You are on page 1of 16

SISTEM KOGENERASI

Makalah ini Dibuat sebagai Tugas Mata Kuliah Teknik Kogenerasi

Oleh :

Kelompok 1

1. Alda Pramaesti 061540411546


2. Ali Satria Wijaya 061540411547

Kelas : 6 EGA

Dosen Pengampuh : Tahdid, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK ENERGI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi salah satu persyaratan pembelajaran pada mata
kuliah Teknik Kogenerasi.

Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisan yang kurang sempurna. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca yang sifatnya
membangun agar sempurnanya makalah ini dan juga sebagai bekal bagi kami
untuk membuat makalah yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan dan


pengetahuan bagi kita semua.

Palembang, Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3


2.1 Sistem Kogenerasi .................................................................................... 3
2.2 Perbandingan Efisiensi Sistem Kogenerasi dan Konvensional ................ 4
2.3 Klasifikasi Sistem Kogenerasi .................................................................. 5
2.4 Keuntungan Sistem Kogenerasi ............................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10
3.2 Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Perbandingan Efisiensi Sistem Pembangkit Konvensional dan


Kogenerasi............................................................................................................... 4
Gambar 2.2 Sistem atas siklus kombinasi ............................................................... 6
Gambar 2.3 Sistem atas turbin uap ......................................................................... 6
Gambar 2.4 Sistem atas pemanfaatan kembali panas ............................................. 7
Gambar 2.5 Sistem atas turbin gas .......................................................................... 7
Gambar 2.6 Siklus Bawah ....................................................................................... 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu solusi yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dalam upaya konservasi energi pada
sektor industri adalah penggunaan teknologi proses yang hemat energi. Salah satu
contohnya adalah dengan menggunakan cogeneration atau teknologi combined
heat and power (CHP).

Kogenerasi adalah penggunaan suatu sumber energi untuk menghasilkan


tenaga dua jenis energi pada saat bersamaan (biasanya energi panas dan mekanik).
Energi pada kogenerasi merupakan usable energy atau energi yang dapat dipakai.
Teknologi kogenerasi memiliki prospek yang menarik karena dapat meningkatkan
diversitas aplikasi energi, mengurangi emisi pada lingkungan dan berbagai
keuntungan ekonomi.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem
kogenerasi beserta pembagiannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari sistem kogenerasi ?
2. Bagaimana perbandingan efisiensi sistem kogenerasi dan konvensional ?
3. Apa saja klasifikasi sistem kogenerasi ?
4. Apa saja keuntungan dari sistem kogenerasi ?

1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian dari sistem kogenerasi
- Untuk memahami perbandingan efisiensi sistem kogenerasi dan
konvensional
- Untuk mengetahui klasifikasi sistem kogenerasi

1
2

- Untuk mengetahui keuntungan dari sistem kogenerasi


3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Kogenerasi


Kogenerasi adalah nama baru untuk teknologi yang sudah dimanfaatkan sejak
tahun 1800-an. Sistem kogenerasi yang dikenal dengan combined heat and power
(CHP) merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan energi termal
selain energi utama yang berupa energi listrik. Energi termal dihasilkan dengan
memanfaaatkan gas yang terbuang dari cerobong pada temperatur yang masih
tinggi. Pemanfaatan sistem kogenerasi dikategorikan dalam dua jenis, yaitu untuk
energi pemanas (district heating) dan untuk pengkondisian udara (district
cooling). Dalam pengertian yang lebih luas, kogenerasi adalah produksi
bersamaan dari uap (fluida panas lainnya) dan listrik dengan satu peralatan
konversi energi (BPPT, 2012).

Perbedaan fundamental antara alat konversi energi konvensional dengan


kogenerasi adalah bahwa pada sistem konvensional hasil yang diproduksi hanya
listrik atau uap saja, sedangkan pada sistem kogenerasi keduanya diproduksi
sekaligus secara bersamaan dengan penghematan energi. Kogenerasi adalah
sumber alternatif energi yang dapat bertahan terus karena potensi penghematan
energi yang dihasilkan. Konsep ini membutuhkan pengaturan kerja teknis,
ekonomis, dan kelembagaan antara industri serta penyedia utilitas.

Pada sistem kogenerasi, energi listrik dan energi termal diproduksi secara
bersamaan dengan penghematan energi sehingga mengurangi biaya operasi,
keuntungan menggunakan sistem kogenerasi dapat memanfaatkan sedikit energi
untuk menghasilkan panas dan memenuhi kebutuhan energi di pabrik. Sistem
kogenerasi dapat menghemat lebih dari 35% biaya listrik di suatu pabrik karena
hanya memanfaatkan panas yang didapatkan tanpa memerlukan biaya
(Kolanovski, 2008).
4

2.2 Perbandingan Efisiensi Sistem Kogenerasi dan Konvensional


Efisiensi total kogenerasi adalah ukuran gabungan kemampuan konversi
bahan bakar dan dinyatakan sebagai rasio dari total output energi yang berguna
(usable energy) per input bahan bakar. Menurut IEA (2007), efisiensi total
kogenerasi untuk sistem berbasis turbin gas antara 1 dan 40 MW, berkisar 70-
75%. Dalam aplikasi industri kecil, microtrubine biasanya mencapai antara 65 –
75% efisiensi total kogenerasi, sementara spark ignition natural gas berkisar
antara 100 kW sampai 5 MW cenderung memiliki efisiensi total kogenerasi antara
75 – 80%. Efisiensi mesin uap akan bervariasi tergantung pada bahan bakar
masukan, cenderung mendekati efisiensi 80%, bahan bakar fuel cell dapat
mencapai efisiensi total kogenerasi kisaran 65-75%.

Suatu peralatan kogenerasi dalam memproduksi listrik dan uap dengan bahan
bakar kurang dari 10-30% yang dibutuhkan untuk suatu pembangkit energi
konvensional. Perbandingan efisiensi sistem pembangkit konvensional dan
kogenerasi dapat dilihat pada gambar 2.1 yang menunjukkan bahwa sistem
kogenerasi mampu membangkitkan listrik dan uap dengan jumlah yang sama
seperti pembangkit konvensional dimana konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan
lebih kecil (UNESCAP, 2000).

Gambar 2.1 Perbandingan Efisiensi Sistem Pembangkit Konvensional dan

Kogenerasi (Sumber : UNESCAP, 2000)


5

Pembangkit listrik konvensional, umumnya mampu mengkonversi energi


dari bahan bakar yang dikonsumsinya menjadi listrik dengan efisiensi sekitar 30
sampai 40% saja. Dengan kata lain, ada sekitar 60 hingga 70% panas yang hilang
dari proses konversi tersebut. Panas yang terbuang buang ini merupakan kerugian
karena proses pembakaran yang tidak efisien, panas buang yang terbawa gas
panas hasil pembakaran dapat mencapai 50-60% dari total energi yang dibakar
(MCTAP, 2010).

Efisiensi dengan teknologi kogenerasi jelas lebih unggul dibandingkan dengan


teknologi konvensional yang memiliki efisiensi rendah karena memiliki heat
waste lebih banyak.

2.3 Klasifikasi Sistem Kogenerasi


Klasifikasi sistem kogenerasi berdasarkan urutan energi yang digunakan
adalah sebagai berikut (UNEP, 2006) :

a. Siklus Atas
Dalam siklus atas, bahan bakar yang dipasok digunakan untuk memproduksi
daya terlebih dahulu dan kemudian energi panas yang merupakan produk samping
siklus digunakan untuk memenuhi permintaan proses panas lainnya. Terdapat
empat jenis sistem kogenerasi siklus atas:
1) Sistem atas siklus kombinasi

Sebuah turbin gas memproduksi listrik atau daya mekanis diikuti oleh
boiler pemanfaat panas untuk menghasilkan steam yang digunakan untuk
menggerakan turbin uap sekunder.
6

Gambar 2.2 Sistem atas siklus kombinasi


(Sumber : UNEP, 2006)

2) Sistem atas turbin uap

Pada jenis sistem atas tubin uap (jenis apapun), bahan bakar dibakar untuk
menghasilkan steam tekanan tinggi yang kemudian melewati turbin uap untuk
menghasilkan daya dengan buangan steam dari proses merupakan steam
bertekanan rendah.

Gambar 2.3 Sistem atas turbin uap


(Sumber : UNEP, 2006)

3) Sistem atas pemanfaatan kembali panas

Jenis ini memanfaatkan panas yang diambil dari buangan mesin dan/atau
sistem pendingin yang mengalir menuju boiler pemanfaat panas, dimana panas
ini diubah menjadi steam untuk proses penggunaan lebih lanjut.
7

Gambar 2.4 Sistem atas pemanfaatan kembali panas


(Sumber : UNEP, 2006)

4) Sistem atas turbin gas

Turbin gas menggerakan sebuah generator dan gas buang mengalir ke


boiler pemanfaat panas (HRSG) yang membuat steam dan panas untuk proses.

Gambar 2.5 Sistem atas turbin gas


(Sumber : UNEP, 2006)

b. Siklus Bawah

Dalam siklus bawah, bahan bakar primer digunakan untuk memproduksi


energi panas bertemperatur tinggi dan panas yang keluar dari proses digunakan
untuk membangkitkan daya melalui boiler pemanfaat panas kembali (HRSG) dan
sebuah generator turbin. Siklus bawah cocok untuk proses manufakturing yang
memerlukan panas pada temperatur tinggi dalam tungku. Areal penerapannya
termasuk industri semen, baja, keramik, gas, dan petrokimia.
8

Gambar 2.6 Siklus Bawah


(Sumber : UNEP, 2006)

Plant siklus bawah kurang umum digunakan daripada siklus atas. Gambar
diatas menggambarkan siklus bawah dimana bahan bakar dibakar dalam furnace
untuk menghasilkan rutile sintetik. Limbah gas yang keluar dari furnace
digunakan dalam boiler untuk menghasilkan steam yang menggerakan turbin
untuk menghasilkan listrik.

2.4 Keuntungan Sistem Kogenerasi


Seperti yang digambarkan diatas, keuntungan penggunaan sistem kogenerasi
adalah sebagai berikut (UNEP, 2006):

a. Meningkatkan efisiensi konversi energi dan penggunaannya.


b. Emisi lebih rendah terhadap lingkungan, khususnya CO2, dan gas-gas rumah
kaca lainnya.
c. Penghematan biaya yang besar menjadikan industri atau sektor komersial
lebih kompetitif dan juga dapat memberikan tambahan energi termal untuk
pengguna domestik.
d. Memberikan kesempatan lebih lanjut untuk membangkitkan listrik lokal yang
didesain sesuai kebutuhan konsumen lokal dengan efisiensi tinggi,
menghindari rugi-rugi transmisi dan meningkatkan fleksibilitas pada sistem
penggunaan. Hal ini khususnya untuk penggunaan bahan bakar gas alam.
9

e. Suatu kesempatan untuk meningkatkan diversifikasi plant pembangkit, dan


menjadikan persaingan pembangkitan.
10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sistem kogenerasi yang dikenal dengan combined heat and power (CHP)
merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan energi termal
selain energi utama yang berupa energi listrik.
2. Sistem kogenerasi mampu membangkitkan listrik dan uap dengan jumlah
yang sama seperti pembangkit konvensional dimana konsumsi bahan
bakar yang dibutuhkan lebih kecil.
3. Efisiensi dengan teknologi kogenerasi jelas lebih unggul dibandingkan
dengan teknologi konvensional yang memiliki efisiensi rendah karena
memiliki heat waste lebih banyak.
4. Klasifikasi sistem kogenerasi berdasarkan urutan energi yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Siklus Atas
b. Siklus Bawah
5. Keuntungan penggunaan sistem kogenerasi adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan efisiensi konversi energi dan penggunaannya
- Emisi lebih rendah terhadap lingkungan
- Penghematan biaya yang besar menjadikan industri atau sektor
komersial lebih kompetitif dan juga dapat memberikan tambahan
energi termal untuk pengguna domestik
- Memberikan kesempatan lebih lanjut untuk membangkitkan listrik
lokal yang didesain sesuai kebutuhan konsumen lokal dengan efisiensi
tinggi
- Untuk meningkatkan diversifikasi plant pembangkit, dan menjadikan
persaingan pembangkitan.
11

3.2 Saran
Dengan adanya sistem kogenerasi ini, diharapkan mampu mengurangi
konsumsi bahan bakar serta biaya dalam pembangkitan listrik dan uap dalam
jumlah yang sama dengan sistem konvensional.
12

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/4655/17/17.%20Bab%202.pdf. , diakses tanggal 26


Februari 2018

http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102181/potongan/S2-2016-322733-
introduction.pdf , diakses tanggal 27 Februari 2018

http://digilib.unila.ac.id/5370/13/Bab%202.pdf , diakses tanggal 27 Februari 2018

https://berandainovasi.com/teknologi-kogenerasi-menuju-efisiensi-dan-
penekanan-emisi-sektor-industri/ , diakses tanggal 28 Februari 2018

You might also like