi

Tekanan yang berlebihan pada dinding arteri yang disebabkan oleh tekanan darah
tinggi dapat merusak pembuluh darah serta organ-organ dalam tubuh. Semakin tinggi tekanan
darah dan semakin lama dibiarkan tidak terkendali, semakin besar risiko kerusakan.

Tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol dapat menyebabkan serangan jantung
atau stroke. akibat pengerasan dan penebalan arteri (aterosklerosis). Peningkatan tekanan
darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah menjali melemah sehingga membentuk
tonjolan (aneurisma). Jika pecah aneurisma dapat mengancam nyawa.

Untuk memompa darah dengan melawan tekanan yang lebih tinggi di pembuluh
darah, otot jantung menjadi lebih tebal. Akhirnya, otot yang menebal mungkin mengalami
kesulitan memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, menyebabkan
gagal jantung.

Pembuluh darah di ginjal yang melemah dan menyempit pembuluh darah mencegah
organ tersebut dari berfungsi secara normal. Pembuluh darah yang menebal, menyempit atau
robek di mata pula dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan.

14
Sindrom metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolisme tubuh, termasuk
peningkatan lingkar pinggang, trigliserida tinggi, rendah high-density lipoprotein (HDL)
kolesterol, tekanan darah tinggi dan tingkat insulin yang tinggi. Kondisi ini membuat pasien
lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes, penyakit jantung dan stroke.5

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat mempengaruhi kemampuan
untuk berpikir, mengingat dan belajar. Masalah dengan memori atau pemahaman konsep lebih
sering terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi.

Kesimpulan

Hipertensi merupakan penyakit yang mempunyai prevalens yang tinggi, dan bukanlah
satu penyakit degeneratif meskipun risikonya lebih tinggi pada usia lanjut. Hal yang harus
difahami oleh masyarakat adalah hipertensi bukanlah kondisi normal untuk orang lanjut usia.
Kebanyakan kasus hipertensi akan menimbulkan komplikasi seperti kerusakan organ target,
terutama jantung. Prinsip pengobatan hipertensi adalah untuk mencapai target tekanan darah,
dan menghindari komplikasi.

Daftar Pusaka

1. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi hipertensi dan determinannya di Indonesia. Maj


Kedokt Indon. 2009;59(12)

2. Williams H. Hypertension: pathophysiology and diagnosis. Pharmaceutical Journal


[Internet]. 2015. Available from: http://www.pharmaceutical-
journal.com/learning/cpd-article/hypertension-pathophysiology-and-
diagnosis/20067718.cpdarticle

3. American Heart Association. Home blood pressure monitoring. 2015. Available from:
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/SymptomsDiagnos
isMonitoringofHighBloodPressure/Home-Blood-Pressure-
Monitoring_UCM_301874_Article.jsp.

4. Go AS, Bauman M, King SM, et al. An effective approach to high blood pressure
control: a science advisory from the American Heart Association, the American
College of Cardiology, and the Centers for Disease Control and Prevention.
Hypertension. 2013 Nov 15.

5. Huang Y, Cai X, Li Y, et al. Prehypertension and the risk of stroke: a meta-analysis.


Neurology. 2014 Mar 12.

15
Lampiran

Keadaan Luar Rumah Pemanfaatan Kawasan Rumah

Gang/Kejiranan Rumah Saluran Limbah ke Got yang Tertutup

16
Takungan Air yang Ditutup Tempat Pencucian Pakaian

Ventilasi dan Pencahayaan Ruang Keluarga Pengudaraan di Ruang Keluarga

17
Sumber Air Minuman Tempat Minuman

Ventilasi dan Pencahayaan di Kamar Pemeriksaan Tanda-tanda vital pasien


Anaknya

18
Keadaan Jamban dan Sumber Air Mandi Keadaan Tempat Cuci Tangan

Keadaan Dapur Tempat Penyimpanan Makanan/Kuskas

19
Tempat Penyimpanan Makanan/ Tudung Tempat Pembuangan Sampah dan Pakaian
Saji Kotor

Penyimpanan Alat-alat Memasak Bersama Ny. Kurniawati Sumanti dan anaknya


Soni

20

You might also like