Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hiperemesis Gravidarum
Manuaba, 1998 : 4)
1. Pengertian
2. Etiologi
4
5
sebagai salah satu faktor organik karena sebagai salah satu respon dari
3. Patofisiologi
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
5
6
4. Klasifikasi
a. Tingkat I
regurgitasi ke esofagus
b. Tingkat II
6
7
2) Kardiovaskuler
3) Liver
4) Ginjal
menyebabkan :
a) Oliguria
b) Anuria
weiss.
c. Tingkat III
2) Muntah berhenti
7
8
atau koma
a) Nistagmus
b) Diplopia
c) Gangguan mental
d) Kardiovaskuler
7) Gastrointestinal
makin tajam
8) Ginjal
5. Pencegahan
8
9
tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan
dingin
g. Defekasi teratur
6. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka
diperlukan :
a. Obat – obatan
1) Sedativa : phenobarbital
9
10
atau khlorpromasin
b. Isolasi
c. Terapi psikologik
disembuhkan
d. Cairan parenteral
10
11
Vitamin C)
terapeutik.
B. SEROTINUS
1. Pengertian Serotinus
42 minggu dan masa kehamilan 249 hari dari kehamilan normal (May A.
11
12
waktu 294 hari atau 42 minggu. Kehamilan lewat dari 42 minggu ini
yaitu (tanggal +7, bulan -3, tahun +1) atau (tanggal +7, bulan +9, tahun
2. Etiologi
a. Pengaruh Progesteron
12
13
pengaruh progesterone.
b. Teori Oksitosin
pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor penyebab
kehamilan postterm.
13
14
d. Saraf Uterus
ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat
e. Herediter
2008).
bulan adalah :
14
15
mengelupas.
(kehijauan) di kulit.
4. Patofisiologi
15
16
5. Komplikasi
serotinus yaitu :
Komplikasi yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan partus lama, inersia
Komplikasi yang terjadi pada bayi seperti berat badan janin bertambah besar,
tetap atau berkurang, serta dapat terjadi kematian janin dalam kandungan.
a) gawat janin.
c) kematian janin.
a) kelainan kongenital.
16
17
a. Anamnesa
yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas, dan
belum teratur atau belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah.
b. Inspeksi
dari vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih
17
18
keluar cairan dari ostium uteri dan trekumpul pada forniks anterior.
d. Pemeriksaan dalam
dalam kavum uteri. Pada kasus ketuban pecah dini trtelihat jumlah cairan
cukup banyak macam dan caranya, namun pada umumnya KPD sudah
18
19
a. Pada ibu meliputi : partus lama dan infeksi, atonia uteri, infeksi nifas
b. Pada bayi atau janin meliputi : asfiksia, prematuritas dan Intra Uteri
19
20
waktu 6 jam sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan. (Manuaba,
2010)
20
21
dkk, 2011)
1. Pengertian
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina atau sectio caesaria adalah suatu histerektomia untuk janin dari
2008).
berikut:
Kelebihan :
21
22
Kekurangan :
Spontan.
Kelebihan :
4) Perdarahan kurang
22
23
Kekurangan :
berikut :
2. Panggul sempit
Panggul dengan CV=8 dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin yang
23
24
normal, dan harus dilakukan dengan cara sectio caesarea, CV=8-10 cm dapat
4. Rupture uteri
5. Partus lama
a. Letak lintang
3) Multipara letak lintang dapat lebih dulu dengan cara yang lain
b. Letak bokong
24
25
janin besar, presentasi dahi dan muka bila reposisi dan cara lain tidak
2. Gawat Janin
a) Janin mati atau berada dalam keadaan kritis, kemungkinan janin hidup
kecil. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk melakukan sectio caesarea.
b) Janin lahir, ibu mengalami infeksi yang luas dan fasilitas untuk sectio
memadai.
3. Adaptasi / perubahan
timbul dan pengaruh anestesi seperti sumbatan pada jalan nafas diikuti
25
26
terganggu.
seperti nyeri. Rasa nyeri timbul setelah operasi karena terjadi tarikan,
stimulus ujung syaraf oleh karena bahan kimia yang dilepas pada saat
daya tahan tubuh menurun dan dapat menimbulkan infeksi pada luka
post op.
26
27
post partum ±2 jari di bawah pusat dan uterus tidak teraba setelah 10-
lochea. Pada hari pertama dan kedua cairan berwarna merah disebut
edema, indo servik menjadi lembut, terlihat memar dan terkoyak yang
27
28
6. Payudara
payudara menjadi penuh dan tegang, keras, tetapi setelah proses laktasi
dimulai payudara terasa lebih nyaman, jadi itu perlu adanya sistem
rooming in.
7. Sistem kardiovaskuler
suhu badan meningkat dalam 24 jam pertama. Pada 6-8 jam pertama
8. Sistem endokrin
plasenta menurun sampai 10% dari nilai ketika hamil dalam waktu 3
28
29
cepat pada kehamilan. Pada ibu yang tidak laktasi prolaktin akan turun
minggu.
9. Sistem integumen
tonus otot saluran pencernaan akan lebih lama berada dalam saluran
4. Komplikasi
29
30
yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir, peningkatan resiko infeksi. Semua
ibu hamil dengan ketuban pecah dini prematur sebaiknya dievaluasi untuk
kemungkinan terjadinya korion dan amnion), selain itu kejadian prolaps atau
yaitu:
sudah ada gejala-gejala infeksi intra parfum atau ada faktor-faktor yang
30
31
2. Perdarahan
Rata-rata darah hilang akibat sectio caesaria dua kali lebih banyak dari
pada yang hilang dengan kelahiran melalui vagina. Kira-kira 800 -1000 ml
3. Emboli pulmonal
4. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
gram. Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara, secara normal
melalui vagina atau melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu
31
32
dipotong maka tidak ada lagi asupan makanan dari ibu selain itu kondisi
bayi baru lahir masih rentan terhadap penyakit. Karena itulah bayi
Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi lahir yang berat lahirnya
saat kelahiran kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2449 gram.
Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Unuk
keperluan bidan di desa berat lahir masih dapat diterima apabila dilakukan
2. Prognosis BBLR
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya
makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian), asfiksia / iskemia
orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal
32
33
3. Etiologi
kehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi
keduanya.
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37
minggu. Sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup diluar kandungan
infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat.( Depkes RI, 2009)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram).
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram
c. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir< 1000 gram
(Prawirohardjo, 2002)
a. Faktor ibu
33
34
1) Penyakit
2) Kebiasaan ibu
34
35
dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia <20 dan >35 tahun, selain
35
36
anak
5) Umur Kehamilan
36
37
7) Faktor janin
Sarwono, 2005 ).
yang optimum.
37
38
seksama.
9) Kelainan Kromosom
a. Asfiksia
38
39
resusitasi.
b. Gangguan napas
c. Hipotermi
hangat.
d. Hipoglikemi
lahir dan minum sangat sering ( setiap 2 jam ) pada minggu pertama.
39
40
lebih sedikit tapisering. BBLR dengan kehamilan > 35 minggu dan berat
8. Infeksi
awal dan lebih lama dari pada bayi yang cukup beratnya.
segera sesudah lahir (dalam 6 jam pertama) untuk semua bayi baru lahir
dapat mencegah kejadian perdarahan ini. Injeksi ini dilakukan dipaha kiri.
a. Gangguan perkembangan
40
41
b. Gangguan pertumbuhan
d. Gangguan pendengaran
kulit yang sangat sedikit, karena beratnya kurang dari 2500 gram.
dengan sempurna
minora
belum turun
41
42
g. Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
a. Prematuritas murni
lengan
terlihat
42
43
15. Dismature
Post term:
43
44
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah
antara lain:
a. Hipotermia
b. Hipoglikemia
d. Hiperbilirubinemia
f. Infeksi
g. Perdarahan intravaskuler
h. Apnea of prematurity
i. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada BBLR antara lain:
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
c. Gangguan penglihatan
d. Gangguan pendengaran
44
45
pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesis
1) Umur ibu
5) Aktivitas
b. Pemeriksaan fisik
antara lain:
45
46
3) Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk
c. Pemeriksaan penunjang
nafas.
gram.
a. Medikamentosa
Pemberian Vitamin K1 :
46
47
b. Diatetik
1) Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit
demi sedikit
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa
lambung atau pipet.Dengan memegang kepala dan menahan dagu, bayi dapat
dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan
dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada putting. ASI merupakan
pilihan utama :
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai
47
48
E. IMPLANT
1. Pengertian
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk
yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada
berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon
2004:179).
berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit
(BKKBN, 2003).
panjang, dosis rendah dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).
dengan cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit pada bagian tangan yang
satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet
2010:116).
48
49
bahwa implant adalah salah satu alat kontrasepsi yang dipasang pada lengan
atas yang dimasukkan kebawah kulit bersifat hormonal dan bersifat jangka
panjang.
Implanon
2) Nyaman
b. Jenis KB Implant
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
49
50
2) Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-
tahun.
tahun.
yaitu :
50
51
dipakai.
2 macam :
ukuran, yaitu :
hormonnya/ hari.
hormonal/hari.
b) Narethindrone Pellets
norechindrone (NET).
51
52
bulan.
(7) Lebih dari 50% akseptor pellets mengalami pola haid regular.
problin utama.
52
53
verband saja.
c. Cara Kerja
berikut:
penetrasi sperma.
53
54
d. Efektifitas Implant
1) Efektivitas tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per
pelepasan hormonnya.
e. Keuntungan implant
54
55
f. Kerugian Implant
termasuk AIDS.
pencabutan.
55
56
daur haid:
penggunaan).
a) Nyeri kepala.
c) Nyeri payudara.
d) Perasaan mual.
e) Pusing/pening kepala.
h) Hirsutismus.
56
57
g. Indikasi Implant
1). Wanita yang sedang dalam masa menyusui (setelah enam minggu
masa nifas).
4). Wanita yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat
estrogen.
sawar.
6). Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah,
estrogen.
57
58
strelisasi).
antara lain:
3). Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara atau riwayat
kanker payudara.
1). Amenorea
Penanganan :
58
59
a) Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak memerlukan
b) Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implant dan
timbulnya perdarahan.
Penanganan :
tahun pertama. Bila tidak ada masalah dan Klien tidak hamil, tidak
diperlukan tindakan apa pun. Bila klien tetap saja mengeluh masalah
pil kombinasi satu siklus atau ibu profen 3x800 mg selama 5 hari.
59
60
hari.
3). Ekspulsi
Penanganan :
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih
ditempat dan apakah terdapat tanda – tanda infeksi daerah insersi. Bila
tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi
cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan
Penanganan :
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau
membaik, cabut implant dan pasang yang baru pada sisi lengan yang
lain atau cari metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses,
60
61
Penanganan :
badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat
berikut:
1). Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius terhadap sistem
61
62
buruk pada bayi yang sedang dikandung maupun pada bayi yang
masih menyusu.
urine adalah sama pada bayi yang disusui akseptor implant dan yang
disusui akseptor metode barier ataupun ibu – ibu yang sama sekali
sebagai berikut:
1). Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke – 7. Tidak
2). Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
62
63
3). Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja
insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak
5). Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan
63
64
saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu
selam 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
1) Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam
pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi.
pembengkakan atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu
dikhawatirkan.
5) Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan
64
65
peradangan atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari segera
kembali ke klinik.
1). Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung
hingga 5 tahun bagi norplant dan 3 tahun bagian implant implanon dan
efektivitas implant.
4). Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit
sendirinya.
dicabut setelah 3 tahun dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
65
66
pemasangan awal.
7). Bila norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk implanon sebelum 3
kehamilan ektopik.
8). Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat
9). Implant tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk
n. Prosedur Pemasangan
1). Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap
suami isteri.
a) Sabun antiseptik
b) Kasa steril
66
67
c) Cara aseptik
g) Trokar no. 10
r) Teknik Pemasangan
sabun antiseptik.
antiseptik / betadin.
yang berlubang.
siku.
67
68
seperti kipas.
pelan keluar.
p) Nasehat pada aseptor agar luka jangan basah, selama lebih kurang
menganggu.
68
69
2011:203)
2). Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan
ektopik
69
70
6). Sakit kepala migran, sakit kepala yang berulang yang berat atau
70
71
Pemeriksaan Penunjang
1. Bila HPHT dicatat dengan baik, diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar.
2. Bila wanita tidak tahu atau lupa haid terakhirnya, maka hanyalah dengan
pemeriksaan antenatal care yang teratur dapat diikuti dengan naik nya fundus uteri,
3. Pemeriksaan berat badan ibu, apakah berkurang? Dan juga lingkar perut dan jumlah
air ketuban.
5. Ultrasonografi untuk menentukan ukuran bipariental, gerakan janin dan jumlah air
ketuban.
6. Pemeriksaan sitology air ketuban : air ketuban diambil dengan amnion sintesis baik
insufisiensi plasenta.
9. Uji oksitoxin : dengan infuse tetes oksitoxin dan diawasi reaksi terhadap kontraksi
uterus.
12. Pemeriksaan sitology vagina. (Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid I).
71
72
J. Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin
sebaik-baiknya.
Bishop skore adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan responsnya
terhadap suatu induksi persalinan, karena telah diketahui bahwa serviks bishop skore
rendah artinya serviks belum matang dan memberikan angka kegagalan yang lebih
tinggi dibanding serviks yang matang. Lima kondisi yang dinilai dari serviks adalah :
a) Pembukaan (Dilatation) yaitu ukuran diameter leher rahim yang terenggang. Ini
melengkapi pendataran, dan biasanya merupakan indikator yang paling penting dari
c) Penurunan kepala janin (Station) yaitu mengambarkan posisi janin kepala dalam
hubungannya dengan jarak dari iskiadika punggung, yang dapat teraba jauh di dalam
biasanya lebih keras dan tahan terhadap peregangan, seperti sebuah balon sebelumnya
belum meningkat. Lebih jauh lagi, pada wanita muda serviks lebih tangguh dari pada
72
73
e) Posisi ostinum uteri (Position) yaitu posisi leher rahim perempuan bervariasi antara
posterior lokasi relatif menggambarkan batas atas dan bawah dari vagina. Posisi
anterior lebih baik sejajar dengan rahim, dan karena itu memungkinkan peningkatan
kelahiran spontan.
Skore 0 1 2 3
Station -3 -2 -1 +1+2
73
74
Kenneth J. Laveno
Skore 0 1 2 3
Station -3 -2 -1 +1+2
1) Pemantauan janin dengan prafil biofisik, Nonstress test (NST), Contraction Stess
Test (CST).
74
75
3) Volume ketuban normal, NST non reaktif, CST positif yaitu dilakukan SC.
4) Volume ketuban normal, NST non reaktif dan CST negatif yaitu dilakukan
8) Persalinan per vaginam yaitu Ibu miring ke kiri, berikan oksigen, monitor DJJ,
induksi persalinan dengan tetes Pitosin (jika tidak ada kontraindikasi dan belum ada
atau di naikkan dengan interval < 30 menit, amniotomi pada fase aktif, infus
intraamniotik dengan 300 - 500 mL NaCl hangat selama 30 menit yaitu untuk
mengatasi.
10) Dilakukan Sectio Caesaria, jika gawat janin (deselerasi lambat, pewarnaan
mekoneum), gerakan janin abnormal (< 5 kali / 20 menit), contraction stress test
(CST), berat Badan > 4000 gr, malposisi, malpresentasi, partus > 18 jam, bayi belum
11) Dilakukan vakum ekstraksi, syarat vakum, menurut Manuaba (2003 : 159) yaitu :
a) Pembukaan minimal 5.
75
76
sebagai berikut :
1) Pemantauan yang baik terhadap ibu (aktivitas uterus) dan kesejahteraan janin.
4) Persiapan oksigen dan bedah sesar bila sewaktu-waktu terjadi kegawatan janin.
dilanjutkan resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin dengan cairan ketuban
bercampur mekoneum.
9) Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi janin serotinus
sehingga setiap persalinan kehamilan serotinus harus dilakukan pengamatan ketat dan
76