You are on page 1of 6

ANALISA GENANGAN AKIBAT BANJIR DAN

KERUNTUHAN BENDUNGAN
STUDI KASUS BENDUNGAN SADAWARNA
KABUPATEN SUBANG

TESIS

Karya tulis sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Magister dari
Institut Teknologi Bandung

Oleh
BAMBANG EKO WIDYANTO
NIM : 25014308
(Program Studi Magister Teknik Sipil)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


MARET 2018
ABSTRAK

ANALISA GENANGAN AKIBAT BANJIR DAN


KERUNTUHAN BENDUNGAN
STUDI KASUS BENDUNGAN SADAWARNA
KABUPATEN SUBANG

Oleh

Bambang Eko Widyanto


NIM : 25014308
(Program Studi Magister Teknk Sipil)

Genangan dapat terjadi diantaranya karena dua sebab, yang pertama adalah karena banjir dan
yang kedua dapat dikarenakan keruntuhan bendungan yang berdampak datangnya air yang deras
pada hilir bendungan. Bendungan Sadawarna adalah bendungan yang berlokasi di Desa
Sadawarna, Kabupaten Subang. Bendungan ini merupakan bendungan bertipe urugan yang
memilliki daya tampung 49 juta m3 dengan elevasi tampungan 80 mdpl dan elevasi mercu
bendungan 82 mdpl. Bendungan Sadawarna memiliki DAS seluas 32 ribu km2 . Sebagaimana
karakteristik bendungan urugan lain nya, Bendungan Sadawarna memiliki kerentanan terhadap
dam break yang pada tesis ini dikaji dalam dua cara. Mekanisme yang pertama adalah
mekanisme dimana Bendungan Sadawarna dimodelkan mengalami dambreak dengan mekanisme
keruntuhan yang diatur dalam HEC-RAS. Sedangkan model yang kedua adalah pemodelan
bendungan dengan HEC-RAS yang mendapat suplai data debit banjir akibat dambreak dari
HEC-HMS. Pemodelan menggunakan hecras terbagi menjadi tiga mekanisme, yaitu saat
bendungan mengalami overtopping, yang kedua adalah mekanisme dimana Bendungan
Sadawarna mengalami piping pada bagian atas bendungan, dan yang ketiga adalah kondisi
dimana Bendungan Sadawarna mengalami piping pada bagian bawah bendungan. Berdasarkan
test-case yang dilakukan pada HEC-RAS dengan memasukan media connection, hasil yang
didapatkan relatif meragukan. Sedangkan dengan memasukan debit dambreak sebagai debit
banjir, hasil yang didapat lebih meyakinkan mengacu pada penelitian terdahulu. Pada penelitian
ini sumber air yang digunakan bergantung pada masing-masing metode pemodelan. Pada model
yang murni menggunakan HEC-RAS, data debit banjir tidak dimasukan pada boundary
condition, melainkan pada bagian connection yang menghubungkan antara area genangan dan area
tergenang. Sedangkan pada model dengan bantuan HEC-HMS digunakan data debit banjir dari
HEC-HMS untuk dimasukan ke boundary condition pada HEC-RAS. Berdasarkan hasil
penelitian didapat bahwa mekanisme overtopping ternyata memiliki dampak lebih besar
dibanding lain nya. Berdasarkan hasil pemodelan menggunakan Hec-RAS 5.0.3 didapat tabel
yang menunjukan bahwa 18 desa termasuk zona bahaya tinggi, 9 desa termasuk zona bahaya
sedang dan 26 desa termasuk zona bahaya rendah.

Kata Kunci : Keruntuhan Bendungan, Pola Genangan, Hec-HMS, Hec-RAS 5.0.3


ABSTRACT

ANALYSIS OF INNUDIATION PATTERN BASED ON


DAM FAILURE AND FLOOD
CASE STUDY IN SADAWARNA DAM SUBANG CITY
By

Bambang Eko Widyanto


NIM : 25014308
(Program Studi Magister Teknk Sipil)

Innudiation would possibly occur for two reasons. The first is because of the flood and the
second may be due to the collapse of the dam that impacts the influx of water on the downstream
of the dam. Sadawarna dam is a dam located in the village of Sadawarna, Kabupaten Subang.
The dam is the soil dam type that comes with a capacity of 49 million cubic meters with an
elevation of 80 above mean sea level and top of dam at 82 above mean sea level. Sadawarna dam
has 32 thousand km2 waterhseds. As the other dams’ characteristics, Sadawarna dam has a
vulnerability to the dam break. This thesis examined the dam break vulnerability in two ways.
Firstly, it utilized a modeled dam Sadawarna which experienced dambreak with a collapse
mechanism arranged in HEC-RAS. While the second mechanism was by modeling the dam with
HEC-RAS that obtained some flood data supplies due to the flood discharge dambreak from
HEC-HMS. The aforementioned HEC-RAS modeling was divided into three mechanisms,
namely the time of dam overtopping experience, the piping at the top of the dam experience, and
the piping at the bottom of the dam experience. Based on testcase that conducted in HEC-RAS
through partial dambreak test case, the results obtained relative to be doubt. Meanwhile with use
dam break debit from HEC-HMS as the flood debit, the result is more convincing refers to
previous research. In this conducted research, the used water resources depended on the
respective methods of modeling. On the model which purely used HEC-RAS, the debit data were
not included into a boundary condition, but rather into the connection that connected between the
puddled and inundated areas. While on the model supported by HEC-HMS, it utilized the flood
discharge data from the HEC-HMS in order to be included into the boundary condition on the
HEC-RAS. The research results indicated that overtopping mechanism had a greater impact than
the other two mechanisms. Based on the results of modeling using Hec-RAS 5.0.3, it was
obtained that 18 villages are included into high dangerous zones, 9 villages are included into
medium dangerous zones and 26 villages are included into low dangerous zone.

Keyword : Dambreak, Innudiation Pool, HEC-HMS, Hec-RAS 5.0.3

You might also like