Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
kurang sehat, kurang aktivitas, merokok dan tingkat stress yang sangat tinggi. Hal
ini tentunya terjadi pada setiap kalangan baik remaja, dewasa dan lansia, sehingga
banyak penyakit-penyakit yang muncul pada masyarakat kita salah satunya adalah
penyakit hipertensi.
keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
jantung dan tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umunya
tahanan perifer ini di seabkan oleh karena vasokontriksi arteriol akibat naiknya
tonus otot polos pada pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan
pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan pada tunika interna dan adanya
hipertropi pada tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka
sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi singga terjadi anoksia
relatif. Keadaan ini dapat di perkuat dengan adanaya sklerosis koroner, Apabila
klien dan keluarga kesulitan memasukkan regimen yang ditetapkan atau gagal
dunia. Berdasarkan data WHO (2008), sebesar 40% penduduk usia dewasa
sebesar 41%, dan Australia sebesar 31,8%. Prevalensi hipertensi pada kawasan
Asia Tenggara adalah sebesar 37%, Thailand sebesar 34,2%, Brunei Darusalam
usia >18 tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di Indonesia yang di peroleh
tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat
0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah
normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevelensi
Bondowoso terhitung dari bulan Januari sampai Desember 2017 dengan jumlah
orang. Pada kasus baru ditemukan laki-laki sebanyak 8.272 orang dan perempuan
hipertensi ini sebanyak 39 orang terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 24
orang. Kurun waktu jumlah penderita hipertensi usia >15 tahun sampai 70 tahun
dua besar di Kabupaten Bondowoso adalah di Puskesmas Nangkaan dengan
jumlah laki-laki sebanyak 1.454 orang dan perempuan 2.285 orang, Total
disadari dan kerap tidak menimbulkan keluhan yang berarti; sampai suatu waktu
terjadi komplikasi jantung, otak, ginjal, mata, pembuluh darah, atau organ-organ
vital lainnya. Namun demikian penyakit hipertensi sangat di pengaruhi oleh pola
hidup yang kurang sehat, kurang aktivitas, merokok dan tingkat stress yang sangat
tinggi, sehingga apabila klien dan keluarga gagal dalam melakukan tindakan
untuk mengurangi faktor risiko dan memilih pilihan yang tidak efektif dalam
dan fisiologi, sesuai kebutuhan, menjelaskan tanda dan gejala yang umun dari
diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan atau
merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia.
Maka penulis tertarik untuk lebih mengenal, menangani dan memberi asuhan
keperawatan kepada keluarga dengan salah satu dari anggota keluarga yang
Bondowoso.
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan keluarga
hipertensi.
kesehatan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak
normal,batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima
berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun pada umumnya sistolik
yang berkisar antara 140-199 mmHg dan diastolik antara 90-95 mmHg dianggap
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik lebihb dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih (Brunner & Suddarth, 2015). Hipertensi adalah tekana
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Sari
tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang di alami. Hipertensi ringan
bila tekanan darah diastole 95-104 mmHg, hipertensi sedang tekanan diastolenya
105-114 mmHg, sedangkan hipertensi berat tekanan diastolenya > 115 mmHg
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya (Huda Nurarif Amin dan Hardhi Kusuma, 2015).
(sistol) dan 90 mmHg (diastol) pada lebih dari satu kejadian akibat penyakit
promer atau penyebab yang tidak diketahui (Digiulio Mary dan Donna Jackson,
2007).
2.1.2 Etiologi
1. Usia
pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insidens penyakit
2. Kelamin
Pada umunya insidens pada pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada
usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat singga pada
3. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang
berkulit putih. Akibat dari penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam.
Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 mmHg atau lebih, 3,3
kali lebih tinggi dari pada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.
4. Pola Hidup
teliti tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan
insidens hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas di pandang sebagai faktor resiko
utama. Bila berat badannya turun, teaknan darahnya sering turun menjadi normal.
Merokok di pangdang sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit
berat)
2.1.4 Patofisologi
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simapatis. Pada titik
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi.
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron dan kortes adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh korteks adrenal. Hormon ini
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
oto polos pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya. Aorta dan arteri besar
dengan sistem organ yang dialiri oleh pembuluh darah yang terganggu .
5. Hipertrofi ventrikel diri dapat terjadi; berikutnya akan terjadi gagal jantung.
2. Stroke/CVA
3. Gagal jantung
4. Gagal ginjal
5. Infark miokard
2. Pemeriksaan retina
dan jantung
2.1.8 Penatalaksaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Modifikasi diet
1) Pembatasan natrium.
belum menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi
pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alcohol lebih
dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat
tekanan darah.
5) Menghentikan merokok, Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti
2. Pentalaksanaan stress.
4. Olah raga, olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/
sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
b. Penatalaksanaan Medis
tekanan darah secara adekuat. Salah satu dari berikut ini dapat di gunakan.
1) Diuretik.
2. Dosis obat dapat di kurangi, obat kedua dari kelas yang berbeda dapat di
3. Obat ketiga dapat di tambahnkan atau obat kedua dapat di gantikan yang
4. Evaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis atau keempat dapat di tambahkan
yaitu, menurut jenis penjelasan yang dibuat oleh profesional mengenai keluarga.
Sebagai contoh, penulis yang mengikuti orientasi teoritis para ahli interaksi
Oleh karena itu, terdapat banyak definisi, dengan berbagi teori yang membentuk
definisi tersebut dan harapan kita akan kehidupan keluarga (Smith, 1995 dalam
Friedman, 2010).
tradisional, yaitu sebagai berikut: keluarga terdiri atas individu yang bergabung
bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal didalam suatu
rumah tangga yang sama. Saat ini definisi keluarga tradisional terbatas, baik
dan terdiri atas dua individu atan lebih yang memiliki hubungan khusus, yang
dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun
keluarga”.
pernikahan, peran sebagi orang tua, atau kelahiran; terdiri atas suami istri,
3. Extended family – keluarga inti dari individu terkait lainya (oleh hubungan
darah), yang bisanya merupakan anggota keluarga asal dari salah satu
pasangan keluarga inti. Keluarga ini terdiri atas “sanak saudara” dan dapat
2010).
2.2.2 Ciri – Ciri Keluarga
membesarkan anak.
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
1. Secara Tradisional
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
paman-bibi).
Keluarga inti (ayah, ibu, dananak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
b. Reconstituid Nuclear
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru,
d. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
e. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
f. Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
h. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin.
i. Three Generation
j. Institusional
k. Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
l. Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya tinggal di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang
Yaitu ibu dan anak dimana perwakilan tidak dikehendaki, anak diadopsi.
n. Cohibing Couple
Yaitu dua orange atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga
harus dipahami dalam konteknya, lebel dan jenisnya hanya berfungsi sebagai
refrensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap
upaya perlu memperhatiakan keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu keluarga
diantaranya adalah:
1. Patrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman 1998 dalam setiadi 2008
keluarga.
produktifitas tinggi.
membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah
keluarga.
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi.
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam
situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan. Peran keluarga
adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan peroangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari pasal di atas jelas bahwa
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing – masing, antara lain adalah:
1. Ayah
pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak – anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga
orang tua).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi Klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 %
kegiatan).
3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.
anak.
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitasi dan sumber yang ada
2) Mempertahankan keintiman
anaknya
anaknya
2.3.1 Pegkajian
1. Data keluarga
4. Fungsi keluarga
A. Data Keluarga
a) Pengkajian
1. Nama puskesmas
2. Nama perawat
Diisi dengan nama perawat yang melakukan pengakajian atau nama perawat
3. No. Register
Contohnya: 01. 01. 18. 118 (sesuai dengan rumah sakit / puskesmas)
4. Tanggal pegakajian
Contoh : 20-01-2018
Di isi dengan nama kepala keluarga sesuai dengan kartu keluarga yang
ditulis dengan nama inisial dan diikuti dengan lebel status klien.
telpom klien
klien.
Contohnya: dokter/perawat/wiraswasta/PNS
5. Bahasa Sehari-hari.
6. Alat Transportasi
1. Nama
3. Umur
Contohnya 28 tahun
4. Jk
5. Suku
6. Pendidikan terakhir
menit
Contoh : ((BCG/Polio/DPT/HB/Campak)
Di isi dengan alat bantu apa pun dalam menunjang ke seharian setiap
b) Komposisi keluarga
untuk memudahkanpengamatan.
c) Genogram
perempuan
5. Aturan simbol
d) Tipe Keluarga
1. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarg, dikaji asal suku
2. Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen).
keluarga).
mereka.
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial
aktivitas rekreasi.
tahapan perkembangan.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan
D. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar dan lain
rumah meliputi , jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur
3. Struktur peran
maupun informal dan siapa yang menjadi model peran dalam keluarga dan
apakah ada konflik dalam pengaturan peran yang selama ini dijalani.
dengan kesehatan.
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana
keluarga yaitu :
4. Fungsi reproduktif
keluarga.
5. Fungsi ekonomi
H. Pemeriksaan Fisik
1. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat
kemungkinan untuk diubah ini skornya terdiri atas, mudah dengan skor 2,
3. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat ditentukan
sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas, tinggi dengan skor 3,
ini terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak perlu segera skornya 1, dan tidak
keperawatan yang terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan nilai
merupakan nilai konstanta dari tiap kriteria dan tidak bisa diubah
keperawatan keluarga.
prioritas.
sebagai justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat, Justifikasi
yang diberikan berdasarkan data yang ditemukan dari klien dan keluarga.
Contoh skoring prioritas masalah pada penderita diabetes mellitus (DM).
Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ibu P yang
1. Sifat Masalah
Skala :
Tidak/kurang sehat 3 1
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
Skala :
Mudah 3
Sebagian 2 2
Tidak dapat 1
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala :
JUMLAH
1. Definisi
c. Partisipasi latihan
d. Motivasi
Menengah
Batasan Karakteristik
4) Pilihan yang tidak efektif dalam hidup sehari-hari untuk memenuhi tujuan
kesehatan.
1) Kesulitan ekonomi
2) Ketidakberdayaan
6) Konflik keluarga
atau pendek), penetapan standart dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini,
melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan
kesehatan dirumah.
1. Tahap 1 : persiapan
2. Tahap 2 : Intervensi
a. Independent
kesehatan lainnya.
Lingkup tindakan independent ini adalah :
yaitu :
1) Tindakan diagnostik
2) Tindakan terapeutik
3) Tindakan edukatif
4) Tindakan merujuk
Yaitu suatu kegiatan yang memerluka suatu kerja sama dengan tenaga
c. Dependent
3. Tahap 3 : Dokumentasi
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan (Setiadi,
2008).
Contoh format pelaksanaan tindakan keperawatan. (Rohmah, Nikmatur dan Saiful
Walid. 2012)
masalah Kolaboratif
2. Tanggal/jam
3. Tindakan
jelas
d. Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain yang dapat
f. Bila penkes dilakukan secara singkat, tuliskan tindakan dan respon pasien
4. Paraf
2.3.5 Evaluasi
a. Komponen SOAP/SOAPIER
tindakan keperawatan.
2) O : Data Objektif
Data objektif adalah data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat
secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan
tindakan keperawatan.
3) Analisis
Interprestasi dari data subjektif dan data objektif. Analisis merupakan suatu
masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat
kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan
objektif.
4) P : Planning
Tindakan yang perlu dimodifikasi adalah tindakan yang dirasa dapat membantu
tindakan yang ada sudah tidak kompeten lagi untuk menyelesaikan masalah
yang ada.
5) I : Implementasi
6) E : Evaluasi
7) R : Reassesment
yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua
tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data,
a. Metode Evaluasi
a) Observasi langsung
b) Wawancara
c) Memeriksa laporan
d) Latihan stimulasi
b. Mengukur pencapaian keluarga
a) Kognitif
2) Mengontrol gejala-gejalanya.
3) Pengobatan.
5) Risiko komplikasi.
7) Pencegahan.
sudah diajarkan.
Dengan cara observasi langsung, yaitu dengan cara observasi wajah, postur
tubuh, nada suara, isi pesan verbal pada waktu melkukan wawanncara.
c) Psikomotor
Dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan yang
diharapkan.
perlu:
oleh perawat
2. Tanggal/Jam
keperawatan.
hasil, jadi jangan menuliskan data yang tidak perlu atau meniadakan data
yang diperlukan.
masiht erjadi.
e. Tulislah dalam analisis (A) tujuan teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi
atau dihentikan.
R/reassessment.
4. Paraf
METODE PENELITIAN
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah
Batasan istilah dalah studi kasus ini adalah asuhan keperawatan Keluarga
3.3 Partisipan
Hipertensi.
Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan kelurga pada klien yang
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang di
gunakan
riwayat penyakit sekarang – dahulu – dll ). Sumber data dari klien, keluarga
3. Studi dukumentasi dan angket ( hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data
data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks
4. Kesimpulan
Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan dengan
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
2008).
3. Confidentiality ( kerahasian )