You are on page 1of 3

SUMBER

1. Trihono PP, Windiastuti E, Gayatri P, Sekartini R, Indawati W, Idris NS, 2012.


Kegawatan pada Bayi dan Anak. Cetakan Pertama. Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM: Jakarta
2. PPT dr Adi

Distress Pernapasan
Respiratory distress atau distress pernapasan pada neonatus merupakan suatu keadaan
yang ditandai oleh adanya takipneu, aktivitas otot pernapasan, napas cuping hidung, stridor,
sampai sianosis dan bahkan apneu. Kriteria gawat napas dapat dibagi berdasarkan skor
downe pada tabel 1 dan 2
Tabel 1. Evaluasi Gawat napas dengan Menggunakan Skor Downe

Score
Pemeriksaan
0 1 2
Frekuensi napas < 60/menit 60-80/menit > 80/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis hilang Sianosis menetap
Sianosis Tidak ada sianosis dengan pemberian walaupun diberi
O2 O2
Tidak ada suara
Suara napas di kedua Suara napas di
Suara napas napas di kedua
paru baik kedua paru menurun
paru
Dapat didengar Dapat didengar
Merintih Tidak merintih
dengan stetoskop tanpa alat bantu

Tabel 2. Interpretasi Skor Downe

Total Diagnosis
<4 Gawat napas ringan
4-5 Gawat napas sedang
>6 Gawat napas berat
Penyebab distress pernapasan
 Penyebab distress pernapasan menurut masa gestasi dan onset gejala

Distress Pernapasan

Preterm Aterm

Usia < 6 Usia > 6 Usia < 6 Usia > 6


jam jam jam jam

HMD Pneumonia TTNB Pneumonia

Pneumonia CHD MAS Polisitemia

Lung Pulmonary PPHN CHD


Anomaly Hemorhage
Lung
Anomaly

Tatalaksana Distress Pernapasan


 Tatalaksana distress pernapasan pada neonatus berdasarkan skor downe pada tabel 3
Tabel 3. Tatalaksana berdasarkan Interpretasi Skor Downe

Total Diagnosis dan Tatalaksana


Gawat napas ringan
<4
Perlu Nasal CPAP, dengan pemantauan FiO2
Gawat napas sedang
4-5
Perlu Nasal CPAP/ NIPPV (Nasal Intermitent Positive Pressure
Ventilation)
Gawat napas berat
>6
Dapat dicoba NIPPV terlebih dahulu, pertimbangkan intubasi,
diperlukan analisis gas darah

 Tahapan tatalaksana distress pernapasan neonatus


- Resusitasi Neonatus
Tidak semua bayi baru lahir dapat melewati fase transisi respirasi saat lahir dengan
sempurna, terutama bayi prematur atau bayi-bayi dengan kelainan kongenital berat,
Dibutuhkan lingkungan yang optimal agar bayi yang dilahirkan terhindar dari cedera
yang tidak diinginkan seperti cedera dingin, cedera hipoksia atau hiperoksia.
Kelompok bayi baru lahir yang sakit dan bayi prematur tidak dapat melakukan proses
transisi dengan sempurna, sehingga harus dibantu dengan resusitasi.
- Stabilisasi Neonatus
Bayi yang bermasalah harus distabilisasi untuk selanjutnya dirujuk ke perawatan yang
lebih memadai. Upaya stabilisasi dilakukan sebelum bayi dirujuk. Bayi harus dirujuk
dalam keadaan stabil dan kondisi tersebut dapat dicapai dengan menerapkan program
STABLE. Program STABLE adalah panduan yang dibuat untuk tata laksana bayi
baru lahir yang sakit, mulai dari pasca-resusitasi/pra-transportasi. Program ini berisi
standar tahap-tahap stabilisasi pasca-resusitasi untuk memperbaiki kestabilan,
keamanan, dan luaran bayi. STABLE tersebut merupakan singkatan dari:
S: SUGAR and SAFE care (kadar gula darah [> 50mg/dl] dan keselamatan
bayi)
T: TEMPERATURE (suhu 36,5-37,5 C)
A: AIRWAY (pastikan jalan napas terbuka)
B: BLOOD PRESSURE (tekanan darah, HR 120-160x dan kuat angkat,
CRT <3 detik)
L: LAB WORK (pemeriksaan laboratorium, terutama DL, GDS, Golongan
Darah)
E: EMOTIONAL SUPPORT (dukungan emosional)
The First Golden Hour adalah waktu satu jam pertama yang sangat kritis pada
kehidupan neonatus yang baru lahir. Tata laksana yang tepat oleh tenaga yang
kompeten akan memberi dampak yang sangat berarti dari kehidupan neonatus itu di
masa mendatang. Suatu kehidupan yang normal tanpa suatu kecacatan.

You might also like