Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) kehamilan sebagai
keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu
dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin
terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan
yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat
merupakan fisiologis. Namun bila disertai edema di tubuh bagian atas seperti
muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai
adanya preeklamsia. Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan
fisiologis yaitu tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke
endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebenta,
sedikit dan tidak membahayakan kehamilan tapi dapat merupakan hal patologis
yaitu abortus, kehamilan ektopik atau molahidatidosa.
Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Kehamilan
risiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seseorang
selama masa kehamilan, persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada
kesehatan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya.
B. Tujuan
1. Meningkatkan kemampuan konselor untuk menciptakan dan memelihara
hubungan yang baik dengan klien.
2. Memberikan suatu informasi untuk membantu klien mengatasi masalah.
3. Mengembangkan keefektifan dan kemampuan konselor untuk memecahkan
masalah.
C. Manfaat
1. Dapat menjadi pengalaman saat menjadi seorang bidan nantinya.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada klien.
BAB II
KOMUNIKASI DAN KONSELING
A. Gambaran Kasus
Praktik komunikasi dan konseling dilaksanakan selama 3 minggu sejak
tanggal 26 Februari – 16 Maret 2018 di Puskesmas Kassi – Kassi Makassar.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penyuluh kepada peserta
masih banyak ibu hamil yang belum mengetahui tentang kehamilan risiko tinggi.
Serta, apa saja yang harus dilakukan seorang ibu untuk menghindari bahaya
kehamilan risiko tinggi.
B. Kebutuhan Konseling
1. Pengertian kehamilan risiko tinggi
2. Tanda bahaya kehamilan
3. Tanda ibu hamil yang berisiko tinggi
4. Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko tinggi
5. Cara pencegahan kehamilan risiko tinggi
6. Hal yang dapat dilakukan ibu untuk menghindari bahaya kehamilan risiko
tinggi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat memahami
tentang kehamilan risiko tinggi.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu menjelaskan
tentang :
1. Pengertian kehamilan risiko tinggi
2. Tanda bahaya kehamilan
3. Tanda ibu hamil yang berisiko tinggi
4. Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko tinggi
5. Cara pencegahan kehamilan risiko tinggi
6. Hal yang dapat dilakukan ibu untuk menghindari bahaya kehamilan risiko
tinggi
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
D. Media
1. Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
F. Evaluasi
1. Metode Evaluasi : Tanya Jawab
G. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik : Sri Sudarwaty, S.ST
Pembimbing Institusi : HJ. Hidayati, S.ST,M.Keb
Penyuluh : Amalia Ramadani
MATERI PENYULUHAN
KEHAMILAN RISIKO TINGGI
A. Pengertian
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko
yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa
ibu dan janin.
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu
maupunterhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan
ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan
kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa
penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
B. Faktor Resiko
Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-
ciri yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau
kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut faktor risiko). Faktor risiko bisa
memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya risiko.
Secara umum, kelompok ibu hamil yang tergolong resiko tinggi antara lain:
1. Umur di bawah 20 tahun, karena rahim dan panggul ibu belum berkembang
2. Umur diatas 35 tahun, karena kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak
sebaik umur sebelumnya
3. Pernah mengalami kesulitan dan kehamilan dalam persalinan sebelumnya
4. Jumlah anak lebih dari 4 orang, karena makin banyak anak, rahim ibu makin
lemah
5. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2
tahun, karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih
kembali dengan baik
6. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang lebih dari 10 tahun
(terlalu lama)
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai panggul
sempit, sehingga sulit melahirkan
8. Kebiasaan ibu (merokok,alkohol, dan obat-obatan)
H. Pencegahan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila
gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat
diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi. Jadi semakin dini masalah dideteksi,
semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi ibu hamil
maupun bayi.
Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC (Antenatal
Care) atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk
memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya. Dengan memeriksakan
kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit,
paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Dengan mendapatkan imunisasi
TT 2X.
1. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif.
2. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
3. Hindari rokok, alkohol, dll
4. Cara mencegah kehamilan risiko tinggi :
a. Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b. Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.
c. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.
d. Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.
e. Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
f. Melahirkan denan pertolongan tenaga kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko yang
dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa ibu
dan janin. Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-
ciri yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau
kematian.
B. Saran
Dari hasil laporan yang telah dibuat, penulis sadar masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk para pembaca tentunya kami membutuhkan saran dan kritik
yang membangun untuk membuat laporan yang lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2011. Asuhan Kebidanan
Komunitas. Jakarta : Salemba Medika